You are on page 1of 41

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. H PADA Ny. S


DENGAN HIPERTENSI DI DESA KARANGREJO
KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN
KARANGANYAR







DI SUSUN OLEH :

TOFIK AMIN NUGROHO
NIM. P. 10131



PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013

i

STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. H PADA Ny. S
DENGAN HIPERTENSI DI DESA KARANGREJO
KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN
KARANGANYAR

Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan






DI SUSUN OLEH :

TOFIK AMIN NUGROHO
NIM. P. 10131


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013


ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Tofik Amin Nugroho
NIM : P.10131
Program Studi : PRODI DIII KEPERAWATAN
Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. H
PADA Ny. S DENGAN HIPERTENSI DI DESA
KARANGREJO KECAMATAN KALIJAMBE
KABUPATEN KARANGANYAR

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakaan, maka saya bersedia menerima sanksi atau perbuatan tersebut
sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, 11 Juni 2013
Yang membuat pernyataan



TOFIK AMIN NUGROHO
NIM.P.10131



iii

LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini Diajukan :
Nama : Tofik Amin Nugroho
NIM : P.10131
Progam Studi : PRODI DIII KEPERAWATAN
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. H PADA
Ny.S DENGANHIPERTENSI DI DESA KARANGREJO
KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN
KARANGANYAR

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi
DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Ditetapkan : Surakarta
Hari/Tanggal : Senin, 3 Juni2013

Pembimbing : Nurma Rahmawati, S.Kep., Ns (...)
NIK : 201186076








iv





v

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. H
PADA Ny, S DENGAN HIPERTENSI DI DESA KARANGREJO
KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN KARANGANYAR.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat :
1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
Di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Nurma Rahmawati, S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan saran dan kritik yang bermanfaat bagi penulis selama ujian
berlangsung dan demi sempurnanya penulisan karya tulis ini.
4. Siti Mardiyah, S.Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan masukan, inspirasi, perasaan nyaman
dalam membimbing serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

vi

5. Joko Kismanto, S.Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan masukan, inspirasi, perasaan nyaman
dalam membimbing serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta, yang telah memberikan bimbingan baik berupa materi, wawasan
serta ilmu yang bermanfaat dengan begitu sabar.
7. Pihak Puskesmas Gondangrejo Surakarta beserta staf keperawatan, telah
memberikan ijin dan kesempatan bagi penulis untuk pengambilan data guna
penyelesaian karya tulis ini.
8. Ayah dan Ibu, yang selalu menjadi sumber inspirasi dan memberikan
dukungan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
9. Saudara serta keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan
semangat dalam setiap proses yang dilalui oleh penulis.
10. Teman-teman mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta, dan berbagai pihak yang tidak dapat deisebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan.Amin.
Surakarta, 11 Juni 2013

Penulis




vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR . ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ................................................................. 5
C. Manfaat Penulisan ............................................................... 5
BAB II LAPORAN KASUS
A. Data Umum Keluarga
B. Pengkajian ........................................................................... 8
C. Diagnosa Keperawatan ... 10
D. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga ............................ 11
E. Implementasi Keperawatan ................................................. 12
F. Evaluasi Keperawatan ......................................................... 13
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan ......................................................................... 14

viii

B. Simpulan ............................................................................. 28
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup






ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Genogram Tn. H ...............8












































x

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data
Lampiran 3 Log Book Kegiatan Harian
Lampiran 4 Lembar Pendelegasian Pasien
Lampiran 5 Asuhan Keperawatan




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sehat adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,
intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan
tersebut berjalan selaras dengan keadaan orang lain. Menurut WHO (1947),
yang dikatakan sehat adalah suatu keadaan yang lengkap, meliputi :
Kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas dari
penyakit atau kelemahan. Dalam konsep sehat WHO tersebut diharapkan
adanya keseimbangan yang serasi dalam interaksi antara manusia dan
makhluk hidup lain dengan lingkungannya. Sebagai konsekuensi dari konsep
WHO tersebut, maka yang dikatakan manusia sehat adalah: tidak sakit, tidak
cacat, tidak lemah, bahagia secara rohani, sejahtera secara sosial, dan fit
secara jasmani. Hal tersebut di atas sangat ideal dan sulit dicapai karena salah
satu faktor penentunya adalah faktor lingkungan yang sulit untuk
dikendalikan.Sakit adalah suatu keadaan yang memperlihatkan adanya
keluhan dan gejala sakit secara subjektif dan objektif, sehingga penderita
tersebut memerlukan pengobatan untuk mengembalikan dirinya ke keadaan
sehat (Iqbal, 2009).
Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan dimana
tekanan systole mengalami kenaikan yang melebihi batas normal (tekanan
systole diatas 140 mmHg, diastole 90 mmHg).Berdasarkan tinggi rendahnya
2


