You are on page 1of 14

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian Kompetensi Guru
Kompetensi (competency) didefinisikan dengan berbagai cara, namun
pada dasarnya kompetensi merupakan kebulatan penguasan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja, yang diharapkan
bisa dicapai seseorang setelah menyelesaikan satu program pendidikan.
Sementara itu, menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.
045/U/2002, kompetensi diartikan sebagai seperangkat tindakan cerdas dan
penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap
mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan
pekerjaan tertentu.
Jadi kompetensi guru adalah segala tindakan yang dilakukan oleh
seorang pendidik dengan penuh perhitungan, penguasaan, kecerdasan dan penuh
tanggung jawab dan dianggap mampu oleh masyarakat dalam menjalankan
tugasnya sebagai seorang pendidik.



B. Jenis Kompetensi Guru
Menurut PP RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal
28, pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis
kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.
Dalam konteks itu, maka kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat
2

tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang guru untuk
memangku jabatan guru sebagai profesi. Keempat jenis kompetensi guru yang
dipersyaratkan beserta subkom- petensi dan indikator esensialnya diuraikan
sebagai berikut.
1. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara rinci setiap
elemen kepribadian tersebut dapat dijabarkan menjadi sub kompetensi dan
indikator esensial sebagai berikut:
a. Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil. Subkompetensi ini memiliki
indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai
dengan norma sosial; bangga sebagai pendidik; dan memeliki konsistensi
dalam bertindak sesuai dengan norma.
b. Memiliki kepribadian yang dewasa. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan
memiliki etos kerja sebagai pendidik.
c. Memiliki kepribadian yang arif. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan
peserta didik, sekolah, dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan
dalam berpikir dan bertindak.
d. Memiliki kepribadian yang berwibawa. Subkompetensi ini memiliki
indikator esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap
peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
e. Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan. Subkompetensi ini
memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius
3

(imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang
diteladani peserta didik.
2. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan
dialogis. Secara substantif kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.
Secara rinci masing-masing elemen kompetensi pedagogik tersebut dapat
dijabarkan menjadi subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut:
a. Memahami peserta didik. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
memamahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
perkembangan kognitif, memahami peserta didik dengan memanfaatkan
prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidenti- fikasi bekal-ajar awal peserta
didik.
b. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidik-an
untuk kepentingan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi
pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang
ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran
berdasarkan strategi yang dipilih.
c. Melaksanakan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: menata latar (setting) pembelajaran; dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif.
d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Subkompe-tensi ini
memiliki indikator esensial: melaksanakan evaluasi (assess-ment) proses
4

dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode;
menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk menentukan
tingkat ketuntasan belajar (mastery level); dan memanfaatkan hasil
penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran
secara umum.
e. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi
akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengem-bangkan
berbagai potensi nonakademik.
3. Kompetensi Profesional
Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang
mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum matapelajaran di
sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut,
serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru.
Secara rinci masing-masing elemen kompe-tensi tersebut memiliki
subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut:
a. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi.
Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memahami materi ajar
yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan
metode keilmuan yang menaungi atau kohe-ren dengan materi ajar;
memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; dan
menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk me-nambah
wawasan dan memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.

5

4. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi ini memiliki sub kompetensi dengan indikator esensial sebagai
berikut :
a. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik.
Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara
efektif dengan peserta didik.
b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik
dan tenaga kependidikan.
c. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitar
Itulah kompetensi-kompetensi yang wajib dimiliki oleh para pendidik,
agar benar-benar mampu mentransfer ilmu secara maksimal kepada para peserta
didik. Namun, dalam makalah ini hanya akan membahas tuntas salah satu dari
empat kompetensi tersebut, yaitu kompetensi profesional.





