You are on page 1of 12

1

Perbandingan Bunga KPR Sistem Flat, Anuitas dan Efektif


May 11, 2013 - Pilihan, Properti - Tagged: anuitas, bank, bunga kpr, cicilan, flat, floating, kredit, perbandingan, rumah,
simulasi kredit, tabel angsuran - no comments

SISTEM FLAT
Dalam sistem bunga flat porsi angsuran pokok + bunga dalam cicilan setiap bulan, flat (sama) selama periode KPR tanpa
terpengaruh perubahan bunga pasar (kecuali perubahan bunga sangat ekstrim). Karena itu bunga KPR dengan sistem flat
terlihat jauh lebih rendah dibanding bunga KPR dengan sistem anuitas dan efektif. Kalau bunga efektif dan anuitas 15
17 persen, bunga flat hanya 8 9 persen.

Contoh:
Anda membeli rumah dan mengambil KPR Rp.100 juta, periode tiga tahun (36 bulan), bunga 8,5 persen, maka angsuran
pokok menurut sistem flat = Rp100 juta : 36 = Rp 2.777.780, sedangkan angsuran bunga (Rp100 juta x 8,5%) : 12 = Rp
708.334. Dengan demikian cicilan KPR Anda = Rp 2.777.780 + Rp 708.334 = Rp 3.486.114/bulan. Total bunga yang harus
Anda bayar selama 36 bulan mencapai Rp 25.500.024. Cicilan harus dituntaskan hingga habis masa KPR. Percepatan
pelunasan dikenai penalti.

Bunga flat banyak diterapkan dalam penyaluran kredit kendaraan bermotor. Untuk KPR sudah jarang dipakai. KPR
dengan bunga flat cocok untuk mereka yang berpenghasilan tetap. Mengambil KPR dengan bunga flat sebaiknya
dilakukan saat bunga pasar cenderung bergejolak, dan periodenya dibatasi 3 5 tahun.

SISTEM ANUITAS
Pada sistem anuitas nominal cicilan juga tetap setiap bulan sampai akhir periode KPR. Yang berubah porsi angsuran
pokok dan bunga dalam cicilan. Perubahan berlangsung setiap tahun (annual) meskipun saldo utang pokok (KPR)
berkurang setiap bulan. Nilai cicilan dihitung dari faktor bunga yang terdapat dalam tabel anuitas berdasarkan saldo KPR
tahunan.

Contoh:
Anda mengambil KPR Rp.100 juta, bunga 15 persen, periode 3 tahun (36 bulan), menurut sistem anuitas cicilan yang
harus Anda bayar pada tahun pertama adalah Rp 3.649.808/bulan. Yaitu, angsuran pokok Rp 2.399.808 dan bunga Rp
1.250.000. Total bunga yang Anda bayar selama 36 bulan menurut sistem anuitas berdasarkan contoh di atas adalah Rp
31.393.089, dengan asumsi tak ada perubahan bunga pasar.

Kalau bunga pasar berubah, cicilan KPR juga akan berubah (bertambah atau berkurang). Perubahan dilakukan setelah
bank memberlakukan bunga baru. Dengan demikian cicilan KPR Anda berikutnya tidak sama lagi dengan sebelumnya.

SISTEM EFEKTIF

Sistem bunga efektif sama dengan anuitas. Bedanya cicilan dihitung dari saldo KPR bulanan, sehingga tiap bulan porsi
angsuran bunga dan pokok utang berubah sesuai perubahan saldo KPR. Total bunga yang dibayar nasabah selama 36
bulan dengan sistem efektif menurut contoh yang sama, lebih kecil daripada sistem anuitas.

Sistem bunga efektif selalu ditawarkan floating (mengambang), dan karena itu lebih rentan terhadap fluktuasi bunga
pasar ketimbang sistem anuitas. Kalau bunga pasar naik, cicilan KPR bulan berikutnya langsung ikut naik. Bahwa banyak
bank menawarkan KPR dengan bunga efektif fixed (tidak berubah) selama jangka waktu tertentu, misalnya satu tahun,
itu lebih untuk tujuan promosi.

