You are on page 1of 18

Oleh:

Direktur Penggunaan Kawasan Hutan,


Ditjen Planologi Kehutanan

Disampaikan pada FGD Kemenko Perekonomian RI
Medan 11 September 2014

Dukungan Kebijakan

1. UU No. 41 Tahun 1999 jo UU No. 19 Tahun 2004 Tentang Kehutanan
2. PP No 10 Tahun 2010 jo PP No. 60 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan
3. PP No 24 Tahun 2010 jo PP No. 61 Tahun 2012 tentang Penggunaan
Kawasan Hutan
4. Perpres No. 28 Tahun 2011 tentang Penggunaan Kawasan Hutan
Lindung untuk Penambangan Bawah Tanah.
5. Permenhut Nomor P.32/Menhut-II/2010 jJ P.41/Menhut-II/2012 jo
P.27/Menhut-II/2014 tentang Tukar Menukar Kawasan Hutan
6. Permenhut Nomor P.33/Menhut-II/2010 jo P.28/Menhut-II/2014
tentang Tata Cara Pelepasan Kawasan Hutan Produksi yang Dapat
Dikonversi
7. Permenhut Nomor P.16/Menhut-II/2014 tentang Pedoman Pinjam
Pakai Kawasan Hutan


Skema Penggunaan Kawasan Hutan untuk
Pembangunan Di luar Kehutanan


No Sifat
Penggunaan
Fungsi Kawasan
Hutan
Skema Proses






1.






Permanen
Hutan Konservasi
Hutan Lindung
Hutan Produksi
Perubahan
Peruntukan Kawasan
Hutan Untuk
Wilayah Provinsi
Review Tata Ruang
Wilayah Provinsi
Hutan produksi
tetap;
Hutan produksi
terbatas.


Perubahan
Peruntukan Kawasan
Hutan secara Parsial
Tukar Menukar Kawasan
Hutan
Hutan Produksi
yang dapat
Dikonversi
Pelepasan Kawasan
Hutan
2. Sementara Hutan Produksi
Hutan Lindung
Penggunaan
Kawasan Hutan
Izin Pinjam Pakai
Kawasan Hutan
4
18 Jenis Kepentingan Umum (UU 2/2012 Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum)
1. Pertahanan dan Keamanan Nasional;
2. Jalan Umum, Jalan Tol, Terowongan, Jalur
Kereta Api, Stasiun Kereta Api, Dan Fasilitas
Operasi Kereta Api;
3. Waduk, Bendungan, Bendung, Irigasi, Saluran
Air Minum, Saluran Pembuangan Air Dan
Sanitasi, Dan Bangunan Pengairan Lainnya;
4. Pelabuhan, Bandar Udara, dan Terminal;
5. Infrastruktur Minyak, Gas, Dan Panas Bumi;
6. Pembangkit, Transmisi, Gardu, Jaringan, Dan
Distribusi Tenaga Listrik;
7. Jaringan Telekomunikasi Dan Informatika
Pemerintah;
8. Tempat Pembuangan Dan Pengolahan
Sampah;
9. Rumah SakitPemerintah/Pemerintah Daerah;
10. Fasilitas Keselamatan Umum;


11. Tempat Pemakaman Umum
Pemerintah/Pemerintah Daerah;
12. Fasilitas Sosial, Fasilitas Umum, Dan Ruang
Terbuka Hijau Publik;
13. Cagar Alam Dan Cagar Budaya;
14. Kantor Pemerintah/ Pemerintah Daerah/
Desa;
15. Penataan Permukiman Kumuh Perkotaan
dan/atau Konsolidasi Tanah, serta
Perumahan Untuk Masyarakat
Berpenghasilan Rendah dengan Status
Sewa;
16. Prasarana Pendidikan atau Sekolah
Pemerintah/Pemerintah Daerah;
17. Prasarana Olahraga Pemerintah/
Pemerintah Daerah; dan
18. Pasar Umum dan Lapangan Parkir Umum.

