You are on page 1of 27

Konsep Perilaku

Manusia
Oleh:
Prof.Dr.H.M.Joesoef Simbolon, SpKJ(K)
Berbicara tentang perilaku manusia itu
selalu unik, khusus. Artinya tidak sama
antar dan inter manusianya baik dalam hal
kepandaian, bakat, sikap, minat maupun
kepribadian. Contohnya sidik jari yang
selalu diambil oleh polisi sebagai data
informasi phisik manusia ternyata tidak ada
yang sama (berbeda) pada setiap manusia
didunia → walaupun kembar sekalipun
Dalam mempolakan / membuat formula perilaku manusia,
ada beberapa bentuk model rumus diantaranya adalah:
a. Teori Lingkaran

Aktifitas / Perilaku HAM


KOM
SIKAP PERSONALITY

Motivasi / Dorongan Goal / Tujuan

Need / Kebutuhan Kepuasan / Satisfaction


Manusia berperilaku atau beraktifitas karena
adanya kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan
atau global. Dengan adanya need atau kebutuhan
dalam diri seseorang maka akan muncul motivasi
atau penggerak / pendorong. Sehingga individu /
manusia itu beraktivitas / berperilaku, baru tujuan
tercapai dan individu mengalami kepuasan. Siklus
melingkar kembali memenuhi kebutuhan yang
berikutnya / kebutuhan yang lain dan seterusnya
dalam suatu proses terjadinya perilaku manusia
b. Rumus yang kedua dengan formula
sebagai berikut:
P = f (HET)
p = personil = individu
f = frekwensi atau perkalian
h = herediter / pembawaan
E = environment / lingkungan
T = time / waktu / kematangan / maturation
Individu berperilaku / beraktivitas berdasarkan hasil
frekwensi / perkalian antara herediter, environment dan
time atau perkalian hasil dari pembawaan, lingkungan
dan kematangan usia
Adanya teori ke II bahwa P/i = f (HET)
dimulai dengan sejarah teorinya sebagai
berikut:
1. Teori Empirisme
Dahulu kala pada abad 17 dan 18 dengan
tokoh John Lock dari Inggris (tahun 1632 –
1704) dan Francis Balcon (tahun 1961 – 1662)
mengemukakan teorinya tentang “Empirisme”
atau teorinya terkenal dengan istilah “Tabula
Rasa”. Teori ini menggaris bawahi lingkungan
adalah faktor yang sangat menentukan perilaku
manusia
Dicontohkan bahwa bayi yang baru lahir
digambarkan sebagai “Batu Pualam” yang putih
bersih tanpa coretan bersamaan dengan proses
waktu pertumbuhan dan perkembangan, batu
pualam ini akan ditulis sesuai dengan kehendak
lingkungan sekitar (orang tua, sekolah,
masyarakat, dan lain sebagainya). Jadi lingkungan
sangat berpengaruh sekali dan menentukan
terhadap diri perilaku individu. Teori ini
diformulakan sebagai i/p = E (yaitu lingkungan).
Perilaku individu (i/p) adalah hasil interaksinya
dengan lingkungan
2. Teori Nativisme
Adalah seorang tokoh JJ Rousseau menemukan teori
yang justru bertentangan dengan teori Empirisme oleh
John Lock (Inggris), beliau berpendapat perilaku
manusia itu sangat dipengaruhi oleh pembawaan /
herediter atau kodrat (asli dari pencipta alam).
Manusia atau individu sejak lahir sudah membawa
bakat “dari sananya” oleh karena itu lingkungan tidak
berpengaruh sama sekali, pembawaan ini sangat
menentukan. Pembawaan itu yang mewarnai
kehidupan manusia dalam berperilaku. Teori ini
diformulasikan sebagai p = H (Herediter) perilaku
ditentukan oleh pembawaan
3. Teori Campuran / Rasionalisme / Konvergensi
Teori ini ada tentunya karena hasil dari
persatuan-pencampuran, beda pendapat yang
disatukan antara Empirisme Nativisme dan
ditambah dengan diperhitungkannya faktor
usia / maturation atau kematangan
seseorang / individu. Teori ini diformulasikan
sebagai berikut:
c. Teori lingkungan I, II, III:
i/p = W1 → S → r → W2 → R → e → W3
p/i = personil / individu
W1 = world I / lingkungan / awal sebelum menerima
rangsangan
S = stimulus / rangsangan
r = receptor → sensoris / panca indra bekerja
W2 = world II / lingkungan sesudah adanya stimulus /
lingkungan ke 2
e = efektor → motoris dan persyarafan yang
membantu gerakan / aktivitas untuk menjawab
R = response / jawaban
W3 = world III / dunia ketiga dimana dunia yang sudah
diwarnai response, dan individu berperilaku menjawab
atau meresponse
Mengartikan rumusan diatas mempunyai makna
penting bahwasanya individu berperilaku itu
adalah karena adanya stimulus / rangsangan (S),
baik dari luar individu maupun dari dalam individu
itu sendiri. Sehingga dalam hal ini mengharuskan
individu meresponse atau menjawab dengan
perilaku terhadap stimulus tersebut. Dalam
prosesnya setelah stimulus ada, diterima oleh
sensoris (reseptor / panca indra) untuk diteruskan
ke otak / pusat dan diproses untuk segera
memberikan jawaban / response dalam bentuk
aktivitas
d. Teori Perilaku Kepribadian dan Situasi

