You are on page 1of 19

Sinus paranasal adalah sinus (rongga) pada tulang berada sekitar nasal (hidung).

Rongga-rongga pada tengkorak ini berhubungan dengan hidung, dan secara terus menerus menghasilkan
lendir yang dialirkan ke hidung. Gangguan aliran ini karena berbagai sebab akan menyebabkan penumpukan
lendir di rongga sinus, jika terinfeksi oleh kuman akan menyebabkan infeksi sinus yang disebut sinusitis.
Sampai saat ini belum diketahui secara jelas fungsi dari sinus ini, meskipun banyak teori yang menerangkan
fungsinya.
Ada sinus paranasal!
". Sinus #aksila
$. Sinus etmoid
%. Sinus frontal
. Sinus Spenoid
tengkorak Anda diisi dengan udara&
Sinus adalah ruang udara terisi tengkorak. 'ebanyakan orang tidak menyadari ruang ini ada dalam tengkorak
sampai masalah berkembang, dan mereka mulai mengalami gejala-gejala sinusitis.
Ada pasang sinus,
( Rahang sinus - belakang pipi
( )thmoid sinus - antara mata di balik jembatan hidung
*ua lainnya berkembang kemudian!
( Sinus frontal - *ikembangkan sekitar umur tujuh, ini adalah terletak di daerah dahi, di atas alis.
( Sinus sphenoid - *ikembangkan selama masa remaja, sepasang terakhir yang mendalam di pusat kepala
(sphenoid).
Sebagian besar infeksi +irus penyebab pilek seperti common cold dapat menyebabkan suatu sumbatan pada
hidung, yang akan hilang dalam beberapa hari. ,amun jika terjadi peradangan pada sinusnya dapat muncul
gejala lainnya seperti nyeri kepala dan nyeri tekan pada -ajah(").
Sinusitis adalah infeksi atau peradangan dari mukosa sinus paranasal. Sinusitis mungkin hanya terjadi pada
beberapa hari (sinusitis akut) atau berlanjut menjadi sinusitis kronis jika tanpa pengobatan yang adekuat($).
Angka kejadian sinusitis akut mendekati % dalam "... orang, sedangkan sinusitis kronis lebih jarang kira-
kira " dalam "... orang. /ayi di ba-ah " tahun tidak menderita sinusitis karena pembentukan sinusnya
belum sempurna, tetapi sinusitis dapat terjadi pada berbagai usia dengan cara lain(").
0nfeksi sinus seperti yang kita ketahui kini lebih jarang dibandingkan era pra-antibiotik. 1asien sering kali
masih mengaitkan gejala-gejala seperti nyeri kepala, sumbatan hidung, drenase post-nasal, kelemahan,
halitosis dan dispepsia dengan disfungsi sinus. ,amun demikian, penyakit sinus menimbulkan kumpulan
gejala yang agak karakteristik yang hanya ber+ariasi sesuai beratnya penyakit dan lokasinya.
1rinsip utama dalam menangani infeksi sinus adalah menyadari bah-a hidung dan sinus paranasalis
hanyalah sebagian dari sistem pernapasan total. 1enyakit yang menyerang bronkhus dan paru-paru juga
dapat menyerang hidung dan sinus paranasalis. 1enting untuk diingat saat masing-masing sinus berkembang
pada masa kanak-kanak dan remaja, dan kemudian saat sinus-sinus tersebut menjadi rentan infeksi. Sinus
maksilaris dan ethmoidalis sudah terbentuk sejak lahir dan biasanya hanya kedua sinus ini yang terlibat
dalam sinusitus dimasa kanak-kanak. Sinus frontalis mulai berkembang dari sinus ethmoidalis anterior pada
usia sekitar 2 tahun dan menjadi penting secara klinis menjelang usia "$ tahun, terus berkembang hingga
usia $3 tahun. Sinusitis frontalis akut biasanya terjadi pada usia de-asa muda. 1ada sekitar $. 4 populasi,
sinus frontalis tidak ditemukan atau rudimenter dan karenanya tidak mempunyai makna klinis. Sinus
sfenoidalis mulai mengalami prematurisasi sekitar usia 2 hingga ". tahun dan terus berkembang hingga akhir
usia belasan atau a-al usia dua puluhan(2). *engan mengetahui gejala klinis dari sinusitis diharapkan dapat
ditegakkan diagnosis sejak dini dengan penanganan yang tepat.
00.". *efinisi
Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal, bila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis,
sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis.
Sesuai dengan anatomi sinus yang terkena dapat dibagi menjadi sinusitis maksila, sinusitis ethmoid, sinusitis
frontal dan sinusitis sfenoid.
1aling sering ditemukan ialah sinusitis maksila dan sinusitis ethmoid, sedangkan sinusitis frontal dan sinisitis
sfenoid lebih jarang. 1ada anak hanya sinus maksila dan sinus ethmoid yang berkembang, sedangkan sinus
frontal dan sinus sfenoid belum(5).
00.$. Anatomi Sinus
Ada delapan sinus paranasal, empat buah pada masing-masing sisi hidung
sinus frontal kanan dan kiri, sinus ethmoid kanan dan kiri (anterior dan posterior), sinus maksila kanan dan
kiri (antrium highmore) dan sinus sfenoid kanan dan kiri. Semua sinus ini dilapisi oleh mukosa yang
merupakan lanjutan mukosa hidung, berisi udara dan semua bermuara di rongga hidung melalui ostium
masing-masing.
1ada meatus medius yang merupakan ruang diantara konka superior dan konka inferior rongga hidung
terdapat suatu celah sempit yaitu hiatus semilunaris yakni muara dari sinus maksila, sinus frontalis dan
ethmoid anterior.
Sinus paranasal terbentuk pada fetus usia bulan 000 atau menjelang bulan 06 dan tetap berkembang selama
masa kanak-kanak, jadi tidak heran jika pada foto rontgen anak-anak belum ada sinus frontalis karena belum
terbentuk.
1ada meatus superior yang merupakan ruang diantara konka superior dan konka media terdapat muara sinus
ethmoid posterior dan sinus sfenoid.
7ungsi sinus paranasal adalah !
- #embentuk pertumbuhan -ajah karena di dalam sinus terdapat rongga udara sehingga bisa untuk
perluasan. 8ika tidak terdapat sinus maka pertumbuhan tulang akan terdesak.
- Sebagai pengatur udara (air conditioning).
- 1eringan cranium.
- Resonansi suara.
- #embantu produksi mukus.
A. Sinus #aksilaris
- 9erbentuk pada usia fetus bulan 06 yang terbentuk dari prosesus maksilaris arcus 0.
- /entuknya piramid, dasar piramid pada dinding lateral hidung, sedang ape:nya pada pars ;ygomaticus
ma:illae.
- #erupakan sinus terbesar dengan +olume kurang lebih "3 cc pada orang de-asa.
- /erhubungan dengan !
a. <a+um orbita, dibatasi oleh dinding tipis (berisi n. infra orbitalis) sehingga jika dindingnya rusak maka
dapat menjalar ke mata.
b. Gigi, dibatasi dinding tipis atau mukosa pada daerah 1$ #o"ar.
c. *uctus nasolakrimalis, terdapat di dinding ca+um nasi.
/. Sinus )thmoidalis
- 9erbentuk pada usia fetus bulan 06.
- Saat lahir, berupa $-% cellulae (ruang-ruang kecil), saat de-asa terdiri dari 5-"3 cellulae, dindingnya tipis.
- /entuknya berupa rongga tulang seperti sarang ta-on, terletak antara hidung dan mata
- /erhubungan dengan !
a. 7ossa cranii anterior yang dibatasi oleh dinding tipis yaitu lamina cribrosa. 8ika terjadi infeksi pada daerah
sinus mudah menjalar ke daerah cranial (meningitis, encefalitis dsb).
b. =rbita, dilapisi dinding tipis yakni lamina papiracea. 8ika melakukan operasi pada sinus ini kemudian
dindingnya pecah maka darah masuk ke daerah orbita sehingga terjadi /rill >ematoma.
c. ,er+us =ptikus.
d. ,er+us, arteri dan +ena ethmoidalis anterior dan pasterior.
<. Sinus 7rontalis
- Sinus ini dapat terbentuk atau tidak.
- 9idak simetri kanan dan kiri, terletak di os frontalis.
- 6olume pada orang de-asa ? 5cc.
- /ermuara ke infundibulum (meatus nasi media).
- /erhubungan dengan !
a. 7ossa cranii anterior, dibatasi oleh tulang compacta.
b. =rbita, dibatasi oleh tulang compacta.
c. *ibatasi oleh 1eriosteum, kulit, tulang diploic.
*. Sinus Sfenoidalis
- 9erbentuk pada fetus usia bulan 000.
- 9erletak pada corpus, alas dan 1rocessus os sfenoidalis.
- 6olume pada orang de-asa ? 5 cc.
- /erhubungan dengan !
a. Sinus ca+ernosus pada dasar ca+um cranii.
b. Glandula pituitari, chiasma n.opticum.
c. 9ranctus olfactorius.
d. Arteri basillaris brain stem (batang otak)(@).
00.%. 1atogenesa
/ila terjadi edema di kompleks ostiomeatal, mukosa yang letaknya berhadapan akan saling bertemu sehingga
silia tidak dapat bergerak dan lender tidak dapat dialirkan. #aka terjadi gangguan drenase dan +entilasi
didalam sinus, sehingga silia menjadi kurang aktif dan lendir yang diproduksi mukosa sinus menjadi lebih
kental dan merupakan media yang baik untuk tumbuhnya bakteri patogen(5).
