Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Agronomi
Disusun oleh : Fitrianti Inayah 4441121058 Agribisnis 2B
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2013 1
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul BUDIDAYA TANAMAN COCOR BEBEK. Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang bersangkutan. Penulisan makalah ini adalah merupakan salah satu tugas mata pelajaran Kimia di jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Serang, 6 Juni 2013 Penyusun
Fitrianti Inayah
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 1 DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 3 1.1 Latar Belakang 3 1.2 Fokus Pembahasan 4 1.3 Tujuan Penulisan 4 BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 5 2.1 Klasifikasi Tanaman Cocor Bebek 5 2.2 Morfologi Tanaman Cocor Bebek 5 2.3 Anatomi Tanaman Cocor Bebek 6 2.4 Fisiologi Tanaman Cocor Bebek 6 2.5 Deskripsi Tanaman Cocor Bebek 7 2.5.1 Organa Nutritivum ............................................................................................. 7 2.5.3Organa Reproduktivum ....................................................................................... 8 2.6 Kandungan Kimia 10 2.7 Manfaat Tanaman Cocor Bebek 10 2.8 Habitat 12 2.9 PerkembangbiakanTanaman Cocor Bebek 12 2.10 BudidayaTanaman Cocor Bebek 13 2.11 Penyakit pada Tanaman Cocor Bebek 14 BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 15 3.1 Kesimpulan 15 3.2 Saran 15 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 16
3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalanchoe pinnata (L.) Pers. atau yang sering dikenal dengan nama cocor bebek tersebut mempunyai beberapa sinonim yaitu Bryophyllum calycinum (L.) Oken dan Bryophyllum pinnatum. K. pinnata (L.) Pers. merupakan tumbuhan sukulen atau tumbuhan yang mengandung air yang berasal dari Madagaskar, Afrika. K.pinnata (L.) Pers. populer digunakan sebagai tanaman hias, namun juga banyak yang tumbuh liar di kebun kebun dan di pinggir parit yang tanahnya banyak berbatu. Kalanchoe pinnata (L.) Pers. menjadi tananaman yang banyak tumbuh di daerah beriklim tropis, seperti di Asia, Australia, Selandia Baru, India Barat, Makaronesia, Maskarenes, Galapagos, Malenisia, Polinesia dan Hawaii. Di Hawaii, tanaman K. pinnata (L.) Pers. tersebut dianggap sebagai spesies yang invasif. Yang dimaksud spesies invasif adalah definisi yang menjelaskan tentang spesies yang bukan spesies asli tempat tersebut, yang secara luas memengaruhi habitat yang mereka gunakan sebagai tempat tinggal. Nama nama daerah untuk K. pinnata (L.) Pers., antara lain: Sumatera:Didingin Banen, Jampe, Jukut Kawasa, Teres, Sepohori, Ceker Bebek dan Daun Sejuk. Jawa: Buntiris, Sosor Bebek dan Daun Ancar Bebek. Maluku: Mamala, Rau Kufiri dan Kabi kabi. Madura: Daun Ghamet, Cocor Etek dan Tombu Daun. Belanda: Wonderbland. Kalanchoe pinnata (L.) Pers. merupakan tumbuhan herbal. Dan kebanyakan herbal dapat berumur panjang, berdaging tebal dan banyak cairan. Pada pangkal batangnya berkayu, tegak dan tingginya sekitar 0,3 2. Perkembangbiakan ataupun bunga dari K. pinnata (L.) Pers. biasanya berkembang padabulan Mei Desember. Biasanya tinggal di daratan dengan 4
