You are on page 1of 33

TUGAS KELOMPOK

POPULASI DAN SAMPEL


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Statistik Semester 2 Tahun 2014
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Uniersitas Di!onegoro
Disusun oleh "
#ahra Maharani $ 220%011%12001&
Farah 'dit(a 220%011%1200)4
Ismi Sa*itri +uraini 220%011%1400&,
-etno Tri .ulandari 220%011%1%0122
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
A. PENGERTIAN POPULASI DAN SAMPEL
Kata populasi (population/universe) dalam statistika merujuk pada
sekumpulan individu dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam
suatu penelitian (pengamatan). Populasi dalam statistika tidak terbatas pada
sekelompok orang, tetapi juga binatang atau apa saja yang menjadi perhatian
kita. Misalnya populasi bank swasta di Indonesia, tanaman, rumah, alatalat
perkantoran, dan jenis pekerjaan.
!anyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran
populasi. "kuran populasi ada dua# $) populasi terhingga (%inite population),
yaitu ukuran populasi yang berapa pun besarnya tetapi masih bisa dihitung
(&ountable). Misalnya populasi pegawai suatu perusahaan' () populasi tak
terhingga (in%inite population), yaitu ukuran populasi yang sudah sedemikian
besarnya sehingga sudah tidak bisa dihitung (un&ountable). Misalnya
populasi tanaman anggrek di dunia.
In%ormasi tentang populasi sangat diperlukan untuk menarik kesimpulan.
!ila kita dapat mengobservasi keseluruhan individu anggota populasi, kita
akan mendapatkan besaran yang menyatakan karakteristik populasi yang
sebenarnya' dalam statistika disebut parameter. )engan demikian parameter
adalah suatu nilai yang menggambarkan &iri/karakteristik populasi. Parameter
merupakan suatu nilai yang stabil karena diperoleh dari observasi terhadap
seluruh anggota populasi. !iasanya dilambangkan dengan huru%huru%
*unani. Misalnya# +atarata populasi dilambangkan dengan , (ba&a# myu).
-ika kita mengamati seluruh populasi berarti kita melakukan sensus.
)ari beberapa literature atau pendapat para ahli, dapat disimpulkan
bahwa populasi atau disebut juga universe adalah sekelompok individu atau
objek yang memiliki karakteristik sama, seperti kelompok individu di
masyarakat yang mempunyai umur, seks, pekerjaan, status sosial yang
sama, atau objek lain yang mempunyai karakteristik yang sama ($) seperti
golongan darah ., !, .!, dan /. Pengertian populasi tidak hanya berkenaan
dengan 0siapa0 tetapi juga berkenaan dengan apa.
1edangkan sampel sendiri adalah merupakan sebagian ke&il dari
populasi atau objek yang memiliki karakteristik sama yang bisa mewakili
suatu populasi. ($) Kerja statistik melalui sampel dimungkinkan dengan
alasan# keterbatasan biaya, waktu dan tenaga. !anyaknya anggota suatu
sampel disebut ukuran sampel, sedangkan suatu nilai yang menggambarkan
&iri sampel disebut statistik. 1ampel diharapkan bisa mewakili populasi,
karena itu sampel dibagi dua, yaitu sampel representati% dan sampel
nonrepresentati%. 1ampel representati% adalah sampel yang bisa mewakili
keadaan populasinya, dan sampel nonrepresentati% adalah sampel yang tidak
dapat mewakili populasinya. )engan demikian sebagai penduga parameter
ada dua kemungkinan nilai statistik yang diperoleh, yaitu persis sama dengan
parameternya atau tidak sama (lebih besar atau lebih ke&il).
SOAL:
$. .pakah perbedaan populasi dan sampel2
(. -elaskan dua ma&am ukuran populasi beserta &ontohnya3
4. .pa yang dimaksud sampel representati%2
JAWABAN DAN PEMBAHASAN#
$. Populasi atau disebut juga 5universe6 adalah sekelompok individu atau
objek yang memiliki karakteristik sama, seperti kelompok individu di
masyarakat yang mempunyai umur, seks, pekerjaan, status sosial yang
sama, atau objek lain yang mempunyai karakteristik yang sama seperti
golongan darah ., !, .!, dan /. 1edangkan sampel sendiri adalah
merupakan sebagian ke&il dari populasi atau objek yang memiliki
karakteristik sama yang bisa mewakili suatu populasi.
(. $) populasi terhingga (%inite population), yaitu ukuran populasi yang
berapa pun besarnya tetapi masih bisa dihitung (&auntable). Misalnya
populasi pegawai suatu perusahaan.
() populasi tak terhingga (in%inite population), yaitu ukuran populasi yang
sudah sedemikian besarnya sehingga sudah tidak bisa dihitung
(un&ountable). Misalnya populasi tanaman anggrek di dunia.
4. 1ampel representati% adalah sampel yang bisa mewakili keadaan
populasinya.
B. KONSEP DASAR PENGAMBILAN SAMPEL
)alam survey opini publi&, sangat penting untuk mengetahui se&ara jelas
terlebih dahulu siapa populasi kita. Kesalahan dalam menentukan populasi,
akan berdampak pada kesalahan dari sampel yang dihasilkan. 1ebagus
apapun teknik penarikan sampel yang kita pakai, hasilnya akan bias kalau
sejak awal kita salah dalam menentukan populasi.
Pengenalan konsepkonsep dasar penarikan sampel merupakan hal
penting agar dapat mengurangi terjadinya kesalahan dalam menentukan
populasi dan terjadinya bias.
Konsepkonsep dasar penarikan sampel adalah # populasi, populasi
sasaran, elemen unit sampel, dan kerangka sampel. (()
1. Elemen
7lemen adalah unit yang akan diteliti dan menjadi dasar dari analisis.
)laam penelitin survey, elemen ini umumnya adalah orang misalnya,
penduduk, mahasiswa, pasien, buruh. 7lemen berupa orang inilah yang
akan kita teliti (diwawan&arai) dan menjadi dasar kita dalam melakukan
analisis. Misalnya, survey kita mengenai kondisi upah buruh, yang
menjadi elemen dari survey adalah para buruh. Mereka inilah yang
nantinya akan diwawan&arai.
2. Populasi
Populasi adalah semua bagian atau anggota dari objek yang akan
diamati. Populasi bisa berupa orang, benda, objek, peristiwa, atau
apapun yang menjadi objek dari survey kita. Populasi tidak terlalu sama
dengan penduduk# orang yang tinggal di wilayah geogra%is tertentu.
8angkah awal yang harus dilakukan pertama kali oleh peneliti ketika
membuat survey adalah menentukan siapa populasi dari survey.
Populasi ditentukan oleh topi& atau tujuan survey. -ika kita ingin
membuat survey mengenai rasa aman masyarakat 1emarang maka
populasi survey adalah masyarakat 1emarang. -ika topi& survey adalah
perkelahian (tawuran) dikalangan pelajar 1emarang maka populasi kita
bukan lagi warga 1emarang melainkan pelajar 1emarang.
Populasi juga harus relevan dengan ujuan atau topi& survey.
Ilustrasinya demikian, kita ingin mengetahui berapa harga satu kilo jeruk
yang ada di pasar 9. yang menjadi populasi adalah harga jeruk tiaptiap
pedagang yang ada di pasar yang harus dilakukan peneliti adaah
mendata harga jeruk dari semua pedagang yang ad adi pasar. 1urvey
kita akan keliru kalau yang kita lakukan adalah men&i&ipi rasa jeruk.
