You are on page 1of 11

Objek wisata yang ada di Kintamani adalah: wisata gunung dan

danau Batur. Yang berada pada koordinat 115o 21 859 dan


ketinggian 900 m dpl. Lokasinya berada di Desa Batur,
Kecamatan Kintamani Kabupaten Daerah Tingkat II Bangli.
Sejarah yang menyebutkan mengenai wisata Batur ini berasal dari
cerita rakyat Lontar Kesmu Dewa., Lontar Usana Bali dan Lontar
Raja Purana Batur. Disebutkan bahwa Pura Batur sudah ada sejak
jaman Empu Kuturan yaitu abad X sampai permulaan abad XI.
Luasnya areal dan banyaknya pelinggih-pelinggih maka
diperkirakan bahwa Pura Batur adalah Penyiwi raja-raja yang
berkuasa di Bali, sekaligus merupakan Kahyangan Jagat. Di Pura
Batur yang diistanakan adalah Dewi Danu yang disebutkan dalam
Lontar Usana Bali.
Nama obyek wisata kawasan Batur disesuaikan dengan potensi
yang ada di wilayah teresbut yaitu Gunung Batur dan Danau
Batur. Nama Pura Batur berasal dari nama Gunung Batur yang
merupakan salah satu Pura Sad Kahyangan di emong oleh Warga
Desa Batur. Sebelum meletusnya Gunung Batur pada tahun 1917,
Pura Batur berada di kaki sebelah Barat Daya Gunung Batur.
Akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh letusan Gunung Batur
ini, maka Pura bersama warga desa Batur dipindahkan di tempat
sekarang. Obyek Wisata Kawasan Batur berada pada ketinggian
900 m di atas permukaan laut dengan suhu udaranya berhawa
sejuk pada siang hari dan dingin pada malam hari. Untuk
mencapai lokasi ini dari Ibu Kota Bangli jaraknya 23 km. Selain
wilayah Kintamani, gunung Batur serta danau Batur yang menarik
di wilayah Kintamani ini yaitu tradisi mayat di desa Trunyan.
Desa ini terletak di sebelah danau Batur, sehingga untuk
mencapai kesana harus menyeberang danau Batur. Mayat di desa
Trunyan ini tidak di kubur atau dibakar, melainkan hanya
diletakkan dibawah pohon besar yang diyakini mempunyai
kekuatan sehingga tidak ditimbulkan bau.
a. Kondisi Geologi Gunung berapi aktif dan sangat berpengaruh
di wilayah Kintamani adalah Gunung Batur, geologi Kintamani
juga sangat di pengaruhi dari geologi gunung Batur, gunung Batur
pernah meletus pada tahun 1917, dimana erupsinya megakibatkan
ribuan korban den merusak bangunan- bangunan terutama candi-
candi yang ada di sekitarnya.
Gunung Api Batur memiliki dua kaldera, yaitu kaldera luar
dan kaldera dalam. Pematang kaldera luar berbentuk bulat lonjong
ke arah barat laut sampai tenggara dengan dimensi 13,8 km x 10
km. sementara itu kaldera dalam hampir menyerupai lingkaran
dengan diameter 7 km. Pada bagian tenggara kaldera dalam
terbentuk danau Batur yang berbentuk bulan sabit dengan ukuran
panjang antara 5 - 7 km lebar maksimum 2,5 km.Gejala aktifitas
Gunung Api Batur yang terkaitkan dengan keadaan magma di
bawah permukaan gunung api letusan gunung api, solfatara,
furmalora, mata air, dan kegempaan.

