You are on page 1of 14

PENGGUNAAN FAN TIPE INDUCE-DRAFT CROSS-FLOW

PADA PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG






DISUSUN OLEH :

FEBRIAN MERMALIANDI (03111003017)
DIAN FAJRIN (03111003028)
PUTRI RAHMI (03111003030)
MUHAMMAD DANI (03111003033)
YENI PERWIRA (03111003056)
VIESTA L SYARIF (03111003066)








JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
Penggunaan Fan Tipe Induced-Draft Cross-Flow Pada PT. Indonesia Power
UBP Kamojang.
Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak luput
dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata
bahasa. Tetapi walaupun demikian kami berusaha sebisa mungkin menyelesaikan
makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana.
Kami menyadari tanpa kerja sama dengan asisten pembimbing serta
beberapa kerabat yang memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi kami
demi tersusunnya makalah ini. Untuk itu kami mengucapakan terima kasih kepada
pihak yang tersebut yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan
arahan dan saran demi kelancaran penyusunan makalah ini.
Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan para
pembaca pada umumnya. Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai
pihak yang bersifat membangun.

Palembang, April 2014



Penulis






2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Dalam suatu proses industri, pendingin air proses sangat dibutuhkan.
Proses pendinginan harus dilakukan untuk menurunkan temperatur air proses
tersebut sehingga dapat digunakan kembali untuk proses selanjutnya. Proses
pendinginan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah di dalam
suatu tower pendingin yang disebut cooling tower. Proses pendinginan dapat
terjadi dengan bantuan udara luar ataupun dengan menggunakan alat untuk
mempercepat pendinginan tersebut, alat yang biasa digunakan di dalam industri
kimia adalah kipas (fan).
Penggunaan kipas (fan) dalam cooling tower adalah jenis pengaliran udara
secara mekanik (mechanical-draft cooling tower), di mana digunakan alat untuk
mendorong atau menarik udara untuk di alirkan dalam cooling tower. Berdasarkan
letak dan proses kerjanya, jenis kipas ini terbagi menjadi 2, yakni kipas jenis
forced-draft dan induced-draft. Pada tipe forced-draft, kipas dipasang pada bagian
bawah cooling tower, mendorong udara dari luar untuk masuk ke menara.
Sedangkan pada tipe induced-draft, kipas dipasang di atas cooling tower, menarik
udara ke atas menara dan kemudian dibuang kembali ke atmosfer.
Salah satu pabrik yang menggunakan cooling tower adalah PT. Indonesia
Power UBP Kamojang. PT. Indonesia Power adalah sebuah perusahaan yang
bergerak dalam bidang pembangkitan tenaga listrik. UBP kamojang adalah salah
satu dari delapan unit bisnis pembangkitan di bawah PT. Indonesia Power, yang
menggunakan panas bumi sebagai energi primer untuk pembangkit listrik. PT.
Indonesia Power UBP Kamojang ini merupakan unit pembangkit listrik panas
bumi terbesar yang ada di Indonesia.
Jenis cooling tower yang digunakan di PT. Indonesia Power UBP
Kamojang adalah adalah tipe Mechanical Induced-Draft, di mana udara berpindah
karena adanya daya hisap yang diberikan oleh kipas (fan). Cooling tower yang
terpasang merupakan bangunan yang terbuat dari kayu yang telah diawetkan
3

sehingga tahan terhadap air. Cooling tower tersebut terdiri dari 3 ruang dan 3
kipas untuk unit I, sedangkan untuk unit II dan unit III terdiri dari 5 ruang dengan
5 kipas hisap paksa.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1) Untuk mengetahui cara kerja induced-draft pada cooling tower di PT.
Indonesia Power UBP Kamojang.
2) Untuk mengetahui keuntungan penggunaan induced-draft pada cooling tower
di PT. Indonesia Power UBP Kamojang.
3) Untuk mengetahui hasil pendinginan air proses dengan menggunakan cooling
tower jenis induced-draft di PT. Indonesia Power UBP Kamojang.

1.3. Permasalahan
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1) Bagaimana kerja kipas tipe induced-draft pada cooling tower di PT. Indonesia
Power UBP Kamojang?
2) Apa keuntungan pemakaian kipas tipe induced-draft pada cooling tower di
PT. Indonesia Power UBP Kamojang?
3) Bagaimana hasil pendinginan air proses keluaran dari cooling tower di PT.
Indonesia Power UBP Kamojang?