2

Pada KPR dengan sistem bunga anuitas dan efektif, terutama yang berjangka di atas lima tahun, porsi angsuran pokok
utang pada tahun-tahun pertama amat kecil, sementara porsi angsuran bunganya sangat besar. Setelah pertengahan
periode KPR, komposisinya mulai terbalik, porsi angsuran bunga mengecil, porsi angsuran pokok membesar.

Sebab itu percepatan pelunasan pada KPR dengan sistem bunga anuitas dan efektif tidak dikenai pinalti, karena bank
sudah meraup pendapatan bunga besar pada tahun-tahun pertama. KPR dengan sistem bunga anuitas dan efektif cocok
untuk konsumen berpendapatan fleksibel seperti pedagang, kaum profesional, atau karyawan yang memiliki penghasilan
sampingan, dan bagus diambil saat kecenderungan bunga pasar stabil atau menurun.

Contoh Perhitungan Bunga Kredit Flat, Efektif, dan Anuitas

Misalkan Anda mengambil kredit di bank sebesar Rp 12 juta dengan masa cicilan 12 bulan dan bank menggunakan sistem
bunga tetap. Contoh perhitungan berikut menggunakan bunga flat 6%, bunga efektif 12%, dan bunga anuitas sebesar
12%.

1. Bunga Flat
Rumus:

total Bunga = P x I x N
bunga perbulan = total bunga / B
besar angsuran = (P + total bunga) / B

* P : Pokok kredit
* I : Suku bunga per tahun
* N : Jangka waktu kredit dalam satuan tahun
* B : Jangka waktu kredit dalam satuan bulan

Perhitungan Bunga Flat :

Total Bunga = Rp 12.000.000 0,06 1 = Rp 720.000
Bunga per Bulan = Rp 720.000 : 12 = Rp 60.000
Besar Angsuran = (Rp 12.000.000+Rp 720.000 ) / 12 = Rp 1.060.000

2. Bunga Efektif
Rumus : Bunga per Bulan = SA x I/12

* SA : Saldo Akhir Periode
* I : Suku bunga per tahun

Perhitungan Bunga Bank Efektif :

Bunga bulan pertama = Rp 12.000.00012%/12 = Rp 120.000
Angsuran pokok tiap bulan = Rp 12.000.000/12 = Rp 1.000.000

3. Bunga Anuitas
Rumus : Angsuran Bulanan = P x I/12 x 1/(1-(1+i/12)m)

* P : PokokKredit
* I : Suku bunga per tahun
* m : Jumlah periode pembayaran (bulan)
3


Perhitungan Bunga Bank :

Angsuran bulanan = Rp 12.000.00012%/121/1-(1/(1+12%/12)12 )
= Rp 1.066.183,52

Catatan :
Hitungan diatas hanyalah contoh saja, prosentase bunga, komposisi lainnya dapat berubah sewaktu-waktu. Masing-
masing bank mempunyai perhitungan sendiri-sendiri, tanyakan langsung ke pihak bank untuk memberikan simulasi kredit
Anda.

Cara Menghitung Bunga Anuitas
Posted on 3 Agustus 2012 by admin 1 Comment

Selain bunga flat dan bunga efektif, bunga anuitas sering dipakai oleh pihak Bank.Bunga anuitas adalah modifikasi dari
bunga efektif. Prinsip bunga anuitas hampir sama dengan bunga efektif yaitu menggunakan perhitungan bunga yang fair,
yaitu bunga dihitung dari sisa pokok yang belum dibayar.

Perbedaan bunga anuitas dengan bunga efektif adalah pada jumlah angsuran per bulannya. Dalam bunga efektif,
angsuran menurun sejalan dengan berkurangnya bunga; sedang dalam bunga anuitas angsuran dibuat sedemikian rupa
agar sehingga tiap bulannya jumlahnya tetap.

