You are on page 1of 10

SEKILAS MONOGRAFI PEMUDA dari

UNFPA INDONESIA

Pemuda = 26% populasi Indonesia

Proyeksi: Pemuda = 70 juta pada tahun


2035

Angka keaksaraan pemuda lebih dari 98%

3.4 juta pencari kerja pemula pada Agustus


2012

60% laki-laki and 43% perempuan berusia


20-24 tinggal bersama orang tua

Dari semua perempuan berusia 20-24: 54%


di daerah pedesaan dan 32% di daerah
perkotaan adalah ibu

PBB DI INDONESIA
DALAM EDISI INI
Peran Pemuda dalam Pemilu 2014
Aceh+10: Wawancara dengan staf PBB
Pengusaha Muda

Twitter & Harga Pangan
Perburuhan Anak & Perlindungan Sosial
Laporan Statistik Pengungsi Terbaru
Sebulan Penuh Merayakan Kaum Muda di
Indonesia
Badan PBB dan rekan-rekan: Investasi pada
pemuda dan pahami kebutuhan mereka

Jakarta Bicara tentang pemuda di Indonesia,
bisa dipastikan istilah bonus demogra akan
muncul. Selama beberapa dekade ke depan,
para ahli sepakat bahwa 63 juta pemuda
Indonesia yang saat ini berusia 10-24 yang
jumlahnya lebih dari seperempat dari penduduk
Indonesia akan menjadi kelompok yang
krusial untuk memastikan pertumbuhan negara
yang sehat dan pembangunan berkelanjutan.

Mengingat pentingnya peran pemuda
Indonesia, maka Hari Kependudukan Dunia
PBB (WPD) ditandai bukan dengan satu acara
tetapi dengan suatu rangkaian acara yang
dijalankan selama sebulan penuh dengan
kegiatan-kegiatan yang difokuskan pada
Investasi pada Kaum Muda. Kampanye ini
dimulai di Jakarta bulan lalu dengan seminar
yang dihadiri oleh para perwakilan
pemerintahan dan masyarakat sipil dibuka
oleh Perwakilan PBB Douglas Broderick dan
perwakilan dari Kementerian Pemuda dan
Olahraga. Acara ini juga meluncurkan
Monogra Pemuda UNFPA (cerita bisa dilihat di
kiri).

Kami ingin sepenuhnya melibatkan kaum
muda dalam proses pembangunan, kata Pak
Fasli Jalal, Ketua Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), pada
konferensi pers peluncuran WPD di Hotel
Borobudur. Pak Fasli menekankan bahwa
masalah kesehatan yang dihadapi oleh pemuda
sangatlah penting, mengingat dampaknya
terhadap produktivitas bangsa dan transisi
pemuda ke dalam angkatan kerja.
(berlanjut ke halaman 2)
Follow #UNYouthEnvoy !
https://www.facebook.com/UN4Youth
A
g
u
s
t
u
s

2
0
1
4

1
Sebulan Penuh Merayakan Pemuda di Indonesia
(lanjutan dari halaman 1)
P
B
B

D
I

I
N
D
O
N
E
S
I
A



A
g
u
s
t
u
s

2
0
1
4






Dengan investasi yang tepat, kaum muda saat ini dapat
mencapai potensi penuh mereka sebagai individu,
pemimpin dan agen kemajuan, kata Jose Ferraris,
Perwakilan UNFPA di Indonesia. Dunia jelas
membutuhkan energi mereka, partisipasi mereka dan
keterampilan mereka, kata Ferraris, yang
menggarisbawahi bahwa proses transisi yang pemuda
lakukan terkadang sulit, ketika mereka berpindah dari
sekolah menuju bekerja, dan menuju pembentukan
keluarga mereka sendiri. Ada risiko dalam proses transisi
dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, termasuk
kehamilan dini dan yang tidak diinginkan, serta kekerasan
terhadap perempuan dan anak perempuan, ujar Ferraris.
Kaum muda harus diberi ruang untuk mengatasi
pentingnya permasalahan penting ini.

Bagaimana Pemerintah harus merespons?, tanya Sri
Moertiningsih Adioetomo (Ibu Tuning), dari Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Pasar tenaga kerja akan
menuntut lebih banyak dalam hal keterampilan TI
(Teknologi Informasi), katanya, dan pernikahan usia dini
masih terjadi. Kesimpulan saya adalah bahwa pemuda-
pemuda di Indonesia belum siap, dan Pemerintah perlu
mendukung transisi mereka.

Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro
berbicara tentang jebakan pendapatan menengah-ke
bawah" dan menggunakan bonus demogra untuk
membantu mendorong Indonesia menuju masa depan
yang lebih sejahtera. Menyebutkan contoh dari Korea
Selatan, salah satu negara termiskin di Asia pada tahun
1950, Wakil Menteri menekankan perlunya untuk
mengembangkan modal intelektual sebagai cara untuk
"beralih dari ekonomi berbasis komoditas ke ekonomi
berbasis proses.