1.4. Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari pembuatan makalah ini adalah:
1) Dapat mengetahui kerja dari kipas tipe induced-draft pada cooling tower di
PT. Indonesia Power UBP Kamojang.
2) Dapat mengetahui keuntungan penggunaan induced-draft pada cooling tower
di PT. Indonesia Power UBP Kamojang.
3) Dapat mengetahui hasil pendinginan air proses dengan menggunakan cooling
tower jenis induced-draft di PT. Indonesia Power UBP Kamojang.

4

1.5. Batasan Masalah
1) Kerja fan jenis induced-draft cross-flow pada cooling tower PT. Indonesia
Power UBP Kamojang.
2) Keuntungan yang didapatkan PT. Indonesia Power UBP Kamojang dalam
menggunakan fan jenis induced-draft cross-flow.
3) Hasil pendinginan air proses dari cooling tower PT. Indonesia Power UBP
Kamojang.
























5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Menara Pendingin (Cooling Tower) Mechanical Draft
Cooling tower tipe mechanical draft merupakan cooling tower yang
meggunakan alat bantu untuk mensupplai udaranya. Pada cooling tower aliran
angin mekanik, udara mengalir karena adanya satu atau beberapa kipas (fan) yang
digerakkan secara mekanik. Fungsi kipas di sini adalah untuk mendorong udara
(forced-draft) atau menarik udara melalui menara (induced-draft) yang dipasang
pada bagian bawah atau atas menara. Menurut letak kipasnya, jenis cooling tower
aliran mekanik ini terbagi menjadi dua, yakni:
1) Tipe aliran angin dorong (forced-draft)
2) Tipe aliran angin tarik (induced draft)
Pada tipe aliran angin dorong (forced-draft), kipas yang dipasang pada
bagian bawah, mendorong udara melalui menara. Jenis ini secara teoritis lebih
disukai karena kipas beroperasi dengan udara yang lebih dingin, sehingga
konsumsi daya menjadi lebih kecil. Jenis forced-draft memiliki kemampuan untuk
bekerja dengan tekanan statis tinggi. Akan tetapi, berdasarkan pengalaman jenis
ini memiliki masalah-masalah yang berkaitan dengan distribusi udara, kebocoran
dan resirkulasi udara kalor dan lembab kembali ke menara, serta masalah
pembekuan pada masukan kipas ketika musim dingin. Kerugian lain adalah bahwa
desain forced-draft biasanya membutuhkan daya kuda motor lebih dari satu
rancangan desain. Sedangkan menara tipe aliran angin tarik (induced-draft) udara
masuk dari sisi menara melalui bukaan-bukaan yang cukup besar pada kecepatan
rendah dan bergerak melalui bahan pengisi (filling material). Kipas dipasang pada
puncak menara dan membuang udara kalor dan lembab ke atmosfer.
2.2. I nduced-Draft Cooling Tower
Induced draft cooling tower merupakan jenis mechanical draft yang
memiliki alat bantu fan atau kipas yang berada di atas menara (draw-trough).
Kipas ini yang akan menarik udara ke atas melawan arus air ke bawah yang lewat
6

di sekitar packing kayu. Karena aliran udara yang berlawanan dengan aliran air,
air paling dingin di bagian bawah mengalami kontak dengan udara terkering.
Sementara air hangat di atas mengalami kontak dengan udara lembab,
mengakibatkan peningkatan efisiensi perpindahan panas.

2.3. Klasifikasi Induced-Draft Cooling Tower
Berdasarkan arah aliran udara terhadap arah aliran air, induced-draft ini
dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni:
a. Induced-Draft Aliran Melintang (Cross Flow)
1) Air masuk pada puncak dan melewati bahan pengisi.
2) Udara masuk dari salah satu sisi (menara aliran tunggal) atau pada sisi yang
berlawanan (menara aliran ganda).
3) Fan induced-draft mengalirkan udara melintasi bahan pengisi menuju
saluran keluar pada puncak menara.

Gambar 1. Menara pendingin induced draft dengan aliran melintang

b. Induced-Draft Aliran Berlawanan (Counter Current)
1) Air panas masuk pada puncak menara
2) Udara masuk dari bawah dan keluar pada puncak
3) Fan induced-draft mengalirkan udara melintasi bahan pengisi menuju
saluran keluar pada puncak menara.
7


