You are on page 1of 34

Annisa Miftahul Jannah

Desi Afrianti
Dewi Angraini
Nurul Hanifah
Teja Pratama Putra
KIMIA
DASAR
Analisis Perkembangan
Model Atom
Teori
Atom
Rutherford
Dalton
Thomson
Mekanika
Kuantum
Bohr
John Dalton
John Dalton (6 September 1766-1844) adalah
seorang fisikawan dari Inggris, lahir di
Eaglesfield. Ia terkenal dengan teori atom.
Namun dia bukanlah orang yang pertama
beranggapan bahwa semua objek material
terdiri dari sejumlah besar partikel yang
teramat kecil dan tak terusakkan yang disebut
atom.

Pendapat ini sudah pernah diajukan oleh
filosof Yunani kuno, Democritus (sekitar 360-
370 SM). Hipotesa itu diterima oleh Epicurus
(filosof Yunani lainnya), dan dikedepankan
secara brilian oleh penulis Romawi, Lucretius
dalam syairnya yang terkenal De rerum
natura (Tentang hakikat benda).
Postulat Dasar Dari Teori
Atom Dalton

1. Setiap materi terdiri atas partikel yang disebut atom.
2. Unsur adalah materi yang terdiri atas sejenis atom.
3. Atom suatu unsur adalah identik tetapi berbeda dengan atom unsur lain
(mempunyai massa yang berbeda).
4. Senyawa adalah materi yang terdiri atas 2 atau lebih jenis atom dengan
perbandingan tertentu.
5. Atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan dan tidak dapat diubah
menjadi atom lain melalui reaksi kimia biasa. Reaksi kimia hanyalah
penataan ulang (reorganisasi) atom-atom yang terlibat dalam reaksi
tersebut.
Hipotesa Dalton tersebut kemudian hari terbukti ada teorinya yang perlu ditinjau
kembali, walaupun begitu ia tetap dianggap sebagai Bapak Pencetus Teori
Atom Modern, terlebih lagi karena teorinya tersebut mampu
menerangkan Hukum kekekalan massa Lavoisier dan Hukum perbandingan tetap
Proust.
Model Atom Menurut John
Dalton
Model atom Dalton adalah gagasan tentang partikel materi yang menyatakan
bahwa materi terdiri atas butiran-butiran yang sangat kecil, yaitu atom. Atom
adalah partikel terkecil dari suatu unsur yang mempunyai sifat yang sama
dengan unsur itu. Model atom dalton ini digambarkan dengan model atom
sebagai bola pejal seperti pada tolak peluru.
Kelebihan Dari Teori Atom
Dalton
Beberapa teori atom yang dinyatakan John Dalton memiliki beberapa kelebihan,
diantaranya yaitu:
Bahwa seperti kenyataannya, dua buah atom atau lebih yang berasal dari
unsur-unsur yang sama maupun yang tidak sama dapat membentuk suatu
molekul.
Teori atom yang menyatakan bahwa atom-atom yang bersenyawa
membentuk molekul mempunyai perbandingan tertentu, sehingga
melahirkan hukum kekekalan massa Lavoiser (jumlah massa sebelum dan
sesudah reaksi adalah tetap).
Memotivasi para ilmuwan yang lain untuk mengkaji lebih dalam tentang
atom, sehingga muncullah teori-teori atom yang lebih lengkap
Kekurangan Dari Teori Atom
Dalton
Dari teori-teori atom yang dinyatakan John Dalton selain memiliki kelebihan juga
memiliki kekurangan, diantaranya yaitu:
Menurut John Dalton atom merupakan bagian terkecil suatu materi yang
tidak dapat dibagi lagi, sedangkan pada kenyataannya atom masih dapat
dibagi lagi menjadi sub-sub atom yang terdiri (proton, neutron, dan
elektron) kenyataan ini dapat dibuktikan oleh Thomson melalui
percobaannya.
Dalam teori John Dalton belum dapat menjelaskan gagasan tentang inti
atom seperti yang dinyatakan Rutherford, dari hasil percobaannya dengan
menggunakan sumber partikel Alfa.
Teori atom John Dalton belum bisa menjelaskan tentang adanya tingkat-
tingkat energi (kulit-kulit) dalam atom, lintasan-lintasan stasioner dalam
atom, dan pancaran atau penyerapan energi dari masing-masing lintasan
dalam atom.
Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi (hubungan antara larutan
senyawa dan daya hantar arus listrik). Mereka adalah Sir Humphry Davy
(1778-1892) dan Michael Faraday (1791-1867) yang membuktikan bahwa
pendapat mereka lebih benar, mereka melakukan eksperimental perubahan
kimia ketika arus listrik melewati larutan elektrolit, atau biasa disebut
elektrolisis. Begitu menakjubkan, Faraday menemukan bahwa jumlah zat
yang dihasilkan di elektroda-elektroda saat elektrolisis sebanding dengan
jumlah arus listrik. Pada tahun 1833, Faraday pun menemukan bahwa
jumlah listrik yang diperlukan untuk menghasilkan 1 mol zat di elektroda
adalah tetap (96,500 C). Hubungan ini disebut sebagai hukum elektrolisis
Faraday. Berdasar pendapat temannya seorang ahli kimia, maka Ia
menyimpulkan bahwa terdapat satuan dasar dalam elektrolisis, ada analog
untuk kelistrikan. Ia pun memberi nama elektron pada satuan hipotetik ini.
Sejak saat itu beberapa pernyataan teori atom Dalton pun gugur.
Kekurangan Dari Teori Atom
Dalton
J. J. Thomson
Kelemahan dari Dalton diperbaiki oleh JJ.
Thomson, eksperimen yang dilakukannya
dengan menggunakan tabung sinar
katode. Hasil eksperimennya menyatakan
terdapat partikel bermuatan negatif
dalam atom yang disebut elektron. Atom
merupakan partikel yang bersifat netral,
oleh karena elektron bermuatan negatif,
maka harus ada partikel lain yang
bermuatan positif untuk menetralkan
muatan negatif elektron tersebut.
Dari penemuannya tersebut, Thomson
memperbaiki kelemahan dari teori atom
Dalton dan mengemukakan teori atomnya
yang dikenal sebagai teori atom Thomson.
Pada tahun 1904, J. J. Thomson
mengemukakan suatu model atom yang
berbeda dengan teori atom Dalton.
Model Atom Thomson
Menurut Thomson, atom merupakan bola padat dan mempunyai muatan
positif yang terbagi rata ke seluruh atom. Muatan ini dinetralkan oleh
elektron-elektron yang juga tersebar mengelilingi atom. Model atom Thomson
disebut juga sebagai model puddding Thomson atau model roti kismis.
Kelebihan Model Atom Thomson

Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti
atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.

Kelemahan Model Atom Thomson

Belum ada bagian-bagian atom atau dengan kata lain tidak ada pemisahan antara
elektron dan proton, karena kedua tersebar merata ke seluruh atom.
Kelebihan dan Kekurangan
Atom Thomson
Rutherford
Atom yang bermuatan positif menjadi fokus
Rutherford untuk dikaji. Eksperimen yang
dilakukan Rutherford adalah menembakan
partikel alpha pada sebuah lempeng tipis
dari emas. Hasil pengamatan Rutherford
adalah partikel alpha yang ditembakan
ada yang diteruskan, dan ada yang
dibelokkan.
Rutherford
Berdasarkan eksperimennya, dapat diketahui bahwa:
Masih ada ruang kosong didalam atom,
dan ada partikel yang bermuatan positif
(proton) dan negatif.
Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan
positif dan dikelilingi oleh elektron-elektron
yang bermuatan negatif. Elektron bergerak
mengelilingi inti dengan lintasan yang
berbentuk lingkaran atau elips
Model dan Teori Atom
Rutherford
Muatan positif sebagai inti atom dan
elektron bergerak mengengelilingi inti.
Teori Atom Rutherford:

Atom bukan merupakan bola
pejal, karena hampir semua
partikel alfa diteruskan.
Jika lempeng emas tersebut
dianggap sebagai satu lapisan
atom-atom emas, maka didalam
atom emas terdapat partikel
yang sangat kecil yang
bermuatan positif.
1 dari 20.000 partikel alfa akan
dibelokkan. maka ukuran inti
atom kira-kira 10.000 lebih kecil
daripada ukuran atom
keseluruhan.
Kelebihan Teori Atom
Rutherford
Bahwa atom memiliki inti atom yang bermuatan positif dan
disekelilingnya terdapat elektron yang mengelilinya.

Dapat menerangkan fenomena penghamburan partikel alfa oleh
selaput tipis emas.

Jari-jari inti atom dan jari-jari atom sudah dapat ditemukan.

Sudah dapat menerangkan/menentukan bentuk lintasan elektron yang
mengelilingi inti atom.

Dapat menggambarkan gerak elektron disekitar inti.

