You are on page 1of 27

ASTI HARYANI

20080310080
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Morbus Hansen (M.H); Hansen Disease
Kusta
Sinonim
Definisi
Penyakit infeksi kronis, disebabkan Mycobacteroium leprae bersifat
intraselular obligat. Mula-mula mengenai SS tepi, lalu kulit & mukosa
traktus respiratorius atas, RES, mata, otot, tulang, testis & organ lain,
kecuali SSP. Cenderung menyebabkan cacat tangan dan kaki
Mycobacterium leprae atau basil Hansen. Ditemukan th 1873 oleh
G.H.A Hansen, Norwegia.

Basil tahan asam, bersifat intraseluler obligat, bentuk pleomorfik
lurus, termasuk basil/ batang gram (+), tidak bergerak dan tidak
berspora, tersebar dalam berbagai bentuk kelompok (globus)
masa inkubasi lepra sangat lama (5-7 tahun) dan semua
manifestasi kliniknya menjadi kronik
Ukuran: 1-8 x 0,2-0,5 mikron

Etiologi
Kusta dapat menyerang semua orang.
Pria:wanita 2:1.
Kusta juga dapat mengenai semua umur(25-35 tahun),
jarang dijumpai pada usia sangat muda.
Resiko untuk terkena kusta sama untuk semua umur,
kecuali bayi.
Epidemiologi
Klasifikasi
Madrid Ridley dan Jopling
Tipe lepromatus
Tipe tuberkuloid
Tipe borderline
Tipe indeterminan

*Untuk kepentingan penelitian
dan pemberantasan
A Tipe TT (Tuberkuloid Polar)
B. Tipe BT (Borderline Tuberkuloid)
C. Tipe BB (Mid Borderline)
D. Tipe BL (Borderline Lepromatous)
E. Tipe LL (Lepromatous Polar)

*Dasar: respon imunologis
Penyakit infeksi
kronis, disebabkan
Mycobacteroium
leprae.
Mula-mula mengenai
SS tepi, lalu kulit &
mukosa traktus
respiratorius atas,
RES, mata, otot,
tulang, testis & organ
lain, kecuali SSP.
Cenderung
menyebabkan cacat
tangan dan kaki
Zona Spektrum Kusta Menurut Macam Klasifikasi
KLASIFIKASI ZONE SPEKTRUM KUSTA
Ridley & Jopling TT BT BB BL LL
Madrid Tuberkuloid Borderline Lepromatous
WHO Pausibasiler(PB) / Non
Basiliferus
Multibasiler(MB) / Basiliferus
Puskesmas PB MB
Sumber penularan penderita MB (multi-basiler) sebagai kontak (+)
melalui:
Kontak langsung erat dan lama lesi kulit + suhu dingin (terutama
Susceptible persons)
Dapat ditularkan melalui tempat tidur, pakaian, dll o.k diyakini
M.leprae dapat bertahan hidup beberapa hari di luar tubuh
Kemungkinan penularan melalui gigitan serangga.
Patogenesis
M. leprae masuk tubuh:
- Host yang rentanmanifest setelah masa tunas
- Host yang tidak rentan sehat

Tipe yang terjadi derajat CMI (Cell Mediated Immunity) penderita
terhadap M.leprae :
- CMI tinggi tuberkuloid
- CMI rendah lepromatosa
KONTAK
Infeksi Non - Infeksi
Subklinis
Indeterminate (I)
Determinate
TT
Tuberkuloid
Pausibasiler
BT
BB
Borderline
(tak stabil)
BL
LL
Lepromatosa
Multibasiler
Sel Schwann
Makrofag
Sel Datia Langhans
Sembuh
Ggl Simpatikus Ggl Spinalis
30%
95%
70%
Ti Li
I
Lesi diawali dengan bercak putih bersisik halus pada bagian tubuh,
tidak gatal, kemudian membesar dan meluas.
Bila saraf terkena, keluhan tergantung pada saraf mana yang terkena.
Umumnya penderita mengeluh kesemutan atau baal atau sukar
menggerakkan anggota badan, yang berlanjut dengan kekakuan
sendi dan kerontokan rambut.


Klinis
Kerusakan Saraf Tanda Klinis
N. ulnaris Clawing kelingking
N. medianus Clawing ibu jari
N. radialis Wirst drop
N. poplitea lateralis Foot drop
N. tibialis posterior Claw toes
N. fasialis Lagoftalmos, ekspresi (-)
N. trigeminus Anestesi kulit wajah,
kornea & konjungtiva
Atrofi pada tenar dan
hipotenar
Anhidrossi
Akromia
Anestesia
Alopesia madarosis
Cont. . .
Kerusakan Saraf
Gangguan Organ
Gangguan sensibilitas :
rasa suhu, rasa sakit, rasa
raba , rasa nyeri dalam
Gangguan Saraf Autonom :
Alopesia (alis mata/
madarosis, bulu mata)
Anhidrosis (tes potlot
Gunawan, tes histamin)
Gangguan Saraf Motorik :
Atrofi otot thenar, hipothenar
& interphalangeal
Claw Hand & Drop Wrist
Drop Foot & Claw Toes

