You are on page 1of 17

1

INDEKS DMF-T

Status kesehatan gigi - mulut pada umumnya dinyatakan dalam prevalensi
karies gigi dan penyakit periodontal, hal ini disebabkan karena penyakit karies gigi
dan penyakit periodontal hampir dialami seluruh masyarakat di dunia. Untuk menilai
status kesehatan gigi dan mulut dalam hal ini karies gigi digunakan nilai DMF-T
(Decay Missing Filled Teeth).
Indeks DMF-T adalah indeks untuk menilai status kesehatan gigi dan mulut
dalam hal karies gigi permanen. Karies gigi umumnya disebabkan karena kebersihan
mulut yang buruk, sehingga terjadilah akumulasi plak yang mengandung berbagai
macam bakteri.
Nilai DMF-T adalah angka yang menunjukkan jumlah gigi dengan karies pada
seseorang atau sekelompok orang. Angka D (decay) adalah gigi yang berlubang
karena karies gigi, angka M (missing) adalah gigi yang dicabut karena karies gigi,
angka F(filled) adalah gigi yang ditambal atau di-tumpat karena karies dan dalam
keadaan baik. Nilai DMF-T adalah penjumlahan D+ F+ T. Indikator utama
pengukuran DMF-T menurut WHO adalah pada anak usia 12 tahun, yang dinyatakan
dengan indeks DMF-T yaitu 3, yang berarti pada usia 12 tahun jumlah gigi yang
berlubang (D), dicabut karena karies gigi (M), dan gigi dengan tumpatan yang baik
(F), tidak lebih atau sama dengan 3 gigi per anak.

Rumus yang digunakan untuk menghitung DMF-T :
DMF-T = D + M + F
DMF-T rata-rata =
Jumlah D + M + F
Jumlah orang yg diperiksa


Kategori DMF-T menurut WHO :
0,0 1,1 = sangat rendah
2

1,2 2,6 = rendah
2,7 4,4 = sedang
4,5 6,5 = tinggi
6,6 > = sangat tinggi






















3

DATA
- Tabel
Tabel dibawah ini menyajikan data responden dengan beberapa ciri
berbeda seperti usia, jenis kelamin, alamat, dan pekerjaan disertai skor DMF
masing masing responden.

Responden Usia
(th)
Jenis
Kelamin Alamat Pekerjaan D M F

1. 33 L
RT 03 RW 03 Nelayan 2 2 0
4
2. 35 P
RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 2 0 0
2
3. 34 P
RT 03 RW 03 Buruh Tani 2 1 0
3
4. 30 P
RT 03 RW 03 Buruh Tani 1 0 0
1
5. 38 L
RT 03 RW 03 Nelayan 2 5 0
7
6. 40 P
RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 4 4 0
8
7. 31 L
RT 03 RW 03 Petani 3 0 0
3
8. 33 P
RT 03 RW 03 Petani 0 0 0
0
9. 36 P
RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 2 0 0
2
10. 32 P
RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 5 0
6
11. 33 P
RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 6 0
7
12. 38 P
RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 3 0
4
13. 39 L
RT 03 RW 03 Nelayan 4 5 0
9
14. 40 P
RT 03 RW 03 Petani 5 6 0
11
15. 38 P
RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 3 6 0
9
16. 35 P
RT 03 RW 03 Petani 0 9 0
9
17. 40 P
RT 03 RW 03 Buruh Tani 2 2 0
4
18. 35 P
RT 03 RW 03 Petani 1 0 0
1
19. 39 L
RT 03 RW 03 Nelayan 1 0 0
1
20. 31 L
RT 03 RW 03 Nelayan 2 0 0
2
21. 33 L
RT 03 RW 03 Nelayan 0 1 0
1
22. 33 P
RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 3 0 0
3
23. 38 L
RT 02 RW 03 Wiraswasta 1 0 0
1
24. 35 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 2 0
2
25. 30 L
RT 02 RW 03 Petani 1 1 0
2
26 38 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 2 0
2
27 35 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 2 0
2
28 36 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 3 0
3
4