Handry Satriago, Chief Executive O!cer General Electric
Indonesia, memperingatkan pemuda bahwa Anda harus
siap untuk dunia yang berjalan lebih cepat setiap hari. Di
antara faktor-faktor yang paling dibutuhkan untuk menjadi
kompetitif, ia memilih keterampilan komunikasi dan
kepemimpinan - untuk meyakinkan orang, menjual ide dan
mempertahankan inovasi.
Pembicara tambahan termasuk penyanyi idola
remaja, Vidi Aldiano, dalam foto di atas, Dr.
Sonny H.B. Harmadi dari Universitas
Indonesia dan Prof. Dr. Prijono Tjiptoharijanto,
ketua Ikatan Peminat dan Ahli Demogra
Indonesia (IPADI).
Diperkirakan 1500 pemuda Indonesia meramaikan
Balai Kartini, di Jakarta pada tanggal 9 Agustus untuk
merayakan Konser dan Festival Youthnesian yang
diadakan oleh UNFPA dan Ford Foundation.

Yout h Hangout s menampi l kan pembi cara-
pembicara muda dalam berbagai isu yang berbeda.
Dr. Nafsiah Mboi, Menteri Kesehatan, dan Dino Patti
Djalal, Wakil Menteri Luar Negeri turut hadir.

Stan dari organisasi-organisasi masyarakat sipil dan
badan-badan PBB di Indonesia turut meramaikan
suasana di Youth Fair. Pertunjukan oleh tiga penyanyi
muda berbakat Indonesia Vidi Aldiano, Maudy
Ayunda, dan Raisa menutup perayaan.
FESTIVAL YOUTHNESIAN
2
KAUM MUDA PBB DI YOUTHNESIAN
Memberi suara untuk masa depan mereka para pemuda Indonesia menyuarakan prioritas mereka di
Survei MY World 2015 yang dikumpulkan di Konser dan Festival Youthnesian di Balai Kartini, Jakarta
(9/8). Survei ini dilakukan oleh para staf dan relawan muda dari UNIC Jakarta, kantor RC PBB dan
UNICEF di Youth Fair. Lebih dari 28.000 suara telah terkumpul di Indonesia, dan proses ini akan
berlangsung hingga tahun 2015. Berdasarkan hasil survei di Indonesia, para pemilih muda sejauh ini
mengidentikasi pendidikan sebagai prioritas yang paling penting, pemerintah yang responsif dan
jujur sebagai pilihan kedua, dan layanan kesehatan yang lebih baik sebagai pilihan ketiga mereka.
LEBIH LANJUT DARI OCHA! Peluncuran sebuah platform data baru

OCHA meluncurkan platform data kemanusiaan baru di Open Knowledge Festival di Berlin pada bulan Juni.
Humanitarian Data Exchange (HDX) mengumpulkan data yang sudah ada sebelumnya dari lebih dari 20 sumber
(seperti Bank Dunia, UNHCR, WFP, dan lain-lain), menciptakan satu tempat untuk mencari data-data kemanusiaan.

Layanan ini juga menyediakan alat untuk analisis dan visualisasi data. HDX akan menggunakan sumber terbuka,
konten terbuka, dan data yang terbuka sesering mungkin untuk mengurangi biaya dan dalam rangka menjunjung
semangat transparansi.

http://hdx.rwlabs.org/launch/?2/slide-2
#HumanitarianHeroes
Ada kemanusiaan dalam diri kita semua.

Badan PBB untuk Koordinasi Urusan
Kemanusiaan (OCHA) telah meluncurkan
sebuah komunitas online: Messengers of
Humanity.

Komunitas ini terdiri dari para pendukung
global yang akan mengambil tindakan
terhadap krisis dan acara-acara besar dengan
berbagi konten inspiratif di jejaring sosial.

Kunjungi http://worldhumanitarianday.org
P
B
B

D
I

I
N
D
O
N
E
S
I
A


A
g
u
s
t
u
s

2
0
1
4
3
Jakarta Selama masa Pemilihan Umum
Presiden 2014, sekelompok pemuda Indonesia
secara rutin berkumpul di sebuah kafe di Jakarta
Selatan untuk menonton dan mendiskusikan
debat politik antara calon Presiden.


Acara tersebut diselenggarakan oleh Ayo Vote,
sebuah inisiatif untuk mendorong kaum muda
untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum.
Menurut situs web mereka, organisasi ini tidak
beraliasi dengan partai atau calon tertentu
tetapi bertujuan untuk menjadi sumber informasi
yang terbuka dan seimbang.