6

BAB II
PEMBAHASAN

A. Memahami Kompetensi Profesional secara Komprehensif
Kompetensi menurut Usman adalah suatu hal yang menggambarkan
kualifikasi atau kemampuan seseorang. Baik yang kualitatif maupun yang
kuantitatif. Sedangkan kompetensi guru merupakan seperangkat penguasaan
kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya
secara tepat dan efektif. Kompetensi guru tersebut meliputi : kompetensi
intelektual yaitu berbagai perangkat pengetahuan yang ada dalam individu yang
diperlukan untuk menunjang berbagai aspek kinerja sebagai guru. Kompetensi
fisik yaitu perangkat kemampuan fisik yang diperlukan untuk menunjang
pelaksanaan tugas sebagai guru dalam berbagai situasi. Kompetensi Pribadi
yaitu perangkat perilaku yang berkaitan dengan kemampuan kemampuan
individu dalam mewujudkan dirinya sebagai pribadi yang mandiri untuk
melakukan transformasi diri, identitas diri, dan pemahaman diri. Kompetensi
sosial, perangkat prilaku tertentu yang merupakan dasardari pemahaman dari
pemahaman diri sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan sosial
serta tercapainya interaksi sosial secara efektif.
Sedangkan menurut para ahli, kata profesional memiliki beragam
definisi, definisi pertama mengatakan profesional khusus dalam bidang
olahraga dan seni. Devinisi lain, menurut sosiologi memiliki konotasi simbiolik
beirisi nilai, profesi ialah istilah yang merupakan model bagi konsepsi
pekerjaan yang diinginkan. Goods Dictionary of education mendefinisikan
sebagai suatu pekerjaan yang meminta persiapan spesialisasi yang relatif lama
diperguruan tinggi dan dikuasai oleh suatu kode etik yang khusus. Sedangkan
profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumbar penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
7

memerlukan pendidikan profesi( UU Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen).
1

Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian
tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam metode dan maupun
materi. Selain itu ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan
seluruh pengabdiannya. Guru yang profesional hendaknya mampu memikul dan
melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua,
masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya.

B. Kriteria Profesionalisme Guru
Menurut Glenn Langford, kriteria-kreteria dalam pencapaiaan guru
profesional mencangkup :
1. Upah. Yakni profesi seorang guru akan mendapatkan upah yang didasari oleh
keahlian, yakni bisa diibaratkan seorang dokter akan berbeda imbalannya
dengan dokter lain manakala dokter yang lain memiliki prestasi, keahlian, dan
spesialisasi lebih. Demikian juga dengan guru akan mendapat imbalan berupa
gaji berdasarkan pangkat, golongan, pengalaman kerja, dan pendidikan.
2. Memiliki pengetahuan dan keteraampilan. Yakni pengetahuan dan
keterampilan bagi seorang guru adalah suatu hal yang mutlak. Guru sebagai
seorang komunikator harus memiliki syarat, yaitu : terampil berkomunikasi,
sikap, pengetahuan, dan sistem sosial budaya. Disamping itu guru dituntut
senantiasa mengembangkan diri dengan pengetahuan yang mendukung
profesionalitasnya dengan ilmu pendidikan, menguasai secara penuh materi
yang diajar serta selalu mengembangkan model pembelajaran.
3. Memiliki rasa tanggung jawab dan tujuan. Yakni dalam dunia pendidikan rasa
tanggungjawab yang tinggi disebut akuntabilitas, akuntabilitas dipandang

1
Kunandar, Guru Profesional, Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. 2007.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
8

