You are on page 1of 7

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004


ISSN : 1411 - 4216
EKSTRAKSI KURKUMIN DARI KUNYIT


, A. Hardjono, dan Paskalina Hariyantiwasi Yamrewav Wahyuni
Jurusan Teknik Kimia, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
Jl. Babarsari, Yogyakarta, 55281
Telp. (0274) 485 390 ; Fax : (0274) 487 249 ; e-mail : yuni_mt@eudoramail.com


Abstrak

Kunyit merupakan tanaman yang biasa dipakai secara tradisional untuk keperluan dapur, obat-
obatan, dan bahan pewarna. Kunyit mengandung kurkumin yang dapat dipisahkan dengan cara
ekstraksi menggunakan pelarut asam asetat glasial 98 %. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan jumlah pelarut dan waktu ekstraksi yang tebaik untuk ekstraksi kurkumin dari
kunyit. Ekstraksi dilakukan pada jumlah pelarut 50, 100, 150, 200, 250 dan 300 ml serta waktu
ekstraksi 25, 50, 75, 100, dan 125 menit. Diperoleh kondisi operasi yang terbaik pada jumlah
pelarut 300 ml dan waktu ekstraksi 75 menit dengan jumlah kurkumin terambil sebesar 2,16 %.

Kata kunci : ekstraksi; kunyit; kurkumin


Abstract

The turmeric is a plant usually used traditionally for kitchen purposes, medicine, and coloring
stuff. It contains curcume which can be separated by extraction using 98 % of glacial acetic
acid. This study aims to determine the best quantity of solvent and time extraction for extracting
curcumin from turmeric. The process of extraction was done in 50, 100, 150, 200, 250 and 300
ml of solvent and 25, 50, 75, 100 and 125 minutes of extraction time. The best condition was
reached at 300 ml of solvent and 75 minutes of extraction time, in the manner of taken curcumin
2,16 %.

Key words : curcume, extraction, turmeric


Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang sebagian besar penduduknya bertumpu pada
bidang pertanian. Bumi Indonesia yang subur ini mampu memproduksi beraneka ragam tanaman yang
bermanfaat seperti tanaman pangan, tanaman obat-obatan dan tanaman industri.
Salah satu produk pertanian yang cukup banyak adalah kunyit. Tanaman ini merupakan tanaman
pekarangan yang termasuk dalam salah satu tanaman apotik hidup yang mudah ditanam pada berbagai
tempat. Pemanfaatan kunyit pada umumnya hanya digunakan untuk keperluan dapur, obat-obatan dan bahan
pewarna. Selain itu, di dalam kunyit terdapat kandungan zat yang bisa digunakan sebagai pengganti bahan
kimia untuk obat-obatan yang terdapat di pasaran.
Mengingat zat warna kuning alamiah yang terkandung didalamnya bisa diambil untuk dijual dengan
nilai tinggi, maka perlu dilakukan penelitian untuk mencari kondisi operasi yang relatif baik dalam
mendapatkan zat warna dari kunyit tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian
pengambilan zat warna kuning dari kunyit dengan metode ekstraksi menggunakan pelarut asam asetat glasial.

Tinjauan Pustaka
Kunyit merupakan tanaman berbatang basah dan mempunyai tinggi sampai 1 meter. Tanaman ini
dapat tumbuh di berbagai tempat. Kunyit (Curcuma Domestica Valet) termasuk dalam klasifikasi sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub Divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Monocotyledonae (biji berkeping satu)
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK F-17-1
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma Domestica Valet

Susunan kunyit terdiri atas akar, rimpang, batang semu, pelepah daun, daun, tangkai bunga dan
kuntum bunga.
Kandungan zat kimia dari rimpang kunyit dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Kandungan zat kimia dari rimpang kunyit

Kandungan zat
(dari bobot kering)
Kp. Cimanggu Bogor Kp. Manoko Lembang
1. Kadar minyak atsiri (%)
2. Kadar pati (%)
3. Kadar serat (%)
4. Kadar abu (%)
1,8100
55,0300
3,4400
6,4700
1,4600
47,8100
2,8700
7,5200
Sumber : Taryono, dkk (1988)

Komponen utama yang terpenting dalam rimpang kunyit adalah kurkuminoid dan minyak atsiri.
Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) bahwa kandungan
kurkumin rimpang kunyit rata-rata 10,92 %. Selain kunyit, ada juga beberapa tanaman yang mengandung
kurkumin, misalnya temulawak dan temu hitam.

