You are on page 1of 12

Saat ini persaingan di bidang bisnis di seluruh dunia sudah tidak dapat di prediksi lagi, maka

sebelum mendirikan sebuah perusahaan seorang perlu memprediksi apa yang akan terjadi di
kemudian hari. Untuk melihat prediksi tersebut maka diperlukan strategi dalam pelaksanaannya
yang harus di lakukan oleh para Manajer Puncak. Menurut Stephanie K Marrus yang dikutip
Sukristono Strategi adalah sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, di sertai penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana agar tujuan tersebut tercapai.
Inti dari sebuah Strategi adalah untuk mengatasi para kompetitor. kompetitor tidak hanya berasal
dari perusahaan sejenis namun dapat berasal dari luar seperti
1. Pembeli ( Costumer )
2. Pemasok ( Supplier )
3. Barang Pengganti ( Subtitute Produk )
4. Pendatang Baru ( New Entry )
5. Kompetitor
Menurut Porter jika perusahaan ingin meningkatkan usahanya dalam persaingan yang ketat
perusahaan harus memilikh prinsip bisnis, Harga yang tinggi, Produk dengan biaya yang rendah,
dan bukan kedua duanya. Berdasarkan prinsip tersebut maka Porter Menyatakan ada tiga
Strategi Generik yaitu : Differentiation, Overall Cost Leadership dan Fokus. Menurut Porter
strategi perusahaan unutk bersaing dalam suatu industri dapat berbeda beda dan dalam
berbagai dimensi, Porter mengemukakan tiga belas dimensi yang biasanya digunakan oleh
perusahaan dalam bersaing, yaitu : Sepesialisasi, Identifikasi Merk,Dorongan Versus Tarikan,
Seleksi Saluran, Mutu Produk, Kepeloporan Teknologis, Integrasi Vertikal, Posisi Biaya,
Layanan,Kebijakan Harga, Leverage, Hubungan dengan Perusahaan Induk, Hubungan dengan
Pemerintah.
Berikut adalah analisis teori Porter pada PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
1. Aspek Pembeli
Pembeli ( Konsumen ) dari produk Ultrajaya Milk mencakup segala usia dari anak kecil, remaja,
dan orang dewasa. Yang hampir di konsumsi oleh segala usia dan Produk Ultrajaya Milk dapat
dinikmati di seluruh dunia.
Manajemen Strategi Perusahaan :
Pelayanan yang Baik supaya para Pembeli tidak berpaling pada produk yang lain
Produk yang berkualitas dengan Harga yang Rendah dan dapat dijangkau oleh semua kalangan
Promosi
Pemberian Hadiah / Mengadakan Kompetisi.
2. Aspek Pemasok
Setiap proses produksi sebuah perusahaan memerlukan sebuah input yang berupa bahan baku,
tenaga kerja yang dipasok oleh para Suppliers. oleh karena itu para perusahaan harus mempunyai
relasi yang baik pada para suppliers supaya bahan baku dapat tercukupi tepat waktu dan sistem
pembayaran yang lebih fleksibel.
Manajemen Strategi Perusahaan:
Perusahaan harus mempunyai hubungan yang baik pada para relasi
Perusahaan harus tepat waktu dalam waktu pembayran kepada para suppliers
3. Subsitusi
barang subsitusi dari Produk Ultrajaya Milk adalah
AQua
Es Tee
Teh Botol Sosro
Mizone
Dan Lain Lain
Manajemn Strategi
Peusahaan harus Meyakinkan kepada pelanggan bahwa produk Ultrajaya Milk tetap minuman
bersoda no 1 di dunia
dan perusahaan mempertahankan kualitas produk supaya para pelanggan tidak berpaling ke
produk yang lain
4. Pendatang Baru ( New Entry )
Pendatang baru pada minuman Ultrajaya Milk adalah seperti Mizone, Pocari Sweet, dan lain
sebagainya,
Manajemen Startegi :
Maka sebaiknya suatau perusahaan harus menerapkan strategi Portee yaitu, Diferensiasi
Harga Yang murah dari produk pendatang baru tersebut.
Loyalitas Perusahaan Kepada para konsumen
5. Kompetitor
Manajemen Strategi:
Harga Yang terjangkau
Kualitas yang lebih baik lagi
Inovasi Produk
Fokus pada satu produk yaitu minuman bersoda No 1 di Dunia.
Sumber : http://sri-sumariyati.blogspot.com
http://leosukmawijaya.wordpress.com/2010/03/21/analisis-teori-michael-porter-pada-pt-
ultrajaya-milk/

