You are on page 1of 3

65

BAB IV
ANALISIS

1.1 Analisis Data LIDAR dan Fotogrametri

1) Selain itu, dengan kemampuan LIDAR untuk memancarkan pulsa 167.000 per detik,
maka hal ini selain dapat memperoleh data yang banyak juga dapat mengurangi waktu
dan biaya survei dan pemetaan untuk wilayah yang relatif lebih luas untuk
mendapatkan peta topografi.
2) LIDAR memiliki kemampuan penetrasi yang sangat baik untuk daerah-daerah yang
memiliki vegetasi yang rapat. Dengan kemampuan penetrasi yang baik dan multiple
return, LIDAR bisa mengumpulkan data topografi tanah (last return) cukup bila ada
celah kecil. LIDAR mampu memisahkan topografi tanah dan objek yang ada di atasnya
tersebut (ilustrasi pada gambar 4.1). Sedangkan pada pengukuran fotogrametri,
koordinat (X,Y,Z) suatu titik (khususnya Z), suatu titik dipermukaan tanah harus dapat
terlihat minimal pada 2 (dua) foto yang bertampalan.









66



Gambar 4.1 Kemampuan LIDAR dalam Memisahkan Topografi Tanah dan Objek yang
Ada di Atasnya[Karvak,2009]

3) Dalam kondisi cuaca yang ekstrim, LIDAR tidak dapat mengambil data dengan
optimal dan ketelitiannya kurang baik.

1.2 Analisis Aplikasi LIDAR dalam Kegiatan Pertambangan Batubara

1) Daerah penambangan batubara biasanya didominasi oleh tutupan lahan berupa vegetasi
(hutan primer, hutan sekunder, rawa, semak, tegalan) yang sangat rapat. Dengan
menggunakan LIDAR yang mempunyai kemampuan penetrasi yang baik, akan sangat
mudah untuk mendapatkan data topografi yang sangat teliti.
2) Tambang batubara, pada umumnya membutuhkan peta topografi dengan skala yang
besar (skala 1 : 2000 sampai dengan 1 : 500). Hal ini berkaitan langsung dengan
interval kontur dari peta tersebut. Dengan menggunakan teknologi LIDAR, maka
interval kontur untuk peta skala besar yang dibutuhkan dalam kegiatan tambang
batubara akan dapat diperoleh. Hal ini karena kemampuan sensor LIDAR yang dapat
67

memancarkan 167.000 pulsa per detik dan kemampuan penetrasi yang sangat baik
untuk wilayah tambang yang diliputi vegetasi yang lebat. Selain itu juga karena spasi
antar titik sangat rapat, dapat mencapai 0.06 m (lihat pada Tabel 2.1 Karaketeristik
Sensor LIDAR). Dengan adanya kemampuan tersebut, LIDAR dapat mengumpulkan
data DTM yang lebih rapat dan teliti.
3) LIDAR tidak dapat tembus bila ada awan, kabut tebal, dan vegetasi yang rapat (hutan
primer). Sehingga untuk wilayah penambangan dengan karakteristik liputan area
berupa hutan yang sangat rapat/lebat, perlu adanya pemetaan terestris untuk area
tersebut. Sehingga data yang diperoleh dapat lebih teliti. Selain itu, untuk menghindari
adanya awan, maka rencana tinggi terbang pesawat diusahakan untuk berada lebih
rendah dibandingkan dengan ketinggian awan tersebut. Jika hal ini tidak
memungkinkan untuk dilakukan, maka pemetaan terestris dapat dilakukan di area
tersebut, sama halnya dengan kasus area yang ditutupi oleh hutan primer.

1.3 Analisis Terhadap I ntegrasi Teknologi LIDAR dan Fotogrametri

Untuk mendapatkan peta dengan skala besar dimana ketelitian yang tinggi dari informasi
planimetrik dan tinggi sangat diutamakan, maka dengan mengkombinasikan pemetaan
LIDAR dan fotogrametri peta tersebut akan didapat dengan mudah dan dalam waktu yang
singkat. Dimana untuk informasi tinggi menggunakan LIDAR dan untuk informasi
planimetrik menggunakan orto foto yang diperoleh dengan metode fotogrametri.

You might also like