Professional Documents
Culture Documents
gr
gr
gr
gr
gr
gr
500
75
,
500
50
,
500
25
i. Memasukkan bahan ke dalam toples, lalu menutup toples dengan plastik.
j. Menginkubasi bahan masing-masing selama 5, 7 dan 9 hari.
2. Destilasi alkohol
a. Mengambil sampel atau bahan hasil fermentasi lalu memasukkan ke
dalam alat destilasi alkohol.
b. Mendestilasi alkohol dengan cara memanaskan masing-masing bahan
hasil fermentasi sampai mendidih pada suhu 70-80
0
C.
c. Mengembunkan uap hasil destilasi tersebut dan menampungnya dalam
tabung penampung.
d. Apabila uap sudah tidak menetes lagi, kemudian mengambil hasil
destilasi tersebut dan menyimpannya dalam botol.
3. Analisis Kadar Alkohol
a. Menyiapkan larutan dari hasil destilasi fermentasi limbah tapioka padat
kering dihaluskan.
b. Menuang alkohol pada tabung reaksi dan mengukurnya dengan
alokolmeter.
c. Memasukkan larutan alkohol tersebut sebanyak 1mL kedalam tabung
reaksi yang telah diberi kalium karbonat, kalium dikarbonat dan etanol.
d. Memasukkan tabung reaksi tersebut kedalam waterbath selama 2 jam
untuk menginkubasi larutan alkohol tersebut.
e. Setelah diinkubasi selama 2 jam kemudian diujikan pada
spektrofotometer dan membaca kadar alkohol yang tertera.
D. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) pola faktorial yang terdiri dari 2
faktor yaitu waktu fermentasi dan dosis ragi dengan syarat perlakuan:
Faktor I : Waktu fermentasi (W)
W
1
: Waktu fermentasi 5 hari
W
2
: Waktu fermentasi 7 hari
W
3
: Waktu fermentasi 9 hari
Faktor 2 : Dosis Ragi (D)
D
0
: Dosis tanpa ragi dan H
2
SO
4
D
1
: Dosis ragi 25/500gr
D
2
: Dosis Ragi 50/500 gr
D
3
: Dosis ragi 75/500gr
Tabel 3.1 Kombinasi perlakuan pada tepung umbi ketela pohon.
D
W
D
0
D
1
D
2
D
3
W
1
W
1
D
0
W
1
D
1
W
1
D
2
W
1
D
3
W
2
W
2
D
0
W
2
D
1
W
1
D
2
W
2
D
3
W
3
W
3
D
0
W
3
D
1
W
1
D
3
W
3
D
3
Keterangan :
W
1
D
0 :
Waktu fermentasi 5 hari tanpa dosis ragi dan H
2
SO
4
W
2
D
0
: Waktu fermentasi 7 hari tanpa dosis ragi dan H
2
SO
4
W
3
D
0
: Waktu fermentasi 9 hari tanpa dosis ragi dan H
2
SO
4
W
1
D
1
: Waktu fermentasi 5 hari dengan dosis ragi 25gr/500gr ( 5%)
W
2
D
1
: Waktu fermentasi 7 hari dengan dosis ragi 25gr/500gr (5%)
W
3
D
1
: Waktu fermentasi 9 hari dengan dosis ragi 25gr/500gr (5%)
W
1
D
2
: Waktu fermentasi 5 hari dengan dosis ragi 50gr/500gr (10%)
W
2
D
2
: Waktu fermentasi 7 hari dengan dosis ragi 50 gr/500gr (10%)
W
3
D
2
: Waktu fermentasi 9 hari dengan dosis ragi 50 gr/500 gr (10%)
W
1
D
3
: Waktu fermentasi 5 hari dengan dosis ragi 75 gr/500 gr (15%)
W
2
D
3
: Waktu fermentasi 7 hari dengan dosis ragi 75 gr/500 gr (15%)
W
3
D
3
: Waktu fermentasi 9 hari dengan dosis ragi 75 gr/500 gr.(15%)
Dari Kombinasi Perlakuan Sehingga Diperoleh 12 Kombinasi
Tabel 3.2 Data Perlakuan Kadar Alkohol (%)
Ulangan
Perlakuan
1 2 3
Rata -rata
Standar
Deviasi
W
1
D
0
W
2
D
0
W
3
D
0
W
1
D
1
W
2
D
1
W
3
D
1
W
1
D
2
W
2
D
2
W
3
D
2
W
1
D
3
W
2
D
3
W
3
D
3
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Eksperimen: yaitu dengan melakukan percobaan langsung dengan
memberikan penambahan ragi dan H
2
SO
4
dengan lama fermentasi yang
berbeda.
2. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung dilapangan pada proses
pengolahan tepung tapioka dan limbahnya.
3. Studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan referensi dan kepustakaan
sebagai dasar penelitian dan untuk memperkuat hasil penelitian.
F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif yaitu
berupa angka atau data kadar alkohol hasil fermentasi limbah tapioka padat
kering dihaluskan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis
varian dua jalur untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan. Adapun langkah-
langkah analisis varian dua jalur yaitu sebagai berikut:
1. Menghitung faktor korelasi (FK)
( )
b a r
X
FK
. .
2
=
2. Menghitung Jumlah Kuadrat total (K
T
)
=
2
2
, . b a r
X
X JKT
3. Menghitung jumlah kuadrat perlakuan (JKp)
( )
FK
r
X
JKp
ij
=
4. Menghitung jumlah kuadrat variabel A (JK
A
)
( )
FK
r
X
JK
A
A
A
=
.
2
5. Menghitung jumlah kuadrat variabel B (JK
B
)
( )
FK
r
X
JK
B
B
B
=
.
2
6. Menghitung jumlah kuadrat variabel A dan B (JK
AB
)
JK
AB
= JK
p
- JK
A
JK
B
7. Mencari jumlah kuadrat galad (JK
G
)
JK
G
= JK
T
- JK
A
- JK
B
- JK
AB
8. Menghitung db
p
db
p
= A.B - 1
9. Menghitung db
A
Db
A
= A - 1
10. Menghitung db
B
db
B
= B - 1
11. Menghitung db
T
db
T
= N - 1
12. Menghitung db
AB
db
AB
= db
A
x db
B
13. Menghitung db
G
db
G
= db
T
- db
A
- db
B
- db
AB
14. Menghitung kuadrat tengah perlakuan (KT
p
)
p
p
p
db
JK
KT =
15. Menghitung kuadrat tengah variabel A (KT
A
)
A
A
A
db
JK
KT =
16. Menghitung kuadrat tengah variabel B (KT
B
)
B
B
A
db
JK
KT =
17. Menghitung kuadrat tengah variabel A dan B (KT
AB
)
G
AB
AB
db
JK
KT =
18. Menghitung kuadrat tengah galat (KT
G
)
G
G
G
db
JK
KT =
19. Menghitung F
hitung
Variabel perlakuan (F
P
)
G
p
Hitung
KT
KT
p F =
20. Menghitung F
Hitung
Variabel A (F
A
)
G
A
hitung
KT
KT
A F =
21. Menghitung F
hitung
Variabel B (F
B
)
G
B
hitung
KT
KT
B F =
22. Menghitung F
hitung
Variabel AB (F
AB
)
G
AB
hitung
KT
KT
F
AB
=
Untuk selanjutnya dari masing-masing harga F
hitung
yang diperoleh
dikonsultasikan dengan harga F pada tabel sehingga sebaran bebas F adalah (K-
1) (n-K) dan pada taraf nyata = 0,05. bila F
hitung
ternyata lebih besar dari F tabel
maka Ho ditolak.
Setelah dilakukan uji Anava dua jalur menunjukkan perbedaan yang
nyata, maka dilakukan uji lanjut untuk melihat perlakuan mana saja yang
berbeda, bila hasilnya menunjukkan beda nyata maka dilanjutkan dengan uji
Duncans Multiple Range Test (DMRT).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAAN
A. Hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang kualitas bioetanol limbah
tapioka padat kering dihaluskan (tepung) dengan penambahan ragi dan H
2
S0
4
pada lama fermentasi yang berbeda dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Kadar Alkohol (%), Limbah tapioka padat kering dihaluskan dengan
penambahan ragi dan H
2
S0
4
pada lama fermentasi yang berbeda.
