You are on page 1of 8

TEKNIK TEGANGAN TINGGI

KEGAGALAN PADA ISOLASI PADAT DAN CAIR














OLEH:

BAHROWI ADI WIJAYA
( 2211 105 013 )




JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2012


KEGAGALAN PADA ISOLASI PADAT DAN CAIR

A. MEKANISME KEGAGALAN PADA ISOLASI PADAT
Mekanisme kegagalan pada suatu bahan isolasi padat merupakan sebuah
fenomena kompleks. Mekanisme kegagalan pada bahan isolasi padat dapat
diklasifikasikan dengan mengacu pada waktu dan penerapan tegangannya sebagai
berikut:
1. Kegagalan asasi (ionic / intrinsic)
2. Kegagalan elektromekanik (electromechanical)
3. Kegagalan streamer atau avalanche
4. Kegagalan termal (thermal)
5. Kegagalan erosi (erosion)
6. Kegagalan kimia dan elektrokimia
7. Kegagalan akibat fenomena treeing dan tracking
Dari beberapa kegagalan tersebut, dapat dibentuk sebuah kurva pengklasifikasian
sebagai berikut:

Gambar 1. Macam-macam kegagalan berdasarkan
waktu dan penerapan tegangannya

A.1 Kegagalan asasi (I onic / intrinsic)
- Kegagalan jenis ini merupakan kegagalan paling sederhana karena disebabkan
oleh jenis dan suhu suatu bahan (tanpa ada tekanan, bahan elektroda,
ketidakmurnian, dan kantong udara).
- Kegagalan Intrinsik
- Kegagalan Elektromekanik
Kegagalan Streamer
Kegagalan Termal
Kegagalan Erosi
t (detik)
K
e
g
a
g
a
l
a
n

(
K
V
)


- Kegagalan ini terjadi jika tegangan dinaikkan hingga 10
6
Volt/cm dengan waktu
sangat singkat yaitu 10
-8
detik. Kegagalan ini juga sangat tergantung dengan
elektron bebas yang berpindah dari suatu bahan dielektrik.
- Kuat dielektrik terbesar diperoleh ketika seluruh pengaruh luar diisolasi dan
harganya bergantung pada struktur material dan suhu. Kekuatan listrik
maksimum adalah 15 MV/cm untuk polyvinyl-alcohol pada suhu -196
o
C.
Kekuatan maksimum biasanya berkisar antara 5 MV/cm dan 10 MV/cm.

A.2 Kegagalan elektromekanik (electromechanical)
- Kegagalan jenis ini terjadi akibat tekanan elektrostatis karena perbedaan
polaritas antara elektroda yang mengapit zat isolasi padat.
- Tekanan mekanis yang terjadi disebabkan karena adanya tekanan elektrostatis.
Tekanan mekanis timbul karena gaya tarik menarik F antar elektroda. Seperti
ditunjukkan pada gambar 2 berikut.

Gambar 2. Gaya tarik menarik F antar elektroda

- Besar tegangan pada zat isolasi dapat dinyatakan dengan rumus dari Stark dan
Garton:

](1)

Di mana, d
0
= Tebal zat isolasi padat sebelum terkena tegangan
d = Tebal zat isolasi padat setelah terkena tegangan

= Permitivitas bahan dielektrik





+
-
F
F


A.3 Kegagalan streamer atau avalanche
- Proses kegagalan streamer pada isolasi padat sama seperti proses kegagalan
streamer pada isolasi gas.
- Elektron yang memasuki pita konduksi (band conduction) di katoda akan
bergerak menuju anoda. Energi elektron akan melebihi energi ionisasi saat
melintas pada lintasan bebas yang cukup panjang dan akan bertambah ketika
terjadi benturan antar elektron. Elektron akan kehilangan energi saat elektron
membentur dinding anoda.
- Ketika suatu tegangan V pada suatu zat padat di antara dua elektroda, maka
pada medium yang berdekatan akan timbul tegangan. Karena kegagalan tersebut
maka akan jatuh sebuah muatan pada permukaan zat padat, sehingga medan
yang tadinya seragam akan terganggu. Karena medan ini lebih besar dari
kekuatan intrinsik, maka akan terjadi kegagalan pada zat padat tersebut. Proses
kegagalan ini terjadi sedikit demi sedikit sehingga akhirnya zat padat gagal
seluruhnya.

