You are on page 1of 26

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan
kompleks (pendengaran dan keseimbanga Anatominya juga sangat rumit .
Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam
aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal
dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain
melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar.
endengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara.
!elombang suara adalah getaran udara yang merambat dan terdiri dari
daerah-daerah bertekanan tinggi karena kompresi (pemampatan" molekul-
molekul udara yang berselang seling dengan daerah-daerah bertekanan
rendah karena penjarangan molekul tersebut. (Sher#ood, $%%&".
Se#aktu suatu gelombang suara mengenai jendela oval, tercipta
suatu gelombang tekanan di telinga dalam. !elombang tekanan
menyebabkan perpindahan mirip-gelombang pada membran basilaris
terhadap membrana tektorium. Se#aktu menggesek membrana tektorium,
sel-sel rambut tertekuk. 'al ini menyebabkan terbentuknya potensial aksi.
Apabila deformitasnya cukup signifikan, maka saraf-saraf aferen yang
bersinaps dengan sel-sel rambut akan terangsang untuk melepaskan
potensial aksi dan sinyal disalurkan ke otak ((or#in, $%%&".
roses mendengar pada anak atau orang de#asa normal merupakan
proses yang alami, timbul tanpa usaha tertentu dari individu dan sepertinya
terjadi secara otomatis dan tanpa kita sadari, padahal untuk dapat
mendengar bunyi atau suara percakapan harus melalui suatu tahapan atau
proses.
roses mendengar sebenarnya sudah terjadi segera setelah bayi
dilahirkan normal ke dunia, bahkan organ pendengaran sudah berfungsi
seperti layaknya orang de#asa tatkala janin berusia $% minggu kehamilan.
)anin sudah dapat memberikan reaksi ketika diberikan stimulus berupa nada
murni berfrek#ensi tinggi melalui microphone yang ditempatkan pada perut
&
ibu seperti yang dilaporkan pertama kali oleh seorang peneliti yang bernama
Johansson et al pada tahun &*+,.
-emudian dalam perjalanan hidupnya sejak dilahirkan, bayi akan
mendapat input suara-suara yang ada dilingkungan sekitarnya sehari-hari
secara terus menerus. .alam keadaan pendengaran normal, rangsangan
suara tadi akan direkam dan dipersepsikan dipusat sensorik diotak sehingga
anak dapat mengenal suara yang pernah didengarnya.
endengaran sebagai salah satu indera, memegang peranan yang
sangat penting karena perkembangan bicara sebagai komponen utama
komunikasi pada manusia sangat tergantung pada fungsi pendengaran.
.ari uraian diatas sangatlah jelas hubungan antara kemampuan anak
untuk mendengar dan kemampuan untuk berbicara. Apabila terjadi
gangguan pendengaran sejak dini maka akan terjadi pula gangguan
perkembangan bicara.
1.2 Rumusan Masalah
/erdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat
dijabarkan antara lain 0
&.$.& Apakah yang dimaksud dengan 1titis 2edia Akut3
&.$.$ /agaimanakah anatomi dan fisiologi telinga bagian tengah3
&.$.4 /agaimanakah etiologi dari 1titis 2edia Akut3
&.$., /agaimanakah patofisiologi dari 1titis 2edia Akut3
&.$.5 /agaimanakah 61( dari 1titis 2edia Akut3
&.$.+ /agaimanakah manifestasi klinis dari 1titis 2edia Akut3
&.$.7 /agaimanakah penatalaksanaan dari 1titis 2edia Akut3
&.$.8 /agaimanakah pemeriksaan penunjang dari 1titis 2edia Akut3
&.$.* /agaimanakah asuhan kepera#atan dari 1titis 2edia Akut serta
aplikasi 9anda, 91(, 9I( nya3
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah 0
&.4.& 2enjelaskan definisi dari 1titis 2edia Akut
&.4.$ 2enjelaskan anatomi dan fisiologi telinga bagian tengah
&.4.4 2enjelaskan etiologi dari 1titis 2edia Akut
&.4., 2enjelaskan patofisiologi dari 1titis 2edia Akut
&.4.5 2enguraikan 61( dari 1titis 2edia Akut
&.4.+ 2enyebutkan manifestasi klinis dari 1titis 2edia Akut
&.4.7 2enjelaskan penatalaksanaan dari 1titis 2edia Akut
&.4.8 2enjelaskan pemeriksaan penunjang dari 1titis 2edia Akut
$
&.4.* 2enjabarkan asuhan kepera#atan dari 1titis 2edia Akut serta
aplikasi 9anda, 91(, 9I( nya
BAB
TN!AUAN PU"TA#A
2.1 De$%n%s% &t%t%s Me'%a Akut (&MA)
1titis 2edia adalah peradangan pada sebagian atau seluruh dari
selaput permukaan telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-
sel mastoid. 1titis media sebenarnya adalah diagnosa yang paling sering
dijumpai pada anak:anak di ba#ah usia &5 tahun. 1titis media berdasarkan
gejalanya dibagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif,
yang masing-masing memiliki bentuk yang cepat dan lambat.