Kadar Alkohol (%)
No. Perlakuan
1 2 3
Rata-rata
1. W
1
D
0
0 0 0 0
2. W
2
D
0
0 0 0 0
3. W
3
D
0
0 0 0 0
4. W
1
D
1
10,5 10,8 9,1 10,13
5. W
2
D
1
4,8 6,3 5,5 5,53
6. W
3
D
1
3,3 4,1 3,7 3,70
7. W
1
D
2
14,3 12,6 10,8 12,57
8. W
2
D
2
12,7 12,3 13,5 12,83
9. W
3
D
2
8,7 10,2 9,8 9,67
10. W
1
D
3
11,7 13,3 15,5 13,5
11. W
2
D
3
13,8 14,4 15,1 14,43
12. W
3
D
3
11,2 9,9 10,7 10,60
Keterangan :
W
1
D
0 :
Waktu Fermentasi 5 hari tanpa dosis ragi dan H
2
S0
4
W
2
D
0
: Waktu Fermentasi 7 hari tanpa dosis ragi dan H
2
S0
4
W
3
D
0
: Waktu Fermentasi 9 hari tanpa dosis ragi dan H
2
S0
4
W
1
D
1
: Waktu Fermentasi 5 hari dengan dosis ragi25gr/500gr(5%)20mlH
2
SO
4
W
2
D
1
: Waktu Fermentasi 7 hari dengan dosis ragi25gr/500gr(5%)20mlH
2
SO
4
W
3
D
1
: Waktu Fermentasi 9 hari dengan dosis ragi25gr/500gr(5%)20mlH
2
SO
4
W
1
D
2
: Waktu Fermentasi 5 hari dengan dosis ragi50gr/500gr(10%)20mlH
2
SO
4
W
2
D
2
: Waktu Fermentasi 7 hari dengan dosis ragi50gr/500gr(10%)20mlH
2
SO
4
W
3
D
2
: Waktu Fermentasi 9 hari dengan dosis ragi50gr/500gr(10%)20mlH
2
SO
4
W
1
D
3
: Waktu Fermentasi 5 hari dengan dosis ragi75gr/500gr(15%)20mlH
2
SO
4
W
2
D
3
: Waktu Fermentasi 7 hari dengan dosis ragi75gr/500gr(15%)20mlH
2
SO
4
W
3
D
3
: Waktu Fermentasi 9 hari dengan dosis ragi75gr/500gr(15%)20mlH
2
SO
4
Tabel 4.2 : Hasil uji Anava dua jalur diatas bioetanol limbah tapioka padat
kering dihaluskan dengan penambahan ragi dan H
2
SO
4
pada lama
Fermentasi yang berbeda
Sumber Keragaman db JK KT F
Hitung
F
Tabel
5%
1. Perlakuan 11 1036,13 94,19 554,05 2,22
Waktu 2 60,87 30,43 42,85 3,40
Dosis ragi 3 926,5 308,83 434,97 3,01
Interaksi 6 48,76 8,12 11,43 2,51
2. Galat 24 17,16 0,17
Total 35 1053,29
Keputusan Uji Anava dua jalur adalah :
1. F
Hitung
> F
tabel
(42,85 > 3,40), berarti signifikan yaitu waktu fermentasi (5, 7, 9
hari berpengaruh terhadap kadar alkohol. Limbah tapioka padat kering
dihaluskan.
2. F
Hitung
> F
tabel
(434,97 > 3,01), berarti signifikan yaitu dosis ragi yang berbeda
(25 gr, 50 gr dan 75 gr) berpengaruh terhadap kadar alkohol limbah tapioka
padat kering dihaluskan.
3. F
hitung
> F
tabel
(11,43 > 2,51), berarti signifikan yaitu diinteaksi antara waktu
fermentasi dan dosis ragi terhadap kadar alkohol. Limbah tapioka padat
kering dihaluskan.