ketinggian 1 1000 meter diatas permukaan laut. Buah pada K. pinnata (L.) Pers. di Jawa belum ditemukan. Nama lama dari K. pinnata (L.) Pers. adalah Byrophyllum calycinum Salisb. Daun dari K. pinnata (L.) Pers. bukan hanya menyimpan air saja namun juga menyimpan bahan bahan kimia yang bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan dari K. pinnata (L.) Pers. antara lain asam lemon, asam apel, vitamin C, glukoside, tanin, dan byrophyllin A yang merupakan anti tumor. K. pinnata (L.) Pers. juga mengandung asam malat, damar, zat lendir, magnesium malat, kalsium oksalat, asam formiat, dan tanin. 1.2 Fokus Pembahasan 1. Morfologi Tanaman Cocor Bebek 2. Anatomi Tanaman Cocor Bebek 3. Fisiologi Tanaman Cocor Bebek 4. Deskripsi Tanaman Cocor Bebek a. Organa Nutritivum b. Organa Reproduktivum 5. Kandungan Kimia 6. Manfaat Tanaman Cocor Bebek 7. Habitat 8. Cara menanam cocor bebek 9. Penyakit pada Tanaman Cocor Bebek 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah: 1. Melengkapi kelengkapan tugas makalah mata kuliah Dasar Agronomi 2. Meningkatkan kelengkapan tentang dunia flora khususnya budidaya tanaman Kalanchoe pinnata (L.) Pers. 3. Mengetahui lebih dalam mengenai tanaman cocor bebek dan cara budidaya dari tanaman Kalanchoe pinnata (L.) Pers. 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi Tanaman Cocor Bebek Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Saxifragales Famili : Crassulaceae Genus : Kalanchoe Seksi : Byrophyllum Species : K. pinnata
2.2 Morfologi Tanaman Cocor Bebek Daun: berbatang basah, daun tebal pinggir beringgit, banyak mengandung air, bentuk daunnya lonjong atau bundar panjang, panjang 5 - 20 cm, lebar 2,5-15 cm, ujung daun tumpul, pangkal membundar, permukaan daun gundul, warna hijau sampai hijau keabu-abuan. Daun tunggal atau kelihatan seolah-olah berbilang 3 atau menyirip berdaun 5. Daun atau tajunya memanjang atau oval, dengan ujung yang tumpul, beringgit atau beringgit rangkap, 5-20 kali 2,5-15 cm.
Batang: segi empat, lunak, beruas, warna hijau. Batang segi empat tumpul atau hampir membulat bunga berbilangan atau kelipatan empat, menggantung, pada mulai yang tegak tidak rapat.
Bunga : bentuk malai, mahkota bentuk corong warna merah dan kelopak berdaun lekat. Buah kotak, warna ungu bernoda putih, buah silindris, 6
melembung 1,5- 4 cm panjangnya, taju pendek. Mahkota bentuk periuk atau lonceng, jelas menyempit di atas pangkal yang melebar, di atasnya lagi melebar, panjang 3,5-5,5 cm, bagian yang muncul di atas kelopak merah, pangkal tabung dengan 8 lipatan yang dalam, taju bulat telur bentuk lanset, bentuk ekor yang meruncing. Benang sari, dua lingkaran. Tangkai putik panjang. Helaian sisik segi empat. 2.3 Anatomi Tanaman Cocor Bebek Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas yang terdiri dari satu lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula tipis, stomata sedikit. Epidermis bawah terdiri dari 1 lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula tipis, stomata lebih banyak daripada epidermis atas. Di dalam mesofil tidak terdapat jaringan palisade, jaringan bunga karang terdiri dari sel-sel yang besar hampir bundar,berisi lender, terdapat sedikit hablur kalsium oksalat berbetuk prisma. Pada tulang daun terdapat pembuluh tipekolateal, pada bagian bawah berkas pembuluh terdapat beberapa lapis jaringan kolenkim, pada bagian bawah tulang daun terdapat 1 sampai 2lapis jaringan kolenkim. Pada sayatan paradermal tampak epidermis atas dan epidermis bawah berebtuk polygonal, dinding sedikit berombak, stomata tipe anomositik. Serbuk berwarna hijau kotor keabu-abuan. Fragmen pengenal adalah epidermisa atas dinding sedikit berombak dengan stomata anomisitik, epidermis bawah dinding sedikit bergelombang dengan stomata lebih banyak, mesofil meliputi dari sel besar, bentuk bundar, dinding tipis, di dalamnya kadang-kadang ada hablur kalsium, oksalat bentuk prisma, berkas pembuluh xilem dengan penebalan tangga dan spiral. 2.4 Fisiologi Tanaman Cocor Bebek Tanaman cocor bebek merupakan tanaman yang melakukan fotosintesis C3. Dalam sintesis C3, CO 2 difiksasi ke gula berkarbon lima, yaitu ribulosa 7