/ila sumbatan berlangsung terus akan terjadi hipoksia dan retensi lendir sehingga timbul infeksi oleh bakteri
anaerob. Selanjutnya terjadi perubahan jaringan menjadi hipertrofi, polipoid atau pembentukan kista(5).
1olip nasi dapat menjadi manifestasi klinik dari penyakit sinusitis.1olipoid berasal dari edema mukosa,
dimana stroma akan terisi oleh cairan interseluler sehingga mukosa yang sembab menjadi polipoid. /ila
proses terus berlanjut, dimana mukosa yang sembab makin membesar dan kemudian turun ke dalam rongga
hidung sambil membentuk tangkai, sehingga terjadilah polip.
1erubahan yang terjadi dalam jaringan dapat disusun seperti diba-ah ini, yang menunjukkan perubahan
patologik pada umumnya secara berurutan !
". 8aringan submukosa di infiltrasi oleh serum. Sedangkan permukaannya kering. Aeukosit juga mengisi
rongga jaringan submukosa.
$. 'apiler berdilatasi, mukosa sangat menebal dan merah akibat edema dan pembengkakan struktur
subepitel. 1ada stadium ini biasanya tidak ada kelainan epitel.
%. Setelah beberapa jam atau sehari dua hari, serum dan leukosit keluar melalui epitel yang melapisi mukosa.
'emudian bercampur dengan bakteri, debris, epitel dan mukus. 1ada beberapa kasus perdarahan kapiler
terjadi dan darah bercampur dengan sekret. Sekret yang mula-mula encer dan sedikit, kemudian menjadi
kental dan banyak, karena terjadi koagulasi fibrin dan serum.
. 1ada banyak kasus, resolusi terjadi dengan absorpsi eksudat dan berhentinya pengeluaran leukosit
memakan -aktu ". B " hari.
3. Akan tetapi pada kasus lain, peradangan berlangsung dari tipe kongesti ke tipe purulen, leukosit
dikeluarkan dalam jumlah yang besar sekali. Resolusi masih mungkin meskipun tidak selalu terjadi, karena
perubahan jaringan belum menetap, kecuali proses segera berhenti. 1erubahan jaringan akan menjadi
permanen, maka terjadi perubahan kronis, tulang di ba-ahnya dapat memperlihatkan tanda osteitis dan akan
diganti dengan nekrosis tulang.
1erluasan infeksi dari sinus kebagian lain dapat terjadi ! (") #elalui suatu tromboflebitis dari +ena yang
perforasi C ($) 1erluasan langsung melalui bagian dinding sinus yang ulserasi atau nekrotik C (%) *engan
terjadinya defekC dan () #elalui jalur +askuler dalam bentuk bakterimia. #asih dipertanyakan apakah
infeksi dapat disebarkan dari sinus secara limfatik.
1ada sinusitus kronik perubahan permukaan mirip dengan peradangan akut supuratif yang mengenai mukosa
dan jaringan tulang lainnya. /entuk permukaan mukosa dapat granular, berjonjot-jonjot, penonjolan seperti
jamur, penebalan seperti bantal dan lain-lain. 1ada kasus lama terdapat penebalan hiperplastik. #ukosa dapat
rusak pada beberapa tempat akibat ulserasi, sehingga tampak tulang yang licin dan telanjang, atau dapat
menjadi lunak atau kasar akibat karies. 1ada beberapa kasus didapati nekrosis dan sekuestrasi tulang, atau
mungkin ini telah diabsorpsi.
1emeriksaan mikroskopik pada bagian mukosa kadang-kadang memperlihatkan hilangnya epitel dan kelenjar
yang digantikan oleh jaringan ikat. Dlserasi pada mukosa sering dikelilingi oleh jaringan granulasi, terutama
jika ada nekrosis tulang. 8aringan granulasi dapat meluas ke periosteum, sehingga mempersatukan tulang
dengan mukosa. 8ika hal ini terjadi, bagian superfisial tulang diabsorpsi sehingga menjadi kasar. =steofit
atau kepingan atau lempengan tulang yang terjadi akibat eksudasi plastik, kadang-kadang terbentuk di
permukaan tulang().
00.. )tiologi
". Sebab-sebab lokal
Sebab lokal sinusitis supurati+a !
- 1atologi septum nasi seperti de+iasi septum.
- >ipertrofi konka media.
- /enda asing di hidung seperti tampon, rinolith, material yang terinfeksi seperti air terinfeksi yang
berkontak selama berenang atau menyelam.
- 1olip nasi.
- 9umor di dalam rongga hidung.
- Rinitis alergi dan rinitis kronik.
- 1olusi lingkungan, udara dingin dan kering.
$. 7aktor-faktor predisposisi regional.
7aktor regional yang paling la;im untuk berkembangnya sinusitus ialah!
- 'hususnya sinisitus maksilaris meliputi gigi geligi yang buruk, karies gigi atau abses apikal. Gigi-gigi
premolar atau molar yang sering terkena karena gigi geligi tersebut didekat dasar sinus maksilaris.
- Sinusitus rekuren dapat disebabkan oleh obstruksi nasofaring seperti tumor ganas, radiasi kobalt disertai
radionekrosis atau hipertrofi adenoid juga tumor-tumor palatinum jika ada perluasan regional.
%. 7aktor-faktor sistemik.
7aktor-faktor sistemik yang mempredisposisi perkembangan rinosinusitis ialah !
- 'eadaan umum yang lemah, seperti malnutrisi.
- *iabetes yang tidak terkontrol.
- 9erapi steroid jangka lama.
- *iskrasia darah.
- 'emoterapi dan keadaan depresi metabolisme(2).
00.3. 'lasifikasi
#enurut <au-enberg berdasarkan perjalanan penyakitnya terbagi atas !
- Sinusitis akut, bila infeksi berlangsung dari beberapa hari sampai minggu.
- Sinusitis subakut, bila infeksi berlangsung dari minggu sampai % bulan.
- Sinusitis kronik, bila infeksi berlangsung lebih dari % bulan.
/erdasarkan gejalanya disebut akut bila terdapat tanda-tanda radang akut, subakut bila tanda akut sudah reda
dan perubahan histologik mukosa sinus masih re+ersibel, dan kronik bila perubahan tersebut sudah
irre+ersibel, misalnya menjadi jaringan granulasi atau polipoid(%).
00.@. Gejala dan *iagnosis
S0,DS090S A'D9
A. Gejala Subyektif
*ari anamnesis biasanya didahului oleh infeksi saluran pernafasan atas (terutama pada anak kecil), berupa
pilek dan batuk yang lama, lebih dari 5 hari.
Gejala subyektif terbagi atas gejala sistemik yaitu demam dan rasa lesu, serta gejala lokal yaitu hidung
tersumbat, ingus kental yang kadang berbau dan mengalir ke nasofaring (post nasal drip), halitosis, sakit
kepala yang lebih berat pada pagi hari, nyeri di daerah sinus yang terkena, serta kadang nyeri alih ke tempat
lain(%)
". Sinusitis #aksilaris
Sinus maksila disebut juga Antrum >ighmore, merupakan sinus yang sering terinfeksi oleh karena (")
merupakan sinus paranasal yang terbesar, ($) letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar, sehingga aliran sekret
(drenase) dari sinus maksila hanya tergantung dari gerakan silia, (%) dasar sinus maksila adalah dasar akar
gigi (prosesus al+eolaris), sehingga infeksi gigi dapat menyebabkan sinusitis maksila, () ostium sinus
maksila terletak di meatus medius di sekitar hiatus semilunaris yang sempit sehingga mudah tersumbat(5)
1ada peradangan aktif sinus maksila atau frontal, nyeri biasanya sesuai dengan daerah yang terkena. 1ada
sinusitis maksila nyeri terasa di ba-ah kelopak mata dan kadang menyebar ke al+eolus hingga terasa di gigi.
,yeri alih dirasakan di dahi dan depan telinga(%)
Eajah terasa bengkak, penuh dan gigi nyeri pada gerakan kepala mendadak, misalnya se-aktu naik atau
turun tangga. Seringkali terdapat nyeri pipi khas yang tumpul dan menusuk. Sekret mukopurulen dapat
keluar dari hidung dan terkadang berbau busuk. /atuk iritatif non produktif seringkali ada(2)
$. Sinusitis )thmoidalis
Sinusitus ethmoidalis akut terisolasi lebih la;im pada anak, seringkali bermanifestasi sebagai selulitis orbita.
'arena dinding leteral labirin ethmoidalis (lamina papirasea) seringkali merekah dan karena itu cenderung
lebih sering menimbulkan selulitis orbita.
1ada de-asa seringkali bersama-sama dengan sinusitis maksilaris serta dianggap sebagai penyerta sinusitis
frontalis yang tidak dapat dielakkan.
Gejala berupa nyeri yang dirasakan di pangkal hidung dan kantus medius, kadang-kadang nyeri dibola mata
atau belakangnya, terutama bila mata digerakkan. ,yeri alih di pelipis (%),post nasal drip dan sumbatan
hidung(2)
%. Sinusitis 7rontalis
Sinusitis frontalis akut hampir selalu bersama-sama dengan infeksi sinus etmoidalis anterior.
Gejala subyektif terdapat nyeri kepala yang khas, nyeri berlokasi di atas alis mata, biasanya pada pagi hari
dan memburuk menjelang tengah hari, kemudian perlahan-lahan mereda hingga menjelang malam.
1asien biasanya menyatakan bah-a dahi terasa nyeri bila disentuh dan mungkin terdapat pembengkakan
supra orbita.