4
1titis 2edia Akut (12A" adalah peradangan akut sebagian atau
seluruh periosteum telinga tengah (-apita selekta kedokteran, &***".
;ang paling sering terlihat ialah 0
&" 1titis media viral akut
$" 1titis media bakterial akut
4" 1titis media nekrotik akut
1titis 2edia Akut adalah peradangan pada telinga tengah yang
bersifat akut atau tiba-tiba. Telinga tengah adalah organ yang memiliki
penghalang yang biasanya dalam keadaan steril. Tetapi pada suatu keadaan
jika terdapat infeksi bakteri pada nasofariong dan faring, secara alamiah
teradapat mekanisme pencegahan penjalaran bakteri memasuki telinga
tengah oleh e<im pelindung dan bulu-bulu halus yang dimiliki oleh tuba
eustachii. 1titis media akut ini terjadi akibat tidak berfungsingnya sistem
pelindung tadi, sumbatan atau peradangan pada tuba eustachii merupakan
faktor utama terjadinya otitis media, pada anak-anak semakin seringnya
terserang infeksi saluran pernafasan atas, kemungkinan terjadi otitis media
akut juga semakin sering.
2.2 Anat*m% 'an +%s%*l*g% Tel%nga Tengah
Anat*m%
,
Aurikula
-analis
Auditorius
=ksterna
Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga" di
sebelah lateral dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah
terletak di antara kedua 2embrana timpani terletak pada akhiran kanalis
aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga. 2embran ini
panjangnya sekitar & cm dan selaput tipis normalnya ber#arna kelabu
mutiara dan translulen. Telinga tengah merupakan rongga berisi udara
merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah" dihubungkan dengan
tuba eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara
di bagian mastoid tulang temporal.
Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli" yaitu malleus,
inkus stapes. 1sikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan
ligamen, yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela
oval dan dinding medial telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah
dengan telinga dalam. /agian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di
mana suara dihantar telinga tengah. )endela bulat memberikan jalan ke
getaran suara. )endela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan
dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk
cincin. anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami
5
robekan. /ila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke
telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.
Tuba eustachii yang lebarnya sekitar &mm panjangnya sekitar 45
mm, menghubungkan telingah ke nasofaring. 9ormalnya, tuba eustachii
tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika
melakukan manuver >alsalva atau menguap atau menelan.
+%s%*l*g%
Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan
tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer. Selain itu guna
saluran ini adalah 0
a. 2enjaga keseimbangan tekanan udara di dalam telinga dan
menyesuaikannya dengan tekanan udara di dunia luar.
b. 2engalirkan sedikit lendir yang dihasilkan sel-sel yang melapisi telinga
tengah ke bagian belakang hidung.
c. Sebagai sa#ar kuman yang mungkin akan masuk ke dalam telinga
tengah
2.3 Et%*l*g%
enyebabnya adalah bakteri-bakteri saluran pernafasan bagian atas
dan bakteri piogenik seperti streptococcus haemolyticus, staphylococcus
aureus, pneumococcus, haemophylus influen<a, escherecia coli,
streptococcus anhaemolyticus, proteus vulgaris, pseudomonas aerugenosa.
/eberapa perubahan yang terjadi dalam proses terjadinya 1titis
media akut
&" Stadium penyumbatan tuba eustachius, tanda yang khas pada stadium
ini adalah penarikan membran timpani pada telinga ke arah dalam
akibat tekanan negatif yang ditimbulkan oleh sumbatan
+
$" Stadium 'iperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membran
timbani atau seluruh membran timpani.
4" Stadium Supurasi, bengkak yang hebat pada selaput permukaan telinga
tengah dan hancurnya sel-sel di dalam telinga tengah menyebabkan
cairan yang kental tertimbun di telinga tengah
," Stadium erforasi, pecahnya membrane timpani, dan keluar cairan
putih
5" Stadium ?esolusi, perlahan-lahan membrane timpani akan menyembuh
jika robekan tidak terlalu lebar, tetapi jika robekan lebar, stadium
perforasi dapat menetap dan berubah menjadi 1titis 2edia Supuratif
-ronik.
2., Pat*$%s%*l*g%
@mumnya otitis media dari nasofaring yang kemudian mengenai
telinga tengah, kecuali pada kasus yang relatif jarang, yang mendapatkan
infeksi bakteri yang membocorkan membran timpani. Stadium a#al
komplikasi ini dimulai dengan hiperemi dan edema pada mukosa tuba
eusthacius bagian faring, yang kemudian lumennya dipersempit oleh
hiperplasi limfoid pada submukosa.
!angguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnya
cairan eksudat dan transudat dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah
menjadi sangat rentan terhadap infeksi bakteri yang datang langsung dari
nasofaring. Selanjutnya faktor ketahanan tubuh pejamu dan virulensi bakteri
akan menentukan progresivitas penyakit.
