You are on page 1of 17

NASKAH FILM PENDEK MASIH BELAJAR

MASIH BELAJ AR
Sinopsis: adalah cerita bagaimana tentang demokrasi di Indonesia yang
ternyata masih belajar.
FADE IN:
TEASER
SCENE 1.INT.RUANG KELAS (NOON)
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan),
Bayu (Polisi), Jovan(Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media),
Sutono (Petani)
START MUSIC
Suasana pagi hari di ruang kelas.
Ratmi (Bu Guru)
Bu Ratmi Menulis Demokrasi adalah.,
CAMERA CLOSE UP TO:Bu Ratmi sedang menulis.
Bu Ratmi berbalik dan bertanya Anak anak ada yang bisa jawab?
CAMERA MOVE TO: Bu Ratmi bertanya.
SCENE 2.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan),
Bayu (Polisi), Jovan(Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media),
Sutono (Petani)
Semua terdiam dan saling melihat
CAMERA Close up: Mengambil gambar setiap siswa di kelas dengan
impose jabatan dari masing - masing siswa, seperti Anggota Dewan,
Aktivis, Artis, dll.
CUT TO:
SCENE 3.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan),
Bayu (Polisi), Jojo(Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media),
Sutono (Petani)
Seketika itu Angger Sang anggota dewan yang duduk bersebelahan
dengan Cahyo (Pengusaha)mengangkat tangannya dan menghentakkan
tangannya di meja ingin menjawab, dan langsung cahyo pun
membungkam mulut angger (anggota dewan) dengan uang, dan angger
pun langsung diam, dan cahyo pun yang sambil menelfon berkata sory
bos ada interupsi sedikit
CAMERA Close up to Angger lalu long shot dan terlihat cahyo
membungkam mulut angger dengan uang lalu camera Close up ke cahyo
yang sambil nelfon.
CUT TO:
SCENE 4.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan),
Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media),
Sutono (Petani)
Setelah itu Sutono (petani )yang duduk di dekat bayu (polisi) pun angkat
tangan ingin menjawab, dan seketika itu sutono pun langsung di tangkap
oleh bayu dengan memegang leher dan tangan sutono dan
membenturkannya ke meja.
CAMERA Close up Sutono mengangkat tangan, lalu long shot bayu
menangkap sutono.
CUT TO:
SCENE 5.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan),
Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media),
Sutono (Petani)
Ajik (Media) sedang mememotret Jojo (Artis) dan jojo bertanya kepada
ajik yang sedang memotret I dia kamu tau nggak? (sambil memegang
alat kosmetik dan berdandan, dan ajik pun menggelengkan kepalanya.
CAMERA Close up ke ajik sedang memotret lalu long shot kepada ajik
dan jojo yang bertanya, dan di belakangnya masih ada pak polisi yang
sedang menangkap sutono.
CUT TO:
SCENE 6.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan),
Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media),
Sutono (Petani)
Lalu bu Ratmi pun kesal dan berkata duh berantem mulu sih, lalu bu
ratmi bertanya kepada siwsa siswanya lagi ada lagi yang bisa jawab??
CAMERA Zoom out kepada bu Ratmi yang berada di depan berdiri
sedang kesal.
CUT TO:
SCENE 7.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan),
Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media),
Sutono (Petani)
Lalu Saprol (anak SD) pun mengangkat tangannya.
Camera Close Up to Tangan Saprol
CUT TO:
SCENE 8.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan),
Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media),
Sutono (Petani)
Saprol pun Maju ke depan kelas berniat ingin menjawab pertanyaan bu
guru Ratmi.
Camera Long shot ke arah saprol berjalan menuju kedepan kelas dengan
senyum yang lebar.
CUT TO:
SCENE 9INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan),
Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media),
Sutono (Petani)
Setelah sampai depan lalu bu guru pun menyodorkan spidol di depan
muka Saprol.
CAMERA close up ketika bu guru Ratmi menyodorkan spidol di depan
muka Saprol.
CUT TO:
SCENE 10.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan),
Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media),
Sutono (Petani)
Dengan muka yang polos saprol pun ingin menulis jawaban dari soal bu
guru ratmi dengan tangan yang gemetar.
CAMERA close up to muka saprol dan move to tangan saprol yang
gemetar
CUT TO:
SCENE 11.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan),
Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru), Paozan (Aktivis), Ajik (Media),
Sutono (Petani)
Lalu tiba tiba Bel pun bordering, dan murid murid yang lain pun
berlarian meninggalkan kelas.
Sound Effect Bel Berbunyi dengan keras.
CAMERA close up ke muka saprol dan spidol nya dengan tujuan ingin
menulis dan seketika itu layar hitam.
CUT TO :
SCENE 12.INT.RUANG KELAS
Cast: Saprol (Anak SD)
Lalu dengan penuh kecewa saprol meninggalkan kelas karena kelas
sudah selesai.
CAMERA long shot dari belakang saprol yang pergi meninggalkan kelas.
CUT TO :
SCENE 13.INT.RUANG KELAS
Dengan perginya Saprol maka terlihat papan yang berisi pertanyaan
Demokrasi adalah. Lalu muncul effect tulisan yang berisi Masih
Belajar yang muncul di samping pertanyaan tadi yang memperlihatkan
bahwa jawaban dari Demokrasi adalah masih belajar.
CAMERA Close up ke papan tulis.
CUT TO :
SCENE 14.INT.RUANG KELAS
Closing
CAMERA Close up ke arah gambar pancasila yang berada di dalam kelas
dan muncullah credi title yang menandakan bahwa film sudah selesai.






















