Professional Documents
Culture Documents
D D
n n
2
5 4
D D
n n
5
1,3322 1,3322 ; ;
1,3322 1,3322 ; ;
1,3323 1,3322 1 E 1;
"
1 E 1;
"7
= 1 E 1;
"7
1
5 4
2
n
n n
r
D D
5 1 3 4 3
1; 1
7
1 ,;7 E 1;
"6
r n n
D D
=
6
1; ;7 , 332; , 1
=
Fadi n
#
':uades pada suhu 3;
;
@ adalah
6
1; ;7 , 332; , 1
< 1;; =
D
n
r
uan RalatKerag
< 1;;
3322 , 1
1; ;7 ,
6
1 ;,;;3 <
$ebenaran Praktikum 1 1;; < " ;,;;3<
1 88,88D<
2. 9lukosa ;,2 <
r n n
D D
=
3ndeks bias rata"rata 9lukosa ;,2 <
3
3 2 1 D D D
D
n n n
glukosa n
+ +
=
3
336D , 1 336D , 1 336D , 1 + +
=
336D , 1 =
D
n
D
n
D D
n n
2
5 4
D D
n n
1,336D 1,336D ; ;
1,336D 1,336D ; ;
1,336D 1,336D ; ;
; =
6
1
5 4
2
n
n n
r
D D
1 3
;
=
1 ;
r n n
D D
=
; 336D , 1 =
Fadi n
#
9lukosa ;,2 < pada suhu 3;
;
@ adalah 1,336D ? ;
< 1;; =
D
n
r
uan RalatKerag
< 1;;
336D , 1
;
=
1 ;<
$ebenaran Praktikum 1 1;; < " ;<
1 1;;<
3. 9lukosa 6 <
r n n
D D
=
3ndeks +ias rata"rata 9lukosa 6<
3
3 2 1 D D D
D
n n n
glukosa n
+ +
=
3
3381 , 1 3382 , 1 3381 , 1 + +
=
3381 , 1 =
D
n
D
n
D D
n n
2
5 4
D D
n n
1,3381 1,3381 ; ;
1,3382 1,3381 1E1;
"6
1E1;
"1;
1,3381 1,3381 ; ;
1;
1; 1
=
1
5 4
2
n
n n
r
D D
5 1 3 4 3
1; 1
1;
1 ,;7 E 1;
"C
r n n
D D
=
; 1; ;7 ,
1;
=
7
Fadi n
#
9lukosa 6< pada suhu 3;
;
@ adalah ,;7 E 1;
"1;
? ;
< 1;; =
D
n
r
uan RalatKerag
< 1;;
3381 , 1
1; ;7 ,
1;
1 ;<
$ebenaran Praktikum 1 1;; < " ;,;;;3<
1 88,88<
. %ukrosa
r n n
D D
=
3ndeks +ias rata"rata untuk %ukrosa
3
3 2 1 D D D
D
n n n
sukrosa n
+ +
=
3
362 , 1 362 , 1 362 , 1 + +
=
362 , 1 =
D
n
D
n
D D
n n
2
5 4
D D
n n
1,362 1,362 ; ;
1,362 1,362 ; ;
1,362 1,362 ; ;
; =
1
5 4
2
n
n n
r
D D
1 3
;
=
1 ;
r n n
D D
=
; 362 , 1 =
Fadi n
#
%ukrosa pada suhu 3;
;
@ adalah 1,362 ? ;
< 1;; =
D
n
r
uan RalatKerag
< 1;;
362 , 1
;
=
1 ;<
$ebenaran Praktikum 1 1;; < " ;<
1 1;;<
6. =at '4aseton5
8
r n n
D D
=
3ndeks +ias rata"rata untuk !at '
3
5 4
3 2 1 D D D
D
n n n
aseton zatA n
+ +
=
3
3671 , 1 3671 , 1 3671 , 1 + +
=
3671 , 1 =
D
n
D
n
D D
n n
2
5 4
D D
n n
1,3671 1,3671 ; ;
1,3671 1,3671 ; ;
1,3671 1,3671 ; ;
; =
1
5 4
2
n
n n
r
D D
1 3
;
=
1 ;
r n n
D D
=
; 3671 , 1 =
Fadi n
#
%ukrosa pada suhu 3;
;
@ adalah 1,3671 ? ;
< 1;; =
D
n
r
uan RalatKerag
< 1;;
3671 , 1
;
=
1 ;<
$ebenaran Praktikum 1 1;; < " ;<
1 1;;<
C. =at + 4etanol5
r n n
D D
=
3ndeks +ias rata"rata untuk !at '
3
3 2 1 D D D
D
n n n
zatB n
+ +
=
3
333; , 1 3331 , 1 3331 , 1 + +
=
3331 , 1 =
9
D
n
D
n
D D
n n
2
5 4
D D
n n
1,3331 1,3331 ; ;
1,3331 1,3331 ; ;
1,333; 1,3331 1 E 1;
"
1 E 1;
"7
7
1; 1
=
1
5 4
2
n
n n
r
D D
5 1 3 4 3
1; 1
7
1 ,;7 E 1;
"6
r n n
D D
=
7
1; ;7 , 3331 , 1
=
Fadi n
#
%ukrosa pada suhu 3;
;
@ adalah 1,3331 ? ,;7E1;
"7
< 1;; =
D
n
r
uan RalatKerag
< 1;;
3331 , 1
1; ;7 ,
7
1 ;,;;3<
$ebenaran Praktikum 1 1;; < " ;,;;3<
1 88,88D<
$II. Pem#&sn
Pada percobaan refraktometri ini, sebelum refraktometer digunakan, terlebih dahulu
alat refraktometer dikalibrasi dengan cara menentukan indeks bias dari !at cair a:uades.