2.- .&/
Terlampir
2.0 Man%$estas% #l%n%s
!ejala yang timbul bervariasi bergantung pada stadium dan usia
pasien, pada usia anak:anak umumnya keluhan berupa rasa nyeri di telinga
7
dan demam. /iasanya ada ri#ayat infeksi saluran pernafasan atas
sebelumnya. ada remaja atau orang de#asa biasanya selain nyeri terdapat
gangguan pendengaran dan telinga terasa penih. ada bayi gejala khas 1titis
2edia akut adalah panas yang tinggi, anak gelisah dan sukar tidur, diare,
kejang-kejang dan sering memegang telinga yang sakit.
2.1 Penatalaksanaan
enatalaksanaan 1titis 2edia Akut sangat bergantung pada
stadiumnya, pada stadium oklusi pengobatan bertujuan untuk melebarkan
kembali saluran eustachius, dengan pemberian obat tetes hidung berupa
dekongestan, selain itu sumber infeksi harus segera diobati. ada stadium
hiperemis dapat diberikan antibiotik, anti peradangan, dan anti nyeri.
emilihan antibiotik lebih ditargetkan pada kuman-kuman yang sering
menjadi penyebab. ada stadium supurasi disamping pemberian antibiotik
dapat dilakukan miringotomi yakni tindakan perobekan pada sebagian kecil
membran timpani sehingga cairan yang kental dapat keluar sedikit-sedikit
dan tidak menimbulkan lubang yang besar, sehingga membrane timpani
tidak dapat menyembuh. ada stadium perforasi dapat diberikan obat cuci
telinga, dan antibiotik yang adekuat.
2.2 Pemer%ksaan Penunjang
&. 1toskop pneumatik untuk melihat membran timpani yang penuh,
bengkak dan tidak tembus cahaya dengan kerusakan mogilitas.
$. -ultur cairan melalui mambran timpani yang pecah untuk mengetahui
organisme penyebab.
8
BAB
A"UHAN #EPERA.ATAN
3.1 Pengkaj%an
.ata yang muncul saat pengkajian0
a. Sakit telingaAnyeri
b. enurunanAtak ada ketajaman pendengaran pada satu atau kedua
telinga
c. Tinitus
d. erasaan penuh pada telinga
e. Suara bergema dari suara sendiri
f. /unyi BletupanC se#aktu menguap atau menelan
*
g. >ertigo, pusing, gatal pada telinga
h. enggunaan minyak, kapas lidi, peniti untuk membersihkan telinga
i. enggunanaan obat (streptomisin, salisilat, kuirin, gentamisin"
j. Tanda-tanda vital (suhu bisa sampai ,%
o
(", demam
k. -emampuan membaca bibir atau memakai bahasa isyarat
l. ?eflek kejut
m. Toleransi terhadap bunyi-bunyian keras
n. Tipe #arna $ jumlah cairan
o. (airan telingaD hitam, kemerahan, jernih, kuning
p. Alergi
E. .engan otoskop tuba eustacius bengkak, merah, suram
r. Adanya ri#ayat infeksi saluran pernafasan atas, infeksi telinga
sebelumnya, alergi
1. Pengkaj%an #emam3uan Men'engar
a. Pemer%ksaan Tel%nga
Telinga luar diperiksa dengan inspeksi dan palpasi lang-sung
sementara membrana timpani diinspeksi, seperti telinga tengah dengan
otoskop dan palpasi tak langsung dengan menggunakan otoskop
pneumatic.
&" engkajian Fisik.
Inspeksi telinga luar merupakan prosedur yang paling sederhana
tapi sering terle#at. Aurikulus dan jaringan sekitarnya diinspeksi
adanya0
deformitas, lesi,
cairan begitu pula ukuran,
simetris dan sudut penempelan ke kepala.
!erakan aurikulus normalnya tak menimbulkan nyeri. /ila
manuver ini terasa nyeri, harus dicurigai adanya otitis eksterna
akut. 9yeri tekan pada saat palpasi di daerah mastoid dapat
menunjukkan mastoiditis akut atau inflamasi nodus aurikula
posterior. Terkadang, kista sebaseus dan tofus (de-posit mineral
&%
subkutan" terdapat pada pinna. -ulit bersisik pada atau di belakang
aurikulus biasanya menunjukkan adanya dermatitis sebore dan
dapat terdapat pula di kulit kepala dan struktur #ajah.
@ntuk memeriksa kanalis auditorius eksternus dan membrana
timpani, kepala pasien sedikit dijauhkan dari pemeriksa.
1toskop dipegang dengan satu tangan sementara aurikulus
dipegang dengan tangan lainnya dengan mantap dan ditarik ke
atas, ke belakang dan sedikit ke luar (ara ini akan membuat
lurus kanal pada orang de#asa, sehingga memungkinkan
pemeriksa melihat lebih jelas membrana timpani.
Spekulum dimasukkan dengan lembut dan perlahan ke kanalis
telinga, dan mata didekatkan ke lensa pembesar otoskop untuk
melihat kanalis dan membrana timpani. Spekulum terbesar
yang dapat dimasukkan ke telinga (biasanya 5 mm pada orang
de#asa" dipandu dengan lembut ke ba#ah ke kanal dan agak
ke depan. -arena bagian distal kanalis adalah tulang dan
ditutupi selapis epitel yang sensitif, maka tekanan harus benar-
benar ringan agar tidak menimbulkan nyeri.