JUDUL: KAU MILIKKU DAN JUGA MILIKNYA

PEMAIN: BEJO, AMIR, WINDA, PETUGAS KASIR

(Setting: di sebuah taman kota pada sore hari)

Bejo: Sayang, minggu depan ada acara ulang tahun sepupuku. Aku mau
ajak kamu datang ke pesta itu

Winda: (mencoba mengingat - ingat, apakah dia juga ada janji kencan
dengan Amir, pacarnya yang satu lagi)..hhmm..pengen siy, tapi lihat nanti
ya. Aku belum tahu minggu depan di kantor ada lembur atau tidak.

Bejo: (yang sebenarnya sudah tahu kalau Winda ada kencan dengan
Amir)..duuh..diusahain donk. Kan aku juga pengen ngenalin kamu ke
keluarga besarku.

Winda: Iya..aku usahain..(tak lama kemudian HP Winda pun berdering.
Winda melirik layar HP nya dan ternyata Amir yang menelepon)

Bejo: Kok ngga diangkat say?

Winda: ah ngga penting..dari temenku kok. Nanti aku telp balik saja
(sambil berusaha menyembunyikan kegugupannya)

Bejo: eh pinjam HP nya donk..aku mau sms temen kantorku (sambil
senyum - senyum usil)

Winda: pulsaku habis juga tuh (sudah mulai merasa tidak nyaman)

Bejo: oh ya sudah lah..yuuk kita pulang saja. Sudah sore nih

Winda: (merasa belum mendapatkan barang apapun hari itu, dia berpikir
keras tentang bagaimana caranya bisa mengajak Bejo ke mall) kita ke
mall dulu yuuk..ngadem bentar gitu..sambil lihat-lihat

Bejo: oh pengen ke mall? ayoo..
(kemudian mereka berdua jalan ke mall karena jarak antara taman dan
mall yang dekat)

(Setelah sampai di mall)
Winda: (sibuk memilih - milih baju dan sebuah di sebuah butik)..bagus
ngga say? pantes ngga aku pakai ini? (sambil bergaya bak foto model)

Bejo: oh bagus..makin cantik aja kamu (Bejo yang tahu akal bulus Winda
yang selalu morotin uangnya mulai pasang strategi)

Winda: udah ini aja..setelah bayar kita pulang biar ngga kemalaman
(sambil membawa barang - barang belanjaannya ke kasir)

(Bejo yang biasanya langsung mengikuti winda ke kasir, saat itu terlihat
anteng di dekat kamar ganti dan pura-pura tidak mendengar ajakan
Winda)
Winda: (berteriak untuk kesekian kalinya)..Sayang..ini lho sudah selesai
dihitung belanjaannya

Bejo: (sambil jalan mendekat) ya udah..tinggal dibayar kan

Winda: kok kamu gitu..kan biasanya kamu yang bayarin (sambil marah
teriak - teriak)

(tak lama kemudian Amir pun mendekat ke meja kasir)
Amir: oh ini juga yang biasa membayari barang - barang belanjaanmu?

