You are on page 1of 13

BAB 9

OSILOSKOP
9.1 PENDAHULUAN
Osiloskop sinar katoda (cathode ray oscilloscop) selanjutnya disebut (CRO) adalah
instrument laboratorium yang sangat bermanfaat dan terandalkan dan bermanfaat untuk
pengukuran dan analisa bentuk bentuk gelombang dan gejala lain dalam rangkaian-
rangkaian elektronik. Pada dasarnya CRO adalah alat pembuat grafik atau gambar
(plotter) X-Y yang sangat cepat yang memperagakan sebuah sinyal masukan terhadap
sinyal lain atau terhadap waktu.

9.2 OPERASI DASAR CRO
Subsistem utama dari sebuah CRO untuk pemakaian umum ditunjukkan pada diagram
balok yang disederhanakan gambar 9.1. Terdiri dari :
a. Tabung sinar katode (Cathode ray tube) atau CRT.
b. Penguat vertikal
c. Saluran tunda
d. Generator basis waktu
e. Penguat horisontal
f. Rangkaian pemicu
g. Sumber daya
Tabung sinar katode atau CRT merupakan jantung osiloskop, dengan yang lainnya
dari CRO terdiri dari rangkaian guna mengoperasikan CRT. Pada dasarnya CRT
menghasilkan suatu berkas elektron yang dipusatkan secara tajam dan dipercepat ke
suatu kecepatan yang sangat tinggi. Berkas yang dipusatkan dan dipercepat ini
bergerak dari sumbernya (electron gun) ke depan CRT, Di mana dia membentur
bahan fluerecensi yang melekat dipermukaan CRT (layar) bagian dalam dengan
energi yang cukup untuk membuat layar bercahaya dalam sebauh blantik kecil.

9.3 TABUNG SINAR KATODE (CRT)
9.3.1 Operasi CRT
Struktur bagian dalam sebuah tabung sinar katode (CRT) terdiri dari komponen
utama dari CRT untuk pemakaian umum ini ringkasnya, peralatan senapan elektron
menghasilkan suatu berkas elektron sempit dan terfokus secara tajam yang
meningalkan senapan pada kecepatan yang sangat tinggi dan bergerak menuju ke
layar fluoresensi. Pada waktu membentur layar, energi kinetik dari elektron-elektron
berkecepatan tinggi di ubah menjadi pancaran cahaya dan berkas menghasilkan
suatu bintik cahaya kecil pada layar CRT. Pada perjalanan menuju layar, berkas
elektron tersebut lewat diantara dua pasang pelat defleksi elektrostatik.
9.3.2 Pemusatan Elektrostatik
Pemusatan elektrostatik digunakan dalam semua CRO. Untuk memahami
bekerjanya metode pemusatan elektrostatik sangat bermanfaat untuk pertama
tama memperhatikan kelakuan dari masing masing pertikel di dalam sebuah
medan listrik.


Di mana e = intensitas medan listrik, dalam V/m
f = gaya pad muatan dalam N
q = muatan dalam C.
9.3.3 Defleksi elektrostatik
Dalam membahas metode defleksi elektrostatik dari sebuah berkas elektron di
dalam sebuah osiloskop kita kembali pada pernyataan yang diberikan perihal
gaya pada elektron di dalam sebuah medan listrik seragam. Untuk baiknya,
diagram di ulang lagi. Menurut definisi intensitas medan listrik e
r
gaya pada
elektron adalah f
e
= -e Newton. Tindakan gaya terhadap elektron akan
mempercepatnya menuju elektroda positif sepanjang garis garis gaya fluksi
medan. Hukum Newton kedua mengenai gerak memungkinkan kita untuk
menghitung percepatan ini, yaitu :