!A2/A? &. Teknik untuk menggunakan otoskop.
&&
Setiap adanya cairan, inflamasi, atau benda asingD dalam
kanalis auditorius eksternus dicatat.
2embrana, timpani sehat ber#arna mutiara keabuan pada dasar
kanalis. enanda harus dttihat mungkin pars tensa dan kerucut
cahaya.umbo, manubrium mallei, dan prosesus brevis.
!erakan memutar lambat spekulum memungkinkan penglihat
lebih jauh pada 'patan malleus dan daerah perifer. dan #arna
membran begitu juga tanda yang tak biasa atG deviasi kerucut
cahaya dicatat. Adanya cairan, gele bung udara, atau masa di
telinga tengah harus dicatat.
emeriksaan otoskop kanalis auditorius eksternus membrana
timpani yang baik hanya dapat dilakukan bi kanalis tidak terisi
serumen yang besar. Serumen not nya terdapat di kanalis
eksternus, dan bila jumla sedikit tidak akan mengganggu
pemeriksaan otoskop.
/ila serumen sangat lengket maka sedikit minyak mineral atau
pelunak serumen dapat diteteskan dalam kanalis telinga dan
pasien diinstruksikan kembali lagi.
$" -etajaman Auditorius.
&$
erkiraan umum pendengaran pasien dapat disaring secara
efektif dengan mengkaji kemampuan pasien mendengarkan
bisikan kata atau detakan jam tangan.
/isikan lembut dilakukan oleh pemeriksa, yang sebelumnya
telah melakukan ekshalasi penuh. 2asing-masing telinga
diperiksa bergantian. Agar telinga yang satunya tak mendengar,
emeriksa menutup telinga yang tak diperiksa dengan telapak
tangan. .ari jarak & sampai $ kaki dari telinga yang tak tertutup
dan di luar batas penglihatan, pasien dengan ketajaman normal
dapat menirukan dengan tepat apa yang dibisikkan. /ila yang
digunakan detak jam tangan, pemeriksa memegang jam tangan
sejauh 4 inci dari telinganya sendiri (dengan asumsi pemeriksa
mempunyai pendengaran normal" dan kemudian memegang
jam tangan pada jarak yang sama dari aurikulus pasien. -arena
jam tangan menghasilkan suara dengan nada yang lebih tinggi
daripada suara bisikan, maka kurang dapat dipercaya dan tidak
dapat dipakai sebagai satu-satunya cara mengkaji ketajaman
auditorius.
4" enggunaan uji 6eber dan ?inne
2emungkinkan kita membedakan kehilangan akibat konduktif
dengan kehi-langan sensorineural
Uji Weber
2emanfaatkan konduksi tulang untuk menguji adanya
lateralisasi suara. Sebuah garpu tala dipegang erat pada
gagangnya dan pukulkan pada lutut atau pergelangan tangan
pemeriksa. -emudian diletakkan pada dahi atau gigi pasien.
asien ditanya apakah suara terdengar di tengah kepala, di
telinga kanan atau telinga kiri. Individu dengan pendengaran
normal akan mendengar suara seimbang pada kedua telinga
atau menjelaskan bah#a suara terpusat di tengah kepala. /ila
ada kehilangHan pendengaran konduktif (otosklerosis, otitis
media", suara akan lebih jelas terdengar pada sisi yang sakit. Ini
&4
disebabkan karena obstruksi akan menghambat ruang suara,
sehingga akan terjadi peningkatan konduksi tulang. /ila terjadi
kehilangan sensorineural, suara akan meng-alami lateralisasi ke
telinga yang pendengarannya lebih baik. @ji 6eber berguna
untuk kasus kehilangan pendengaran unilateral.
Uji Rinne
!agang garpu tala yang bergetar ditempatkan di belakang
aurikula pada tulang mastoid (konHduksi tulang" sampai pasien
tak mampu lagi mendengar suara. -emudian garpu tala
dipindahkan pada jarak & inci dari meatus kanalis auditorius
eksternus (konduksi uda-ra". ada keadaan normal pasien dapat
terus mendengarHkan suara, menunjukkan bah#a konduksi
udara berlang-sung lebih lama dari konduksi tulang. ada
kehilangan pendengaran konduktif, konduksi tulang akan
melebihi konduksi udara begitu konduksi tulang melalui tulang
temporal telah menghilang, pasien sudah tak mampu lagi
mendengar garpu tala melalui mekanisme konduktif yang
biasa. Sebaliknya kehilangan pendengaran sensorineural
memungkinkan suara yang dihantarkan melalui udara lebih
baik dari tulang, meskipun keduanya merupakan konduktor,
yang buruk dan segala suara diterima seperti sangat jauh dan
lemah.
b. Pr*se'ur D%agn*st%k Au'%t*r%us 'an 4est%buler
.alam mendeteksi kehilangan pendengaran, audiomeHter adalah
satu-satunya instrumen diagnostik yang paling penting.
@ji audiometri ada dua macam0
&" audiometri nada-murni, di mana stimulus suara terdiri atas nada
murni atau musik (semakin keras nada sebelum pasien bisa
mendengar berarti semakin besar kehilangan pendeHngarannya",
dan
$" audiometri #icara, di mana kata yang diucapkan digunakan untuk
menentukan kemampuan mendengar dan membedakan suara.