29 38 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 0 0
0
30 37 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 6 0
6
31 30 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 0 0
0
32 32 L
RT 02 RW 03 Petani 3 0 0
3
33 30 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 2 0
3
34 35 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 3 0
4
35 37 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 4 0
4
36 32 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 0 0
0
37 32 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 2 2 0
4
38 36 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 0 0
0
39 34 P
RT 01 RW 03 wiraswasta/Dagang 6 4 0
10
40 33 P
RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 2 1 0
3
41 38 P
RT 01 RW 03 Petani 3 6 0
9
42 35 L
RT 01 RW 03 Petani 5 2 0
7
43 35 P
RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 6 2 0
8
44 36 P
RT 01 RW 03 Guru 4 3 0
7
45 32 P
RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 4 1 0
5
46 33 P
RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 4 0
4
47 33 P
RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 1 0
2
48 31 P
RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 0 0
0
49 33 P
RT 01 RW 03 Penjahit 1 2 0
3
50 32 P
RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 2 0
3
51 33 P
RT 01 RW 03 Buruh Tani 1 0 0
1
52 34 P
RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 0 0
0
53 31 P
RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 3 0
4
54 31 L
RT 01 RW 03 Wiraswasta 0 0 0
0
55 32 L
RT 01 RW 03 Petani 3 3 0
6

Keterangan Skor Indeks DMF-T:
- 0,0 1,1 sangat rendah
- 1,2 2,6 rendah
- 2,7 4,4 sedang
- 4,5 6,5 tinggi
- > 6,6 sangat tinggi

5

SKOR INDEKS DMF-T BERDASARKAN JENIS KELAMIN
- Tabel




6

Responden
Usia
(th)
Jenis
Kelamin
Alamat Pekerjaan D M F DMF-T
1 33 L RT 03 RW 03 Nelayan 2 2 0 4
5 38 L RT 03 RW 03 Nelayan 2 5 0 7
7 31 L RT 03 RW 03 Petani 3 0 0 3
13 39 L RT 03 RW 03 Nelayan 4 5 0 9
19 39 L RT 03 RW 03 Nelayan 1 0 0 1
20 31 L RT 03 RW 03 Nelayan 2 0 0 2
21 33 L RT 03 RW 03 Nelayan 0 1 0 1
23 38 L RT 02 RW 03 Wiraswasta 1 0 0 1
25 30 L RT 02 RW 03 Petani 1 1 0 2
32 32 L RT 02 RW 03 Petani 3 0 0 3
42 35 L RT 01 RW 03 Petani 5 2 0 7
54 31 L RT 01 RW 03 Wiraswasta 0 0 0 0
55 32 L RT 01 RW 03 Petani 3 3 0 6
2 35 P RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 2 0 0 2
3 34 P RT 03 RW 03 Buruh Tani 2 1 0 3
4 30 P RT 03 RW 03 Buruh Tani 1 0 0 1
6 40 P RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 4 4 0 8
8 33 P RT 03 RW 03 Petani 0 0 0 0
9 36 P RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 2 0 0 2
10 32 P RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 5 0 6
11 33 P RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 6 0 7
12 38 P RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 3 0 4
14 40 P RT 03 RW 03 Petani 5 6 0 11
15 38 P RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 3 6 0 9
16 35 P RT 03 RW 03 Petani 0 9 0 9
17 40 P RT 03 RW 03 Buruh Tani 2 2 0 4
18 35 P RT 03 RW 03 Petani 1 0 0 1
22 33 P RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 3 0 0 3
24 35 P RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 2 0 2
26 38 P RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 2 0 2
27 35 P RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 2 0 2
28 36 P RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 3 0 3
29 38 P RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 0 0 0
30 37 P RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 6 0 6
31 30 P RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 0 0 0
33 30 P RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 2 0 3
34 35 P RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 3 0 4
35 37 P RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 4 0 4
7