Winda: (dengan ekspresi yang kaget setengah mati) eh..hmm...anu..kok
kamu bisa disini?

Amir: aku memang sengaja datang kesini. Aku dan Bejo sudah tahu polah
tingkahmu mempermainkan kamu

Bejo: sudah puas kan kamu menghabiskan uang kami berdua selama ini?

(petugas kasir mengingatkan Winda untuk segera membayar barang
belanjaannya karena jumlah orang yang antri semakin banyak)
Winda: (dengan tertunduk malu) maaf mbak, saya tidak jadi beli semua
barang-barang ini (kemuddian terdengar teriakan cemooh orang - orang
yangs edang antri di belakang Winda)

Amir & Bejo: enak ya dibikin malu seperti sekarang. Kena batunya kan
sekarang.
(tanpa menjawab, Winda kemudian lari meninggalkan Bejo dan Amir






















Tema: Persahabatan, Sekolah, Kehidupan
Aliran: Bahasa Indonesia
J umlah Karakter: 7 Orang (Tra, Lala, Tri, Lili, Pak Darmo,
Kepala Sekolah, Fauzia)

Pagi hari di sekolah didalam kelas ada 3 orang anak murid yang
sedang berbincang-bincang. Anak-anak ini mempunyai geng
yang bernama tralalatrilili yang anggotanya ada 4 orang. Yaitu
Tra, Lala, Tri, Lili. Maka dari itu mereka menamakan gengnya itu
"Tralalatrilili"


Tra: (Ceria) "Pagi Sobat....!!"
Lala: , Tri : Pagi Tra..."
Tra: "Ngomong-ngomong kayanya ada yang kurang deh !"
Lala: "Iya, yah..."
Tri: "ya, iyalah ada yang kurang. Orang Lili belum datang."
Tra: "Oh... Iya Lili. Pantas saja sepi banget biasanyakan dia
yang paling bawel ...!"

Tiba-tiba Lili datang, dengan wajah termenung tanpa senyum.
Sedikitpun Langsung duduk ditempat duduknya.

Lala: "Tumben banget nona bawel baru datang ?"
Tri: "Iya nih kesiangan ya ?"
Lili: "Iya... (sambil termenung)"
Tra: "Kamu kenapa Li ? Gak biasanya kamu seperti ini ?
biasanya kamu pagi-pagi udah buat kita bertiga ketawa."
Lala: Iya nih ! kamu sakit Li, kayanya kamu lesu banget."
Tri: "Tau nih ditanya aku aja jawabannya singkat banget."
Lili: "Gak kok.... Teman aku gak kenapa-napa cuma lagi malas
ngomong aja...."
Tra: "Ya udah Li kalau memang kamu gak kenapa-napa kita
Cuma takut auja kalau kamu lagi ada masalah atau kamu
sedang sakit tapi gak mau cerita."
Lili: "Ya... pokoknya aku gak kenapa-napa. Kalian gak usah
takut."

(Bel masuk pun berbunyi)
Pak Darmo pun masuk ke dalam kelas karena pada hari ini jam
mengajar Pak Darmo dikelas ini. Ia ini salah satu guru yang
aneh di sekolah.

Pak Darmo : "Pagi.... anak-anak ?"
Anak-anak : (Menjawab Serentak) "PAGI..."
Pak Darmo : "Baik pada hari ini kita akan melanjutkan materi
yang minggu lalu Bapak berikan, sebelumnya kumpulkan tugas
kalian !!"
Anak-anak : "IYA PAK"
Lili : Pak buku tugas saya tertinggal dirumah !
Pak Darmo : "TERTINGGAL... ? kamu tidak membawa
tugasnya, apa tidak membuatnya ?"
Lili : "Saya tidak membawanya pak. Sungguh, saya tidak
berbohong.
Pak Darmo : "Ya sudah kalau begitu kamu tidak dapat nilai
seperti teman-teman kamu...!"
Tri : (berbisik-bisik) "Li... kamu gak bawa tugasnya ? Gak
biasanya kamu kaya gini....."
Lili : "Iya tri aku lupa. Semalam aku tidur malam banget !!! Jadi
aku lupa memasukan kedalam tasku."
Pak Darmo : "Bapak akan berikan selembaran kertas yang
isiunya materi-materi penting untuk kalian pelajari.."