bifosfat (RuBP) oleh enzim karboksilase RuBP (rubisko). Molekul berkarbon enam yang terbentuk tidak stabil dansegera terpisah menjadi dua molekul fosfogliserat (PGA). Molekul PGA merupakankarbohidrat stabil berkarbon tiga yang pertama kali terbentuk sehingga cara tersebut dinamakan sintesis C3. Molekul PGA bukan molekul berenergi tinggi. Dua molekul PGA mengandung energi yang lebih kecil dibandingkan satu molekul RuBP, sehingga fiksasi CO 2 berlangsung spontan dan tidak memerlukan energi dari reaksi terang (fotosintesis). Untuk mensintesis molekul berenergi tinggi, energi dan electron dari ATP maupun NADPH hasil reaksi terang digunakan untuk mereduksi tiap PGA menjadi fosfogliseraldehida (PGAL). Dua molekul PGAL dapat membentuk satu molekul glukosa. Satu siklus Calvin telah lengkap bila pembentukan glukosa disertai dengan regenerasi RuBP. Satu molekul CO 2 yang tercampur menjadi enam molekul CO 2 . Ketika enam molekul CO 2 bergabung dengan enam molekul RuBP dihasilkan satu glukosa dan enam RuBP sehingga siklus dapat dimulai kembali. 2.5 Deskripsi Tanaman Cocor Bebek 2.5.1 Organa Nutritivum a. Folium (Daun) Daun dari K. pinnata (L.) Pers. berjenis daun tunggal. Daunnya kelihatan seolah olah berbilang tiga atau menyirip berdaun lima. Bangun daunnya memanjang atau oval (ovalis / ellipticus) dengan ujung daun yang tumpul atau obtusus, tepi daunnya beringgit atau beringgit rangkap (crenatus), pangkal daun tumpul atau obtusus, susunan tulang daunnya menjari atau palminervis, daging daunnya berdaging atau carnosus, warna daun hijau muda namun kadang kadang abu abu, dan permukaan daunnya gundul atau glaber. Merupakan daun yang lengkap karena mempunyai upih daun atau pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). (Steenis, 1975) 8
b. Caulis (Batang) Batang K. pinnata (L.) Pers. tidak berkayu atau merupakan salah satu jenis tanaman batang basah atau herbaceous. Tanaman ini tidak mempunyai kambium dan tidak mengalami pertumbuhan sekunder sehingga batangnya tidak membesar. Batangnya ada yang tidak bercabang dan dalam satu tumbuhan juga terdapat batang yang bercabang, jadi pada batang yang tidak mengalami percabangan langsung melekatnya ibu tangkai daun pada batang utama. Warna dari batang K. pinnata (L.) Pers. adalah hijau. Di batang terlihat buku buku atau nodus batang dan terdapat pula ketiak atau axillaris yang merupakan sudut antara batang dengan daun. Jika batangnya dipotong melintang akan terlihat bahwa bentuk dari batangnya adalah bersegi empat tumpul atau hampir membulat (teres). Sifat permukaan batangnya adalah batangnya memperlihatkan bekas bekas daun. Arah tumbuh batang tegak lurus atau erectus. (Steenis, 1975) c. Radix (Akar) Sifat perakaran dari K. pinnata (L.) Pers. adalah akar tunggang. Pengertian dari sistem perakaran tunggang atau radix primaria adalah akar lembaga tumbuh menjadi akar pokok. (Steenis, 1975) 2.5.3Organa Reproduktivum a. Flos (Bunga) Warna bunga K. pinnata (L.) Pers. pada pangkalnya berwarna merah namun sedikit demi sedikit mendekati ujung bunga berwarna hijau muda. Bunga dari K. pinnata (L.) Pers. berkalipatan empat, menggantung, pada malai yang tegak tidak rapat. Kelopak daun berlekatan, bentuknya bulat silindris, melembung, panjangnya sekitar 1,5 4 cm dan tajunya pendek. Mahkota berbentuk periuk atau lonceng, jelas menyempit di atas pangkal yang melebar diatasnya lagi melebar serta menghadap ke bawah. Panjang bunga sekitar 3,5 5,5 9