Dari data perhitungan diatas didapatkan data sebagai berikut:
- Nilai DMF-T untuk jenis kelamin laki laki adalah 46/13 = 3,53846. Skor ini
tergolong sedang.
- Nilai DMF-T untuk jenis kelamin perempuan adalah 159/46= 3,78571. Skor
ini tergolong sedang.
Dari data tersebut diperoleh hasil indeks DMF-t pada laki-laki dan perempuan
adalah sedang. Hal ini menunjukkan kesadaran dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulut laki-laki dan perempuan sudah cukup baik. Namun perlu ditingkatkan agar
mencapai indeks yang serendah mungkin dengan cara mengikuti kegiatan promosi
kesehatan yang diberikan oleh pelayanan kesehatan seperti penyuluhan dari
puskesmas. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat akan pentingnya menjaga bersihan gigi dan mulut. Perlu juga pengadaan
36 32 P RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 0 0 0
37 32 P RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 2 2 0 4
38 36 P RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 0 0 0
39 34 P RT 01 RW 03 wiraswasta/Dagang 6 4 0 10
40 33 P RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 2 1 0 3
41 38 P RT 01 RW 03 Petani 3 6 0 9
43 35 P RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 6 2 0 8
44 36 P RT 01 RW 03 Guru 4 3 0 7
45 32 P RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 4 1 0 5
46 33 P RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 4 0 4
47 33 P RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 1 0 2
48 31 P RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 0 0 0
49 33 P RT 01 RW 03 Penjahit 1 2 0 3
50 32 P RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 2 0 3
51 33 P RT 01 RW 03 Buruh Tani 1 0 0 1
52 34 P RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 0 0 0
53 31 P RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 3 0 4

0

0
8

lembaga lembaga kesehatan seperti puskesmas yang berisi tenaga dokter gigi
maupun perawat gigi untuk merawat kebersihan gigi dan mulut.



















9

SKOR INDEKS DMF-T BERDASARKAN PEKERJAAN

Dari data sample dihitung nilai DMF-T berdasarkan jenis pekerjaan.
Berdasarkan Tabel dibawah ini dapat diketahui bahwa nilai DMF-T yang paling
tinggi ialah guru disusul petani kemudian nelayan, wiraswasta, ibu rumah tangga,
penjahit dan yang memiliki DMF-T paling rendah ialah buruh tani.
- Tabel

Hal ini merupakan fenomena yang patut dicermati, sebab pada penelitian-
penelitian sebelumnya dikatakan ada empat faktor utama penyebab karies yaitu host,
makanan, mikroorganisme dan waktu. Sedangkan faktor predisposisi antara lain
adalah faktor ekonomi, dijelaskan bahwa pada tingkat ekonomi rendah akan
ditemukan tingkat karies yang tinggi dengan demikian skor DMF-T nya akan tinggi
juga.
Pada populasi ini ditemukan guru dengan tingkat pendidikan dan tingkat
ekonomi yang cenderung atas memiliki skor DMF-T yang paling tinggi. Hal ini dapat
sekali disebabkan karena adanya faktor predisposisi yang lain seperti:


Tabel DMF-T berdasarkan
pekerjaan
10

a. Cara dan waktu menyikat gigi yang salah.
Cara menyikat gigi yang benar adalah dengan menggerakkan sikat gigi
secara vertikal maupun roll. Atau bisa juga menggunakan gerakan keduanya
yaitu kombinasi.
Kebanyakan masyarakat indonesia menyikat gigi dua kali sehari saat
mandi, hal ini sangat disayangkan sebab saat mandi ialah pagi dan sore hari.
Sedangkan untuk sarapan dilakukan setelah sikat gigi pagi dan makan malam
dilakukan setelah sikat gigi sore. Setelah makan maka gigi akan tetap kotor.
Waktu yang tepat untuk menyikat gigi ialah pagi setelah sarapan dan malam
sebelum tidur malam.