Karena sebagian besar media-media utama
sangat jelas keberpihakannya, pemuda Indonesia
beralih ke internet dan media sosial untuk
mencari informasi yang tidak bias mengenai
debat tersebut. Kaum muda merupakan
kelompok demogra yang sangat penting dalam
pemilihan umum baru-baru ini: Ada sekitar 55
juta pemilih muda berusia 18-30 di Indonesia,
kata Disna Harvens, 24 tahun, perwakilan dari
Ayo Vote. Para pemilih muda ini cenderung
swing voters atau undecided voters, yang
banyak diantaranya aktif di media sosial.
Menurut Facebook, lebih dari setengah 64 juta
pengguna di Indonesia berusia 16 sampai 24
tahun. Warga Jakarta juga mengirim tweet lebih
dari jumlah penduduk perkotaan di dunia,
dengan sekitar 87 persen tweet dikirim melalui
ponsel.

Media sosial adalah alat yang paling dapat
dijangkau dan murah untuk mempromosikan
sesuatu, terutama di Indonesia, kata Disna.
Meskipun begitu, media sosial belum dapat
menjangkau daerah-daerah yang melampaui
wilayah perkotaan dalam luasnya wilayah
kepulauan Indonesia. Media sosial hanya dapat
menjangkau audiens di kota-kota besar, Disna
meneruskan.

Hak untuk berpartisipasi merupakan salah satu
dari prinsip Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia, kata Michele Zaccheo, Direktur Pusat
Informasi PBB (UNIC) Jakarta. Dari perspektif
PBB, merupakan hal yang sangat penting bahwa
kaum muda memiliki akses ke peralatan yang
me mu n g k i n k a n me r e k a u n t u k t e t a p
mendapatkan informasi dan akses ke hak-hak
sipil mereka, tambahnya.

Ayo Vote bukan satu-satunya komunitas online
mendorong keterlibatan kaum muda dalam
pemilu. Transparency International Indonesia,
misalnya, meluncurkan beberapa kampanye
seperti si tus web di mana pemi l i h dapat
memeriksa kredensial para calon, mengadakan
youth camp tentang Pemilu, dan melakukan
survei kepada kaum muda pada persepsi mereka
tentang integritas. Menurut Disna, Ada Rock the
Vote versi Indonesia, yang diselenggarakan oleh
Center for Election and Political Party (CEPP).
Ada juga Celup Kelingking dan Jari Ungu.
Gerakan-gerakan ini berfungsi sebagai forum
untuk berbagi ide dan mencoba untuk mendidik,
mendorong, dan mel i batkan kaum muda
sebanyak mungkin.
Atas: Poster Ayo Vote tentang Nonton
Bareng perdebatan antara calon Wakil
Presiden
Para pemilih muda pertama kali dengan
jari mereka yang dicelupkan ke tinta
#Pemilu
Partisipasi Pemuda & Media Sosial di Pemilu 2014
P
B
B

D
I

I
N
D
O
N
E
S
I
A


A
g
u
s
t
u
s

2
0
1
4
4

Ceritakan sedikit tentang Anda dan
bagaimana Anda bisa berada di Aceh?

Saya dokter lulusan Universitas Airlangga,
Surabaya. Setelah lulus, saya menjalankan
pekerjaan wajib untuk Pemerintah Indonesia
selama tiga tahun sebagai kepala Puskesmas
(Pusat Kesehatan Masyarakat) di Pulau Madura.
Pada tahun 2001 terdapat konik etnis (Dayak
Sambas) yang mengakibatkan sebuah
perpindahan penduduk yang besar di sana.
Untuk pertama kalinya, saya terlibat dalam
pekerjaan kemanusiaan dengan sebuah LSM
internasional yang menyediakan layanan
kesehatan reproduksi (RH) bagi para Pengungsi
Internal (IDP) dari Madura. Saya telah bekerja di
bidang kemanusiaan selama lebih dari 10 tahun
sekarang: di Bank Dunia dan Badan Kesehatan
Dunia (WHO), sebelum bergabung dengan
UNFPA. Pada saat Aceh dilanda Tsunami, saya
bekerja dengan WHO, dan kemudian pada
tahun 2005 saya bergabung dengan UNFPA
sebagai penasihat untuk Kesehatan Reproduksi
(RH) untuk program Tsunami UNFPA.

Apa peran Anda di Aceh?
Memberikan materi dan bantuan teknis dalam
Kesehatan Reproduksi, komponen terbesar
dalam program darurat Tsunami UNFPA, serta
mengoordinasikan RH dengan berbagai
organisasi yang berada di Aceh maupun di
Jakarta. Kemudian saya ditugaskan untuk
memimpin tim, sampai proyek tersebut selesai
tahun 2006. UNFPA tidak memiliki Unit
Kemanusiaan sebelum peristiwa Tsunami Aceh,
tetapi kami belajar dari pengalaman tersebut
bahwa memiliki unit kemanusiaan itu penting.
Sejak saat itu, UNFPA secara khusus
memperkenalkan unit kemanusiaan untuk
kesiapsiagaan dan tanggap darurat selama
24/7.
(berlanjut ke halaman 7)
INDONESIA TANGGUH
ACEH +10

SUARA PBB DARI TSUNAMI
Dalam newsletter kami sebelumnya, kami memulai seri wawancara dengan staf PBB yang bekerja pada
bantuan, pemulihan dan rekonstruksi di Aceh setelah kehancuran akibat Tsunami.