-al ini dimaksudkan untuk mengetahui bah&a refraktometer dalam keadaan2 kondisi
terkalibrasi dan dicek terhadap standar 4air murni5. 3ndeks bias juga dipengaruhi oleh
suhu. %aat menguji indeks bias a:uades dalam mengkalibrasi refraktometer, perlu
diperhatikan kecocokan antara hasil indeks bias dari pengukuran dengan temperature
yang ditunjukkan.
10
#ari hasil pengukuran untuk kalibrasi refraktometer, indeks bias air yang ditunjukkan
adalah 1,3322
;
pada suhu 3;
;
@. -al ini menunjukkan bah&a refraktometer yang
digunakan dalam kondisi yang baik.
%elanjutnya dilakukan pengukuran untuk !at cair glukosa ;,2<. Melalui teleskop
dapat dilihat ketepatan batas daerah gelap dan terang pada titik potong garis silang
dengan focus yang tajam 4artinya tidak ada bayang"bayang di perbatasan daerah gelap
dan terang5. #an melalui teleskop juga dapat kita lihat di bagian ba&ah focus daerah
gelap dan terang terdapat skala pembacaan indeks bias cairan. Pada skala tersebut dapat
kami baca dan diukur nilai indeks bias dari !at cair yang diujikan.
#ari hasil 3 kali pengukuran berulang yang telah dilakukan pada suhu yang sama
43;
;
@5, diperoleh hasil untuk !at cair glukosa ;,2< nilai indeks bias rata"ratanya sebesar
1,336D?;
0
. %edangkan untuk indeks bias rata"rata dari glukosa 6< adalah 1,3368?;
;
dan untuk nilai indeks bias rata"rata dari sukrosa adalah 1,3362?;
;
.
Urutan kenaikan nilai indeks bias dari sampel"sampel yang diujikan, yaitu( 'ir G
etanolGsukrosaGglukosa ;,2<Gglukosa 6<Gaseton. /arutan sampel yang diujikan
ternyata memiliki nilai indeks bias yang lebih besar dibandingkan dengan nilai indeks
bias dari a:uades. -al ini disebabkan karena pada larutan sampel mengalami kenaikan
besar sudut kritis. $arena, semakin besar nilai indeks bias suatu !at cair, maka sudut
kritis yang terbentuk semakin besar. +esarnya sudut kritis yang ditimbulkan bisa
disebabkan karena banyaknya sinar yang dipantulkan cairan tersebut ketika berada
diantara kedua permukaan prisma.
Untuk cairan yang memiliki ketebalan cairan yang sama akan memiliki besar indeks
bias yang berbeda bila konsentrasi total !at padat terlarutnya 4derajat briE5 berbeda. Pada
cairan yang mempunyai konsentrasi !at terlarut kecil, akan mempunyai indeks bias yang
kecil, begitupula sebaliknya. %edangkan untuk cairan yang memiliki konsentrasi !at
terlarut besar, menandakan bah&a banyak partikel !at terlarut didalamnya sehingga
banyak menyerap cahaya dan intensitas cahaya yang mele&ati cairan tersebut berkurang.
Hleh karena itu sin i menjadi kecil, dan indeks bias menjadi kecil.
Penelusuran lebih lanjut menunjukkan bah&a dari rumus n
'
.sin i ( n
)
.sin ! dengan
nilai sin i I sin r, maka n
2
2n
1
J 1. -al ini menunjukkan bah&a cepat rambat gelombang
cahaya dalam menembus cairan di antara kedua prisma lebih kecil dibandingkan cepat
rambat gelombang cahaya di ruang hampa. #ari sinilah diperoleh bah&a besarnya indeks
bias ini dipengaruhi oleh sudut kritis, karena besarnya sin 0
c
1 n
2
2n
1
. $arena adanya
perbedaan cepat rambat berkas sinar yang mele&ati film tipis cairan berbeda, maka
11
intensitas cahaya yang terpantulkan juga berbeda dan mempengaruhi besar kecilnya
indeks bias yang dihasilkan saat pengukuran.
$III. Kesim*uln
'dapun kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan diatas, antara lain(
1. )efraktometer digunakan untuk menentukan besar indeks bias dari !at cair.
2. 3ndeks bias dari(
" 'ir murni pada suhu 3;
;
@ 1 1,332;
;
"9lukosa 6< 43;
;
@5 1 1,3381
;
" 9lukosa ;,2 < 43;
;
@5 1 1,336D
;
" sukrosa 43;
;
@5 1 1,3362
;
"=at ' 4aseton5 43;
;
@5 1 1,3671
;
" =at + 4etanol5 43;
;
@5 1 1,3331
;
3. %emakin banyak konsentrasi !at terlarut di dalam cairan, akan semakin banyak
cahaya yang diserap dan menyebabkan intensitas cahaya menjadi menurun.
. 3ndeks bias akan kecil, bila konsentrasi !at terlarutnya besar.
6. $ecepatan cahaya dalam medium cairan lebih kecil dibandingkan kecepatan
cahaya di ruang hampa, dibuktikan dengan besar nilai indeks bias cairan yang
lebih dari 1.
D+"! Pus"k
Buletin Penalaran Mahasiswa UGM Vol.! "o. Agustus #$$%! hl&.$'$%
Koster, +. 2;;;. Kisika %MU Filid 2+ untuk $elas 2. >rlangga( Fakarta
id.&ikipedia.org2&iki2-ukumL%neillus
$anginan, M. 1888. %eribu Pena Kisika %MU $elas 2. >rlangga( Fakarta
&&&.google.com2bias"prisma
&&&.google.com2refraktometer"abbe#
12