b. Makanan yang dikonsumsi dan pola makan
Pada populasi dapat diketahui dari 55 orang warga hanya satu yang
berprofesi sebagai guru. Kemungkinan guru tersebut akan sibuk dan
mengkonsumsi makanan cepat saji seperti mie instant, selai, meses, kue dan
lain-lain. Kemungkinan besar karena sangat sibuk sehingga tidak dapat
mengontrol pola makan sehingga menyebabkan mikroorganisme dalam
rongga mulut berkembang pesat.

c. Kesibukan yang padat sehingga tidak berkunjung ke dokter gigi
Karena kesibukan yang sangat padat meski memiliki pengetahuan
akan kesehatan gigi dan mulut, guru tersebut tidak dapat berkunjung ke dokter
gigi untuk memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya.
Dengan mengetahui fenomena ini, kami sebagai mahasiswa kedokteran gigi
seyogyanya memberikan solusi agar skor DMF-T dari populasi tersebut tidak naik
dan cenderung bisa turun.


11

Solusi yang dapat diberikan antara lain :
a. Memberikan penyuluhan sikat gigi dan waktu menggosok gigi pada
masyarakat.
b. Memberikan informasi pada masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi
makanan 4 sehat 5 sempurna untuk menjaga kebersihan rongga mulut.
c. Menyarankan masyarakat agar berkunjung ke dokter gigi minimal 6 bulan
sekali.






















12

SKOR INDEKS DMF-T BERDASARKAN USIA
- Tabel


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan indeks DMF-T
semakin tinggi seiring dengan pertambahan usia. Hal ini kemungkinan berhubungan
dengan lamanya gigi berada dalam rongga mulut sejak erupsi. Semakin lama gigi
berada dalam rongga mulut, semakin gigi sering terpapar dengan bahan-bahan
kariogenik.
Peningkatan usia juga berpengaruh terhadap terjadinya atrisi gigi secara
fisiologis yang menyebabkan penipisan enamel pada bagian oklusal, sehingga
memperbesar kemungkinan terjadinya karies. Selain itu, perlu dipertimbangkan
kemungkinan keterlibatan kebiasaan buruk seperti bruxism yang dapat menyebabkan
atrisi pada gigi. Begitu pula, usaha pembersihan yang dapat menyebabkan gigi
mengalami abrasi yang menyebabkan menipisnya enamel. Hal penting yang perlu
diperhatikan juga ialah kebiasaan masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi dan
No Usia Skor DMF-T Indeks DMF-T
1 30 1.5 RENDAH
2 31 1.8 RENDAH
3 32 3.9 SEDANG
4 33 2.8 SEDANG
5 34 4.3 SEDANG
6 35 4.4 SEDANG
7 36 3 SEDANG
8 37 5 TINGGI
9 38 4.6 TINGGI
10 39 5 TINGGI
11 40 7.7 SANGAT TINGGI
13