Beberapa dari mereka masih bersama PBB di Indonesia. Beberapa bergabung dengan PBB setelah
Tsunami. Lainnya meninggalkan Indonesia, tetapi telah kembali. Semua mempunyai kisah untuk
diceritakan.
Rosilawati
Anggraini
National
Humanitarian
Programme
O!cer, Dana
Populasi PBB
(UNFPA)
Ceritakan sedikit tentang Anda dan
bagaimana Anda bisa berada di Aceh?

Suatu hari saya berada di Maroko saat sedang
sarapan, menonton berita dan kemudian saya
mendengar tentang tsunami ini. Saya sedang
menangani sebuah proyek di kantor pusat ILO
pada waktu itu dan saya diminta untuk melakukan
misi pertama yang mungkin dapat menjadi
kegiatan ILO di Aceh. Saya tiba di Aceh tujuh
minggu setelah tsunami dan saya ditempatkan
selama dua bulan di Banda Aceh untuk
melakukan koordinasi pengaturan program kami.
Mereka bertanya apakah saya bisa tinggal selama
satu tahun, tapi saya tidak bisa karena ada proyek
di kantor pusat. Saya kemudian bergabung
dengan ILO Jakarta sebagai Wakil Direktur, pada
bulan September 2007. Pada bulan Agustus
2010 saya menjabat sebagai Direktur.

Apa peran Anda di Aceh?

Saya adalah program o#cer senior yang
melakukan koordinasi pekerjaan ILO di Aceh dan
Nias selama dua bulan pertama. Kami memiliki
banyak orang yang tiba di sana untuk melakukan
penilaian dan kegiatan ad hoc. Saya mulai
bekerja sekitar seminggu setelah tiba dengan
melakukan layanan ketenagakerjaan. Kemudian
melalui program kami, tidak hanya untuk
menghubungkan masyarakat tetapi juga untuk
mata pencaharian - yang kami sebut sebagai
pembangunan ekonomi lokal - kami menyediakan
dukungan konsultasi dan pelatihan untuk
memulai usaha mereka sendiri, akses ke
pendanaan seperti halnya kredit mikro, pelatihan
ket er ampi l an sehi ngga mereka memi l i ki
keterampilan teknis untuk memproduksi atau
memberikan produk nilai yang lebih. (berlanjut
ke halaman selanjutnya)
Peter
Van Rooij
Director,
Organisasi
Perburuhan
Internasional
(ILO) di
Indonesia
P
B
B

I
N

I
N
D
O
N
E
S
I
A


A
g
u
s
t
u
s

2
0
1
4
5
Bagaimana Anda mendekati masyarakat?
Saya harus mengatakan bahwa hal ini unik untuk ILO. Sebagai organisasi tripartit - anggota kami bukan
hanya dari pemerintah tetapi juga dari buruh dan pengusaha. Jadi kami sudah biasa melakukan konsultasi
dan berdialog seperti yang kami lakukan juga di Aceh dan Nias. Sebagai contoh: pekerjaan infrastruktur
yang kami lakukan. Kami terlibat karena hal itu merupakan suatu kesempatan untuk lebih melibatkan tenaga
kerja lokal. Karena itu sejak awal kami kerap melakukan konsultasi secara erat dengan masyarakat lokal bukan
hanya agar mereka dapat menyediakan tenaga kerja sebanyak mungkin, sehingga lebih banyak uang yang
masuk ke komunitas itu, tetapi mereka juga memiliki kepemilikan.

Apa pengalaman paling menarik bagi Anda di sana?
Di sana sangat intens, kami bekerja tujuh hari dalam seminggu, dan itu tidak sehat. Kami memang tidak harus
bekerja selama tujuh hari seminggu untuk membantu masyarakat di Aceh tetapi kami semua merasa bersalah
untuk mengambil hari libur. Jadi, pada hari Minggu pun kami semua bekerja. Tapi kami bermain sepak bola di
sawah di luar wisma dan bola akan kemana-mana karena lapangannya tidak rata. Anak-anak sangat antusias,
bahkan lebih antusias ketika kami menyediakan minuman dan makanan. Mereka bermain dengan kaki
telanjang, dan mereka adalah pemain bola yang lebih baik dibandingkan dengan kami. Sungguh luar biasa:
kenangan yang indah, masyarakat yang mengagumkan. Di sisi lain juga sangat emosional ketika melihat
setengah dari kota tersebut hancur, melihat kantong-kantong mayat - namun mereka mencoba untuk
melanjutkan hidup mereka serta mencoba untuk melakukan yang terbaik dari semua itu. Saya ingat ketika
bertemu dengan kepala pengusaha, yang menunjukkan foto-foto kantornya yang hancur, foto Mercedes-nya
yang hancur, foto anaknya yang telah meninggal, dan beliau melanjutkan kisahnya seolah-olah rumah, mobil,
dan anaknya ada dalam kategori yang sama. Bukan di kategori yang sama, tetapi ia mungkin sudah
menceritakan kisah ini berulang kali sehingga sudah menjadi suatu rutinitas. Omong-omong, di Aceh kami
memiliki kuota perempuan sebesar 30 persen - dikatakan bahwa perempuan tidak dapat membuat batu
bata. Tapi proyek tersebut sangat sukses. Saya menyadari bahwa mungkin ini mengenai masyarakat yang
memiliki sesuatu untuk dilakukan dan tidak hanya sekedar duduk sepanjang hari dan hanya mengenang apa
yang terjadi sepanjang hari. Pekerjaan berhasil menggeser pola pikir.
P
B
B

