You are on page 1of 12

PENGUKURAN DI LABORATORIUM

REFRAKTOMETRI (INDEKS BIAS)


I. Tujuan Percobaan
1. Meningkatkan kemampuan melakukan prosedur kerja laboratorium yang
sederhana dengan baik dan efisien.
2. Meningkatkan kemampuan mengumpulkan data, melakukan pengamatan, dan
pengukuran, serta membuat perhitungan secara sistematis.
3. Untuk memahami cara kerja refraktometer dan pembacaan indeks bias
. Untuk menentukan indeks bias dari !at"!at cair yang diujikan
II. #asar Teori
$ebanyakan obyek yang dapat kita lihat, tampak karena obyek itu memantulkan
cahaya ke mata kita. Pada pantulan yang paling umum terjadi, cahaya memantul ke
semua arah, disebut pantulan baur. %ebuah buku di atas meja yang disinari oleh hanya
sebuah sumber titik cahaya dapat dilihat dari segenap penjuru ruangan. %upaya lebih
tegas misalkan suatu !at adalah udara dan yang di ba&ah air. Tempuhan cahaya
dilukiskan sebagai seberkas sinar akan terlihat jelas jika ada asap atau debu di udara, dan
jika air itu mengandung sedikit bahan celup fluoresen. %ebagian dari cahaya yang dating
akan dipantulkan oleh permukaan tersebut dan sebagian lagi akan terus ke dalam air atau
membias. 'rah sinar datang, sinar pantul dan sibar bias ini diperinci atas dasar besar
sudut yang dibentuknya dengan garis yang tegak lurus pada permukaan di titik datang.
Untuk keperluan ini cukuplah kita melukiskan satu sinar saja, sekalipun cahaya yang
terjadi dari satu sinar saja mustahil ada atau hanya merupakan abstraksi geometrikal saja.
%istematika dalam menganalisa secara kualitatif suatu senya&a organik meliputi
beberapa langkah pengerjaan, antara lain(
a. Melihat sifat fisisnya.
b. 'nalisis elementer.
c. )eaksi identifikasi gugus fungsional.
d. 'nalisis kromatografi.
1
Hukum Snellius adalah rumus matematika yang memerikan hubungan antara
sudut datang dan sudut bias pada cahaya atau gelombang lainnya yang melalui batas
antara dua medium isotropik berbeda, seperti udara dan gelas. *ama hukum ini diambil
dari matematika&an +elanda ,illebrord %nellius, yang merupakan salah satu
penemunya. -ukum ini juga dikenal sebagai Hukum Desc!"es atau Hukum
Pem#isn.
-ukum ini menyebutkan bah&a nisbah sinus sudut datang dan sudut bias adalah
konstan, yang tergantung pada medium. Perumusan lain yang eki.alen adalah nisbah
sudut datang dan sudut bias sama dengan nisbah kecepatan cahaya pada kedua medium,
yang sama dengan kebalikan nisbah indeks bias.