cm. Bagian yang muncul di atas kelopak merah, pangkal tabung dengan delapan lipatan yang dalam, taju bulat telur bentuk lanset, bentuk ekor yang meruncing. Benang sari ada delapan dengan dua lingkaran. Tangkai putiknya panjang. Helaian sisiknya segi empat. Bunga tersebut berada di ujung batang atau flos terminalis. Susunan bunga berkumpul membentuk suatu rangkaian yang dinamankan bunga majemuk (anthotaxis / inflorencentia). Merupakan bunga majemuk tak terbatas (inflorenscentia racemosa, inflorenscentia botryoides atau inflorenscentia centripetala), artinya pada ibu tangkainya dapat tumbuh terus dengan cabang cabang yang dapat bercabang kembali atau tidak, dan mempunyai susunan acropetal, yaitu semakin muda bunganya semakin dekat dengan ujung ibu tangkai bunga, dan bunga mekar berturut berturut dari bawah ke atas. Jika dilihat dari atas, nampak bunga mulai mekar dari pinggir menuju ke pusat. Tanaman K. pinnata (L.) Pers. merupakan tanaman banci karena mempunyai alat perkembangbiakan jantan dan betina, yaitu putik dan benang sari. (Steenis, 1975) b. Fructus (Buah) Buahnya berbentuk bumbung. Namun di pulau Jawa belum ditemukan buah dari K. pinnata (L.) Pers. Ini. (Steenis, 1975) c. Folium (Daun) Daun K. pinnata (L.) Pers. berjenis daun tunggal. Bangun daun K. pinnata (L.) Pers.memanjnag atau oval (ovalis/ ellipticus) dengan ujung daun yang tumpul atau obtusus, tepi daun beringgit atau beringgit rangkap (crenatus), pangkal daun tumpu atau obtusus, susunan tulang daun K. pinnata (L.) Pers. menjari atau palminervis, daging daun berdaging atau carnosus. Warna daun hijau muda namun kadang kadang abu abu dan permukaan daun K. pinnata (L.) Pers. gundul atau glaber. Merupakan daun yang lengkap karena mempunyai upih daun atau pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Tunas akan tumbuh dari lekukan ke dalam dari 10
tepi daun K. pinnata (L.) Pers. yang berbentuk ringgi, dan setiap meletakkan atau daun K. pinnata (L.) Pers. mengenai media tanam, tunas tersebut akan mudah muncul. (Steenis, 1975) 2.6 Kandungan Kimia 1. Appelzuur 2. Damar 3. Zat lendir 4. Magnesium malat 5. Kalsium oksalat 6. Asam formiat 7. Tannin 8. Saponin 9. Flvonoid 10. Quercetin-3-glukoside 11. Polifenol 12. Asam lemon 13. Asam apel 14. Vitamin C 15. Bryophyliin 16. Glukosa 2.7 Manfaat Tanaman Cocor Bebek Kandungan kimia pada tanaman membuat tanaman ini bisa digunakan untuk berbagai pengobatan. Sosor bebek selain anti-tumor juga mempunyai sifat anti-radang, menghentikan perdarahan, mengurangi pembengkakan, dan mempercepat penyembuhan luka. Masyarakat China kerap menggunakan sosor bebek sebagai ramuan untuk mengatasi masalah pencernaan, muntah darah, dan gangguan pada telinga ataupun tenggorokan. Kemudian, sosor bebek juga digunakan untuk mengatasi trauma luka akibat kecelakaan, memar, 11
ataupun perdarahan. Hal ini terutama dikarenakan sifat daun sosor bebek yang dingin. Penelitian yang dilakukan oleh Supratman beserta rekan-rekan dari Divisi Biokimia Terapan Osaka Prefecture University di Sakai, Jepang, menunjukkan bahwa isolasi terhadap lima bufadienolides dari daun sosor bebek mempunyai efek menghambat pengaktifan antigen awal virus Epstein-Barr (EBV-EA) pada sel Raji yang disebabkan oleh tumor. Selain bufadienolides, cocor bebek yang mempunyai rasa sedikit asam, lunak, dan dingin ini juga mengandung zat asam lemon, zat asam apel, vitamin C, alkaloid, flavonoid, quercetin-3-diarabinoside, dan kaempferol-3-glucoside. Kandungan kimia tersebut membuat sosor bebek bisa digunakan untuk berbagai pengobatan. (Hartono, 2012) Selain bisa dimanfaatkan untuk pengobatan dalam, cocor bebek juga bisa digunakaan untuk penggunaan luar seperti : 1. Luka : Daun cocor bebek secukupnya diparut atau ditumbuk. Tambahkan sedikit air dan balurkan pada bagian tubuh yang mengalami luka. Ganti setiap tiga jam sekali. 