. Sinusitis Sfenoidalis
1ada sinusitis sfenodalis rasa nyeri terlokalisasi di +erte:, oksipital, di belakang bola mata dan di daerah
mastoid. ,amun penyakit ini lebih la;im menjadi bagian dari pansinusitis, sehingga gejalanya sering menjadi
satu dengan gejala infeksi sinus lainnya(5)
/. Gejala =byektif
8ika sinus yang berbatasan dengan kulit (frontal, maksila dan ethmoid anterior) terkena secara akut dapat
terjadi pembengkakan dan edema kulit yang ringan akibat periostitis. 1alpasi dengan jari mendapati sensasi
seperti ada penebalan ringan atau seperti meraba beludru.
1embengkakan pada sinus maksila terlihat di pipi dan kelopak mata ba-ah, pada sinusitis frontal terlihat di
dahi dan kelopak mata atas, pada sinusitis ethmoid jarang timbul pembengkakan, kecuali bila ada
komplikasi.
1ada rinoskopi anterior tampak mukosa konka hiperemis dan edema. 1ada sinusitis maksila, sinusitis frontal
dan sinusitis ethmoid anterior tampak mukopus atau nanah di meatus medius, sedangkan pada sinusitis
ethmoid posterior dan sinusitis sfenoid nanah tampak keluar dari meatus superior. 1ada sinusitis akut tidak
ditemukan polip,tumor maupun komplikasi sinusitis.8ika ditemukan maka kita harus melakukan
penatalaksanaan yang sesuai.
1ada rinoskopi posterior tampak mukopus di nasofaring (post nasal drip).
1ada posisional test yakni pasien mengambil posisi sujud selama kurang lebih 3 menit dan pro+okasi test
yakni suction dimasukkan pada hidung, pemeriksa memencet hidung pasien kemudian pasien disuruh
menelan ludah dan menutup mulut dengan rapat, jika positif sinusitis maksilaris maka akan keluar pus dari
hidung.
1ada pemeriksaan transiluminasi, sinus yang sakit akan menjadi suram atau gelap. 1emeriksaan
transiluminasi bermakna bila salah satu sisi sinus yang sakit, sehingga tampak lebih suram dibanding sisi
yang normal.
1emeriksaan radiologik yang dibuat ialah posisi -aters, 1A dan lateral. Akan tampak perselubungan atau
penebalan mukosa atau batas cairan udara (air fluid le+el) pada sinus yang sakit.
1emeriksaan mikrobiologik sebaiknya diambil sekret dari meatus medius atau meatus superior. #ungkin
ditemukan bermacam-macam bakteri yang merupakan flora normal di hidung atau kuman patogen, seperti
pneumococcus, streptococcus, staphylococcus dan haemophylus influensa. Selain itu mungkin juga
ditemukan +irus atau jamur(5).
<. 9erapi
*iberikan terapi medikamentosa berupa antibiotik empirik ($:$ jam). Antibiotik yang diberikan lini 0 yakni
golongan penisilin atau cotrimo:a;ol dan terapi tambahan yakni obat dekongestan oral F topikal, mukolitik
untuk memperlancar drenase dan analgetik untuk menghilangkan rasa nyeri. 1ada pasien atopi, diberikan
antihistamin atau kortikosteroid topikal. 8ika ada perbaikan maka pemberian antibiotik diteruskan sampai
mencukupi ".-" hari. 8ika tidak ada perbaikan maka diberikan terapi antibiotik lini 00 selama 5 hari yakni
amoksisilin kla+ulanatGampisilin sulbaktam, cephalosporin generasi 00, makrolid dan terapi tambahan. 8ika
ada perbaikan antibiotic diteruskan sampai mencukupi ".-" hari.
8ika tidak ada perbaikan maka dilakukan rontgen-polos atau <9 Scan dan atau naso-endoskopi./ila dari
pemeriksaan tersebut ditemukan kelainan maka dilakukan terapi sinusitis kronik. 9idak ada kelainan maka
dilakukan e+aluasi diagnosis yakni e+aluasi komprehensif alergi dan kultur dari fungsi sinus.
9erapi pembedahan pada sinusitis akut jarang diperlukan, kecuali bila telah terjadi komplikasi ke orbita atau
intrakranial, atau bila ada nyeri yang hebat karena ada sekret tertahan oleh sumbatan.
S0,DS090S SD/A'D9
Gejala klinisnya sama dengan sinusitis akut hanya tanda-tanda radang akutnya (demam, sakit kepala hebat,
nyeri tekan) sudah reda (5).
1ada rinoskopi anterior tampak sekret di meatus medius atau superior. 1ada rinoskopi posterior tampak
sekret purulen di nasofaring. 1ada pemeriksaan transiluminasi tampak sinus yang sakit, suram atau gelap.
9erapinya mula-mula diberikan medikamentosa, bila perlu dibantu dengan tindakan, yaitu diatermi atau
pencucian sinus.
=bat-obat yang diberikan berupa antibiotika berspektrum luas atau yang sesuai dengan resistensi kuman
selama ". B " hari. 8uga diberikan obat-obat simptomatis berupa dekongestan. Selain itu dapat pula
diberikan analgetika, anti histamin dan mukolitik.
9indakan dapat berupa diatermi dengan sinar gelombang pendek (Dltra Short Ea+e *iathermy) sebanyak 3 B
@ kali pada daerah yang sakit untuk memperbaiki +askularisasi sinus. 'alau belum membaik, maka
dilakukan pencucian sinus.
1ada sinusitis maksilaris dapat dilakukan pungsi irigasi. 1ada sinusitis ethmoid, frontal atau sphenoid yang
letak muaranya diba-ah, dapat dilakukan tindakan pencucian sinus cara 1roet;(5).
S0,DS090S 'R=,0S
Sinusitis kronis berbeda dengan sinusitis akut dalam berbagai aspek, umumnya sukar disembuhkan dengan
pengobatan medikamentosa saja. >arus dicari faktor penyebab dan faktor predisposisinya.
1olusi bahan kimia menyebabkan silia rusak, sehingga terjadi perubahan mukosa hidung. 1erubahan tersebut
juga dapat disebabkan oleh alergi dan defisiensi imunologik, sehingga mempermudah terjadinya infeksi, dan
infeksi menjadi kronis apabila pengobatan sinusitis akut tidak sempurna.
A. Gejala Subjektif
/er+ariasi dari ringan sampai berat, terdiri dari !
- Gejala hidung dan nasofaring, berupa sekret pada hidung dan sekret pasca nasal (post nasal drip) yang
seringkali mukopurulen dan hidung biasanya sedikit tersumbat.
- Gejala laring dan faring yaitu rasa tidak nyaman dan gatal di tenggorokan.
- Gejala telinga berupa pendengaran terganggu oleh karena terjadi sumbatan tuba eustachius.
- Ada nyeri atau sakit kepala.
- Gejala mata, karena penjalaran infeksi melalui duktus nasolakrimalis.
- Gejala saluran nafas berupa batuk dan komplikasi di paru berupa bronkhitis atau bronkhiektasis atau asma
bronkhial.
- Gejala di saluran cerna mukopus tertelan sehingga terjadi gastroenteritis.
/. Gejala =bjektif
9emuan pemeriksaan klinis tidak seberat sinusitis akut dan tidak terdapat pembengkakan pada -ajah. 1ada
rinoskopi anterior dapat ditemukan sekret kental, purulen dari meatus medius atau meatus superior, dapat
juga ditemukan polip, tumor atau komplikasi sinusitis. 1ada rinoskopi posterior tampak sekret purulen di
nasofaring atau turun ke tenggorok.
*ari pemeriksaan endoskopi fungsional dan <9 Scan dapat ditemukan etmoiditis kronis yang hampir selalu
menyertai sinusitis frontalis atau maksilaris. )tmoiditis kronis ini dapat menyertai poliposis hidung kronis.
<. 1emeriksaan #ikrobiologi
#erupakan infeksi campuran oleh bermacam-macam mikroba, seperti kuman aerob S. aureus, S. +iridans, >.
influen;ae dan kuman anaerob 1epto streptococcus dan fuso bakterium.
*. *iagnosis Sinusitis 'ronis
*iagnosis sinusitis kronis dapat ditegakkan dengan !
". Anamnesis yang cermat
$. 1emeriksaan rinoskopi anterior dan posterior
%. 1emeriksaan transiluminasi untuk sinus maksila dan sinus frontal, yakni pada daerah sinus yang terinfeksi
terlihat suram atau gelap.
. 1emeriksaan radiologik, posisi rutin yang dipakai adalah posisi Eaters, 1A dan Aateral. 1osisi Eaters,
maksud posisi Eaters adalah untuk memproyeksikan tulang petrosus supaya terletak di ba-ah antrum
maksila, yakni dengan cara menengadahkan kepala pasien sedemikian rupa sehingga dagu menyentuh
permukaan meja. 1osisi ini terutama untuk melihat adanya kelainan di sinus maksila, frontal dan etmoid.
1osisi 1osteroanterior untuk menilai sinus frontal dan posisi lateral untuk menilai sinus frontal, sphenoid dan
etmoid.
3. 1ungsi sinus maksilaris
@. Sinoskopi sinus maksilaris, dengan sinoskopi dapat dilihat keadaan dalam sinus, apakah ada sekret, polip,
jaringan granulasi, massa tumor atau kista dan bagaimana keadaan mukosa dan apakah osteumnya terbuka.
1ada sinusitis kronis akibat perlengketan akan menyebabkan osteum tertutup sehingga drenase menjadi
terganggu.
5. 1emeriksaan histopatologi dari jaringan yang diambil pada -aktu dilakukan sinoskopi.
2. 1emeriksaan meatus medius dan meatus superior dengan menggunakan naso- endoskopi.
