You are on page 1of 20

INFEKSI SALURAN KEMIH

ISK sering terjadi pada dibanding


(8:1)
Di AS 5 juta kasus/tahun
Prevalensi meningkat ~ bertambahnya
usia :
1 thn 1-2%
15-24 thn 2-3%
60 thn 15%
> 65 thn 20%
> 80 thn 25-50 %
PENDAHULUAN
Urethra pada wanita lebih pendek
dibanding laki-laki
urethra pada wanita berdekatan dengan
vagina dan rektum.
Kandung kemih wanita tidak bisa
dikosongkan secara sempurna.
Bakteri yang naik ke kandung kemih
saat coitus
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN
WANITA LEBIH SERING TERINFEKSI :
Bakeriuria
Bakteriuria simptomatis
Bakteriuria asimptomatis
Uretritis
Sistitis dipakai secara histologis,
sistoskopi, bakteriologis, klinis
Pielonefritis Klinis : demam,
menggigil, nyeri pinggang

DEFINISI
ISK
Tak terkomplikasi ; febris (-), struktur &
fungsi sal.kemih normal
Terkomplikasi : tanda pielonefritis atau
kelainan struktur & fungsi sal.kemih
Reinfeksi : ISK berulang disebabkan
strain bakteri berbeda dari infeksi
sebelumnya
Relaps : : ISK berulang disebabkan
strain bakteri sama dgn infeksi
sebelumnya
Infeksi persisten : keberadaan terus
menerus dr mikroorganisme yg sama

Sebagian besar penelitian dilaporkan bahwa
penyebab terjadinya ISK terbanyak adalah E.
Coli (80-90%)
Kuman-kuman lain penyebab ISK :
1. Bakteri gram negatif : Klebsiella, Proteus,
Enterobacter dan Pseudomonas.
2. Bakteri gram positif : Staphylococcus
saprophyticus, Group B Streptococcus dan
Enterococcus.
Pseudomonas aeroginosa infeksi sekunder k/
instrumentasi saluran kemih

ETIOLOGI
1. Senggama (coitus)
2. Pemasangan kateter 80% kasus
3. Kehamilan
4. Sistokel dan urethrokel
5. Kebiasaan menahan kemih
6. Faktor umur
7. Faktor penyakit sistemik (DM, Gout, Sickel
Cell, dll.)
8. Faktor lain : polip urethra, divertikula,
tumor buli
FAKTOR PREDISPOSISI
Sebagian besar bersifat asendens flora
feses membentuk koloni pada introiuts
vagina ke jaringan periurethra VU
Interaksi susceptibilitas host dan faktor
virulensi pathogen
PATOGENESIS
Mekanisme pertahanan pencegahan
ISK :
Keasaman dan pH rendah sekret vagina
Berkemih secara periodik pengenceran
kuman oleh urin
Konsentrasi urea dan asam organik tinggi
GAG pd mukosa VU ; Ig dlm urin
hambat perlekatan bakteri
Loop henley sekresi protein Tamm-
horsfall uromukoid mengandung
manosa hambat perlekatan bakteri dlm
urin
Faktor Host
Gol. Darah B & AB risiko ISK >>>
faktor genetik
ISK berulang prevalensi HLA-A3
lebih tinggi

Perlekatan bakteri pd sel mukosa
lankah terpenting kolonisasi &
patogenesis
3 tipe adhesi : 1 pili (fimbriae), P-
fimbriae, X-adhesins
Tipe 1 pili :
Afinitas kuat terhadap manosa, termasuk
protein Tamm-horsfall
Mempermudah perlekatan E.coli thdp sel
epitel, vagina, periurethra, dan VU
Tipe 2 & 3 penting pada infeksi asenden
pada ginjal

Faktor virulensi
Awal kehamilan & siklus menstruasi
rentan thd perlektan strain E.coli dan
laktobasilus
Gambaran klinis
Meliputi gejala iritatif :
Disuria, frekuensi, urgensi, nokturia,
suprapubik dyscomfort
Kadang disertai inkontinensia ringan dan
hematuria, gejala sistemik (-)
ISK atas memberikan gejala :
Demam, menggigil, malaise, nausea,
muntah
Dapat di sertai kolik jika terkomplikasi
dengan kalkulus
1. Anamnesis :
a. tidak ada keluhan
b. ada keluhan : disuria, hematuria,
piuria, frekuensi, nokturia,
nyeri supra pubik, demam, nyeri
pinggang

2. Pemeriksaan fisik :
a. Demam kadang menggigil
b. Nyeri supra pubik
c. Nyeri daerah costo-vertebral

DIAGNOSIS
3. Pemeriksaan Laboratorium :

Diagnosis pasti ISK adalah pemeriksaan
kultur urine >= 100.000 bakteri/ml
urine dikatakan sebagai bakteriuria.

Urinalisis : lekositosis, sel darah merah
atau proteinuria mungkin infeksi.

Piuria : ditemukan > 10 leukosit/ml
urine dengan gejala ISK

Piuria (+), hematuria (+) terapi
Antibiotika



1. Dipstik tes
a. mengetahui nitrit dalam urine
b. dikerjakan pagi hari pd kencing pertama
c. sensitivitas 60% bakteri 100.000
cfu/ml
sensitivitas 22% bakteri 10.000-100.000
cfu/ml

2. Penghitungan jumlah bakteri dengan gram
:
bila ditemukan 1 kuman 88%
bakteriuria
Untuk skrining pertama adanya ISK
sambil menunggu hasil kultur urin :
PENATALAKSANAAN
Antibiotika

Antibiotika Dosis
Bakteriuria asimptomatik
atau sistitis akut







Terapi supresif
Amoksisillin
Nitrofurantoin
Cephaleksin
Trimetroprim-
sulfametoksasol
Sulfisoxasole



Nitrofurantoin
Amoksisilin
Sulfisoxasole
250-500 mg/8 jam : 3 hari
100 mg/6 jam : 3 hari
250-500 mg/ 6 jam : 3 hari
160/800 mg tiap 12 jam :
selama 3 hari
dosis awal 2 gr, lalu 1 gr/6
jam selama 3 hari


100 mg
250 mg
500 mg

A. Antibiotika :
Ampicillin 4 X 2 gram iv s/d 48 jam bebas
demam, dilanjutkan peroral 10 hari.
Sesuai hasil kultur dan sensitifitas.

B. Infus cairan 3.000 cc/24 jam

C. Analgetika
PENGELOLAAN PIELONEFRITIS
1. Menjaga kebersihan perorangan
2. Sehari minimal minum 8 gelas air putih
3. Jangan biasa menahan kencing
4. Hindari pasang kateter
5. Posisi coitus untuk kurangi gesekan urethra
6. Gunakan pakaian dalam yang serap keringat
7. Cukup vitamin C
8. Hindari vaginal douching, vaginal
deodorant/parfum

PENCEGAHAN

TERIMA KASIH

You might also like