&,
Ahli audiologi melakukan uji dan pasien mengenakan earphone
dan sinyal mengenai nada yang didengarkan. -etika nada dipakai
secara langsung pada meatus kanalis auditorius eksiernus, kita
mengukur konduksi udara. /ila stimulus diberikan pada tulang mastoid,
melintas mekanisme konduksi (osikulus", langsung menguji konduksi
saraf. Agar hasilnya akurat, evaluasi audiometri dilakukan di ruangan
yang kedap suara. ?espons yang dihasil-kan diplot pada grafik yang
dinamakan audiogram.
Frek#ensi
2erujuk pada jumlah gelombang suara yang dihasilkan oleh
sumber bunyi per detik siklus perdetik atau hert< ('<". Telinga manusia
normal mampu mendengar suara dengan kisaran frek#ensi dari0 $%
sampai $%.%%%'<. 5%% sampai $%%% '< yang paling penting untuk
memahami percakapan sehari-hari (yang dikenal sebagai kisaran
#icara. 9ada adalah istilah untuk menggambarkan frek#ensiD nada
dengan frek#ensi &%% '< dianggap sebagai nada rendah, dan nada
&%.%%% '< dianggap sebagai nada tinggi. @nit untuk mengukur
kerasnya bunyi (intensitas suara" adalah desibel (d/", tekanan yang
ditimbulkan oleh rsuara. -ehilangan pendengaran diukur dalam decibel,
yang merupakan fungsi logaritma intensitas dan tidak bisa dengan
mudah dikonversikan ke persentase.
&5
Ambang kritis kekerasan adalah sekitas 4% d/. /eberapa contoh
internsitas suara yang biasa termasuk gesekan kertas dalam lingkungan
yang sunyi, terjadi pada sekitar &5 d/D per kapan rendah, ,% d/D dan
kapal terbang jet sejauh kaki, tercatat sekitar &5% d/. Suara yang lebih
keras i 8% d/ didengar telinga manusia sangat keras. Suara yang
terdengar tidak nyaman dapat merusak telinga dalam.
Timpanogram atau audiometri impedans, mengrefleks otot
telinga tengah terhadap stimulus suara, kelenturan membrana timpani,
dengan mengubah teh udara dalam kanalis telinga yang tertutup (!br.
-elenturan akan berkurang pada penyakit telinga tertutup"
?espons batang otak auditori (A/?, auditori brain sistem
response" adalah potensial elektris yang dapat terteksi dari narvus
kranialis >III (narvus akustikus" alur auditori asendens batang otak
sebagai respons stimulasi suara. 2erupakan metoda objektif untuk
mengukur pendengaran karena partisipasi aktif pasien sama sekali dak
diperlukan seperti pada audiogram perilaku. =lektroda ditempatkan
pada dahi pasien dan stimuli akustik, biasanya dalam bentuk detak,
diperdengarkan ke telinga. pengukuran elektrofisiologis yang dihasilkan
dapat di tentukan tingkat desibel berapa yang dapat didengarkan pasien
dan apakah ada kelainan sepanjang alur syaraf, seperti tumor pada
nervus kranialis >III.
=lektrokokleografi (=(o!" adalah perekaman potensial
elektrofisologis koklea dan nervus kranialis >III bagai respons stimuli
akustik. ?asio yang dihasilkan digunakan untuk membantu dalam
mendiagnosa kelainan keseimbangan cairan telinga dalam seperti
penyakit 2niere dan fistula perilimfe. rosedur ini dilakukan dengan
menempatkan elektroda sedekat mungkin dengan koklea, baik di
kanalis auditorius eksternus tepat di dekat membrana timpani atau
melalui elektroda transtimpanik yang diletakkan melalui mambrana
timpani dekat mem-bran jendela bulat. @ntuk persiapan pengujian,
pasien diminta unluk tidak memakai diuretika selama ,8 jam sebelum
&+
uji dilakukan sehingga keseimbangan cairan di dalam telinga tidak
berubah.
=lektronistagmografi (=9!" adalah pengukuran dan grafik yang
mencatat perubahan potensial elektris yang ditimbulkan oleh gerakan
mata selama nistagmus yang ditimbulkan secara spontan, posisional
atau kaloris. .iguHnakan untuk mengkaji sistem okulomotor dan
vestibular dan interaksi yang terjadi antara keduanya. 2isalnya, pada
bagian kalori uji ini, udara atau air panas dan dingin (uji kalori
bitermal" dimasukkan ke kanalis auditorius eksternus, dan kemudian
gerakan mata diukur. asien diposisikan sedemikian rupa sehingga
kanalis semisirkularis lateralis paralel dengan medan gravitasi dan
duduk sementara elektroda dipasang pada dahi dan dekat mata. asien
diminta tidak meminum supresan vestibuler seperti sedativa, penenang,
antihistarnin, atau alkohol, begitu pula stimulan vestibuler seperti
kafein, selama $, jam sebelum pengujian. =9! dapat membantu
diagnosis kondisi seperti penyakit 2eniere dan tumor kanalis auditorius
internus atau fosa posterior.
osturografi platform adalah uji untuk menyelidiki kemampuan
mengontrol postural. .iuji integrasi antara bagian visual, vestibuler dan
proprioseptif (integrasi sensoris" dengan keluaran respons motoris dan
koordinasi anggota ba#ah. asien berdiri pada panggung (platform",
dikelilingi layar, dan berbagai kondisi ditampilkan, seperHti panggung
bergerak dengan layar bergerak.