:eknik lain untuk menentukan populasi adalah dengan merumuskan
generalisasi yang ingin kita buat. (() /bjek atau bagian mana yang
hendak kita generalisasi2 Misalnya, survey mengenai kesadaran hukum.
Kita harus menilai terlebih dahulu, pendapat siapa yang ingin diketahui
mengenai kesadaran hukum2 .pakah kita ingin menggambarkan
kesadaran hukum masyarakat ataukah aparat hukum2 -awaban
pertanyaan ini berkaitan dengan populasi. -ika kita ingin memperoleh
gambaran pendapat masyarakat maka populasi survey adalah
masyarakat umum. .kan tetapi, jika kita ingin mengetahui lebih spesi%ik
soal aparat hukum maka yang menjadi populasi adalah dari pekerja
hukum, seperti polisi, jaksa, penga&ara, dan hakim.
3. Populasi sasaran
Populasi adalah konsep abstrak, tidak bisa ditunjuk se&ara langsung.
.gar lebih operasional (bisa dihitung, bisa diukur), populasi haruslah
dide%inisikan se&ara jelas dan spesi%ik. Populasi yang sudah
dide%inisikan ini disebut sebagai populasi sasaran (target population).
)alam populasi sasaran, peneliti harus menjelaskan se&ara spesi%ik
batasan dan de%inisi dari populasi yang dipakai.
Ilustrasinya demikian# kita ingin meneliti bagaimana rasa buah jeruk
dalam satu pasar. Populasi dalam survey ini adalah semua jeruk dalam
satu pasar. Kita harus mende%inisikan se&ara jelas, jeruk mana yang
akan kita hitung sebagai populasi2 .pakah semua jeruk asal Indonesia
ataukah juga termasuk jeruk import. .pakah semua jeruk yang ada di
pasar selama seminggu, ataukah semua jeruk tanpa melihat kapan jeruk
itu dating, dan seterusnya. ;asil dari de%inisi itu yang kita sebut sebagai
populasi sasaran.
Ketika merumuskan populasi sasaran, ada dua aspek yang harus
diperhatikan oleh peneliti. Pertama, populasi sasaran apa yang kita
ambil sangat tergantung pada tujuan dari survey. )ari tujuan survey itu
kita bisa merumuskan dengan benar target populasi apa yang ingin kita
%okuskan dalam survey. Kedua, dalam populasi sasaran, peneliti juga
harus mende%inisikan kriteria dari elemen yang akan dimasukkan dalam
populasi sasaran.
1elain kedua aspek di atas, populasi sasaran juga harus
mempertimbangkan akses untuk menjangkau populasi. Idealnya, peneliti
bisa menentukan populasi sasaran sesuai dengan tujuan survey. .kan
tetapi, peneliti juga harus mempertimbangkan dengan &ermat kesulitan
kesultan yang mungkin timbul dalam penelitian.
4. Unit Sampel
"nit sampel adalah elemen yang menjadi dasar dalam penarikan
sampel. )alam penarikan sampel yang sederhana (satu tahap), unit
sampel ini identik dengan elemen. Misalnya, kita membuat survey
mengenai buruh pabrik dan sampel langsung ditarik dari nama semua
buruh yang ada. "nit sampel dalam survey ini adalah buruh. :etapi,
jika peneliti memilih terlebih dahulu perusahaan, dan baru dari
perusahaan itu diambil sampel buruh maka yang menjadi unit sampel
dalam survey ini adalah perusahaan.
5. Kerangka Sampel
1etelah target populasi ditentukan, peneliti haurs mambuat kerangka
sampel yang lebih operasional. Kerangka sampel enjamin semua
anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih
sebagai sampel. Kernagka sampel ditentukan oleh populasi sasaran
yang sudah dibuat.
.da tiga karakteristik kerangka sampel yang baik#
a. Komprehensi. Kerangka sampel disebut komprehensi% jika
kerangka sampel itu memasukkan semua anggota populasi
sasaran. Kerangka sampel itu memasukkan satu demi datu
anggota dari populasi sasaran. )a%tar nama mahasiswa di satu
perguruan tinggi adalah salah satu &ontoh kerangka sampel
yang komprehensi%.
b. Pro!"!i#i$"s. Kerangka sampel yang baik juga harus
menjamin setiap anggota yang masuk dalam da%tar itu
mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai
sampel. Ini berarti tidak noleh ada satu orang yang ter&atat
lebih dari sekali.
&. Eisien. Kerangka sampel yang baik juga harus e%isien<
mudah didapatkan dan tidak membutuhkan biaya dan tenaga
besar untuk mendapatkannya.
Populasi, populasi sasaran dan kerangka sampel adalah rangkaian yang
tidak terpisahkan. 1ebelum peneliti menentukan teknik penarikan sampel
yang akan diambil, aspek tersebut harus jelas terlebih dahulu. =ambar
mengilustrasikan rangkaian dan hubungan antara populasi, populasi sasaran
dan kerangka sampel.
%. METODE PENGAMBILAN SAMPEL
.da beberapa alasan mengapa pengambilan sampel itu perlu (4), yaitu#
1. Adanya unit elementer yang banyak
Penelitian pada suatu populasi berarti menyangkut semua anggota
populasi dan itu berarti menyangkut keterlibatan orang dalam jumlah
banyak. .pabila peneliti harus melakukan perlakuan pada setiap
orang di suatu populasi, maka akan membutuhkan dan
menghabiskan waktu dan dana yang banyak, apalagi jika
menggunakan populasi kota atau negara. Maka dari itu, perlu
dilakukan pengambilan sampel, menggunakan orangorang tertentu
saja yang representati% terhadap populasi keseluruhan.
2. Adanya populasi yang omogen
Populasi yang homogen menunjukkan bahwa anggotaanggota
populasi memiliki &iri&iri yang ratarata mirip atau bahkan sama. /leh
karena itu, tidak perlu diberikan perlakuan pada setiap anggota
populasi tersebut, karena hasilnya akan sama. )engan menggunakan
sampel beberapa orang, hasil akan tetap representati% walau tidak
semua anggota populasi diberi perlakuan.
3. !engemat tenaga" biaya" dan #aktu
4. Akurasi pengukuran atau pemeriksaan
)alam melakukan penelitian, peneliti atau enumerator memiliki batas
dalam mendapatkan data yang akurat. Pengambilan data dari orang
yang banyak akan menyebabkan peneliti &epat lelah, sehingga
subjeksubjek yang diberi perlakuan pada akhir hari tidak dapat
memberikan data yang valid atau peneliti tidak bisa men&atat data
yang valid karena lelah. )engan demikian, semakin sedikit subjek
penelitian, semakin baik, dan pengambilan sampel mendukung hal
itu.
5. Keman$aatan
Pengambilan sampel dapat menjadikan hasil penelitian lebih ter%okus
sehingga keman%aatannya untuk bahasan yang diteliti akan lebih
terasa pula.
1e&ara umum pengambilan sampel dapat dilakukan dengan &ara a&ak
(random sampling) atau tanpa a&ak (nonrandom sampling). (>)
Pengambilan sampel a&ak dilakukan se&ara objekti% sedemikian rupa
sehingga probabilitas setiap unit sampel diketahui, sedangkan pengambilan
sampel tanpa a&ak dilakukan sedemikian rupa sehingga probabilitas setiap
unit sampel tidak diketahui dan %a&tor subjekti% memegang peran penting.
/leh karena itu, pengambilan sampel tanpa a&ak ini, walaupun dilakukan
sedemikian rupa sehingga mempunyai tingkat kewakilan yang tinggi, tetap
tidak dapat devaluasi se&ara objekti%.