mulutnya, yang meliputi kebiasaan menyikat gigi, pola diet serta kesadaran untuk
kontrol ke dokter gigi.
Standar pelayanan kesehatan gigi masyarakat di puskesmas yang meliputi
pelayanan pencegahan, pelayanan medik dasar, upaya kesehatan gigi sekolah melaui
program UKGS yang terbagi dalam tiga tahap serta pelayanan kesehatan rujukan.
Pelayanan pencegahan dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan sasarannya,
yakni pelayanan pencegahan yang ditujukan kepada komunitas, kelompok dan
perorangan. Pelayanan kepada komunitas diwujudkan dalam bentuk kampanye
kesehatan gigi melaui penyuluhan. Pelayanan kepada kelompok dapat diwujudkan
melalui kegiatan sikat gigi masal serta promosi kesehatan gigi melalui kerja sama
dengan program pendidikan. Sedangkan pelayanan perorangan dilakukan melaui
pemeriksaan gigi dan mulut, nasihat dan petunjuk mengenai kebersihan mulut serta
penerapan fissure sealant.
Pelayanan medik gigi dasar di puskesmas meliputi tindakan pembersihan
karang gigi, ekstraksi tanpa komplikasi, fissure sealant, restorasi tumpatan, perawatan
saluran akar, perawatan kelainan jaringan mulut serta menghilangkan traumatic
oklusi.
Dari penelitian yang dilakukan untuk mengetahui indeks DMF-T pada
responden usia 30-40 tahun, dijumpai peningkatan indeks DMF-T seiring
pertambahan usia. Indeks DMF-T tertinggi ialah pada usia 40 tahun dengan skor
DMF-T 7,7 yang tergolong dalam kategori indeks DMF-T sangat tinggi. Penanganan
yang dapat dilakukan ialah restorasi tumpatan pada gigi dengan karies yang belum
melibatkan pulpa maupun gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar,
perawatan saluran akar untuk gigi dengan karies yang melibatkan pulpa, serta
ekstraksi gigi tanpa komplikasi jika gigi memang tidak memungkinkan untuk dirawat
lagi ataupun karena pasien tidak menginginkan giginya untuk dirawat dan lebih
memilih untuk dicabut. Untuk tahap perawatan selanjutnya pada gigi yang telah
diekstraksi, dapat dilakukan pelayanan kesehatan rujukan, yakni merujuk pasien
14

untuk membuat gigi tiruan guna mengembalikan fungsionalitas gigi dan mencegah
kelainan selanjutnya yang mungkin timbul.
Selain melakukan tindakan pelayanan medik gigi dasar dan rujukan, perlu
kiranya dilakukan DHE serta peningkatan usaha promosi dan kampanye kesehatan
gigi. Hal ini dilakukan untuk mencegah peningkatan dan berulangnya kasus karies
pada gigi yang telah ditangani.
















15

SKOR INDEKS DMF-T BERDASARKAN ALAMAT
- Tabel
Responden
Usia
(th)
Jenis
Kelamin
Alamat Pekerjaan D M F

26. 39 34 P
RT 01 RW 03 Wiraswasta/Dagang 6 4 0
10
27. 40 33 P
RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 2 1 0
3
28. 41 38 P
RT 01 RW 03 Petani 3 6 0
9
29. 42 35 L
RT 01 RW 03 Petani 5 2 0
7
30. 43 35 P
RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 6 2 0
8
31. 44 36 P
RT 01 RW 03 Guru 4 3 0
7
32. 45 32 P
RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 4 1 0
5
33. 46 33 P
RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 4 0
4
34. 47 33 P
RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 1 0
2
35. 48 31 P
RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 0 0
0
36. 49 33 P
RT 01 RW 03 Penjahit 1 2 0
3
37. 50 32 P
RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 2 0
3
38. 51 33 P
RT 01 RW 03 Buruh Tani 1 0 0
1
39. 52 34 P
RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 0 0
0
40. 53 31 P
RT 01 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 3 0
4
41. 54 31 L
RT 01 RW 03 Wiraswasta 0 0 0
0
42. 55 32 L
RT 01 RW 03 Petani 3 3 0
6

38 34 0
72



43. 23 38 L
RT 02 RW 03 Wiraswasta 1 0 0
1
44. 24 35 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 2 0
2
45. 25 30 L
RT 02 RW 03 Petani 1 1 0
2
46. 26 38 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 2 0
2
47. 27 35 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 2 0
2
48. 28 36 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 3 0
3
49. 29 38 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 0 0
0
50. 30 37 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 6 0
6
51. 31 30 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 0 0
0
52. 32 32 L
RT 02 RW 03 Petani 3 0 0
3
53. 33 30 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 2 0
3
54. 34 35 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 3 0
4
55. 35 37 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 4 0
4
56. 36 32 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 0 0
0
57. 37 32 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 2 2 0
4
16