9.3.4 Layar untuk CRT
Bila berkas elektron membentur layar CRT, dihasilkan sebuah bintik cahaya.
Bahan layar di bagian dalam CRT yang menghasilkan efek ini adalah fosfor.
Fosfor menyerap energi kinetik elektron elektron pembombardir dan
memancarkan kembali energi tersebut pada frekuensi yang lebih rendah dalam
spektrum yang dapat dilihat. Sifat dari beberapa bahan berkristal seperti fosfor
atau oksida seng yang memancarkan cahaya bila dirangsang oleh radiasi disebut
flueresensi. Bahan-bahan fluoresensi memiliki karakteristik kedua yang disebut
foxforisensi. Yang berkenan seperti bahan yang terus memancarkan cahaya
walaupun sumber eksitasi telah diputuskan.
9.3.5 Graticules
Peragaan bentuk gelombang pada permukaan CRT secara visual dapat diukur
pada sepasang tanda skala horisontal dan vertika yang disebut graticule. Tanda-
tanda skala ini dapat ditempatkan dipermukaan luar tabung CRT, yang dalam hal
ini disebut external graticule atau dibagian dalam permukaan CRT, yang disebut
internal graticule.
9.3.6 Sanbungan CRT
Sambungan elektris ke berbagai elemen di bagian dalam tabung gelas CRT
dilakukan melalui dasar tabung. Berbagai tegangan suplai bagi peralatan senapan
elektron dibangkitkan oleh dua sumber daya yang dihubungkan secar seri, yaitu
sumber tegangan tinggi untuk tegangan pemercepat, dan sumber tegangan rendah
untuk rangkaian tambahan. Sebuah jaringan pembagi tegangan dihubungkan ke
dua sumber daya guna melengkapi tegangan kerja yang dibutuhkan oleh sistem.

9.4 SISTEM DEFLEKSI VERTIKAL
9.4.1 Sistem defleksi vertikal harus memenuhi persyaratan prestasi yang cukup ketat
yang dapat disimpulkan dengan menyatakan sistem tersebut secara ketat yang
dapat disimpulkan dengan menyatakan bahwa sistem tersebut secara meyakinkan
menghasikan kembali bentuk gelombang masukan dalam batas batas lebar
bidang (bandwidth), kenaikan waktu (risetime) dan amplitudo yang telah
ditetapkan. Sistem defleksi vertikal juga melengkapi sebuah penyangga
(osilation) antara sumber sinyal dan pelat defleksi vertikal.
Sistem defleksi vertikal biasanya terdiri dari elemen-elemen yang ditunjukkan
pada diagram yaitu :
a. Jarum penduga CRO (probe)
b. Pemilh masukan (input selektor)
c. Pelemah masukan (input attenuator)
d. Penguat vertikal
9.4.2 Pemilih masukan (input selektor)
Pemilih masukkan ditunjukkan sebagai sebuah sakelar tiga posisi yaitu arus
bolai-balik tanah arus searad (ac-gnd-dc). Penempatan pemilih masukan ke
posisi ac secara kapasitif akan menggandengkan tegangan sinyal ke pelemah
(attenuator). Kapasitor menahan (memblokir) komponen dc dari gelombang
masukan dan hanya mengijinkan komponen ac memasuki penguat. Ini
merupakan ciri yang sangat bermanfaat yang memungkinkan pengukuran
tegangan sinyal ac yang bergabung dengan tegangan catu dc atau sumber
tegangan.
9.4.3 Pelemah masukan (input attenuator)
Pelemah masukan terdiri dari sejumlah pembagi tegangan RC, yang dikontrol
melalui panel depan CRO oleh pemilih VOLTS/DIV. Pemilih ini di kalibrasikan
dalam faktor defleksi (V/DIV) yang biasanya dalam urutan 1-3-5. Rangkuman
khas penyetelan pelemah adalah 0,1:0,2:0,5:1:2:5:10:20 atau 50 Volt/divisi,
dengan pelemahan maksimal pada kedudukan 50V/DIV.
9.4.4 Penguat Vertikal
Penguat vertikal terdiri dari beberapa tingkatan dengan sensitivitas atau
penguatan total yang tetap, biasanya dinyatakan dalam faktor defleksi (V/div).
Keuntungan penguatan tetap adalah bahwa penguat tersebut dapat lebih mudah
diracang agar memenuhi atau mempertahankan persyaratan stabilitas dan lebar
bidang (bandwidth).
Penguatan vertikal umumnya terdiri dari dua balok rangkaian utama yaitu pra-
penguat (preamplifier) dan penguat vertikal utama (main vertical amplifier).
Dalam CRO tipe laboratorium, pra penguat sering tersedia sebagai suatu unit
kontak tusuk yang dengan mudah dan cepat dapat dihubungkan ke rangka casis
utama (main frame) CRO.