A.4 Kegagalan termal (thermal)
- Kegagalan ini terjadi panas yang ditimbulkan akibat konduksi arus yang
mengalir pada media dielektrik. Aliran arus akan menyebabkan suhu meningkat
sehingga panas terbentuk. Panas yang dihasilkan ditransfer ke permukaan luar
dielektrik zat padat.
- Energi panas yang dihasilkan dapat dirumuskan sebagai berikut:

(2)
Dimana, = Konduktivitas listrik
E = Tekanan listrik
Energi panas yang dihasilkan dalam medan dapat dirumuskan sebagai berikut:

.(3)
Dimana, f = Frekuensi (Hz)


= Sudut rugi material dielektrik
E = Tekanan listrik (rms)

Sedangkan disipasi panas (W
T
) dapat dirumuskan sebagai berikut:

(4)
Dimana,

= Spesifikasi panas pada bahan


= Suhu bahan
K = Konduktifitas termal bahan
t = waktu disipasi panas

Sehingga kondisi breakdown dapat ditunjukkan pada sebuah kurva pada gambar
3 berikut. Di mana E
1
dan E
1
merupakan panas yang dihasilkan, sedangkan T
A

dan T
B
merupakan batas suhu breakdown yang terjadi.

Gambar 3. Kegagalan termal pada dielektrik zat padat

Di mana sumbu vertikal merupakan energi disipasi panas sedangkan sumbu
horizontal merupakan suhu suatu bahan. Pemanasan terjadi pada nilai E
1
dan E
2

dan titik breakdown termal ditunjukkan oleh T
A
dan T
B.





A.5 Kegagalan Erosi (Erosion)
- Kegagalan Erosi disebabkan karena zat isolasi tidak sempurna.
Ketidaksempuranaan tersebut karena terdapat lubang atau rongga dalam bahan
isolasi. Lubang atau rongga terisi gas atau cairan yang kekuatan breakdownnya
lebih kecil dari kekuatan zat padat.
- Benturan antar elektron pada anoda mengakibatkan lepasnya ikatan kimiawi
pada isolasi padat. Kenaikan suhu karena peluruhan ion positif menyebabkan
ketidakstabilan termal sehingga dinding zat padat akan rusak, rongga menjadi
semakin besar dan bahan isolasi menipis.

A.6 Kegagalan kimia dan elektrokimia
- Terdapat beberapa reaksi kimia yang terjadi:
Oksidasi : merupakan terdapatnya kandungan udara atau oksigen
pada bahan isolasi
Hidrolisis : peristiwa munculnya embun air atau uap air pada
permukaan bahan isolasi
Aksi kimiawi : peristiwa peningkatan maupun penurunan sifat kimia
suatu bahan isolasi sehingga menyebabkan proses kimiawi
tidak stabil

A.7 Kegagalan treeing dan tracking
- Kegagalan Treeing:
Percikan yang terjadi pada suatu bahan isolasi padat akan menyebar
selama proses pembentukan karbon dan membentuk cabang-cabang yang
menyerupai pohon. Peristiwa ini menyebabkan retakan pada bahan isolasi padat
sehingga lama-kelamaan bahan isolasi akan mengalami breakdown.

- Kegagalan Tracking:
Terbentuknya karbonasi di daerah terjadinya percikan api, yang
selanjutnya karbonasi yang terbentuk akan bertindak sebagai saluran konduksi
permanen yang kemudian dapat meningkatkan tekanan yang berlebih. Peristiwa


ini menyebabkan terjadinya jembatan karbon di antara elektroda sehingga
menyebabkan kegagalan isolasi pada zat padat.