Seperti bunga efektif, bunga anuitas biasanya dipakai pada perhitungan kredit jangka panjang misalnya KPR atau kredit
usaha.

Perhitungan Bunga Anuitas

Prinsip dari bunga anuitas yaitu angsuran per bulannya tetap, dan bunga dihitung berdasar pokok yang belum dibayar.

Misal:

P = pokok pinjaman
i = suku bunga per tahun
t = lama kredit dalam bulan

Maka:

Angsuran per bulan =

Bunga bulan ke-z = (P - (Cicilan Pokok bulan ke-1 + Cicilan Pokok bulan ke-2 + ... + Cicilan Pokok bulan ke-(z-1))) * i / 12

Cicilan Pokok bulan ke-z = Angsuran per bulan - bunga bulan ke
Cara Menghitung Bunga Anuitas
Posted on 3 Agustus 2012 by admin 1 Comment
Selain bunga flat dan bunga efektif, bunga anuitas sering dipakai oleh pihak Bank.Bunga anuitas adalah modifikasi dari
bunga efektif. Prinsip bunga anuitas hampir sama dengan bunga efektif yaitu menggunakan perhitungan bunga yang fair,
yaitu bunga dihitung dari sisa pokok yang belum dibayar.
4

Perbedaan bunga anuitas dengan bunga efektif adalah pada jumlah angsuran per bulannya. Dalam bunga efektif,
angsuran menurun sejalan dengan berkurangnya bunga; sedang dalam bunga anuitas angsuran dibuat sedemikian rupa
agar sehingga tiap bulannya jumlahnya tetap.
Seperti bunga efektif, bunga anuitas biasanya dipakai pada perhitungan kredit jangka panjang misalnya KPR atau kredit
usaha.
Perhitungan Bunga Anuitas
Prinsip dari bunga anuitas yaitu angsuran per bulannya tetap, dan bunga dihitung berdasar pokok yang belum dibayar.
Misal:
P = pokok pinjaman
i = suku bunga per tahun
t = lama kredit dalam bulan
Maka:
Angsuran per bulan =

Bunga bulan ke-z = (P - (Cicilan Pokok bulan ke-1 + Cicilan Pokok bulan ke-2 + ... + Cicilan Pokok bulan ke-(z-1))) * i / 12
Cicilan Pokok bulan ke-z = Angsuran per bulan - bunga bulan ke-z

Kelebihan Bunga Anuitas:
Angsuran bulanan tetap
Perhitungan bunga secara fair, bunga dihitung dari sisa pokok yang belum dibayar
Kekurangan Bunga Anuitas:
Perhitungannya rumit, harus menggunakan software untuk mengetahuinya

Flatttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt


Cara Menghitung Bunga Flat
Posted on 2 Agustus 2012 by admin 3 Comments

Bunga Flat

Ada dua teknik utama dalam menghitung bunga kredit, yaitu bunga flat, dan bunga efektif. Untuk bunga efektif agar
pembayaran lebih mudah biasanya dimodifikasi menjadi bunga anuitas.

Bunga flat atau bunga tetap adalah perhitungan bunga yang paling mudah ditemui dan paling mudah dihitung.

Dalam perhitungan bunga flat, bunga kredit dan cicilan pokok yang dibayar setiap bulannya tetap atau flat.

Bunga flat biasanya dipakai untuk kredit konsumer berjangka pendek seperti kartu kredit, kredit multiguna, kredit tanpa
agunan (KTA), kredit kendaraan bermotor, dll.

5

Namun yang perlu diwaspadai, suku bunga flat terkesan lebih rendah dibanding suku bunga efektif. Padahal bila dihitung-
hitung bunga flat bisa dua kali lebih besar dibanding bunga efektif atau bunga anuitas.

Untuk lebih jelas, silakan lakukan simulasi di perbandingan bunga kredit, dan konversi bunga kredit.

Perhitungan Bunga Flat

Prinsip dari bunga flat adalah, cicilan pokok dan bunga per bulannya tetap.