D
I

I
N
D
O
N
E
S
I
A


A
g
u
s
t
u
s

2
0
1
4
Apa nilainya bagi Indonesia dari pengalaman PBB?
Pengembangan kapasitas. PBB memberikan kontribusi yang sangat penting dalam hal kuantitas, tetapi
juga dari segi kualitas. PBB memiliki sejumlah keunggulan komparatif secara teknis mengenai tema-tema
tertentu, tetapi juga mengenai bagaimana kami mendekati hal-hal: bersikap netral, dipandu oleh Negara-
Negara Anggota kami, sebagai badan penyelenggara, sebagai fasilitator. Jadi saya pikir kontribusi PBB
adalah kunci - tapi itu bukanlah program PBB, dan kami tidak boleh berpura-pura bahwa itu adalah
program PBB.

Bagaimana Anda menjelaskan keberhasilan dan tantangan upaya ILO pada waktu itu?
Tantangannya adalah pergantian staf; banyak organisasi yang mengirimkan orangnya selama seminggu
atau dua minggu. Banyak orang yang datang dan tidak tahu apa-apa mengenai topik ini dan Anda
mencoba untuk berbagi praktik terbaik dengannya. Sebelum mereka memahaminya, mereka sudah pergi
dan rekan-rekan yang baru berdatangan, dan kemudian Anda mulai dari awal lagi. Tapi secara keseluruhan
saya pikir ini adalah salah satu contoh yang lebih baik di dunia komitmen nasional dan internasional, yang
dipimpin oleh masyarakat lokal, pemersatu untuk menanggapi sebuah bencana besar dalam cara yang
sangat positif. Saya pikir itulah sebabnya mengapa Indonesia merasa cukup bangga dengan ini dan telah
mempromosikan pekerjaan ini ke negara-negara lain. Ada koordinasi yang sangat baik di bawah
kepemimpinan pemerintah bukannya membiarkan orang melakukan hal secara sendiri-sendiri. Ada
koordinasi yang efektif yang dilakukan oleh pemerintah di bawah Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi di
Indonesia (BRR). Ini adalah sebuah kisah nyata yang sukses bagi Indonesia oleh Indonesia. Sebagai badan-
badan PBB kami saling bekerja sama, di lapangan, dan saya pikir ini adalah yang terbaik dari dua dunia.
SUARA PBB DARI TSUNAMI: Peter Van Rooij (ILO)
Sangat Hebat: Kenangan
yang baik, orang-orang
yang luar biasa. Di sisi lain,
sangat emosional juga
untuk melihat setengah
kota hancur ... namun
orang-orang tetap berusaha
melanjutkan hidup dan
mencoba untuk membuat
yang terbaik dari itu.
- Peter Van Rooij
6
SUARA PBB DARI TSUNAMI: Rosilawati Anggraini (UNFPA)
Apa tantangan-tantangan profesional yang Anda hadapi?
Membangun kepercayaan dengan masyarakat Aceh itu tidak mudah, terutama setelah konik yang
terjadi di sana selama bertahun-tahun. Kami membangun kepercayaan secara perlahan. Kami
menyewa beberapa rumah untuk tempat tinggal dan bekerja. Perangkat komunikasi seperti ponsel
tidak dapat digunakan saat itu. UNFPA tidak secara langsung melaksanakan programnya, tetapi
melalui para mitra pelaksana, termasuk berbagai kantor provinsi dan kabupaten yang kewalahan
dengan bantuan tsunami. Pada akhirnya Indonesia menjadi sebuah contoh, dan berbagai pihak lain
ingin belajar dari pengalaman tsunami di Aceh. Sebelumnya, Indonesia tidak memiliki prosedur
standar dalam menangani bencana. Terlalu banyak organisasi kemanusiaan yang memberikan
dukungan dan bekerja dengan mitra lokal yang sama, oleh karena itu sangat sulit untuk memastikan
kualitas pelaksanaan program yang tepat waktu.