1. Pendahuluan
Berawal dari sebuah perusahaan susu di tahun 1950-an, PT Ultrajaya telah berkembang dengan
sangat pesat hingga mampu meraih posisi saat ini sebagai salah satu perusahaan terkemuka di
Indonesia untuk produk-produk susu dan jus buah. Kisah PT Ultrajaya diawali dari sebuah
perusahaan susu yang kecil pada tahun 1958. Lalu pada tahun 1971, perusahaan ini memasuki
tahap pertumbuhan sejalan dengan perubahannya menjadi PT Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company.

PT Ultrajaya saat ini merupakan perusahaan pertama dan terbesar di Indonesia yang
menghasilkan produk-produk susu, minuman dan makanan dalam kemasan aseptik yang tahan
lama dengan merek-merek terkenal seperti Ultra Milk untuk produk susu, Buavita untuk jus buah
segar dan Teh Kotak untuk minuman teh segar.

Lokasi pabriknya terletak sangat strategis di pusat daerah pedalaman pertanian Bandung yang
menyediakan sumberdaya alam yang melimpah, segar dan berkualitas, mulai dari susu segar,
daun teh hingga buah-buahan tropis.

Pertumbuhan pesat tersebut diraih oleh adanya sebuah filosofi sederhana: "Sebuah tekad untuk
memroduksi produk dalam kemasan berkualitas tinggi memenuhi kebutuhan konsumen
Indonesia yang terus meningkat". Kesuksesan filosofi ini ditentukan pula oleh kemampuan
perusahaan yang sudah terbukti dalam mencapai empat sasaran di masa lampau, dan akan terus
diterapkan di masa mendatang.

Pertama, memastikan bahwa hanya bahan baku terbaik yang digunakan untuk proses produksi.
Kedua, memproduksi jenis produk sebanyak mungkin untuk konsumen kami. Ketiga, PT
Ultrajaya memiliki teknologi tepat yang membantu dalam pengembangan dan produksi beragam
produk berkualitas. Dan akhirnya mengirimkan produk-produk ini ke seluruh konsumen
Indonesia di mana pun mereka berada.

Tidak hanya bertekad penuh dalam melayani konsumen Indonesia, PT Ultrajaya pun bertekad
menciptakan nilai lebih kepada para pemegang saham. PT Ultrajaya merasa bangga dengan
posisinya sebagai pemimpin pasar, dan kemampuan mempertahankan pangsa pasar yang sangat
tinggi. PT Ultrajaya juga giat mencari cara lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
efisiensi produksi dan mengintegrasikan keseluruhan proses produksi agar dapat memaksimalkan
semua sumberdaya yang ada. Hal ini selanjutnya akan menghasilkan pendapatan dan keuntungan
yang tinggi.

Saat ini, 90 persen dari keseluruhan hasil produksi perusahaan ini dipasarkan di seluruh
Indonesia, sementara sisanya diekspor ke negara-negara di Asia, Eropa, Timur Tengah, Australia
dan Amerika Serikat. Baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor, produk-produk yang dijual
adalah produk yang sejenis.

2. Ruang Lingkup Analisis Senjang
2.1. Lingkungan Konsumen
Dapatkah produk Buavita menjadi brand name dan dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat?
Bagaimana pengaruh perkembangan perekonomian terhadap tingkat konsumsi Buavita?