+andom sampling yang akan diuraikan adalah sebagai berikut#
$. Pengambilan sampel a&ak sederhana (simple random sampling)
(. Pengambilan sample a&ak strati%ikasi (strati%ied random sampling)
4. Pengambilan bertahap (multistage random sampling)
>. 1istematik (systemati& random sampling)
?. Kelompok (&luster random sampling)
@. Probability proportionate to siAe (pps)
Bon random sampling yang akan diuraikan adalah sebagai berikut#
$. Pengambilan sampel seadanya (a&&idental sampling)
(. !erjatah (Cuota sampling)
4. !erdasarkan pertimbangan (purposive sampling)
Pengambilan sampel tanpa a&ak ini digunakan bila kita ingin mengambil
sampel yang sangat ke&il pada populasi yang besar karena dengan &ara
apapun tidak mungkin mendapatkan sampel yang dapat menggambarkan
keadaan populasinya, bahkan mungkin dengan pengambilan sampel tanpa
a&ak akan menghasilkan bias yang lebih ke&il dibandingkan dengan
pngambilan sampel se&ara a&ak.
"& Pen'"m!i#"n s"mpe# "(") se*erh"n" +simp#e r"n*om s"mp#in'&
Pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit dasar
(individu) mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai
sampel.
Dara ini merupakan &ara yang paling sederhana dan dalam praktik
jarang digunakan se&ara tunggal terutama saat pengambilan sampel pada
populasi yang besar. Dara ini mempunyai arti yang sangat penting karena
pengambilan sampel a&ak sederhana merupakan dasar dari &ara
pengambilan sampel yang lain. (>)
%on$oh:
1ebuah populasi yang terdiri dari $( orang dan disusun dalam bentuk
abjad ., !,D ,), 7, E, =, ;, I, -, K, 8. !ila dari populasi tersebut diambil (
org sebagai sampel maka akan diperoleh kombinasi sbb#
.! .D .) .7 .E .= .; .I .- .K .8 !D !) !7 !E != !; !I !- !K !8
D) D7 DE D; dan seterusnya sebanyak @@ buah kombinasi sampel.
!erdasarkan kombinasi tersebut, . mempunyai peluang untuk diambil
sebagai sampel sebanyak $$ kali, demikian pula dengan !, D, ), 7, dst.
)engan demikian, setiap unit mempunyai peluang sebesar $$/@@ atau
$/@. 1e&ara umum, bila diambil sampel sebanyak n dari populasi B maka
peluang setiap unit untuk diambil sebagai sampel adalah n/B
i. Keuntungan
$. Ketepatan yang tinggi dan setiap unit sampel mempunyai
probabilitas yang sama untuk diambil sebagai sampel
(. 1ampling error dpat ditentukan se&ara kuantitati%
ii. Kerugian
!ila tidak terdapat da%tar unit dasar (sampling %rame) dan populasi
yang tersebar atau populasi yang sangat luas dengan prasarana
jalan yang tidak menunjang, maka pengambilan sampel a&ak
sederhana sulit dilaksanakan atau membutuhkan tenaga, waktu,
dan biaya yang sangat besar.
Pelaksanan pengambilan sampel a&ak sedeerhana dapat dilakukan
dengan dua &ara tergantung besarnya populasi.
Pada pengambilan sampel a&ak sederhana dengan populasi ke&il
dapat dilakukan dengan lotere dengan &ara#
$. )ibuat da%tar semua unit sampel, disusun dan diberi nomor se&ara
berurutan
(. 1emua unit sampel ditulis pada gulungan kertas atau kepingan
dengan bentuk dan ukuran serta warna yang sama kemudian
dimasukkan kedalam kotak dan diaduk sampai rata
4. =ulungan kertas atau kepingan dimbil sesuai dengan jumlah sampel
yang diinginkan kemudian di&o&okkan dnegan nomor urut da%tar unit
sampel.
Pengambilan sampel a&ak sederhana dengan populasi besar
dilakukan dengan menggunakan table bilangan random sampling dengan
&ara sebagai berikut#
$. :entukan besarnya populasi studi
(. !uat da%tar unit sampling (sampling %rame)
4. 1emua sampling unit diberi nomor urut agar mudah dalam
men&o&okkan
>. Pengambilan sampel pertama, tentukan sembarang angka yang
terdapat pada tabel nomor random kemudian ambil kolom
sebelahnya yang sesuai dengan banyaknya digit populasi. Misalnya,
besarnya populasi FGG diambil 4 kolom lalu urutkan ke bawah
sampai jumlah sampel yang diinginkan
?. !ila diperoleh angka yang kebih besar dari populasi maka angka
tersebut tidak digunakan. )emikian pula bila memperoleh angka
yang sama dua kali maka satu angka tidak diperlukan.
!ila tidak mempunyai tabel nomor random, pengambilan sampel
dapat dilakukan dengan menggunakan gulungan kertas yang ditulis dari G
sampai dengan H atau disesuaikan dengan besarnya populasi kemudian
diambil sesuai dengan jumlah digit.
%on$oh :
Pada populasi sebesar FGG maka gulungan kertas ditulis mulai dari G
sampai dengan F dan diambil tiga digit.
Dara pengambilan, untuk digit pertama mulamula gulungan kertas
diambil satu dan angka yang terdapat pada gulungan kertas ditulis.
1elanjutnya, gulungan kertas dikembalikan lagi lalu kita ambil lagi satu
gulungan kertas untuk digit kedua dan hasilnya ditulis kemudian untuk
pengambilan digit ketiga dilakukan sama seperti pada pengambilan digit
pertama dan kedua atau diambil 4 sekaligus.
!ila terdapat angka yang lebih besar daripada besarnya populasi maka
tidak digunakan. Kegiatan ini dilakukan terus sampai jumlah sampel yang
diinginkan.
!& Pen'"m!i#"n S"mpe# A(") *en'"n Men'',n")"n S$r"$" +S$r"$iie*
R"n*om S"mp#in'&
!ila pengambilan sampel dilakukan dengan membagi populasi menjadi
beberapa strata, dimana setiap strata adalah homogen, sedangankan
antar strata terdapat si%at yang berbeda kemudian dilakukan pengambilan
sampel pada setiap strata. Dara pengambilan sampel demikian disebut
pengambilan sampel a&ak dengan strati%ikasi.
)ibagi menjadi (#
$. Penarikan sampel s$r"$" proporsion"# # dipakai apabila besarnya
sampel yang ditarik dari masing masing strata sebanding dengan
besarnya strata dalam populasi
(. Penarikan sampel s$r"$" non-proporsion"# # digunakan jika jumlah di
salah satu strata yang terlalu sedikit atau terlalu besar
i. Keuntungan
Ketepatan yang lebih tinggi dengan simpangan baku yang lebih
ke&il dibandingkan dengan pengambilan sample a&ak sederhana.
:erutama bila pengambilan sampel dilakukan se&ara proporsional
ii. Kerugian
$. Kita harus mengetahui kondisi populasi yang sering tidak
diketahui agar dapat dilakukan strati%ikasi dengan baik
(. 1ulit untuk membuat kelompok yang homogeny
!erikut &iri&iri pengambilan sampel a&ak dengan memakai strata (>)#
1
$. )eviasi standar lebih ke&il dibandingkan dengan pengambilan
sampel a&ak sederhana. ;al ini dapat terjadi bila pengelompokkan
dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam suatu kelompok
mempunyai perbedaan yang seke&il mungkin, sedangkan
perbedaan antarkelompok yang sebesar mungkin dan pengambilan
sampel dilakukan se&ara proporsional
(. Pengambilan sampel a&ak dengan menggunakan strata akan lebih
e%ekti% bila dalam distribusi populasi terdapat nilai ekstrem yang
dapat dikelompokkan tersendiri
4. 1etiap unit mempunyai peluang yang sama untuk diambil sebagai
sampel hingga perkiraan yang dihasilkan tidak bias.
