You are on page 1of 17

Disusun oleh :

Luvita Amallia S
Pembimbing :
dr. Endang Triwahyuni, Sp.KK, M.Kes

Kepaniteraan Kulit dan Kelamin
Badan Layanan Umum Daerah
Sekarwangi
2014
Autoimun,
bersifat kronik
dan residif
Bercak eritema
berbatas tegas,
dengan skuama
kasar, berlapis
dan transparan
Disertai
fenomena
tetesan lilin,
Auspitz, dan
Kobner
PSORIASIS ??
Termasuk dalam penyakit
Dermatosis Eritroskuamosa
Djuanda A, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,
edisi keenam, cetakan kedua FK UI. Jakarta
2012: hal 189
laki-laki usia 13 th
bercak putih kemerahan,
bersisik. Bercak terdistribusi di
sikut dan lutut sejak 1 minggu
SMRS. Bercak kadang terasa
gatal,
Lokasi : regio sikut, knee
Effloresensi : eritema, plak,
skuama kasar putih
berlapis-lapis
Status generalisata
dalam batas normal
PSORIASIS
VULGARIS
follow-up
Quo ad vitam : ad bonam
racikan salep topikal dengan isi (kloderma 10 g,
vasselin alba 50 g)dioleskan tiap pagi dan sore,
obat oral diberikan rihest tab satu kali satu.
pada hari selasa tanggal 02
september 2014 dengan keluhan
bercak yang sebelumnya tebal
semakin menipis, tetapi masih
ada rasa gatal. Pasien diberikan
lanjutan terapi dengan obat oral
rihest tab diminum bila gatal satu
kali satu perhari, racikan salep
topikal dengan isi ( salicyl acid 3%,
kloderma 10gr, vasselin alba 50gr ),
dioleskan tiap pagi dan sore.

Insidens lebih
tinggi pada
orang kulit putih
Eropa 3-7 %,
Amerika 1-2%
UMUM
Bisa terjadi pada
semua usia,
khususnya
dewasa
USIA
Insidens pada
pria lebih
banyak
dibanding
wanita
JENIS
KELAMIN
Djuanda A, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi keenam, cetakan kedua
FK UI. Jakarta 2012: hal 190



KASUS
Anak laki-laki usia 13 tahun



TEORI


ETIOLOGI ??
GENETIK : Orang tua dengan psoriasis
faktor risiko meningkat 34-39%
IMUNOLOGIK : Pembentukan epitel dermis
lebih cepat yaitu 3-4 hari
Nickoloff (1998): Psoriasis merupakan
penyakit autoimun
FAKTOR PENCETUS LAIN :
stres psikis, infeksi fokal, trauma, obat,
alkohol, merokok.
Djuanda A, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi keenam, cetakan kedua FK UI. Jakarta 2012: hal 190

KASUS
TEORI
keluhan bercak putih
kemerahan, bersisik,
kadang disertai rasa
gatal

Bercak terdistribusi di
siku kedua tangan dan
lutut kedua kaki.
Tempat predileksinya pada skalp,
perbatasan daerah tersebut dengan muka,
ekstremitas bagian ekstensor terutama siku
serta lutut, dan daerah lumbosakral.
Djuanda A, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi keenam, cetakan kedua FK UI. Jakarta 2012: hal 190

Psoriasis dibagi dalan 7 bentuk klinis:
1. Psoriasis Vulgaris
2. Psoriasis Gutata
3. Psoriasis Inversa (psoriasis fleksural)
4. Psoriasis Eksudativa
5. Psoriasis Seboroik
6. Psoriasis Pustulosa
7. Eritroderma Psoriatik
JENIS PSORIASIS

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi keenam, cetakan kedua FK UI. Jakarta 2012

Psoriasis
Vulgaris
Psoriasis Gutata
Psoriasis Fleksural
Psoriasis Eksudativa Psoriasis Seboroik
Psoriasis
Pustulosa
Eritroderma
Psoriatik
Psoriasis Nails
KASUS TEORI
Diagnosis berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Tidak dilakukan
pemeriksaan penunjang tambahan lain
Laboratorium & Histopatologi
1. Pemeriksaan darah rutin, mencari penyakit infeksi,
pemeriksaan gula darah, kolesterol untuk penyakit
diabetes mellitus.
2. Hiperkeratosis, parakeratosis, akantosis,
papilomatosis dan hilangnya stratum granulosum

Djuanda A, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi keenam, cetakan kedua FK UI. Jakarta 2012: hal 189
Dermatitis
Seboroik
Sifilis stad II
(sifilis psoroasiformis)
Ptiriasis rosea
Biasanya menunjukkan
kulit yang berminyak
tanpa skuama yang
berlapis-lapis.

Skuama berwarna coklat tembaga
dan sering disertai demam pada
malam hari (dolores nocturnal). Lesi
tidak gatal, dapat ditemukan di
telapak tangan dan telapak kaki,
terdapat pembesaran kelenjar getah
bening yang generalista dan tes
serologi untuk sifilis (TSS) positif.

Biasanya berjalan subakut,lesi
berbentuk oval, tepi sedikit
meninggi dan ditutupi
skuama halus. Predileksi
biasanya didaerah badan yang
tertutup pakaian.

KASUS
Pasien diberi terapi berupa
dengan racikan salep topikal
dengan isi (kloderma 10 g,
vasselin alba 50 g), dioleskan
tiap pagi dan sore dan obat
oral diberikan rihest tab satu
kali satu.
TEORI
PENGOBATAN SISTEMIK
1. Kortikosteroid :dapat mengontrol psoriasis,
menurut pengalaman penulis dosisnya kira-kira
ekuivalen dengan prednison 30 mg perhari.
Setelah membaik, dosis diturunkan perlahan-
lahan, kemudian diberikan dosis pemeliharaan.
2. Obat Sitostatik : metroteksat dosisnya 3 x 2,5
mg, dengan interval 12 jam dalam seminggu
dengan dosis total 7,5 mg.
3. Levodopa : dosisnya 2x250mg 3x500 mg.
4. Etretinat (tegison, tigason) dan asitresin
(neotigason)
5. Siklosporin : efeknya ialah imunosupresif.
Dosisnya 6 mg/kgBB sehari.
6. Terapi biologik


PENGOBATAN TOPIKAL
1. Preparat tar : Preparat tar mempunyai efek sebagai antiradang serta dapat menghambat proliferasi
keratinosit.
Dibagi menjadi 3 yaitu :1. fosil, misalnya iktiol 2. kayu, misalnya olium cadini dan olium ruski 3. batubara,
misalnya liantral dan likuor karbonis detergens
2. Kortikosteroid topical : Mempunyai efek anti inflamasi dan anti mitosis. Dipakai kortikosteroid potensi
sedang sampai kuat. Jika telah terjadi perbaikan potensinya dan frekuensinya dikurangi.
3. Anthralin : Mempunyai efek antiinflamasi dan menghambat proliferasi keratinosit. Efek sampingnya
adalah bersifat iritasi dan mewarnai kulit dan pakaian.

Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya
yang bersifat kronik dan residif. Penyakit memiliki
kemungkinan untuk kambuh disarankan untuk rutin
kontrol berobat
Tidak menggaruk kulitnya saat gatal
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Menyarankan pasien untuk menghindari stres
emosional yang dapat memperparah kondisi pasien
PROGNOSIS.....


Prognosis pada kasus ad vitam : ad bonam karena tidak
adanya bukti psoriasis vulgaris mengancam jiwa, tetapi
bersifat kronis dan residif. Belum ada cara yang efektif dan
memberi penyembuhan yang sempurna.

You might also like