You are on page 1of 5

Revolusi mental: melawan dominasi melalui pendidikan

Leo Sutrisno
Dalam dua dasa warsa terakhir ini, masyarakat Indonesia mengalami
berbagai transisi. Transisi sosio-agama menyebabkan kehidupan beragama
semakin terkotak-kotak karena masing-masing mempertahankan identitasnya
baik ke dalam maupun ke luar. Transisi sosio-ekonomi menghasilkan urang
antara orang kaya dan orang miskin semakin melebar. !anyak orang semakin
kehilangan rasa setia-kawannya. Transisi-budaya mendorong orang Indonesia
meninggalkan nilai-nilai tradisionalnya untuk menggapai nilai-nilai modern.
"kibatnya, banyak orang mulai kehilangan identitas diri. Trasisi teknologi
telekomunikasi memperkuat pergeseran ini karena interaksi-interaksi
personal yang langsung telah diganti dengan teknologi. "kibatnya, banyak
orang menadi terasing dari lingkungannya. Transisi yang terlihat semakin
menguat dalam era re#ormasi adalah transisi politik-ketatanegaraan. "da
ke$enderungan para pemegang kekuasaan memaknainya sebagai %tanpa batas&.
Dampak yang semakin %melembaga& adalah berbagai bentuk dominasi.
Dominasi di bidang agama menghasilkan sikap intoleransi yang berlebihan
terutama kepada yang lemah. Dominasi se$ara ekonomi membuat orang
bersikap #ragmatis yang dangkal. Di samping itu, sikap konsumti# menadi
lebih nyata sebagai arus utama kehidupan. Dominasi kebudayaan
memun$ulkan budaya %kotak& yang bersi#at lebih %universal& yang men$erabut
akar budaya setempat. Dominasi teknologi menghasilkan orang-orang yang
sangat mendewa-dewakan produk ilmu-pengetahuan dan teknologi disertai
dengan penolakan akan kemungkinan keliru. Sedangkan dominasi dalam
politik-ketatanegaraan menumbuhkan keyakinan bahwa kekusaan itu sebagai
%hak waris&.
"kibatnya, gagasan para pendiri bangsa ketika membentuk suatu
pemerintah negara Indonesia akan %melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memaukan keseahteraan umum,
men$erdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial&,
'pembukaan ((D )*+, dirasakan semakin menauh dari kenyataan.
Terutama, bagi kelompok-kelompok yang lemah menadi semakin
termarginalkan , teraleniasi. -etidakadilan menadi semakin meluas melewati
batas-batas baik demogra#is maupun geogra#is.
.alaupun bukan sebuah panasea, hingga saat ini, pendidikan dipandang
sebagai satu-satunya $ara seseorang untuk mempersiapkan dirinya
menghadapi masa depan. /endidikan, melalui praktik dan pembiasaan diri
dalam lingkungan tertentu, menentukan %habitus& seseorang atau sekelompok
orang. Se$ara sederhana, habitus itu merupakan hasil ketrampilan yang
menadi tindakan praktis yang tidak selalu harus disadari. Tindakan praktis
itu menadi suatu kemampuan yang tampak alamiah dan berkembang dalam
lingkungan sosial tertentu. Dengan demikian, pendidikan sangat menentukan
keberhasilan seseorang.
0ika dipahami bahwa pendidikan itu merupakan arena untuk
mempersiapkan diri masa depan seseorang agar dapat hidup layak sebagai
manusia yang bermartabat maka pendidikan mesti menadi pelopor untuk
%mengurai& simpul-simpul interaksi sosial yang saat ini menadi alat untuk
mengukuhkan dominasi. Tiga simpul interaksi sosial yang penting adalah
komunikasi, kekuasaan, serta moral.