2. Perut mulas : Beberapa helai daun dadap serep ditumbuk dengan beberapa lembar daun cocor bebek. Beri sedikit air. Kemudian balurkan ramuan tersebut pada perut. 3. Menurunkan demam : Lumatkan daun cocor bebek, lalu balurkan pada dahi. Gunakan dua kali sehari. 4. Bisul atau memar : Hancurkan 30-60 gram daun cocor bebek kemudian peras. Tambahkan madu dan diminum. Sisa daun ditempelkan pada bagian yang sakit. 5. Radang telinga luar : Lumatkan 5-10 daun cocor bebek, peras. Airnya digunakan sebagai obat tetes telinga. 6. Radang amandel : Lumatkan 5-10 daun cocor bebek. Ambil airnya dan gunakan sebagai obat kumur. 12
2.8 Habitat Kalanchoe pinnata (L.) Pers. termasuk jenis tanaman terna dengan ukuran yang kecil dan tidak sebesar pohon pohon. Pada pangkal K. pinnata (L.) Pers. ini agak berkayu, tegak, tingginya sekitar 0,3 2 m. Daunnya tunggal atau seolah olah berbilang 3 atau menyirip berdaun 5. Daun atau tajunya memanjang atau oval dengan ujung yang tumpul, beringgit atau beringgit rangkap, 5 20 kali 2,5 15 cm. Bunga berbilang atau kelipatan empat, menggantung, pada malai yang tegak tidak rapat. Buah berbentuk bumbung serupa selaput atau kulit. Terdapat perbedaan K. pinnata (L.) Pers. yang hidup di beberapa tempat, misalnya pada daunnya ada yang dalam satu ibu tangkai daun hanya terdapat satu helaian daun saja tapi ada juga yang dalam satu ibu tangkai daun terdapat tida helaian daun. Kalanchoe pinnata (L.) Pers. kemungkinan awalnya ditemukan di madagaskar, Afrika. Yang iklimnya tropis ataupun kering, seperti di Asia, Australia, Selandia Baru, India Barat, Makaronesia, Maskarenes, Galapagos, Malenisia, Polinesia dan Hawaii. Di Hawaii, tanaman Kalanchoe pinnata (L.) Pers. tersebut dianggap sebagai spesies yang invasif (species yang bukan species asli tempat tersebut yang secara luas memengaruhi habitat yang mereka invasi). Terdapat di dataran dengan ketinggian 1 1000 meter diatas permukaan laut. Banyak dijumpai di tempat yang berbatu, di bawah pagar, di dekat selokan dan lain sebagainya. 2.9 PerkembangbiakanTanaman Cocor Bebek Perkembangbiakan alami adalah perkembangbiakan tanaman oleh tanaman itu sendiri secara alami atau dibantu oleh alam. Sedangkan perkembangbiakan secara buatan adalah perkembangbiakan tanaman yang mendapat campur tangan manusia.Tanaman berkembangbiak secara alami melalui berbagai macam cara. Tanaman berkembangbiak secara alami dengan 2 cara yaitu generatif dan vegetatif. Generatif adalah bahwa tanaman tersebut 13
berkembang biak secar kawin, yaitu bertemunya sel jantan yang terdapat pada benang sari dan sel betina yang terdapat pada putik. Bertemunya 2 sel ini nantinya akan menghasilkan buah yang berbiji 2 yaitu dikotil. Perkembangan tumbuhan cocor bebek secara vegetatif alami yaitu berupa tunas adventif. Tunas adventif adalah bentuk reproduksi aseksual dimana organisme baru berupa tunas tumbuh dari ujung-ujung daun.Tunas adventif yang dipisahkan dari induknya dapat tumbuh membentuk individu baru.Tunas tersebut dapat membentuk daun dan akar sehingga seperti tumbuhan kecil yang menempel pada tumbuhan. Syarat terjadinya tunas daun, tumbuhan tersebut harus memiliki jaringan meristem pada tepi daunnya. Adanya jaringan meristem pada tepi daun tergantung pada gen tumbuhan tersebut. Saat daun sudah tidak mendapat suplai