A. Hasil Penelitian Jumlah perawat di RS PKU Muhammadiyah Gombong yang mendapat jam kerja 3 shift di bangsal rawat inap sebanyak 77 perawat dengan pembagian kerja di bangsal atau ruang masing-masing. Jumlah perawat dan masing-masing ruangan dapat dilihat pada table berikut : Tabel 4.1 Nama Ruang Rawat Inap dan Jumlah Perawat Yang Bertugas Dengan Shift Pagi, Siang, dan Malam No Nama Ruang Jumlah Perawat 1 Barokah 12 2 Amanah 12 3 Hidayah 12 4 Rahmah 6 5 Salma 11 6 Husna 10 7 Inayah 14
Jam istirahat perawat di masing-masing ruangan tidak sama, disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat, artinya seorang perawat tidak mempunyai jam istirahat yang paten atau jam istirahat yang terjadwal melainkan disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat dan kondisi pasien yang diasuhnya.
I. Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah semua perawat yang bertugas 3 shift yaitu shift pagi, siang, dan malam di ruang kerjannya masing-masing dan telah bersedia menjadi responden. Dari 77 perawat yang bekerja shift pagi, siang dan malam ada 41 yang setuju menjadi responden dan mau berpartisipasi dalam penelitian ini, sedangkan 36 lainnya ada sedang cuti lebaran dan ada yang menolak atau tidak bisa berpartisipasi dalam penelitian ini. Adapun perinciannya dapat dilihat pada table berikut : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Persetujuan menjadi Responden Jumlah Responden Jumlah Orang Presentase Setuju 41 53.25 % Menolak/tidak bisa berpartisipasi 26 33,77 % Sedang Cuti 10 12,98 % Jumlah 77 100%
II. Hasil Pengukuran Tekanan Darah a. Pengukuran Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Shift Pagi Tabel 4.3 Rerata Tekanan Darah Sistol dan Diastol Sebelum dan Sesudah Shift Pagi Pada Sampel
Waktu ( Hari) Total Responden Rata-rata Tekanan Darah Sistol Diastol pre post perubahan pre post perubahan 1 41 112.7 116.5 3.8 77.2 75.98 1.22 2 41 113.5 113 0.5 74.39 76.71 2.32 3 41 113 116.2 3.2 74.51 76.95 2.44 Rerata 113.07 115.23 2.5 75.37 76.55 1.99 b. Pengukuran Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Shift Siang Tabel 4.4 Rerata Tekanan Darah Sistol dan Diastol Sebelum dan Sesudah Shift Siang Pada Sampel
c. Pengukuran Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Shift Malam Tabel 4.5 Rerata Tekanan Darah Sistol dan Diastol Sebelum dan Sesudah Shift Siang Pada Sampel
Waktu ( Hari) Total Responden Rata-rata Tekanan Darah Sistol Diastol pre Post perubahan pre post perubahan 1 41 116.59 119.39 2.8 76.22 75.61 0.61 2 41 118.05 119.51 1.46 73.9 76.59 2.69 3 41 116.83 121.1 4.27 74.51 76.83 2.32 Rerata 117.16 120.00 2.84 74.88 76.34 1.87 Waktu ( Hari) Total Responden Rata-rata Tekanan Darah Sistol Diastol pre Post perubahan pre post perubahan 1 41 121.59 115 6.59 76.59 68.05 8.54 2 41 122.07 114.63 7.44 74.78 69.39 5.39 3 41 120.73 115.9 4.83 75.85 71.71 4.14 Rerata 121.46 115.18 6.29 75.74 69.72 6.02 III. Hasil Pengukuran Denyut Nadi Hasil Pengukuran Denyut Nadi Sebelum dan Sesudah Shift Pagi, Siang, Dan Malam. Tabel 4.6 Rerata Denyut Nadi Sebelum dan Sesudah Shift Pagi, Siang, Dan Malam.
Waktu ( Hari) Total Responden Rerata Denyut Nadi Pagi Siang Malam pre post perubahan pre post perubahan pre post perubahan 1 41 84.15 85.76 1.61 84.51 79.78 4.73 84.34 83.9 0.44 2 41 83.78 85.51 1.73 83.95 77.85 6.1 85.2 81.12 4.08 3 41 83.37 85.59 2.22 84.17 84.71 0.54 85.88 84.61 1.27 Rerata
IV. Hasil Pengukuran Frekuensi Pernafasan Hasil Pengukuran Frekuensi Pernafasan Sebelum dan Sesudah Shift Pagi, Siang, Dan Malam. Tabel 4.7 Rerata Frekuensi Pernafasan Sebelum dan Sesudah Shift Pagi, Siang, Dan Malam.