Elektron dapat bergerak dalam lintasan apapun, dari lintasan yang tak
terhingga jumlahnya.

Kekurangan Atom Rutherford
Model atom Rutherford ini belum mampu menjelaskan dimana letak
elektron dan cara rotasinya terhadap ini atom.

Elektron memancarkan energi ketika bergerak, sehingga energi atom
menjadi tidak stabil.

Tidak dapat menjelaskan spektrum garis pada atom Hidrogen (H).

Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti
atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengelilingi inti ini
disertai pemancaran energi sehingga lama-kelamaan energi elektron
akan berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati inti dan
jatuh ke dalam inti.

Neils Bohr
Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark
bernama Neils Bohr memperbaiki
kegagalan atom Rutherford melalui
percobaannya tentang spektrum atom
hidrogen. Percobaannya ini berhasil
memberikan gambaran keadaan elektron
dalam menempati daerah disekitar inti
atom.
Model dan Teori Atom Bohr
Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori
klasik dari Rutherford dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan
empat postulat, sebagai berikut:
1. Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu
elektron dalam atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak
stasioner (menetap) elektron dan merupakan lintasan melingkar
disekeliling inti.
2. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap
sehingga tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun
diserap.
3. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan
stasioner lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya
sesuai dengan persamaan Planck, E = hv.
Model dan Teori Atom
Rutherford
4. Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat
tertentu, terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya
momentum sudut merupakan kelipatan dari h/2 atau n h/2 dengan n
adalah bilangan bulat dan h tetapan Planck.
Menurut model atom Bbohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-
lintasan tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi
paling rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar
semakin besar nomor kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya.
Kelebihan Dan Kekurangan
Teori Atom Bohr
Kelebihan

Atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat
berpindahnya elektron.

Kelemahan

Model atom ini adalah tidak dapat menjelaskan efek Zeeman dan efek
Strack.
Sejarah Penemuan Teori
Mekanika Kuantum
Teori Mekanika Klasik

Ilmuan yang berpengaruh yaitu Newton sehingga teori ini lebih dikenal dengan
Hukum II Newton atau Hukum Gerak Newton.

Hukum ini menjelaskan pergerakan suatu materi baik translasi, rotasi ataupun
vibrasi. Namun faktanya, teori ini gagal menjelaskan pergerakan elektron
disebabkan oleh massa yang dimilikinya sangat kecil hingga dapat dianggap tidak
berpengaruh (me = 9, 109. 10-31 kg).
Mekanika Kuantum
Teori Radiasi Benda Hitam

Menurut teorinya, benda hitam merupakan benda yang memiliki kemampuan
untuk menyerap semua cahaya, sehingga radiasi dari benda hitam ini akan
menghasilkan suatu spektrum warna yang kontinyu.

Tetapi fakta eksperimen menyebutkan bahwa, radiasi benda hitam tidak
menghasilkan spektrum cahaya yang terletak pada panjang gelombang pendek.
Fakta ini berusaha dijelaskan melalui teori Hukum Pergeseran Wien dan Hukum
Rayleig-Jeans. Tetapi ternyata, masih belum berhasil dengan baik.

Perilaku benda hitam baru dapat dijelaskan oleh hipotesis Max Plank yang
dikolaborasikan dengan teori Einstein. Max plank menyebutkan bahwa benda
hitam hanya mampu memancar atau menyerap radiasi elektromagnetik dalam
ukuran atau paket-paket kecil sebesar h.

Besarnya ukuran atau paket radiasi yang dihasilkan ini dikenal sebagai Kuantum.
Sedangkan Einstein menyebutkan bahwa radiasi elektromagnetik mempunyai
sifat sebagai partikel, partikel ini disebut foton.


Mekanika Kuantum
Dihasilkan suatu persamaan:











Teori Max Plank-Einstein ini dianggap sebagai tonggak dimulainya pemikiran
Mekanika Kuantum.
Mekanika Kuantum
Teori atom yang menerapkan gagasan persamaan Max plank-Einstein ini yaitu
Teori Atom Bohr. Menurut Bohr elektron bergerak dalam lintasan yang terletak
pada tingkat energi tertentu yang disebut dengan orbit.

Ia juga menyebutkan elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan yang
lain.

Proses perpindahan elektron dari satu lintasan ke lintasan yang lain disebut
dengan eksitasi elektron. Peristiwa ini hanya bersifat sementara.