makanan dari induknya, dia akan tumbuh secara mandiri dengan membentuk tunas daun. Mula-mula daun melakukan imbibisi (menyerap air sebanyak-banyaknya), kemudian jaringan meristem yang ada di tepi daun aktif membelah, kearah bawah membentuk akar untuk mennyerap nutrisi , sedang kearah atas membentuk daun dan batang. Kemudian akan tumbuh menjadi individu baru, yang siap dipisahkan dari daun induknya. Sedangkan perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif buatan berupa stek daun.Anda dapat memisahkan atau memotong beberapa bagian tanaman untuk menghasilkan bibit tanaman yang banyak dalam waktu singkat. Menyetek adalah proses menanam sebagian potongan atau bagian tubuh dari tanaman tersebut baik berupa cabang ataupun batang. 2.10 BudidayaTanaman Cocor Bebek Budidaya cocor bebek yaitu berupa stek daun, cara menanamnya dengan melepas helai daun dan letakan di media tanam.Maka dalam beberapa hari kemudian akan tumbuh akar dan tunas baru di pangkal daun dan selanjutnya akan tumbuh menjadi tanaman dewasa.
14
2.11 Penyakit pada Tanaman Cocor Bebek Penyakit yang paling sering ditemukan yaitu busuk akar atau daun. Hal tersebut terjadi karena tanaman tergenang air baik di dalam pot maupun di dasar pot. Cara mengatasi busuk akar yaitu dengan membuat drainase pada pot sehingga air tidak tergenang. Sedangkan hama yang sering meyerang cocor bebek adalah kutu putih, ulat berkaki banyak dan semut. Kutu putih dapat diatasi dengan membuang kutu yang menempel kemudian disemprot dengan pestisida. Untuk ulat cukup dibuang saja sedangkan untuk semut, rendam pot dalam air sebentar semut-semut akan keluar atau ganti media tanam dengan yang baru.
15
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. K. pinnata (L.) Pers. merupakan tumbuhan jenis herba dan merupakan tanaman menahun. Biasanya tumbuh pada daerah dengan iklim tropis. Mempunyai mahkota yang berbentuk seperti lonceng atau periuk atau hypanthodium yang menggantung. Daunnya berbentuk oval dengan tepi daun yang beringgit atau beringgit rangkap. Bentuk kelopaknya bulat silindris. 2. Merupakan tanaman yang hemafrodit karena mempunyai dua alat perkembangbiakan. Buahnya berbentuk bumbung, namun di Jawa belum ditemukan adanya buah dari K. pinnata (L.) Pers. 3. Biasanya hidup di tempat yang berbatu batu. Tanaman K. pinnata (L.) Pers. bermanfaat untuk anti radang, menghentikan pendarahan, mengurangi pembengkakan, mempercepat penyembuhan luka, anti tumor, pencernaan, muntah darah, gangguan pada telinga ataupun tenggorokan, untuk mengatasi trauma luka akibat kecelakaan, untuk mengatasi gangguan asma atau pernapasan, untuk menyembuhkan sakit kepala, batu ginjal, rematik, batuk, sakit dada, menyembuhkan demam, memperlancar haid yang tidak teratur, obat luka, bisul, borok dan penyakit kulit lainnya. 3.2 Saran 1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan tanaman cocor bebek agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. 2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai kandaungan yang terdapat dalam cocor bebek. 3. Perlu adanya publikasi kepada masyarakat luar mengenai hasil-hasil yang tepat guna. 16
DAFTAR PUSTAKA
Hapsari, D. P. (2012, June 25). Blogger Corporation. Dipetik June 6, 2013, dari blospot corporation: dianaph.blogspot.com/2012/06/tugas-ku-werkstuk-kalanchoe-pinnata-l.html Hartono, P. (2012, Februari 20). blog. Dipetik Mei 25, 2013, dari blogspot web site: http://data-smaku.blogspot.com/2012/10/karya-tulis-pemanfaatan-tanaman-cocor.html Steenis, C. V. (1975). Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta: PT. Pradaya Paramitha.