Waktu ( Hari) Total Responden Rerata Frekuensi Pernafasan Pagi Siang Malam pre post perubahan pre post perubahan pre post perubahan 1 41 21.61 21.8 0.19 21.8 22.15 0.35 22.27 21.8 0.47 2 41 21.41 21.49 0.08 21.49 21.93 0.44 21.63 22.88 1.25 3 41 21.32 21.32 0 21.27 21.85 0.58 21.29 22.05 0.76 Rerata
V. Hasil Pengukuran Suhu Tubuh Hasil Pengukuran Frekuensi Pernafasan Sebelum dan Sesudah Shift Pagi, Siang, Dan Malam. Tabel 4.6 Rerata Suhu Tubuh Sebelum dan Sesudah Shift Pagi, Siang, Dan Malam Waktu ( Hari) Total Responden Rerata Suhu Tubuh Pagi Siang Malam pre post perubahan pre post perubahan pre post perubahan 1 41 36.54 36.57 0.03 36.55 36.63 0.08 36.89 36.28 0.61 2 41 36.84 36.68 0.16 36.53 36.78 0.25 36.98 36.28 0.7 3 41 36.74 36.62 0.12 36.49 36.61 0.12 36.67 36.24 0.43 Rerata
VI. Uji Perbedaan Tekanan darah Sebelum dan Sesudah Shift Pagi, Siang, dan Malam Hasil perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah shift pagi, siang dan malam dapat dilihat dari uji t-test berikut : a. Perbedaan Tekanan Darah Sistole dan Diastole Sebelum dan Sesudah Shift Pagi. Tabel 4.7 Perbedaan Tekanan Darah Sistol dan Diastol Sebelum dan Sesudah Shift pagi.
Pengukuran Tekanan Darah Mean N t p Sistole sebelum shift pagi 113.07 41 - 1.878 0.068 115.24 41 Diastole sesudah shift pagi 75.37 41 -1.394 0.171 76.54 41
Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa nilai probabilitas > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah perawat sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah bekerja shift pagi.
b. Perbedaan Tekanan Darah Sistole dan Diastole Sebelum dan Sesudah Shift Siang. Tabel 4.8 Perbedaan Tekanan Darah Sistol dan Diastol Sebelum dan Sesudah Shift Siang . Pengukuran Tekanan Darah Mean N t p Sistol Sebelum Shift Siang 117.1544 41 - 1.876 0.068 120.0005 41 Diastol Sebelum Shift Siang 74.8780 41 -1.938 0.060 76.3410 41
Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa nilai probabilitas > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah perawat sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah bekerja shift siang.
c. Perbedaan Tekanan Darah Sistole dan Diastole Sebelum dan Sesudah Shift malam. Tabel 4.9 Perbedaan Tekanan Darah Sistol dan Diastol Sebelum dan Sesudah Shift pagi.
Pengukuran Tekanan Darah Mean N t p Sistol sebelum shift malam 121.4629 41 4.066 0.000 115.1629 41 Diastol Sebelum Shift malam 75.7398 41 8.250 0.000 69.7151 41
Berdasarkan tabel diatas diketahui value p 0,01 maka hasil uji dinyatakan ada perbedaan yang sangat signifikan (Handoko, 2008).
VII. Uji Perbedaan Frekuensi Denyut Nadi Sebelum dan Sesudah Shift Pagi, Siang, dan Malam a. Perbedaan Frekuensi Denyut Nadi Sebelum dan Sesudah Shift Pagi. Tabel 4.9 Perbedaan Frekuensi Denyut Nadi Sebelum dan Sesudah Shift pagi Pengukuran Denyut Nadi Mean N t p Sebelum Shift Pagi 83.7646 41 -1.925 0.061 Sesudah Shift Pagi 85.6183 41
Berdasarkan tabel diatas diketahui value p > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan (Handoko, 2008).