9.5 SALURAN TUNDA (Delay Line)
9.5.1 Fungsi Saluran Tunda
Semua rangkaian elektronik di dalam CRO (pelemah, penguat, pembentuk pulsa,
generator, dan tentu saja didalam kawat rangkaian sendiri) menyebabkan
keterlambatan waktu tertentu di dalam transmisi tegangan sinyal ke pelat-pelat
defleksi. Hampir semua keterlambatan ini terjadi di dalam rangkaian-rangkaian
yang melakukan perpindahan, vertikal dan horizontal dalam diagram.
9.5.2 Saluran tunda dengan parameter tergumpal
Salurn tunda dengan parameter tergumpal (lumped-parameter line) terdiri dari
sejumpah jaringan simetri LC bertingkat, sebagaimana disebut bagian berbentuk
T (T-section). Batas atas dari pita pelewat disebut frekuensi pemutus (out-off
frequency) dari filter, yang diberikan oleh :


Jika spektrum sinyal masukan vi terdiri dari frekuensi yang jauh lebih rendah dari
frekuensi pemutus, sinyal keluaran vo akan merupakan tiruan tepat dari vi, tetapi
terlambat sebesar


Dimana ts adalah keterlambatan waktu untuk satu seksi T. Sejumlah seksi T yang
disusun bertingkat menjadi yang disebut saluran tunda parameter tergumpal
memperlambat keterlambatan waktu total menjadi


Dimana n adalah jumlah tingkatan dari bagian-bagian T.

9.5.3 Saluran tunda dengan parameter terbagi
Saluran tunda dengan parameter terbagi terdiri dari kabel koaksial yang dibuat
secara khusus dengan nilai induksitasi yang tinggi setiap satuan panjang. Untuk
jenis saluran tunda ini konduktor tengah dari akbel koaksial normal lurus diganti
dengan sebuah kumparan kawat kontinu, digulung dalam bentuk spiral pada
sebuah inti lunal dibagian dalam. Untuk mengurangi arus pusar (eddy current)
biasanya konduktor luar dibuat dari kawat jalinan terisolasi yang secara elektrik
dihubungkan pada ujung-ujung kabel.

9.6 SISTEM DEFLEKSI HORISONTAL
9.6.1 Generator Penyapu (Sweep generator)
CRO biasanya memperagakan bentuk gelombang masukan vertikal sebagai
fungsi dari waktu. Ini memerlukan tegangan defleksi horisontal guna
menggerakan atau menyapu bentuk CRO sepanjang layar dari kiri ke kanan
dengan kecepatan konstan, dan kemudian mengembalikan bintik tersebut dengan
cepat ke posisi semula di bagian kiri layar, siap untuk penyapuan berikutnya.
Tegangan penyapu atau basis waktu ini dihasilkan di dalam sistem defleksi
horisontal. CRO oleh generator penyapu (sweep generator).