2.2. Senjang Produk dan Kemasan
Perlukah diferensiasi produk lebih diintensifkan untuk variasi Buavita?

2.3. Kebijakan Distribusi Produk
Mampukah perusahaan meningkatkan distribusi penjualan mulai dari level pengecer terendah
hingga tertinggi?

2.4. Etika Promosi
Sudah tepatkah jalur promosi yang diambil perusahaan sebagai media pemasaran dari produk
Buavita?

2.5. Strategi Perusahaan Menghadapi Kompetitor
Bisakah mempertahankan posisi perusahaan dan loyalitas konsumen terhadap produk Buavita?

3. Gap Analysis
3.1. Lingkungan Konsumen
Pasar utama PT. Ultrajaya adalah Indonesia dengan populasi sebanyak kurang lebih 200 juta
orang yang memiliki tingkat daya beli yang bergerak meningkat perlahan. Untuk kebutuhan
pasar domestik, angka sekitar 90% telah ditetapkan dari total produksi perusahaan. 10% sisanya
dijual ke negara-negara lain melalui mekanisme ekspor.

Walaupun demikian, tingkat konsumsi sari buah pada umumnya dan Buavita pada khususnya
untuk rata-rata orang Indonesia masih dirasa kurang. Mayoritas, mind set publik terletak pada
kebutuhan akan minuman sari buah yang masih kurang diminati dan termasuk dalam kategori
sedikit "barang mewah". Masyarakat pada umumnya masih lebih memprioritaskan produk susu
dibandingkan dengan produk minuman sari buah.

3.2. Senjang Produk dan Kemasan
Produk Buavita dari PT. Ultrajaya memiliki beberapa varian bentuk kemasan dan rasa yang
berbeda sesuai dengan tabel berikut di bawah ini :

No. Rasa 125ml 200ml 250ml 1000ml
1 Apel + Aloe Vera - - - OK
2 Mangga OK OK OK OK
3 Jambu OK OK OK OK
4 Jeruk OK OK OK -
5 Jeruk Hi-Calcium - OK OK -
6 Jeruk Mandarin - OK OK -
7 Apel OK OK OK -
8 Leci OK OK OK -
9 Sirsak OK OK OK -
10 Strawberry (Mini) OK - - -


Dilihat dari data di atas, masih terdapat beberapa kesenjangan antara rasa dan ukuran kapasitas.
Masih banyak rasa yang dapat di eksplor serta bahan kemasan yang dikembangkan selain dari
yang ada saat ini. Kemasan yang berupa kotak (karton) untuk seluruh varian produk masih
dinilai memiliki beberapa kekurangan yang salah satu diantaranya adalah nilai kepraktisan bagi
konsumen.

3.3. Kebijakan Distribusi Produk
PT. Ultrajaya memiliki jaringan distribusi yang luas dan tersebar diseluruh Indonesia. Menurut
data yang diambil dari situs web korporat PT. Ultrajaya (http://www.ultrajaya.co.id) setidaknya,
pemasaran produk tersebut meliputi kurang lebih 2.500 grosir dan 25.000 toko ritel (termasuk
toko modern dan tradisional, hotel serta pelanggan komersial). Dukungan pemasaran ini juga
ditambah lagi dengan 300 tenaga penjual, 100 armada kendaraan serta 9 depo dan Kantor
Cabang di kota besar plus distributor lokal.

Namun demikian, dapat disimpulkan bahwa tata kelola teknik marketing masih dirasa kurang
fokus. Dominan, penjualan produk Buavita masih dikuasai toko modern seperti supermarket
besar dan swalayan. Masih jarang ditemukan produk Buavita yang dijual pada toko tradisional
atau yang yang lebih kecil lagi.