Karena hasil F
hitung
> F
tabel
maka dapat data tersebut adalah signifikan sehingga
dilanjutkan dengan uji Duncans Multiple Range Test (DMRT) untuk mengetahui
beda nyata antar perlakuan
B. Pembahasaan
Berdasarkan pengujian yang dilakukan terhadap kualitas bioetanol limbah
tapioka padat kering dihaluskan dengan penambahan ragi dan H
2
S0
4
pada lama
fermentasi yang berbeda, maka diperoleh hasil penelitian (tabel 4.1 )
0
5
10
15
1 2 3 4 5
menunjukkan bahwa kadar alkohol tertinggi terdapat pada W
2
D
3
( 7 hari/75 gr)
dengan kadar alkohol mencapai 14,43%. Ditinjau dari segi waktu fermentasi (W)
dan dosis ragi (D), limbah tapioka padat kering dihaluskan yang difermentasikan
selama 7 hari dan dosis ragi 75 gram (W
2
D
3
) menghasilkan kadar alkohol
tertinggi yaitu 14,43%, kemudian waktu 7 hari dan dosis ragi 5 gr/500 gr (W
1
D
2
)
yaitu 12,83%, terendah pada hari dengan dosis ragi 25 gr/500gr (W
3
D
1
) yaitu
3,70%. Data hasil penelitian tersebut juga dapat digambarkan dalam histogram
berikut:
Waktu Fermentasi (Hari)
: dosis ragi 25 gr/500 gr
: dosis ragi 50 gr/500 gr
: dosis ragi 75 gr/500 gr
Gambar 4.1 Histrogram kadar alkohol limbah tapioka padat kering dihaluskan
dengan penambahan ragi dan H
2
S0
4
pada lama fermentasi yang berbeda.
5
7
9
10,13
12,57
13,50
5,53
12,53
14,43
3,70
9,67
10,60
Untuk mengetahui hasil penelitian tersebut signifikan atau tidak maka
dilakukan uji anava dua jalur dan dilanjutkan dengan uji DMRT. Berdasarkan uji
anava dua jalur dengan taraf signifikan 5% (tabel 4.1), menunjukkan bahwa
waktu fermentasi, dosis ragi dan interaksi antara waktu fermentasi dengan dosis
ragi adalah signifikan, sehingga berpengaruh terhadap kadar alkohol pada lama
fermentasi yang berbeda. Kadar alkohol yang dihasilkan dipengaruhi oleh waktu
atau lama fermentasi. Dari lama fermentasi 5,7, dan 9 hari dapat diketahui bahwa
perbedaan kadar alkohol ditunjukkan dari hasil uji anava dua jalur tabel (4.2),
bahwa F
hitung
> F
tabel
(42,85 > 3,40) pada taraf signifikan 5%.
Hasil pengukuran kadar alkohol pada fermentasi 7 hari adalah yang
paling tinggi mencapai 14,43%. Dibandingkan dengan waktu fermentasi 5 hari
dan 9 hari. Hal ini dikarenakan proses fermentasi pada limbah tapioka padat
kering dihaluskan mencapai titik waktu yang optimum untuk menghasilkan
kadar alkohol tertinggi pada hari ke-7.
Hasil penghitungan F
hitung
> f
tabel
yaitu 434,97 > 3,01 pada taraf
signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa dosis ragi yang berbeda yaitu 25 gr,
50 gr, dan 75 gr sangat berpengaruh terhadap kadar alkohol limbah tapioka padat
kering dihaluskan. Hasil penghitungan F
hitung
> F
tabel
yaitu 11,43 > 2,51 pada
taraf signifikan 5%. Hal ini menunjukkan bahwa ada interaksi antara waktu
fermentasi (5 hari, 7 hari dan 9 hari) dan dosis ragi terhadap kadar alkohol
limbah tapioka padat kering dihaluskan.
Dari hasil penelitian selain dipengaruhi waktu fermentasi dan dosis ragi
tapi juga dipengaruhi oleh adanya penambahan inokulum yang digunakan dan
berbeda-beda yaitu ragi, ragi dan asam sulfat (H
2
S0
4
). Sehingga penambahan
inokulum yang tersebut juga dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kadar
bioetanol yang dihasilkan. Selain itu, juga dipengaruhi oleh cepat lambatnya
pertumbuhan sel ragi yang digunakan dalam fermentasi bahan. Cepat lambatnya
pertumbuhan khamir dapat dipengaruhi oleh faktor, yaitu komposisi media yang
digunakan sebagai media pengembangbiakan mikroba mulai persiapan sampai
fermentasi dapat berjalan optimum. Suhu yang baik untuk fermentasi maksimum
adalah 30
0
C. semakin rendah suhu fermentasi maka semakin banyak alkohol
yang dihasilkan, karena pada suhu rendah fermentasi akan lebih kompleks dan
kehilangan alkohol yang terbawa gas CO
2
akan lebih sedikit.