%on$oh:
Misalkan seorang direktur rumah sakit ingin mengetahui prestasi kerja
dokter dan diukur berdasarkan kepatuhan dalam menggunakan prosedur
tetap dalam memberikan pelayanan kepada penderita. "ntuk itu, $(
orang dokter sebagai populasi dibagi menjadi > kelompok berdasarkan
prestasi kerja tahun lalu. Masingmasing kelompok terdiri dari 4 orang
dengan prestasi kerja yang hampir sama dan terdapat perbedaan antar
kelompok kemudian pada setiap kelompok diambil seorang sebagai
sampel hingga diperoleh sampel sebanyak > orang. )engan &ara
demikian akan diperoleh F> kombinasi.
!ila pada kondisi tersebut dilakukan pengambilan sampel dengan
a&ak sederhana maka akan diperoleh sebanyak >H? kombinasi. Ini berarti
bahwa dengan menggunakan pengambilan sampel a&ak dengan
menggunakan strata, kombinasi akan berkurang >$$ atau F>I kombinasi
yang tidak memperoleh peluang untuk diambil sebagai sampel. Bamun,
karena pada pengambilan sampel a&ak dan strati%ikasi setiap unit
mempunyai peluang yang sama maka hasilnya tidak akan menimbulkan
bias.
)ari perhitungan diperoleh simpangan baku yang lebih ke&il pada
pengambilan sampel a&ak dengan menggunakan strata yang dilakukan
se&ara Proportionate 1trati%ied 1imple +andom 1ampling dibandingkan
dengan pengabilan sampel a&ak sederhana. Ini berarti bahwa
Proportionate 1trati%ied 1imple +andom 1ampling mempunyai ketepatan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan simple random sampling.
(& Pen'"m!i#"n S"mpe# A(") Ber$"h"p +M,#$is$"'e R"n*om S"mp#in'&
Dara ini merupakan salah satu model pengambilan sampel se&ara
a&ak yang pelaksanaannya dilakukan dengan membagi populasi menjadi
2
beberapa %raksi kemudian diambil sampelnya. 1ampel %raksi yang
dihasilkan dibagi lagi menjadi %raksi%raksi yang lebih ke&il kemudian
diambil sampelnya. Pembagian menjadi %raksi ini dilakukan terus sampai
pada unit sampel yang diinginkan. "nit sampel pertama disebut Primry
sampling "nit (P1").
P1" dapat berupa %raksi besar atau %raksi ke&il. Pengambilan sampl
a&ak bertingkat ini biasanya digunakan bila kita ingin mengambil sampel
dengan jumlah yang tidak banyak pada populasi yang besar.
i. Keuntungan
Pada pengambilan sampel a&ak bertahap dengan P1" besar
akan diperoleh keuntungan sebagai berikut (>)#
$. Jarians yang relati% ke&il untuk biaya setiap unit
(. Kontrol terhadap kesalahan nonsampling mejadi lebih baik
4. Penelitian ulang membutuhkan biaya yang relative ke&il
>. Kontrol terhadap liputan penelitian lebih mudah dilakukan
Pengambilan dengan P1" ke&il mempunyai ketepatan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan P1" besar karena populasi dibagi
menjadi %raksi%raksi ke&il yang banyak jumlahnya hingga
pengambilan sampel dapat dilakukan se&ara merata pada seluruh
populasi.
ii. Kerugian
Pada P1" besar, penggambaran terhadap populasi kurang
baik, sedangkan dengan P1" ke&il hanya dapat dilakukan bila
individu dalam populasi tidak tersebar dan transportasi mudah.
%on$oh :
$. Pengambilan sampel a&ak bertahap menggunakan P1" ke&il
Misalnya, akan diadakan penelitian tentang pola peman%aatan
sarana pelayanan kesehatan oleh penduduk sebuah kota. )i sini,
kota tersebut merupakan populasi studi dengan +: sebagai unit
sampel dan kelurahan sebagai P1". )ari jumlah P1" tersebut
diambil sampel dengan &ara a&ak sderhana kemudian sampel
kelurahan dibagi menjadi +K dan diambil sampelnya.
1elanjutnya, dari sampel +K diambil +: dan semua penduduk
dewasa dalam +: tersebut merupakan sasaran penelitian.
(. Pengambilan sampel a&ak bertahap menggunakan P1" besar
!ila kita gunakan &ontoh diatas maka kota dibagi menjadi >
bagian atau > wilayah yang dianggap sebagai P1" dan se&ara
a&ak diambil satu sebagi sampel. P1" sampel kemudian dibagi
menjadi ke&amatan, kemudian ke&amatan sampel dibagi lagi
%
menjadi kelurahan, sampel kelurahan dibagi lagi menjadi +K, dan
dari sampel +K diambil sampel +: dan seluruh penduduk
dewasa dalam sampel +: tersebut diteliti.
*& Pen'"m!i#"n S"mpe# A(") Sis$em"$i) +S.s$em"$i( R"n*om
S"mp#in'&
Pengambilan sampel a&ak sistematik ialah apabila pengambilan
sampel a&ak dilakukan se&ara berurutan dengna interval tertentu. (>)
!esarnya interval (i) dapat ditentukan dengan membagi populasi (B)
dengan jumlah sampel yang diinginkan (n) atau I / N0n.
i. Keuntungan
Pengambilan sampel a&ak sistematik mempunya beberapa
keuntungan#
$. 1ampling %rame tidak mutlak dibutuhkan karena da%tar responden
dapat dilakukan bersamaan dengan pengambilan sampel.
(. Dara ini relati% mudah dan dapat dilakukan oleh petugas
lapangan.
4. Dara ini sangat praktis bila populasi dalam bentuk kartu.
>. Jariasi akan lebih ke&il dibandingkan dengan &ara lain.
?. Membutuhkan waktu dan biaya yang relative lebih rendah
dibandingkan dengan simple random sampling.
ii. Kerugian #
$. 1etiap unit sampel tidak mempunyai peluang yang sama untuk
diambil sebagai sampel. Misalnya, kita akan mengambil sample
a&ak sistematik dengan interval $G maka untuk unit sample
pertama mempunyai peluang yang sama karena diambil dengan
a&ak sederhana, tetapi untuk unit sampel berikutnya tidak semua
unit mempunyai peluang yang sama karena telah ditentukan
berdasarkan interval.
(. !ila terdapat suatu ke&enderungan tertentu maka &ara
pengambilan sampel a&ak sistematik menjadi kurang sesuai.
Misalnya, setiap interval jatuh pada rumah sudut maka untuk
rumah sudut terjadi keterwakilan yang berlebih, sedangkan untuk
rumah yang lain kurang diwakili.
%on$oh :
Misalnya, kita akan meneliti pola atau distribusi penyakit selama satu
tahun yang terjadi di suatu rumah sakit maka kartu penderita
merupakan populasi studi.
Misalkan terdapat sebanyak $GGG kartu dan akan diambil sampel
sebanyak $GI atau $GG buah kartu dengan interval $G.
4
1ampel pertama terletak antara nomor urut $ L $G dan pengambilan
sampel pertama dapat dilakukan dengan a&ak sederhana atau
diambil kartu yang terletak di tengah antara kartu pertama dengan
kartu kesepuluh. 1elanjutnya, diambil sampel dengan interval $G
sampai jumlah yang kita inginkan.