Pak Darmo membagikan kertas lembaran itu, anak-anak pun
membacanya dan memahaminya. Lalu ia memeriksa tugas yang
dikumpulkan tadi. Tiba-tiba bapak kepala sekolah datang dan
masuk kedalam kelas.

Kepala Sekolah : "Permisi Pak Darmo... Saya minta waktu
sebentar."
Pak Darmo : "Silahkan bapak kepala sekolah !!! Memang jam
mengajar saya juga sudah habis."
Kepala Sekolah : "Anak-anak maaf bapak mengganggu kalian
belajar. Sebentar, bapak kesini mau memanggil anak yang
bernama Lili. Yang bernama Lili acungkan tangan."
Lili : (Mengancungkan Tangan) "SAYA PAK !"
Kepala Sekolah : "Ikut keruang bapak sebentar ada yang bapak
mau bicarakan !"
Lili : "Baik Pak."

Sampainya diruang Bapak Kepala Sekolah, Lili duduk tegang di
handapan bapak kepala sekolah.

Lili : "Ada apa ya pak sampaui saya di panggil keruang bapak ?"
Kepala Sekolah : "Begini, apa benar kamu sudah menunggak
SPP 3 bulan ?"
Lili : "Iya pak memang saya belum membayar uang spp selama
3 bulan."
Kepala Sekolah : "Kenapa ? kamu sampai menunggak 3 bulan
apa sebenarnya kamu di kasih uangnya sama orang tua kamu
cuma pakai ?"
Lili : "Tidak pak memang saya belum dikasih uangnnya sama
orang tua saya karna orang tua saya belum punya uang."
Kepala Sekolah : "Ya sudah, kalau begitu.... bapak sarankan
kekamu secepatnya kamu lunasi karena sebentar lagi kamu
akan UAN."
Lili : "Baik pak. Secepatnya saya akan melunasinya."
Kepala Sekolah : "Iya... Kembalilah kekelasmu!"
Lili : "Terima kasih pak. Permisi !"

Akhirnya Lili kembali kekelas. Didalam kelas, Tra, Lala, dan Tri
sedang asik mengobrol.

Lala : "Li, Bapak Kepala Sekolah ngomong apa sam kamu ? ada
masalah ya?"

Lili terpaksa berbohong dengan sahabat-sahabatnya karena dia
tidak mau sahabtanya jadi tahu masalah dia dan ikut kedalam
masalahnya.

Lili : "Gak kok ! Gak ada masalah apa-apa cumangobrol
masalah perpisahan aja..... aku kan ketua panitia."
Lala : "Oh... dikira kau kenapa ?"
Tra : "Teman, tar pulang sekolah antar aku ya ke toko buku ?
Soalnya aku mau beli novel-novel terbaru sekalian kita
shopping."
Lala,Tri : "IYAA !!"
Tra : "Li kok kamu diam, apa kamu gak mau ikut ?"
Lili : "Iya Tra kayanya aku gak ikut soalnyakan kamu tahu
sendiri ayahku lagi sakit. Belum Sembuh, jadi aku harus
membantu ibu menjaga ayah."
Tra : "Ya... sudah kalau begitu !"

Bel Istirahat berbunyi

Tra : "Sudah istirahat, kita kekantin yuk.. Laper nih !!"
Lala, Tri : "Yuk.... kita juga laper!"
Lili : "Teman, aku gak ikut ya soalnya aku gak laper dan lagi
males kekantin. Kalian saja ya.... ?"
Tra, Lala, Tri : "Ya sudah kalau kamu gak mau ikut. Kita ke
kantin dulu ya ?"

Lili Terpaksa harus berbohong lagi padahal dia bukan tidak
lapar tapi tidak mempunyai uang dan tiba-tiba tersirat di pikiran
Lili untuk mengambil uang Tra yang ada didalam tas. Uang itu
akan digunakan Tra untuk membeli Novel dan Shopping nanti
sepulang sekolah.

