You are on page 1of 16

A.

DEFINISI
Febris (demam) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkadian yang
normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam
hipotalamus anterior. Suhu tubuh normal dapat dipertahankan, ada perubahan
suhu lingkungan, karena adanya kemampuan pada pusat termoregulasi untuk
mengatur keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh jaringan, khususnya
oleh otot dan hati, dengan panas yang hilang. Dalam keadaan febris, keseimbangan
tersebut bergeser hingga terjadi peningkatan suhu dalam tubuh. (Isselbacher, 1994)
Definisi demam (febris) adalah suhu rectal yang lebih dari 38
0
C (100,4
0
F).
suhu normal dapat berfluktuasi sepanjang hari, berkisar antara 36,1
0
C-38
0
C (97
0
F-
100,4
o
F). umumnya suhu tubuh pada anak-anak lebih tinggi, emudian menurun
hingga padaa tingkat dewasa pada usia 13-14 tahun pada anak perempuan, dan 17-18
tahun pada anak laki-laki. (Williams & Wilkins, 1995)
Febris adalah peningkatan abnormal suhu badan rectal minimal 38
0
C.
demam merpakan tanda adanya masalah yang menjadi penyebab, buakan suatu
penyakit dan tidak terjadi dengan sendirinya. Data klinis terkait menemukan tanda
yang menunjukkan keseriusan demam (missal: anak yang aktif dan sadar memiliki
suhu 40
0
C secara umum kurang mengkhawatirkan dibandingkan dengan bayi yang
lesu dan letargik dengan suhu 39
0
C. (Muscari, 2001)
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain adalah:
- Demam septik
Suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari
dan turun kembali ketingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai
keluhan mengigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun
ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
- Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu
badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai
dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
- Demam intermiten
Suhu badanturun ketingkat yang normalselama beberapa jam dalamsatu
hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana
dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam
disebut kuartana.
- Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada
tingkat demam yang etrus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
- Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit
tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien
dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan
suatu sebab yang jelas seperti: abses, pneumonia, infeksi saluran kencing,
malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera
dengan suatu sebab yang jelas. (Nurarif & Kusuma, 2013)
Menurut beberapa definisi tentang febris di atas, dapat disimpulkan bahwa
febris adalah peningkatan abnormal suhu badan minimal 38
0
C sebagai akibat dari
perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior.

B. ETIOLOGI
Penyebab febris selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,
keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi
suhu sentral (misalnya : perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai
ketepatan diagnosis penyebab demam antara lain: ketelitian pengambilan riwayat
penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit, dan
evaluasi pemeriksaan laboratorium, serta penunjang lain secara tepat dan holistic.
Beberapa hal khusus perlu dipeehatikan pada demam adalah cara timbul
demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lain yang menyertai
demam. (aplikasi nanda)
Febris umumnya terjadi akibat adanya gangguan pada hipotalamus, atau
sebaliknya dapat disebabkan oleh setiap gangguan berikut:
- Penyebab umum febris pada bayi antara lain infeksi saluran pernapasan
atas dan bawah, faringitis, otitis media, dan infeksi virus umum dan
enteric. Reaksi vaksinasi dan pakaian yang terlalu tebal juga
seringmenjadipenyebab demam pada bayi.
- Penyebab febris yang lebih serius antara lain infeksi saluran kemih,
pneumonia, bakteremia, meningitis, osteomielitis, atritis septic, kanker,
gangguan imunologik, keracunan atau overdosis obat, dan dehidrasi.
(Muscari, 2001)

C. PATOFISIOLOGI
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi
ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak
disertai peningkatan set point. (Julia, 2000)
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap
infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing
masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya
pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh
(pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi
oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing
(noninfeksi).
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang
terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus.
Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta
mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan
menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh
darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun,
terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas.
Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan
merangsang aktivitas tentara tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk
memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan
asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan
tubuh.
Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush.
Menggigil. Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal
ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat
pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk
mencapai suhu baru.
Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak
disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah,
mungkin malahan kembali ke tingkat normal. (Guyton, 1999)