Identifikasi dan daya tarik
Potensi wisata kawasan ini adalah pemandangan
kawasan pegunungan yang sangat unik dan menakjubkan. Setelah
kira-kira 2 jam perjalanan dari Kota Denpasar, kita akan sampai
di kawasan ini, tepatnya di tempat yang disebut Penelokan, yang
sesuai dengan namanya dalam bahasa Bali yang berarti tempat
untuk melihat-lihat merupakan lokasi yang paling strategis untuk
menikmati pemandangan alam di kawasan wisata ini. Penelokan
terletak di Kedisan, salah satu desa di Kec. Kintamani.
Dari Penelokan kita bisa menyaksikan pemandangan
menakjubkan. kombinasi antara Gunung Batur beserta hamparan
bebatuan hitam dengan Danau Batur yang berbentuk bulan sabit
berwarna biru di sebuah kaldera yang oleh wisatawan-wisatawan
dikatakan sebagai kaldera terindah di dunia. Penelokan sudah
mempunyai infrastruktur yang cukup memadai sebagai tempat
wisata, antara lain penginapan maupun restoran.
Dari Penelokan kita mempunyai dua alternatif untuk melanjutkan
perjalanan di Kintamani. pertama kita bisa melanjutkan ke arah
utara menuju Desa Batur. Di desa ini kita bisa berkunjung ke
salah satu pura kahyangan jagat di Bali yang bernama Pura Batur.
pura ini pada awalnya terletak di sebelah barat daya Gunung batur
yang kemudian dipindahkan bersamaan dengan pindahnya warga
desa ke bagian atas.
Alternatif kedua kita bisa turun ke pusat Desa Kedisan untuk
selanjutnya menyeberang melintasi danau ke sebuah desa tua
yang bernama Terunyan. Di Desa Terunyan kita bisa melihat
peradaban Bali kuno yang disebut Bali Aga. di desa ini orang-
orang yang sudah meninggal tidak dikubur tetapi diletakan begitu
saja di bawah sebuah pohon. Mayat-mayat ini tidak mengeluarkan
bau sama sekali.
Lokasi
Obyek Wisata Kawasan Batur terletak di Desa Batur, Kecamatan
Kintamani Kabupaten Daerah Tingkat II Bangli. permukaan laut
dengan suhu udaranya berhawa sejuk pada siang hari dan dingin
pada malam hari. Obyek wisata ini dapat dilalui dengan
kendaraan bermotor, karena lokasi ini menghubungkan Kota
Bangli dan Singaraja. Sedangkan rute obyek, menghubungkan
Obyek Wisata Kawasan Batur dengan Obyek Wisata
Tampaksiring dan Besakih.
Fasilitas
Di obyek wisata Kawasan Batur tersedia tempat parkir, rumah
makan, restoran, penginapan, toilet, wartel, serta warung-warung
minuman dan makanan kecil. Fasilitas angkutan umum dan
angkutan penyeberangan juga tersedia. Beberapa
fasilitas hotel yang bisa menemani liburan Anda di Kintamani
diantaranya adalah Puri Bening Hayato Hotel, The Ayu
Kintamani, Bali Eco Village, Lakeview Hotel & Restaurant,
Segara Hotel dan Restaurant dan sebagainya.

DAMPAK NEGATIF ADANYA PARIWISATA DI
PENELOKAN KINTAMANI
Desa penelokan terletak di kecamatan Kintamani, kabupaten
Bangli. Desa penelokan terkenal dengan objek wisatanya yaitu
Danau Batur, Gunung Batur, Gunung Abang, desa trunyan dari
kejauhan, Toya Bungkah, serta museum Gunung Api Batur.
Gunung Agung kadang terlihat dari Penelokan apabila cuaca
cerah dan tidak tertutup embun.
Mayoritas masyarakat di Penelokan adalah masyarakat berasal
dari Bali. Akibat adanya pariwisata menimbulkan berbagai
keuntungan bagi masyarakat lokal, bagi lingkungan, dan
kehidupan sosial budayanya. Mata pencaharian masyarakat lokal
adalah berkebun, nelayan, berdagang, dan terjun di dunia
pariwisata. Namun di balik sisi keuntungan dari perkembangan
pariwisata, adanya juga sisi kerugiannya. Sisi kerugian itu terjadi
pada sosial-budaya, lingkungan dan bagi masyarakatnya sendiri.
Kondisi kepariwisataan Kintamani kini semakin memprihatinkan.
Kawasan Penelokan Kintamani yang sebenarnya menjadi tujuan
wisata dunia kini kondisinya carut marut. Pedagang beratapkan
terpal berjubel mencaplok wilayah itu, begitu pula dengan
pedagang kaki lima.
Kondisi tersebut diperparah dengan berbagai kasus yang menimpa
pelaku pariwisata di Bali. Akibatnya, jumlah kunjungan
wisatawan ke Kintamani setiap tahunnya terus menurun. Tidak
ingin pariwisata di Kintamani semakin terpuruk, Pemkab Bangli
mulai menyiapkan jurus mencabut SK No 63 tahun 1999 dari
Yayasan Bintang Danu dan diganti dengan SK No 556/67/2008.
Di samping itu, pihaknya ingin membenahi pariwisata Kintamani,
setelah berbagai kasus yang terjadi di objek wisata di daerah
tersebut. Sehingga, citra pariwisata Kintamani nantinya benar -
benar bisa dipulihkan. Pihaknya berjanji akan melibatkan semua
komponen yang ada. Khususnya karyawan YBD akan tetap
dipekerjakan untuk membangun bersama pariwisata di Kabupaten
Bangli.
Berdasarkan data terbaru jumlah wisatawan yang datang ke Bali
hanya 12 persen yang datang ke Kintamani. Padahal pada tahun
1993 jumlah kunjungan wisatawan ke Kintamani pernah
menembus 64 persen.
Pada tanggal 21 februari 2009, kelompok kami berkunjung ke
Kintamani. Ternyata alam yang asri dinodai oleh beberapa pelaku
pariwisata yang kurang peduli dengan kelestariannya. Saat itu
sudah banyak tenda semipermanen yang dibangun di sebelah
utara jalan, tepatnya di pelataran atas Penelokan, masih terlihat
pedagang suvenir (pedagang acung sedikit memaksa menjual
barangnya, dan pengemudi perahu yang ke Desa Trunyan kurang
simpati dalam menawarkan jasanya.
Dampak negatif pariwisata terhadap lingkungan di
Kintamani
Warga Kintamani boleh saja menuntut hak untuk meningkatkan
status Kintamani sebagai salah satu kawasan wisata di Bali, demi
sebuah pemerataan. Namun, alam Kintamani justru terancam
akibat obsesi segelintir masyarakat meraih rupiah dengan
mengeksploitasi alam secara besar-besaran untuk kepentingan
pribadi. Salah satunya sejumlah restoran yang kini dibangun di
sebelah timur sepanjang jalan Penelokan. Pembangunan restoran
itu sulit dibendung, tanpa memikirkan dampak yang bakal
ditimbulkan. Akibatnya, wajah Kintamani dari hari ke hari kian
amburadul.