9.6.2 Sinkronisasi penyapuan
Genegrator gigi gergaji pada disebut bekerja penuh (free running) sebab tidak
tersedia alat kontrol luar yang menghidupkan generator pada setiap penyapuan
baru. Penyapuan baru benar-benar dimulai begitukapasitor telah dikosongkan
cukup untuk membuat UJT tidak bekerja. Adakah mungkin menggunakan sebuah
penyapu yang beroperasi secara penuh guna menghasilkan suatu peragaan CRT
yang stabil asalkan frekuensi sinyal masukan vertikal merupakan perkalian bulat
dari frekuensi penyapu.
Keadaan ini ditunjukkan di mana dua siklus bentuk gelombang sinyal terjadi
dalam selang waktu yang sama dengan sat siklus teganga penyapu. Jika hubungan
frekuensi yang eksak ini tidak dipertahankan, peragaan CRT akan tidak stabil dan
akan bergeser sepanjang layar. Untuk menghasilkan suatu peragaan yang stabil
generator penyapu harus berjalan secara sinkron atau sejalan dengan sumber
sinyal vertikal, sehingga sinyal vertikal dan horisontal keduanya mencapai suatu
titik referensi dalam siklusnya pada saat yang bersamaan.
9.6.3 Penyapu terpicu (triggered sweep)
CRO jenis laboratorium biasanya dilengkapi dengan sistem basis waktu yang
menggunakan apa yang disebut penyapu terpicu. Dengan penyapuan terpicu ini
generator gigi gergaji tidak membangkitkan suatu tegangan tanjak kecuali kalau
diminta untuk melakukannya oleh sebuah pulsa pemicu. Sebuah penyapu terpicu
meningkat keandalan CRO dalam pengertian bahwa dia memungkinkan CRT
meragakan sinyal-sinyal masukan vertikal yang waktunya sangat singkat
(misalnya pulsa sempit), terbentang sepanjang satu permukaan layar yang cukup
besar, hanya karena penyapuan diawali oleh sebuah pulsa pemicu yang berasal
dari gelombang yang diwakili.
9.6.4 Perbaikan linearitas penyapuan
Osilator-osilator laboratorium dirancang untuk melakukan pengukuran yang teliti
terhadap waktu dan karena itu memerlukan penyapuan dengan linearitas. Di
antaranya yang terpenting adalah:
1. Arah pengisian yang konstan, dengan cara mana kapasitor pengaturan
waktu dimuati secara linear dari sumber arus yang konstan.
2. Rangkaian penyapu Muller, dengan cara mana sebuah masukan tangga
(step input) diubah menjadi sebuah fungsi tanjak linear dengan
menggunakan integrator operasional.
3. Rangkaian phantastron yang merupakan variasi dari rangkaian Miller.
4. Rangkaian bootstrap, dengan cara mana arus pengisian yang konstan
dapat dipelihara yakni dengan mempertahankan tagangan pada tahanan
pengisi, dan dengan demikian arus pengisian yang melaluinya adalah
konstan.
5. Rangkaian kompensasi, yang digunakan untuk memperbaiki linearitas
rangkaian Miller dan rangkaian bootstrap.
9.6.5 Penguat horisontal
Dalam sebuah CRO yang biasa tingkat persyaratan prestasi (penguatan/lebar
bidang) penguat horisontal lebih rendah dari penguat vertikal. Sementara penguat
vertikal harus mampu menangani sinyal sinyal beramplitudo kecil dengan
kenaikan waktu yang cepat, penguat horisontal hanya memproses sinyal penyapu
yang amplitudonya cukup tinggi dan kenaikan waktunya relatif lambat. Akan
tetapi penguatan penguat horisontal lebih besar dari penguatan penguat vertikal,
sebab sensitivitas defleksi horisontal CRT lebih kecil dari sensitifitas defleksi
vertikal.
9.7 JARUM PENDUGA CRO
9.7.1 Pendahuluan
Jarum penduga (probe) CRO melakukan fungsi penting yaitu menghubungkan
rangkaian yang akan diselidiki ke terminal terminal masukan CRO tanpa
membebani atau jika tidak mengganggu susunan penguji. Agar memenuhi
persyaratan dari berbagai CRO pemakai umum dan pemakai khusus, terdapat
berbagai jenis jarum penduga, dari jenis tegangan pasif yang sederhana sampai
ke jarum penduga aktif yang baik untuk pemakaian khusus. Namun dalam
masing-masing hal jarum penduga tidak harus menurunkan prestasi CRO, dan
gabungan jarum penduga bersama CRO harus disesuaikan dengan tepat dan
dikalibrasi sebagai suatu sistem pengukuran guna menjamin ketelitian
pengukuran yang maksimal.
9.7.2 Jarum penduga tegangan pasif (passive probe)
Jarum penduga yang paling terkenal dan mengenyangkan untuk
menggandengkan sinyal yang akan diselidiki ke CRO adalah jarum penduga
tegangan pasif (disebut demikian sebab tidak mengandung elemen-elemen
aktif).
Jarum penduga pasif yang paling sederhana adalah jarum penduga tanpa
pelemahan atau jarum penduga XL. Jarum penduga ini berisi sebuah kabel
koaksial dengan ujung ujung jarum penduga pada salah satu ujung kabel dan
konektor BNC pada ujung lainnya. Walaupun sambungan dari titik uji
kemasukan CRO adalah langsung, kapasitansi paralel dari kabel memainkan
suatu peranan dan harus diperhitungkan. Secara khas, kapasitansi sebuah kabel
koaksial 50 ohm adalah sekitar 30 pF/kaki, sehingga sebuah kabel koaksial
yang panjangnya 5 kaki menambahkan sekitar 150 pF terhadap kapasitansi
masukan CRO. Dengan demikian jarum penduga XL pada dasarnya adalah
sebuah kapasitansi pemaralel yang besar dengan terminal masukan yang
letaknya beberapa kaki dari masukan CRO. Karena jarum penduga XL
menyajikan beban besar terhadap sinyal sinyal frekuensi tinggi, dia biasanya
dibatasi untuk pemakaian frekuensi rendah seperti halnya pengukuran kerut
gelombang sumber daya arus bolak balik.
Sepanjang yang menyangkut tegangan dc, gabungan jarum penduga dan CRO
merupakan sebuah pembagi tegangan 10 banding 1 yang karakteristik alih dc
nya adalah :