3.4. Etika Promosi
Salah satu faktor yang dianggap penting oleh PT. Ultrajaya dalam pemasaran produk Buavita
adalah promosi. Buavita merupakan merk terkenal dan terbesar di kategori jus buah UHT (Ultra
High Temperature) dalam kemasan di Indonesia. Walau telah didukung oleh mind set publik
akan hal tersebut, fokus promosi masih harus lebih diintensifkan demi perluasan pangsa pasar.

Menurut pengamatan penulis, promosi produk Buavita di media cetak dan elektronik masih
dinilai kurang. Investasi PT. Ultrajaya dalam beriklan produk Buavita dirasa masih "setengah
hati". Hal ini dapat dilihat dari iklan pada stasiun televisi yang frekuensinya masih (sangat)
jarang, terlebih pada jam prime time. Seringnya, prime time diisi oleh produk-produk consumers
good dan produk barang mewah. Karena mereka lah yang mempunyai dana besar untuk
menunjang biaya iklan mereka. Wajar saja mereka memiliki dana karena mereka adalah
perusahaan yang pasarnya besar dan produknya luas dikonsumsi masyarakat. Bagaimana dengan
Buavita?

3.5. Strategi Perusahaan Menghadapi Kompetitor
Sebagai pemimpin pasar, PT. Ultrajaya selalu berusaha untuk tetap berada di baris terdepan
untuk kegiatan penelitian, pengembangan dan pengawasan mutu. Melalui penelitian yang
berkesinambungan terhadap kebutuhan pasar dan perubahan permintaan konsumen, PT.
Ultrajaya masih mengembangkan produk-produk baru yang mampu mempertahankan posisinya
sebagai pemimpin pasar.

Meski begitu, PT. Ultrajaya tetap tidak dapat memperlambat laju akan masuknya produk-produk
baru dari para pesaing terlebih lagi yang berasal dari luar negeri. Masih perlunya peningkatan
pengawasan internal terhadap kompetitor dengan kualitas yang lebih baik yang beresiko
menekan penjualan khususnya produk minuman sari buah Buavita.

4. Rekomendasi
4.1. Lingkungan Konsumen
Faktor konsumen yang memiliki dinamisitas yang tinggi memerlukan perhatian yang ekstra,
terlebih bagi konsumen mayoritas Indonesia yang memiliki tingkat penghasilan yang minim
dibalik perekonomian domestik yang masih belum stabil ini. Pada dasarnya, harga produk
Buavita masih dinilai terjangkau bagi kalangan menengah kebawah (Rp.2000 / 250ml). Namun
demikian, pola pikir akan kategori "sedikit barang mewah" harus diberantas melalui teknik
segmentasi marketing yang tepat, untuk itu perlu adanya semacam edukasi melalui kegiatan
sosial (CSR) ataupun promosi yang dapat lebih melekatkan image brand name Buavita ke
khalayak ramai.

4.2. Senjang Produk dan Kemasan
Cita rasa produk Buavita yang ada cukup sesuai dengan lidah orang Indonesia dengan varian rasa
yang tepat. Namun demikian masih diperlukan re-learn bagi peneliti di PT. Ultrajaya untuk
mengembangkan sajian rasa buah-buahan yang baru, seperti misalnya rasa buah kelapa atau
buah-buah lain yang memiliki rasa yang unik.

Selain itu, inovasi kemasan masih perlu dipertimbangkan. Kemasan botol dengan ukuran yang
beragam dinilai masih memiliki faktor kepraktisan yang lebih dibandingkan dengan
menggunakan kemasan kotak (karton). Dengan menggunakan kemasan botol, konsumen yang
sedang berada pada saat bepergian tidak perlu direpotkan untuk harus menghabiskan isinya dan
dapat langsung menutup botol agar dapat diminum lagi di waktu-waktu dekat berikutnya.