Dari hasil penelitian uji kadar bioetanol ini juga ditambahkan asam sulfat
(H
2
S0
4
) yang bersifat sebagai katalisator. Katalisator merupakan zat yang
ditambahkan kedalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar reaksi.
Khamir Saccharomyces cerevisieae tidak memerlukan O
2
dalam proses
pengubahan organik yang satu menjadi organik yang lain yaitu gula menjadi
alkohol. Dalam lingkungan terisolasi udara, organisme ini meragikan karbohidrat
menjadi etanol dan CO
2
.
Menurut Schlegel (1994), bahwa etanol atau alkohol dapat digunakan
sebagai bahan bakar, alat pemanas, pelarut bahan kimia, obat-obatan,
penerangan, lilin, dan gasohol. Jadi kadar alkohol pada limbah tapioka padat
kering dihaluskan yang cukup tinggi tersebut dapat dikembangkan sebagai
alternatif pembuatan alkohol yaitu dengan cara mendestilasi secara bertingkat
sehingga dapat dihasilkan kadar alkohol.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada interaksi antara waktu fermentasi (5 hari, 7 hari dan 9 hari) dan dosis
ragi terhadap kadar alkohol limbah tapioka padat kering dihaluskan.
2. Kualitas bioetanol limbah tapioka padat kering dihaluskan (tepung) dengan
penambahan ragi dan H
2
S0
4
pada lama fermentasi yang berbeda yang
tertinggi adalah pada waktu fermentasi 7 hari dengan dosis ragi 75 gram/500
gram yaitu 14,43 %.
3. Kualitas bioetanol terendah adalah waktu fermentasi 9 hari dengan dosis ragi
25 gram/500 gram yaitu 3,70%.
4. Proses fermentasi limbah tapioka padat kering dihaluskan mencapai titik
waktu yang optimum dalam menghasilkan kadar alkohol tertinggi adalah
pada hari ke-7.
B. Saran
Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai waktu fermentasi lebih dari 9
hari dan dengan dosis ragi yang berbeda untuk mendapatkan kualitas alkohol
yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Amos, Simorangkir, 1994. Terapi Gizi Untuk Penyakit Kardiovaskuler. Bandung:
Universal Offset Bandung.
Anonim, 2008. http://id.wikipedia.org/wiki/asamsulfat (Diakses tanggal 20 Nopem
ber 2008).
, 2008. http://id. Wikipedia. Org/Wiki/Dehidrasi Alkohol
Indah, Sari, Pramesti. 2007. Pengaruh Waktu Fermentasi dan Dosis Ragi Terhadap
Kadar Alkohol Hasil Fermentasi Ampas Umbi Ketela Karet (Manihot
Glaziovii Muell). Skripsi. Jurusan Pendidikan Biologi FKIP. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Fessenden RJ dan Fessenden Js. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik Jakarta:
Binapura Aksara.
Mahida, U N. 1995. Pencemaran Air Dan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta:
CV Rajawali.
Mulyohardjo, M. 1987. Teknologi Pengolahan Pati, Yogyakarta: UGM Muhammad,
Pelczar. M.J, dan Chan, E.C.S. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Rahmat Rukmana dan Yuniarsih. 2001. Aneka Olahan Ubi Kayu. Yogyakarta:
Kanisius.