Gambar 2. Menara pendingin induce draft dengan aliran berlawanan
2.4. Kipas (Fan)
Kipas merupakan bagian terpenting dari sebuah menara pendingin karena
berfungsi untuk menarik udara dingin dan mensirkulasikan udara tersebut di
dalam menara untuk mendinginkan air. Jika kipas tidak berfungsi maka kinerja
menara pendingin tidak akan optimal. Kipas digerakkan oleh motor listrik yang
dikopel langsung dengan poros kipas.
Jenis fan yang biasa digunakan ialah fan aksial (jenis baling-baling) dan
sentrifugal. Umumnya fan dengan baling-baling/propeller digunakan pada menara
induced draft. Sedangkan pada menara forced draft, jenis fan yang biasa
digunakan ialah jenis propeller dan sentrifugal. Jenis fan propeller yang digunakan
sudah dipasang tetap atau dapat juga diubah/diatur. Sebuah fan dengan baling-
baling yang dapat diatur tidak secara otomatis dapat digunakan di atas range yang
cukup luas sebab fan dapat disesuaikan untuk mengirim aliran udara yang
dikehendaki pada pemakaian tenaga terendah. Baling-baling yang dapat diatur
secara otomatis dapat beragam aliran udaranya dalam rangka merespon perubahan
kondisi beban. Bahan yang biasa digunakan untuk fan adalah alumunium, fiber
glass, dan baja yang digalvanis celup panas. Baling-baling fan terbuat dari baja
galvanis, alumunium, plastik yang diperkuat oleh fiber glass cetak.

2.5. PT. Indonesia Power Indonesia UBP Kamojang
PT. Indonesia Power, atau IP, adalah sebuah anak perusahaan PLN yang
menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik. Saat ini
8

Indonesia Power merupakan perusahaan pembangkitan listrik dengan daya
mampu terbesar di Indonesia. PT. Indonesia Power didirikan pada 3 Oktober
1995, memiliki 133 unit pembangkit yang tersebar di lokasi-lokasi strategis di
Pulau Jawa dan Bali. Unit-unit tersebut dikelola dan dioperasikan oleh delapan
Unit Bisnis Pembangkitan (UBP), salah satunya adalah UBP Kamojang.

Gambar 3. UBP Kamojang
Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang berlokasi di daerah perbukitan
sekitar 1500 meter dari permukaan laut dan 42 km ke arah tenggara Kota
Bandung. UBP ini terdiri dari tiga Sub Unit Bisnis Pembangkitan, yaitu Sub UBP
Kamojang, Sub UBP Darajat, dan Sub UBP Gunung Salak. Unit bisnis ini
mengelola dan mengoperasikan tujuh Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
UBP Kamojang mulai beroperasi pada 22 Oktober 1982 walaupun secara resmi
Presiden Soeharto baru meresmikan operasi Unit I pada 7 Februari 2003.
Kemudian, Unit II dan Unit III mulai beroperasi masing-masing pada Juni 1994
dan Juli 1997.

2.5.1. Cooling Tower PT. Indonesia Power UBP Kamojang
Jenis cooling tower yang digunakan di PT. Indonesia Power UBP
Kamojang adalah adalah tipe Mechanical Induced-Draft, di mana udara berpindah
karena adanya daya hisap yang diberikan oleh kipas (fan). Sedangkan tipe aliran
udaranya adalah tipe aliran melintang (cross-flow). Air proses yang masuk ke
cooling tower adalah air kondensat yang dipompakan masuk oleh pompa
pendingin utama (Main Cooling Water Pump). Cooling tower PLTP Kamojang
9

terdiri dari 3 ruang dan 3 kipas untuk unit I, sedangkan untuk unit II dan unit III
terdiri dari 5 ruang dengan 5 kipas hisap paksa.
Kipas-kipas digerakan oleh motor-motor listrik dengan putaran rendah.
Putaran rendah ini dapat dicapai dengan penggunaan gigi reduksi (gear box).
Blade dari kipas cooling tower ini dapat diatur jarak dan sudutnya agar
mengkonsumsi daya serendah mungkin.


Gambar 4. Cooling Tower PT. Indonesia Power UBP Kamojang














10

BAB III
PEMBAHASAN

Air kondensat sebagai water input pada cooling tower dialirkan oleh
pompa ke basin air panas (hot water basin) yang letaknya di atas cooling tower.
Air tersebut disemprotkan oleh nozzle sehingga membentuk butiran (droplet) dan
jatuh melewati packing dengan memanfaatkan gravitasi. Aliran udara yang
melewati tiap ruang pendingin dihisap ke atas dengan kipas hisap paksa tipe
aksial. Kipas ini adalah jenis baling-baling yang dapat memindahkan laju aliran
volumetrik yang besar pada tekanan statis rendah. Udara masuk melalui sirip-sirip
louver pada sisi cooling tower dan kemudian berkontak dengan air kondensat.
Udara lembab dan hangat yang telah menyerap panas pada air proses terus
bergerak ke atas ditarik oleh fan dan kemudian tersebar ke udara luar melalui atas
fan. Air dingin yang tercipta kemudian terakumulasi pada basin air dingin (cold
water basin) dan kemudian dialirkan kembali ke kondensor.