)alam pelaksanaan pengambilan sampel a&ak sistematik terdapat
beberapa ketentuan. !ila presentase sampel tidak dapat membagi habis
populasinya maka pengambilan unit pertma dilakukan seperti pada
&ontoh dibawah ini.
Misalkan, kita akan mengambil sampel 4GI dari populasi yang
berjumlah (GGG maka banyaknya sampel adalah 4G/$GG M (GGG N @GG unit
dengan interval (GGG/@GG atau $G/4 maka &ara pengambilan sampel
pertama ialah diambil 4 unit dari $G unit. Misalnya, sampel pertama
diperoleh unit ke 4, @ dan H maka sampel berikutnya ialah unit ke $4, $@
dan $H dan seterusnya sampai diperoeh sebanyak @GG sampel.
-ika kita ingin mengambil sebanyak (GG kartu, tanpa melihat isian data
pada kartu tersebut, dari jumlah populasi studi sebanyak (GGG maka
setiap $G unit diambil satu sebagai sampel.
-ika kita gunakan kartu penderita sebagai populasi studi dan kita
ketahui bahwa tidak semua kartu diisi dengan data yang kita inginkan
maka pengambilannya menjadi seperti berikut ini.
!ila diperkirakan hanya (/4 kartu yang terisi data yang kita inginkan
maka interval menjadi $G M (/4 N (G/4 atau pada setiap (G unit diambil
sebanyak 4 unit sebagai sampel. .gar kita tetap mendapatkan jumlah
sampel sebanyak (GG unit maka sampel kini menjadi 4/( M (GG N 4GG unit.
e& Pen'"m!i#"n S"mpe# A(") Ke#ompo) +%#,s$er R"n*om S"mp#in'&
Pengambilan sampel a&ak kelompok dapat dilakukan apabila kita akan
mengadakan suatu penelitian dengan mengambil kelompok unit dasar
sebagai sampel.
Dluster sampling dapat pula dilakukan dengan membagi populasi studi
menjadi beberapa bagian (blok) sebagai &luster dan dilkukan pengambilan
sampel kelompok (&luster) tersebut.
i. Keuntungan
!ila pengambilan sampel a&ak kelompok dilakukan dengan baik
maka akan menghasilkan etepatan yang lebih baik daripada
pengambilan sampel a&ak sederhana.
ii. Kerugian
)
Dara ini mempunyai kekurangan yang sama dengan
pengambilan sampel a&ak dengan menggunakan strata, tetapi
mempunyai &iri yang berbeda. Kalau pada sampel a&ak dengan
strati%ikasi, individu dalam satu kelompok homogen, tetapi
mungkin antarkelompok berbeda, sedangkan pada &luster
sampling sebaliknya, yaitu individu dalam suatu kelompok
bersi%at heterogen, tetapi antarkelompok tidak banyak berbeda.
(>)
%on$oh :
Misalnya, kita akan mengadakan penelitian tentang status giAi murid
1ekolah dasar di suatu kota maka diambil sampel sekolah sebagai unit
sampel. !ila seluruh murid 1) sampel diteliti giAinya maka disebut /ne
1tage 1imple Dluster 1ampling. Bamun, bila setelah diperoleh sampel
sekolah dilakukan pengambilan sampel lagi maka disebut :wo 1tage
1imple Dluster 1ampling.
& Pro!"!i#i$. Propor$ion"$e $o Si1e +PPS&
Pengambilan sampel dnegan &ara PP1 ini merupakan variasi dari
pengambilan sampel bertingkat dengan pemilihan P1" yang dilakukan
se&ara proporsional.
Pengambilan sampel dengan &ara PP1 biasanya digunakan bersama
dengan &ara pengambilan sampel yang lain, seperti sampel a&ak
sederhana, sampel sistematik, dan sampel kelompok.
1e&ara singkat prosedur pelaksanaan pengambilan sampel dengan
PP1 adalah sebagai berikut (().
2. :entukan P1" yang akan digunakan sebagai penimbang
3. :entukan kelompok yang akan diambil sebagai sampel
4. :uliskan jumlah unit dasar pada tiap kelompok
5. ;itunglah jumlah unit se&ara kumulati%
6. !agilah jumlah kumulati% dengan banyaknya kelompok yang akan
diambil untuk mendapatkan interval (i)
7. 1usunlah se&ara betrurutan mulai dari nol se&ara sistematik
dengan interval (i) lalu tentukan sampel pertama atara nol dnegan
interval pertama dengan &ara a&ak sederhana dan se&ara
berurutan sampai jumlah kelompok yang diinginkan.
8. 1eusaikan angka yang diperoleh dengan kelompok yang terpilih.
,
Pengambilan sampel berikutnya dilakukan dengan sampel a&ak
sederhana atau pengambilan sampel se&ara sistematik.
i. Keuntungan
Pengambilan sampel dengan &ara PP1 sangat berman%aat bila
besarnya P1" sangat bervariasi.
Pengambilan sampel dengan &ara PP1 akan menghasilkan
varian yang lebih ke&il dibandingkan dengan pengambilan sampel
a&ak sederhana serta mengurangi biaya pengumpulan data.
ii. Kerugian #
Pengambilan sampel dengan PP1 memiliki keterwakilan terhadap
populasi yang kurang baik bila besarnya P1" kurang bervariasi.
'& Pen'"m!i#"n S"mpe# Se"*"n." +A((i*en$"# S"mp#in'&
Pengambilan sampel yang dilakukan se&ara subjekti% oleh peneliti
ditinjau dari sudut kemudahar, tempat pengambilan sampel, dan jumlah
sampel yang akan diambil. Dara ini sudah tidak dipergunakan lagi dalam
bidang kedokteran, tetapi masih dipergunakan dalam bidang so&ial
ekonomi dan politik intuk mengetahui opini masyarakat terhadap suatu
hal.
%on$oh:
!ila kita akan meneliti tentang pendapat masyarakat terhadap larangan
merokok karena merugikan kesehatan maka untuk pengambilan sampel
peneliti &ukup berdidi di pinggir jalan san menanyakan pada orangorang
yang kebetulan lewattergantung keinginan penelitidengan jumlah yang
seadanya sampai oleh peneliti dipandang &ukup.
/
)ata yang dikumpulkan diolah dan dianalsis lalu ditarik kesimpulan.
Kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian tersebut akan menghasilkan
bias yang sangat besar.
h& Pen'"m!i#"n s"mpe# Ber9"$"h +:,o$" S"mp#in'&
Dara pengambilan sampel dengan jatah hampir sama dengan
pengambilan sampel seadanya, tetapi dengan kontrol yang lebih baik
untuk mengurangi terjadinya bias. Pelaksanaan pengambilan sampel
dengan jatah sangat tergantung pada peneliti, tetapi dengan kriteria dan
jumlah yang telah ditentukan sebelumnya.
%on$oh :
Penelitian tentang tingkat pendidikan masyarakat. )alam hal ini telah
itentukan jumlahnya, yaitu sebanyak $GG orang dengan kriteria ?G orang
lakilaki dan ?G orang wanita berumur antara (G sampai dengan 4? tahun,
tetapi ?G orang lakilaki dan ?G orang wanita mana yang akan
diwawan&arai tergantung sepenuhnya pada peneliti.
i& Pen'"m!i#"n S"mpe# Ber*"s"r)"n Per$im!"n'"n +P,rposi;e
S"mp#in'&
)ikatakan pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan apabila
&ara pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa sehingga
keterwakilannya ditentukan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan orang
orang yang telah berpengalaman. Dara ini lebih baik dari dua &ara
sebelumya karena dilakukan berdasarkan pengalaman berbagai pihak.