Perumusan matematis hukum %nellius adalah
atau
atau
/ambang 0
1
,0
2
merujuk pada sudut datang dan sudut bias, v
1
dan v
2
pada kecepatan
cahaya sinar datang dan sinar bias. /ambang n
1
merujuk pada indeks bias medium yang
dilalui sinar datang, sedangkan n
2
adalah indeks bias medium yang dilalui sinar bias.
2
-ukum %nellius dapat digunakan untuk menghitung sudut datang atau sudut bias, dan
dalaM eksperimen untuk menghitung indeks bias suatu bahan. Perbandingan sinus sudut
datang dengan sinus sudut bias disebut indeks bias senya&a tersebut.
*d 1 sinus sudut datang 2 sinus sudut bias 1 sin 3 2 sin p
'lat yang digunakan untuk memeriksa indeks bias suatu senya&a disebut
refraktometer . Misalkan seberkas cahaya monokhromatik yang bergerak dalam suatu
.akum 4ruang hampa5 membentuk sudut datang dengan garis normal pada permukaan !at
a, dan misalkan a, adalah sudut"bias dalam !at tersebut. Maka konstanta dalam hokum
snell disebut indeks bias !at a dan ditulis na. 3ndeks bias bergantung bukan hanya pada
macam !at tetapi juga pada panjang gelombang cahaya. +ila panjang gelombang tidak
disebutkan, biasanya indeks bias yang diambil ialah indeks bias cahaya kuning lampu
natrium yang panjang gelombang gelombangnya 678 nm.
III. 'lat dan +ahan
)efraktometer
9elas beaker
Pipet tetes
'lcohol
Tissue
':uades
/arutan 9lukosa ;,2 <
/arutan 9lukosa 6<
/arutan %ukrosa
=at ' 4aseton5
=at + 4>tanol5
I$. Prosedur $erja
Pengoperasian dari refraktometer Abbe, yaitu(
1. 'ir dari bak thermostat diuji bah&a sedang disirkulasi melalui prisma dan
temperature konstan 4 26?;5
;
@
2. Prisma yang iluminasi dan refraksi digantung bersama A sama sepanjang satu sisi
dan di klep pada sisi yang berla&anan. $lem dibuka dan prisma dipisahkan.
$edua permukaan prisma dibersihkan dengan hati A hati menggunakan tissue
yang telah dibasuh alcohol terlebih dahulu. +ila permukaan prisma sudah bersih
dan kering, kedua permukaan prisma diba&a bersama A sama dan klem ditutup.
3
Bakinkan bah&a permukaan prisma bebas dari debu atau pasir 4 yang dapat
menyebabkan kerusakan bila prisma diklem dengan rapat5
3. 1 A 2 tetes sampel diteteskan pada lubang isian dengan pipet tetes 4 yang
seharusnya sudah terang sepanjang persimpngan diantara dua prisma yang di
klem 5.
. Prisma yang terpasang sepanjang sumbu hori!ontal dapat diputar dengan knop
logam knurled 4diba&ah skala5 dengan tetap menjaga posisi dari cermin
teleskop.prisma diputar sampai batas anatar medan terang dan medan gelap
terlihat jelas pada teleskop 4 jika pengaturan konpensator Abbe tidak tepat maka
akan terlihat seberkas sinar ber&arna yang tersebar pada perbatasan medan gelap
dengan terang5.
6. @ermin diatur untuk dapat memantulkan sinar sepanjang sumbu teleskop. Posisi
terbaik dapat diperoleh dengan mencoba bila !at cair sudah diberikan , dan suatu
saat tidak perlu diadakan perubahan setelan itu untuk mendapatkan sumber
cahaya yang mantap.
C. Pada ujung ba&ah dari teleskop, terdapat knop logam knurled yang berfungsi
mengatur kompensator Abbe. Pengatur dianggap benar jika terlihat batas yang
tajam antar medan gelap dan medan terang.
D. Prisma diputar hingga batas gelap dan terang tepat berhimpitan dengan titik
potong dari garis silang 4lensa mata pada teleskop dapat diatur dengan
memutarnya untuk membuat garis silang berada pada focus yang tajam 5.
7. %etelah batas gelap dan terang tepat berhimpitan dengan titik potong dari garis
silang, indeks bias dari sampel tersebut dibaca dari skala 4diberi tanda n
#
5 suatu
saat pengaturan yang selanjutnya telah dibuat. /ensa mata dari pembacaan skala
teleskop dapat diatur untuk membuat skala menjadi focus yang tajam.
8. Untuk menyelesaikan pengukuran, permukaan prisma dibersihkan dan
dikeringkan kemudian prisma diklem menjadi satu. Penutup protetktif peralatan
dilepaskan.
1;. Prisma, teleskop dan cermin yang jelas dapat diputar sebagai unit tunggal
sepanjang sumbu hori!ontal. #engan cara ini memungkinkan untuk membuat
permukaan prisma yang jelas menjadi posisi horisontal. %ehingga sebagai
alternati.e sampai pada langkah tiga, setetes !at cair dapat ditransfer secara
langsung ke permukaan prisma. Prosedur ini diperlukan untuk pengukuran indeks
bias !at cair yang kental..
$. Hsil Pen%m"n
4
':uades %uhu 4
;
@5 3ndeks +ias 4n
#
5
3
33
333
3;
3;
3;
1,3322
1,3322
1,3323
9lukosa ;,2 <
%uhu 4
;
@5 3ndeks +ias 4n
#
5
3
33
333
3;
3;
3;
1,336D
1,336D
1,336D
9lukosa 6<
%uhu 4
;
@5 3ndeks +ias 4n
#
5
3
33
333
3;
3;
3;
1,3381
1,3382
1,3381
%ukrosa
%uhu 4
;
@5 3ndeks +ias 4n
#
5
3
33
333
3;
3;
3;
1,361
1,361
1,361
=at ' 4'seton5
%uhu 4
;
@5 3ndeks +ias 4n
#
5
3
33
333
3;
3;
3;
1,3671
1,3671
1,3671
=at + 4>tanol5
%uhu 4
;
@5 3ndeks +ias 4n
#
5
3
33
333
3;
3;
3;
1,3331
1,3331
1,333;
$I. Pe!&i"un%n
1. ':uades
r n n
D D
=