Penyempurnaan Tata Kelola Izin Pinjam Pinjam Pakai
Kawasan Hutan
Kemehut sejak 3 Juni 2012 telah menerapkan Pelayanan Informasi Perizinan di Bidang Kehutanan
secara Online
Penyederhanaan Mekanisme Penyelesaian Permohonan
- penyelesaian materi/substansi teknis IPPKH sejak dari penelaahan sampai dengan dokumen
siap ditandatangani Menhut menjadi tanggung jawab Ditjen Planologi Kehutanan.
- Ditjen Planologi Kehutanan tetap berkoordinasi dengan Eselon I terkait, namun tidak perlu
diatur secara khusus dalam suatu regeling.
- Pengaturan tentang Penyelesaian kegiatan Eksisting (sumur migas, fasilitas umum)
Penyederhanaan Persyaratan
- Citra Satelit hanya untuk kegiatan Pertambangan Operasi Produksi
- Inventarisasi tegakan menjadi kewajiban pemegang IPPKH bukan kewajiban pemegang
persetujuan prinsip
- Rencana penanaman DAS menjadi kewajiban dalam persetujuan prinsip (sebelumnya setelah
IPPKH terbit)
- Policy Advisor bukan syarat terbitnya IPPKH tetapi merupakan kewajiban pemegang IPPKH
- Penggantian biaya invenstasi hanya untuk kegiatan Operasi Produksi
- Penggantian Iuran Izin Pemanfaatan dihilangkan
pelimpahan wewenang kepada Dirjen Planologi Kehutanan untuk Perpanjangan Persetujuan
Prinsip, Perpanjangan IPPKH Eksplorasi , Revisi Baseline








1. Religi antara lain tempat ibadah, tempat pemakaman dan wisata rohani;
2. Pertambangan meliputi pertambangan minyak dan gas bumi, mineral,
batubara dan panas bumi termasuk sarana dan prasarana;
3. Instalasi pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik serta teknologi
energi baru dan terbarukan;
4. Jaringan telekomunikasi, stasiun pemancar radio, dan stasiun relay
televisi;
5. Jalan umum, jalan tol, dan jalur kereta api;
6. Prasarana transportasi yang tidak dikategorikan sebagai prasarana
transportasi umum untuk keperluan pengangkutan hasil produksi (antara
lain pembangunan jalan, kanal, pelabuhan atau sejenisnya untuk
keperluan pengangkutan hasil produksi pertambangan, perkebunan,
pertanian, perikanan atau lainnya);

Lingkup Kegiatan Penggunaan Kawasan Hutan dengan
Skema Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan

7. Sarana dan prasarana sumber daya air, pembangunan jaringan instalasi
air, dan saluran air bersih dan/atau air limbah; Fasilitas umum;
8. Industri selain industri primer hasil hutan;
9. Pertahanan dan keamanan, antara lain pusat latihan tempur, stasiun
radar, dan menara pengintai;
10. Prasarana penunjang keselamatan umum antara lain keselamatan lalu
lintas laut, lalu lintas udara dan sarana meteorologi, klimatologi dan
geofisika;
11. Penampungan sementara korban bencana alam
12. Pertanian tertentu dalam rangka ketahanan pangan atau
13. Pertanian tertentu dalam rangka ketahanan energi
Lanjutan
Persyaratan Permohonan Izin Pinjam
Pakai Kawasan Hutan

o Izin atau perjanjian disektor non kehutanan
o Rekomendasi Gubernur atau Rekomendasi Bupati
o Izin lingkungan dan dokumen AMDAL atau
UKL/UPL sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
o Rencana kerja dan Peta Lokasi yang dimohon
o Citra Satelit
o Pernyataan tentang kesanggupan untuk
memenuhi semua kewajiban, keabasahan
dokumen, tidak melakukan kegiatan sebelum
mendapat izin dari Menteri










Rekomendasi

o Rekomendasi Gubernur untuk permohonan pinjam pakai kawasan hutan
yg diterbitkan oleh bupati/walikota dan pemerintah
o Rekomendasi Bupati/Walikota untuk permohonan pinjam pakai kawasan
hutan yg diterbitkan oleh Gubernur
o Substansi Rekomendasi:
memuat persetujuan atas penggunaan kawasan hutan yg dimohon,
berdasarkan Pertimbangan Teknis Dinas Kehutanan Provinsi dan Balai
Pemantapan Kawasan Hutan
Pertimbangan Teknis memuat tentang :
fungsi dan luas kawasan hutan;
tutupan vegetasi;
perizinan pemanfaatan, penggunaan dan /atau pengelolaan;
kuota izin pinjam pakai kawasan hutan (bagi kegiatan
pertambangan);
areal izin pinjam pakai kawasan hutan yg telah ditetapkan sebagai
kawasan lindung








IPPKH yang Diterbitkan Gubernur
Pemberian izin pinjam pakai kawasan hutan yang dilimpahkan Menteri kepada
Gubernur berupa izin pinjam pakai kawasan hutan untuk pembangunan fasilitas
umum yang bersifat non komersial dengan luas paling banyak 5 hektar.