diastolic maka dapat beberapa gradasi tekanan darah tinggi, meliputi
:hipertensi berat apabila diastole lebih besar dari 130 mmHg, hipertensi
sedang apabila tekanan diastole 105 sampai 129 mmHg, hipertensi ringan
apabila tekanan diastole 90 sampai 104 mmHg, dan hipertensi borderline bila
tekanan darah yang normal dan tak terdapat kelainan organ-organ, dan
hipertensi maligna adalah tekanan diastole lebih dari 120 mmHg, hipertensi
sistolik apabila tekanan darah systole melebihi 10 mmHg, nilai normal WHO
120/80 sampai 140/90. disertai dengan kelainan organ-organ meliputi : pupil
eodema, gagal ginjal, enchotalopasi (Murwani, 2011).
Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit-penyakit
kardiovaskular yang merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Penyakit hipertensi dan penyakit kardiovaskular masih cukup tinggi dan
bahkan cenderung meningkat seiring dengan gaya hidup yang jauh dari
perilaku hidup bersih dan sehat serta mahalnya biaya pengobatan hipertensi.
Saat ini banyak penderita hipertensi tidak patuh melaksanakan diet yang
diberikan karena kurangnya pengetahuan penderita tentang diet hipertensi.Di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep tahun
2009 sampai 2010, sebagian besar klien yang memiliki penyakit hipertensi
akibat kurang patuh terhadap diet yang diberikan sehingga penyakit hipertensi
sering kambuh (Rosyid, 2011).
Penyakit hipertensi mendapat perhatian karena di negara maju
penyakit tersebut telah menjadi keprihatinan tersendiri. Berdasarkan data
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperlihatkan yang menderita hipertensi
3


mencapai 50 persen sedangkan yang diketahui dan mendapatkan pengobatan
hanya 25 persen dan 12,5 persen yang terobati dengan baik. Prevalensi
hipertensi di Indonesia tercatat mencapai 31,7 persen dari populasi pada usia
18 tahun keatas dan dari jumlah tersebut 60 persen penderita hipertensi akan
menderita stroke, sementara sisanya akan mengalami gangguan jantung,
gagal ginjal dan kebutaan. Data dari lebih lanjut diketahui bahwa lebih 50
persen masyarakat yang mengalami hipertensi di Puskesmas Kecamatan
Pasongsongan Kabupaten Sumenep tidak mengetahui tentang diet rendah
garam tersebut dan tidak bisa menjelaskan diet yang tepat untuk mengatasi
hipertensi seperti mengkonsumsi ikan asin serta makanan yang mengandung
kadar garam tinggi, sedangkan penderita yang mengalami kekambuhan 30
persen akibat tidak patuh dengan diet hipertensi (Rosyid, 2011), sedangkan
data yang penulis dapatkan di Puskesmas Gondangrejo Kabupaten
Karanganyar dari bulan Desember 2012 sampai April 2013 didapatkan
jumlah data penduduk total 73.992 jiwa, dengan penderita hipertensi
mencapai 752 jiwa. Dengan presentase 1,0 persen penduduk Gondangrejo
terkena hipertensi (Puskesmas Gondangrejo, 2013).
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama
atau seorang laki-laki atau perempuan yang sudah sendirian dengan atau
tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah
rumah tangga (Suprajitno, 2004). Sesuai dengan fungsi pemeliharaan
kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu
4


dipahami dan dilakukan. Kemudian membagi lima tugas keluarga dalam
bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu : mengenal masalah kesehatan
setiap anggotanya dengan perubahan sekecil apapun yang dialami anggota
keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab
keluarga, maka dapat mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang
tepat bagi keluarga (Setiadi, 2008).
Tugas tersebut merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera dikurangi
atau bahkan teratasi.Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga
memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau
kepelayanan kesehatan untuk pertolongan tindakan lanjutan agar masalah
yang lebih parah tidak terjadi.Mempertahankan suasana dirumah yang
menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
dengan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan
pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada (Setiadi, 2008).
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan
studi kasus asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi di Desa
Karangrejo Kecamatan Kalijambe Kabupaten Karanganyar



5


B. Tujuan Penulisan
Terdiri dari 2 (dua) hal yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum:
Melaporkan asuhan keperawatan keluarga pada Ny. S dengan
Hipertensi pada keluarga Tn. H di Desa Karangrejo Kecamatan
Kalijambe Kabupaten Karanganyar.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. S dengan Hipertensi
pada keluarga Tn. H
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. S
dengan Hipertensi pada keluarga Tn. H
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. S
dengan Hipertensi pada keluarga Tn. H
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. S dengan
Hipertensi pada keluarga Tn. H
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. S dengan Hipertensi
pada keluarga Tn. H

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian membuat pengalaman belajar dalam meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan berkaitan dengan pasien Hipertensi.

6


2. Bagi Institusi
a. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pemberian
pelayanan kesehatan khususnya berkaitan dengan pasien Hipertensi.
b. Bagi pendidikan
Sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan kualitas
pendidikan keperawatan, khususnya pada klien dengan Hipertensi
sehingga menambah pengetahuan bagi para pembaca.




BAB II
LAPORAN KASUS

Pada bab ini dibahas tentang hasil dari pelaksanaan asuhan keperawatan
keluarga Tn. H pada Ny. S dengan Hipertensi.Pengkajian dilakukan pada tanggal
26 April 2013 sampai tanggal 28 April 2013.

A. Data Umum Keluarga
Pengkajian dengan metode alloanamnesa dan autoanamnesa
didapatkan data umum nama kepala keluarga yaitu Tn.H, umur 76 tahun,
pekerjaan petani, pendidikan SD, dengan alamat Karangrejo RT 15 Rw 2
Kecamatan Kalijambe. Komposisi keluarga yaitu Ny. S sebagai istri dan
bekerja sebagai petani, Sdr. A anak laki-laki dari Tn. H dan bekerja di swasta
dengan tipe keluarga usia lanjut. Rata-rata penghasilan Ny. S antara Rp
500.000 sampai Rp 800.000 Ny. S bekerja sebagai petani bercocok tanam di
sawah miliknya sendiri dan itu sudah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga sehari-hari. Keluarga Ny. S tidak mempunyai tabungan untuk
keperluan mendadak. Genogram pada keluarga Tn. H dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:





8








Gambar 2.1
Genogram pada keluarga Tn. H


Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Garis Perkawinan
: Tinggal Serumah
: Meninggal
: Klien

B. Pengkajian
Hasilpengkajian dan tahap perkembangan keluarga Tn. H dan Ny. S
adalah tahap perkembangan usia lanjut. Tahap perkembangan pada usia lanjut
antara lain : yang pertama, penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara
merubah cara hidup yaitu Tn. H tidak termasuk Pegawai Negeri Sipil (PNS)
tetapi bekerja sebagai petani dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya tidak ada
perubahan. Tn. H dan Ny. S masih mampu menafkahi keluarganya dengan
bekerja sebagai petani. Tahap perkembangan yang kedua adalah menerima
kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian yaitu Tn. H dan Ny.
S belum siap menerima kematian pada salah satu pasangannya, maupun teman
Sdr. A
55 tahun
Ny. S
75 tahun
Tn. H
76 th
9


dekatnya dan belum mampu mempersiapkan kematian karena masih ingin
hidup di dunia ini. Ketiga, mempertahankan keakraban pasangan dan saling
merawat yaitu dalam keluarga Tn. H dan Ny. S terjalin hubungan yang
harmonis, apabila ada keluarga yang sakit selalu saling merawat. Keempat,
melakukan life review masa lalu yaitu dalam kehidupan keluarga Tn. H
sebelumnya mempunyai kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan keluarga,
tetapi dalam kehidupan sekarang keluarga Tn. H sudah berkecukupan karena
anak nomor dua, tiga dan yang terakhir sudah bekerja dan membantu
kebutuhan keluarga. Sebelum menderita penyakit hipertensi Tn. H
mengatakan Ny. S sering mengkonsumsi makanan yang tinggi garam, tetapi
setelah menderita hipertensi Ny. S sudah berusaha mengurangi makanan yang
tinggi garam.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu,
penyesuaian terhadap masa pensiun dimana Tn. H sudah berumur 76 tahun
seharusnya sudah tidak bekerja, karena Tn. H bekerja sebagai petani dan
sebagai kepala keluarga sehingga Tn. H belum bisa untuk berhenti pensiun
dari pekerjaannya. Riwayat keluarga inti Tn. H dan Ny. S menikah sudah 43
tahun yang lalu dan dikaruniai 4 orang anak.Tn. H tidak mengeluh sakit dan
Sdr. A juga tidak mengeluh sakit apapun, sedangkan Ny. S mengeluh nyeri
kepala P (provocate) Ny. S Tekanan darah meningkat.Q (quality) nyeri seperti
dipukul, R (region) nyeri dibagian kepala, S (Scale) skala 6, T (time) pada saat
beraktivitas.Ny. S mempunyai riwayat penyakit hipertensi sudah 2 tahun yang
lalu. Ny. S tampak meringis kesakitan saat nyeri timbul.
10


Riwayat keluarga sebelumnya Ny. S mempunyai penyakit keturunan
dari orang tua yaitu hipertensi tetapi Ny. S tidak mempunyai penyakit
menular, sedangkan Tn. H tidak mempunyai penyakit keturunan dan tidak
mempunyai penyakit menular. Fungsi keluarga yang bermasalah pada
keluarga Tn. H adalah dalam mengenal masalah dimana keluarga Tn. H
mengatakan belum mengetahui pengertian, penyebab, dan tanda gejala dari
penyakit hipertensi.
Hasil dari pengkajian pemeriksaan fisik pada Ny. S didapatkan data
untuk tanda- tanda vital didapatkan tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 96
kali per menit, pernafasan 16 kali per menit, berat badan 42 kilogram dan
tinggi badan 160 sentimeter. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan masalah.
Keluhan yang dirasakan Ny. S adalah kepala pusing, nyeri saat beraktivitas,
nyeri seperti dipukul, nyeri di bagian kepala, dan skala nyeri 6.

C. Diagnosa Keperawatan
Hasil pengkajian secara wawancara dan observasi, penulis menemukan
masalah yang dikeluhkan pasien dan menjadi prioritas diagnosa keperawatan
yaitu nyeri akut pada Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
Tn .H dalam mengenal masalah tentang penyakit hipertensi. Data subyektif
Ny. S mengatakan nyeri kepala P (provocate) tekanan darah 160/100 mmHg,
Q (quality) Nyeri seperti dipukul, R (region) nyeri dibagian kepala, S (Scale)
skala 6, T (time) pada saat beraktivitas, Ny. S tidak tahu tentang pengertian,
penyebab, dan tanda gejala hipertensi. Data obyektif Ny. S tampak meringis
kesakitan saat nyeri timbul.Diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut
11


berhubungan dengan ketidakmampuan Tn. H dalam mengenal tentang
hipertensi. Skoring prioritas masalah asuhan keperawatan keluarga pada
keluarga Tn. H dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.1 Skoring Prioritas Masalah Asuhan Keperawatan Keluarga pada Keluarga Tn. H.