b. Perbedaan Frekuensi Denyut Nadi Sebelum dan Sesudah Shift Siang. Tabel 4.10 Perbedaan Frekuensi Denyut Nadi Sebelum dan Sesudah Shift Siang. Pengukuran Denyut Nadi Mean N t p Sebelum Shift Siang 84.2107 41 4.182 0.000 Sesudah Shift Siang 80.7802 41
Berdasarkan tabel diatas diketahui value p 0,01 maka hasil uji dinyatakan ada perbedaan yang sangat signifikan (Handoko, 2008). c. Perbedaan Frekuensi Denyut Nadi Sebelum dan Sesudah Shift Malam. Tabel 4.11 Perbedaan Frekuensi Denyut Nadi Sebelum dan Sesudah Shift Malam. Pengukuran Denyut Nadi Mean N t p Sebelum Shift Malam 85.1378 41 2.255 .030 Sesudah Shift Malam 83.2112 41
Berdasakan tabel di atas diketahui bahwa p value > 0,01 tetapi < 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan (Handoko, 2008).
VIII. Uji Perbedaan Frekuensi Pernafasan Sebelum dan Sesudah Shift Pagi, Siang, dan Malam. a. Perbedaan Frekuensi Pernafasan Sebelum dan Sesudah Shift Pagi. Tabel 4.12 Perbedaan Frekuensi Pernafasan Sebelum dan Sesudah Shift Pagi. Pengukuran Frekuensi Pernafasan Mean N t p Sebelum Shift Pagi 21.4463 41 -.424 0,674 Sesudah Shift Pagi 21.5202 41
Berdasarkan tabel diatas diketahui value p > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan (Handoko, 2008). b. Perbedaan Frekuensi Pernafasan Sebelum dan Sesudah Shift Siang. Tabel 4.13 Perbedaan Frekuensi Pernafasan Sebelum dan Sesudah Shift Siang. Pengukuran Frekuensi Pernafasan Mean N t p Sebelum Shift Siang 21.9763 41 840 0,406 Sesudah Shift Siang 21.7966 41
Berdasarkan tabel diatas diketahui value p > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan (Handoko, 2008).
c. Perbedaan Frekuensi Pernafasan Sebelum dan Sesudah Shift Malam.
Tabel 4.14 Perbedaan Frekuensi Pernafasan Sebelum dan Sesudah Shift Malam. Pengukuran Frekuensi Pernafasan Mean N t p Sebelum Shift Malam 21.7315 41 -2.130 0.039 Sesudah Shift Malam 22.2598 41
Berdasakan tabel di atas diketahui bahwa p value > 0,01 tetapi < 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan (Handoko, 2008). IX. Uji Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum dan Sesudah Shift Pagi, Siang, dan Malam a. Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum dan Sesudah Shift Pagi Tabel 4.15 Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum dan Sesudah Shift Pagi. Pengukuran Suhu Tubuh Mean N t p Sebelum Shift Pagi 36.6241 41 1.905 0.064 Sesudah Shift Pagi 36.5159 41
Berdasarkan tabel diatas diketahui value p > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan (Handoko, 2008).
b. Perbedaan Frekuensi Suhu Tubuh Sebelum dan Sesudah Shift Siang Tabel 4.16 Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum dan Sesudah Shift Siang Pengukuran Suhu Tubuh Mean N t P Sebelum Shift Siang 36.6707 41 -2.435 0.019 Sesudah Shift Siang 36.8478 41
Berdasakan tabel di atas diketahui bahwa p value > 0,01 tetapi < 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan (Handoko, 2008). c. Perbedaan Frekuensi Suhu Tubuh Sebelum dan Sesudah Shift Malam Tabel 4.17 Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum dan Sesudah Shift Malam Pengukuran Suhu Tubuh Mean N t P Sebelum Shift Malam 36.8478 41 7.187 0.000 Sesudah Shift Malam 36.2683 41
Berdasarkan tabel diatas diketahui value p 0,01 maka hasil uji dinyatakan ada perbedaan yang sangat signifikan (Handoko, 2008).