Misal:

P = pokok pinjaman
i = suku bunga per tahun
t = lama kredit dalam bulan

Maka:

Cicilan pokok per bulan = P / t
Bunga per bulan = P x i / 12
Total bunga yang harus dibayar = P x i / 12 x t

Contoh kasus:

Adi mendapatkan kredit KTA sebesar Rp 12.000.000,- dengan jangka waktu kredit 24 bulan. Bank pemberi KTA tersebut
memberikan bunga setahunnya 11%.
Berapakah angsuran per bulan yang harus dibayar?

P = Rp 12.000.000,-
i = 11%
t = 24 bulan

Cicilan pokok = Rp 12.000.000,- / 24 = Rp 500.000,-
Bunga = Rp 12.000.000,- x 11% / 12 = Rp 110.000,-
Angsuran per bulan = Cicilan pokok + Bunga = Rp 610.000,-

Kalkulator Bunga Flat

Kalkulator Suku Bunga Flat

Untuk simulasi bunga flat lebih lanjut silakan gunakan kalkulator bunga flat.

Keuntungan Perhitungan Bunga Flat

Mudah dihitung
Setiap bulan pokok cicilan, bunga dan angsurannya tetap

Kerugian Perhitungan Bunga Flat

Suku bunga flat, kadang menipu konsumen karena terkesan lebih rendah
Bunga total yang dibayar lebih banyak daripada dengan bunga efektif
6


Efektifffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff


Cara Menghitung Bunga Efektif
Posted on 2 Agustus 2012 by admin 1 Comment

Selain bunga flat, perhitungan bunga yang banyak dipakai adalah bunga efektif. Bunga efektif banyak dipakai karena
dirasa lebih fair perhitungan bunganya.

Bunga hanya dihitung dari sisa pinjaman yang belum dikembalikan. Jadi bila kita sudah mencicil beberapa kali, maka
bunga dihitung dari sisa pinjaman yang belum dicicil.

Karena bunga yang dibayar semakin mengecil, maka angsuran per bulannya jadi semakin sedikit.

Bunga efektif biasanya dipakai untuk kredit berjangka menengah sampai panjang misalnya KPR, kredit usaha, dll.

Perhitungan Bunga Efektif

Prinsip dari perhitungan bunga efektif, adalah cicilan pokok per bulannya tetap, dan bunga per bulan dihitung dari sisa
cicilan yang belum dibayar.

Misal:

P = pokok pinjaman
i = suku bunga per tahun
t = lama kredit dalam bulan

Maka:

Cicilan pokok per bulan = P / t
Bunga bulan ke z = (P - ((z - 1) x Cicilan pokok )) x i / 12

Contoh kasus:

Budi meminjam uang di bank sebesar Rp 60.000.000,- dengan bunga kredit efektif 14% per tahun. Bank memberikan
kredit dengan jangka waktu 60 bulan.
Berapakah angsuran yang harus dibayar Budi?

P = Rp 60.000.000,-
i = 14%
t = 60 bulan

Cicilan pokok per bulan = Rp 60.000.000,- / 60 = Rp 1.000.000,-
Bunga bulan ke-1 = (Rp 60.000.000,- - (0 x Rp 1.000.000)) x 14% / 12 = Rp 700.000,-
Cicilan bulan ke-1 = Rp 1.000.000,- + Rp 700.000,- = Rp 1.700.000,-

Bunga bulan ke-2 = (Rp 60.000.000,- - (1 x Rp 1.000.000)) x 14% / 12 = Rp 688.333,33
Cicilan bulan ke-2 = Rp 1.000.000,- + Rp 688.333,33 = Rp 1.688.333,33

7

Bunga bulan ke-3 = (Rp 60.000.000,- - (2 x Rp 1.000.000)) x 14% / 12 = Rp 676.666,67
Cicilan bulan ke-3 = Rp 1.000.000,- + Rp 676.666,67 = Rp 1.676.666,67

Kelebihan Bunga Efektif
Bunga tiap bulannya berkurang
Bunga dihitung secara fair karena dihitung berdasar sisa pinjaman yang kita pakai
Kekurangan Bunga Efektif
Bunga efektif lebih sulit dihitung daripada bunga flat
Jenis-jenis Bunga Bank

Jenis-jenis Bunga Bank :
1. Bunga FLAT = Tingkat bunga yg dikenakan RATA (Sistim bunga "jahat"). Sistim perhitungan bunga yg rata sepanjang
waktu cicilan.