Kriteria Skor Bobot
Sifat masalah:
1. Aktual

2. Kemungkinan masalah
dapat diubah sebagian

3/3 x 1

x 2

1

1
3. Kemungkinan masalah
dapat dicegah menjadi
cukup
2/3 x 1 2/3
4. menanyakan masalah
dirasakan dan harus segera
ditangani
2/2 x 1 1
Total 3 2/3


D. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
Rencana asuhan keperawatan tanggal 26 April 2013 pukul 10.00 WIB
dengan tujuan umum setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 kali
kunjungan rumah diharapkan nyeri berkurang dari skala 6 menjadi skala 2,
dan tujuan khusus setelah dilakukan tindakan selama 2 kali kunjungan rumah
keluarga mampu menyebutkan pengertian hipertensi, penyebab hipertensi, dan
tanda gejala hipertensi.
Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan yaitu observasi
tanda-tanda vital dengan rasional untuk mengetahui status kesehatan pasien.
Kaji karakteristik nyeri dengan rasional untuk mengetahui karakteristik
nyeri.Ajarkan keluarga membuat obat tradisional untuk hipertensi dengan
rasional agar klien bisa mengambil manfaat dari obat-obatan
12


tradisional.Ajarkan teknik relaksasi, dengan rasional untuk mengurangi rasa
nyeri pada klien.Anjurkan minum obat captopril 5 miligram per 12 jam,
dengan rasional agar tekanan darah klien menurun. Berikan pendidikan
kesehatan tentang pengertian hipertensi, tanda gejala hipertensi dan penyebab
hipertensi dengan rasional untuk meningkatkan pengetahuan pada klien
tentang hipertensi.

E. Implementasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 26 April 2013
pukul 10.00 WIB mengobservasi tanda tanda vital, respon subyektif Ny. S
mengatakan bersedia diperiksa dan respon obyektif tekanan darah 160/100
mmHg, nadi 96 kali per menit. Pukul 10.20 WIB mengajarkan cara membuat
obat tradisional (seledri) di dapatkan respon subyektif Ny. S mengikuti apa
yang diajarkan, dan respon obyektif Ny. S tampak paham. Pukul 10.45 WIB
mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, didapatkan respon subyektif Ny. S
mengatakan mulai bisa teknik relaksasi nafas dan respon obyektif Ny. S dapat
melakukan nafas dalam dengan baik. Pukul 11.00 WIB menganjurkan minum
obat Captopril 25 miligram per 12 jam, didapatkan respon subyektif Ny. S
mengatakan mau diberi obat, dan respon obyektif Captopril 25 miligram
masuk lewat mulut. Pukul 11.30 WIB memberikan pendidikan kesehatan
tentang pengertian, penyebab, dan tanda gejala hipertensi dan didapatkan
respon subyektif Ny. S mengatakan mau memperhatikan dan mendengarkan,
dan respon obyektif Ny. S tampak paham.
13


Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 27 April 2013,
yaitu pukul 10.00 WIB mengobservasi vital sign, didapatkan respon subyektif
Ny. S mengatakan bersedia diperiksa, dan respon obyektif tekanan darah
130/80 mmHg, nadi 80 kali per menit. Pukul 10.45 WIB mengkaji
karakteristik nyeri, didapatkan respon subyektif Ny. S mengatakan nyeri
berkurang, dengan P (provocate) peningkatan tekanan darah, Q (quality) nyeri
seperti dipukul sudah hilang, R (region) nyeri dibagian kepala, S (Scale) skala
2, T (time) pada saat beraktivitas.Dan respon obyektif wajah tampak rileks.

F. Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada
tanggal 28 April 2013 pukul 11.00 WIB dengan menggunakan metode SOAP
didapatkan data subyektif Ny. S mengatakan nyeri sudah berkurang. P
(provocate) peningkatan tekanan darah sudah berkurang, Q (quality) nyeri
seperti dipukul sudah hilang, R (region) nyeri dibagian kepala sudah hilang, S
(Scale) : skala 2, T (time) pada saat beraktivitas. Keluarga Tn. H mengatakan
sudah mengetahui tentang pengertian, penyebab, dan tanda gejala penyakit
hipertensi.Dan data obyektif pasien tampak rileks, tekanan darah 130/90
mmHg, nadi 80 kali per menit. Berdasarkan, data subyektif dan data obyektif
di atas dapat dianalisis masalah sudah teratasi dan planning intervensi
kunjungan ke rumah Tn. H dihentikan.
14


BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

G. Pembahasan
Pada bab ini membahas tentang hasil dari pelaksanaan asuhan keperawatan
keluarga Tn. H pada Ny. S dengan Hipertensi.Pengkajian dilakukan pada
tanggal 26 April 2013 sampai tanggal 28 April 2013.

1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang
bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan fungsional klien pada
saat ini dan waktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola respons klien
saat ini dan waktu sebelumnya (Potter dan Perry, 2009).
Menurut Murwani (2011), penyakit darah tinggi atau hipertensi
adalah suatu keadaan dimana tekanan systole mengalami kenaikan yang
melebihi batas normal (tekanan systole diatas 140 mmHg, diastole 90
mmHg). Berdasarkan tinggi rendahnya diastolic maka dapat beberapa
gradasi tekanan darah tinggi, meliputi : hipertensi berat apabila diastole
lebih besar dari 130 mmHg, hipertensi sedang apabila tekanan diastole
105 sampai 129 mmHg, hipertensi ringan apabila tekanan diastole 90
sampai 104 mmHg, dan hipertensi borderline bila tekanan darah yang
normal dan tak terdapat kelainan organ-organ, dan hipertensi maligna
adalah tekanan diastole lebih dari 120 mmHg, hipertensi sistolik apabila
15