Untuk nilai-nilai rangkaian yang diberikan menghasilkan :



9.7.3 Jarum penduga tegangan aktif
Jarum penduga aktif yang dirancang guna memberikan suatu cara yang efisien
dalam menggandengkan sinyal frekuensi tinggi yang kenaikan waktunya cepat
ke masukan CRO, berisi komponen aktif seperti dioda, FET, BJT atau tabung
vakum miniatur. Umumnya jarum penduga aktif memiliki impedansi masukan
yang sangat tinggi dengan pelemahan yang lebih kecil dari jarum penduga
pasif. Karena mereka berisi rangkaian elektronik, jarum penduga aktif lebih
mahal dan lebih besar dar jarum penduga pasif, tetapi mereka sangat
memperbesar kemampuan pengukuran dari sistem jarum penduga dan CRO.
Impedansi masukan dari rangkaian CF adalah tinggi sekali, khasnya dalam
orde 10 Mohm atau lebih, sedang kapasitas masukan adalah rendah sekali
(kira-kira 5 pF). Impedansi keluaran dari CF dimaksudkan untuk
mengemudikan kabel koaksial yang ditutup pada impedansi karakteristiknya
pada masukan CRO. Jarum penduga CF dibatasi pada tegangan masukan yang
tidak melebihi beberapa volt, walaupun rangkuman tegangannya dapat
diperbesar dengan menambahan pembagi tegangan terkompensasi 10 : 1 ke
masukan CF dengan cara menambah ujung jarum penduga.
9.7.4 Jarum penduga arus
Jarum penduga arus memberikan suatu metode penggandengan sinyal ke
masukan CRO secara induktif, sehingga tidak memerlukan hubungan listrik
langsung ke rangkaian uji. Sebagaimana halnya pada jarum penduga tegangan,
jarum penduga arus terdiri dari sebuah penginderaan (sensor), sebuah kabel
koaksial dan rangkaian penutup.
Terdapat berbagai jenis jarum penduga arus. Sebuah contoh jarum penduga
arus yang terkenal adalah yang disebut jarum penduga arus pasif yang dapat
dibuka dan dijepit sekeliling konduktor yang arusnya akan diukur. Alat
penginderaan arus pada jarum penduga ini adalah yang disebut transformer
arus dari inti terpisah, terdiri dari lempeng stasiuner yang berbentuk U dan
sebuah lempeng datar yang dapat bergerak. Sebuah kumparan dengan jumlah
lilitan sekitar 25 digulungkan pada salah satu kaki dari inti ferrit guna
membentuk kumparan transformer sekunder. Konduktor yang akan diuji
adalah kumparan primer satu gulungan.
9.7.5 Jarum penduga tegangan tinggi
Jarum penduga tegangan tinggi digunakan untuk menghubungkan sinyal-
sinyal kilovolt ke CRO konvensional dengan melengkapi perbandingan
tegangan sebesar 1000 : 1 atau lebih. Kepala jarum penduga tegangan tinggi
dibuat dari bahan termoplastik yang kekuatan tumbukannya tinggi dan
direncanakan secara khusus guna melindungi pemakai terhadap bahaya
kejutan elektris.