Gambar 5. Induced Draft Cross Flow
Kipas (fan) pada cooling tower PLTP Kamojang memiliki 8 blades dengan
besar kecepatan putarnya berkisar 95,3 127 rpm. Daya total yang dihasilkan
oleh kipas adalah 1500 kW untuk ketiga unit UBP Kamojang, di mana daya untuk
unit I sebesar 100 kW dan unit II dan II sebesar 120 kW, untuk masing-masing
fan setiap unit.
11

Kondisi air kondensat yang masuk ke cooling tower memiliki temperatur
51
o
C dengan kapasitas 6.840 m
3
/jam pada unit I. Sedangkan temperatur air masuk
pada unit II dan III adalah 43
o
C dengan kapasitas 12.960 m
3
/jam. Setelah
dikontakkan dengan udara, didapatkan air dingin dengan temperatur 29
o
C pada
unit I, dan 27
o
C pada unit II. Cooling tower yang efisien akan menghasilkan
perbedaan temperatur yang cukup tinggi antara water inlet dan water outlet.
Range yang dihasilkan oleh cooling tower PT. Indonesia Power UBP Kamojang
cukup tinggi, yakni 16 22
o
C, sehingga efisiensi cooling tower tersebut juga
cukup tinggi.
PLTP Kamojang menggunakan fan aksial dengan tipe propeller, di mana
tipe ini memiliki keuntungan:
1) Mampu menghasilkan laju udara yang tinggi pada tekanan yang rendah.
2) Murah sebab konstruksinya sederhana.
3) Mampu mencapai efisiensi operasi maksimum, dilihat dari perbedaan
temperatur inlet dan outlet yang dihasilkan.
4) Tidak membutuhkan daya yang besar, sebab tekanan yang dihasilkan kecil.
Kipas tipe induced-draft cros flow yang digunakan PLTP Kamojang tentu
memiliki kelebihan. Jika dibandingkan dengan kipas tipe forced-draft, kelebihan
induced-draft cooling tower ini antara lain:
a) Lebih sedikitnya resirkulasi yang terjadi daripada menara forced draft, sebab
kecepatan keluarnya 3 4 kali lebih tinggi dari udara masuk.
b) Konsumsi energi dan biaya operasi yang lebih murah.
c) Luasan area tanah yang dibutuhkan tidak terlalu luas (hemat tempat).
d) Rendahnya penurunan tekanan statik (static pressure drop).
e) Udara yang dialirkan lebih banyak dengan daya fan yang sama.
Jika dibandingkan dengan kipas tipe induced-draft counter-current,
kelebihan induced-draft cross-flow ini antara lain:
1) Head pompa lebih rendah, sehingga biaya operasi lebih murah.
2) Suara kebisingan lebih rendah karena tidak ada kebisingan jatuhnya air.
3) Perawatan lebih mudah.

12

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Fan cooling tower PT. Indonesia Power UBP Kamojang adalah kipas hisap
paksa tipe aksial, memiliki 8 sudu (blade) dengan besar kecepatan putarnya
berkisar 95,3 127 rpm dan menghasilkan daya sebesar 1500 kW.
2) Kipas tipe induced-draft cross-flow yang digunakan PLTP Kamojang memiliki
kelebihan tersendiri, baik dibandingkan dengan tipe forced-draft maupun tipe
induced-draft counter-current.
3) Kipas axial jenis propeller yang digunakan PLTP Kamojang mampu
menghasilkan laju udara yang tinggi dengan tekanan yang rendah, konstruksi
sederhana, dan biaya operasi yang murah.
4) Range temperatur water inlet dan outlet pada cooling tower PLTP Kamojang
adalah 18
o
C, dengan temperatur inlet 48
o
C dan temperatur outlet 30
o
C.

4.2. Saran
Kipas axial jenis propeller sangat baik dikombinasikan dengan cooling
tower yang menggunakan kipas jenis induced-draft cross-flow, sehingga dapat
menghasilkan perbedaan temperatur inlet dan outlet yang cukup tinggi. Maka dari
itu, hal ini dapat dijadikan pilihan dalam pemilihan fan pada cooling tower.









13

DAFTAR PUSTAKA

Sentana, Agus dan Taufik A. Hadinata. 2005. Sistem Operasi dan Analisis
Menara Pendingin (Cooling Tower) PLTP Kamojang Vol. 7 No. 2.
Bandung: Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pasundan.

Tarbini, Bibin. 2008. Sistem Pembangkitan PLTP Kamojang. (Online)
http://yoshimori-shumimura.blogspot.com/2008/09/sistem-pembangkitan-
pltp-kamojang.html. Diakses tanggal 6 April 2014.

(Tambahilah dapus ny)

You might also like