Apa yang paling menakjubkan tentang pengalaman Anda di sana?
Saya belum pernah ke Aceh sebelum peristiwa Tsunami tersebut. Saya ditempatkan empat atau lima
hari setelah bencana terjadi, ketika saya masih bisa melihat kehancuran dan jenazah di mana-mana.
Saya merasakan berbagai gempa susulan dan getaran. Saya juga merasakan gempa bumi terbesar
dalam hidup saya: yaitu gempa Nias pada tahun 2005 dengan kekuatan 8.6 skala richter. Untuk pertama
kalinya saya merasa sangat takut terhadap hidup saya ketika menanggapi sebuah bencana! Itu juga
merupakan pertama kalinya saya terlibat dengan sebuah proyek kemanusiaan besar dengan jumlah
pendanaan yang besar, serta staf yang begitu banyak. Keterlibatan saya selama dua tahun dengan
program darurat tsunami bukan hanya menjadi bagian dari pengembangan pribadi saya (seperti
menghadiri program kemanusiaan intensif selama dua tahun), hal tersebut membuat sebuah perubahan
besar bagi hidup saya. Setelah menyelesaikan program darurat tsunami tersebut, saya memutuskan
untuk meneruskan karir profesional saya sebagai seorang pekerja kemanusiaan, sampai pada hari ini.

Melihat kembali sekarang, bagaimana Anda menggambarkan keberhasilan dan tantangan
yang Anda alami?
UNFPA memulihkan fungsi sepuluh pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dan lima rumah sakit
untuk menyediakan layanan reproduksi kesehatan. Pada tahun 2005, untuk sensus, UNFPA mendukung
BPS Indonesia (Badan Pusat Statistik) dalam melaksanakan sebuah sensus penduduk untuk
mendapatkan data demogras yang akurat pasca-Tsunami Aceh. Sensus tersebut (dikenal dengan
SPAN) mencakup Aceh dan Nias. Sebelum Tsunami, dikarenakan konik yang ada, cakupan sensus
untuk Aceh paling banyak hanya 60 persen, namun SPAN mampu mendapatkan 100 persen cakupan di
provinsi Aceh, yang mana sangat berguna selama tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Peristiwa tsunami
tersebut juga merupakan panggilan bagi Indonesia dan juga UNFPA untuk lebih siap dalam
mengantisipasi bencana besar di masa depan mengingat kerentanan negara kita terhadap bencana.
Apakah nilai dari dukungan PBB dalam berbagai upaya bantuan dan rekonstruksi bagi
Indonesia?
Saya rasa segala upaya PBB berkontribusi banyak dalam membangun Aceh lebih baik. Sebelum
tsunami, Aceh dianggap sebagai sebuah daerah yang kurang beruntung, tertinggal dibandingkan
dengan provinsi lain di Indonesia. Tapi melalui berbagai program tsunami yang dilaksanakan oleh
berbagai badan PBB yang berbeda, provinsi Aceh mampu mengejar ketertinggalan. Contohnya, di
bawah program kesehatan reproduksi UNFPA, masyarakat Aceh mampu memiliki akses yang lebih
baik terhadap layanan RH yang berkualitas.
Hal tersebut
merupakan perubahan
besar bagi hidup saya
Saya memutuskan
untuk meneruskan karir
profesional saya
sebagai seorang
pekerja kemanusiaan,
sampai pada hari ini.
-Rosilawati Anggraini
P
B
B

D
I

I
N
D
O
N
E
S
I
A


A
g
u
s
t
u
s

2
0
1
4
7
Jakarta - Mengikuti perkembangan perubahan
harga di pasar pangan bukanlah hal yang mudah
bagi siapapun, tetapi dapatkah analisis media
sosial membantu?

Itulah pertanyaan yang diajukan pada Pulse Lab
Jakarta (PLJ), di mana para ilmuwan data menguji
hipotesis yang menyatakan bahwa aktivitas
Twitter dapat membantu memperkirakan harga
pangan setiap harinya dengan menggali mention
tiga harga komoditas utama: daging sapi, ayam,
dan bawang.

Proyek ini dilakukan bersama-sama dengan
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) dan Program Pangan Dunia (WFP).

Indonesia adalah tempat yang ideal untuk
menguji hipotesis ini, sebagai peringkat kelima
terbesar di dunia untuk jumlah pengguna Twitter.
Bentuk negara kepulauan yang luas juga menjadi
tantangan geogras untuk mengumpulkan data.

Analisis PLJ menunjukkan bahwa, memungkinkan untuk
memprediksi harga pangan tetapi dengan beberapa
peringatan penting. Tampaknya masyarakat bersifat
reaktif di media sosial terhadap peningkatan harga, tetapi
tidak terhadap penurunan atau stabilitas harga jangka
panjang.

PLJ menemukan bahwa masyarakat Indonesia men-
tweet mengenai harga pangan secara real time,
menciptakan data yang mungkin dapat digunakan untuk
menyediakan peringatan dini untuk lonjakan harga yang
tak terduga.