Pembangunan fasilitas umum yang bersifat non komersial meliputi:
o religi antara lain tempat ibadah, tempat pemakaman dan wisata rohani;
o instalasi pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik serta teknologi energi baru
dan terbarukan;
o jaringan telekomunikasi, stasiun pemancar radio, dan stasiun relay televisi;
o jalan umum;
o sarana dan prasarana sumber daya air, pembangunan jaringan instalasi air, dan
saluran air bersih dan/atau air limbah;
o pertahanan dan keamanan, antara lain pusat latihan tempur, stasiun radar, dan
menara pengintai;
o prasarana penunjang keselamatan umum antara lain keselamatan lalu lintas laut,
lalu lintas udara, lalu lintas darat dan sarana meteorologi, klimatologi dan
geofisika;
o penampungan sementara korban bencana alam; atau
o pembangunan di luar kehutanan untuk kepentingan umum terbatas yang dibiayai
oleh pemerintah.





o








Prosedur dan Tata Waktu Izin Pinjam Pakai
Kawasan Hutan



No Tahapan
Waktu
(hari kerja)
1 Permohonan kepada Menhut
2 Menteri memerintahkan Ditjen Planologi untuk melakukan penilaian
persyaratan
15
3 Ditjenplanologi melakukan penelaahan berkas permohonan
- Tidak lengkap menyampaikan penolakan
- Lengkap, menyampaikan konsep persetujuan kepada Menteri
45
4 Menteri menerbitkan Surat Persetujuan Prinsip 15
5 Pemegang Persetujuan Prinsip melakukan Pemenuhan Kewajiban dan
mengajukan IPPKH
2 Tahun
6 Menteri memerintahkan Ditjen Planologi untuk melakukan penilaian
pemenuhan kewajiban
15
7 Ditjenplanologi menyampaikan usulan penerbitan IPPKH kepada Setjen 30
8 Setjen melakukan telaahan hukum dan menyampaikan konsep IPPKH kepada
Menhut
15
9 Menteri menerbitkan IPPKH 15
Total Waktu IPPKH 150
Penggunaan Kawasan Hutan eksisting
sebelum terbit UU Nomor 41 Tahun 1999
Terhadap kegiatan penggunaan kawasan hutan untuk jalan umum,
ketenagalistrikan, sarana telekomunikasi atau operasi produksi minyak dan gas
bumi, panas bumi, jaringan instalasi air, fasilitas umum serta sarana
pendukungnya yang sudah terbangun sebelum berlakunya Undang-Undang
Nomor 41 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang
Kehutanan dapat mengajukan permohonan izin pinjam kawasan hutan dengan
persyaratan :
surat permohonan;
peta lokasi;
dokumen perizinan atau sejenisnya yang telah diterbitkan oleh instansi yang
berwenang atau salinan yang dilegalisir oleh instansi yang berwenang; dan
kronologis keberadaan kegiatan dan dokumen pendukung yang sah.
Terhadap permohonan yang memenuhi persyaratan, Dirjen Planologi a.n. Menteri
Kehutanan menerbitkan surat pemberitahuan untuk :
melaksanakan tata batas calon areal pinjam pakai kawasan hutan.
menyediakan lahan kompensasi bagi permohonan izin pinjam pakai kawasan
hutan pada provinsi yang luas kawasan hutannya dibawah 30 %













Pembangunan di luar Kehutanan yang ditempuh dengan
skema Tukar Menukar Kawasan Hutan