tekanan darah systole melebihi 10 mmHg. Nilai normal tekanan darah
menurut WHO 120/80 mmHg sampai 140/90 mmHg. Berdasarkan teori
tersebut dari hasil pengkajian yang penulis dapatkan pada Ny. S
didapatkan tekanan darah 160/100 mmHg dan termasuk hipertensi ringan.
Tanda gejala hipertensi yaitu, yang pertama nyeri kepala saat terjaga
terkadang disertai mual dan muntah akibat peningkatan tekanan
darah.Kedua yaitu, penglihatan kabur karena terjadi kerusakan pada retina
sebagai dampak dari hipertensi.Ketiga yaitu, ayunan langkah yang tidak
mantap karena terjadi kerusakan susunan saraf pusat. Keempat yaitu,
nokturia (sering berkemih di malam hari ) karena adanya peningkatan
tekanan darah ginjal dan filtrasi glomerulus. Kelima yaitu, edema dependen
dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler (Ardiansyah
2012).Berdasarkan teori di atas dilihat dari tanda gejala hipertensi sesuai
yang dirasakan Ny. S, dimana Ny. S mengeluh nyeri kepala saat terjaga,
terkadang disertai mual dan muntah.
Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku. Cara
yang paling baik untuk memahami pengalaman nyeri akan membantu
untuk menjelaskan tiga komponen fisiologis berikut yaitu, resepsi,
persepsi, dan reaksi. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui
serabut saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medulla spinalis dan
menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam
massa berwarna abu-abu di medulla spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat
berinteraksi dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri
16


sehingga tidak mencapai otak atau ditransmisi tanpa hambatan ke kortek
serebral.Sekali stimulus nyeri mencapai korteks serebral, maka otak
menginterpretasi kualitas nyeri dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi
kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri (Potter dan Perry, 2006).
Penyebab hipertensi di antaranya yaitu, yang pertama genetik
individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi beresiko
lebih tinggi untuk mendapatkan penyakit ini dibanding mereka yang tidak.
Kedua yaitu, jenis kelamin dan usia laki-laki berusia 35 sampai 50 tahun
dan wanita pasca menopause beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi.
Ketiga yaitu, diet konsumsi diet tinggi garam atau kandungan lemak secara
langsung berkaitan dengan berkembangnya penyakit hipertensi.Keempat
yaitu, berat badan atau obesitas 25 persen lebih berat di atas berat badan
ideal juga sering dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi. Kelima
yaitu, gaya hidup merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan
tekanan darah bila gaya hidup yang tidak sehat tersebut tetap diterapkan
(Ardiansyah, 2012).
Berdasarkan teori di atas sesuai pada Ny. S dimana Ny. S mengalami
hipertensi didukung oleh faktor genetik dimana orang tua dari Ny. S juga
mempunyai riwayat penyakit hipertensi. Dilihat dari umur Ny. S juga
sudah memasuki usia pasca menopause dimana umur Ny. S sudah berumur
75 tahun. Pada wanita karena jumlah ovum dan folikel yang sangat rendah,
maka kadar estrogen akan menurun setelah menopause 45-50 tahun
(Noorkasiani, 2009).
17


Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama
atau seorang laki-laki atau perempuan yang sudah sendirian dengan atau
tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah
rumah tangga (Suprajitno, 2004). Menurut teori Setiadi (2008), keluarga
lanjut usia mempunyai tugas perkembangan yaitu penyesuaian tahap masa
pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian pasangan,
kawan dan mempersiapkan kematian, mempertahankan keakraban
pasangan dan saling merawat, melakukan life review masa lalu.
Berdasarkan teori di atas dari hasil pengkajian didapatkan keluarga Tn. H
merupakan tahap perkembangan usia lanjut, hal tersebut dikarenakan umur
Tn. H sudah 76 tahun. Hal tersebut didukung oleh teori dari Setyonegoro
(1984),dikatakan usia lanjut apabila telah berumur lebih dari 65 tahun
Noorkasiani (2009). Selanjutnya terbagi ke dalam usia 70 sampai 75 tahun
(young old), 75 sampai 80 tahun (old), dan lebih dari 80 tahun (very old).
Hasilpengkajian tahap perkembangan keluarga Tn. H dan Ny. S
adalah tahap perkembangan usia lanjut. Usia lanjut adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi)
dan memperbaiki kerusakan yang diderita sehingga dapat disimpulkan
manusia secara perlahan mengalami kemunduran dan fungsi organ
(Nugroho, 2008).
18


Riwayat keluarga sebelumnya Ny. S mempunyai penyakit keturunan
dari orang tua yaitu hipertensi tetapi Ny. S tidak mempunyai penyakit
menular, sedangkan Tn. H tidak mempunyai penyakit keturunan dan tidak
mempunyai penyakit menular. Menurut Ardiansyah (2012), wanita
mempunyai prevalensi lebih tinggi terkena darah tinggi dari pada pria dan
beberapa faktor yang berkaitan dengan berkembangnya hipertensi
diantaranya yaitu genetik, individu yang mempunyai riwayat keluarga
dengan hipertensi berisiko lebih tinggi untuk mendapatkan penyakit
hipertensi dan mereka yang tidak. Berdasarkan teori tersebut di atas sesuai
bahwa Ny. S mempunyai penyakit keturunan (genetik) dari orang tua Ny. S
yaitu hipertensi.
Fungsi keluarga Ny. S dalam mengenal masalah mengatakan belum
mengetahui pengertian, penyebab, tanda dan gejala hipertensi. Menurut
Setiadi (2008), fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas
di bidang kesehatan yaitu mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila
menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya
perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya. Berdasarkan
lima fungsi keluarga yaitu, yang pertama ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah apabila keluarga tidak mengetahui tentang persepsi
terhadap keparahan penyakit, pengertian, tanda gejala, faktor penyebab,
persepsi keluarga terhadap masalah (Achjar, 2010).
19