H. 1emeriksaan <9 BScan, merupakan cara terbaik untuk memperlihatkan sifat dan sumber masalah pada
sinusitis dengan komplikasi. <9-Scan pada sinusitis akan tampak ! penebalan mukosa, air fluid le+el,
perselubungan homogen atau tidak homogen pada satu atau lebih sinus paranasal, penebalan dinding sinus
dengan sklerotik (pada kasus-kasus kronik).
>al-hal yang mungkin ditemukan pada pemeriksaan <9-Scan !
a. 'ista retensi yang luas, bentuknya kon+eks (bundar), licin, homogen, pada pemeriksaan <9-Scan tidak
mengalami ehans. 'adang sukar membedakannya dengan polip yang terinfeksi, bila kista ini makin lama
makin besar dapat menyebabkan gambaran air-fluid le+el.
b. 1olip yang mengisi ruang sinus
c. 1olip antrokoanal
d. #assa pada ca+um nasi yang menyumbat sinus
e. #ukokel, penekanan, atrofi dan erosi tulang yang berangsur-angsur oleh massa jaringan lunak mukokel
yang membesar dan gambaran pada <9 Scan sebagai perluasan yang berdensitas rendah dan kadang-kadang
pengapuran perifer.
f. 9umor
). 9erapi
9erapi untuk sinusitis kronis !
a. 8ika ditemukan faktor predisposisinya, maka dilakukan tata laksana yang sesuai dan diberi terapi
tambahan. 8ika ada perbaikan maka pemberian antibiotik mencukupi ".-" hari.
b. 8ika faktor predisposisi tidak ditemukan maka terapi sesuai pada episode akut lini 00 F terapi tambahan.
Sambil menunggu ada atau tidaknya perbaikan, diberikan antibiotik alternati+e 5 hari atau buat kultur. 8ika
ada perbaikan teruskan antibiotik mencukupi ".-" hari, jika tidak ada perbaikan e+aluasi kembali dengan
pemeriksaan naso-endoskopi, sinuskopi (jika irigasi 3 : tidak membaik). 8ika ada obstruksi kompleks
osteomeatal maka dilakukan tindakan bedah yaitu /S)7 atau bedah kon+ensional. 8ika tidak ada obstruksi
maka e+aluasi diagnosis.
c. *iatermi gelombang pendek di daerah sinus yang sakit.
d. 1ada sinusitis maksila dilakukan pungsi dan irigasi sinus, sedang sinusitis ethmoid, frontal atau sfenoid
dilakukan tindakan pencucian 1roet;.
e. 1embedahan
a. Radikal
- Sinus maksila dengan operasi <adh-ell-luc.
- Sinus ethmoid dengan ethmoidektomi.
- Sinus frontal dan sfenoid dengan operasi 'illian.
b. ,on Radikal
/edah Sinus )ndoskopik 7ungsional (/S)7). 1rinsipnya dengan membuka dan membersihkan daerah
kompleks ostiomeatal.
'=#1A0'AS0 S0,DS090S
<9-Scan penting dilakukan dalam menjelaskan derajat penyakit sinus dan derajat infeksi di luar sinus, pada
orbita, jaringan lunak dan kranium. 1emeriksaan ini harus rutin dilakukan pada sinusitis refrakter, kronis atau
berkomplikasi.
". 'omplikasi orbita
Sinusitis ethmoidalis merupakan penyebab komplikasi pada orbita yang tersering. 1embengkakan orbita
dapat merupakan manifestasi ethmoidalis akut, namun sinus frontalis dan sinus maksilaris juga terletak di
dekat orbita dan dapat menimbulkan infeksi isi orbita.
9erdapat lima tahapan !
a. 1eradangan atau reaksi edema yang ringan. 9erjadi pada isi orbita akibat infeksi sinus ethmoidalis
didekatnya. 'eadaan ini terutama ditemukan pada anak, karena lamina papirasea yang memisahkan orbita
dan sinus ethmoidalis sering kali merekah pada kelompok umur ini.
b. Selulitis orbita, edema bersifat difus dan bakteri telah secara aktif mengin+asi isi orbita namun pus belum
terbentuk.
c. Abses subperiosteal, pus terkumpul diantara periorbita dan dinding tulang orbita menyebabkan proptosis
dan kemosis.
d. Abses orbita, pus telah menembus periosteum dan bercampur dengan isi orbita. 9ahap ini disertai dengan
gejala sisa neuritis optik dan kebutaan unilateral yang lebih serius. 'eterbatasan gerak otot ekstraokular mata
yang tersering dan kemosis konjungti+a merupakan tanda khas abses orbita, juga proptosis yang makin
bertambah.
e. 9rombosis sinus ka+ernosus, merupakan akibat penyebaran bakteri melalui saluran +ena kedalam sinus
ka+ernosus, kemudian terbentuk suatu tromboflebitis septik.
Secara patognomonik, trombosis sinus ka+ernosus terdiri dari !
- =ftalmoplegia.
- 'emosis konjungti+a.
- Gangguan penglihatan yang berat.
- 'elemahan pasien.
- 9anda-tanda meningitis oleh karena letak sinus ka+ernosus yang berdekatan dengan saraf kranial 00, 000, 06
dan 60, serta berdekatan juga dengan otak.
$. #ukokel
#ukokel adalah suatu kista yang mengandung mukus yang timbul dalam sinus, kista ini paling sering
ditemukan pada sinus maksilaris, sering disebut sebagai kista retensi mukus dan biasanya tidak berbahaya.
*alam sinus frontalis, ethmoidalis dan sfenoidalis, kista ini dapat membesar dan melalui atrofi tekanan
mengikis struktur sekitarnya. 'ista ini dapat bermanifestasi sebagai pembengkakan pada dahi atau fenestra
nasalis dan dapat menggeser mata ke lateral. *alam sinus sfenoidalis, kista dapat menimbulkan diplopia dan
gangguan penglihatan dengan menekan saraf didekatnya.
1iokel adalah mukokel terinfeksi, gejala piokel hampir sama dengan mukokel meskipun lebih akut dan lebih
berat.
1rinsip terapi adalah eksplorasi sinus secara bedah untuk mengangkat semua mukosa yang terinfeksi dan
memastikan drainase yang baik atau obliterasi sinus.
%. 'omplikasi 0ntra 'ranial
a. #eningitis akut, salah satu komplikasi sinusitis yang terberat adalah meningitis akut, infeksi dari sinus
paranasalis dapat menyebar sepanjang saluran +ena atau langsung dari sinus yang berdekatan, seperti le-at
dinding posterior sinus frontalis atau melalui lamina kribriformis di dekat sistem sel udara ethmoidalis.
b. Abses dura, adalah kumpulan pus diantara dura dan tabula interna kranium, sering kali mengikuti sinusitis
frontalis. 1roses ini timbul lambat, sehingga pasien hanya mengeluh nyeri kepala dan sebelum pus yang
terkumpul mampu menimbulkan tekanan intra kranial.
Abses subdural adalah kumpulan pus diantara duramater dan arachnoid atau permukaan otak. Gejala yang
timbul sama dengan abses dura.
c. Abses otak, setelah sistem +ena, dapat mukoperiosteum sinus terinfeksi, maka dapat terjadi perluasan
metastatik secara hematogen ke dalam otak.
9erapi komplikasi intra kranial ini adalah antibiotik yang intensif, drainase secara bedah pada ruangan yang
mengalami abses dan pencegahan penyebaran infeksi.
. =steomielitis dan abses subperiosteal
1enyebab tersering osteomielitis dan abses subperiosteal pada tulang frontalis adalah infeksi sinus frontalis.
,yeri tekan dahi setempat sangat berat. Gejala sistemik berupa malaise, demam dan menggigil(5,2).
')S0#1DAA,
Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal. /ila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis,
sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis.
1aling sering ditemukan adalah sinusitis maksila dan sinusitis ethmoid, sedangkan sinusitis frontal dan
sinusitis sfenoid lebih jarang, pada anak hanya sinus maksila dan sinus etmoid yang berkembang, sedangkan
sinus frontal dan sinus sfenoid belum.
Sinusitis terjadi jika ada gangguan drenase dan +entilasi di dalam sinus. /ila terjadi edema di kompleks
ostio-meatal, mukosa yang letaknya berhadapan akan saling bertemu, sehingga silia tidak dapat bergerak dan
lendir tidak dapat dialirkan. Akibatnya lendir yang diproduksi mukosa sinus menjadi lebih kental dan
merupakan media yang baik untuk tumbuhnya bakteri patogen.
7aktor predisposisi sinusitis adalah obstruksi mekanik, seperti de+iasi septum, hipertrofi konka media, benda
asing di hidung, polip serta tumor dalam rongga hidung. Selain itu rinitis kronis serta rinitis alergi juga
menyebabkan obstruksi ostium sinus serta menghasilkan lendir yang banyak, yang merupakan media untuk
tumbuhnya bakteri. Sebagai faktor predisposisi lain ialah lingkungan berpolusi, udara dingin serta kering,
yang dapat mengakibatkan perubahan mukosa serta kerusakan silia.
Secara klinis sinusitis dibagi menjadi sinusitis akut, bila gejala berlangsung dari beberapa hari sampai
minggu. Sinusitis subakut bila berlangsung dari minggu sampai % bulan dan sinusitis kronis bila lebih dari
% bulan.