1engembangkan komunikasi yang ernih
.alaupun orang Indonesia dewasa ini telah mempergunakan teknologi
komunikasi yang menyediakan #asilitas berinteraksi multi-arah namun dalam
keseharian banyak orang merasa lebih nyaman bekomunikasi satu arah, dari
atas ke bawah. /erasaan seperti ini bukan hanya yang berasal dari kelompok
%atas& tetapi uga yang dari kelompok %bawah&. 2ang dari atas merasa ini
prevelege-nya sedangkan yang dari bawah segan, tidak enak di hati.
"kibatnya, komunikasi lebih bersi#at satu arah. Sehingga, dimungkinkan
tindak dominasi dan mungkin kesewenang-wenangan.
1odel komunikasi satu arah ini uga berlaku di bidang pendidikan,
walaupun dalam kasanah literatur pendidikan menganurkan agar komunikasi
dua arah diterapkan dalam kegiatan pembelaaran. /ara pendidik pada
umumnya lebih senang menggunakan kemunikasi satu arah karena lebih
%nyaman&. /ara peserta didik pun begitu uga karena mereka merasa lebih
%aman&-bertindak sesuai dengan pentunuk yang diterimanya.
0ika ingin melakukan revolusi mental lewat pendidikan maka pola
komunikasi yang lebih bersi#at satu arah ini mesti diubah dalam gerakan yang
bersi#at %masal& menadi komunikasi dua arah. /erubahan ini sebaiknya
dimulai dari mereka yang berada %atas&-para perndidik.
Salah satu tindak nyata yang dapat dilakukan oleh para pendidik adalah
mengembangkan komunikasi yang membuat sesuatu menadi tampak elas.
/ertama-tama dengan mengamati '3bserve+ lebih dahulu, kemudian mengolah
dengan pikirkan 'Think+ dan ketika mengungkapkan tanggapan memasukkan
apa yang dirasakan '4eel+ dan uga apa yang diinginkan'Desire+.
Demikian uga ketika memalukan sesuatu yang kesalahan, para pendidik
sebaiknya mengembangkan model %"pologi empat bagian&. /ertama, mengakui
kesalahan yang kita lakukan '"$knowledge+. -edua, meminta maa# atas
kesalahan itu '"pologi5e+. -etiga, menerima konsekuensi sebagai akibat dari
kesalahan itu '1ake it right+. Dan, keempat, berani akan berbuat yang
&benar& sehingga dapat memperbaiki hubungan 'Re$ommit+.
1engintensi#kan pendekatan %students& $entered&
Inti dari paham negara demokrasi adalah kekuasaan berada di tangan
rakyat. 6amun, tentu tidak akan mungkin semua orang menggunakan
kekuasaannya untuk menalankan roda kenegaraan. -arena itu, kekuasaan itu
diserahkan kepada seseorang, yang disebut kepala negara, agar menalankan
roda kekuasaan itu.
-ekuasaan dalam sistem negara yang demokratis tidak boleh dimaknai
sebagai milik pribadi si pemimpin atau sebagai pemberian ilahi untuknya.
Dengan begitu, bukan dia yang berkuasa tetapi dia yang diserahi wewenang
menalankan kekuasaan oleh rakyat. "gar kekuasaan itu tidak digunakan
tanpa batas, dibuatlah berbagai aturan. Tugas kepala negara adalah
menalankan kekuasaan yang diserahkan oleh rakyat itu dalam batas-batas
aturan yang berlaku '(ndang (ndang Dasar negara beserta turunannya+.
Dalam bidang pendidikan, pendidik dapat ditempatkan sebagai kelompok
yang berkuasa, yang memiliki wewenang melaksanakan kegiatan
pembelaaran. -arena itu, menadi pendidik 'guru+ bagi sekelompok siswa
berarti para siswa itu menyerahkan dirinya untuk diaari bagaimana $ara
belaar. .ewenang itu 'menadi pendidik+ diserahkan oleh peserta didik,
tidak diraih.