Berdasarkan teori di atas dari hasil pengkajian didapatkan keluarga Tn. H
dalam mengenal masalah, keluarga Tn. H belum mengetahui pengertian,
penyebab, tanda dan gejala hipertensi.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah fase proses keperawatan. Pada fase
ini perawat menggunakan keterampilan berpikir kritis untuk
menginterpretasikan data pengkajian dan mengidentifikasi kekuatan serta
masalah klien (Kozier, 2011). Berdasarkan pengkajian diatas didapat
diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut Ny. S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn. H dalam mengenal masalah kesehatan
tentang penyakit hipertensi.
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapatkan pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan
(problem/P) yang berkenaan pada individu dalam keluarga yang sakit
berhubungan dengan etiologi (E) yang berasal dari pengkajian fungsi
perawatan keluarga.Diagnosa keluarga mengacu pada P-E-S dimana untuk
problem (P) dapat digunakan tipologi dari NANDA maupun Doengoes
sebagai masalah individu yang sakit dan etiologi (E) (Muhlisin, 2012).
Berdasarkan teori tersebut, dari hasil pengkajian pada keluarga Tn. H
didapatkan diagnosa keperawatan keluarga nyeri akut pada Ny. S
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. H dalam mengenal
masalah kesehatan tentang penyakit hipertensi. Berdasarkan diagnosa
keperawatan keluarga tersebut dapat dilihat problem (P) adalah nyeri akut
20


dan etiologi (E) ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
keluarga tentang penyakit hipertensi.
Langkah diagnosa keperawatan harus dilakukan secara efektif
dalam menghasilkan dan melengkapi rencana asuhan keperawatan. Yaitu
data fokus yang penulis dapatkan peningkatan tekanan darah adalah data
subyektif Ny. S mengatakan nyeri P (provocate), Q (quality) nyeri seperti
dipukul, R (region) nyeri dibagian kepala, S (Scale) : skala 6, T (time)
pada saat beraktivitas. Menurut Ardiansyah (2012), pada kasus hipertensi
gejala yang dialami pasien antara lain sakit kepala (rasa berat di tengkuk,
palpitasi, kelelahan, nausea, muntah-muntah, kegugupan, keringat
berlebih, tremor otot, nyeri, ekspansi, pandangan kabur atau ganda tinitus
(telinga mendenging) serta kesulitan tidur. Nyeri adalah suatu kondisi
yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus
tertentu (Potter dan Perry, 2006).
Diagnosa keperawatan yang penulis tegakkan yaitu nyeri akut pada
Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn .H dalam
mengenal masalah kesehatan tentang penyakit hipertensi.Berdasarkan
diagnosa keperawatan diatas penulis merumuskan etiologi tentang
ketidakmampuan keluarga Tn. H dalam mengenal masalah kesehatan
tentang penyakit hipertensi. Menurut Setiadi (2008), fungsi pemeliharaan
kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yaitu mengenal
masalah kesehatan setiap anggotanya perubahan sekecil apapun yang
dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan
21


tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan
perlu segera dicatat kapan terjadinya perubahan apa yang terjadi dan
seberapa besar perubahannya. Sedangkan pada kasus keluarga Tn. H
fungsi keluarga dalam mengenal masalah mengatakan belum mengetahui
pengertian, penyebab, tanda dan gejala hipertensi.

3. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
Menurut Kozier (2011), rencana keperawatan adalah fase proses
keperawatan dan sistematis dan mencakup pembuatan keputusan dan
penyelesaian masalah. Rencana asuhan keperawatan berisi tindakan yang
harus perawat lakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan klien dan
mewujudkan hasil yang diharapkan.
Rencana asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 26 April
2013 pukul 10.00 WIB dengan tujuan umum setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 kali kunjungan rumah diharapkan nyeri berkurang
dari skala 6 menjadi skala 2, dan tujuan khusus setelah dilakukan tindakan
selama 2 kali kunjungan rumah keluarga mampu menyebutkan pengertian
hipertensi, penyebab hipertensi, dan tanda gejala hipertensi.
Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan yaitu
observasi tanda-tanda vital dengan rasional untuk mengetahui status
kesehatan pasien yaitu didapatkan tanda- tanda vital didapatkan tekanan
darah 160/100 mmHg, nadi 96 kali per menit, pernafasan 16 kali per
menit. Menurut Murwani (2011), penyakit darah tinggi atau hipertensi
adalah suatu keadaan dimana tekanan systole mengalami kenaikan yang
22


melebihi batas normal (tekanan systole diatas 140 mmHg, diastole 90
mmHg). Sehingga dengan pasien yang mempunyai tekanan darah tinggi
memerlukan tindakan untuk selalu di periksa tekanan darahnya.
Kaji karakteristik nyeri, dengan rasional untuk mengetahui
karakteristik nyeri klien. Menurut Potter dan Perry (2006) nyeri
merupakan kejadian yang menekan atau stres dan dapat mengubah gaya
hidup dan kesejahteraan psikologi individu. Respon fisiologis terhadap
nyeri dapat menunjukkan keberadaan dan sifat nyeri.Indikator perilaku
efek nyeri meliputi ekspresi wajah meringis, menggeletukkan gigi,
mengernyitkan dahi, menutup mata atau mulut dengan rapat atau
membuka mata atau mulut dengan lebar serta menggigit bibir. Pada kasus
Ny. S tampak meringis kesakitan saat nyeri timbul.
Ajarkan keluarga membuat obat tradisional untuk hipertensi, dengan
rasional agar klien bisa mengambil manfaat dari obat-obatan tradisional
yaitu seledri. Menurut Utami (2008), seledri berkhasiat sebagai obat
hipertensi, sakit mata, masuk angin, mual dan rematik karena mengandung
hidrat arang, fosfor, zat besi vitamin A, B
1
dan C serta sponin, flavonoid,
polifenol dan zat apiin. Cara pembuatan yaitu 3 batang seledri masing-
masing sepanjang 20 cm cuci bersih seledri lalu tumbuk hingga bahan
halus, campurkan dengan 50 ml air kemudian peras.
Ajarkan teknik relaksasi, dengan rasional untuk mengurangi rasa
nyeri pada klien.Menurut Poter dan Perry (2006), latihan relaksasi
progresif meliputi kombinasi latihan pernafasan yang terkontrol dan
23