Gejala sinusitis yang banyak dijumpai adalah gejala sistemik berupa demam dan rasa lesu. Aokal pada
hidung terdapat sekret kental yang kadang-kadang berbau dan dirasakan mengalir ke nasofaring. *irasakan
hidung tersumbat dan rasa nyeri di daerah sinus yang terinfeksi serta kadang-kadang dirasakan juga ditempat
lain karena nyeri alih (referred pain). 9etapi pada sinusitis subakut tanda-tanda radang akut demam, nyeri
kepala hebat dan nyeri tekan sudah reda. Sedangkan pada sinusitis kronis selain gejala-gejala di atas sering
ditemukan gejala komplikasi dari sinusitis. *iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala, foto rontgen
sinus dan hasil pemeriksaan fisik. Dntuk menentukan luas dan beratnya sinusitis, bisa dilakukan pemeriksaan
<9 Scan. 1ada sinusitis maksilaris, dilakukan pemeriksaan roentgen gigi untuk mengetahui adanya abses
gigi.
9erapi sinusitis secara umum diberikan medikamentosa berupa antibiotik selama ".-" hari, meskipun gejala
klinik telah hilang. Antibiotik yang diberikan berupa golongan penisilin. *iberikan juga dekongestan
sistemik dan analgetik untuk menghilangkan nyeri. 9erapi pembedahan dilakukan jika ada komplikasi ke
orbita atau intrakanialC atau bila nyeri hebat karena sekret tertahan oleh sumbatan yang biasanya disebabkan
sinusitis kronis.
*A79AR 1DS9A'A
". Anonim, Sinusitis, ---.naid.nih.go+GfactsheetsGsinusitis.$..%
$. Anonim, Sinusitis, ---.nlm.nih.go+Gmedline plusG sinusitis.html.$..%
%. Anonim, Sinusitis, dalam C Arif et all, editor. 'apita Selekta 'edokteran, )d. %, 1enerbit #edia
Ausculapius 7' D0, 8akarta $..", ".$ B ".@.
. /allenger. 8. 8., infeksi Sinus 1aranasal, dalam ! 1enyakit 9elinga, >idung dan 9enggorok 'epala dan
Aeher, ed "% ("), /inaputra Aksara, jakarta, "HH, $%$ B $".
3. <ody. R et all, Sinusitis,dalam Andrianto 1, editor, 1enyakit telinga >idung dan 9enggorokan, 1enerbit
buku 'edokteran )G<, 8akarta, "HH%, $$H B $".
@. *amayanti dan )ndang, Sinus 1aranasal, dalam ! )fiaty, ,urbaiti, editor. /uku Ajar 0lmu 'edokteran 9>9
'epala dan Aeher, ed. 3, /alai 1enerbit 7' D0, 8akarta $..$, ""3 B ""H.
5. )ndang #angunkusumo, ,usjir-an Rifki, Sinusitis, dalam )+iati, nurbaiti, editor, /uku Ajar 0lmu
'esehatan 9elinga >idung 9enggorok 'epala dan Aeher, /alai 1enerbit 7' D0, 8akarta, $..$, "$" B "$3.
2. 1eter A. >ilger, #*, 1enyakit Sinus 1aranasalis, dalam ! >aryono, 'us-idayanti, editor, /=0)S, buku
ajar 1enyakit 9>9, penerbit buku kedokteran )G<, 8akarta, "HH5, $" B $32.
AS')1 S0,DS090S
7ebruary "., $.". - 1osted by putriIrah;a
$." *)70,0S0 S0,DS090S Sinusitis adalah suatu keradangan yang terjadi pada sinus. Sinus sendiri adalah
rongga udara yang terdapat di area -ajah yang terhubung dengan hidung. 7ungsi dari rongga sinus adalah
untuk menjaga kelembapan hidung J menjaga pertukaran udara di daerah hidung. Rongga sinus sendiri
terdiri dari jenis, yaitu
a. Sinus 7rontal, terletak di atas mata dibagian tengah dari masing-masing alis
b. Sinus #a:illary, terletak diantara tulang pipi, tepat disamping hidung
c. Sinus )thmoid, terletak diantara mata, tepat di belakang tulang hidung
d. Sinus Sphenoid, terletak dibelakang sinus ethmoid J dibelakang mata
*idalam rongga sinus terdapat lapisan yang terdiri dari bulu-bulu halus yang disebut dengan cilia. 7ungsi
dari cilia ini adalah untuk mendorong lendir yang di produksi didalam sinus menuju ke saluran pernafasan.
Gerakan cilia mendorong lendir ini berguna untuk membersihkan saluran nafas dari kotoran ataupun
organisme yang mungkin ada. 'etika lapisan rongga sinus ini membengkak maka cairan lendir yang ada
tidak dapat bergerak keluar J terperangkap di dalam rongga sinus. 8adi sinusitis terjadi karena peradangan
didaerah lapisan rongga sinus yang menyebabkan lendir terperangkap di rongga sinus J menjadi tempat
tumbuhnya bakteri.
Sinusitis paling sering mngenai sinus maksila (Antrum >ighmore), karena merupakan sinus paranasal yang
terbesar, letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar, sehingga aliran sekret (drenase) dari sinus maksila hanya
tergantung dari gerakan silia, dasar sinus maksila adalah dasar akar gigi (prosesus al+eolaris), sehingga
infeksi gigi dapat menyebabkan sinusitis maksila, ostium sinus maksila terletak di meatus medius di sekitar
hiatus semilunaris yang sempit sehingga mudah tersumbat.
$.$ 'AAS070'AS0 S0,DS090S
Sinusitis sendiri dapat dibedakan menjadi $ jenis, yaitu
". Sinusitis akut ! Suatu proses infeksi di dalam sinus yang berlansung selama % minggu.
#acam-macam sinusitis akut ! sinusitis maksila akut, sinusitis emtmoidal akut, sinus frontal akut, dan sinus
sphenoid akut.
$. Sinusitis kronis ! Suatu proses infeksi di dalam sinus yang berlansung selama %-2 minggu tetapi dapat juga
berlanjut sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
$.% )90=A=G0 S0,DS090S
1ada Sinusitis Akut, yaitu!
". 0nfeksi +irus
Sinusitis akut bisa terjadi setelah adanya infeksi +irus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya
Rhino+irus, 0nfluen;a +irus, dan 1arainfluen;a +irus).
$. /akteri
*i dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan normal tidak menimbulkan
penyakit (misalnya Streptococcus pneumoniae, >aemophilus influen;ae). 8ika sistem pertahanan tubuh
menurun atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi +irus lainnya, maka bakteri yang
sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi
sinus akut.
%. 0nfeksi jamur
0nfeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut pada penderita gangguan sistem kekebalan, contohnya jamur
Aspergillus.
. 1eradangan menahun pada saluran hidung
1ada penderita rhinitis alergi dan juga penderita rhinitis +asomotor.
3. Septum nasi yang bengkok
@. 9onsilitis yg kronik
1ada Sinusitis 'ronik, yaitu!
". Sinusitis akut yang sering kambuh atau tidak sembuh.
$. Alergi
%. 'aries dentis ( gigi geraham atas )
. Septum nasi yang bengkok sehingga menggagu aliran mucosa.
3. /enda asing di hidung dan sinus paranasal
@. 9umor di hidung dan sinus paranasal.
$. #A,07)S9AS0 'A0,0'
$.." Sinusitis maksila akut
Gejala ! *emam, pusing, ingus kental di hidung, hidung tersumbat, nyeri pada pipi terutama sore hari, ingus
mengalir ke nasofaring, kental kadang-kadang berbau dan bercampur darah.
$..$ Sinusitis etmoid akut
Gejala ! ingus kental di hidung dan nasafaring, nyeri di antara dua mata, dan pusing.
$..% Sinusitis frontal akut
Gejala ! demam,sakit kepala yang hebat pada siang hari,tetapi berkurang setelah sore hari, ingus kental dan
penciuman berkurang.
$.. Sinusitis sphenoid akut
Gejala ! nyeri di bola mata, sakit kepala, ingus di nasofaring
$..3 Sinusitis 'ronis
Gejala ! pilek yang sering kambuh, ingus kental dan kadang-kadang berbau,selalu terdapat ingus di
tenggorok, terdapat gejala di organ lain misalnya rematik, nefritis, bronchitis, bronkiektasis, batuk kering,
dan sering demam.
$.3 1)#)R0'SAA, *0AG,=S90'
$.3." Rinoskopi anterior
9ampak mukosa konka hiperemis, ka+um nasi sempit, dan edema.1ada sinusitis maksila, sinusitis frontal dan
sinusitis ethmoid anterior tampak mukopus atau nanah di meatus medius, sedangkan pada sinusitis ethmoid
posterior dan sinusitis sfenoid nanah tampak keluar dari meatus superior.
$.3.$ Rinoskopi posterior ! 9ampak mukopus di nasofaring (post nasal drip).
$.3.% *entogen ! <aries gigi (1#",1#$,#")
$.3. 9ransiluminasi (diaphanoscopia)
Sinus yang sakit akan menjadi suram atau gelap. 1emeriksaan transiluminasi bermakna bila salah satu sisi
sinus yang sakit, sehingga tampak lebih suram dibanding sisi yang normal.
$.3.3 K 7oto sinus paranasalis!
1emeriksaan radiologik yang dibuat ialah 1osisi EaterLs, 1osteroanterior dan Aateral. Akan tampak
perselubungan atau penebalan mukosa atau batas cairan udara (air fluid le+el) pada sinus yang sakit.