3ndeks +ias rata"rata untuk !at cair ':uades
3
3 2 1 D D D
D
n n n
Aquadest n
+ +
=

3
3323 , 1 3322 , 1 3322 , 1 + +
=

3322 , 1 =
D
n

D
n

D D
n n
2
5 4

D D
n n
5
1,3322 1,3322 ; ;
1,3322 1,3322 ; ;
1,3323 1,3322 1 E 1;
"
1 E 1;
"7
= 1 E 1;
"7
1
5 4
2

n
n n
r
D D

5 1 3 4 3
1; 1
7

1 ,;7 E 1;
"6

r n n
D D
=


6
1; ;7 , 332; , 1

=
Fadi n
#
':uades pada suhu 3;
;
@ adalah
6
1; ;7 , 332; , 1



< 1;; =

D
n
r
uan RalatKerag

< 1;;
3322 , 1
1; ;7 ,
6

1 ;,;;3 <
$ebenaran Praktikum 1 1;; < " ;,;;3<
1 88,88D<
2. 9lukosa ;,2 <
r n n
D D
=

3ndeks bias rata"rata 9lukosa ;,2 <
3
3 2 1 D D D
D
n n n
glukosa n
+ +
=

3
336D , 1 336D , 1 336D , 1 + +
=

336D , 1 =
D
n

D
n

D D
n n
2
5 4

D D
n n
1,336D 1,336D ; ;
1,336D 1,336D ; ;
1,336D 1,336D ; ;
; =
6
1
5 4
2

n
n n
r
D D

1 3
;

=
1 ;

r n n
D D
=


; 336D , 1 =
Fadi n
#
9lukosa ;,2 < pada suhu 3;
;
@ adalah 1,336D ? ;

< 1;; =

D
n
r
uan RalatKerag

< 1;;
336D , 1
;
=
1 ;<
$ebenaran Praktikum 1 1;; < " ;<
1 1;;<
3. 9lukosa 6 <
r n n
D D
=

3ndeks +ias rata"rata 9lukosa 6<
3
3 2 1 D D D
D
n n n
glukosa n
+ +
=

3
3381 , 1 3382 , 1 3381 , 1 + +
=

3381 , 1 =
D
n

D
n

D D
n n
2
5 4

D D
n n
1,3381 1,3381 ; ;
1,3382 1,3381 1E1;
"6
1E1;
"1;
1,3381 1,3381 ; ;
1;
1; 1

=
1
5 4
2

n
n n
r
D D

5 1 3 4 3
1; 1
1;

1 ,;7 E 1;
"C

r n n
D D
=


; 1; ;7 ,
1;
=

7
Fadi n
#
9lukosa 6< pada suhu 3;
;
@ adalah ,;7 E 1;
"1;
? ;

< 1;; =

D
n
r
uan RalatKerag

< 1;;
3381 , 1
1; ;7 ,
1;

1 ;<
$ebenaran Praktikum 1 1;; < " ;,;;;3<
1 88,88<
. %ukrosa
r n n
D D
=

3ndeks +ias rata"rata untuk %ukrosa
3
3 2 1 D D D
D
n n n
sukrosa n
+ +
=

3
362 , 1 362 , 1 362 , 1 + +
=

362 , 1 =
D
n

D
n

D D
n n
2
5 4

D D
n n
1,362 1,362 ; ;
1,362 1,362 ; ;
1,362 1,362 ; ;
; =
1
5 4
2

n
n n
r
D D

1 3
;