Schlegel, H.G. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Setiono, L.A dan Hadyana. P.1985. Buku Analisis Anorgonik Kualitatif Makro dan
Semimikro Jilid II Edisi ke-5, Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
Steenis, Van, J. 2005. Flora, Jakarta: PT. Pradnya Paramita
Sugiarti. 2007. Pengaruh Waktu Fermentasi Dan Dosis Ragi Terhadap Kadar
Alkohol Pada Fermentasi Sari Umbi Ketela Pohon (Manihot Utilissima Poh)
Varietas Randu. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Tatik Kristiyaningsih. 2008. Kadar Glukosa dan Kadar Bioetanol Pada fermentasi
Tepung Umbi Ketela Pohon (Manihot utiltssima Pohl) Dengan penambahan
H
2
SO
4
. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Winarno. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Wirahadikusuma, 1995. Biokmia Metabolisme Energi karbohidrat dan Lipid,
Bandung: ITB.
LAMPIRAN
TWO WAY ANOVA/DUA JALUR
Tabel satu arah dengan perlakuan kombinasi dua faktor
Ulangan (%)
No. Perlakuan
1 2 3
Jumlah Rata-rata
1. W
1
Do 0 0 0 0 0
2. W
1
D
1
10,5 10,8 9,1 30,4 10,13
3. W
1
D
2
14,3 12,6 10,8 37,7 12,57
4. W
1
D
3
11,7 13,3 15,5 40,5 13,5
5. W
2
Do 0 0 0 0 0
6. W
2
D
1
4,8 6,3 5,5 16,6 5,53
7. W
2
D
2
12,7 12,3 13,5 38,5 12,83
8. W
2
D
3
13,8 14,4 15,1 43,3 14,43
9. W
3
Do 0 0 0 0 0
10. W
3
D
1
3,3 4,1 3,7 11,1 3,70
11. W
3
D
2
8,7 10,2 9,8 28,7 9,67
12. W
3
D
3
11,2 9,9 10,7 31,8 10,60
278,6: 36 = 7,73
Data tersebut kemudian dapat diringkas dalam tabel 2 arah sebagai berikut :
Perlakuan Do D
1
D
2
D
3
Jumlah Rata-rata
W
1
0 30,4 37,7 40,5 108,6 27,15
W
2
0 16,6 38,5 43,3 98,4 24,6
W
3
0 11,1 28,7 31,8 71,6 17,9
Jumlah 0 58,1 104,9 115,6 278,6
Rata-rata 0 19,36 34,96 38,53
PERHITUNGAN ANALISIS RAGAM
1. Menghitung Jumlah Kuadrat (JK)
a. (Faktor Koreksi)
( )
2
N
x
FK
T
=
=
( )
2
36
6 , 278
=
36
96 , 617 . 77
= 2156,05
b. Jumlah Kuadrat Total (JKT)
( )
( )
N
x
x JK
T
T
2
2
=
= (0)
2
+ (10,5)
2
+ (14,3)
2
+ (11,7)
2
+ (4,8)
2
+ (12,7)
2
+ (13,8)
2
+
(0)
2
+ (3,3)
2
+ (8,7)
2
+ (11,2)
2
+ (0)
2
+ (10,8)
2
+ (12,6)
2
+ (13,3)
2
+
(0)
2
+ (6,3)
2
+ (12,3)
2
+ (14,4)
2
+ (0)
2
+ (4,1)
2
+ (10,2)
2
+ (9,9)
2
+
(0)
2
+ (9,1)
2
+ (10,8)
2
+ (15,5)
2
+ (0)
2
+ (5,5)
2
+ (13,5)
2
+ (15,1) +
(0)
2
+ (3,7)
2
+ (9,8)
2
+ (10,7)
2
( )
36
6 , 2788