D. MANIFESTASI KLINIS
1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C-40C)
2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan
(Nurarif & Kusuma, 2013)

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk
digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa
uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar
tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga
dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi.
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Hematologi
Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi penyulit perdarahan
usus.
b. Kimia darah
Pemeriksaan elektrolit, kadar glukosa, blood urea nitrogen dan kreatinin harus
dilakukan.
c. Imunorologi
Widal : pemeriksaan serologi ini ditujukan untuk mendeteksi adanya antibody
di dalam darah terhadap antigen kuman Salmonella typhi. Hasil positif
dinytakan dengan adanya aglutinasi. Hasil negative palsu dapat disebabkan oleh
karena antara lain penderita sudah mendapatkan terapi antibiotika, waktu
pengambilan darah kurang dari 1 minggu sakit, keadaan umum pasien buruk,
dan adanya penyakit imunologik lain.
d. Urinalis
Protein: bervariasi dari negative sampai positif (akibat demam)
Leukosit dan eritrosit normal : bila meningkat kemungkinan terjadi penyulit
e. Mikrobiologi
Sediaan apus dan kultur dari tenggorok, uretra, anus, serviks dan vagina harus
dibuat dalam situasi yang tepat. Pemeriksaan sputum diperlukan untuk pasien
yang demam disertai batuk-batuk. Pemeriksaan kultur darah dan kultur cairan
abnormal serta urin diperlukan untuk mengetahui komplikasi yang muncul.
f. Radiologi
Pembuatan foto toraks biasanya merupakan bagian dari pemeriksaan untuk
setiap penyakit demam yang signifikan.
g. Biologi molekuler
Dengan PCR (Polymerase Chain Reaction), dilakukan dengan perbanyakan
DNA kuman yang kemudian diidentifikasi dengan DNA probe yang spesifik.
Kelebihan uji ini dapat mendeteksi kuman yang terdapat dalam jumlah sedikit
(sensifitas tinggi) serta kekhasan (spesifitas) yang tinggi pula. Specimen yang
digunakan dapat berupa darah, urin, cairan tubuh lainnya serta jaringan biopsi
(Isselbacher, 1999)



















F. PATHWAY





















Huda Nurarif, Amin & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda-NIC NOC. Jakarta: MediAction


Infeksi zat asing masuk ke
dalam tubuh
Merangsang sistem
pertahanan
Melapaskan
pirogen
Dari dalam tubuh
(pirogen endogen)
Dari luar tubuh
(pirogen eksogen)
Membawa pesan ke
hipotalamus
Dirangsang pelepasan asam
arakidonat & produksi
prostaglandin meningkat
Reaksi menaikkan
suhu tubuh
Pembuluh di arteri sempit
&sekresi kelenjar keringat
terhambat
febris hipertermi Metabolisme basal meningkat
Oksigen ke otak menurun Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
Kejang demam TIK meningkat
Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer
Kekurangan volume
cairan


G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Secara fisik
a. Mengawasi kondisi klien dengan pengukuran suhu secara berkala
setiap 4-6 jam. Perhatikan apakan anak tidur gelisah, sering terkejut
atau mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik
keatas atau apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang
disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan
otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai
oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan
demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi
intelektual tertentu.
b. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
c. Jalan napas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai
oksigen ke otak yang akan berakibat rusaknya sel-sel otak
d. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknya
e. Tidur yang cukup agar metabolism berkurang
f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak, lipat paha. Tujuannya
untuk menurunkan suhu tubuh di permukaan tubuh anak.
2. Obat-obatan antipiretik
Antipiretik bekerja secarasentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu
di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan
prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehingga set
poin hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana
diperintah memproduksi panas di atas normal dan mengurangi pengeluaran
panas tidak ada lagi.