Lili : "Aku bingung nih harus membayar SPP tapi gak punya
uang. Minta sama ibu kan ibu lagi gak punya habis untuk ayah
kerumah sakit. Apa aku ambil saja uang Tra yang katanya mau
dibeluikan novel dan shopping pasti uangnya cukup ! Tapi kan
dia sahabat aku sendiri. Maafin aku ya Tra. Gak ada jalan lain ...
Karena aku harus secepatnya melunasi uang SPP."

Tanpa Lili Sadari ada yang melihat kelakuannnya itu yaitu
Fauzia dia ank kelas itu juga. Fauzia tidak sengaja mengintip
Luili di pintu kelas.

Fauzia : "Apa yang dilakukan Lili itu kan tasnya Tra kok dia
mengambil uangnya ?"

Fauzia pun langsung kedalam kelas dan pura-pira tidak tahu.
Bel Masuk kelas pun berbunyi . Tra, Lala, dan Tri masuk
kedalam kelas.

Tri : "Sedang apa kamu Li ?"
Lili : "Aku lagi baca buku saja."
Lala : "kamu istirahat Cuma dikelas aja ? gak bosen Li ?"
Lili : "Gak, aku kan sudah bilang aku males."
Tra : "Udah... kok jadi dipermasalahin sih.. ?!"

Tra belum menyadari kalau uangnnya hilang. Setelah dia
membuka tasnya dan melihat dompetnya terbuka dia langsung
kaget karena uangnya hilang.....

Tra : "Teman, uang aku hilang semua !"
Lala, Tri : "HILANG ?!?"
Tri : "Kamu lupa kali Tra. Coba cari Lagi."
Tra : "Aku gak lupa tadi aku simpan disini uangnya. Kemana ya
?"
Lala : "Apa ada yang MENCURI uang kamu Tra !!?"
Tra : "Bisa jadi, kalau tidak ada yang mencuri gak mungkin uang
aku hilang."
Tri : "Siapa yang mencuri ya kok tega banget sih !!?"
Tra : "LI... ! Kok kamu diam saja sih ? Bantuan aku donk ! uang
aku hilang nih !!"
Lili : "Bukan Aku Tra yang mencuri !!"
Tra : "Siapa yang bilang kamu yang mencuri. Aku kan Cuma
minta dibantuin cari."
Tri : "Li.... kok kamu ngomong gitu ? bukannya aku nuduh kamu
ya dari tadikan Cuma kamu yang ada dikelas ini sampai istirahat
selesai."
Lili : "Tapi bukan aku Tri yang ngambil uang Tra. Benar bukan.
Aku kan sahabat Tra dan Kalian."
Lala : (Jutek) "Biarpun kamu sahabat kita mungkin ajakan. Ya
udah biar kita gak salah nuduh kita periksa tas kamu, Cuma
membuktikan saja."
Lili : "Jangan kumohon JANGAN !! Bukan aku yang ambil."

Tiba-tiba Fauzia bicara dengan mereka.