Masalah baru hadir ketika teori ini tidak dapat digunakan untuk atom yang ber-
elektron banyak, selain itu Bohr juga tidak dapat menjelaskan mengapa elektron
hanya terdapat pada tingkatan-tingkatan energi tertentu saja.
Mekanika Kuantum
Pada perkembangan selanjutnya, seorang ilmuan Fisika yang berasal dari Prancis
Louis de Brouglie berusaha menjelaskan alasan tingkatan energi yang dimiliki
elektron. Ia berpendapat bahwa jika cahaya yang merupakan gelombang memiliki
sifat partikel seperti yang telah dijelaskan Max Plank-Einstein pada fenomena
radiasi benda hitam, maka partikel juga dapat berperilaku seperti gelombang.
Teori ini dikenal dengan nama Dualisme Gelombang-Partikel.

Berkenaan dengan Dualisme Gelombang-Partikel yang berlaku pada elektron,
Werner Heisenberg ahli Fisika asal jerman berpendapat bahwa posisi dan
momentum elektron tidak mungkin dapat ditentukan bersamaan dengan
ketelitian tinggi. Pendapat ini kemudian dikenal dengan Prinsip Ketidakpastian
Heisenberg. Prinsip inilah yang dijadikan dasar pemikiran munculnya Teori
Mekanika Kuantum.


Mekanika Kuantum
Berkaitan dengan dualisme sifat elektron itu, Werner Heisenberg menyimpulkan
suatu keterbatasan dalam menentukan posisi dan momentum elektron dalam
atom, yang dikenal sebagai Asas Ketidakpastian (Uncertainty Principle) pada
tahun 1927. Heisenberg merumuskan Asas Ketidakpastian di Institut Niels Bohr
di Copenhagen, sambil berpikir membuat fondasi matematika untuk Teori Atom
Mekanika Kuntum.

Dualisme gelombang-partikel menyatakan bahwa sebuah objek dapat berperilaku
baik sebagai gelombang maupun partikel. Dalam skala atomik, elektron dapat kita
tinjau sebagai gejala gelombang yang tidak memiliki posisi tertentu di dalam
ruang. Posisi sebuah elektron diwakili oleh kebolehjadian atau peluang terbesar
ditemukannya elektron di dalam ruang.
Mekanika Kuantum
Seperangkat Bilangan Kuantum
Bil. Kuantum
Utama (n)
Bil. Kuantum
Magnetik(m)
Bil. Kuantum Spin
(s)
Bil. Kuantum
Azimuth (l)
Menganalisis Hubungan
Konfigurasi Elektron Dengan
Nomor Atom
Nomor Atom
Suatu atom memiliki sifat yang khas satu sama lain. Dengan penemuan partikel
penyusun aton dikenal istilah nomor atom (Z). Nomor atom menyatakan jumlah
proton, karena atom bersifat netral maka nomor atom juga menyatakan jumlah
elektron. Penulisan lambang atom unsur menyertakan nomor atom dan nomor
massa.
Konfigurasi Elektron
Dalam kimia kuantum, konfigurasi elektron adalah susunan elektron-elektron
pada sebuah atom, molekul, atau struktur fisik lainnya.

Sama seperti partikel
elementer lainnya, elektron patuh pada hukum mekanika kuantum. Secara formal,
keadaan kuantum elektron tertentu ditentukan oleh fungsi gelombangnya, yaitu
sebuah fungsi ruang dan waktu yang bernilai kompleks. Menurut interpretasi
mekanika kuantum Copenhagen, posisi sebuah elektron tidak bisa ditentukan
kecuali setelah adanya aksi pengukuran yang menyebabkannya untuk bisa
dideteksi.
Kongurasi elektron menggambarkan penataan/susunan elektron dalam atom.

Dalam menentukan konfigurasi elektron suatu atom, ada 3 aturan yang harus
dipakai, yaitu:

Aturan Aufbau
Pengisian orbital dimulai dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi
yang tinggi. Elektron mempunyai kecenderungan akan menempati dulu
subkulit yang energinya rendah.

Aturan Pauli
Aturan ini dikemukakan oleh Wolfgang Pauli pada tahun 1926 yang
menyatakan Tidak boleh terdapat dua elektron dalam satu atom dengan
empat bilangan kuantum yang sama.

Aturan Hund
Aturan ini dikemukakan oleh Friedrick Hund Tahun 1930 yang menyatakan
Elektron-elektron dalam orbital-orbital suatu subkulit cenderung untuk
tidak berpasangan.

You might also like