R = f (s.p)
R = response / jawaban perilaku
F = frekwensi / perkalian
s = situation / situasi
p = personality / kepribadian
Understanding Health Behavior
& Behavior Change
Konsep Perilaku Kesehatan
Perilaku adalah aktifitas organisme atau
makhluk hidup
Perilaku merupakan respons atau reaksi
seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar). (Skinner)

Stimulus → Organisme → Respons


Jenis Respons
Respondent Respons (Reflexive Respons)
 Respons yang ditimbulkan oleh stimulus tertentu
yang disebut eliciting stimuli karena menimbulkan
respons yang relative tetap
Operant Respons (Instrumental Respons)
 Respons yang timbul dan berkembang kemudian
diikuti oleh stimuli yang lain (Reinforcing stimuli /
reinforcer)
Jenis Perilaku
Perilaku tertutup (Covert behavior)

Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap
stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang
lain secara jelas. Covert behavior yang dapat diukur:
pengetahuan, sikap
Perilaku terbuka (Overt behavior)
 Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap
stimulus tersebut sudah berupa tindakan yang dapat
diamati orang lain dari luar (observable behavior)
ILMU – ILMU DASAR PERILAKU
Perilaku terbentuk dari 2 faktor:
 Stimulus (eksternal)
Lingkungan fisik, sosial, budaya
 Respons (internal)
Perhatian, pengamatan, motivasi, persepsi,
intelegensi, fantasi
Ilmu Perilaku: Sosiologi, Anthropologi,
Psikologi
Perilaku Kesehatan (Health
Behavior)
Respons seseorang terhadap stimulus yang
berhubungan dengan sehat, sakit, penyakit
dan faktor – faktor yang mempengaruhi sehat
– sakit
Perilaku Kesehatan:
 Perilaku orang yang sehat:
Perilaku preventif dan Promotif
 Perilaku orang sakit:
Perilaku pencarian pertolongan pengobatan untuk
mencari kesembuhan
Perilaku Kesehatan (Health
Behavior). (Becker)
Perilaku sehat (Healthy Behavior)
 Makan dengan menu seimbang
 Kegiatan fisik yang cukup dan teratur

Tidak merokok dan minum minuman keras
 Istirahat yang cukup
 Pengendalian atau manajemen stress

Perilaku / gaya hidup positif
Perilaku Kesehatan (Health
Behavior)
Perilaku sakit (illness behavior)
 Didiamkan saja (no action)
 Pengobatan sendiri (self treatment)

Mencari penyembuhan / pengobatan
Perilaku Kesehatan (Health
Behavior)
Peranan (hak dan kewajiban) orang sakit
 Tindakan untuk memperoleh kesehatan
 Tindakan untuk mengenal, mengetahui
fasilitas kesehatan yang tepat untuk
memperoleh kesembuhan
 Melakukan kewajibannya sebagai pasien
 Tidak melakukan sesuatu yang merugikan
proses penyembuhannya
 Melakukan kewajiban agar tidak kambuh
penyakitnya
DOMAIN PERILAKU
Domain perilaku (Benyamin Bloom)
 Kognitif → Cipta
 Afektif → Rasa

Psikomotor → Karsa
Tingkat ranah perilaku:
 Pengetahuan

Sikap
 Praktek (tindakan)
PENGETAHUAN
Definisi
 Hasil penginderaan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui inderanya
Tingkat pengetahuan
Tahu (know)
Memahami (comprehension)
Aplikasi (application)
Analisa (analysis)
Sintesis (synthesis)
Evaluasi (evaluation)
SIKAP
Definisi
 Sikap adalah respons tertutup seseorang
terhadap stimulus atau objek tertentu, yang
sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi
yang bersangkutan. (Campbell)
 Kesiapan seseorang untuk bertindak, dan
bukan merupakan pelaksanaan motif
tertentu. (Newcomb)
Komponen Sikap (Allport)
Kepercayaan, keyakinan, ide, konsep,
terhadap objek
Kehidupan emosionil / evaluasi orang
terhadap objek
Kecenderungan orang untuk bertindak
Tingkatan Sikap
Menerima (receiving)
Menanggapi (responding)
Menghargai (valuing)
Bertanggung jawab (responsible)
Health Behavior & Behavior
Change Theory
Health Belief Model Theory
Communication / Persuasion Model
Theory of Reasoned Action
Transtheoritical Model
Precede / Proceed Model
Diffusion of Innovation Model
Social Learning Theory

You might also like