Dengan demikian, sesungguhnya peserta didiklah si pemilik wewenang
menalankan roda pembelaaran. -arena itu, siapapun yang akan terpilih
sebagai pendidik mereka tidak boleh mengaku bahwa hanya dirinyalah yang
memiliki wewenang mengatur pembelaaran. /ara pendidik hanya pemegang
mandat menalankan wewenang mengatur dan menalankan roda
pembelaaran. -arena itu, pendekatan %student $entered& mesti dilaksanakan
dalam semua kegiatan pendidikan.
1embangun kepribadian moral yang kuat
/asal 7 (ndang (ndang Sistem /endidikan 6asional '8997+ menyebutkan
bahwa pendidikan ber#ungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. 4ungsi ini, dengan
berbagai ma$am versinya, tentu diakui oleh setiap orang Indonesia.
/endidikan membentuk peradaban bangsa. 6amun, berbagai peristiwa
kekerasan, keahatan, korupsi, serta bentuk ke$urangan-ke$urangan lain
yang semakin merebak dewasa ini terasa %menodai& Do:a ini. "palagi,
pelakunya sungguh sangat beragam baik dari segi umur, pendidikan, etnis,
agama, strata sosial, maupun strata ekonominya. Sehingga, sebagian orang,
walaupun kurang enak di dengar, maa#, dikatakan keahatan di Indonesia
sudah membudaya.
1ereka kemudian menelaskan bahwa keahtan-keahatan itu tidak
dapat dipisahkan dari kebaikan. -eahatan merupakan anomali dari kebaikan.
-arena itu, keahatan harus diterima sebagai bagian kehidupan, yang
memang sungguh nyata sudah ada seak manusia ada. 1istisi#ikasi keahatan
ini sering membuat banyak orang merasa tidak berkutik memberantas
keahatan. Sehingga, banyak orang bersikap toleran terhadap keahatan.
Dalam dunia pendidikan keahatan dipandang sebagai anomali dari proses
pendidikan. -eahatan merupakan sebagian dari proses pendidikan yang
gagal.
"da baiknya misti#ikasi keahatan ini ditinggalkan, terutama dalam
dunia pendidikan ika disepakati bahwa pendidikan itu menentukan habitus
seseorang atau suatu kelompok. -eahatan mesti dipandang sebagai tindakan
seseorang atau sekelompok orang yang mengalahkan pertimbangan moral. Ia
atau kelompok itu terdorong men$ari keunggulan diri di antara yang lain.
Sehingga, ia atau kelompok itu dengan mudah melanggar kaidah-kaidah
moral.
/endidikan di Indonesia mesti menanamkan tiga prinsip dasar moral yang
utama yaitu: sikap baik kepada siapa saa, adil, dan hormat terhadap diri
sendiri. /rinsip sikap baik mengatakan bahwa pada dasarnya kita harus
mendekati siapa saa dan apa saa dengan positi#, dengan menghendaki yang
baik bagi dia. /rinsip keadilan mengungkapkan kewaiban untuk memberikan
perlakuan yang sama terhadap semua orang lain yang berada dalam situasi
yang sama dan menghormati hak semua #ihak yang bersangkutan. Dan,
prinsip hormat terhadap diri sendiri mengatakan bahwa manusia waib untuk
selalu memperlakukan diri sebagai sesuatu yang bernilai pada dirinya sendiri.
Setiap manusia dituntut agar tidak membiarkan diri diperas, diperalat,
diperbudak dan terlantar. -arena itu, perlu ditambahkan nilai-nilai:
keuuran, kesediaan untuk bertanggung awab, kemandirian moral,
keberanian moral, serta kerendahan hati.
3rang yang uur, yang bertanggungawab, yang memiliki kemandirian
moral, yang memiliki keberanian moral, dan yang rendah hati tidak mudah
terombang-ambing oleh lingkungannya. -arena, perbuatan baiknya tidak
didasarkan untuk memperoleh imbalan. Ia menerapkan prinsip moral hormat
terhadap dirinya sendiri. 3rang sema$am ini merupakan salah satu anggota
generasi emas, generasi utama, generasi nomor wahid baik bagi Indonesia
maupun bagi dunia.

You might also like