9.8 GAMBAR LISSAJOUS
9.8.1 Konstruksi gambar Lissajous
Gambar-gambar Lissajous dihasilkan bila gelombang-gelombang sinus
dimasukkan secara bersamaan ke pelat-pelat defleksi dan vertikal CRO.
Konstruksi sebuah gambar Lissajous ditunjukkan secara grafis dimana
gelombang sinus e0 menyatakan tegangan defleksi vertikal dan gelombang sinus
eh adalah tegangan defleksi horisontal. Frekuensi sinyal vertikal adalah dua kali
frekuensi sinyal horisontal, sehingga bintik CRT bergerak dua siklus lengkap
dalam arah vertikal dibandingkan terhadap satu siklus dalam arah horisontal.
Dua gelombang sinus dengan frekuensi yang sama menghasilkan gambar
Lissajous yang bisa berbentuk garis lurus, ellips atau lingkaran, bergantung pada
fasa dan amplitudo kedua sinyal tersebut. Sebuah lingkaran hanya dapat
terbentuk bila amplitudo kedua sinyal sama. Jika mereka tidak sama dan atau
tidak sefasa, terbentuk sebuah ellips yang sumbu-sumbunya adalah bidang
horisontal dan bidang vertikal (dengan mengambang penempatan CRO yang
normal), tanpa memperhatikan amplitudo sinyal, hal yang menentukan jenis
gambar yang terbentuk dan memasukkan dua sinyal frekuensinya sama ke pelat
defleksi adalah beda fasa antara kedua sinyal tersebut.
9.8.2 Penentuan frekuensi
Bagi setiap perbandingan sinyal yang dimasukkan, terhadap banyak
kemungkinan konfigurasi. Salah pertimbangan adalah apakah yang dimasukkan
ke pelat-pelat defleksi horisontal adalah frekuensi tinggi atau frekuensi rendah.
Akan tetapi, pertimbangan yang paling penting adalah fasa dari sinyal frekuensi
tinggi berkenaan dengan sinyal frekuensi rendah. Sebuah garis singgung yang
dilukiskan melalui ujung atas gambar akan membentuk titik singgung pada dua
tempat, sebuah garis singgung yang dilukiskan melalui satu sisi vertikal akan
membentuk titik singgung pada satu titik. Jelas bahwa jumlah garis-garis
singgung horisontal behubungan dengan frekuensi tegangan defleksi vertikal
sedangkan jumlah garis-garis singgung vertikal berhubungan dengan frekuensi
tegangan defleksi horisontal. Jadi perbandingan antara frekuensi defleksi vertikal
terhadap frekuensi defleksi horisontal adalah 2/1.
9.8.3 Perhitungan sudut fasa
Tanpa memperhatikan amplitudo relatif dari tegangan-tegangan yang dimasukkan
elips memberikan cara sederhana untuk mendapatkan beda fasa antara dua sinyal
dengan frekuensi yang sama. Sinus sudut antara kedua sinyal sama dengan
perbandingan antara titik potong pada sumbu Y yang dinyatakan oleh Yi,
terhadap defleksi vertikal maksimal yang dinyatakan oleh Yz :