Mata : iritis, iridosiklitis,
gangguan visus (buta),
lagofthalmus
Hidung : epistaksis, hidung
pelana
Lidah : nodus, ulkus.
Larings : suara parau
Ginjal : Glomerulonefritis.
Testis : epididimitis, steril.
Kel limfe : limfadenitis
Tulang & sendi : artritis,
absorpsi tulang jari tangan
(mutilasi).
Tipe TT
Manif Klinis UKK
Labs
Makula
hipopigmentasi/erimatous
bentuk bulat atau lonjong,
batas tegas.
Plak dengan tepi meninggi &
tengah menipis.
Lesi regresi/ penyembuhan di
tengah, permukaan kasar dan
kering (bersisik)
Pemeriksaan bakteriologi (-)
Tes lepromin (+) kuat
Anestesi komplit/
inkomplit
Penebalan saraf pada
daerah lesi
Kelemahan otot
Gatal
Tipe BT
Manif Klinis UKK
Labs
Makula/ plak erimatosa tak
teratur
Lesi lebih banyak daripada
tipe TT, bervariasi, batas tak
tegas
Deskuamasi lebih nyata
Hipopigmentasi& kering
kurang jelas
Lesi asimetrik
Lesi menyerupai tipe TT, dapat
seperti kulit normal
Lesi satelit di sekitar lesi yang
besar, dekat saraf perifer yang
menebal
Pemeriksaan bakteriologi
(-)
Tes lepromin (+) kuat
Tanda kontraktur
Anestesi
Tipe BB
Manif Klinis UKK
Labs
Makula infiltrat/ plak
eritematous, menonjol,
irreguler, tepi samar, batas
tidak tegas dan kasar.
Lesi punched out dan lesi
satelit.
Lesinya banyak (tapi tidak
sebanyak lepromatous),
permukaan lesi mengkilat,
biasanya simetris
Pemeriksaan bakteriologi (+)
Tes lepromin (-)
Invasi kuman pada mukosa
hidung,mata, tulang& testis
(-)
Saraf banyak yang terkena
penebalan
Kontraktur asimetris
Tipe BL
Manif Klinis
UKK
Labs
Makula infiltrat merah
mengkilat, irreguler, batas tidak
tegas
Papul dan plak dan dengan
permukaan halus mengkilat
Masih taampak kulit yang sehat
Lesi lebih pleomorfik dan
banyak, tersebar
Distribisi lesi hampir simetris
Lesi Punched out
Pemeriksaan bakteriologi basil (+)
Tes lepromin (-)
Pembengkakan saraf
Kerusakan saraf: sensasi (-),
hipopigmentasi, anhidrosis,
alopesia
Anestesi asimetris.
Tipe LL
Manif Klinis
UKK
Labs
Makula hipopigmentasi infiltrat
difus
Papul infiltrat agak mengkilat
Nodul simetrik
Jumlah lesi sangat banyak
(tidak ada kulit yang sehat)
Permukaan lesi halus, lebih
eritem, batas tidak tegas.
Pemeriksaan bakteriologi (+) kuat
Tes lepromin (-)
Kuman banyak ditemukan diseluruh
badan (kulit dan serabut saraf).
Stadium dini anestesi&
anhidrosis (-)
Stadium akhir anestesi,
sekuele saraf bilateral,
penebalan kulit progresif,
madarosis, ulserasi nasal,
sadle nose, ginekomastia,
orkhitis, atropi testis dan
facies leonina
Infeksi berkembang tanpa
terkontrol
Tipe I
Manif Klinis UKK
Labs
Makula infiltrat hipopigmentasi,
batas tegas.
Lesi sedikit bersisik, kulit
disekitarnya normal.
Lesi asimetrik, sedikit kering.
Pemeriksaan bakteriologi (-)
Tes lepromin (+)
50% penderita sembuh tanpa
pengobatan dan menimbulkan
kekebalan terhadap M. Leprae.
Gangguan sensibilitas
minimal
Histopatologi Tuberkel Lini tenang (Subepidermal clear zone)
Sel busa (Foam cell/ Virchow cell)
Tes Lepromin Positif
Imunitas seluler
Negatif
Imunitas seluler
Perbedaan TT dan LL
Perbedaan Tuberkuloid (TT) Lepromatosa (LL)
Jumlah lesi 1/ bbrp Banyak
Efloresensi Makula/ plakat Papel, nodul & infiltrat
Distribusi Asimetris Simetris
PermukaanLesi Lebih kasar Lebih halus dan mengkilap
Tepi lesi Batas jelas Batas tak jelas
Anestesi Jelas, stad dini Tak jelas, biasa stad lanjut
Kontraktur Sering stad dini Terutama stad lanjut
Bakterioskopi BTA () atau sedikit BTA(+) banyak
1. Pemeriksaan anestesi (Gangguanjarum/ air panas
2. Tes keringat dengan tinta (tes Gunawan) :
a. Lesi tinta akan hilang
b. Kulit normal ada bekas tinta
3. Pemeriksaan Bakteriologi IB dan IM
4. Pemeriksaan Histopatologi: (tipe indeterminate), macam dan
kemajuan terapi
5. Pemeriksaan Serologik: uji MLPA, uji ELISA, ML dipstick
6. Tes Histamin: dilatasi pembuluh darah kulit normal berupa
bintul-bintul dan eritema histamin flare
7. Tes Pilokarpin: efek obat kolibergik terhadap saraf parasimpatis.
8. Tes Lepromin: Digunakan untuk menentukan klasifikasi penyakit dan
prognosisnya.