=
1 ;

r n n
D D
=


; 362 , 1 =
Fadi n
#
%ukrosa pada suhu 3;
;
@ adalah 1,362 ? ;

< 1;; =

D
n
r
uan RalatKerag

< 1;;
362 , 1
;
=
1 ;<
$ebenaran Praktikum 1 1;; < " ;<
1 1;;<
6. =at '4aseton5
8
r n n
D D
=

3ndeks +ias rata"rata untuk !at '
3
5 4
3 2 1 D D D
D
n n n
aseton zatA n
+ +
=

3
3671 , 1 3671 , 1 3671 , 1 + +
=

3671 , 1 =
D
n

D
n

D D
n n
2
5 4

D D
n n
1,3671 1,3671 ; ;
1,3671 1,3671 ; ;
1,3671 1,3671 ; ;
; =
1
5 4
2

n
n n
r
D D

1 3
;

=
1 ;

r n n
D D
=


; 3671 , 1 =
Fadi n
#
%ukrosa pada suhu 3;
;
@ adalah 1,3671 ? ;

< 1;; =

D
n
r
uan RalatKerag

< 1;;
3671 , 1
;
=
1 ;<
$ebenaran Praktikum 1 1;; < " ;<
1 1;;<
C. =at + 4etanol5
r n n
D D
=

3ndeks +ias rata"rata untuk !at '
3
3 2 1 D D D
D
n n n
zatB n
+ +
=

3
333; , 1 3331 , 1 3331 , 1 + +
=

3331 , 1 =
9
D
n

D
n

D D
n n
2
5 4

D D
n n
1,3331 1,3331 ; ;
1,3331 1,3331 ; ;
1,333; 1,3331 1 E 1;
"
1 E 1;
"7
7
1; 1