Ambang penerimaan #icara adalah tingkat intensitas suara di
mana pasien mampu tepat membedakan dengan benar stimuli #icara
sederhana. embedaan #icara menentukan kemampuan pasien untuk
membedakan suara yang berbeda, dalam bentuk kata, dalam tingkat
desibel dimana suara masih terdengar.
pasien terhadap enam kondisi yang berbeda diukur dan menunjukkan
sistem mana yang terganggu. ersiapan uji ini sama dengan pada =9!.
ercepatan harmon sinusoidal (S'A, sinusoidal harmonic
acceleration", atau kursi berputar, mengkaji sisiem vestibulookuler
&7
dengan menganalisis gerakan mata kopensatoris sebagai respons
putaran searah atau berla#aan arah dengan jarum jam. 2eskipun uji
S'A tak dapat mengidentifikasi sisi dari lesi pada penyakit unilateral,
namun sangat berguna untuk mengidentifikasi adanya penyakit dan
mengontrol proses penyembuhanya, persiapan pasien sama dengan
yang diperlukan pada =9
5. Berk*mun%kas% 3a'a #erusakan Pen'engaran
Saran berikut dapat membuat komunikasi lebih bafik dengan
penderita gangguan pendengaran yang #icaranya sulit dipahami.
&" usatkan seluruh perhatian pada apa yang sedang ia katakannya.
erhatikan dan dengarkanjangan I2-coba melakukan pekerjaan
lain sementara men)e ngarkannya.
$" Iibatkan pembicara dalam percakapan bila memungkinkan untuk
mengantisipasi ja#aban. 'al ini mungkinkan anda menjadi terbiasa
dengan pola #icaranya yang khusus.
4" (obalah mencari konteks intinya tentang apa yang sedang
dikatakannyaD anda kemudian mungkin dapat mengisi detil dari
konteks tersebut.
," )angan mencoba berpura-pura mengerti bila anda memang tidak
mengerti.
5" /ila anda tak mampu memahami atau mengalami keraguan berat
mengenai kemampuan memahami apa yang dikatakannya, lebih
baik memintanya menulis-kan pesan yang ingin disampaikannya
daripada meng-ambil risiko salah pengertian. 2eminta orang
tersebut mengulang pesan dalam bentuk #icara, setelah anda
mengetahui isinya, juga dapat membantu anda mem-biasakan diri
dengan pola #icaranya.
Anjuran agar komunikasi lebih baik dengan penderita gangguan
pendengaran yang dapat membaca gerak bibir adalah sebagai berikut0
&8
&" -etika berbicara, anda harus menatap orang tersebut selangsung
mungkin.
$" ;akinkan bah#a #ajah anda tampak sejelas mungkinD posisikan
diri anda sedemikian rupa sehingga #ajah anda mendapat
pencahayaan yang memadai hindari terhalang oleh bayangan
cahaya yang terlalu terangD jangan menutupi penglihatan orang
tersebut terhadap mulut anda dengan cara apapunD hindari
berbicara sambil mengunyah sesuatu dalam mulut anda.
4" ;akinkan bah#a pasien mengetahui topik atau subjek ekspresi
verbal anda sebelum meneruskan dengan apa yang anda
rencanakan untuk diucapkan ini memung-kinkan orang tersebut
menggunakan petunjuk konteks-tual dalam membaca gerak bibir.
," /erbicara secara perlahan dan jelas, dengan jeda yang lebih sering
dibanding bila anda berbicara normal.
5" /ila anda ragu apakah beberapa petunjuk atau instruk-si telah
dipahami, lakukan pengecekan untuk meya-kinkan bah#a pasien
telah memahami secara penuh pesan anda.
+" /ila mulut anda terpaksa ditutup dengan alasarTapapun (misalnya
memakai masker" dan anda #ajib memberi arahan atau instruksi
kepada pasipn, maka tak ada jalan lain kecuali anda harus menulis
pesan yang ingin anda sampaikan.
3.2 Pengkaj%an 11 +ungs%*nal 6*r'*n
.ata -linis
&. .ata biografi
/erupa nama pasien, usia, T/,//, tanggal masuk, T., ??, 9adi dan
suhu
$. -eluhan utama
&*
a. Tanyakan adakah klien merasa Sakit telingaAnyeri pada telinga,
enurunanAtak ada ketajaman pendengaran pada satu atau kedua
telinga,erasaan penuh pada telinga, Suara bergema dari suara
sendiri
b. /unyi BletupanC se#aktu menguap atau menelan dan (airan telingaD
hitam, kemerahan, jernih, kuning
4. ?i#ayat perjalanan penyakit 0
Tanyakan sejak kapan pasien mengalami penurunan pendengaran, sakit
dan nyeri pada telinga
,. ?i#ayat kesehatan masa lalu
Apakah klien pernah ada ri#ayat kelainan nyeri pada telinga
5. ?i#ayat kesehatan keluarga
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit ini sebelumnya.