Pemeriksaan Penunjang
0 BTA
-
1 10/ 100 L.P +1
1 10/ 10 L.P +2
1 10/ 1 L.P +3
10 100/ 1 L.P +4
100 1000/ 1
L.P
+5
> 1000/ 1 L.P + 6
Pemeriksaan Bakteriologi
Index Bakteri Index Morfologi
* klasifikasi penyakit Lepra, dengan
melihat kepadatan BTA tanpa
melihat kuman hidup (solid) atau
mati (fragmented/ granular)
* Manfaat :
Untuk melihat keberhasilan terapi
Untuk melihat resistensi kuman BTA
Untuk melihat infeksiositas penyakit
5A : Atrofi, anhidrosis, akromia, anestesia, alopesia madarosis.
Lesi - lesi kulit
Penebalan saraf perifer setempat
Ditemukannya M. leprae (bakteriologis +)

Diagnosis penyakit kusta dapat ditegakkan jika minimal 2 dari 3
tanda kardinal pertama
Diagnosis akan semakin kuat jika ditambah tanda ke-4
Diagnosis
Tanda Kardinal M.H :
Tipe I (makula hipopigmentasi) :
Tinea versikolor, vitiligo, pitiriasis rosea, dermatitis seboroika,
liken simpleks kronis.
Tipe TT (makula erimatosa dengan pinggir meninggi) :
Tinea korporis, psoriasis, lupus erimatosus tipe diskoid/ pitiriasis
rosea
Tipe BT, BB, BL :
Selulitis, erisipelas, psoriasis
Tipe LL :
SLE, dermatomiositis/ erupsi obat
Differential Diagnosis
Berdasar UKK
Untuk cacat tubuh (operasi dan fisioterapi) Fungsi dan
kosmetik dapat diperbaiki tidak sempurna
Memberikan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan cacat
tubuh agar dapat berorientasi dan meningkatkan harga dirinya
Rehabilitasi kejiwaan
Penatalaksanaan
Non Farmakologi (rehabilitasi)
Untuk Pausi-basiler
Rifampisin 600 mg/ bulan selama 6 bulan
Dapson 100 mg/hari 6 bln (dosis 1 2 mg/kgBB/hari)

Untuk Multi-basiler
Rifampisin 600 mg/ bulan selama 2 tahun
Dapson 100 mg/ hari selama 2 tahun
Lamprene 50 mg/ hari atau 100 mg/3x seminggu atau 300 mg/ bulan
Penatalaksanaan
Skema Rejimen MDT-WHO
Dengan adanya obat-obatan kombinasi, pengobatan menjadi lebih
sederhana dan lebih singkat prognosis dubia ad bonam

Bila sudah ada kontraktur dan ulkus kronik prognosis dubia ad
malam
Prognosis
REAKSI KUSTA
Definisi
Episode akut penyakit kusta dengan gejala konstitusi, aktivasi dan atau timbul
efloresensi baru di kulit.
Tipe BL atau LL
Sistem imun humoral
Gejala konstitusional (demam, menggigil, mual, nyeri sendi, sakit pada saraf dan otot)
1. Eritema Nodosum Leprosum (ENL)
Penatalaksanaan
Antipiretik-analgetik: PCT/ Metampiron 4 x 500mg/hr
Kortikosteroid: prednison, dosis awal 20-40 mg/hari dalam 4 dosis
Klofazimin 300 mg/hari
Obat anti kusta lain diteruskan
Klasifikasi
1. Eritema Nodosum Leprosum (ENL)
2. Reaksi Pembalikan (Reaksi Reversal, Reaksi Upgrading)
Tipe BT, BB dan BL
Sistem imun seluler
Gejala kulit :
lesi-lesi kusta menjadi lebih banyak dan lebih aktif secara mendadak.
Tidak timbul nodus, kadang ada jejak neuritis
Reaksi Pembalikan (Reaksi Reversal, Reaksi Upgrading)
Penatalaksanaan
Bila timbul neuritis: KS (Prednison 30-60 mg/hari)
Analgetik dan antipiretik jika perlu
Obat kusta yang lain diteruskan
YOU

You might also like