Sifat-sifat kurkumin adalah sebagai berikut :
- Berat molekul : 368,37 (C = 68,47 %; H = 5,47 %; O = 26,06 %)
- Warna : light yellow
- Melting point : 183 C
o
- Larut dalam alkohol dan asam asetat glasial
- Tidak larut dalam air

Rumus bangun kurkumin adalah sebagai berikut :

OCH
3



COCH=CH OH

CH
2


COCH=CH OH

OCH
3



Kurkumin dapat larut dalam alkohol dan asam asetat glaial (The Merck Index, 1976).
Asam asetat glasial (CH
3
COOH) merupakan zat cair yang mudah menguap, tidak berwarna dan
memiliki bau yang khas. Titik didih asam asetat glasial 118,1
o
C, spesific gravity 1,049, berat molekul 60,05
gram/mol (Perry RH, 1973).
Salah satu cara pengambilan kurkumin dari rimpangnya adalah dengan cara ekstraksi. Ekstraksi
merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan. Secara umum ekstraksi dapat
didefinisikan sebagai proses pemisahan dan isolasi zat dari suatu zat dengan penambahan pelarut tertentu
untuk mengeluarkan komponen campuran dari zat padat atau zat cair. Dalam hal ini fraksi padat yang
diinginkan bersifat larut dalam pelarut (solvent), sedangkan fraksi padat lainnya tidak dapat larut. Proses
tersebut akan menjadi sempurna jika solute dipisahkan dari pelarutnya, misalnya dengan cara
distilasi/penguapan.

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK F-17-2
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG


Bahan dan Metode Penelitian
Untuk penelitian ini digunakan bahan kunyit serta asam asetat glasial sebagai bahan pelarutnya.
Sebagai parameter variabel adalah jumlah pelarut (50, 100, 150, 200, 250, dan 300 ml) dan waktu ekstraksi
(25, 50, 75, 100, dan 125 menit).
Penelitian dilakukan dalam 4 tahap, yaitu : persiapan bahan, ekstraksi kurkumin, distilasi dan analisa
data.

a. Persiapan Bahan:
Kunyit mula-mula dipilih dan dibersihkan, kemudian dipotong kecil-kecil/tipis-tipis. Selanjutnya
kunyit tersebut ditimbang sebanyak 20 gram untuk persiapan ekstraksi.

b. Ekstraksi Kurkumin
Kunyit sebanyak 20 gram dikeringkan dalam oven pada suhu 100
o
C selama 1 jam. Selanjutnya
dimasukkan ke dalam labu leher tiga ditambah pelarut asam asetat glasial dengan jumlah volume dan waktu
ekstraksi tertentu. Pemanas dihidupkan dan pendingin balik diaktifkan. Waktu nol dari ekstraksi ditentukan
pada saat asam asetat glasial mencapai titik didihnya (118,1
o
C) dan diakhiri pada waktu yang telah
ditentukan. Hasil ekstraksi didinginkan dan disaring menggunakan kertas saring. Filtratnya didistilasi
sedangkan residunya dibuang.