1osisi EaterLs adalah untuk memproyeksikan tulang petrosus supaya terletak di ba-ah antrum maksila,
yakni dengan cara menengadahkan kepala pasien sedemikian rupa sehingga dagu menyentuh permukaan
meja. 1osisi ini terutama untuk melihat adanya kelainan di sinus maksila, frontal dan etmoid. 1osisi
1osteroanterior untuk menilai sinus frontal dan 1osisi Aateral untuk menilai sinus frontal, sphenoid dan
etmoid
$.3.@ 1emeriksaan <9 -Scan
1emeriksaan <9-Scan merupakan cara terbaik untuk memperlihatkan sifat dan sumber masalah pada sinusitis
dengan komplikasi. <9-Scan pada sinusitis akan tampak ! penebalan mukosa, air fluid le+el, perselubungan
homogen atau tidak homogen pada satu atau lebih sinus paranasal, penebalan dinding sinus dengan sklerotik
(pada kasus-kasus kronik).>al-hal yang mungkin ditemukan pada pemeriksaan <9-Scan !
a. 'ista retensi yang luas, bentuknya kon+eks (bundar), licin, homogen, pada pemeriksaan <9-Scan tidak
mengalami ehans. 'adang sukar membedakannya dengan polip yang terinfeksi, bila kista ini makin lama
makin besar dapat menyebabkan gambaran air-fluid le+el.
b. 1olip yang mengisi ruang sinus
c. 1olip antrokoanal
d. #assa pada ca+um nasi yang menyumbat sinus
e. #ukokel, penekanan, atrofi dan erosi tulang yang berangsur-angsur oleh massa jaringan lunak mukokel
yang membesar dan gambaran pada <9 Scan sebagai perluasan yang berdensitas rendah dan kadang-kadang
pengapuran perifer.
$.3.5 1emeriksaan di setiap sinus
a. Sinusitis maksila akut
1emeriksaan rongga hidung akan tampak ingus kental yang kadang-kadang dapat terlihat berasal dari meatus
medius mukosa hidung. #ukosa hidung tampak membengkak (edema) dan merah (hiperemis). 1ada
pemeriksaan tenggorok, terdapat ingus kental di nasofaring.
1ada pemeriksaan di kamar gelap, dengan memasukkan lampu kedalam mulut dan ditekankan ke langit-
langit, akan tampak pada sinus maksila yang normal gambar bulan sabit di ba-ah mata. 1ada kelainan sinus
maksila gambar bulan sabit itu kurang terang atau tidak tampak. Dntuk diagnosis diperlukan foto rontgen.
Akan terlihat perselubungan di sinus maksila, dapat sebelah (unilateral), dapat juga kedua belah (bilateral ).
b. Sinusitis etmoid akut
1emeriksaan rongga hidung, terdapat ingus kental, mukosa hidung edema dan hiperemis. 7oto roentgen,
akan terdapat perselubungan di sinus etmoid.
c. Sinusitis frontal akut
1emeriksaan rongga hidung, ingus di meatus medius. 1ada pemeriksaan di kamar gelap, dengan meletakkan
lampu di sudut mata bagian dalam, akan tampak bentuk sinus frontal di dahi yang terang pada orang normal,
dan kurang terang atau gelap pada sinusitis akut atau kronis. 1emeriksaan radiologik, tampak pada foto
roentgen daerah sinus frontal berselubung.
d. Sinusitis sfenoid akut
1emeriksaan rongga hidung, tampak ingus atau krusta serta foto rontgen.
$.@ 1),A9AAA'SA,AA,
$.@." 1enatalaksanaan #edis
". *rainage
a. *engan pemberian obat, yaitu
*ekongestan local ! efedrin "4(de-asa) M4(anak).
*ekongestan oral !1sedo efedrin % K @. mg.
b. Surgikal dengan irigasi sinus maksilaris.
$. 1emberian antibiotik dalam 3-5 hari (untuk Sinusitis akut) yaitu !
a. Ampisilin K 3.. mg
b. Amoksilin % : 3.. mg
c. SulfametaksolN9#1 (2..G@.) $ : "tablet
d. *iksisiklin ".. mgGhari.
%. 1emberian obat simtomatik
<ontohnya parasetamol., metampiron % : 3.. mg.
. Dntuk Sinusitis kromis bisa dengan
a. <abut geraham atas bila penyebab dentogen
b. 0rigasi " : setiap minggu ( ".-$.)
c. =perasi <ad-ell Auc bila degenerasi mukosa ire+ersibel (biopsi).
$.@.$ 1enatalaksanaan 1embedahan
1encucian sinus paranasal !
a. 1ada sinus maksila
*ilakukan fungsi sinus maksila, dan dicuci $ kali seminggu dengan larutan garam fisiologis. <aranya ialah,
dengan sebelumnya memasukkan kapas yang telah diteteskan :ilokain dan adrenalin ke daerah meatus
inferior. Setelah 3 menit, kapas dikeluarkan, lalu dengan trokar ditusuk di ba-ah konka inferior, ujung trokar
diarahkan ke batas luar mata. Setelah tulang dinding sinus maksila bagian medial tembus, maka jarum trokar
dicabut, sehingga tinggal pipa selubungnya berada di dalam sinus maksila. 1ipa itu dihubungkan dengan
semprit yang berisi larutan garam fisiologis, atau dengan balon yang khusus untuk pencucian sinus itu.
1asien yang telah ditataki plastik di dadanya, diminta untuk membuka mulut. Air cucian sinus akan keluar
dari mulut, dan ditampung di tempat bengkok.
9indakan ini diulang % hari kemudian. 'arena sudah ada lubang fungsi, maka untuk memasukkan pipa
dipakai trokar yang tumpul. 9api tindakan seperti ini dapat menimbulkan kemungkinan trokar menembus
mele-ati sinus ke jaringan lunak pipi,dasar mata tertusuk karena arah penusukan salah, emboli udara karena
setelah menyemprot dengan air disemprotkan udara dengan maksud mengeluarkan seluruh cairn yang telah
dimasukkan serta perdarahan karena konka inferior tertusuk. Aubang fungsi ini dapat diperbesar, dengan
memotong dinding lateral hidung, atau dengan memakai alat, yaitu busi. 9indakan ini disebut antrostomi,
dan dilakukan di kamar bedah, dengan pasien yang diberi anastesi.
b. 1ada sinus frontal, etmoid dan sfenoid
1encucian sinus dilakukan dengan pencucian 1roet;. <aranya ialah dengan pasien ditidurkan dengan kepala
lebih rendah dari badan. 'edalam hidung diteteskan ><A efedrin .,3-",3 4. 1asien harus menyebut Okek-
kekP supaya ><A efedrin yang diteteskan tidak masuk ke dalam mulut, tetapi ke dalam rongga yang terletak
diba-ah ( yaitu sinus paranasal, oleh karena kepala diletakkan ebih rendah dari badan). 'e dalam lubang
hidung dimasukkan pipa gelas yang dihubungkan dengan alat pengisap untuk menampung ingus yang terisap
dari sinus. 1ada pipa gelas itu dibuat lubang yang dapat ditutup dan dibuka dengan ujung jari jempol. 1ada
-aktu lubang ditutup maka akan terisap ingus dari sinus. 1ada -aktu meneteskan ><A ini, lubang di pipa
tidak ditutup. 9indakan pencucian menurut cara ini dilakukan $ kali seminggu.
1embedahan, dilakukan !
a. bila setelah dilakukan pencucian sinus @ kali ingus masih tetap kental.
b. bila foto rontgen sudah tampak penebalan dinding sinus paranasal.
1ersiapan sebelum pembedahan perlu dibuat foto ( pemeriksaan) dengan <9 scan.
#acam pembedahan sinus paranasal
". Sinus maksila
a. Antrostomi, yaitu membuat saluran antara rongga hidung dengan sinus maksila di bagian lateral konka
inferior. Gunanya ialah untuk mengalirkan nanah dan ingus yang terkumpul di sinus maksila.
Alat yang perlu disiapkan ialah !
- alat fungsi sinus maksila
- semprit untuk mencuci
- pahat untuk memotong dinding lateral hidung
- alat pengisap
- tampon kapas atau kain kasa panjang yang diberi salep
9indakan dilakukan di kamar besdah, dengan pembiusan ( anastesia ), dan pasien dira-at selama $ hari.
1era-atan pasca tindakan !
- beri antrostomi dilakukan pada kedua belah sinus maksila, maka kedua belah hidung tersumbat oleh
tampon. =lehkarena itu pasien harus bernafas melalui mulut, dan makanan yang diberikan harus lunak.
- tampon diangkat pada hari ketiga, setelah itu, bila tidak terdapat perdarahan, pasien boleh pulang.
b. =perasi <ald-ell-Auc
=perasi ini ialah membuka sinus maksila, dengan menembus tulang pipi. Supaya tidak terdapat cacat di
muka, maka insisis dilakukan di ba-ah bibir, di bagian superior ( atas ) akar gigi geraham " dan $.
'emudian jaringan diatas tulang pipi diangkat kearah superior, sehingga tampak tulang sedikit di atas cuping
hidung, yang disebut fosa kanina. *engan pahat atau bor tulang itu dibuka, dengan demikian rongga sinus
maksila kelihatan. *engan cunam pemotong tulang lubang itu diperbesar. 0si sinus maksila dibersihkan.
Seringkali akan terdapat jaringan granulasi atau polip di dalam sinus maksila. Setelah sinus bersih dan dicuci
dengan larutan bethadine, maka dibuat anthrostom. /ila terdapat banyak perdarahan dari sinus maksila,
maka dimasukkan tampon panjang serta pipa dari plastik, yang ujungnya disalurkan melalui antrostomi ke
luar rongga hidung. 'emudian luka insisi dijahit.
1era-atan pasca bedah !
- beri kompres es di pipi, untuk mencegah pembengkakan di pipi pasca-bedah.