1. P*la Perser3s% 'an Penanganan Pen7ak%t
a. Tanyakan apakah pasien pernah berobat ke dokter sebelumnya
b. -ebiasaan minum : minuman keras atau alkohol, tembakau, alergi
obat-obatan, makanan, dll.
2. P*la Nutr%s%8Metab*l%sme
-aji bagaimana kebiasaan klien dalam memenuhi nutrisi, frekuensi
makan, jumlah, dan makanan tambahan serta nafsu makan klien.
Tanyakan apakah ada mengkonsumsi suplemen atau vitamin.
3. P*la El%m%nas%
Tanyakan bagaimana kebiasaan defekasi dan berkemih pasien, dan
tanyakan apakah pasien memakai alat bantu saat memenuhi pola
eliminasinya.
,. P*la Akt%9%tas8&lahraga
Tanyakan bagaimana kemampuan pasien dalam beraktifitas dan
keluhan apa yang dirasakan saat beraktifitas.
-. P*la st%rahat8T%'ur
$%
Tanyakan bagaimana kebiasaan tidur pasien ( berapa lama, adakah
kebiasaan sebelum tidur, apakah terasa efektif",dan tanyakan apakah
penyakit klien menyebabkan tidurAistirahat klien tergganggu
0. P*la #*gn%t%$8Perse3s%
Tanyakan kemampuan pendengaran pasein dan apakah klien
menggunakan alat bantu untuk pendengarannya.
1. P*la #*nse3 D%r%
Tanyakan apakah hal yang menjadi pikiran, apakah ada kejadian yang
akhirnya mengubah gambaran terhadap diri.
2. P*la Hubungan Peran
-eluarga berperan dalam membantu klien dalam pemenuhan
kebutuhannya dan bagaimana aktivitas sosial antara klien dengan
keluarga.
:. P*la "eksual%tas8Re3r*'uks%
Tanyakan apakah pasien mengalami kesulitanAperubahan dalam
pmenuhan kebutuhan seks.
1;. P*la #*3%ng8Penanganan "tres
Tanyakan apakah perubahan pasien dalam beberapa tahun terakhir.
/agaimana pasien dalam menghadapi masalah dan adakah pasien
menggunakan obat-obat tertentu
11. P*la N%la%8Agama
/agaimana pengaruh agama dalam kehidupan sehari-hari
3.3 D%agn*sa NANDA< #r%ter%a Has%l N&/< 'an nter9ens% N/
$&
N* NANDA N&/ N/
1 6gn 3erse3s%
sens*r%
3en'engaran
/atasan
karakteristik0
/erubahnya pola
prilaku
/erubahnya
ketajaman panca
indra
!agal
penyesuaian
Distorsi
pancaindera
engintegrasian
pancaindera yang
terganggu
ancaindera
yang terganggu
a. -ontrol cemas
Indikator 0
antau intensitas kecemasan
2empertahankan
konsentrasi
Iaporankan durasi dari
episode cemas
b. -ompensasi Tingkah Iaku
endengaran
Indicator0
antau gejala kerusakan
pendengaran
osisi tubuh untuk
menguntungkan
pendengaran
2enghilangkan gangguan
2emperoleh alat bantu
pendengaran
2enggunakan layananan
pendukung untuk
pendegaran yang lemah
2emperoleh intervensi yang
berhubungan dengan
pembedahan
a. eningkatan komunikasi 0 deficit
pendengaran
Aktivitas0
)anjikan untuk mempermudah
pemeriksaan pendengaran
sebagaimana mestinya
/eritahu pasien bah#a suara akan
terdengar berbeda dengan memakai
alat bantu
)aga kebersihan alat bantu
2endengar dengan penuh perhatian
2enahan diri dari berteriak pada
pasien yang mengalami gangguan
komunikasi
.apatkan perhatian pasien melalui
sentuhan
b. .ukungan emosi
Aktivitas0
/erdiskusi dengan pasien tentang
emosi yang dirasakan
/antu pasien dalam mengenali
perasaan seperti cemas, marah, atau
sedih
.orong pasien untuk mengunkapkan
perasaan cemas, marah, atau sedih
erhatikan pengungkapan perasaan
dan keyakinan
Sediakan identifikasi pasien terhadap
pola tanggapan yang umum terhadap
ketakutan
/eri dukungan selama fase
penolakan, marah, ta#ar mena#ar,
dan fase penerimaan terhadap duka
cita
$$
Sediakan bantuan dalam membuat
keputusan
?ujuk ke konselor sebagaimana
mestinya
c. encegahan jatuh
Aktivitas0
Identifikasi kelemahan kognisi dan
fisik pada pasien yang barangkali
meningkatkan potensi untuk jatuh
pada lingkungan tertentu
Identifikasi karakteristik lingkungan
yang mungkin meningkatkan potensi
untuk jatuh (misal ,lantai licin dan
jenjang yang terbuka"
Sediakan alat bantu (misal, tongkat
dan alat bantu berjalan" untuk gaya
berjalan yang kokoh
elihara alat bantu supaya berfungsi
dengan baik
Ajarkan pasien bagaimana cara jatuh
untuk meminimalkan cedera
2 Res%k* /e'era
Faktor yang
berhubungan 0
a. =ksternal
-imia,
misalnya 0
racun, polutan,
obat-
obatan,alcohol
.