c. Distilasi
Filtrat yang diperoleh dari hasil ekstraksi dimasukkan ke dalam labu distilasi untuk memisahkan
kurkumin dari pelarut. Pemanas dihidupkan dan diperoleh hasilnya berupa pelarut dan residu. Residu
dikeringkan di dalam oven dengan suhu 120 C untuk menghilangkan sisa asam asetat glasial yang masih
terdapat dalam kurkumin. Setelah itu dilakukan penimbangan sampai diperoleh berat konstan.
o

d. Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer. Hasil distilasi yang telah
dikeringkan sampai diperoleh berat konstan ditimbang dengan berat tertentu kemudian diencerkan dengan 10
ml alkohol p.a. Cuvette spektrofotometer diisi dengan larutan hasil pengenceran dan dimasukkan ke dalam
spektrofotometer. Skala absorbansi dibaca pada panjang gelombang 468,4 nm. Konsentrasi kurkumin
dihitung dengan menggunakan grafik standart absorbansi vs konsentrasi.
























Hasil dan Pembahasan
% hasil kurkumin dari ekstraksi kunyit pada berbagai volume pelarut dan waktu ekstraksi disajikan
pada tabel 2.
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK F-17-3
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



Tabel 2. Hubungan antara waktu ekstraksi dengan % hasil pada berbagai volume pelarut

Waktu (menit) (%) hasil
50 ml 100 ml 150 ml 200 ml 250 ml 300 ml

25 3,5 4,5 5 4 5 3,75
3,8 4,15 5 5,25 4,5 4,25
75 4 4,5 6,5 5,75 5 6,25
100 4,25 5,5 5 4,75
50
6 6,25
125 5,5 5,5 5,5 4,5 6,55 4,4

3
3,5
4
4,5
5
5,5
6
6,5
7
0 25 50 75 100 125 150
Waktu (menit)
H
a
s
i
l

(
%
)
50 ml
100 ml
150 ml
200 ml
250 ml
300 ml


Gambar 2. Grafik hubungan antara waktu ekstraksi dengan % hasil pada berbagai volume pelarut

Dari Gambar 2 terlihat bahwa semakin lama waktu ekstraksi, maka % hasil yang diperoleh semakin
besar. Begitu pula semakin banyak pelarut yang digunakan, maka % hasil yang diperoleh juga semakin besar.
Akan tetapi pada waktu tertentu % hasil yang diperoleh menurun. Hal ini disebabkan kandungan kurkumin
pada kunyit sudah menurun. Oleh karena itu untuk analisa diambil kondisi optimum yaitu pada volume
pelarut 300 ml dengan waktu ekstraksi yang berbeda-beda.
Untuk analisa data kurkumin yang terambil dibuat grafik standart hubungan antara konsentrasi
kurkumin dengan absorbansi. Grafik standart disajikan pada Gambar 3.

y = 0,0194x + 0,143
0
0,5
1
1,5
2
0 20 40 60 80 100
Konsentrasi (ppm)
A
b
s
o
r
b
a
n
s
i


Gambar 3. Grafik standart hubungan antara konsentrasi kurkumin dengan absorbansi.

Data hubungan antara waktu ekstraksi dengan kurkumin yang terambil pada volume pelarut 300 ml
disajikan pada tabel 3.

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK F-17-4
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG




Tabel 3. Hubungan antara waktu ekstraksi dengan kurkumin yang terambil pada volume pelarut 300 ml

Waktu
Ekstraksi
Berat
Sampel
Absorbansi Kurkumin yang
Terambil (dr Gb.3)
Kurkumin yang Terambil
(Perhitungan)
Kurkumin yg
Terambil
(gram) (ppm) (ppm)
( % ) (menit)
25
0,0136 0,403 13,4021 9854,45588
0,9854
0,0120 0,643 25,7732 21477,65833
50 2,1478
0,0084 0,495 18,1443 21600,39286
75 2,1600
0,0095 0,430 14,7938 15572,43158
100 1,5572
125
0,0115 0,157 0,7217 627,52174
0,0627

0
0,5
1
1,5
2
2,5
25 50 75 100 125
Waktu (menit)
K
u
r
k
u
m
i
n

y
a
n
g

t
e
r
a
m
b
i
l

(

%

)