58. 38 36 P
RT 02 RW 03 Ibu Rumah Tangga 0 0 0
0

9 27 0
36



59. 1 33 L
RT 03 RW 03 Nelayan 2 2 0
4
60. 2 35 P
RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 2 0 0
2
61. 3 34 P
RT 03 RW 03 Buruh Tani 2 1 0
3
62. 4 30 P
RT 03 RW 03 Buruh Tani 1 0 0
1
63. 5 38 L
RT 03 RW 03 Nelayan 2 5 0
7
64. 6 40 P
RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 4 4 0
8
65. 7 31 L
RT 03 RW 03 Petani 3 0 0
3
66. 8 33 P
RT 03 RW 03 Petani 0 0 0
0
67. 9 36 P
RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 2 0 0
2
68. 10 32 P
RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 5 0
6
69. 11 33 P
RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 6 0
7
70. 12 38 P
RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 1 3 0
4
71. 13 39 L
RT 03 RW 03 Nelayan 4 5 0
9
72. 14 40 P
RT 03 RW 03 Petani 5 6 0
11
73. 15 38 P
RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 3 6 0
9
74. 16 35 P
RT 03 RW 03 Petani 0 9 0
9
75. 17 40 P
RT 03 RW 03 Buruh Tani 2 2 0
4
76. 18 35 P
RT 03 RW 03 Petani 1 0 0
1
77. 19 39 L
RT 03 RW 03 Nelayan 1 0 0
1
78. 20 31 L
RT 03 RW 03 Nelayan 2 0 0
2
79. 21 33 L
RT 03 RW 03 Nelayan 0 1 0
1
80. 22 33 P
RT 03 RW 03 Ibu Rumah Tangga 3 0 0
3

42 55 0
97

Berdasarkan data diatas didapatkan hasil sebagai berikut
PERKATEGORI
1. RT 01 RW 03 DMF-T rata-rata :

. Skor DMF-T termasuk katergori sedang.


2. RT 02 RW 03 DMF-T rata-rata :

. Skor DMF-T termasuk kategori rendah.


3. RT 03 RW 03 DMF-T rata-rata :

. Skor DMF-T termasuk kategori tinggi.


Nilai tertinggi 5,1 pada RT 03 RW 03 termasuk skor DMF-T dengan kategori tinggi
17

Dari data sample dihitung nilai DMF-T berdasarkan alamat. Berdasarkan
Tabel dibawah ini dapat diketahui bahwa nilai DMF-T yang paling tinggi ialah warga
yang bertempat tinggal di RT 03 RW 03 disusul warga yang beralamat di RT 01 RW
03 dan yang memiliki DMF-T paling rendah ialah yang bertempat tinggal di RT 02
RW 03.
No Alamat Skor Indeks
1 RT 01 RW 03 Sedang.
2 RT 02 RW 03 . Rendah
3 RT 03 RW 03 5,1 Tinggi

Hal ini merupakan fenomena yang patut dicermati, sebab pada penelitian-
penelitian sebelumnya dikatakan ada empat faktor utama penyebab karies yaitu host,
makanan, mikroorganisme dan waktu. Dan faktor tempat tinggal merupakan faktor
predisposisi yang menyebabkan tingginya tingkat karies disuatu wilayah.
Yang perlu di cermati adalah bagaimana tempat tinggal tersebut
mempengaruhi tingkat karies masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Apakah
karena layanan kesehatan yang kurang,atau bisa jadi karena akses yang sulit menuju
ke daerah tersebut. Bisa juga karena kandungan fluor yang sedikit. Semuanya perlu
diteliti lebih lanjut.
Solusi yang dapat diberikan antara lain: 3
Solusi dari permasalahan ini adalah dengan meningkatan promosi kesehatan
di lingkungan tempat tinggal masyarakat, mengadakan penyuluhan penyuluhan,
membangun sarana kesehatan gigi masyarakat seperti puskesmas, memberi fluor pada
sumber air minum masyarakat jika memang kadar fluornya kurang.

You might also like