You are on page 1of 7

1

Pengantar Ekonomi Islam



A. Pendahuluan
Islam adalah agama yang abadi dan dinam is. Yang dimaksud
dengan Islam yang abadi adalah segala aturan dan ajaran Islam
tidak akan pernah pudar, maka semua hukum-hukum Islam akan
kekal hingga akhir zaman.
Dan yang dimaksud dengan Islam yang dinamis adalah kebalikan
dari statis. Islam yang dinamika mampu mengaplikasikan aturan-
aturan serta hukum-hukum dengan kondisi zaman yang
mendinamika permasalahan era globalisasi dunia bahkan menjadi
solusi.
Allah berfirman:



Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, telah
Kucukupkan kepadamu nikmatKu dan kuridhai Islam sebagai
agamamu. (QS al-Maidah ayat 3).
Dari Muthalib bin Hanthab: sesungguhnya Rasulullah Saw.
telah bersabda tidak aku tinggalkan sesuatupun dari apa-apa
yang Allah perintahkan kepada kamu, melainkan aku telah
menyampaikannya kepada kalian dan tidak ada satu
laranganpun melainkan aku telah sampaikan kepada kalian.
(HR. as-Syafii dalam kitab ar-Risalah hal. 86/87)
Sudah terbukti bahwa Islam agama yang sempurna mengajarkan
semua aspek kehidupan manusia, dari hal yang terkecil hingga
perkara yang urgen dan diantara perkara yang urgen, Islam juga
mengajarkan perekonomian. Di dalam perekonomian Islam, Islam
mengajarkan tentang nilai-nilai dan aturan sesuai al-Quran dan
Sunnah.

2



B. Pengertian Ekonomi Islam
Menurut Muhammad Abdul Manan ilmu ekonomi Islam (Ekonomi
Syariah) adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-
nilai Islam.
Dalam referensi lain dikemukakan bahwa ekonomi syariah adalah
kumpulan dari dasar-dasar umum ekonomi yang diambil dari Al-
Quran dan Sunnah Rasulullah serta tantangan ekonomi yang
dibangun di atas dasar-dasar tersebut, sesuai dengan berbagai
macam biah (lingkungan) dan setiap zaman.
1

Dapat disimpulkan bahwa ilmu ekonomi Islam adalah ilmu yang
mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur
berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid
sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.

C. Tujuan Ekonomi Islam
Ekonomi Islam mempunyai tiga tujuan, sebagaimana Dr.
Muhammad Rawasi Qalaji dalam bukunya yang berjudul Mabahis
Fil Iqtishad Al-Islamiyah menyatakan bahwa tujuan ekonomi Islam
pada dasarnya dapat dijabarkan dalam 3 hal, yakni:
1. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi dalam Negara
Pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang bersifat
fundamental, sebab dengan pertumbuhan ekonomi
negara dapat melakukan pembangunan. Salah satu
langkah yang dapat dilakukan dalam rangka
menumbuhkan pertumbuhan ekonomi dalam negara
adalah dengan jalan mendatangkan investasi, maka

1
Drs. Ahmad Izzan, M. Ag dan Syahri Tanjung, S. Ag. Referensi Ekonomi Syariah .(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2006). hlm. 32.

3

Islampun mengajarkan pada aspek ini sesuai al-Quran
dan sunnah demi mewujudkan pertumbuhan ekonomi
negara maju dan mensejahtrakan rakyatnya.
2. Mewujudkan sistem distribusi kekayaan yang adil

Dalam pandangan Islam adalah sesuatu yang sudah
menjadi ketentuan bahwa setiap manusia memiliki
kemampuan dan kecakapan yang berbeda-beda. Namun
demikian perbedaan tersebut tidaklah dibenarkan menjadi
sebuah alat untuk mengekspliotasi kelompok lain. Dalam
hal ini kehadiran ekonomi Islam bertujuan membangun
mekanisme distribusi kekayaan yang adil ditengah-tengah
kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, Islam sangat
melarang praktek penimbunan (ikhtikar) dan monopoli
sumber daya alam di sekolompok masyarakat.

3. Mewujudkan kesejahteraan manusia

Terpenuhinya kebutuhan pokok manusia dalam
pandangan Islam sama pentingnya dengan kesejahteraan
manusia sebagai upaya peningkatan spiritual. Oleh sebab
itu, konsep kesejahteraan dalam Islam bukan hanya
berorientasi pada terpenuhinya kebutuhan material-
duniawi, melainkan juga berorientasi pada terpenuhinya
kesejahteraan spiritual-ukhrowi.









4

D. PERBEDAAN SISTEM EKONOMI SOSIALIS, KAPITALIS DAN
ISLAM

1. Sistem Ekonomi Sosialis
Sosialis adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan
kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk
melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan
pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk
mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis
perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas dan
lain sebagainya.
2. Sistem Ekonomi Kapitalis
Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan
kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk
melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi
barang, manjual barang, menyalurkan barang dan lain
sebagainya. Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil
bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan
kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga
pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi.
Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur
nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang
bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-
besarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi untuk
memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara.
3. Sistem Ekonomi Islam
M.A. Manan menyatakan bahwa ekonomi Islam adalah ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi rakyat
yang di ilhami oleh nilai-nilai islam.
2


2
M.A. Manan Teori dan Praktik Ekonomi Islam
5

Sistem ekonomi islam adalah sekumpulan dasar-dasar umum
ekonomi yang di simpulkan dari Al-Quran dan sunnah, dan
merupakan bangunan perekonomian yang di dirikan atas
landasan dasar-dasar tersebut yang sesuai dengan kondisi
lingkungan dan masa.
E. Delapan Prinsip Ekonomi Islam

1. Adl (Keadilan) : mengatur hubungan makhluk yang satu dengan
makhluk yang lainnya agar berimbang dan saling
menguntungkan.