Gambar 4. Grafik hubungan antara waktu ekstraksi dengan kurkumin
yang terambil pada volume pelarut 300 ml

Dari Gambar 4 terlihat bahwa semakin lama waktu kontak antara pelarut dengan padatan, maka
kurkumin yang diperoleh semakin besar sampai waktu 75 menit. Tetapi pada selang waktu tertentu (lebih
dari 75 menit) kurkumin yang diperoleh tidak begitu besar (mulai menurun). Hal ini disebabkan kandungan
kurkumin yang terdapat dalam padatan semakin berkurang. Pada penelitian ini terlihat bahwa untuk waktu
ekstraksi 75 menit total kurkumin yang terambil sebesar 21600,39 ppm atau 2,16 %.

Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Pengambilan kurkumin dari kunyit dapat dilakukan dengan cara ekstraksi dengan menggunakan
pelarut asam asetat glasial 98 %.
2. Pengaruh absorbansi terhadap kurkumin yang terambil mempunyai hubungan matematis Y = 0,0194
X + 0,143
3. Kondisi operasi yang relatif baik untuk ekstraksi kurkumin dari kunyit dengan pelarut asam asetat
glacial 98 % adalah pada waktu ekstraksi 75 menit dan volume pelarut 300 ml dengan total
kurkumin terambil sebesar 21600,39 ppm atau 2,16 %

Daftar Pustaka
Dharma, A.P., Tanaman Obat Tradisional Indonesia, P.N. Balai Pustaka, Jakarta, hal. 199 200.
Heyne, (1987), Tumbuhan Berguna di Indonesia, Badan Litbang Kehutanan, Jakarta, hal. 597.
Perry, R.H., (1950), Chemical Engineers Handbook, 6 edition, McGraw-Hill Book Company, Inc.,
th
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK F-17-5
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG


Tokyo, 3-25 p.
Rahmat Rukmana, Ir, (1994), Kunyit, Kanisius, Yogyakarta.
The Merck Index, (1976), An Encyclopedia of Chemicals and Drugs, Ninth edition, Merck and Co. Inc,
Page 384.
Winarno, F.G., (1997), Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia, Jakarta.


DATA PRIBADI PENYAJI

1. Nama Penulis (lengkap dengan gelar akademis)
Wahyuni, ST.MT.
2. Tempat/tanggal lahir : Purworejo / 1 Nopember 1969
3. Alamat Instansi : Jurusan Teknik Kimia, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Yogyakarta, Jl. Babarsari No. 1, Depok, Sleman,
Yogyakarta, 55281
4. Pendidikan : S-2, Jurusan Teknik Kimia
5. Pengalaman Penelitian :
1. Karakteristik Hidrolik Kolom Perforated Plate
2. Hubungan Distribusi Aliran Dengan Efisiensi Tray Pada Modifikasi Kolom
Sieve Tray Sistem Udara-Air
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK F-17-6
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG


3. Ekstraksi Kurkumin Dari Kunyit
6. Publikasi Ilmiah :
1. Karakteristik Hidrolik Kolom Perforated Plate
2. Pengaruh Penambahan Abu Sekam Terhadap Konduktivitas Themal Tanah
Lempung
3. Distribusi Aliran Pada Modifikasi Kolom Sieve Tray Sistem Udara-Air
7. Alat yang diperlukan untuk presentasi :
! OHP
# LCD

Yogyakarta, 1 Juli 2004
Tertanda,



(Wahyuni, ST.MT.)

































7 Wahyuni, ST,MT
Distribusi Aliran Pada Modifikasi Kolom
Sieve-tray Sistem Udara-Air
Jurnal Teknologi Nasional,
Vol.IV, No.2, April 2001
ISSN : 1410-5802

4 Wahyuni, ST,MT Karakteristik Hidrolik Kolom "Perforated Plate"
Jurnal Teknologi Nasional,
Vol.II, No.1, Oktober 1998
ISSN : 1410-5802
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK F-17-7
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

You might also like