2. Bunga EFFECTIVE = Tingkat bunga dgn POKOK MENURUN (Sistim bunga "baik"). Sistim perhitungan pembayaran pokok
yg semakin menurun karena setiap bulan pokok hutang terangsur.
3. Bunga FLOATING = Tingkat bunga MENGAMBANG sesuai dgn SBI (Suku bunga Bank Indonesia)

4. Bunga FIXED = Tingkat bunga TETAP bukan RATA. Bunga fixed biasanya diberikan pada satu atau dua tahun pertama
setelah itu dihitung floating.


Bunga Bank, Bunga Flat, Bunga Efektif, Bunga Anuitas, Fixed & Floating, File-file Contoh Cara Penghitungan Bunga
Bank dan Tips Meminjam Uang (Kredit) di Bank

Sistem Bunga Flat, Efektif, Fixed & Floating
Banyak orang yang tidak berkecimpung dalam bidang keuangan yang bingung membedakan sistem bunga flat dan efektif.
Bahkan seringkali rancu mencampuradukkan dengan istilah fixed dan floating. Tulisan singkat ini semoga bisa membantu.

SISTEM BUNGA FLAT
Bunga Flat adalah sistem perhitungan suku bunga yang besarannya mengacu pada pokok hutang awal. Biasanya
diterapkan untuk kredit barang konsumsi seperti handphone, home appliances, mobil atau kredit tanpa agunan (KTA).
Dengan menggunakan sistem bunga flat ini maka porsi bunga dan pokok dalam angsuran bulanan akan tetap sama.
Misalnya besarnya angsuran adalah satu juta rupiah dengan komposisi porsi pokok 750 ribu dan bunga 250 ribu. Maka,
sejak angsuran pertama hingga terakhir porsinya akan tetap sama.

Untuk menghitung besarnya angsuran dengan menggunakan sistem bunga flat ini sebenarnya cukup sederhana, misalnya
jika kita hendak membeli mobil seharga IDR 150 juta, maka:

a. Harga mobil itu IDR 150 juta,
b. DP 20%, maka pokok hutang menjadi IDR 120 juta.
c. Ambil contoh saja bunganya 5% flat per tahun
d. Tenor pinjaman tiga tahun

8

angsuran per bulannya menjadi:
= (120 juta + (120 juta X 5% X 3))/36 bulan
= 138 juta / 36 bulan
= IDR 3.833.334

Di dalam angsuran sebesar IDR 3.833.334 itu terdapat porsi pokok sebesar IDR 3.333.334 dan bunga sebesar IDR
500.000. Dengan demikian jika kita hendak melakukan early repayment atau pelunasan awal, tinggal dihitung saja, kita
sudah berapa kali kita membayar angsuran dan dikalikan jumlah porsi pokok hutang itu.

SISTEM BUNGA EFEKTIF
Sistem bunga efektif adalah kebalikan dari sistem bunga flat, yaitu porsi bunga dihitung berdasarkan pokok hutang
tersisa. Sehingga porsi bunga dan pokok dalam angsuran setiap bulan akan berbeda, meski besaran angsuran per
bulannya tetap sama. Sistem bunga efektif ini biasanya diterapkan untuk pinjaman jangka panjang semisal KPR atau
kredit investasi.