9utrisi
erilaku keamanan0
lingkungan fisik rumah
Indikator 0
erlengkapan
pencahayaan
enggunaan system alarm
pribadi
-elengkapan alat bantuan
pada lokasi yang mudah
dicapai
enyusunan perabotan
untuk mengurangi resiko
2anajemen keamanan
Aktifitas 0
(iptakan lingkungan yang nyaman
bagi klien
Identifikasi kebutuhan keamanan
klien
indahkan benda-benda berbahaya
dari sekitar klien
indahkan benda-benda berisiko dari
lingkungan klien
Sediakan tempat tidur yang nyaman
dan bersih
$4
( vitamin, jenis
makanan "
b. Internal
@sia
perkembangan
engetahuan0 keamanan
pribadi
Indikator 0
!ambaran untuk
mencegah jatuh
!ambaran resiko
keamanan khusus
berdasarkan usia
!ambaran perilaku
individu yang berisiko
tinggi
!ambaran resiko
keamanan bekerja
osisikan tempat tidur agar mudah
terjangkau
-urangi stimulus lingkungan
encegahan jatuh
Aktifitas 0
Identifikasi deficit fisik yang
berpotensi untuk jatuh
Identifikasi karakteristik lingkungan
yang meningkatkan potensi jatuh
( seperti lantai yang licin"
/erikan peralatan yang menunjang
untuk mengokohkan jalan
Ajarkan klien bagaimana berpindah
untuk meminimalisir trauma
'indari barang-barang berserakan di
lantai
Ajarkan keluarga tentang faktor
resiko yang berkontribusi pada jatuh
dan bagaimana mengurangi resiko
jatuh
-aji keluarga dalam
mengidentifikasi bahaya di rumah
dan bagaimana memodifikasikannya
3 Ans%etas
/atasan
karakteristik0
Scaning dan
ke#aspadaan
-ontak mata
yang buruk
a. -ontrol cemas
Indikator 0
antau intensitas
kecemasan
2enyingkirkan tanda
kecemasan
2encari informasi
enurunan kecemasan
Aktivitas0
Tenangkan klien
)elaskan seluruh posedur tindakan
kepada klien dan perasaan yang
mungkin muncul pada saat melakukan
tindakan
/erikan informasi diagnosa,
$,
-etidakberday
aan meningkat
-erusakan
perhatian
untuk menurunkan cemas
2empertahankan
konsentrasi
Iaporankan durasi
dari episode cemas
b. -oping
Indikator0
2emanajemen
masalah
2elibatkan anggota
keluarga dalam membuat
keputusan
2engekspresikan
perasaan dan kebebasan
emosional
2enunjukkan strategi
penurunan stress
2enggunakan support
sosial
prognosis, dan tindakan
/erusaha memahami keadaan
klien
-aji tingkat kecemasan dan reaksi
fisik pada tingkat kecemasan
!unakan pendekatan dan
sentuhan, untuk meyakinkan pasien
tidak sendiri.
Sediakan aktivitas untuk
menurunkan ketegangan
/antu pasien untuk identifikasi
situasi yang mencipkatakan cemas
Instruksikan pasien untuk
menggunakan teknik relaksasi
eningkatan koping
Aktivitas0
'argai pemahamnan pasien
tentang pemahaman penyakit
!unakan pendekatan yang tenang
dan berikan jaminan
Sediakan informasi aktual tentang
diagnosa, penanganan, dan prognosis
Sediakan pilihan yang realisis
tentang aspek pera#atan saat ini
Tentukan kemampuan klien untuk
mengambil keputusan
/antu pasien untuk
mengidentifikasi strategi positif untuk
mengatasi keterbatasan dan mengelola
gaya hidup atau perubahan peran
$5
BAB 4
PENUTUP
,.1 #es%m3ulan
endengaran sebagai salah satu indera, memegang peranan yang
sangat penting karena perkembangan bicara sebagai komponen utama
komunikasi pada manusia sangat tergantung pada fungsi pendengaran.
Apabila pendengaran mengalami gangguan pada telinga seperti otitis media
yang tekait dengan kasus ini.
,.2 "aran
Sebaiknya tidak mencoba pemindahan serumen telinga di rumah
dengan cotton bud, jepit rambut, pensil, atau peralatan lain apa pun.
Tindakan seperti itu biasanya hanya memasukkan lilin lebih banyak dan bisa
merusakkan gendang pendengar dan akan mengalami penyumbatan pada
bagian telinga dalam.Sabun dan air di atas sehelai #aslap menyediakan
higienis telinga eksternal yang memadai.
$+

You might also like