rangkaian seta relaksasi kelompok otot, klien mulai latihan bernafas
dengan perlahan dan menggunakan diafragma, sehingga memungkinkan
abdomen terangkat perlahan dan dadat mengembang penuh.Saat klien
melakukan pola pernafasan yang teratur.Kegiatan ini menciptakan sensasi
melepaskan ketidaknyamanan dan stres.Secara bertahap klien dapat
merealisasikan otot tanpa harus terlebih dahulu menegangkan otot-otot
tersebut.Saat klien mencapai relaksasi penuh maka persepsi nyeri
berkurang dan rasa cemas tehadap pengalaman nyeri menjadi minimal.
Anjurkan minum obat captopril 5 miligram per 12 jam, dengan
rasional agar tekanan darah klien menurun. Menurut Ardiansyah (2008)
terapi obat pada penderita hipertensi yaitu captopril 12,5 25 miligram
sebanyak dua sampai tiga kali sehari. Menurut Rudianto (2013), cara kerja
obat tersebut adalah menghambat pembentukan zat angiotensin II (zat
yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah).
Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian hipertensi, tanda
gejala hipertensi, dan penyebab hipertensi dengan rasional untuk
meningkatkan pengetahuan pada klien tentang hipertensi.Menurut Potter
dan Perry (2005), pendidikan kesehatan merupakan untuk mengetahui dan
mendapat informasi tentang diagnosis, prognosis, pengobatan dan risiko
yang dihadapinya.Materi pendididkan yang disiapkan harus mudah
dipahami.


24


4. Implementasi
Menurut Kozier (2011), implementasi adalah fase ketika perawat
mengimplementasikan intervensi keperawatan berdasarkan terminologi.
Nursing Intervention Classification (NIC) adalah pengaturan energy yang
digunakan untuk merawat atu mencegah keletihan dan mengoptimalkan
fungsi (Wilkinson, 2007).Implementasi terdiri atas melakukan dan
mendokumentasikan tindakan yang merupakan tindakan keperawatan
khusus yang diperlukan untuk melaksanakan intervensi (program
keperawatan).
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 26 April 2013
pukul 10.00 WIB mengobservasi tanda tanda vital, respon subyektif Ny. S
mengatakan bersedia diperiksa dan respon obyektif tekanan darah 160/100
mmHg, nadi 96 kali per menit. Pukul 10.20 WIB mengajarkan cara
membuat obat tradisional (seledri) didapatkan respon subyektif Ny. S
mengikui apa yang diajarkan, dan respon obyektif Ny. S tampak paham.
Pukul 10.45 WIB mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, didapatkan
respon subyektif Ny. S mengatakan mulai bisa teknik relaksasi nafas dan
Respon obyektif Ny. S dapat melakukan nafas dalam dengan baik. Pukul
11.00 WIB menganjurkan minum obat Captopril 25 miligram per 12 jam,
didapatkan respon subyektif Ny. S mengatakan mau diberi obat, dan
respon obyektif Captopril 25 miligram masuk lewat mulut. Pukul 11.30
WIB memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian, penyebab, dan
tanda gejala hipertensi dan didapatkan respon subyektif Ny. S mengatakan
25


mau memperhatikan dan mendengarkan, dan respon obyektif Ny. S
tampak paham.
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 27 April 2013,
yaitu pukul 10.00 WIB mengobservasi vital sign, didapatkan respon
subyektif Ny. S mengatakan bersedia diperiksa, dan respon obyektif
tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80 kali per menit. Pukul 10.45 WIB
mengkaji karakteristik nyeri, didapatkan respon subyektif Ny. S
mengatakan nyeri berkurang, dengan P (provocate) peningkatan tekanan
darah, Q (quality) nyeri seperti dipukul sudah hilang, R (region) nyeri
dibagian kepala, S (Scale) skala 2, T (time) pada saat beraktivitas, dan
respon obyektif wajah tampak rileks.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah menilai atau menghargai. Evaluasi adalah fase
kelima dan fase terakhir proses keperawatan. Melalui evaluasi perawat
menunjukkan tanggung jawab tanggung gugat terhadap tindakan mereka,
menunjukkan perhatian pada hasil tindakan keperawatan dan
menunjukkan keinginan untk tidak meneruskan tindakan yang tidak
efektif tetapi mengadopsi yang lebih efektif (Kozier, 2011).
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan
pada tanggal 28 April 2013 pukul 11.00 WIB dengan menggunakan
metode SOAP didapatkan data subyektif Ny. S mengatakan nyeri sudah
berkurang, dengan P (provocate) peningkatan tekanan darah sudah
berkurang, Q (quality) nyeri seperti dipukul sudah hilang, R (region)
26


nyeri dibagian kepala sudah hilang, S (Scale) : skala 2, T (time) pada saat
beraktivitas. Keluarga Tn. H mengatakan sudah mengetahui tentang
pengertian, penyebab, dan tanda gejala penyakit hipertensi.Dan data
obyektif pasien tampak rileks, tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 80 kali
per menit. Berdasarkan data subyektif dan obyektif di atas dapat
dianalisis masalah sudah teratasi dan planning intervensi kunjungan ke
rumah Tn. H dihentikan.

B. Simpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Pengkajian Ny. S mengeluh nyeri kepala P (provocate) Ny. S
pengkajian tekanan darah, Q (quality) Nyeri seperti dipukul, R (region)
nyeri dibagian kepala, S (Scale) : skala 6, T (time) pada saat
beraktivitas, Ny. S mempunyai riwayat penyakit hipertensi sudah 2
tahun yang lalu. Hasil dari pengkajian pemeriksaan fisik pada Ny. S
didapatkan data untuk tanda- tanda vital didapatkan tekanan darah
160/100 mmHg, nadi 96 kali per menit, pernafasan 16 kali per menit,
berat badan 42 kg dan Tinggi badan 160 cm. Keluhan kepala pusing,
nyeri saat beraktivitas, nyeri seperti dipukul, nyeri di bagian kepala,
skala nyeri 6.
b. Diagnosa keperawatan yaitu prioritas diagnosa keperawatan yaitu nyeri
akut pada Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn . H
dalam mengenal masalah kesehatan tentang penyakit hipertensi.
27


c. Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan yaitu
observasi tanda-tanda vital, kaji karakteristik nyeri, ajarkan keluarga
membuat obat tradisional untuk hipertensi, ajarkan teknik relaksasi,
anjurkan minum obat captopril 5 miligram per 12 jam, berikan
pendidikan kesehatan tentang pengertian hipertensi, penyebab
hipertensi dan tanda gejala hipertensi.
d. Implementasi dalam asuhan keperawatan keluarga pada Ny.S dengan
hipertensi telah disesuai dengan intervensi yang dibuat oleh penulis
yaitu mengobservasi tanda-tanda vital, mengkaji karakteristik nyeri,
mengajarkan keluarga membuat obat tradisional untuk hipertensi,
mengajarkan teknik relaksasi, menganjurkan minum obat captopril 5
miligram per 12 jam, memberikan pendidikan kesehatan tentang
pengertian hipertensi, penyebab hipertensi dan tanda gejala hipertensi
e. Evaluasi tindakan yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode
SOAP (Subyektif, Obyektif, Assesment, Planning). Evaluasi yang
dilakukan pada hari ketiga yaitu Ny. S mengatakan nyeri sudah
berkurang, dengan P (provocate) peningkatan tekanan darah sudah
berkurang, Q (quality) nyeri seperti dipukul sudah hilang, R (region)
nyeri dibagian kepala sudah hilang, S (Scale) : skala 2, T (time) pada
saat beraktivitas. Keluarga Tn. H mengatakan sudah mengetahui
tentang pengertian, penyebab, dan tanda gejala penyakit hipertensi.
dan Data obyektif pasien tampak rileks, tekanan darah 130/90 mmHg,
nadi 80 kali per menit. Sehingga dapat di analisis masalah sudah
teratasi dan planning intervensi kunjungan ke rumah Tn. H dihentikan.
28


2. Saran
a. Bagi Penulis
Penulis hanya melakukan asuhan keperawatan tentang nyeri
hipertensi, diharapkan penulis selanjutnya menulis tentang komplikasi
hipertensi.
b. Bagi Institusi
1). Bagi Puskesmas
Hasil studi kasus ini diharapkan puskesmas dapat memberikan
pelayanan kesehatan dan mempertahankan hubungan kerjasama
baik antara tim kesehatan maupun klien sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal
pada umumnya dan pasien hipertensi khususnya.
2). Bagi pendidikan
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat meningkatkan mutu
pelayanan pendidikan yang berkualitas dan profesional sehingga
dapat tercipta perawat profesional, terampil, inovatif dan bermutu
yang mampu memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh
berdasarkankodeetikkeperawatan.



DAFTAR PUSTAKA
Achjar, I. 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakart : Sagung

Ardiansyah. 2012. Medikal Bedah. Yogyakarta : Diva Press

Igbal, I, W. 2009.Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika

Kozier, A. 2010.Fundamental Keperawatan.Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Murwani, A. 2011.Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Yogyakarta : Gosyen
Publishing

Muhlisin, I. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakayta : Gosyen Publishing

Noorkasiani, I, 2009.Keperawatan Usia Lanjut. Jakarta : Salemba Medika

Nugroho, I. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC

Potter dan Perry, I. 2005. Fundamental Keperawatan.Jakarta : Buku Kedokteran
EGC

Potter dan Perry, I. 2006. Fundamental Keperawatan.Jakarta : Buku Kedokteran
EGC

Potter dan Perry, A. 2009. Fundamental Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika

Rosyid, F, N. 2011. Hubungan Kepatuhan Diet Rendah Garam dan Terjadinya
Kekambuhan pada Pasien Hipertensi di Wilayah Puskemas Pasongsongan
Kabupaten Sumenep Madura.http:// .hipertensi.co.id. Diakses Pada tanggal
3 Mei 2013

Rudianto, I. 2013. Menaklukan Hipertensi dan Diabetes.Yogyakarta :
Sakkhasuma

Setiadi, 2008.Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha
Ilmu

Suprajitno, I. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC

Utami. 2008. TanamanObat. Jakarta : Agromedi

Widagdo. 2013. Data Presentase Penyakit Hipertensi di Puskesmas Gondangrejo
Kabupaten Karanganyar. Diambil Pada Tanggal 26 April 2013




Wilkinson, I. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta : Duta Kurnia
Utama

You might also like