%on$oh:
Pengambilan sampel satu desa dalam suatu kabupaten yang dapat
mewakili seluruhnya akan sangat sulit dilakukan se&ara a&ak. )alam
kondisi demikian maka &ara yang memadai adalah dilakukan pengambilan
sampel dengan pertimbangan orangorang yang telah berpengalaman
sehingga didapat sampel yang &ukup dapat mewakili kabupaten tersebut
SOAL
$. 1ebutkan alasanalasan perlunya pengambilan sampel3
(. Pengambilan sampel a&ak sederhana dengan populasi besar dilakukan
dengan menggunakan table bilangan random sampling dengan &ara sebagai
berikut, ke&ualiO
a. :entukan besarnya populasi studi
b. !uat da%tar unit sampling (sampling %rame)
&. )ibuat da%tar semua unit sampel, disusun dan diberi nomor se&ara
berurutan
&
d. 1emua sampling unit diberi nomor urut agar mudah dalam men&o&okkan
4. Pelajari dan selesaikan kasus di bawah ini#
1eorang manager perusahaan ingin mengetahui persepsi pelanggan
terhadap produk barunya di lima kota besar di Indonesia, yaitu -akarta,
1urabaya, Medan, "jung Pandang, )enpasar dan !alikpapan. )iketahui
jumlah pelanggn tetap perusahaan sebanyak 4GG orang dan akan ditarik
sampel sebanyak 4G pelanggan. !erdasarkan kasus ini, anda sebagai sta%%
peneliti ditugaskan untuk menentukan jumlah sampel dan populasi di setiap
kota se&ara a&ak proporsional.
Bo Kota -umlah
pelanggan
$ -akarta PG
( 1urabaya @@
4 Medan >>
> "jung
Pandang
??
? )enpasar @?
:otal 4GG
:ugas#
a0 :entukan metode penarikan sampel yang tepat
10 :entukan jumlah sampel setiap kota yang proporsional dengan jumlah
populasi
2
JAWABAN DAN PEMBAHASAN
$. .lasan pengambilan sampel di antaranya# $) .danya unit elementer yang
banyak' () .danya populasi yang homogen' 4) Menghemat tenaga, biaya,
dan waktu' >) .kurasi pengukuran dan pemeriksaan' ?) Keman%aatan.
(. -awaban yang benar adalah &. )ibuat da%tar semua unit sampel, disusun
dan diberi nomor se&ara berurutan
4. "ntuk soal nomor 4#
a0 Pengambilan sampel a&ak berstrata (ada pengelompokkan
berdasarkan wilayah
10 :otal pelanggan N 4GG orang
Pelanggan akan diambil N 4G orang
Bo Kota -umlah
pelanggan
Prosentase -umlah 1ampel
$ -akarta PG PG/4GG (PG/4GG)M4G N P
orang
( 1urabaya @@ @@/4GG (@@/4GG)M4G N P
orang
4 Medan >> >>/4GG (>>/4GG)M4G N ?
orang
> "jung
Pandang
?? ??/4GG (??/4GG)M4G N ?
orang
? )enpasar @? @?/4GG (@?/4GG)M4G N @
orang
:otal 4GG 4G Grang
). BIAS DAN ERROR
a) Bi"s
!ias dide%iniskan oleh Kleinbaum, Kupper, dan Morgenstern
sebagai batas perbedaan antara perkiraan dengan nilai sebenarnya
dari variabel yang diperkirakan, bahkan setelah besar sampel
diperbesar hingga variasi a&ak dianggap tidak berpengaruh banyak. (?)
)e%inisi ini berdasarkan konsep statistik yang disebut konsistensi, yaitu
data dianggap konsisten apabila besar sampel ditambah maka nilainya
akan semakin mendekati nilai sebenarnya.
!ias terkait dengan validitas, yaitu derajat kemampuan alat
pengukuran dalam mengukur data yang akan diukur. :erdapat dua
ma&am validitas (?)#
1. %aliditas internal
Jaliditas internal adalah tidak adanya bias yang dapat
menyebabkan hasil penelitian berbeda dengan nilai
10
sebenarnya yang di&ari. Jaliditas internal menyangkut bias
dalam perkiraan terkait populasi target.
2. %aliditas eksternal
*ang dimaksud validitas eksternal adalah seberapa jauh hasil
penemuan penelitian dapat diterapkan dalam populasipopulasi
selain populasi target. Jaliditas eksternal melihat hubungan
antara kesimpulan sebabakibat dengan interpretasi hasil
penelitian.
:erdapat berbagai ma&am bias dalam biostatistika. Menurut )avid
1a&kett, terdapat sembilan ma&am bias#
1. &eyman bias
Beyman bias disebut juga sele'tive survival. *ang termasuk
Beyman bias yaitu %enomena perubahan gejalagejala klinis
menjadi normal kembali dan/atau perubahan %aktor risiko
setelah proses pato%isiologi dimulai, sehingga penelitian untuk
men&ari angka atau prevalensi suatu kejadian menjadi tidak
sesuai kenyataan.
2. (erkson bias
!erkson bias adalah apabila populasi target diambil dari pasien
yang berada di rumah sakit sehingga &iri&iri sampel yang
diambil baik subjek yang dipelajari maupun yang menjadi
kontrol, akan dipengaruhi oleh tingkat kunjungan ke rumah
sakit. Dontohnya pada kasus ke&elakaan kendaraan bermotor.
3. Unmasking bias
"nmasking bias terjadi ketika peneliti salah menganggap
bahwa %aktor%aktor yang memengaruhi deteksi penyakit dapat
pula memengaruhi timbulnya penyakit. ;al ini mungkin terjadi
jika proses deteksi dilakukan di luar penelitian yang dilakukan.
"nmasking bias juga dapat terjadi pada penelitian terkait
penyakit yang memiliki %ase asymptomatis.
4. &onrespondent bias
Kadang terdapat subjek yang tidak bisa diajak bekerjasama,
atau subjek dalam keadaan &edera, meninggal, atau tidak
dapat dila&ak. !eberapa subjek juga dapat mengundurkan diri
karena alasanalasan tertentu. 1ubjeksubjek seperti ini disebut
nonresponden. (@) Bonresponden ini menyebabkan data
menjadi bias apabila mereka memiliki si%at yang berbeda
dengan responden.
11
5. !embersip bias
Menjadi anggota dari suatu kelompok dapat berarti subjek
memiliki derajat kesehatan yang berbeda se&ara sistematik
dari orangorang se&ara umum. (?) Dontohnya jika orang yang
berpartisipasi dalam suatu program promosi kesehatan
kemudian memiliki gaya hidup yang lebih sehat dibandingkan
orangorang yang tidak berpartisipasi dalam program tersebut,
maka perubahan tersebut bukan karena keikutsertaan dalam
program tetapi karena motivasi dan kesiapan para partisipan
program untuk mengubah gaya hidup mereka.
). *iagnosti' suspi'ion bias
Proses diagnosis sangat tergantung pada pemahaman dan
penguasaan pelaku yang melakukan diagnosis. -ika
pengetahuan peneliti mengenai penyakit dan %aktor%aktor yang
terkait memengaruhi intensitas dan hasil dari proses diagnosis,
maka kemungkinan kasus yang dapat didiagnosa dapat lebih
banyak atau lebih sedikit.
+. E,posure suspi'ion bias
)alam men&ari sebab umum suatu masalah, pengetahuan
akan status penyakit dapat memengaruhi intensitas dan hasil
dari pen&arian tersebut.