Fauzia : "Hei... Sebelumnya aku minta maaf kalau aku ikut
campur urusan kalian. Aku Cuma mau bilang tadi aku lihat Lili
membuka tas kamu Tra dan mengambil sesuatu sepertinya
ya.... UANG."
Tra : "Kamu gak bohong kan Fauzia ?"
Fauzia : "Iya aku gak bohong aku lihat dengan mata kepalaku
sendiri. Maafin aku Li, aku gak mau menutupi kejahatan. Jadi,
aku ngomong apa yang aku lihat tadi."
Lili : "Fauzia.... aku sama sekali gak tau kalau tadi kamu melihat
apa yang aku lakukan. Tra, memang aku yang mengambil uang
kamu. Fauzia benar. Tapi aku terpaksa Tra !!! Aku bukan
bermaksud Jahat."
Tra : "Jadi... kamu Li yang ambil uang aku ! Ya ampun Li.... Aku
gak nyangka banget !!! Kamu terpaksa kenapa ???"
Lili : "Aku terpaksa karna aku belum bayar uang SPP 3 bulan.
Orang tua ku gak punya uang kan kamu tahu sendiri ayahku
sedang sakit."
Tra : "Tapi kamu gak harus seperti ini Li...."
Lala : "Iya Li kenapa kamu gak jujur ada sama kita. Kalau kamu
jujur kita pasti akan bantu kamu."
Tri : "Bener banget !!! Jadi kamu dari tadi pagi sudah berbohong
kamu bilang kamu lagi males aja ternyata kamu ada masalah ?"
Lili : "Tra, Lala, Lili aku menyesal udah gak jujur sama kalian.
Aku seperti ini karna aku gak mau menyusahkan kalian terus.
Aku minta maaf sama kalian. Terutama Tra."
Tra : "Aku maafin kamu Li. Karena aku tahu kamu dalam
keadaan terdesak melakukan semua ini."
Lili : "Kamu memang sahabat aku yang paling baik Tra, aku
sangat menyesal sekali."
Lala : "Bagaimanapun seseorang sahabat dia tetap menjadi
seorang sahabat !"
Tri : "Kamu salah La... diralat ya ? Bagaimanapun kesalahan
seorang sahabat kita harus memaafkannya karena manusia
pasti membuat kesalahan dan tidak selalu benar. Jadi kita harus
tetqap jadi sahabat sejati."
Lili : "Makasih ya sahabat-sahabat ku kalian memang sahabat
yang paling baik dan yang paling aku sayang . Makasih kalian
sudah mau maafin aku dan masih mau jadi sahabat aku .
Tra, Lala, Tri : IYA DONK HARUS !!!"
Tra : "ya udah Li Uangku untuk kamu saja karena aku tahu
kamu sangat m embutuhkannnya daripada aku."
Lili : "Benar Tra ? Makasih sekali lagi aki ucapkan untuk kamu
sampai kapan pun juga aku gak akan melupakan kebaikan
kamu."
Tra : "Iya.... Li. Kamu makasih juga donk sama fauzia karena dia
sudah buat kejujuran untuk kamu."
Lili : "Fauzia, terima kasih ya... ? Atas kejujuran kamu !"
Fauzia : "Iya Li sama-sama."
Tra : "Ya sudah kalau seperti ini kan jadinya enak. Tralalatrilili
tidak hancur. Tra..."
Lala : "lala....."
Tri : "Tri....."
Lili : "lili....."
Tralalatrilili : "YEEEEEEEEE......."

TAMAT






















Ini adalah pagi yang cerah. Mita dan Doni, dua orang siswa kelas VII
sedang asyik membaca-baca buku Biologi di koridor sekolah.
Pasalnya nanti siang akan ada ulangan harian mata pelajaran
tersebut. Kemudian datang Anggi, sahabat mereka.

Anggi: Mit, Don, rajin sekali kalian berdua!

Mita: Iya dong, tugas kita sebagai pelajar kan memang harus
belajar. Hehehe

Anggi: Iya juga sih. Eh ngomong-ngomong kalian tahu tidak, ada
murid baru yang akan masuk ke kelas kita hari ini.

Doni: Oh ya, siapa namanya? Lelaki atau perempuan?

Anggi: Lelaki, tapi aku juga belum tahu siapa namanya dan seperti
apa rupanya.

[Bel sekolah berbunyi]

Mita: Eh ayo masuk kelas!

[Ketiganya memasuki ruang kelas. Ibu guru masuk bersama seorang
murid baru.]

Ibu Guru: Selamat pagi, anak-anak. Hari ini kita kedatangan teman
baru dari Aceh, ia akan menjadi teman sekelas kalian. Silakan
perkenalkan dirimu, nak!
Ridwan

Ridwan: Selamat pagi, teman-teman. Nama saya Muhammad
Ridwan. Saya berasal dari Aceh.

Mita [berbisik pada Anggi]: Jauh sekali ya, dari Aceh pindah ke
Bandung!
[Anggi hanya mengangguk tanda setuju]

Ibu Guru: Ridwan, kamu duduk di belakang Doni ya [menunjuk
sebuah meja kosong]. Untuk sementara kamu duduk sendiri dahulu
karena jumlah siswa di kelas ini ganjil.