Pembangunan restoran tanpa memikirkan nasib Kintamani di
masa yang akan datang seolah menjadi sebuah ladang bisnis
menjanjikan. Tak ayal, pemandangan Gunung dan Danau Batur
yang selama ini dikenal sebagai salah satu pemandangan tercantik
di dunia ini terancam tak bisa dilihat dari jalan raya.
Dikhawatirkan, bila hal itu terus dibiarkan masyarakat lokal Bali
mesti singgah ke restoran untuk sekadar ingin menikmati
pemandangan Gunung dan Danau Batur.
Ironis, persoalan pencaplokan lahan yang mengancam
kelangsungan pariwisata Kintamani di masa mendatang itu seolah
tidak mampu untuk dikendalikan. Terbukti pembangunan restoran
terus terjadi tanpa ada yang mampu untuk menghentikannya.
Kasus itu pun semakin klasik, lantaran telah terjadi lebih dari lima
tahun silam. Lucunya, Pemkab Bangli bahkan propinsi justru
tidak bertindak atas kejadian ini. Padahal, sejumlah pejabat terkait
sering hilir mudik lewat di wilayah ini.
Tiang beton yang diperkirakan bakal dipergunakan sebagai
sebuah restoran satu per satu dibangun di atas kemiringan yang
curam dan terjal. Pembangunan itu pun tanpa mempertimbangkan
risiko terjadinya longsor di musim hujan. Sejumlah masyarakat
Bangli mulai khawatir akan hal itu. Terutama risiko terburuk bila
terjadi longsor, apalagi sampai memakan wisatawan. Dapat
menjadi penyebab rusaknya citra pariwisata Kintamani dan Bali
umumnya.
Terdapat juga tenda-tenda semipermanen yang berada di sebelah
utara jalan Penelokan, hal tersebut juga membuat pemandangan
menjadi tidak sedap dipandang mata. negarif lainnya yang
ditimbulkan adalah polusi udara yang disebabkan oleh alat
angkut/transportasi untuk mencari akses ke destinasi, tidak hanya
disebabkan oleh truk-truk yang mengangkut pasir/batu tetapi juga
disebabkan oleh bus-bus pariwisata maupun kendaraan-kendaraan
pribadi.