Dalam sistem bunga efektif ini, porsi bunga di masa-masa awal kredit akan sangat besar di salam angsuran perbulannya,
sehingga pokok hutang akan sangat sedikit berkurang. Jika kita hendak melakukan pelunasan awal maka jumlah pokok
hutang akan masih sangat besar meski kita merasa telah membayar angsuran yang jika ditotal jumlahnya cukup besar.

Jika dibandingkan kedua sistem bunga itu, maka masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan sistem
bunga flat adalah jika kita hendak melakukan pelunasan awal, maka porsi pokok hutang yang berkurang cukup sebanding
dengan jumlah uang yang telah kita angsur. Namun kelemahannya, bunga itu cukup besar karena dihitung dari pokok
hutang awal.

Sistem bunga efektif akan lebih berguna untuk pinjaman jangka panjang yang tidak buru-buru dilunasi di tengah jalan,
karena jika kita membandingkan nominal bunga yang kita bayarkan, jauh lebih kecil dari sistem bunga flat.

Berdasarkan hitung-hitungan kasar saya, nominal yang dihasilkan perhitungan suku bunga flat kira-kira hampir dua kali
suku bunga efektif; misalnya kredit dengan bunga 5% flat itu kira-kira sama dengan kredit 10% bunga efektif.

Dengan mengambil contoh kredit mobil di atas, maka sebenarnya besarnya angsuran sebesar IDR 3.833.334 itu jika
menggunakan metode perhitungan bunga efektif, maka bunga yang dikenakan pada debitur itu sekitar 10%. Sedangkan
jika kita menggunakan sistem efekti dengan tingkat suku bunga 5%, maka besarnya angsuran hanya IDR 3.596.508.

FIXED VS FLOATING
Sesuai dengan namanya, suku bunga fixed artinya suku bunga itu bersifat tetap selama periode tertentu atau bahkan
selama masa kredit, sedangankan suku bunga floating, artinya bunga dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi
pasar.

Jadi jika membandingkan maka flat >< efektif dan fixed >< floating. Biasanya terdapat kombinasi, yaitu flat-fixed, artinya
bunganya pakai sistem flat dan bersifat tetap selama masa kredit; dan efektif-floating, yaitu menggunakan sistem bunga
efektif dan besaran bunga bisa berubah tergantung kondisi pasar finansial.

Contoh Perhitungan Bunga Kredit Flat, Efektif, dan Anuitas
Misalkan Anda mengambil kredit di bank sebesar Rp 12 juta dengan masa cicilan 12 bulan dan bank menggunakan sistem
bunga tetap. Contoh perhitungan berikut menggunakan bunga flat 6%, bunga efektif 12%, dan bunga anuitas sebesar
12%.

------------------------------------------------------------------------------
Bunga Flat
9


Rumus:

total Bunga = P x I x N
bunga perbulan = total bunga / B
besar angsuran = (P + total bunga) / B

* P : Pokok kredit
* I : Suku bunga per tahun
* N : Jangka waktu kredit dalam satuan tahun
* B : Jangka waktu kredit dalam satuan bulan

Perhitungan Bunga Flat :

Total Bunga = Rp 12.000.000 0,06 1 = Rp 720.000
Bunga per BUlan = Rp 720.000 : 12 = Rp 60.000
Besar Angsuran = (Rp 12.000.000+Rp 720.000 ) / 12 = Rp 1.060.000

------------------------------------------------------------------------------
Bunga Efektif

Rumus : Bunga per Bulan = SA x I/12

* SA : Saldo Akhir Periode
* I : Suku bunga per tahun

Perhitungan Bunga Bank Efektif :

Bunga bulan pertama = Rp 12.000.00012%/12 = Rp 120.000
Angsuran pokok tiap bulan = Rp 12.000.000/12 = Rp 1.000.000

------------------------------------------------------------------------------

Bunga Anuitas

Rumus : Angsuran Bulanan = P x I/12 x 1/(1-(1+i/12)m)

* P : PokokKredit
* I : Suku bunga per tahun
* m : Jumlah periode pembayaran (bulan)