sebagai alat kontrol dalam pekerjaan pendidikan dan pada perencanaan
pendidikan khususnya. Tanggungjawab disini bukanlah hanya berarti
memberikan materi seperti menyuapkan makanan ke dalam mulut anak kecil,
akan tetapi tanggungjawab yang dimaksud adalah mengkondisikan proses
belajar-mengajar. Guru bertindak sebagai fasilitator, mediator, dan
menciptakan murid sebagai subjek belajar.
4. Mengutamakan layanan. Yakni guru sebagai tenaga profesional akan melayani
siswanya untuk mengembangkan diri lebih maju, berfikir kritis, kreatif,
mengambil keputusan, dan memecahkan masalah serta tidak membedakan
antara satu siswa dengan yang lainnya. Guru sebagai pembimbing, pendidik,
pengajar, pelatih akan banyak menyita perhatiannya bilamana berhadapan
dengan siswa puber, peleyanan yang diberikan ini ekstra hati-hati dan penuh
perhatian, manakala pelayanan terhadap siswa pada usia tersebut diabaikan
dan dapat mengakibatkan kefatalan dalam segi pendidikan dan psikologi
siswa, sebab usia ini sangat menentukan masa depan mereka.
5. Memiliki kesatuan. Yakni kesatuan merupakan wadah untuk melakukan
kerjasama guna mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan yang hendak dicapai
adalah tujuan bersama. Siapa dan bagaimana cara mencapai tujuan bersama
tersebut tergantung dengan kesepakatan atau perjanjian yang dilakukan oleh
orang-orang dalam suatu organisasi atau kesatuan tersebut.
6. Pengakuan orang lain terhadap pekerjaan guru. Yakni pekerjaan yang digeluti
guru merupakan pekerjaan yang mulia, mereka melepaskan belenggu
kebodohan, mencerdaskan manusia, menciptakan manusia yang berakhlak,
berbudi, beriman, bertaqwa, menggunakan fikiran, perasaan, daan melatihkan
keterampilan manusia. Penyair Syauki mengakui nilai seorang guru dengan
kata-katanya sebagai berikut : Berdiri dan hormatilah guru dan berilah ia
penghargaan, seorang guru itu hampir saja merupakan seorang rasul.
2

Moore mengidentifikasikan bahwa guru yang profesional menurut ciri-
ciri berikut, antara lain :

2
Al Abrasyi, Mohd. Athiyah, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1969.
Hlm. 131.
9

1. Seseorang profesional menggunakan waktu penuh untuk menjalankan
pekerjaannya.
2. Seseorang profesional terikat oleh penggilan hidup, dan dalam hal ini
memperlakukan pekerjaannya sebagai seperangkat norma kepatuhan dan
perilaku.
3. Seseorang profesional adalah anggota profesional yang formal.
4. Seseorang profesional menguasai pengetahuan yang berguna dan
keterampilan atau dasar latihan spesialisasi atau pendidikan yang sangat
khusus.
5. Seseorang profesional terikat syarat-syarat kompetensi, kesadaran prestasi,
dan pengabdiannya.
6. Seseorang profesional memperoleh otonomi berdasarkan spesialisasi teknis
yang tinggi sekali.
3

Sementara itu, menurut Departemen Pendidikan Amerikan Serikat
menggambarkan bahwa guru yang baik adalah mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Guru yang baik adalah guru yang waspada secara profesional. Ia terus
berusaha untuk menjadikan masyarakat sekolah menjadi tempat yang paling
baik bagi anak-anak muda;
2. Mereka yakin akan nilai atau manfaat pekerjaannya. Mereka terus berusaha
memperbaiki dan meningkatkan mutu pekerjaannya;
3. Mereka tidak lekas tersinggung oleh larangan-larangan dalam hubungannya
dengan kebebasan pribadi yang dikemukakan oleh beberapa orang untuk
menggambarkan profesi keguruan. Mereka secara psikologis lebih matang
sehingga rangsangan-rangsangan terhadap dirinya dapat ditaksir;
4. Mereka memiliki seni dalam hubungan-hubungan manusiawi yang
diperolehnya dari pengamatannya tentang bekerjanya psikologi, biologi, dan
antropologi kultural di dalam kelas;

3
Yamin, Martinis, Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP, Jakarta : Gaung Persada Press,
hlm. 14.
10

5. Mereka berkeinginan untuk terus tumbuh. Mereka sadar bahwa dibawah
pengaruhnya, sumber-sumber manusia dapat berubah nasibnya.
4