-. .e'all bias
;asil re&all dapat berbeda dalam jumlah dan tingkat
akurasinya. .da dua ma&am re&all bias. (@) *ang pertama
disebabkan karena orang lebih mudah mengingat kejadian
yang baru terjadi dibandingkan yang sudah lama lalu. 1elain
itu, peristiwa berat lebih berkesan, sehingga &enderung lebih
mudah diingat. *ang kedua, subjeksubjek yang sedang
menderita penyakit lebih dapat mengingat halhal yang terkait
penyakitnya tersebut dibandingkan subjek yang menjadi kontrol
yang biasanya adalah individuindividu yang sehat.
/. 0amily in$ormation bias
.rus in%ormasi dalam keluarga mengenai suatu penyakit
dirangsang dan diarahkan oleh anggota keluarga yang
menderita penyakit tersebut. (?) 1ehingga orang yang memiliki
rematik &enderung lebih mengetahui anggota keluarga lain
yang juga memiliki riwayat rematik, dibandingkan saudara
saudaranya yang sehat.
12
)alam penentuan sampel, terdapat beberapa jenis bias yang dapat
memengaruhi data yang didapat.
*ang pertama adalah sele'tion bias atau bias dalam pemilihan
sampel, yaitu ke&enderungan sistemik untuk tidak mengikutkan
anggotaanggota tertentu dari populasi target. (P) ;al ini
mengakibatkan sampel yang dipakai tidak benarbenar representati%
terhadap populasi target. Ini dapat disebabkan karena pengambilan
sampel yang tidak a&ak atau karena besar sampel terlalu ke&il untuk
mewakili seluruh bagian dari populasi target. Sele'tion bias juga dapat
terjadi karena sampel pada kasus kronis sudah meninggal dan tidak
lagi tersedia dalam %rekuensi yang sama dengan kasuskasus kronis.
1umber bias yang kedua adalah nonresponse. :erkadang di dalam
penelitian dengan subjek perorangan, terdapat beberapa orang yang
tidak bisa dijangkau atau tidak dapat atau tidak bersedia memberikan
in%ormasi yang dibutuhkan. 1ituasi seperti ini disebut bias apabila
orangorang yang nonreponden (tidak merespon) memiliki &iri&iri yang
berbeda se&ara sistemik dibanding dengan orangorang yang
memberikan respon, sehingga jawaban mereka tidak memadai tetapi
apabila tidak diikutkan, data menjadi kurang representati%. (P) 1elain
itu, adanya individuindividu yang tidak merespon dapat mengurangi
besar sampel sehingga mengurangi kekuatan penelitian dalam
mendeteksi perbedaan atau hubungan. )ata juga menjadi bias bila
individu sampel memilih untuk berbohong daripada mengatakan
sejujurnya, bisa jadi karena merasa tema penelitian merupakan topik
yang sensiti% bagi mereka.

b) Error
7rror disebut juga penyimpangan atau kesalahan. :erdapat dua
ma&am error pada statistik#
1. Sampling error
Sampling error yaitu kesalahan karena pengambilan sampel
dengan jumlah tertentu. (4) Kesalahan ini dapat terjadi ketika
peneliti salah menggunakan rumus dalam perhitungan jumlah
sampel, sehingga terjadi overestimasi (jumlah sampel berlebih)
atau underestimasi (jumlah sampel kurang).

2. &on1sampling error
1%
&on1sampling error adalah kesalahan akibat pelaksanaan
pengambilan sampel sampai analisisnya. (4) Bonsampling error
terkait dengan kesalahan pada &ara pengambilan sampel atau
kesalahan dalam menganalisis data. Misalnya pengambilan dan
penghitungan ratarata pada data kategorik, padahal seharusnya
pada data kategorik, perhitungan berdasarkan proporsi.
.kibatnya, data yang dihasilkan menjadi tidak sesuai.

SOAL
$. 1eorang ahli giAi melakukan penelitian untuk melihat kaitan tingkat
ekonomi seseorang dengan kadar asupan vitamin . pada warga kampong
. di kota !. 1etelah mendapatkan data, ahli giAi kemudian menarik
kesimpulan bahwa orang dengan tingkat ekonomi rendah memiliki kadar
asupan vitamin . kurang lebih sebanyak >?P mikrogram.
.pakah kesimpulan yang ditarik oleh ahli giAi termasuk valid2 -ika iya,
mengapa2 -ika tidak, kesalahan ma&am apa yang terjadi2
(. 1ebutkan ma&amma&am bias menurut )avid 1a&kett3
4. 1ebuah penelitian dilakukan untuk melihat apakah status so&ialekonomi
yang rendah berkaitan dengan risiko kanker serviks yang lebih tinggi.
Penelitian dilakukan dengan subjek kasus sebanyak (?G wanita yang
menderita kanker serviks dan menerima perawatan kanker serviks dari
rumah sakit daerah kota 1emarang. Para subjek kasus diwawan&arai
mengenai status so&ialekonominya (pendapatan, pekerjaan, pendidikan,
dll). Peneliti mengidenti%ikasi subjek kontrol dengan mendatangi dari
rumah ke rumah di masyarakat sekitar rumah sakit tersebut dari jam H
pagi hingga jam ? sore.
a. !agaimana nonresponden dapat memengaruhi penelitian
tersebut2
b. -elaskan sele&tion bias yang terjadi pada penelitian di atas3
JAWABAN DAN PEMBAHASAN
10 Penelitian tersebut menggunakan ratarata dalam pengukuran data
kategorik, sehingga kesimpulan yang ditarik tidak valid. Kesalahan yang
terjadi adalah non1sampling error.
20 Menurut )avid 1a&kett terdapat H ma&am bias# Beyman bias, !erkson
bias, "nmasking bias, Bonrespondent bias, Membership bias, )iagnosti&
suspi&ion bias, 7Mposure suspi&ion bias, +e&all bias, Eamily in%ormation
bias
%0 "ntuk soal nomor 4#
14
a. Bonresponden dapat memengaruhi dilihat dari adanya
kemungkinan bahwa dalam mendatangi dari rumah ke rumah untuk
mendapatkan subjek kontrol, ada kemungkinan banyak orang
sedang tidak berada di rumah, sehingga sangat mungkin untuk
tidak mendapatkan jumlah subjek kontrol yang memadai.
b. 1ele&tion bias dapat terjadi karena pada penelitian tersebut,
pemilihan subjek kontrol dan pemilihan subjek kasus menggunakan
&ara yang berbeda. 1ubjek kasus berdasarkan penderita pada satu
kota, sedangkan subjek kontrol diambil dari masyarakat sekitar
rumah sakit saja. )an pada pemilihan subjek kontrol dari rumah ke
rumah, peneliti akan &enderung memilih keluarga yang terlihat
memiliki status so&ialekonomi yang rendah, sehingga dapat
menyebabkan overestimasi dari hasil penelitian.