A. penempatan korban bencana alam
B. kepentingan umum, termasuk sarana
penunjang, meliputi:
1. waduk dan bendungan; 12. stasiun kereta api
2. fasilitas pemakaman; 13. terminal
3. fasilitas pendidikan 14. pasar umum
4. fasiltas keselamatan umum 15. pengembangan/pemerkaran wilayah
5. rumah sakit dan puskesmas 16. pertanian tanaman pangan
6. kantor pemerintahan dan/atau pemda 17. budidaya pertanian
7. permukiman dan/atau perumahan sederhana 18. perkebunan
8. Trasmigrasi 19. Perikanan
9. bangunan industri 20. peternakan
10. pelabuhan 21. sarana olahraga
11. bandar udara
Persyaratan Tukar Menukar Kawasan
Hutan
a. izin lokasi dari bupati/walikota/gubernur sesuai dengan
kewenangannya;
b. izin usaha bagi permohonan yang diwajibkan mempunyai izin
usaha;
c. rekomendasi gubernur dan bupati/walikota,
d. proposal, rencana teknis atau rencana induk termasuk rencana
lahan pengganti dan reboisasi/penanaman; dan
e. Penafsiran citra satelit 2 tahun terakhir dan usulan lahan pengganti
kecuali untuk penempatan korban bencana alam
f. pernyataan tidak mengalihkan kawasan hutan yang dimohon
kepada pihak lain
g. profil perusahaan, akta pendirian, NPWP dan Lap Keuangan (bagi
pemohon badan usaha atau yayasan)










Tata Waktu Tukar Menukar Kawasan Hutan
No Tahapan Waku (paling
lama)
1 Penelaahan dan Penilaian Persyaratan Permohonan (termasuk penolokan dalam
hal permohonan tidak memenuhi syarat)
90 hari
2 Pembentukan Tim Terpadu 37 hari
Pelaksanaan Kajian Penelitian Terpadu

180 hari

3 Penolakan atau Persetujuan prinsip Tukar Menukar Kawasan Hutan (dalam hal
berdampak penting cakupan luas serta bernilai strategis Persetujuan prinsip
diterbitkan setelah ada jawaban dari DPR )
31 hari
Pemenuhan kewajiban persetujuan prinsip (dapat diperpanjangan paling
banyak 2 kali masing-masing 1 tahun
2 tahun

4 Proses Penandatangan Berita Aacara Tukar Menukar 30 hari
5 Penunjukan Lahan Pengganti sebagai kawasan hutan 44 hari
Tata batas, ganti rugi tegakan dan rebosiasi 180 hari
7 Proses Penetapan Kawasan Huran yang berasal dari lahan pengganti dan
Pelepasan Kawasan Hutan yang dimohon
44 hari
Jumlah waktu di Kemenhut paling lama 176 hari
Persyaratan Pelepasan Kawasan
Hutan

a. Permohonan + peta kawasan hutan yang dimohon (dengan skala
minimal 1:100.000
b. izin lokasi dari gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya
c. izin usaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
d. rekomendasi gubernur atau bupati/walikota
e. proposal, rencana teknis dan/atau rencana induk
f. laporan dan Berita Acara hasil survey lapangan
g. Penafsiran citra satelit liputan < 2 (dua) tahun terakhir
h. pernyataan kesanggupan untuk memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan dan tidak akan mengalihkan persetujuan
prinsip
i. profile perusahaan, akta pendirian, NPWP dan Lap Keuangan (bagi
pemohon badan usaha atau yayasan)









Tata waktu Pelepasan Kawasan Hutan
No Tahapan Waku (paling
lama)
1. Penelaahan Permohonan (termasuk penolokan dalam hal
permohonan tidak memenuhi syarat)
90 hari
2. Penerbitan Persetujuan Prinsip 14 hari
3. Pemenuhan Kewajiban (menyelesaikan tata batas kawasan
HPK yang disetujui dan pengamanan)
1 tahun
Perpanjangan Persetujuan Prinsip dapat diberikan paling
banyak 2 kali masing-masing 6 bulan)
1 tahun

4. Penyampaian BATB dari Ka Balai ke Dirjenplan 7 hari
5. Penyampaian telaahan teknis dari Dirjenplan ke Sekjen 30 hari
6. Penerbitan SK Pelapasan 14 hari
Jumlah proses di Kemenhut 155 hari
TERIMA KASIH
Banyak pohon, banyak rejeki

You might also like