Dampak Negatif Pariwisata Terhadap Sosial Budaya
Masyarakat
Dengan adanya pariwisata semakin membuat para penduduk lokal
mendapatkan keuntungan dari adanya pariwisata. Hal tersebut
membuat beberapa oknum masyarakat menjadi egois untuk
mendapatkan keuntungan tersebut tanpa peduli dengan kerusakan
yang akan ditimbulkan. Ada beberapa masyarakat yang berprofesi
sebagai pedagang souvenir dan sangat memaksa pengunjung
untuk membeli barang dagangan mereka. Hal tersebut tentu
sangat mengganggu para pengunjung yang ingin menikmati
pemandangan dengan tenang. Kurangnya sopan santun para
pedagang tentu harus diatasi agar tidak menggangu kenyamanan
para pengunjung.
Solusi Permasalahan
Hal tersebut tentu tidak dapat dibiarkan berlarut-larut karena
ibarat penyakit yang sudah kronis tentu akan sangat sulit untuk
disembuhkan. Maka perlu adanya langkah-langkah yang
sebaiknya dilakukan, antara lain :
1. Melarang mendirikan tenda semipermanen di sebelah utara
jalan (pelataran atas Penelokan). Desa adat dilibatkan secara
maksimal dalam pengelolaan tempat ini karena keberadaan
mereka mengganggu keindahan dan kenyamanan wisatanya.
2. Mengelola atau menciptakan manajemen yang lebih
profesional dalam mengelola objek wisata Kintamani. Hal
ini bisa dilakukan dengan mencontoh pengelolaan objek
wisata di Tanah Lot, Bedugul, dan lain-lain.
3. Pemda Bangli membuat kios yang permanen di sebelah
selatan jalan (pelataran atas Penelokan) yang sekarang
sudah dipakai berjualan oleh pedagang buah dan pedagang
makanan/minuman. Penjual dapat menyewa tempat tersebut
dengan harga yang terjangkau.
4. Mengendalikan jumlah pembangunan restaurant di sebelah
timur sepanjang jalan penelokan agar tidak bertambah lagi
sehingga semakin menghalangi pemandangan gunung dan
danau yang indah.
Dampak Perkembangan Wisata di Desa
Secara umum pengembangan pariwisata di suatu daerah, akan
berdampak bagi daerah tersebut baik itu terhadap kondisi alam,
budaya ataupun kondisi dari masyarakat tersebut. Demikian
halnya dengan yang terjadi di Desa Penglipuran. Pengembangan
Desa Penglipuran sebagai Objek dan Daya tarik Wisata di
Kabupaten Bangli, telah memberikan dampak yang secara
langsung bisa dinikmati oleh masyarakat setempat. Namun tidak
semuanya dampak yang diberikan itu bermanfaat bagi
masyarakat, tetapi juga memberikan dampak yang sifatnya
negatif.

Obyek Wisata Kintamani Pulau Bali Yang Indah | Bagi kalian
yang sudah sering atau mungkin pernah mengunjungi pulau
dewata bali, pasti tidak asing dengan nama kintamani. Kintamani
sendiri adalah nama kecamatan yang merupakan kawasan wisata
pemandangan alam yang terletak di kabupaten bangli, Bali.

Kintamani merupakan daerah pertanian dimana sebagian besar
penduduknya bekerja sebagai petani dengan hasil pertanian yang
paling terkenal adalah jeruk, tomat, kol, dan bawang merah.
Kintamani memiliki udara yang segar dan sejuk ditambah dengan
adanya pemandangan gunung dan danau batur yang semakin
membuat tempat ini menjadi tujuan wisatawan mancanegara dan
wisatawan lokal yang berkunjung ke bali. Gunung batur
merupakan pemandangan yang dapat kita lihat saat berada di
kintamani.
Gunung batur sendiri merupakan gunung api yang masih aktif dan
merupakan gunung tertinggi kedua di pulau bali setelah gunung
agung yang berada di besakih. Selain gunung batur, di kintamani
kita juga dapat menikmati indahnya danau batur dengan bentuk
yang unik yaitu berbentuk seperti bulan sabit dengan warna air
yang biru semakin menambah keindahan pemandangan di
kintamani, bahkan banyak wisatawan mancanegara yang
mengatakan danau batur merupakan kaldera terindah didunia. Jika
akan berkunjung ke kintamani, sebaiknya dilakukan pada pagi
atau siang hari karena di daerah kintamani banyak terdapat
restoran yang menyediakan berbagai jenis makanan yang sangat
bervariasi ditambah dengan pemandangan danau dan gunung
batur sehingga kalian dapat menikmati makanan di daerah
kintamani sekaligus menikmati pemandangan yang ada di
kawasan wisata terebut,,


Objek wisata yang ada di Kintamani adalah: wisata gunung dan
danau Batur. Sejarah yang menyebutkan mengenai wisata Batur
ini berasal dari cerita rakyat Lontar Kesmu Dewa., Lontar Usana
Bali dan Lontar Raja Purana Batur. Disebutkan bahwa Pura Batur
sudah ada sejak jaman Empu Kuturan yaitu abad X sampai
permulaan abad XI. Luasnya areal dan banyaknya pelinggih-
pelinggih maka diperkirakan bahwa Pura Batur adalah Penyiwi
raja-raja yang berkuasa di Bali, sekaligus merupakan Kahyangan
Jagat. Di Pura Batur yang diistanakan adalah Dewi Danu yang
disebutkan dalam Lontar Usana Bali.

You might also like