2
= 0 + 110,25 + 204,49 + 136,89 + 0 + 23,04 + 161,29 + 190,44 +
0 + 10,89 + 75,69 + 125,44 + 0 + 116,64 + 158,76 + 176,89 +
0 + 36,69 + 151,29 + 207,36 + 0 + 16,81 + 104,04 + 98,01 +
0 + 82,81 + 116,64 + 240,25 + 0 + 30,25 + 182,25 + 228,01 +
0 + 13,69 + 96,04 + 114,49 -
36
96 , 77617
= 3209,34 2156,05
= 1053,29
c. Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP)
( ) ( )
2
2
N
x
r
x
JK
T
AB
p
=
= (0)
2
+ (30,4)
2
+ (37,7)
2
+ (40,5)
2
+ (0)
2
+ (16,6)
2
+ (38,5)
2
+
(43,3)
2
+ (0)
2
+ (11,1)
2
+ (28,7)
2
+ (31,8)
2
-
( )
36
6 , 278
2
= (0) + 924,16 + 1421,29 + 1640,25 + 0 + 275,56 + 1482,25 +
36
96 , 77617
3
24 , 1011 69 , 823 21 , 123 0 89 , 1874
+ + + +
= 05 , 2156
3
54 , 9576
= 3192,18 2156,05
= 1036,13
d. Jumlah Kuadrat Variable A (waktu)
( ) ( )
2
2
. N
x
A r
xA
JK
T
A
=
= (108,6)
2
+ (98,4)
2
+ (71,6)
2
-
( )
36
6 , 278
2
3.4
=
36
96 , 7761
12
56 , 5126 56 , 9682 96 , 11793
+ +
= 05 , 2156
12
08 , 26603
= 2216,92 2156,05
= 60,87
e. Jumlah Kuadrat Variabel B (Dosis Ragi)
( ) ( )
2
2
. N
x
B r
xB
JK
T
B
=
= (0)
2
+ (58,1)
2
+ (104,9)
2
+ (115,6)
2
-
( )
2
36
6 , 278
3.3
=
36
96 , 77617
9
36 , 1336 01 , 11004 61 , 3375 0
+ + +
= 05 , 2156
9
98 , 27742
= 3082,55 2156,05
= 926,5
f. Jumlah Kuadrat Interaksi antar Variabel A dengan Variabel B
JK
AB
= JKp - JK
A
- JK
B
= 1036,13 60,87 926,5
= 48,76
g. Jumlah Kuadrat Galat
JK
G
= JK
T
JKp
= 1053,29 1036,13
= 17,16
2. Menentukan Jumlah derajat bebas (db)
h. db
p
= (F.R)-1
= 3.4-1
= 17.16
i. db
A
= Macam waktu fermentasi -1
= 3-1
= 2
j. db
B
= Macam Dosis ragi -1
= 4-1
= 3
k. db
AB
= db
A
x db
B
= 3 x 2
= 6
l. db
T
= Data Pengamatan (N) -1
= 36-1
= 35
m. db
G
= db
T
- db
A
- db
B
- db
AB
= 35 2 3 6
= 24
3. Menghitung Kuadrat Tengah (KT)
a. (Kuadrat Tengah Perlakuan)
p
p
p
db
JK
KT =
=
11
13 , 1036
= 94,19
b. Kuadrat Tengah Variabel A
A
A
A
db
JK
KT =
=
2
87 , 60
= 30,43
c. Kuadrat Tengah Variabel B
B
B
B
db
JK
KT =
=
3
5 , 926
= 308,83
d. Kuadrat Tengah Variabel A dengan Variabel B
AB
AB
AB
db
JK
KT =
=
6
76 , 48
= 8,12
e. Kuadrat Tengah Galat
G
G
G
db
JK
KT =
=
24
16 , 17
= 0,71
4. Menghitung F. Hitung
a.
G
p
KT
KT
FhitP =
=
71 , 0
19 , 94
= 554,05
b.
G
A
KT
KT
FhitA =
=
71 , 0
43 , 30
= 42,85
c.
G
B
KT
KT
FhitB =
=
71 , 0
83 , 308
= 434,97
d.