4.3. Kebijakan Distribusi Produk
Tidak dapat dipungkiri bahwa promosi untuk produk Buavita masih dirasa kurang. Hal ini dapat
dibuktikan melalui riset opini publik yang tertuang dalam salah satu situs web yang mengulas
mengenai produk yang ada (http://www.pintunet.com/produk.php? vproduk_id=
mringan_af11&vpid=8802040101)



Kebijakan distribusi produk kurang meluas pada segmentasi wilayah yang tersebar. Diperlukan
adanya strategi khusus guna menutupi target-target pasar mikro hingga lebih terjangkau ke
tingkat konsumen terkecil (rumahan).

4.4. Etika Promosi
Sarana promosi adalah jalur terefektif teknik marketing. Namun demikian, produk Buavita
membutuhkan sentuhan edukasi bagi para konsumen yang dinilai masih kurang pemahamannya
mengenai pentingnya sari buah bagi kesehatan. Selain itu, diperlukan investasi lebih untuk
melakukan serangkaian kegiatan promosi bagi di media cetak, elektronik maupun jalur
pemasaran yang tepat yang dirasa masih minim.

4.5. Strategi Perusahaan Menghadapi Kompetitor
Sebagai pemimpin pasar di kategori minuman sari buah murah yang masih terjangkau ini, sudah
waktunya Buavita lebih mengintensifkan penjualan ke luar negeri, minimal dengan perbandingan
10% lebih tinggi lagi dari estimasi 10% yang ada saat ini. Prestise melalui teknik ini akan
berdampak positif bagi kemajuan perusahaan dan kompetitor tidak akan memandang sebelah
mata bagi produk Buavita.



Kajian marketing mix (bauran pemasaran) dan konsep STP (Segmentation, Targeting &
Positioning) juga diharapkan memberikan barrier ekstra untuk pesaing yang bermunculan.
Jurus paradigma baru menjual yang dilontarkan oleh S. Budisuharto melalui artikel tersebut sangat
menjanjikan bagi penjual dalam mendapatkan peluang pasar. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan
munculnya ancaman baru yang tentu saja harus dikaji lebih mendalam. Menurut saya, keberhasilan
pemasaran bergantung pada kemampuan manajemen dalam menganalisis dan memanfaatkan berbagai
variabel yang dimilikinya serta merancang secara strategis program-program pemasaran dalam
kerangka lingkungan yang dihadapi perusahaan dan kemudian menjalankan rencana tersebut.

Saya masih memandang bahwa senjata yang paling dahsyat dalam strategi pemasaran salah satunya
adalah melalui komunikasi pemasaran (marketing communication) untuk memperkuat brand image
dengan target audience yang luas, sehingga dalam waktu yang relatif singkat, penyampaian pesan
tentang brand akan lebih cepat sampai.

Namun demikian, tidak sedikit penggiat usaha yang belum menyadari bahwa membangun brand image
dengan komunikasi pemasaran tidak hanya sebatas melalui iklan dan promosi saja. Ada banyak kegiatan
lain yang juga berdampak besar, contohnya adalah sebagai berikut:
1. Disain kemasan, termasuk isi tulisan/pesan yang disampaikan
2. Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu kegiatan-kegiatan sosial untuk komunitas yang dilakukan
oleh perusahaan
3. Customer Services, bagaimana perusahaan menangani keluhan, masukan dari konsumen setelah
terjadi transaksi
4. Bagaimana karyawan yang bekerja di lini depan/front liners (apakah itu bagian penjualan, kasir,
resepsionis, dll) yang bersikap dalam menghadapi pelanggan,
5. dll

Jenis tipe komunikasi dalam daftar di atas adalah kegiatan-kegiatan yang baik buruknya tergantung dari
keinginan perusahaan yang kesemuanya dapat dikontrol/dikendalikan. Komplikasi justru akan muncul
dari kegiatan-kegiatan komunikasi seputar brand oleh pihak lain yang tidak dapat dikontrol oleh
perusahaan, misalnya komunikasi oleh konsumen langsung. Mereka bisa menyebarkan pada network-
nya berita kurang menyenangkan yang mereka alami pada saat berinteraksi dengan brand (yang diwakili
oleh banyak hal, termasuk front liners di perusahaan). Word-of-mouth communication adalah salah
satu jenis komunikasi yang sangat efektif, dan berbahaya apabila itu menyangkut publisitas buruk.