E. PERHITUNGAN BESAR SAMPEL
a2 Pada satu populasi
i. 7stimasi
". Simp#e r"n*om s"mp#in'
D"$" proporsi
"ntuk populasi in%init, rumus besar sampel adalah #
Q
(
$/(
P ($P)
n N
d
(

dimana#
n N besar sampel minimum
Q
$/(
N nilai distribusi normal baku (tabel Q) pada
tertentu
P N harga proporsi di populasi
d N kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
-ika populasi %init, maka rumus besar sampel adalah #
B Q
(
$/(
P ($P)
n N
(B$) d
(
R Q
(
$/(
P ($P)
di mana B N besar populasi
!. S$r"$iie* r"n*om s"mp#in'
D"$" proporsi
1)
+umus besar sampel adalah #
di mana
n N besar sampel minimum
BN besar populasi
Q
$/(
N nilai distribusi normal baku (tabel Q) pada
tertentu
P
h
N harga proporsi di stratah
d N kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
K
h
N %raksi dari observasi yang dialokasi pada stratah
N B
h
/B
-ika digunakan alokasi setara, K N $/8
8 N jumlah seluruh strata yang ada
(. %#,s$er r"n*om s"mp#in'
D"$" proporsi
+umus besar sampel adalah #
B Q
(
$/(

(
n N
(B$) d
(
(B/D)
(
R Q
(
$/(

(
di mana
n N besar sampel (jumlah &luster) minimum
B N besar populasi N m
i
Q
$/(
N nilai distribusi normal baku (tabel Q) pada
tertentu
d N kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
D N jumlah seluruh &luster di populasi

(
N (a
i
L m
i
P)
(
/(D6$) dan P N a
i
/m
i
a
i
N banyaknya elemen yang masuk kriteria pada &luster ke
i
m
i
N banyaknya elemen pada &luster kei
D6 N jumlah &luster sementara
b2 Pada dua populasi
i. 7stimasi
D"$" proporsi
3 Dross se&tional
1,
+umus besar sampel sebagai berikut #
di mana
n N besar sampel minimum
Q
$/(
N nilai distribusi normal baku (tabel Q) pada
tertentu
P
$
N perkiraan proporsi pada populasi $
P
(
N perkiraan proporsi pada populasi (
d N kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
3 Dohort
+umus besar sampel sebagai berikut #
di mana
n N besar sampel minimum
Q
$/(
N nilai distribusi normal baku (tabel Q) pada
tertentu
P
$
N perkiraan probabilitas out&ome (R) pada
populasi $
P
(
N perkiraan probabilitas out&ome (R) pada
populasi (
N kesalahan (relati%) yang dapat ditolerir
Pada penelitian &ohort, untuk mengantisipasi
hilangnya unit pengamatan, dilakukan koreksi
dengan 20+2-&, di mana % adalah proporsi unit
pengamatan yang hilang atau mengundurkan diri
atau drop out.
3 Dasekontrol
1/
13P
2
P
2
+umus besar sampel adalah #
di mana
n N besar sampel minimum
Q
$/(
N nilai distribusi normal baku (tabel Q) pada
tertentu
P
$
S N perkiraan probabilitas paparan pada populasi $
(out&ome R)
P
(
S N perkiraan probabilitas paparan pada populasi (
(out&ome )
N kesalahan (relati%) yang dapat ditolerir
'2 Estimasi rata1rata
+atarata sampel tidak menunjukkan suatu ke&enderungan terhadap
ratarata populasi hingga ratarata merupakan estimasi yang tidak bias.
7stimasi ratarata digunakan untuk menghitung variabel yang bersi%at
kontinyu.
+umus#
di mana
n N besar sampel minimum
Q
$/(
N nilai distribusi normal baku (tabel Q) pada
tertentu
N simpangan baku populasi
d N kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
1&
d2 *a$tar nilai 3
:K K71.8.;.B Q satu arah / A Q dua arah
G,GG? (,?P@ (,F$4
G,G$G (,(4@ (,?P@
G,G(? $,H@G (,(>F
G,G?G $,@>? $,H@G
G,$GG $,(F( $,@>?
G,$?G $,G4@ $,>>G
G,(GG G,F>( $,(F(
SOAL
$. 1eorang ahli giAi akan melakukan survei untuk menentukan ratarata
asupan protein (dalam gram) dengan populasi target remaja perempuan.
.hli giAi mengingkan presisi ? gram. !erapa besar sampel yang
dibutuhkan dengan dejarat keper&ayaan H?I jika diketahui standar
deviasinya adalah (G gram2
(. 1eorang ahli %aal ingin meneliti rerata tekanan darah normal pada
remaja di kabupaten .. Kepustakaan penelitian terdahulu, rerata :)
diastolik adalah FG mm;g, dan simpang baku $G mm;g, :ingkat
keper&ayaan H?I, ketepatan absolut yang masih dapat diterima adalah
( mm;g, berapa jumlah sampel 2
4. 1eorang kepala unit stroke +1 ! ingin mengetahui proporsi pasien
stroke dengan a%asia. 7stimasi a%asia dari penelitian terdahulu adalah
(GI, dengan ketepatan absolut sebesar ?I, dan interval keper&ayaan
sebesar H?I. !erapa jumlah sampel yang diperlukan2
>. Peneliti melakukan penelitian untuk katerisasi jantung. /leh karena
peneliti tidak mengetahui proporsi pasien yang menjalani kateterisasi
jantung, maka peneliti memperkirakan proporsi pasien yang menjalani
kateterisasi jantung sebesar ?GI. .pabila tidak diketahui proporsi atau
si%at tertentu maka proporsi dapat diperkirakan menjadi ?GI. )erajat
kepere&ayaan yang ditetapkan adalah H?I dan derajat penyimpanan
terhadap populasi adalah $GI. Maka besar sampel untuk penelitian
adalahO
JAWABAN DAN PEMBAHASAN
12
$. Penghitungan menggunakan estimasi ratarata untuk men&ari besar
sampel.
)iketahui#
Q N H?I N H?I $,H@
N (G gram
d N ? gram

n N @$, >P
n N @( orang
Maka jumlah sampel yang dibutuhkan untuk penelitian adalah @(
orang.
(. Penghitungan menggunakan estimasi ratarata untuk men&ari besar
sampel.
)iketahui#
Q N H?I N H?I $,H@
N $G mm;g
d N ( mm;g

n N H@, G>
n N HP orang
Maka jumlah sampel yang dibutuhkan untuk penelitian adalah @( orang.
4. Penghitungan menggunakan estimasi proporsi untuk simple random
sampling.
)iketahui#
P N (GI N G,(
Q N H?I
d N ?I
nN Q
(
($T/()
P($P)
d
(
n N ($,H@)
(
S G,(($G,()
(G,G?)
(
n N (>?, F@(>
n N (>@ orang
Maka jumlah sampel yang dibutuhkan untuk penelitian adalah (>@ orang.
>. Penghitungan menggunakan estimasi proporsi untuk simple random
sampling.
)iketahui#
P N ?GI N G,?
Q N H?I N $,H@
d N $GI
n N $,H@
(
G,?($G,?)
20
G,$
(
n N H@,G>
n N HP orang
Maka jumlah sampel yang dibutuhkan untuk penelitian adalah HP orang.
21
DA<TAR PUSTAKA
$. !udiman D. Pengantar 1tatistik Kesehatan. -akarta# Penerbit !uku Kesehatan
7=D' $HH?.
(. 7riyanto. :eknik 1ampling. *ogyakarta# P: 8Ki1 Pelangi .ksara' (GGP.
4. 1unarto. !ahan .jar !iostatistik )asar. 1emarang# Program 1tudi 1$ =iAi
Eakultas Kedokteran "niversitas )iponegoro' (G$4.
>. !udiarto 7. !iostatistika. -akarta# Penerbit !uku Kesehatan 7=D' (GG$.
?. 1&hoenba&h J-. "nderstanding the %undamentals o% epidemiology an
evolving teMt. Dhapel ;ill, Borth Darolina# )epartment o% 7pidemiology 1&hool
o% Publi& ;ealth "niversity o% Borth Darolina' (GG>.
@. Indrayan .. Jarieties o% !ias to =uard .gainst. !asi& Methods Med +es. :hird
7dit.
P. Pagano M, =auvreau K, Qiolkowski :, Kroenke !. Prin&iples o% !iostatisti&s.
!elmount# )uMbury Press' $HH4.

You might also like