2. Mizan (Keseimbangan) : serta merta dalam hubungan sosial
kemasyarakatan harus mempertimbangkan nilai guna sesuatu
tidak berlebihan baik dari segi pemanfaatannya maupun dari
segi cara mendapatkannya.

3. Wasat (Berkecukupan) : pemakaian energi yang tidak terlalu
berlebihan kaitannya dengan ekonomi, sosial dan keyakina

4. Rahmat : sebagai makhluk yang bermoral dan dibekali akal,
senantiasa menjalin hubungan baik dengan sesama makhluk
Tuhan sebagai rasa syukur kita kepada Tuhan atas karunia dan
anugerah yang telah diberikan kepada kita.

5. Amanah (Bisa Dipercaya) : manusia merupakan makhluk yang
diberi kelebihan oleh Allah SWT. berupa akal pikiran, oleh
karena itu manusia harus bisa menjaga amanah dari Allah
SWT. untuk menjaga kelestarian alam sesudah diambil
manfaatnya

6. Taharah (Kesucian hati dan tubuh) : kebersihan lingkungan
merupakan cermin dari kebersihan hati dan jiwa seseorang.
Oleh karena itu alam yang kita singgahi ini harus benar-benar
terjaga kebersihannya dari setiap derap langkah manusia yang
menggunakannya, sehingga cerminan tersebut dapat
diwujudkan terhadap kecintaan kita terhadap Allah sang
pencipta.
6


7. Haq (Kebenaran) : tiap makhluk hidup berhak untuk dapat
menikmati hidupnya di alam semesta ini dengan tidak saling
merusak satu sama lainnya

8. Ilm Nafi (Ilmu Pengetahuan yang berguna) : karena manusia
yang paling sempurna diantara ciptaan Allah lainnya, maka
sewajarnya memanfaatkan ilmu pengetahuan yang dimiliki
terhadap hal-hal yang saling menguntungkan bagi semua
makhluk hidup di muka bumi ini.


F. Keunggulan Ekonomi Islam

1. Rabaniyatul Mashdar, yaitu ekonomi Islam bersumber dari
Allah taala maka hukum hukumnyapun tetap abadi hingga hari
akhir sebagaimana al-Quran yang abadi.

2. Rabbaniyatul Mal, yaitu ekonomi Islam adalah mencari
keridhoan Allah, seorang muslim mengetahui bahwa hartanya
adalah milik Allah dan senantiasa mencari ridho Ilahi.


3. .Aturan yang solid, ekonomi Islam adalah hokum-hukum Allah,
maka ekonomi Islam ini sempurna dan tidak ada kekurangan.

4. .Dimensial, artinya ekonomi Islam bisa diterapkan di berbagai
zaman.

5. Adil bagi individual dan halayak .
cukup dari itu semua kita lihat krisis yang terjadi pada tahun
1998 telah memberikan pelajaran yang berharga bagi kita
semua. Krisis tersebut berdampak pada sektor perbankan
dimana debitur mengalami ketidakmampuan untuk
mengembalikan dana pinjaman karena suku bunga melambung
tinggi. Kondisi ini mengakibatkan goncangan pada sistem
manajemen moneter perbankan konvensional.
7

Kemunculan ekonomi syariah bukanlah berasal dari sikap
reaksioner terhadap fenomena ekonomi konvensional. Awal
keberadaannya sama dengan awal keberadaan Islam di muka
bumi ini, karena ekonomi syariah merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari Islam sebagai sistem hidup.
Dalam sistem ekonomi syariah kita mengenal prinsip jual beli
(Murabahah, Salam, Istisna), bagi hasil (Mudharabah,
Musyarakah), dan sewa (ijarah, IMBT). Dalam implementasinya
pun juga diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah yang
merupakan kepanjangan tangan dari Dewan Syariah Nasional
selaku otoritas yang mengeluarkan fatwa yang menjadi dasar
pijakan bagi lembaga keuangan syariah dalam menjalankan
usahanya.
Dari sudut pandang emosional, mengamalkan ekonomi syariah
berati mewujudkan seorang muslim yang kaffah karena syariah,
akhlak, dan akidah merupakan tiga ajaran pokok dalam islam.
mengamalkan sistem ekonomi syariah memberikan keuntungan
bagi seseorang dalam bentuk kepatuhan hambanya terhadap
perintah-perintah Allah Swt. Salah satu perintah Allah Swt
adalah bermuamalah dengan meninggalkan konsep riba.
Surat Al-Quran. Surat Al- Baqarah ayat 275 menjelaskan :
Orang-orang yang memakan (mengambil) riba itu tidak dapat
berdiri betul melainkan seperti berdirinya orang yang dirasuk
Syaitan dengan terhoyong-hayang kerana sentuhan (Syaitan)
itu. Yang demikian ialah disebabkan mereka mengatakan:
"Bahawa sesungguhnya berjual beli itu sama sahaja seperti
riba". Padahal Allah telah menghalalkan berjual beli (berniaga)
dan mengharamkan riba. Oleh itu sesiapa yang telah sampai
kepadanya peringatan (larangan) dari Tuhannya lalu ia berhenti
(dari mengambil riba), maka apa yang telah diambilnya dahulu
(sebelum pengharaman itu) adalah menjadi haknya, dan
perkaranya terserahlah kepada Allah. Dan sesiapa yang
mengulangi lagi (perbuatan mengambil riba itu) maka mereka
itulah ahli neraka, mereka kekal di dalamnya.

You might also like