Professional Documents
Culture Documents
$ v
dimana :
. , kecepatan aliran (m:dt)
B , jari jari hidrolik (m)
P , kekentalan kinematik (m
2
:dt)
9liran disebut laminer bila B
e
M 422, dan disebut turbulen bila B
e
G 322. 9pakah
intrusi tersebut berlapis atau bercampur sempurna tergantung pada hubungan
antara tenggang pasang surut dan debit hulu.
<eadaan ini dinyatakan oleh apa yang disebut dengan bilangan muara (estuar%
num#er) :
Es :
T &
'
F
r
"
dimana :
Q , prisma pasang surut (m
!
)
? , periode pasang surut (dt)
R , debit hulu (m
!
:dt)
+
r
, bilangan (roude , .:
d g
. , kecepatan aliran (m:dt)
d , kedalaman air (m)
g , percepatan gra.itasi (m:dt
2
)
))- *0
>erikut adalah pembagian jenis intrusi berdasarkan bilangan muaranya :
>erlapis >ercampur #ebagian >ercampur #empurna
Pada muara sungai yang debit hulunya besar tetapi tenggang pasang surutnya
kecil, biasanya terjadi intrusi berlapis. #ebaliknya kalau debit hulunya kecil dan
tenggang pasang surutnya besar akan terjadi intrusi bercampur sempurna.
Dauhnya intrusi salinitas ditentukan oleh beberapa $aktor, yaitu :
7ebit hulu.
<edalaman air di sungai yang bersangkutanS konsentrasi air asin terbesar ada
di ba'ah, jadi kalau muara dangkal, air asin terhalang, sementara air asin
yang ada di atas, terba'a oleh debit hulu.
Fuas penampang sungai atau saluran penampang besar, maka kecepatan kecil
sehingga penetrasi salinitas makin masuk jauh.
?enggang pasang surut.
<emiringan dasar sungai.
Pada musim hujan, dimana hulu sungai menjadi besar, intrusi air asin tidak jauh.
#ebaliknya pada musim kemarau intrusinya bisa jauh hingga mencapai puluhan
kilometer dari muara sungai tersebut. <edalaman air di muara yang dangkal akan
mengurangi penetrasi air laut. 7emikian pula dengan penampang sungai atau
saluran yang kecil dan tenggang pasang surut yang kecil.
))- *3