Dapatkah model tersebut diterapkan pada komoditas
l ai n? Apakah ada si nyal yang memadai untuk
menginvestigasi variasi daerah dalam harga?

Ini adalah beberapa bidang terkait penelitian lebih lanjut
yang sedang diamati oleh PLJ:

http://nowcasting.unglobalpulse.org/

Dapatkah data Twitter digunakan untuk memantau Perubahan Harga
Pangan?
Saat mengembangkan idenya lebih lanjut, Yoi dihadapi dengan beberapa tantangan manajerial.
Untungnya, saya memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pelatihan ILO dengan 19 pengusaha
muda lainnya di Yogyakarta, ujarnya. Saya belajar begitu banyak tentang memulai dan meningkatkan
bisnis saya. Saya juga belajar tentang perencanaan bisnis, perencanaan keuangan, pembelian, biaya,
kemasan, pemasaran, dan promosi, tambahnya.

Yoi juga mendapatkan dukungan pasca-pelatihan. Hasilnya, pendapatan bisnis saya meningkat dari Rp
18 juta menjadi Rp 40 juta per bulan! Pada akhir 2014, saya targetkan untuk mencapai Rp 60 juta. Yoi
juga telah meningkatkan tenaga kerjanya dari dua pegawai menjadi 15. Tujuannya untuk masa depan?
Saya ingin membuka usaha saya ke pengusaha lain yang ingin belajar bagaimana mengelola dan
meningkatkan bisnis, kata Yoi.
Pengusaha Muda Mengubah Sampah Menjadi Uang, dengan Style
Seorang pengusaha muda di Yogyakarta telah menemukan cara
yang menarik untuk mendaur ulang sampah kulit. Yoi Yohanantoko
memulai perusahaannya yang dinamakan Bucini Footwear, sepatu
yang terbuat dari kulit-kulit bekas.

Bucini Footwear: The Beauty of Leather menjadi salah satu yang
terpilih dari 100 aplikasi yang mendapatkan keuntungan dari
pengembangan uji coba kewirausahaan dengan menggunakan
modul Start Your Business (SYB) dari ILO.
Yogyakarta - Yoi menjelaskan bahwa ia pertama kali mendapat
ide bisnis ini dengan mengamati ayahnya, yang menjalankan
bisnis produksi tas kulit. Berasal dari keluarga yang berorientasi
bisnis, Yoi berpikir bahwa kulit-kulit yang terbuang selama
produksi di pabrik ayahnya akan lebih berharga dan lebih mudah
dipasarkan jika diubah menjadi produk yang mempunyai nilai
ekonomi, seperti sepatu.

INOVASI
P
B
B

D
I

I
N
D
O
N
E
S
I
A


A
g
u
s
t
u
s

2
0
1
4
8
Hari Perburuhan Anak Meningkatkan Kesadaran Perlindungan Sosial
Jakarta - Jumlah pengungsi, pencari suaka, dan
para pengungsi internal di dunia telah, untuk
pertama kalinya di era pasca-Perang Dunia II,
melebihi 50 juta orang.

Statistik yang mengejutkan ini dimuat dalam
sebuah laporan UN High Commission for
Refugees (UNHCR) dirilis sebagai bagian dari
peringatan Hari Pengungsi Dunia pada tanggal 20
Juni. Diperkirakan 51,2 juta orang mengungsi
secara terpaksa pada akhir 2013, sepenuhnya
enam juta lebih dari 45,2 juta yang dilaporkan
pada tahun 2012.

Peningkatan besar-besaran ini terutama didorong
oleh perang di Suriah, namun perpindahan baru
yang besar juga terlihat di Afrika - terutama di
Republik Afrika Tengah, dan menjelang akhir
tahun 2013 di Sudan Selatan.
Di Indonesia, sampai dengan akhir Juni 2014, ada
3.830 pengungsi yang diakui berasal dari 22
negara yang terdaftar di UNHCR, dengan jumlah
terbesar berasal dari Afghanistan, Myanmar, Sri
Lanka dan Somalia. Jumlah pencari suaka
terdaftar di Kantor tercatat sebesar 6.286 orang;
terutama dari Afghanistan, Iran, Irak dan Pakistan.
Museum Nasional di Jakarta, bersama-sama
dengan UNHCR, menyelenggarakan acara yang
dihadiri oleh lebih dari 200 pengungsi dan pencari
suaka yang menunjukkan berbagai pertunjukan
budaya dan pameran yang memamerkan karya
seni dan kerajinan tangan mereka.
Jumlah Pengungsi Dunia Sekarang Melebihi 50 juta
Laporan terbaru menunjukkan adanya enam juta pengungsi baru di seluruh dunia
Jakar t a- Al i h- al i h ber sekol ah, Tommy
Wa h y u d i , y a n g b e r u s i a 1 6 t a h u n
menggunakan waktunya untuk melakukan
dua pekerjaan: sebagai penyanyi di jalanan
Jakarta dan sebagai pekerja di sebuah pabrik
plastik. Dia adalah satu dari 3,2 juta anak di
antara usia 10 sampai 17 yang terlibat dalam
perburuhan anak di Indonesia.