Komplikasinya ditambah dengan keberadaan Internet dengan kecepatan penyebaran beritanya yang
bahkan bisa berlipat-lipat. Siapa saja (termasuk pesaing) bisa menuliskan pengalaman berinteraksi
dengan brand dari sudut perspektif mana saja (seperti pemberitaan buruk mengenai kepuasan produk,
harga atau kegagalan distribusi), tanpa bisa diatur-atur seperti halnya berhubungan dengan media
tradisional.

Jadi, pada dasarnya perusahaan perlu memperhatikan semua elemen komunikasi dalam bentuk apapun
yang menghubungkan konsumen dengan brand perusahaan. Meminimalkan kemungkinan terjadinya
ketidakpuasan konsumen, dapat mempertahankan pemberitaan baik seputar brand.
http://s2.wahyudiharto.com/labels/Manajemen%20Pemasaran.html

Analisis Strategi Pemasaran pada PT. ULTRAJAYA MILK
Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk
merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial.
Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah :
a. Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
b. Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan
managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
c. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan,
menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat memuaskan
keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
d. Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa
yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.
Konsep Pemasaran
Konsep-konsep inti pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi, utilitas,
nilai dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kita dapat
membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah suatu keadaan
dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan adalah kehendak yang kuat akan
pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam. Sedangkan
Permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan
kesediaan untuk membelinya.
Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Menurut Kotler
dan Armstrong pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari
program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran
yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Sedangakan
manajemen adalah proses perencanaan (Planning), pengorganisasian (organizing) penggerakan
(Actuating) dan pengawasan.
Jadi dapat diartikan bahwa Manajemen Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan,
penerapan, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan
mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk
mencapai tujuan tujuan organisasi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah sebagai kegiatan yang
direncanakan, dan diorganisasiknan yang meliputi pendistribusian barang, penetapan harga dan
dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dibuat yang tujuannya untuk
mendapatkan tempat dipasar agar tujuan utama dari pemasaran dapat tercapai.
Manajemen Pemasaran ULTRAJAYA MILK :
Industri susu di Indonesia saat ini sangat menggairahkan karena potensi pasar susu di Indonesia
masih terbuka lebar mengingat Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk
terbesar keempat di dunia dan juga tingkat konsumsi susu di Indonesia yang masih jauh lebih
rendah dibandingkan dengan Negara-negara lain. Oleh karena itu, industri susu di Indonesia
terus bertumbuh demikian halnya juga untuk industri susu cair. Akan tetapi, pertumbuhan susu
cair tersebut lebih disebabkan karena meningkatnya konsumsi susu di Indonesia bukan karena
adanya perubahan pola konsumsi susu di Indonesia.
Hal ini menjadi peluang bagi PT Ultrajaya untuk mengembangkan bisnisnya di masa mendatang
