You are on page 1of 4

KISAH

CINTA SI
NaCl
Ahli Kimia Juga Punya Peran di ilmu
Kedokteran Molekuler
Ditulis oleh Herson Cahaya Himawan
pada 21-03-2011
Perkembangan ilmu kedokteran dunia pada
umumnya dan di Indonesia pad khususnya
memasuki kajian dalam tingkat molekuler.
Ilmu kedokteran molekuler dapat diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari dasar
molekuler berbagai penyakit. Berbagai kajian
molekuler ilmu kedokteran diantaranya adalah
Stem Cell, Rekayasa genetik dan salah satu
diantarannya adalah Herbal. Herbal yang
merupakan produk alami banyak dikaji
mekanisme molekuler dalam mengobati
penyakit. Sudah menjadi rahasia umum bahwa
herbal indonesia dan herbal dari negara lain
sudah terbukti mampu mengobati berbagai
penyakit seperti diabetes, kanker, leukimia,
thalassemia dll. Hanya saja mekanisme kerja
senyawa aktif maupun crude ekstrak dari
herbal tersebut dalam dunia kedokteran belum
banyak diketahui. Publikasi internasional
tentang mekanisme molekuler herbal yang
berasal dari Indonesia belum sebanyak di
negara lain. Itu yang menjadi alasan mengapa
herbal Indonesia yang kalah bersaing di
pasaran dibandingkan dengan herbal dari Cina
misalnnya.
Dalam kedokteran molekuler para penelitinya
yang sebagian besar berasal dari fakultas
kedokteran memiliki keterbatasan dalam
kemampuan menganalisis herbal. Pada
umumnya para dosen di Fakultas Kedokteran
beharap akan ada mahasiswa dengan latar
belakang kimia atau farmasi yang mampu
mengeksktrak crude maupun senyawa aktif
berbagai herbal. Mereka akan membandingkan
kinerja senyawa aktif dari produk alami
dengan produk sintetik. Atau
mengkombinasikan keduanya. Sebagai contoh
adalah dalam pengobatan kanker. Ada
kombinasi dengan senyawa turunan terpenoid
yang merupakan produk alami dengan siRNA
yang merupakan senyawa sintetik.
Untuk lebih jelasnya kita dapat mengkaji
mekanisme molekuler penyakit kanker oleh
herbal X misalnya. Herbal X yang
mengandung senyawa aktif Y misalnya
mampu menekan resiko kanker pada stadium
tertentu melalui mekanisme A sedangkan
siRNA mampu menekan melalui mekanisme
Y sehingga penyebaran kanker akan lebih
dapat dikurangi. Herbal pada umumnya
mampu memicu sel kanker untuk membunuh
dirinya sendiri yang dikenal dengan istilah
Apoptosis. Jadi sering terjadi kesalahpahaman
pada masyarakat umum bahwa herbal tertentu
mampu mengobati berbagai penyakit kanker.
Itu boleh jadi benar tapi pasti tidak tepat.
Benar bukan berarti tepat. Contoh wortel baik
untuk mata. Dengan asumsi kelinci yang
makan wortel tidak pernah pakai kacamata, Itu
benar tapi tidak tepat.
Begitu pula dengan herbal pengobat kanker.
Senyawa aktif yang baik untuk kanker
payudara belum tentu baik untuk kanker
prostate misalnya. Mekanisme kerjanya
berbeda. Dalam skala molekuler invitro
dikenal dengan IC50 cell lines. Dalam
mekanisme molekuler apoptosis sel kanker
dikenal dengan mekanisme molekuler intrinsik
dan mekanisme molekuler ekstrinsik atau
kombinasi keduanya. Ini yang sekarang
banyak dikaji apapun jenis kankernya. Lihat
gambar dibawah