- perhatikan keadaan umum ! nadi, tensi,suhu
- perhatikan apakah ada perdarahan mengalir ke hidung atau melalui mulut. Apabila terdapat perdarahan,
maka dokter harus diberitahu.
- makanan lunak
-tampon dicabut pada hari ketiga.
$. Sinus etmoid
1embedahan untuk membersihkan sinus etmoid, dapat dilakukan dari dalam hidung (intranasal) atau dengan
membuat insisi di batas hidung dengan pipi (ekstranasal).
a. )tmoidektomi intranasal
Alat yang diperlukan ialah !
a. spekulum hidung
b. cunam pengangkat polip
c. kuret ( alat pengerok )
d. alat pengisap
e. tampon
9indakan dilakukan dengan pasien dibius umum ( anastesia). *apat juga dengan bius lokal (analgesia).
Setelah konka media di dorong ke tengah, maka dengan cunam sel etmoid yang terbesar ( bula etmoid )
dibuka. 1olip yang ditemukan dikeluarkan sampai bersih. Sekarang tindakan ini dilakukan dengan
menggunakan endoskop, seh igga apa yang akan dikerjakan dapat dilihat dengan baik.
1era-atan pasca-bedah yang terpenting ialah memperhatikan kemungkinan perdarahan.
b. )tmoidektomi ekstranasal
0nsisi dibuat di sudut mata, pada batas hidung dan mata. *i daerah itu sinus etmoid dibuka, kemudian
dibersihkan.
%. Sinus frontal
1embedahan untuk membuka sinus frontal disebut operasi 'illian. 0nsisi dibuat seperti pada insisi
etmoidektomi ekstranasal, tetapi kemudian diteruskan ke atas alis.9ulang frontal dibuka dengan pahat atau
bor, kemudian dibersihkan. Salurannya ke hidung diperikasa, dan bila tersumbat, dibersihkan. Setelah rongga
sinus frontal bersih, luka insisi dijahit, dan diberi perban-tekan. 1erban dibuka setelah seminggu.
Seringkali pembedahan untuk membuka sinus frontal dilakukan bersama dengan sinus etmoid, yang disebut
fronto-etmoidektomi.
. Sinus sfenoid
1embedahan untuk sinus sfenoid yang aman sekarang ini ialah dengan memakai endoskop. /iasanya
bersama dengan pembersihan sinus etmoid dan muara sinus maksila serta muara sinus frontal, yang disebut
/edah )ndoskopi Sinus 7ungsional.
/edah endoskopi sinus fungsional ( 7)SSNfunctional endoscopic sinus surgery)
<ara pemeriksaan ini ialah dengan mempergunakan endoskop, tanpa melakukan insisis di kulit muka.
)ndoskop dimasukkan ke dalam rongga hidung. 'arena endoskop ini dihubungkan dengan monitor (seperti
tele+isi), maka dokter juga melakukan pembedahan tidak perlu melihat kedalam endoskop, tetapi cukup
dengan melihat monitor.
*engan bantuan endoskop dapat dibersihkan daerah muara sinus, seperti daerah meatus medius untuk sinus
maksila, sinus etmoid anterior dan sinus frontal.
)ndoskop juga dapat dimasukkan kedalam sinus etmoid anterior dan posterior untuk membuka sel-sel sinus
etmoid. 'emudian dapat diteruskan kedalam sinus sfenoid yang terletak dibelakang sinus etmoid apabila di
<9 scan terdapat kelainan di sinus sfenoid.
Sekitar sinus yang sakit dibersihakan, dilihat juga muara sinus-sinus yang lain. Setelah selesai, rongga
hidung di tampoan untuk mencegah perdarahan. 9ampon dicabut pada hari ketiga.
$.5 '=#1A0'AS0
$.5." 'elainan pada =rbita
Sinusitis ethmoidalis merupakan penyebab komplikasi pada orbita yang tersering. 1embengkakan orbita
dapat merupakan manifestasi ethmoidalis akut, namun sinus frontalis dan sinus maksilaris juga terletak di
dekat orbita dan dapat menimbulkan infeksi isi orbita juga.
1ada komplikasi ini terdapat lima tahapan !
a. 1eradangan atau reaksi edema yang ringan.
9erjadi pada isi orbita akibat infeksi sinus ethmoidalis didekatnya. 'eadaan ini terutama ditemukan pada
anak, karena lamina papirasea yang memisahkan orbita dan sinus ethmoidalis sering kali merekah pada
kelompok umur ini.
b. Selulitis orbita
)dema bersifat difus dan bakteri telah secara aktif mengin+asi isi orbita namun pus belum terbentuk.
c. Abses subperiosteal
1us terkumpul diantara periorbita dan dinding tulang orbita menyebabkan proptosis dan kemosis.
d. Abses orbita
1us telah menembus periosteum dan bercampur dengan isi orbita. 9ahap ini disertai dengan gejala sisa
neuritis optik dan kebutaan unilateral yang lebih serius. 'eterbatasan gerak otot ekstraokular mata yang
tersering dan kemosis konjungti+a merupakan tanda khas abses orbita, juga proptosis yang makin bertambah.
e. 9hrombosis sinus ka+emosus
Akibat penyebaran bakteri melalui saluran +ena kedalam sinus ka+ernosus, kemudian terbentuk suatu
tromboflebitis septik.
$.5.$ 'elainan intracranial
a. #eningitis akut
Salah satu komplikasi sinusitis yang terberat adalah meningitis akut, infeksi dari sinus paranasalis dapat
menyebar sepanjang saluran +ena atau langsung dari sinus yang berdekatan, seperti le-at dinding posterior
sinus frontalis atau melalui lamina kribriformis di dekat sistem sel udara ethmoidalis.
b. Abses dura
'umpulan pus diantara dura dan tabula interna kranium, sering kali mengikuti sinusitis frontalis. 1roses ini
timbul lambat, sehingga pasien hanya mengeluh nyeri kepala dan sebelum pus yang terkumpul mampu
menimbulkan tekanan intra kranial.
c. Abses subdural
'umpulan pus diantara duramater dan arachnoid atau permukaan otak. Gejala yang timbul sama dengan
abses dura.
d. Abses otak
Setelah sistem +ena, dapat mukoperiosteum sinus terinfeksi, maka dapat terjadi perluasan metastatik secara
hematogen ke dalam otak.
$.5.% =steitis dan =steomylitis.
1enyebab tersering osteomielitis dan abses subperiosteal pada tulang frontalis adalah infeksi sinus frontalis.
,yeri tekan dahi setempat sangat berat. Gejala sistemik berupa malaise, demam dan menggigil.
$.5. #ukokel
Suatu kista yang mengandung mukus yang timbul dalam sinus, kista ini paling sering ditemukan pada sinus
maksilaris, sering disebut sebagai kista retensi mukus dan biasanya tidak berbahaya.
*alam sinus frontalis, ethmoidalis dan sfenoidalis, kista ini dapat membesar dan melalui atrofi tekanan
mengikis struktur sekitarnya. 'ista ini dapat bermanifestasi sebagai pembengkakan pada dahi atau fenestra
nasalis dan dapat menggeser mata ke lateral. *alam sinus sfenoidalis, kista dapat menimbulkan diplopia dan
gangguan penglihatan dengan menekan saraf didekatnya.
$.5.3 1yokokel.
#ukokel terinfeksi, gejala piokel hampir sama dengan mukokel meskipun lebih akut dan lebih berat.
/A/ 000
ASD>A, ')1)RAEA9A,
%." 1),G'A80A,
%."." *ata *emografi
0dentitas pada klien yang harus diketahui diantaranya! nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan,
sukuGbangsa, alamat, jenis kelamin, status perka-inan, dan penanggung biaya.
%.".$ Ri-ayat Sakit dan 'esehatan
". 'eluhan utama
/iasanya klien mengeluh nyeri kepala sinus dan tenggorokan
$. Ri-ayat penyakit saat ini
'lien mengeluh hidung tersumbat, pilek yang sering kambuh, demam, pusing, ingus kental di hidung, nyeri
di antara dua mata, penciuman berkurang.
%. Ri-ayat penyakit dahulu
a. 'lien pernah menderita penyakit akut dan perdarahan hidung atau trauma.
b. 'lien pernah mempunyai ri-ayat penyakit 9>9.
c. 'lien pernah menderita sakit gigi geraham.
. Ri-ayat penyakit keluarga
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien
sekarang.
3. 1engkajian psiko-sosio-spiritual
a. 0ntrapersonal ! 1erasaan yang dirasakan klien ( cemas atau sedih )
b. 0nterpersonal ! hubungan dengan orang lain
@. 1ola fungsi kesehatan
a. 1ola persepsi dan tatalaksana hidup
<ontohnya untuk mengurangi flu biasanya klien mengkonsumsi obat tanpa memperhatikan efek samping
b. 1ola nutrisi dan metabolism
/iasanya nafsu makan klien berkurang karena terjadi gangguan pada hidung.
c. 1ola istirahat dan tidur
Adakah indikasi klien merasa tidak dapat istirahat karena sering flu.
d. 1ola persepsi dan konsep diri
'lien sering flu terus menerus dan berbau yang menyebabakan konsep diri menurun.
e. 1ola sensorik
*aya penciuman klien terganggu kaena hidung buntu akibat flu terus menerus ( baik purulen, serous maupun
mukopurulen ).
%.".% 1emeriksaan 7isik ( R=S ! Re+ie- of System )
1emeriksaan fisik pada klien dengan sinusitis meliputi pemeriksaan fisik umum per system dari obser+asi
keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda +ital, /" (breathing), /$ (/lood), /% (/rain), / (/ladder), /3
(/o-el), dan /@ (/one).