B. MEKANISME KEGAGALAN PADA ISOLASI CAIR
Pembahasan mengenai mekanisme kegagalan pada isolasi cair yaitu mengenai
kemampuan konduksi dan peristiwa kegagalan benda cair, mekanisme partikel yang
melayang-layang, mekanisme gelembung dan kavitasi, mekanisme kegagalan termal,
mekanisme volume yang tertekan, konduksi karena adanya cairan lain, konduksi dan
kegagalan cairan.Teori kegagalan zat isolasi cair dapat dibagi menjadi empat jenis,
yaitu:

B.1 Kegagalan zat murni atau elektronik
- Proses kegagalan yang terjadi dalam zat cair dianggap serupa dengan yang
terjadi dalam gas.
- Terdapat electron berada pada zat cair sehingga electron inilah yang akan
memulai proses kegagalan isolasi.
- Di antara elektroda diterapkan suatu kuat medan. Sedangkan pada elektroda
tersebut terdapat permukaan yang tidak rata atau runcing, maka kuat medan
terbesar berada pada bagian yang runcing tersebut.
- Electron-elektron tertentu akan memperoleh energi dari medan yang lebih besar
dari pada energi yang hilang karena benturan dengan molekul-molekul.

B.2 Kegagalan gelembung atau kavitasi pada zat cair
- Kegagalan ini merupakan bentuk kegagalan zat cair karena terdapat gelembung
gas pada isolasi zat tersebut.
- Penyebab timbulnya gelembung gas menurut Kao Krasucki adalah permukaan
elektroda yang tidak rata, adanya tabrakan elektron, peristiwa penguapan cairan,
dan zat cair yang dikenai perubahan suhu dan tekanan.






B.3 Kegagalan bola cair dalam zat cair
- Suatu zat isolasi cair mengandung sebuah bola cair dari jenis cairan lain, maka
dapat terjadi kegagalan akibat ketidakstabilan bola cair tersebut dalam medan
listrik.
- Bola cair yang dikenai medan listrik E akan berubah bentuk menjadi sferoida
dengan medan dalamnya sebesar E
2
.

B.4 Kegagalan butiran padat dalam zat isolasi cair
- Kegagalan ini adalah jenis kegagalan yang disebabkan oleh butiran zat padat
dalam isolasi cair sehingga terjadi kegagalan isolasi.
- Adanya butiran penghantar di antara elektroda akan mengakibatkan pembesaran
medan dalam zat isolasi zat cair di dekat permukaan butiran. Apabila medan
dalam cairan tanpa butiran melebihi tegangan gagal cairan maka akan terjadi
kegagalan setempat yang kemudian menimbulkan gelembung-gelembung yang
akhirnya dapat mengakibatkan breakdown total.
- Gerakan butiran oleh suatu gaya F dihambat oleh kekentalan cairan dan proses
difusi butiran tersebut.

B.5 Kegagalan campuran zat cair cair-padat
- Kegagalan isolasi cair-padat biasanya disebabkan oleh proses pemburukan oleh
rugi-rugi dielektrik. Ada dua jenis pemburukan yang dapat mengakibatkan
kegagalan isolasi cair-padat yaitu pemburukan karena pelepasan dalam (internal
discharges) dan pemburukan elektro kimiawi
- Pelepasan dalam (internal discharges) terjadi jika campuran dielektrik zat cair
padat memiliki kekuatan gagal zat yang berbeda-beda. Jika tekanan listrik
dinaikkan, maka terjadi kegagalan zat yang lebih lemah.
- Pemburukan elektro kimiawi terjadi saat ion-ion yang dibebaskan oleh arus
pada elektroda dapat menyebabkan kerusakan. Derajat kerusakannya tergantung
pada sifat ion yang terbawa dan pada saat kimiawinya dengan isolasi.

You might also like