B. Pembahasan 1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini diambil semua yang memenuhi syarat penelitian, yaitu perawat yang bertugas shift pagi, siang, dan malam di bangsal rawat inap. Semua responden yang memenuhi syarat tersebut dijadikan sampel dengan ketentuan responden merupakan perawat yang tidak sedang dalam masa cuti dan bersedia untuk berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini. 2. Tekanan Darah Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah (Ethel, 2004). Tekanan darah masing-masing individu sangat bervariasi dalam sehari-hari. Pada saat beraktivitas fisik tekanan darahnya akan naik dan pada saat tidur tekanan darahnya akan menurun. Menurut WHO (World Health Organization) batas normalnya adalah 120-140 mmHg sistolik dan 80-90 diastolik. Tekanan sistolik dan diastolic sangat bervariasi setiap individu, namun pada umumnya disepakati, bahwa hasil pengukuran tekanan darah yang lebih dari 160/95 adalah khas untuk hipertensi (Masud, 1996). Tekanan darah rata-rata pada pria dewasa muda adalah sistolik 120 mmHg dan diastolik 80 mmHg, biasanya ditulis 120/80. Tekanan darah pada wanita dewasa muda, baik sistolik maupun diastolik biasanya lebih kecil 10 mmHg dari tekanan darah laki-laki dewasa muda (Ethel, 2004). Penurunan tekanan darah dari tekanan mula-mula dapat berdampak negatif bagi perawat yang sedang bekerja. Hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya konsentrasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Adanya penurunan tekanan darah dari tekanan mula-mula tersebut dapat menyembabkan daya kerja perawat menjadi kurang optimal. Dengan demikian selain merugikan perawat juga dapat berdampak ke pasien (Comuniti, 2007).
a. Rata-rata tekanan darah sistole, diastole, sebelum dan sesudah shift pagi. Hasil pengukuran rata-rata tekanan darah sistole dan diastole sebelum bekerja shift pagi adalah 113,07 / 75,37 mmHg dan sesudah bekerja shift pagi adalah 115.24 / 76,54 mmHg. Dengan masing-masing perbedaan shift pagi -1.878 / -1.394 mmHg. Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan uji paired t-test menunjukan adanya nilai probabilitas sistole 0,068 dan diastole 0,171 sehingga didapatkan nilai probabilitas > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tekanan darah perawat sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah bekerja shift pagi ( Handoyo, 2008).
b. Rata-rata tekanan darah sistole, diastole, sebelum dan sesudah shift siang. Hasil pengukuran rata-rata tekanan darah sistole dan diastole selama 3 hari pada perawat sebelum shift siang adalah 117,15 / 74,88 mmHg dan setelah shift siang yaitu 120,00 / 76,34 dengan masing-masing perbedaan shift pagi yaitu -1.876/-1.938. Berdasarkan hasil tersebut khusus untuk tekanan sistole mengalami kenaikan sebesar 2,85 mmHg, dan khusus diastole mengalami kenaikan sebesar 1,46 mmHg. Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan uji paired t-test menunjukan adanya nilai probabilitas sistole 0,068 dan diastole 0,060 sehingga didapatkan nilai probabilitas > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tekanan darah perawat sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah bekerja shift siang ( Handoyo, 2008).
c. Rata-rata tekanan darah sistole, diastole, sebelum dan sesudah shift malam. Hasil pengukuran rata-rata tekanan darah sistole dan diastole selama 3 hari pada perawat sebelum shift malam adalah 121,46 / 75,74 mmHg dan setelah shift malam yaitu 115,16 / 69,71 dengan masing-masing perbedaan shift malam yaitu 4.066 / 8.250. Berdasarkan hasil tersebut khusus untuk tekanan sistole mengalami penurunan sebesar 6,3 mmHg, dan khusus diastole mengalami kenaikan sebesar 6,03 mmHg. Variabel utama manusia yang berkaitan dengan kerja shift adalah cicardian rytm. Fungsi-fungsi tubuh yang meningkat dan menurun pada malam hari termasuk temperatur tubuh, detak jantung, tekanan darah, kemampuan mental, produksi adrenalin, dan kemampuan fisik (Shift_work, 2008). Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan uji t-test menunjukan adanya nilai probabilitas sistol dan diastole yaitu 0,000. Berdasarkan hal tersebut diketahui value p 0,01 maka hasil uji dinyatakan ada perbedaan yang sangat signifikan (Handoko, 2008).