=
1
5 4
2

n
n n
r
D D

5 1 3 4 3
1; 1
7

1 ,;7 E 1;
"6

r n n
D D
=


7
1; ;7 , 3331 , 1

=
Fadi n
#
%ukrosa pada suhu 3;
;
@ adalah 1,3331 ? ,;7E1;
"7

< 1;; =

D
n
r
uan RalatKerag

< 1;;
3331 , 1
1; ;7 ,
7

1 ;,;;3<
$ebenaran Praktikum 1 1;; < " ;,;;3<
1 88,88D<
$II. Pem#&sn
Pada percobaan refraktometri ini, sebelum refraktometer digunakan, terlebih dahulu
alat refraktometer dikalibrasi dengan cara menentukan indeks bias dari !at cair a:uades.
-al ini dimaksudkan untuk mengetahui bah&a refraktometer dalam keadaan2 kondisi
terkalibrasi dan dicek terhadap standar 4air murni5. 3ndeks bias juga dipengaruhi oleh
suhu. %aat menguji indeks bias a:uades dalam mengkalibrasi refraktometer, perlu
diperhatikan kecocokan antara hasil indeks bias dari pengukuran dengan temperature
yang ditunjukkan.
10
#ari hasil pengukuran untuk kalibrasi refraktometer, indeks bias air yang ditunjukkan
adalah 1,3322
;
pada suhu 3;
;
@. -al ini menunjukkan bah&a refraktometer yang
digunakan dalam kondisi yang baik.
%elanjutnya dilakukan pengukuran untuk !at cair glukosa ;,2<. Melalui teleskop
dapat dilihat ketepatan batas daerah gelap dan terang pada titik potong garis silang
dengan focus yang tajam 4artinya tidak ada bayang"bayang di perbatasan daerah gelap
dan terang5. #an melalui teleskop juga dapat kita lihat di bagian ba&ah focus daerah
gelap dan terang terdapat skala pembacaan indeks bias cairan. Pada skala tersebut dapat
kami baca dan diukur nilai indeks bias dari !at cair yang diujikan.
#ari hasil 3 kali pengukuran berulang yang telah dilakukan pada suhu yang sama
43;
;
@5, diperoleh hasil untuk !at cair glukosa ;,2< nilai indeks bias rata"ratanya sebesar
1,336D?;
0
. %edangkan untuk indeks bias rata"rata dari glukosa 6< adalah 1,3368?;
;
dan untuk nilai indeks bias rata"rata dari sukrosa adalah 1,3362?;
;
.
Urutan kenaikan nilai indeks bias dari sampel"sampel yang diujikan, yaitu( 'ir G
etanolGsukrosaGglukosa ;,2<Gglukosa 6<Gaseton. /arutan sampel yang diujikan
ternyata memiliki nilai indeks bias yang lebih besar dibandingkan dengan nilai indeks
bias dari a:uades. -al ini disebabkan karena pada larutan sampel mengalami kenaikan
besar sudut kritis. $arena, semakin besar nilai indeks bias suatu !at cair, maka sudut
kritis yang terbentuk semakin besar. +esarnya sudut kritis yang ditimbulkan bisa
disebabkan karena banyaknya sinar yang dipantulkan cairan tersebut ketika berada
diantara kedua permukaan prisma.
Untuk cairan yang memiliki ketebalan cairan yang sama akan memiliki besar indeks
bias yang berbeda bila konsentrasi total !at padat terlarutnya 4derajat briE5 berbeda. Pada
cairan yang mempunyai konsentrasi !at terlarut kecil, akan mempunyai indeks bias yang
kecil, begitupula sebaliknya. %edangkan untuk cairan yang memiliki konsentrasi !at
terlarut besar, menandakan bah&a banyak partikel !at terlarut didalamnya sehingga
banyak menyerap cahaya dan intensitas cahaya yang mele&ati cairan tersebut berkurang.
Hleh karena itu sin i menjadi kecil, dan indeks bias menjadi kecil.
Penelusuran lebih lanjut menunjukkan bah&a dari rumus n
'
.sin i ( n
)
.sin ! dengan
nilai sin i I sin r, maka n
2
2n
1
J 1. -al ini menunjukkan bah&a cepat rambat gelombang
cahaya dalam menembus cairan di antara kedua prisma lebih kecil dibandingkan cepat
rambat gelombang cahaya di ruang hampa. #ari sinilah diperoleh bah&a besarnya indeks
bias ini dipengaruhi oleh sudut kritis, karena besarnya sin 0
c
1 n
2
2n
1
. $arena adanya
perbedaan cepat rambat berkas sinar yang mele&ati film tipis cairan berbeda, maka
11
intensitas cahaya yang terpantulkan juga berbeda dan mempengaruhi besar kecilnya
indeks bias yang dihasilkan saat pengukuran.
$III. Kesim*uln
'dapun kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan diatas, antara lain(
1. )efraktometer digunakan untuk menentukan besar indeks bias dari !at cair.
2. 3ndeks bias dari(
" 'ir murni pada suhu 3;
;
@ 1 1,332;
;
"9lukosa 6< 43;
;
@5 1 1,3381
;
" 9lukosa ;,2 < 43;
;
@5 1 1,336D
;
" sukrosa 43;
;
@5 1 1,3362
;
"=at ' 4aseton5 43;
;
@5 1 1,3671
;
" =at + 4etanol5 43;
;
@5 1 1,3331
;
3. %emakin banyak konsentrasi !at terlarut di dalam cairan, akan semakin banyak
cahaya yang diserap dan menyebabkan intensitas cahaya menjadi menurun.
. 3ndeks bias akan kecil, bila konsentrasi !at terlarutnya besar.
6. $ecepatan cahaya dalam medium cairan lebih kecil dibandingkan kecepatan
cahaya di ruang hampa, dibuktikan dengan besar nilai indeks bias cairan yang
lebih dari 1.
D+"! Pus"k
Buletin Penalaran Mahasiswa UGM Vol.! "o. Agustus #$$%! hl&.$'$%
Koster, +. 2;;;. Kisika %MU Filid 2+ untuk $elas 2. >rlangga( Fakarta
id.&ikipedia.org2&iki2-ukumL%neillus
$anginan, M. 1888. %eribu Pena Kisika %MU $elas 2. >rlangga( Fakarta
&&&.google.com2bias"prisma
&&&.google.com2refraktometer"abbe#
12

You might also like