9.9 CRO UNTUK PEMAKAI KHUSUS
9.9.1 CRO dengan jejak rangkap dua
Kemampuan CRT satu jejak (single trace) yang biasa dapat ditingkatkan agar
menghasilkan bayangan ganda atau peragaan jejak rangkap dua dengan cara
penyakelaran dua sinyal masukan terpisah secara elektronik. Diagram balok
menunjukkan bahwa CRO jejak rangkap dua mempunyai dua rangkaian
masukkan vertikal yang diberi tanda saluran A dan saluran B dengan pra penguat
dan saluran tunda yang identik. Keluaran pra penguat A dan B ditumpangkan
kesebuah sakelar elektronik yang secara bergantian menghubungkan masukkan
penguat vertikal utama ke kedua masukkan sinyal. Sakela elektronik juga dapat
berisi rangkaian untuk memilih variasi modus peragaan. Walaupun selektor untuk
modus peragaan tidak ditunjukkan dalam diagram balok.
9.9.2 CRO berkas rangkap
CRO berkas rangkap menerima dua sinyal masukan vertikal dan
memperagakannya sebagai dua bayangan terpisah pada layar CRT. Sebagai
pengganti penyakelaran kedua sinyal ke sebuah penguat vertikal tunggal secara
elektronik seperti pada CRO jejak rangkap. Osiloskop berkas rangkap
menggunakan CRT khusus yang menghasilkan dua berkas elektron yang betul
betul terpisah yang secara bebas dapat disimpangkan dalam arah vertikal. Dalam
beberapa CRT berkas rangkap keluaran senapan elektron tunggal dipisahkan
secara mekanis menjadi dua berkas terpisah yang disebut teknik pemecahan
berkas. Sedang CRT yang lain berisi dua senapan elektron terpisah, yang masing
masing menghasilkan berkas sendiri. CRT berkas rangkap mempunyai dua
pasang pelat defleksi vertikal, satu pasang tiap saluran dan satu pasang pelat
defleksi horisontal.
9.9.3 CRO penyimpan
Dalam CRT yang biasa ketahanan fosfor berkisar dari beberapa milisekon sampai
beberapa sekon, sehingga suatu peristiwa yang hanya terjadi sekali saja akan
lenyap dari layar setelah periode waktu yang relatif singkat. Sebuah CRT
penyimpanan dapat menyimpan peragaan jauh lebih lama, sampai beberapa jam
setelah bayangan terbentuk pada fosfor. Ciri ingatan atau penyimpanan ini dapat
juga sangat bermanfaat sewaktu memperagakan bentuk gelombang sinyal yang
frekuensinya sangat rendah. Dalam CRO yang biasa (tidak menyimpan), bagian
awal dari peragaan sedemikian akan menghilang sebelum sebagian akhirnya
terbentuk pada layar.
CRT penyimpanan dapat digolongkan sebagai tabung tabung dengan dua
kondisi stabil dan tabung tabung setengah nada. Tabung dengan dua kondisi
stabil akan menyimpan satu peristiwa atau tidak dan hanya menghasilkan satu
level keterangan bayangan. Tabung setengah nada dapat menyimpan suatu
bayangan untuk pengubahan lamanya waktu dan pada level keterangan bayangan
yang berbeda. Tabung dengan dua kondisi stabil dan setengah nada kedua
menggunakan fenomena emisi elektron sekunder guna membentuk dan
menyimpan muatan elektrostatik pada permukaan suatu sasaran yang terisolasi.
9.9.4 CRO cuplik (sampling CRO)
Bila frekuensi sinyal diperbesar. Kecepatan penulisan berkas elektron bertambah.
Hasil lanjutan dari kecepatan penulisan yang lebih tinggi adalah penurunan
intensitas bayangan pada layar CRT. Guna mendapatkan kecermelangan
bayangan yang cukup, berkas elektron harus dipercepat ke kecepatan yang lebih
tinggi sehingga energi kinetik yang lebih besar guna pengalihan ke layar dan
cahaya yang terangnya normal dapat dipertahankan. Suatu pertambahan dalam
kecepatan berkas elektron mudah dicapai dengan menaikkan tegangan pada
anoda-anoda pemercepat. Sebuah berkas dengan kecepatan yang lebih besar juga
membutuhkan potensial defleksi yang lebih besar guna mempertahankan
sensitivitas defleksi. Dengan serta merta, ini memerlukan tuntutan yang lebih
tinggi terhadap penguat vertikal.
Suatu cara untuk memperbaiki sistem defleksi pada frekuensi yang lebih tinggi
telah dikembangkan dengan berhasil oleh pabrik-pabrik CRO dan terdiri dari
CRT tipe gelombang merambat. CRT dalam mana sederetan pelat-pelat defleksi
yang dipasang di bagian dalam tabung dibentuk dan ditempatkan pada jarak
sedemekian sehingga sebuah elektron yang bergerak diantara mereka akan
menerima suatu gaya defleksi tambahan dari masing-masing pelat-pelat melalui
sebuah saluran tunda yang dirancang sedemikian sehingga keterlambatan waktu
berhubungan dengan tepat waktu pengalihan elektron yang bergerak ke CRT
menuju ke layar. Kemudian elektron harus dikontrol dengan sangat cermat guna
mencegah distorsi pada jejak.

9.9.5 CRO menunjuk angka
CRO penunjuk angka mengemukakan konsep penyediaan pembaca informasi
sinyal secara digital seperti halnya tegangan atau waktu disamping peragaan CRT
yang biasa. Pada dasarnya CRO penunjuk angka terdiri dari sebuah CRO
laboratorium konvensional berkecepatan tinggi ditambah dengan sebuah cacah
elektronik, yang keduanya berada didalam satu kotak. Rangkaian kedua unit ini
dihubungkan dengan memakai sebuah pengontrol peragaan secara logika, yang
memungkinkan pengukuran pada kecepatan dan ketelitian yang tinggi. CRO
petunjuk angka memberikan angka pembacaan kenaikan waktu, amplitudo dan
beda waktu, bergantung pada posisi pada berbagai alat kontrol seperti
TIME/DIV, AMPLITUDE/DIV dan PROGRAM. Gelombang masukan dipotong-
potong dengan memakai sebuah unit penyampling. Bersama masing-masing
pengulangan sinyal masukan, unit penyampling mempercepat waktu
penyamplingan sinyal masukan. Dan mempecepat waktu penyamplingan satu
titik pada satu saat, sedikit sedikit lebih lambat dari sample sebelumnya.

You might also like