karena saat ini PT Ultrajaya merupakan market leader di industri susu cair dan susu Ultra yang
merupakan produk PT Ultrajaya sudah dikenal dan disukai oleh masyarakat Indonesia. Agar
dapat meraih peluang tersebut, PT Ultrajaya menghadapi tantangan bisnis untuk mengubah
perilaku masyarakat Indonesia yang lebih memilih mengkonsumsi susu bubuk dibandingkan
dengan susu cair.
Perilaku tersebut dapat terbentuk karena adanya persepsi yang tidak tepat mengenai susu cair
antara lain persepsi mengenai adanya kandungan bahan pengawet di dalam susu cair dan bahkan
dianggap kandungan pengawet di dalam susu cair lebih banyak dibandingkan dengan susu
bubuk. Persepsi tersebut dapat terbentuk karena kurangnya pengetahuan mengenai manfaat dan
keunggulan susu cair. Untuk mengubah persepsi tersebut, maka diperlukan strategi komunikasi
pemasaran untuk mengedukasi masyarakat mengenai tidak adanya bahan pengawet di dalam
susu cair.
Dalam proses edukasi tersebut, PT Ultrajaya perlu menargetkan terlebih dahulu kepada para
mahasiswi karena mahasiswi merupakan calon ibu yang akan menjadi decision maker dalam
pembelian susu. Sedangkan rencana implementasi untuk edukasi tersebut terdiri dari kegiatan
komunikasi Above The Line (ATL) dan Below The Line (BTL). Implementasi tersebut
melibatkan pendapat ahli, pembuktian langsung, dan data yang menunjukkan bahwa susu cair
UHT telah banyak dikonsumsi oleh negara-negara lain karena atribut tersebut dapat membentuk
kepercayaan mahasiswi terhadap produk susu.
PEMASARAN ULTRAJAYA MILK
Kekuatan utama PT Ultrajaya terletak pada visi pemasaran yang terfokus terus menerus
membangun merek yang kuat dan memerlebar ragam produk makanan dan minuman untuk
memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia.
Untuk melaksanakan hal ini, PT Ultrajaya telah melakukan investasi yang signifikan dalam
aktivitas pemasaran, teknologi, pengembangan produk dan yang paling penting, distribusi.
Perusahaan ini termasuk salah satu perusahaan di Indonesia yang memiliki jaringan distribusi
yang paling luas, mencakup seluruh daerah Indonesia, mulai dari Sumatera di ujung Barat hingga
Papua di ujung Timur. Hal ini dapat dicapai oleh adanya sistem distribusi yang terdiri dari 2,500
grosir yang bersama-sama melayani lebih dari 25,000 toko ritel (toko moderen dan tradisional),
hotel dan pelanggan komersial.
Jaringan distribusi ini juga didukung oleh jaringan penjualan PT Ultrajaya yang terdiri dari lebih
300 tenaga penjual, lebih dari 100 kendaraan, serta 9 depo dan kantor cabang di kota-kota besar,
ditambah lagi oleh beberapa distributor lokal.
Pasar utama PT Ultrajaya adalah Indonesia dengan populasi 200 juta orang yang memiliki
tingkat daya beli yang meningkat. Pasar domestik mencapai 90 persen dari total produksi
perusahaan ini. Namun sejak 1988, perusahaan ini mulai aktif memasuki pasar ekspor ke negara-
negara tertentu.
Pemasaran ULTRAJAYA MILK Di Indonesia
Pola konsumsi susu di Indonesia sangat menarik untuk disimak karena pola konsumsi susu di
Indonesia didominasi oleh susu bubuk. Pola konsumsi susu tersebut berkebalikan dengan
Negara-negara lain di dunia dimana Negara-negara tersebut lebih banyak mengkonsumsi susu
cair dibandingkan dengan susu bubuk.
Industri makanan dan minuman di Indonesia memiliki harapan yang sangat positif. Negara ini
memiliki populasi besar dan mengalami pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Meningkatnya
daya beli konsumen telah membuat produk-produk makanan menjadi lebih terjangkau oleh
masyarakat luas. Sebagai perusahaan makanan dan minuman yang terkemuka di Indonesia, PT
Ultrajaya berada pada posisi yang sangat menguntungkan dengan kondisi tersebut.
