You are on page 1of 3

Artikel Pendidikan

Stop Bullying di Sekolah!


Masih adanya kasus kekerasan di sekolah membuat kita miris
mendengarnya. Kasusnya mungkin sepele, seperti berawal dari saling
ejek, pandang-pandangan, hingga berakhir menjadibullying. Yang
dimaksud dengan bullying adalah sebuah tindakan yang berdampak pada
korban berupa rasa terintimidasi, takut, dan tertekan karena dilakukan
oleh pelaku menggunakan kekuasaan secara berulang kali.
Ada 3 cara perilaku tindakan bullying yang bisa dilakukan oleh
seseorang untuk mengintimidasi:
1. Bullying secara verbal
Yaitu cara mengintimidasinya seperti mengatai, menjuluki,
menghina, mencela, memfitnah, memaki, atau mengancam.

2. Bullying secara fisik
Yaitu untuk mengintimidasinya dengan cara menendang,
mencubit, menghukum dengan berbuat sesuatu.

3. Bullying secara mental
Melakukan dengan cara menjauhi, meneror, mengintimidasi,
diskriminasi, mengabaikan, memelototi, dll.
Kaitannya dengan bullying di sekolah, ini bisa dilakukan oleh
individu ke individu, kelompok ke individu atau kelompok ke kelompok.
Tidak jarang pula terjadi dari guru ke siswa. Tujuannya adalah ingin
menunjukkan power kepada yang lain. Banyak faktor pemicu pada
seseorang untuk melakukan tindakan bullyingBisa jadi karena faktor
internal keluarga, dalam hal ini adalah hubungan orang tua di rumah
yang memiliki tipe suka memaki, membandingkan atau melakukan
kekerasan fisik sehingga anak kerap melihat dan membenarkan
perbuatan kekerasan untuk mengintimidasi seseorang. Sehingga anak
menjadi perilaku yang individu, merasa rendah diri ataupun pemarah.
Faktor-faktor inilah yang kerap secara psikologi anak akan terganggu
dan memicu untuk melakukan mengintimidasi kepada seseorang.

Selain faktor orang tua, teman-teman juga bisa menjadi pemicu.
Supaya dianggap cool, anak-anak ikut-ikutan menjadi berbuat tindakan
kekerasan. Biasanya anak tersebut memiliki sifat pamer diri, mencari
perhatian atas perbuatannya untuk supaya dianggap eksis di
lingkungannya. Tujuannya adalah semua temannya atau orang yang
dituju harus tunduk dan mengalah pada dia. Ada faktor pemicu yang
menjadikan seorang anak untuk menjadi ikut melakukan tindakan
bullying, salah satu pemicu terbesar adalah seringnya menonton atau
menayangkan tontonan kekerasan.

Untuk menangani anak yang tertindas atau korban kekerasan perlu
ditangani secara serius. Pendekatan secara bijaksana dari hati ke hati dan
mengetahui sebagaimana mestinya kita sebagai orang tua harus bersikap
terhadap anak kita. Yang perlu digaris bawahi adalah efek psikologi
yang berlanjut saat mereka dewasa nanti. Karena kekuatan pikiran yang
selama ini menghantui perilaku mereka sangat kuat.

Mengalihkan mereka kesebuah kegiatan positif seperti kegiatan
kerohanian, ekstrakurikuler adalah solusi cerdas. Dimana kita sebagai
orangtua secara bijaksana dapat terus menerus mengawasi dan
mendampingi secara ritun saat dimana mereka dalam masa pertumbuhan
emas agar dapat tumbuh kembang dengan baik, rasa aman dan nyaman
dalam menekuni pendidikannya.

You might also like