G
AB
KT
KT
FhitAB =
=
17 , 0
12 , 8
= 11,43
5. Mencari F tabel 5%
a. F tabel perlakuan = (V
1
= 11: V
2
= 24) = 2,22
b. F tabel waktu fermentasi = (V
1
= 2 : V2 = 24) = 3,40
c. F tabel Dosis Ragi = (V
1
= 3 : V
2
= 24 ) = 3,01
d. F tabel Interaksi (AB) = (V
1
= 6:V
2
= 24 ) = 2,51
Dari perhitungan diatas kemudian diringkas dalam tabel Anova sebagai berikut:
Sumber Keragaman db JK KT F
Hitung
F
Tabel
5%
1. Perlakuan 11 1036,13 94,19 554,05 2,22
Waktu 2 60,87 30,43 42,85 3,40
Dosis ragi 3 926,5 308,83 434,97 3,01
Interaksi 6 48,76 8,12 11,43 2,51
2. Galat 24 17,16 0,17
Total 35 1053,29
Atas dasar tersebut diatas maka dapat dicari kefisien keragaman sebagai berikut :
% 100 x
y
KTG
KK =
= % 100
73 , 7
71 , 0
x
= % 100
73 , 7
843 , 0
x
= 10,9%
UJI DUNCANS
1. Rata-rata setiap perlakuan berdasarkan ranking
Ragam Rata-rata
W
1
Do 0
W
2
Do 0
W
3
Do 0
W
3
D
1
3,70
W
2
D
1
5,53
W
3
D
2
9,67
W
1
D
1
10,13
W
3
D
3
10,60
W
1
D
2
12,57
W
2
D
2
12,83
W
1
D
3
13,5
W
2
D
3
14,43
2. Menghitung Standar error rata-rata perlakuan
r
KTG
SX = dimana KT
G
=
G
G
db
JK
=
24
16 , 17
=
3
71 , 0
= 0,71
= 23 , 0
= 0,48
3. Nilai Rp (P,V) pada tabel Duncans
P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 14
Rp 0,05
(P,24)
2,92 3,07 3,15 3,22 3,28 3,31 3,34 3,37 3,38 3,41 3,44
4. Menghitung SSD
P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 14
RP 2,92 3,07 3,15 3,22 3,28 3,31 3,34 3,37 3,38 3,41 3,44
SSD 1,40 1,47 1,51 1,54 1,57 1,59 1,60 1,61 1,62 1,64 1,65
5. Membandingkan Setiap Perbedaan rata-rata perlakukan dengan SSD masing-
masing
Rerata Beda Jarak Nyata No. Perlaku
an Hasil 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 14
1. W
1
Do 0
2. W
2
Do 0 0
3. W
3
Do 0 0 0
4. W
3
D
1
3,70 3,70 3,70 3,70
5. W
2
D
1
5,53 1,83 5,53 5,53 5,53
6. W
3
D
2
9,67 4,14 5,97 9,67 9,67 9,67
7. W
1
D
1
10,13 0,46 4,6 6,43 10,13 10,13 10,13
8. W
3
D
2
10,60 0,47 0,93 5,07 6,9 10,60 10,60 10,60
9. W
1
D
2
12,57 1,97 2,44 2,9 7,04 8,87 12,57 12,57 12,57
10. W
2
D
2
12,83 0,26 2,23 2,7 3,16 7,3 9,13 12,83 12,83 12,83
11. W
1
D
3
13,5 0,67 0,93 2,9 3,0 3,83 7,97 9,8 13,5 13,5 13,5
12. W
2
D
3
14,43 0,93 1,6 1,86 3,83 4,3 4,76 8,9 10,73 14,43 14,43 14,43
Nilai P0,05
pada db
2,92 3,07 3,15 3,22 3,28 3,31 3,34 3,37 3,38 3, 41 3,44
Nilai BJND
0,05
1,40 1,47 1,51 1,54 1,57 1,59 1,60 1,61 1,62 1,64 1,65
- Baris yang diikuti huruf sama berarti tidak berbeda nyata contoh baris pertama
dan kedua dari a berubah menjadi ab pada baris ketiga karena nilai jarak nyata
tidak berbeda (0,000 < 1,40). Kemudian mulai berbeda nyata pada baris ke 4
dimana bila 2,7 > 1,51.
- Perlakuan terbaik adalah W
2
D
3
dengan nilai jarak nyata terbesar 14,43 > 1,62
pada taraf signifikan 5%.
GAMBAR BAHAN DAN ALAT-ALAT PENELITIAN
Limbah tapioka padat kering dihaluskan Singkong
Bahan uji kadar alkohol Ragi
Asam sulfat NaOH
Waterbath Alat-alat yang digunakan praktikum
Timbangan analitik Gelas ukur, pipet, termometer
Spektrofotometer Alat Destilasi
Hasil Pemasakan Proses Peragian
Proses Fermentasi
Proses Destilasi
Hasil Destilasi