PT Ultrajaya mengalami kesuksesan terus menerus sebagai hasil dari strategi yang dilakukan
agar dapat tumbuh terus dan keragaman produknya yang diterima baik oleh konsumen Indonesia.
Dengan keunggulan posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar, peluncuran produk-produk baru
untuk mengisi celah pasar yang ada, dan tekad bulat kami terhadap kualitas terbaik, akan
memastikan bahwa kami dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar di Indonesia di masa
mendatang.
PT Ultrajaya mengalami kesuksesan terus menerus sebagai hasil dari strategi yang dilakukan
agar dapat tumbuh terus dan keragaman produknya yang diterima baik oleh konsumen Indonesia.
PERKEMBANGAN ULTRAJAYA MILK
Sebagai pemimpin pasar, PT Ultrajaya selalu berusaha untuk tetap berada di baris terdepan untuk
kegiatan penelitian, pengembangan dan pengawasan mutu. Melalui penelitian yang
berkesinambungan terhadap kebutuhan pasar dan perubahan permintaan konsumen, perusahaan
ini telah mengembangkan produk-produk baru yang mampu memertahankan posisinya sebagai
pemimpin pasar dengan cepat dan sebagai hasilnya, perusahaan ini sudah mengembangkan
jumlah ragam produknya dari produk tunggal pada tahun 1975 menjadi lebih 60 produk saat ini
yang mana sebagian besar adalah pemimpin pasar.
PT Ultrajaya sangat bertekad penuh akan kualitas produk. Mulai dari bahan baku hingga produk
jadi, sistem pengawasan mutu dijalankan dengan ketat, tidak hanya pada produknya saja, tapi
juga pada proses produksi dan penyimpanannya.
Di samping itu, mengingat sebagian besar konsumen Indonesia beragama Islam, kami pun
bertekad bulat memenuhi semua persyaratan kualitas produk Halal. Semua produk PT Ultrajaya
sudah mendapatkan Sertifikat Halal yang resmi dikeluarkan oleh MUI (Majelis Ulama
Indonesia).
Keseluruhan sistem kualitas PT Ultrajaya ini telah mendapatkan reputasi terbaik dari semua
konsumen.
KUALITAS/MANFAAT
>Susu segar berkualitas tinggi mengandung manfaat alami dan seimbang dari protein,
karbohidrat, vitamin, mineral seperti Kalsium, Magnesium, Fosfor, sehingga menjadikan susu
sebagai makanan yang lengkap. Susu segar mengandung semua gizi penting yang dibutuhkan
anak-anak dan juga dewasa.
>Jus Buah Buavita diproduksi hanya dari buah-buahan segar yang lezat dan berkualitas tinggi
seperti Jeruk, Apel, Jambu, Leci, Mangga, Sirsak dan Stroberi yang mengandung semua manfaat
gizi alami.
>Jus Buah secara alami memberikan utuh vitamin anti-oksidan alami seperti Vitamin A,E,C,
mineral dan serat yang penting bagi kesehatan orang dewasa maupun anak-anak. Vitamin dan
mineral ini juga lebih mudah diserap tubuh oleh tubuh kita.
>Mengonsumsi Teh Kotak Jasmin adalah cara menikmati teh siap minum yang praktis, setiap
saat dan di mana pun berada. Produk ini dibuat hanya dari daun teh pilihan yang diambil dari
dataran tinggi perkebunan teh yang dicampur dengan bunga Jasmin. Produk ini bisa langsung
dinikmati sebagai minuman teh yang menyegarkan.
>Minuman kesehatan ini dibuat dari biji kacang ijo berkualitas tinggi yang merupakan sumber
vitamin B, serat dan protein nabati yang lezat. Sari Kacang Ijo ini menawarkan minuman
kesehatan yang lezat, bergizi dan menyegarkan yang telah dicampur dengan gula merah dan jahe
alami.
>Susu segar berkualitas tinggi yang mengandung manfaat alami protein, karbohidrat, yang
dicampur dengan gula dan bahan baku alami lainnya seperti bubuk coklat membuat susu ini
praktis untuk digunakan. Diperkaya dengan vitamin yang dibutuhkan anak-anak dan juga orang
dewasa. Produk ini tersedia dalam jenis Full Cream dan rasa Coklat.
http://leosukmawijaya.wordpress.com/2010/04/09/analisis-strategi-pemasaran-pada-pt-ultrajaya-milk/

You might also like