C. Persyaratan Profesionalisme Guru
Mengingat tugas dan tanggungjawab guru yang begitu kompleksnya,
maka untuk menjadikan guru sebagai pendidik yang profesional memerlukan
beberapa persayaratan khusus antara lain sebagai berikut :
1. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu
pengetahuan yang mendalam.
2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan
bidang profesinya.
3. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang
dilaksanakannya.
5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.
5

Selain persyaratan tersebut, menurut Drs. Moh. Uzer Usman dalam
bukunya Menjadi Guru Profesional, menjelaskan bahwa sebetulnya masih
terdapat persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap pekerjaan yang tergolong
ke dalam suatu profesi tertentu, antara lain :
1. Memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
2. Memiliki klien/objek layanan yang tetap, sebagaimana dokter dengan
pasiennya, guru dengan para muridnya.
3. Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di masyarakat.
Maka dari itu, atas dasar persayaratan yang telah dikemukakan diatas
tersebut, jelaslah jabatan profesional harus ditempuh melalui jenjang pendidikan

4
Kunandar, Guru Profesional, Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2007. Hlm. 61-62
5
Ali, Moh., Perangkat Kemampuan Dasar Guru Pendidikan Dasar, Jakarta: P3TK, 1985.
11

yang khusus dalam mempersiapkan jabatan tersebut. Demikian pun dengan
profesi guru, harus ditempuh melalui jenjang pendidikan pre service education
seperti Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), IKIP dan Fakultas di luar
lembaga IKIP.
6


D. Jenis-jenis Kompetensi Profesionalisme Guru
Adapun jenis-jenis kemampuan guru dalam kompetensi guru antara lain :
1. Kompetensi Pribadi
a) Mengembangkan kepribadian, yang meliputi :
1) Bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa
2) Berperan dalam masyarakat sebagai warga negara yang berjiwa
pancasila
3) Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi jabatan
guru.
b) berinteraksi dan berkomunikasi, yang meliputi :
1) Berinteraksi dengan sejawat untuk meningkatkan kemampuan
profesional
2) Berinteraksi dengan masyarakat untuk penunaian misi pendidikan
c) melaksanakan bimbingan dan penyuluhan, yang meliputi :
1) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar
2) Membimbing murid yang berkelainan dan berbakat khusus
d) melaksanakan administrasi sekolah, yang meliputi :
1) Mengenal pengadministrasian kegiatan sekolah
2) Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah
e) melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran, yang
meliputi :
1) Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah

6
Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008. Hlm.15-
16.
12

2) Melaksanakan penelitian sederhana
2. Kompetensi Profesional
a) menguasai landasan kependidikan, yang meliputi :
1) Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional
2) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat
3) Mengenal pronsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat
dimanfaatkan dalam proses belajar-mengajar
b) menguasai bahan pengajaran, yang meliputi :
1) Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan
menengah
2) Menguasai bahan pengayaan
c) menyusun program pengajaran, yang meliputi :
1) Menetapkan tujuan pembelajaran
2) Memilih dan mengembangkan tujuan pembelajaran
3) Memilih dan mengembangkan strategi proses belajar mengajar
4) Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai
5) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar
d) melaksanakan program pengajaran, yang meliputi :
1) Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat
2) Mengatur ruangan belajar
3) Mengelola interaksi belajar mengajar
e) menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, yang
meliputi :
1) Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran
2) Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
7

Maka dari itu, guru yang profesional tidak hanya mengetahui, akan tetapi benar-
benar melaksanakan apa yang menjadi tugas dan perannya.


7
Ibid. Hlm. 16-20
13

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang
mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum matapelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah
wawasan keilmuan sebagai guru.





















14


DAFTAR PUSTAKA
Al Abrasyi, Mohd. Athiyah, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan
Bintang, 1969.
Ali, Moh., Perangkat Kemampuan Dasar Guru Pendidikan Dasar, Jakarta: P3TK,
1985.
Kunandar, Guru Profesional, Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, 2008 Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Yamin, Martinis, Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP, Jakarta : Gaung
Persada Press,

You might also like