Apotosis Mechanism pathway
Gen P53 sesuai dengan namanya adalah gen
yang proteinnya memiliki berat molekul 53
kilodalton. Gen p53 akan terpacu ekspresinya
bila terjadi kerusakan DNA. Pada awaknya
p53 akan menghambat replikasi sel sehingga
sistem perbaikan DNA mempunyai peluang
untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi.
Namun apabila kerusakan tersebut tak dapat
diperbaiki, maka p53 akan memicu apoptosis.
Jadi dalam hal ini apoptosis merupakan
backup mechanisme sekiranya mutasi tak
berhasil diperbaiki oleh sistem perbaikan
DNA. Pengaruh senyawa aktif dari herbal
misalnya akan tampak pada salah satu atau
keduanya pada level RNA dan protein. Tetapi
perlu diingat untuk menuju gen p53 akan
banyak tahap mekanisme yang perlu dikaji.
Demikian kajian singkat tentang peran ahli
kimia dalam kedokteran molekuler dengan
kanker sebagai salah satu contohnya.Akhir
kata semoga para ahli kimia apapun latar
belakangnya apakah itu kimia analitik, kimia
fisik, organik dan biokimia akan mampu
berperan dalam kedokteran molekuler.
Sumber: chemistry.org
Menanggulangi
Penyakit Tidur
Kata Kunci: african, lalat, penyakit, tidur
Ditulis oleh Awan Ukaya pada 27-02-2012
Derifatif Pyrazole
sulfonamide, seperti DDD85646 (pada
gambar), mengobati penyakit tidur pada
tikus.
Orang orang yang mempunyai penyakit
tidurjuga dikenal dengan African
trypanosomiasissuatu hari nanti dapat
mengambil suatu kelas baru pengiobatan
guna menyembuhkannya, setidaknya pada
tahap awal penyakit ini.
Penyakit tidur menyebabkan 30,000
kematian tiap tahunnya saat digigit lalat
tsetse yang menginfeksi manusia dengan
protozoa Trypanosoma brucei. Perawatan
yang ada selama ini untuk penyakit
tersebut dapat mngakibatkan efek samping
yang berbahaya atau membutuhkan
peralatan perawatan medis yang sangat
rumit yang mana sangat jarang di sub-
Saharan Afrika, di sini penyakit ini sangat
lazim.
Sekarang ini, suatu tim internasioanl dari
26 peneliti yang dipimpin oleh Paul G.
Wyatt, seorang kimiawian dari University
of Dundees Drug Discovery Unit, di
Skotlandia, melaporkan adanaya kelas
suatu obat menjanjikan yang dapat
melawan parasit penyakit tidur.
Persenyawaan tersebut adalah derifatif
pyrazole sulfonamide yang dapat dibentuk
seperti pil dan telah menyembuhkan tikus
pada infeksi tahap awalnya (Nature 2010,
464, 728).
Persenyawaan ini menghalangi suatu
enzim penting yang disebut N-
myristoyltransferase pada T. brucei. Enzim
ini mendekorasi beberapa protein dengan
molekul lemak asam myristic, yang
memungkinkan beberapa protein
berhubungan dengan membrane sel,
dimana mereka memainkan peranan yang
sangat krusial pada pensinyalan sel.
Hal ini benar benar menarik untuk
melihat beberapa persenyawaan selektif
bagi N-myristoyltransferase, yang pada
awalnya terevaluasi sebagai suatu target
bagi obat antifungal, komentar Katherine
Brown, seorang ahli biokimia pada
Imperial College London. Studi baru ini
memajukan tingkat kemungkinan dalam
penggunaan enzim sebagai suatu target
bagi penyakit protozoan lainnya seperti
leishmania dan malaria, tambahnya.
Pembawaan obat, khusus salah satunya
dinamakan DDD85646, dapat
menyembuhkan tikus pada tahap 1
infeksidimana, sebelum parasit
menginfeksi system saraf pusat. Oleh
karena itu, DDD85646 tidak dapat
mengejar pathogen saat melewati
hambatan darah di otak, yang
menyebabkan tahap 2 dari penyakit ini,
saat mereka terinfeksi maka akan
menyebabkan koma yang pada akhirnya
kematian.
Tim peneliti ini sekarang sedang
merentangkan DDD85646 sehingga dapat
melewati hambatan darah di otak dan
mendapatkan beberapa keberhasilan, kata
Wyatt.
Kita juga berharap bahwa pembawaan
obat baru baru ini akan berpotensi
sebagai obat ternak, katanya. Penyakit
tidur juga mnyebabkan kerugian milyaran
dollar pada bidang kesejahteraan dan
penghasilan dari kematian hewan hewan
di sub-Saharan Afrika. Penyakit tidur
merupakan permasalahan ekonomi,
bersamaan dengan perannya sebagai
penyakit manusia.
Pengobatan akhir akhir ini untuk
penyakit tidur termasuk obat berbasis
arsenic yang dinamakan melarsoprol, yang
membunuh 5% pasien yang sedang
menjalani pengobatan, dan juga
eflornithine, yang meliputi berbagai infusi
kedalam pembuluh darah selama dua jam
hingga memeakan waktu dua minggu
untuk perawatan serta membutuhkan
perlengkapan yang berat dimana sangat
sulit untuk dibuat di bagian pedesaan di
Afrika, kata Wyatt.
Sumber: chemistry.org

You might also like