[Ridwan segera duduk di kursi yang disediakan]

Ibu Guru: Ya baiklah, sekarang kita mulai pelajaran hari ini. Buka
buku kalian di halaman 48.

[Pelajaran pun dimulai]

Tiba saatnya jam istirahat. Ridwan, yang belum memiliki teman, diam
saja duduk di kursinya sambil menunduk. Rupanya belum ada yang
mau mendekati Ridwan. Semua siswa di kelas itu masih sungkan
dan hanya mau tersenyum saja padanya tanpa berani mengajak
ngobrol lebih lanjut.

Doni: Psst, Mit, Nggi, coba lihat anak baru itu, sendirian saja ya!
[berbisik pada Mita dan Anggi saat mereka baru kembali dari kantin]

Mita: Ayo kita dekati saja. [Ketiganya menghampiri Ridwan]

Anggi: Hei, Ridwan. Kenalkan, aku Anggi, ini Ridwan dan Mita
[menunjuk kedua temannya].

[Ketiganya duduk di sekeliling Ridwan]

Ridwan: Hai, salam kenal.

Doni: Kamu kok tidak jajan ke kantin?

Ridwan: Aku Aku bawa bekal makanan [pelan sekali, sambil
tertunduk].

Mita: Oh begitu, rajin sekali kamu, Wan!

[Keempat siswa ini mulai terlibat obrolan ringan sehingga Ridwan
merasa ditemani]

Saat jam pulang sekolah, Ibu Guru memanggil Anggi dan Doni yang
hendak pulang ke rumah.

Ibu Guru: Anggi, Doni! Ke sini sebentar. Ibu mau menanyakan
sesuatu.

[Anggi dan Doni menghampiri Ibu Guru]

Doni: Ada apa, Bu?

Ibu Guru: Itu, bagaimana perilaku Ridwan di kelas? Apakah ia bisa
membaur?

Doni: Dia agak pendiam, Bu. Dan suka menunduk saat berbicara.

Anggi: Tadi di jam istirahat, kami berdua dan Mita berusaha
mendekatinya. Kami mengobrol cukup lama, ia anak yang baik kok,
hanya saja ia seperti agak kurang percaya diri dan muram.

Ibu Guru: Hmm begitu ya. Anak-anak, Ridwan adalah salah satu
korban selamat tragedi tsunami Aceh beberapa bulan yang lalu.
Kedua orang tuanya tewas terhempas ombak. Kini hanya tinggal ia
dan adik perempuannya, Annisa. Annisa masih duduk di kelas 4 SD,
di SD V kota kita ini.

Anggi: Ya Tuhan, sungguh berat cobaan yang menimpanya

Ibu Guru: Iya. Untungnya, seorang pamannya tinggal di Bandung
sehingga ia dan adiknya tinggal di sini. Mereka tergolong masyarakat
prasejahtera, sehingga Ridwan benar-benar harus berhemat.
Pamannya berkata pada Ibu tadi pagi, ia tak mampu memberi uang
jajan yang cukup untuk Ridwan sehingga Ridwan harus bekal nasi
setiap hari agar tidak lapar di sekolah.

Doni: Oh pantas saja tadi jam istirahat ia tidak ke kantin.

Ibu Guru: Ya sudah, Ibu cuma mau bilang begitu. Kalian berbaik-
baiklah dengannya. Temani dia agar tak merasa kesepian dan terus
berduka.
[Anggi dan Doni pamit kemudian pulang]

Di rumahnya, Doni terus menerus memikirkan teman barunya,
Ridwan. Akhirnya ia mendapatkan suatu ide. Dikabarkannya Anggi
dan Mita melalui SMS. Keesokan harinya di jam istirahat.

Doni: Eh, kalian membawa apa yang aku bilang kemarin, kan?

Mita: Bawa dong. Ayo kita dekati Ridwan.

Anggi: Ridwan, bolehkah kami bertiga makan bersamamu?

Ridwan: [kikuk dan kebingungan] Eh, um.. boleh saja..

Doni, Anggi, dan Mita mengeluarkan bekal makanan mereka.
Ketiganya juga membawa makanan camilan untuk dimakan
bersama-sama, tentu saja Ridwan juga kebagian. Dengan makan
bersama setiap hari, mereka berharap bisa membuat Ridwan lebih
ceria. Setelah makan

Ridwan: Terima kasih, teman-teman. Kalian sangat baik kepadaku.