H. ANALISA DATA
Diagnosa yang muncul:
Dx Keperawatan & data
fokus
Batasan Karakteristik Fator yang berhubungan
Hipertermia (0007)
Ds: Ibu klien mengatakan
anaknya panas
Do:
a. Suhu tubuh klien
lebih dari 37
0
C
b. Kulit terasa hangat
c. Kulit terlihat
kemerahan
d. Kejang
e. Takikardi
f. takipnea

1. konvulsi
2. kulit kemerahan
3. peningkatan suhu
tubuh di atas normal
4. kejang
5. takikardi
6. takipnea
7. kulit terasa hangat

1. anastesia
2. penurunan respirasi
3. dehidrasi
4. pemajanan lingkugan
yang panas
5. penyakit
6. pemakaian pakaian
yang tidak sesuai
dengan suhu
lingkungan
7. peningkatan laju
metabolism
8. medikasi
9. trauma
10. aktivitas berlebihan
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
(00002)
Ds
a. Ibu klien mengatakan
anaknya susah makan
1. Kram abdomen
2. Nyeri abdomen
3. Menghindari makanan
4. Berat badan 20 % atau
lebih dibawah berat
badan ideal
5. Kerapuhan kapiler
1. Factor biologis
2. Factor ekonomi
3. Ketidakmampuan
untuk mengabsorbsi
nutrien
4. Ketdakmampuan
untuk mencerna
b. Ibu Klien
mengatakan anaknya
mengalami muntah
Do
a. Klien tampak lemas
dan tak memiliki
stamina
b. Berat badan klien
mengalami penurunan
c. Klien terlihat tidak
memilki nafsu makan
d. Membran mukosa
klien pucat
e. Adanya sariawan
f. Klien tampak
menghindari makanan

6. Diare
7. Kehilangan rambut
berlebihan
8. Bising usus hiperaktif
9. Kurang makanan
10. Kurang informasi
11. Kurang minat pada
makanan
12. Penurunan beratbadan
dengan asupan
makanan adekuat
13. Kesalahan konsepsi
14. Kesalahan informasi
15. Membrane mukosa
pucat
16. Ketidakmampuan
memakan makanan
17. Tonus otot menurun
18. Mengeluh gangguan
sensasi rasa
19. Mengeluh asupan
makanan berkurang
20. Cepat kenyang
setelah makan
21. Sariawan rongga
mulut

makanan
5. Ketidakmampuan
menelan makanan
6. Factor psikologis
Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer (00204)

Ds:
a. Ibu klien mengatakan
anaknya lemas
Do:
a. Kulit menjadi kering
b. Capillary refill >3
detik
c. Terjadi peurunan nadi


1. Hipertermia (00007)
Batasan karakteristik:
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
Ds
c. Ibu klien mengatakan anaknya susah makan
d. Ibu Klien mengatakan anaknya mengalami muntah
Do
g. Klien tampak lemas dan tak memiliki stamina
h. Berat badan klien mengalami penurunan
i. Klien terlihat tidak memilki nafsu makan
j. Membran mukosa klien pucat
k. Adanya sariawan
l. Klien tanpak menghindari makanan