3. Denyut Nadi Denyut arteri adalah gelombang tekanan yang merambat 6-9 meter per detik, sekitar 15 kali lebih cepat dari darah. Denyut dapat dirasakan di titik manapun yang arterinya terletak dekat permukaan kulit dan dibantali dengan sesuatu yang keras. Arteri yang biasa teraba adalah arteri radial pada pergelangan tangan (Ethel, 2004). Kekuatan denyut ditentukan oleh tekanan denyut dan hanya sedikit hubungannya dengan tekanan rata-rata. Pada syok, denyut melemah (thread). Denyut kuat apabila isi sekuncup besar, misalnya selama kerja fisik atau setelah pemberian histamin. Apabila tekanan denyut tinggi, gelombang denyut mungkin cukup besar untuk dapat diraba atau bahkan didengar oleh individu yang bersangkutan (Ganong, 2002). Frekuensi nadi adalah jumlah denyutan selama 1 menit. Frekuensi nadi normal pada orang dewasa antara 60-90, biasanya 70-75. Pada anak- anak dan wanita frekuensi sedikit lebih cepat, demikian juga halnya pada waktu berdiri, sedang makan, mengeluarkan tenaga atau waktu mengalami emosi. Frekuensi nadi dianggap abnormal adalah lebih dari 100 dan kurang dari 60. Nadi yang cepat dikenal dengan takikardi, sedangkan nadi yang lambat dikenal dengan bradikardi. a. Rata-rata frekuensi denyut nadi pada perawat sebelum dan sesudah shift pagi. Hasil pengukuran rata-rata denyut nadi selama 3 hari pengukuran pada perawat sebelum shift pagi yaitu 83,76 kali/menit, dan sesudah shift pagi yaitu 85,62 kali/menit. Berdasarkan hasil tersebut terjadi kenaikan frekuensi denyut nadi sebesar 1,86 kali per menit. Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan uji paired t-test menunjukan adanya nilai probabilitas 0,061 yang artinya value p > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada frekuensi denyut nadi pada perawat sebelum dan sesudah menjalani shift pagi (Handoyo, 2008). b. Rata-rata frekuensi denyut nadi pada perawat sebelum dan sesudah shift siang. Hasil pengukuran rata-rata denyut nadi selama 3 hari pengukuran pada perawat sebelum shift siang yaitu 84,2 kali/menit, dan sesudah shift siang yaitu 80,78 kali/menit. Berdasarkan hasil tersebut terjadi kenaikan frekuensi denyut nadi sebesar 3,42 kali per menit. Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan uji paired t-test menunjukan tingkat perbedaan sebesar 4.182 dan nilai probabilitas menunjukan 0,000 yang artinya value p 0,01 maka hasil uji dinyatakan ada perbedaan yang sangat signifikan (Handoko, 2008). c. Rata-rata frekuensi denyut nadi pada perawat sebelum dan sesudah shift malam. Hasil pengukuran rata-rata denyut nadi selama 3 hari pengukuran pada perawat sebelum shift malam yaitu 85,14 kali/menit, dan sesudah shift malam yaitu 83,21 kali/menit. Berdasarkan hasil tersebut terjadi penurunan frekuensi denyut nadi sebesar 1,9 kali per menit. Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan uji paired t-test menunjukan tingkat perbedaan sebesar 2.225 dan nilai probabilitas menunjukan 0,030 yang artinya p value > 0,01 tetapi < 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan (Handoko, 2008).
4. Frekuensi Pernafasan a. Rata-rata frekuensi pernafasan pada perawat sebelum dan sesudah shift pagi. Hasil pengukuran rata-rata pernafasan selama 3 hari pengukuran pada perawat sebelum shift pagi yaitu 21,45 kali/menit, dan sesudah shift pagi yaitu 21,52 kali/menit. Berdasarkan hasil tersebut terjadi kenaikan frekuensi denyut nadi sebesar 0,07 kali per menit. Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan uji paired t-test menunjukan adanya perbedaan -424 dengan nilai probabilitas 0,674 yang artinya value p > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada frekuensi pernafasan pada perawat sebelum dan sesudah menjalani shift pagi (Handoyo, 2008). b. Rata-rata frekuensi pernafasan pada perawat sebelum dan sesudah shift siang. Hasil pengukuran rata-rata pernafasan selama 3 hari pengukuran pada perawat sebelum shift siang yaitu 21,98 kali/menit, dan sesudah shift siang yaitu 21,79 kali/menit. Berdasarkan hasil tersebut terjadi kenaikan frekuensi denyut nadi sebesar 0,19 kali per menit. Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan uji paired t-test menunjukan adanya perbedaan 840 dengan nilai probabilitas 0,406 yang artinya value p > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada frekuensi pernafasan pada perawat sebelum dan sesudah menjalani shift siang (Handoyo, 2008). c. Rata-rata frekuensi pernafasan pada perawat sebelum dan sesudah shift malam. Hasil pengukuran rata-rata pernafasan selama 3 hari pengukuran pada perawat sebelum shift malam yaitu 21,73 kali/menit, dan sesudah shift malam yaitu 22,26 kali/menit. Berdasarkan hasil tersebut terjadi kenaikan frekuensi denyut nadi sebesar 0,53 kali per menit. Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan uji paired t-test menunjukan adanya perbedaan -21.30 dengan nilai probabilitas 0,039 yang artinya value p > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada frekuensi pernafasan pada perawat sebelum dan sesudah menjalani shift malam (Handoyo, 2008). 5. Suhu Tubuh Suhu tubuh seringkali dijadikan sebagai salah satu faktor untuk menentukan kondisi kesehatan . Apabila tubuhnya diatas atau di bawah kisaran suhu tubuh, kemungkinan ada sesuatu yang salah di dalam tubuhnya (Perry, 2005) a. Rata-rata suhu tubuh pada perawat sebelum dan sesudah shift pagi. Hasil pengukuran rata-rata suhu tubuh selama 3 hari pengukuran pada perawat sebelum shift pagi yaitu 36,62 0 Celcius, dan sesudah shift pagi yaitu 36,52 0 Celcius. Berdasarkan hasil tersebut terjadi kenaikan frekuensi denyut nadi sebesar 0,1 0 Celcius. Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan uji paired t-test menunjukan adanya perbedaan 1.905 dengan nilai probabilitas 0,064yang artinya value p > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada suhu tubuh pada perawat sebelum dan sesudah menjalani shift pagi (Handoyo, 2008). b. Rata-rata suhu tubuh pada perawat sebelum dan sesudah shift siang. Hasil pengukuran rata-rata suhu tubuh selama 3 hari pengukuran pada perawat sebelum siang pagi yaitu 36,67 0 Celcius, dan sesudah shift pagi yaitu 36,84 0 Celcius. Berdasarkan hasil tersebut terjadi kenaikan frekuensi denyut nadi sebesar 0,17 0 Celcius. Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan uji paired t-test menunjukan adanya perbedaan -2.435 dengan nilai probabilitas 0,019 yang artinya bahwa p value > 0,01 tetapi < 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan (Handoko, 2008). Berdasarkan hasil uji tersebut maka diketahui adanya perbedaan suhu tubuh yang signifikan pada perawat sebelum dan sesudah shift siang. c. Rata-rata suhu tubuh pada perawat sebelum dan sesudah shift malam. Hasil pengukuran rata-rata suhu tubuh selama 3 hari pengukuran pada perawat sebelum shift malam yaitu 36,85 0 Celcius, dan sesudah shift pagi yaitu 36,27 0 Celcius. Berdasarkan hasil tersebut terjadi penurunan suhu tubuh sebesar 0,87 0 Celcius. Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan uji paired t-test menunjukan adanya perbedaan 7.187 dengan nilai probabilitas 0,000 yang artinya value p 0,01 maka hasil uji dinyatakan ada perbedaan yang sangat signifikan (Handoko, 2008). Berdasarkan hasil uji tersebut maka diketahui adanya perbedaan suhu tubuh yang sangat signifikan pada perawat sebelum dan sesudah shift malam.
6. Perbandingan hasil pengukuran TTV Berdasarkan data yang telah diolah menggunakan teknik pengolahan dan analisa data dengan menggunakan uji statistik Paired T-Test. dengan menggunakan program computer SPSS versi 17.0, dengan interpretasi hasil sebagai berikut : 1. Jika p value 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan. 2. Jika p value > 0,01 tetapi < 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan. 3. Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan (Handoko, 2008), maka didapatkan data pada tabel di bawah ini. Tabel 4.18 Hasil Perbandingan Tanda-Tanda Vital Pada Perawat Dengan Shift Pagi, Siang, dan Malam Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong Pengukuran TTV Perbedaan Sebelum dan Sesudah Shift Pagi Sebelum dan Sesudah Shift Siang Sebelum dan Sesudah Shift Malam Tekanan Darah Tidak Signifikan Tidak Signifikan Sangat Signifikan Denyut Nadi Tidak Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Frekuensi Pernafasan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Suhu Tubuh Tidak Signifikan Signifikan Sangat Signifikan