You are on page 1of 18

Dr.

SAFYUNI NASWATI, SpKJ


RSJ SEOHARTO HEERDJAN JAKARTA





Tidur merupakan proses aktif yang bersifat
teratur dan berulang
1/3 umur manusia untuk tidur
Fungsi tidur: perbaikan, pengaturan dan
cadangan energi,


Makin bertambah usia seorang waktu tidur makin
berkurang. (Faktor Hormon Melantonin (hormon
pertumbuhan)
Puncak dikeluarkan hormon pada keadaan gelap
Lansia membutuhkan waktu tidur antara 5-6
jam
Fase tidur normal ada 2 : Non Rapid Eye
Movement (NREM) dan Rapid Eye Movement
(REM)
Tidur REM dan NREM secara bergantian dilewati
selama hampir 80-100 menit setiap siklus






Gangguan tidur yang ditandai dengan
sulitnya masuk tidur, mempertahankan tidur
(sering terbangun tengah malam) atau tidak
adanya rasa segar ketika bangun tidur.



Prevalensi insomnia meningkat dengan
bertambahnya umur.

Hasil survey, 40% dari populasi pernah
mengalami insomnia, dan sekitar 10% (atau
28 juta dari 238 juta penduduk Indonesia)
mengalami insomnia yang lebih serius
(tingkat keberulangan atau keparahannya)




Insomnia dibagi dalam:
1. Insomnia Akut :
Transient Insomnia ( 1-3 malam)
Short Term Insomnia (3 malam-1 bulan)
2. Insomnia Kronis (diatas 1 bulan terjadi 4x
dalam seminggu atau setiap malam)


Kondisi Distres
Penurunan kualitas hidup
Penurunan kualitas kesehatan
Penurunan produktivitas
Penurunan konsentrasi
Perburukan memori
Penurunan/Kurang motivasi
Gangguan Mood


Faktor Fisik :
Asma , Gangguan pusat pernafasan, Kram Kaki Malam hari, Nyeri
sendi, Diabetes, Penyakit Jantung, Penyakit lambung, Kelainan
Hormon Tiroid,

Faktor Mental:
Cemas, Depresi, Stres, Marah yang tak tersalurkan (terpendam),
Gangguan Mood, Demensia, Gangguan Jiwa yang berat (Skizofrenia),

Faktor Perilaku:
Terlalu banyak minum kopi, alkohol,coklat atau cola, waktu tidur yang
berubah-ubah

Para peneliti mengemukakan bahwa penderita insomnia kronis lebih
mudah terkena serangan jantung , luka pada maag dan penyakit
saluran pencernaan lainya.




Sulit jatuh tidur
Sering terbangun dari tidur
Sulit tidur lagi setelah terbangun malam hari
Cepat bangun di pagi hari
Ketika bangun, tidak merasa segar,
melainkan lemas, cape/badan terasa pegal-
pegal, lelah.
INSOMNIA PADA LANSIA PALING SERING
TERJADI PADA:

Demensia
Depresi
Cemas/Gangguan Panik
Gangguan Jiwa Berat (Skizofrenia)



Insiden diperkirakan 5-15 % diatas 5 tahun

Dikaitkan dengan:
Delirium
Confusion
Agitasi
Depresi

Non Farmakologi

Farmakologi
Usahakan siklus tidur dalam suatu periode yang
tetap
Membuat tempat tidur senyaman mungkin, dengan
cahaya gelap dan pengaturan temperatur
Hindari alkohol, kafen dan nikotin menjelang tidur
Lakukan olahraga berat di pagi hari atau siang ,
sekurangnya 6 jam sebelum tidur
Gunakan kamar tidur untuk tidur
Dapat melakukan pijatan ringan (massage)
Terapi Relaksasi




Terapi pada penyakit yang mendasarinya

Masalah tidur yg temporer adl lazim pd saat
stres atau menderita penyakit fisik
Kebutuhan tidur sgt bervariasi dan menurun
sesuai dg bertambahnya usia
Perbaikan kebiasaan tidur (tanpa obat tidur)
adl terapi yg plg baik


Kekuatiran ttg tidak bisa tidur, bisa
memperburuk keadaan insomnia
Alkohol dpt menolong untuk me-mulai tidur,
tp dpt menyebabkan tidur gelisah dan
bangun terlalu pagi
Stimulansia (misalnya kafein) dpt
menyebabkan atau memperburuk insomnia


TIDUR MERUPAKAN SUATU KENIKMATAN YANG
DIBERIKAN KEPADA KITA, TETAPI BARU DIHARGAI
KALAU TIDAK DAPAT MENIKMATINYA
Wassalamu Alaikum Wr. Wb.

You might also like