". 1ernafasan /" (breath)
a. /entuk dada ! normal
b. 1ola napas ! tidak teratur
c. Suara napas ! ronkhi
d. Sesak napas ! ya
e. /atuk ! tidak
f. Retraksi otot bantu napas C ya
g. Alat bantu pernapasan ! ya (=$ $ lpm)
$. 'ardio+askular /$ (blood)
a. 0rama jantung ! regular
b. ,yeri dada ! tidak
c. /unyi jantung C normal
d. Akral ! hangat
%. 1ersyarafan /% (brain)
a. 1englihatan (mata) ! normal
b. 1endengaran (telinga) ! tidak ada gangguan
c. 1enciuman (hidung) ! ada gangguan
d. 'esadaran! gelisah
e. Reflek! normal
. 1erkemihan / (bladder)
a. 'ebersihan ! bersih
b. /entuk alat kelamin ! normal
c. Dretra ! normal
d. 1roduksi urin! normal
3. 1encernaan /3 (bo-el)
a. ,afsu makan ! menurun
b. 1orsi makan ! setengah
c. #ulut ! bersih
d. #ukosa ! lembap
@. #uskuloskeletalGintegument /@ (bone)
a. 'emampuan pergerakan sendi ! bebas
b. 'ondisi tubuh! kelelahan
%.$ *0AG,=SA ')1)RAEA9A,
". /ersihan jalan nafas tidak efetif berhubungan dengan obstruksi G adanya secret yang mengental.
$. ,yeri berhubungan dengan peradangan pada hidung.
%. >ipertermi berhubungan dengan reaksi inflamasi
. ,utrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu makan manurun sekunder dari
peradangan dengan sinus.
3. Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan hidung tersumbat, nyeri sekunder akibat peradangan
hidung.
@. <emas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit dan prosedur tindakan medis (
irigasi sinus G operasi )
%.% 0,9)R6),S0
". /ersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi G adanya secret yang mengental.
9ujuan ! bersihan jalan nafas menjadi efektif setelah secret dikeluarkan.
'riteria hasil !
- Respiratory Rate "@-$.:Gmenit
- Suara napas tambahan tidak ada
- Ronkhi (-)
- *apat melakukan batuk efektif
0,9)R6),S0 RAS0=,AA
a. 'aji penumpukan secret yang ada
b. =bser+asi tanda-tanda +ital.
c. Ajarkan batuk efektif
d. 'oaborasi nebuli;ing dengan tim medis untuk pembersihan secret
e. )+aluasi suara napas, karakteristik sekret, kemampuan batuk efektif
a. #engetahui tingkat keparahan dan tindakan selanjutnya
b. #engetahui perkembangan klien sebelum dilakukan operasi.
c. #engeluarkan sekret di jalan napas
d. 'erjasama untuk menghilangkan penumpukan secret.
e. Ronkhi (-) mengindikasikan tidak ada cairanGsekret pada paru, jumlah, konsistensi, -arna sekret dikaji
untuk tindakan selanjutnya
$. ,yeri berhubungan dengan peradangan pada hidung.
9ujuan ! ,yeri yang dirasakan berkurang atau dapat diadaptasi oleh klien
'riteria hasil !
- 'lien mengungkapkan nyeri yang dirasakan berkurang atau dapat diadaptasi
- 'lien tidak merasa kesakitan.
- *apat mengidentifikasi aktifitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri, klien tidak gelisah, skala nyeri
.-" atau teradaptasi
0,9)R6),S0 RAS0=,AA
a. 'aji terhadap nyeri dengan skala .-
b. /erikan kesempatan -aktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang nyaman.
c. #engajarkan tehnik relaksasi dan metode distraksi
d. 'olaborasi analgesic
e. =bser+asi tingkat nyeri dan respon motorik klien, %. menit setelah pemberian analgesik untuk mengkaji
efekti+itasnya dan setiap "-$ jam setelah tindakan pera-atan selama "-$ hari.
a. ,yeri merupakan respon subjektif yang bisa dikaji menggunakan skala nyeri. 'lien melaporkan nyeri
biasanya di atas tingkat cidera.
b. 0stirahat akan merelaksasi semua jaringan sehingga akan meningkatkan kenyamanan.
c. Akan melancarkan peredaran darah, dan dapat mengalihkan perhatian nyerinya ke hal-hal yang
menyenangkan
d. Analgesik memblok lintasan nyeri, sehingga nyeri berkurang
e. 1engkajian yang optimal akan memberikan pera-at data yang objektif untuk mencegah kemungkinan
komplikasi dan melakukan inter+ensi yang tepat.
%. ,utrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu makan manurun sekunder akibat
peradangan dengan sinus.
9ujuan ! 'ebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dengan adekuat
'riteria hasil !
- Antropometri! berat badan tidak turun (stabil), tinggi badan, lingkar lengan
- /iokimia! albumin normal de-asa (%,3-3,.) gGdl
>b normal (laki-laki "%,3-"2 gGdl, perempuan "$-"@ gGdl)
- <linis! tidak tampak kurus, terdapat lipatan lemak, rambut tidak jarang dan merah
- *iet! klien menghabiskan porsi makannya dan nafsu makan bertambah
0,9)R6),S0 RAS0=,AA
a. 'aji pemenuhan kebutuhan nutrisi klien
b. 8elaskan pentingnya makanan bagi proses penyembuhan.
c. #encatat intake dan output makanan klien.
d. 'olaborasi dengan ahli gi;i untuk membantu memilih makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gi;i
selama sakit
e. #anganjurkn makan sedikit- sedikit tapi sering.
f. #enyarankan kebiasaan untuk oral hygine sebelum dan sesudah makan
a. #engetahui kekurangan nutrisi klien.
b. *engan pengetahuan yang baik tentang nutrisi akan memoti+asi untuk meningkatkan pemenuhan nutrisi.
c. #engetahui perkembangan pemenuhan nutrisi klien.
d. Ahli gi;i adalah spesialisasi dalam ilmu gi;i yang membantu klien memilih makanan sesuai dengan
keadaan sakitnya, usia, tinggi, berat badannya.
e. *engan sedikit tapi sering mengurangi penekanan yang berlebihan pada lambung.
f. #eningkatkan selera makan klien.
. >ipertermi berhubungan dengan reaksi inflamasi
9ujuan ! suhu tubuh kembali dalam keadaan normal
'riteria hasil !
- suhu tubuh %@,3-%5,3 <
- kulit hangat dan lembab, membran mukosa lembab
0,9)R6),S0 RAS0=,AA
a. #onitoring perubahan suhu tubuh
b. #empertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh dengan pemasangan infus
c. 'olaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik guna mengurangi proses peradangan (inflamasi)
d. Anjurkan pada pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang optimal sehingga metabolisme dalam tubuh
dapat berjalan lancar a. Suhu tubuh harus dipantau secara efektif guna mengetahui perkembangan dan
kemajuan dari pasien.
b. <airan dalam tubuh sangat penting guna menjaga homeostasis (keseimbangan) tubuh. Apabila suhu tubuh
meningkat maka tubuh akan kehilangan cairan lebih banyak.
c. Antibiotik berperan penting dalam mengatasi proses peradangan (inflamasi)
d. 8ika metabolisme dalam tubuh berjalan sempurna maka tingkat kekebalanG sistem imun bisa mela-an
semua benda asing (antigen) yang masuk.
3. Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan hidung tersumbat, nyeri sekunder akibat peradangan
hidung.
9ujuan ! 'lien dapat istirahat dan tidur dengan nyaman.
'riteria hasil !
- 'lien tidur @ - 2 jam sehari.
0,9)R6),S0 RAS0=,AA
a. 'aji kebutuhan tidur klien.
b. #enciptakan suasana yang nyaman.
c. 'olaborasi dengan tim medis pemberian obat a. #engetahui permasalahan klien dalam pemenuhan
kebutuhan istirahat atau tidur.
b. Supaya klien dapat tidur dengan nyaman dan tenang.
c. 1ernafasan dapat efektif kembali le-at hidung
@. <emas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit dan prosedur tindakan medis (
irigasi sinus G operasi ).
9ujuan ! 1erasaan cemas klien berkurang atau hilang.
'riteria hasil !
- 'lien dapat menggambarkan tingkat keemasa dan pola kopingnya.
- 'lien mengetahui dan mengerti tentang penyakit yang di deritanya serta pengobatannya.
0,9)R6),S0 RAS0=,AA
a. 'aji tingkat kecemasan klien
b. /erikan kenyamanan dan ketentraman pada klien dengan,
- 9emani klien
- 1erlihatkan rasa empati ( datang dengan menyentuh klien )
c. /erikan penjelasan pada klien tentang penyakit yang dideritanya secara perlahan dan tenang serta
menggunakan kalimat yang jelas, singkat dan mudah dimengerti
d. #enjauhkan stimulasi yang berlebihan misalnya !
- 9empatkan klien diruangan yang lebih tenang.
- /atasi kontak dengan orang lain atau klien lain yang kemungkinan mengalami kecemasan
e. =bser+asi tanda-tanda +ital.
f. /ila perlu , kolaborasi dengan tim medis. a. #enentukan tindakan selanjutnya.
b. #emudahkan penerimaan klien terhadap informasi yang diberikan.
c. #eingkatkan pemahaman klien tentang penyakit dan terapi untuk penyakit tersebut sehingga klien lebih
kooperatif.
d. *engan menghilangkan stimulus yang mencemaskan akan meningkatkan ketenangan klien.
e. #engetahui perkembangan klien secara dini.
f. =bat dapat menurunkan tingkat kecemasan klien.

You might also like