Mita: Kamu ini bicara apa, sih? Kita kan teman, wajar saja jika kita
saling bersikap baik.

Semenjak itu Ridwan menjadi semakin kuat karena dukungan
teman-teman barunya. Siswa-siswa lain di kelas itu pun banyak yang
bergabung membawa bekal untuk dimakan bersama-sama pada jam
istirahat. Suasana menjadi semakin menyenangkan.





Contoh Teks Naskah Drama

Suatu ketika disaat keadilan sudah menjadi kata yang punah.
Sedang diadakannya ujian semester. Adi dan Banu duduk sebangku,
Sita dan Dini duduk sebangku di depannya, sedangkan Budi duduk
sendiri disamping Banu.
Mata pelajaran yang sedang di ujiankan adalah matematika, semua
murid terlihat kebingungan dan kewalahan melihat soalnya. Dan
terjadi lah percakapan antara 5 sekawan, Adi, Budi, Banu, Sita dan
Dini.
Banu: Din, aku minta jawaban soal nomor 5 dan 6!
Dini: A dan C
Sita: kalau soal nomor 10,11 dan 15 jawabannya apa Ban?
Banu: 10 A, 11 D, nomor 15 aku belum
Adi: Huss, jangan kencang-kencang nanti gurunya dengar
Sita: soalnya sulit sekali, masih banyak yang belum aku
kerjakan
Mereka berempat saling contek-mencontek seperti pelajar lainnya.
Tapi tidak dengan Budi, ia terlihat rileks dan mengerjakan soal ujian
sendiri tanpa mencontek.
Banu: Bud,kamu sudah selesai?
Budi: Belum, tinggal 3 soal lagi
Banu: Aku minta jawaban nomor 15 sampai 20 Bud!
Budi: Tidak Bisa Ban,
Banu: Kenapa? Kita sahabat bud, kita harus kerjasama
Dini: Iya Bud, kita harus kerja sama
Adi: Iya, kamu kan yang paling pintar disini bud
Budi: tapi bukan kerjasama seperti ini teman-teman
Sita: Kenapa memang Bud? Hanya 5 soal saja!
Budi: Mencontek atau pun memberi contek adalah hal buruk,
yang dosa nya sama. Aku tidak mau mencotek karena dosa, begitu
pula member contek ke kalian. Aku minta maaf
Sita: Tapi saat ini, sangat mendesak Bud
Dini: Iya Bud, bantu kami
Budi: tetap tidak bisa
Adi: yasudah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Bud, dan kami
urus diri kami sendiri. (marah dan kesal)
Banu: biarkan, kita lihat di buku saja
Banu lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-
diam, kemudian melihat rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Sita
menanyakan hasilnya.
Sita: Bagaimana Ban? Ada tidak?
Banu: ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C
Kareana suara Banu yang agak terdengar keras, Guru pun
mendengarnya dan menghampiri mereka berempat.
Guru: Kalian ini, mencontek terus. Keluar kalian
Mereka berempat di hukum di lapangan untuk menghormati tiang
bendera.
Banu: Aku tidak menyangka akan seperti ini
Dini: Aku juga tidak menyangka, akan dihukum
Sita: Seharusnya kita belajar ya
Adi: Iya, Budi benar
Banu: Disaat seperti ini, baru kita menyadarinya yah!
Sita: Aku menyesal!
Adi,Dini&Banu: Aku juga bersama
Setelah itu Budi keluar dari kelas dan menghampiri mereka.
Kemudian Budi ikut berdiri hormat seperti yang lain.
Dini: kenapa bud? Kamu di hukum juga?
Budi: Tidak, aku ingin menjalani hukuman kalian juga.
Kita sahabat kan? Aku ingin kita bersama
Sita: aku berharap ini menjadi pelajaran kita semua
Dini: dan tidak kita ulangi lagi
Adi: Kita sahabat sejati
Lalu mereka semua menjalani hukuman dengan penuh senyum dan
tawa. Persahabatan akan mengalahkan segala keburukan.

You might also like