Perhitungan Bunga Bank :

Angsuran bulanan = Rp 12.000.00012%/121/1-(1/(1+12%/12)12 )
= Rp 1.066.183,519


Dikutip dari buku : "230+ sumber pinjaman untuk usaha anda"
------------------------------------------------------------------------------

10

Tips Kredit Bank

Dibawah ini tips untuk membantu anda memutuskan.
1. Tanyakan sistem perhitungan suku bunga yang dipakai lembaga tersebut. Biar lebih yakin minta print out simulasi
angsuran kepada petugas bank. Disini anda dapat mengamati perbulannya berapa cicilan bunga dan cicilan
pokok. Begitu juga disini anda dapat memperhitungkan sendiri seandainya ditengah masa pembiayaan tiba-tiba
ingin melunasi. Kewajiban pokok tinggal berapa dan kewajiban bunga tinggal berapa. Tanyakan apakah
kewajiban bunga kudu diselesaikan semuanya atau hanya bunga yang terjadi pada bulan tersebut saat kita akan
melunasinya.

2. Jangan lupa tanyakan selain bunga yang dibebankan biaya apa saja yang harus anda bayar. Biasanya ada biaya
administrasi, biaya provisi, biaya asuransi, biaya materai, biaya notaris dan biaya-biaya lain.

3. Agar anda tidak menyesal, setidaknya informasi simulasi print out angsuran anda dapatkan dari beberapa bank.
Anda dapat membandingkan bank mana yang lebih murah baik bunga atau biayanya. Jangan takut tidak diberi
informasi oleh mereka, karena pada dasarnya anda adalah pembeli. Pembeli adalah raja.

4. Jangan segan untuk menawar bunga yang ditawarkan oleh bank. Dalam dunia perbankan atau dunia bisnis, biasa
dilakukan tawar menawar berapa bunga yang dikenakan. Malah kalau anda tidak menawar bisa dicurigai kalau
anda ini bukan pebisnis...he..he..he.. bisa-bisa anda dikira seorang dermawan.

5. Katakanlah anda telah mendapat kredit dari bank, ditengah masa tiba-tiba bunga pasar cenderung menurun,
saran saya jangan segan-segan untuk meminta diskon bunga kebank. Kalau tidak mau banknya memberikan,
sampaikan saja bahwa anda akan memperoleh kredit yang lebih murah dan kredit dibank ini akan anda lunasi.
Sekedar anda tahu, bank paling tidak suka adanya pelunasan kredit sebelum waktunya. Mengapa? ya karena
potensi pendapatan bunganya hilang / tidak sesuai dengan yang diharapkan.


Menghitung Angsuran atas Pinjaman Bank dari MS EXcel

Microsoft Excel Kalau kita akan meminjam uang di bank, saat pembicaraan berapa angsuran yang harus dibayarkan per
bulannya atas pinjaman yang kita lakukan, biasanya kita diberi atau sekedar diperlihatkan selembar kertas yang berisi
baris baris-baris besarnya pinjaman, masa pinjaman dan besarnya angsuran yang harus dibayarkan per bulannya. Kalau
tidak salah besar pinjaman yang tertera di situ jumlahnya dalam kelipatan lima juta atau sepuluh juta.

Dengan menggunakan fungsi yang ada pada aplikasi MS Excel, kita dapat membuat perhitungan besarnya angsuran yang
harus dibayar perbulannya untuk setiap jumlah pinjaman yang akan diambil, termasuk jumlah pinjaman yang tidak
tercantum dalam kertas yang diberikan oleh bank. Mungkin ada beberapa cara perhitungan angsuran, dan yang saya tulis
di sini menurut pengetahuan saya paling banyak digunakan, antara lain BCA, Bank Mandiri, dan BII.

Contoh kasusnya, kita akan meminjam uang sebesar Rp 45.000.000,00 untuk masa pinjaman 5 tahun. Bunga yang berlaku
pada saat itu misalnya 16% per tahun. Misalnya kita tuliskan masing-masing nilai ini dalam cell pada worksheet MS Excel.