I. RENCANA KEPERAWATAN
N
O.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI
1. Hipertermia(00007) NOC:
1. Hidration
2. Adherence behavior
3. Immune status
4. Risk control
5. Risk detection
Kriteriahasil:
1. Keseimbanganantarapr
oduksipanas, panas
yang diterima,
dankehilanganpanas
2. Seimbangantaraprodu
ksipanas, panas yang
diterima,
dankehilanganpanassel
ama 28
haripertamakehidupan
3. Keseimbanganasambas
abayibarulahir
4. Temperature stabil :
36,5 37,5C
5. Tidakadakejang
6. Tidakadaperubahanwa
rnakulit
7. Pengendalianrisiko:
hipertermia
8. Pengendalianrisiko:
hipotermia
9. Pengendalianrisiko:
NIC:
Temperature regulation
(pengaturansuhu)
1. Monitor suhu minimal tiapdua
jam
2. Rencanakan monitoring
suhusecarakontinyu
3. Monitor tekanandarah,
nadidanrespiratory rate
4. Monitor warnadansuhukulit
5. Monitor tanda-
tandahipertermidanhipotermi
6. Tingkatkan intake
cairandannutrisi
7. Selimutipasienuntukmencegahhil
angnyakehangatantubuh
8. Ajarkanpada orang
tuapasiencaramencegahkeletihan
akibatpanas
9. Diskusikantentangpentingnyapen
gaturansuhudankemungkinanefe
k negative darikedinginan
10. Beritahutentangindikasiterjadinya
keletihandanpenanganann
emergency yang diperlukan
11. Ajarkanindikasidarihipotermiada
npenanganan yang diperlukan
yang diperlukan
12. Berikan anti piretikjikadiperlukan
proses menular
10. Pengendalianrisik
o:
paparansinarmatahari
2. Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
(00002)

NOC:
1. Nutritional status
2. Nutritional status:
Food and fluid intake
3. Nutritional status:
nutrient intake
4. Weight control
Kriteria Hasil:
1. Adanya peningkatan
berat badan sesuai
dengan tujuan
2. Berat badan ideal
sesuai dengan tinggi
badan
3. Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
4. Tidak ada tanda
malnutrisi
5. Menunjukan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
menelan
6. Tidak terjadi
penurunan berat
NIC
Weight Management (1260)
1. Binahubungandengankeluargaklie
n
2. Jelaskankeluargaklienmengenaipe
ntingnyapemberianmakanan,
penambahanberatbadandankehila
ganberatbadan
3. Jelaskankelurgakliententangkondi
siberatbadanklien
4. Jelaskanresikodarikekuranganber
atbadan
5. Berikanmotivasikeluargaklienunt
ukmeningkatkanberatbadanklien
6. Pantauporsimakanklien
7. Anjurkanklienmakanteratur

badan yang berarti
3. Ketidakefektifan
perfusi jaringan
perifer (00204)

NOC:
1. Circulation Status
2. Tussue Perfusion :
Cerebral
Kriteria Hasil:
Mendemonstrasikan
status sirkulasi yang
ditandai dengan:
1. Tekanan systole dan
diastole dalam rentang
yang diharapakan
2. Tidak ada ortostatik
hipertensi
3. Tidak ada tanda-tanda
peningkatan
intrakranial
NIC:
Peripheral Sensation Management

1. Monitor adanya daerah tertentu
yang hanya peka terhadap
panas/dingin/tajam/tumpul
2. Monitor adanya paretese
3. Instruksikan keluarga
untukmengobservasi kulit jika
ada lesi atau laserasi
4. Gunakan sarung tangan untuk
protekai
5. Kolaborasi pemberian analgetik
6. Batasi gerakan pada kepala, leher
dan punggung






DAFTAR PUSTAKA

Isselbacher,dkk. 1994. Harrison: Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC
Williams & Wilkins. 1995. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta:EGC
Muscari, Mary E. 2001. Panduan Balajar: Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Guyton, Arthur C. (1999). Fisiologi manusia danmekanisme penyakit. Ed. 3. Jakarta, EGC.
Huda Nurarif, Amin & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda-NIC NOC. Jakarta: MediAction
Julia Klaartje Kadang, SpA (2000). Metode Tepat Mengatasi Demam. www. Google. Com
diakses tanggal 11 Maret 2014
Sinarty hartanto. (2003). Anak Demam Perlu Kompres. www. Pediatrik. Com/knal.php.















LAPORAN PENDAHULUAN FEBRIS

Disusun Oleh :

INTAN SEPTIANA (22020111120015)



JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

You might also like