Kehi dupan Tommy berubah keti ka i a
bergabung dengan Yayasan Sekar, sebuah
program sosial oleh Kementerian Sosial untuk
memberikan beasiswa pada anak-anak
j al anan, pel at i han ket erampi l an, dan
makanan. Melalui program selama satu bulan
dari Yayasan Sekar, Tommy mampu melewati
transi si yang sul i t untuk kembal i ke
p e n d i d i k a n , y a n g mu n g k i n a k a n
meningkatkan prospek pekerjaan jangka
panjang. Kisahnya adalah salah satu dari
banyak kisah yang memberikan inspirasi
untuk perayaan Hari Dunia Menentang
Pekerja Anak pada 23 Juni oleh Yayasan
Sek ar dan Or gani s as i Per bur uhan
I n t e r n a s i o n a l ( I L O) d e n g a n t e ma
"Pemberantasan Perburuhan Anak melalui
Perlindungan Sosial."

Menurut ILO, Indonesia telah membuat
kemajuan yang signikan dalam mencegah
perburuhan anak sejak berdirinya Komite
Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-Bentuk
Pekerjaan Terburuk untuk Anak di tahun
2001. Lebih dari 16.000 pekerja anak
diharapkan untuk berintegrasi kembali dalam
sistem pendidikan pada tahun 2014.
P
B
B

D
I

I
N
D
O
N
E
S
I
A


A
g
u
s
t
u
s

2
0
1
4
9
Kalender
PBB
Pendapat yang dinyatakan di publikasi ini tidak mencerminkan pandangan resmi atau kebijakan dari
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Informasi di sini dapat secara bebas diperbanyak. PBB DI INDONESIA
diterbitkan secara elektronik oleh Pusat Informasi PBB, Jakarta.$
e-mail: unic.jakarta@unic.org
APAKAH KAMU TAHU?
Dari semua kelompok usia, pemuda memiliki tingkat migrasi internal tertinggi di Indonesia dan arus utama dari
pedesaan ke perkotaan di mana pendidikan dan kesempatan kerja lebih besar. Pemuda dengan pendidikan tingkat
tinggi lebih cenderung untuk pindah ke kabupaten lain daripada mereka yang pendidikannya rendah. (UNFPA)
Agustus

19 Pertemuan Koordinasi Donor PBB - LSM
20 Dialog Publik (OCHA, Humanitarian Forum Indonesia, Scout)
20% Peluncuran Studi Terbaru Mengenai Pasar Tenaga Kerja (ILO, Asian %
% Development Bank, Jakarta)
20% Peluncuran Platform Minyak Palem Berkelanjutan oleh UNDP
20-21 Pertemuan Agenda Kesehatan Global
21% Pelatihan Media EU-ASEAN Berkelanjutan di Bogor

21-25 Pelatihan Media dan Partisipasi Pemuda Asia-Pasik
% Pelatihan ini bertujuan untuk membawa pemuda dari berbagai daerah untuk
% berbagi %pengalaman, mempromosikan budaya, % perdamaian, mengembangkan
% rencana, dan mencari peluang-peluang % yang diberikan media baru untuk
% meningkatkan partisipasi pemuda dan keterlibatan masyarakat %

24% Hari Kemanusiaan Sedunia, OCHA

26-28 % Forum Media Global di Bali - Forum ini akan mempertemukan wartawan dan
% praktisi media dari seluruh dunia dan bertujuan untuk menentukan peran media
% dalam agenda pembangunan yang akan melanjutkan upaya Tujuan %
% Pembangunan Milenium setelah tahun 2015.

28-30 United Nations Alliance of Civilizations di Bali - Dengan tema "Persatuan dalam
% Keberagaman: Merayakan Keanekaragaman untuk Nilai-Nilai Bersama", forum
% akan dihadiri oleh Sekretaris Jenderal PBB, Presiden Indonesia, kepala %
% UNESCO, FAO, dan IOM, serta pejabat lainnya.

September
5% Hari Amal Internasional
8 % Hari Aksara Internasional
15% Hari Demokrasi Internasional
16 Hari Internasional untuk Pelestarian Lapisan Ozon
20 President MUN
21 Hari Perdamaian Internasional
23% KTT Iklim di New York
27 Hari Pariwisata Sedunia

October
1-24 Kampanye UN4U
2% Hari Internasional Tanpa Kekerasan
13% Hari Pengurangan Bencana Internasional
16 Hari Pangan Sedunia
20 Bali Democracy Forum (TBC)
22 Peresmian Kabinet Terbaru Jokowi - JK
21-24 Kunjungan UNAIDS Coordinating Board di Jakarta dan Denpasar
24 Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa

P
B
B

D
I

I
N
D
O
N
E
S
I
A


A
g
u
s
t
u
s

2
0
1
4
10

You might also like