A1 = 45000000
A2 = 5
A3 = 16%

Hasil perhitungan besarnya angsuran akan kita letakkan pada cell A5, maka untuk cell A5 kita masukkan formula berikut:

=PMT(A3/12;A2*12;A1)
11



Perhitungan tersebut akan menghasilkan nilai negatif, karena dilihat dari sudut pandang kita mengeluarkan uang.

Dari besarnya angsuran yang didapat, mungkin kita ingin mengetahui besarnya pokok pinjaman dalam cicilan yang kita
bayarkan. Misalnya kita akan meletakkan hasil perhitungannya pada cell A6, formula yang yang dimasukkan:

=PPMT(A3/12;cicilan_ke;A2*12;A1)


cicilan_ke kita ganti dengan bilangan 1, 2, 3 dan seterusnya menunjukan angsuran ke-1, ke-2, ke-3 dan seterusnya.

Besarnya bunga yang dibayarkan, kita dapat menghitung langsung dari besarnya angsuran dikurangi pokok pinjaman
yang dibayarkan. Jika dihitung dengan menggunakan fungsi pada MS Excel, formula yang dimasukkan sebagai berikut:

=IPMT(A3/12;cicilan_ke;A2*12;A1)



Kalau kita perhatikan dengan keadaan bunga tetap, jumlah angsuran akan sama untuk tiap bulannya, besar pokok
pinjaman akan semakin naik dan bunga yang dibayarkan akan semakin turun untuk setiap angsuran bulanannya.

Berikut saya lampirkan file MS Excel untuk perhitungan tersebut.

HitungBunga.zip


Catatan untuk file HitungBunga.zip :
Dalam file HitungBunga.zip tersebut, disertakan juga perhitungan angsuran untuk pinjaman pada Bank Jabar dalam sheet
tersendiri, sedang perhitungan di atas dapat dilihat pada sheet Mandiri.

EKONOMI MAKRO DAN MIKRO
Ekonomi Mikro dan Makro
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak
terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai alternatif
penggunaan (opportunity cost).
Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.

1. Ekonomi Makro
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut
antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi,
pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :
Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya
telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum
dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum
berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang
cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
12

Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi
pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat
trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
2. Ekonomi Mikro
Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah
tangga.

Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga
tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi
yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan
asumsi




Teori Ekonomi Makro
Ilmu ekonomi muncul karena adanya tiga kenyataan berikut :
Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas.
Sumber daya tersedia secara terbatas.
Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak
terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai alternatif
penggunaan (opportunity cost).
Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut
antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi,
pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional. Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari
variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :
Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah
dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan
berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi
kesempatan kerja penuh.
Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung
menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi
pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade
off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
Kegiatan ekonomi di masing-masing negara dihitung melalui perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB) (Gross Domestic
Product), Produk Nasional Bruto (PNB) (Gross National Product), maupun Pendapatan Nasional (PN) (National Income).
PDB adalah nilai seluruh barang akhir dan jasa yang dihasilkan oleh siapapun di dalam wilayah teritorial suatu negara
selama periode waktu satu tahun. PNB adalah nilai seluruh barang akhir dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh warga
negara suatu negara selama periode waktu satu tahun.
PDB - balas jasa faktor produksi secara netto yang mengalir ke luar negeri=PNB.
PNB - penyusutan = Produk Nasional Netto (PNN).
PNN - pajak tidak langsung = Pendapatan Nasional

Perhitungan PDB/PNB/PNN/PN dapat mempergunakan harga yang berlaku maupun harga konstan. Perhitungan dengan
harga konstan menggunakan harga pada tahun tertentu yang tergolong tahun yang stabil. Di Indonesia digunakan harga
tahun 1983 dan tahun 1993. Perhitungan dengan harga konstan berarti sudah terbebas dari pengaruh inflasi/deflasi.

You might also like