You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit infeksi adalah penyebab utama kematian di dunia terutama di
daerah tropis seperti Indonesia sehingga digolongkan sebagai penyakit yang
berbahaya (Khunaifi, 2010). Infeksi merupakan keadaan masuknya
mikroorganisme ke dalam tubuh, kemudian berkembang biak dan menimbulkan
penyakit. Yang dimaksud mikroorganisme yaitu bakteri, jamur dan virus.
Mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi yaitu bakteri (Ganiswarna,
1995). Salmonella thypi merupakan salah satu bakteri penyebab infeksi yang
dapat menyebabkan penyakit demam tifoid.
Demam tifoid menempati urutan ke 8 sebagai penyakit penyebab kematian
utama di Indonesia (Ardananurdin, 2004). Demam tifoid merupakan penyakit
infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai
gangguan pada saluran pencernaan (Widodo, 2007). Penggunaan antibiotik untuk
mengobati penyakit karena infeksi bakteri dapat menimbulkan masalah. Masalah
tersebut berkaitan dengan efek toksik dari obat, residu obat, dan pengembangan
mikroba resisten (Monica, 2013). Obat antibiotik yang sering digunakan untuk
mengobati demam tifoid adalah kloramfenikol (Kazemifar, 2001). Namun, dari
kajian tingkat molekuler dikemukakan bahwa bakteri Salmonella typhi menjadi
resisten terhadap Kloramfenikol (Balbi, 2004). Kloramfenikol juga mempunyai
Efek samping yang umum terjadi antara lain gangguan lambung-usus, neuropati
optis dan perifer, radang lidah dan mukosa mulut. Tetapi yang sangat berbahaya
yaitu dapat mengakibatkan kerusakan pada sumsum tulang belakang sehingga
pembuatan sel-sel darah merah menjadi terganggu. Karenanya penggunaannya
ditujukan hanya untuk penyakit tifus dan penyakit berat saja (Tjay, 2007). Hal ini
mendasari penelitian-penelitian kedepannya untuk berupaya mengatasi resistensi
dan efek samping dari obat kloramfenikol dengan alternatif menggunakan
tanaman obat tradisional.
Penelitian zat yang berkhasiat sebagai antibakteri perlu dilakukan untuk
menemukan senyawa antibakteri baru yang berpotensi untuk menghambat atau
membunuh bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Salah satu alternatif yang
dapat ditempuh adalah memanfaatkan zat aktif pembunuh bakteri yang
terkandung dalam tanaman obat (Khunaifi, 2010). Indonesia dikenal sebagai salah
satu dari 7 negara yang keanekaragaman hayatinya terbesar kedua setelah Brazil.
Termasuk dalam keanekaragaman tanaman di Indonesia yang sangat besar adalah
banyaknya tanaman yang berpotensi sebagai obat. Lebih dari 1.000 spesies
tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat (Radji, 2005). Tanaman
tersebut menghasilkan metabolit sekunder dengan struktur molekul dan aktivitas
biologi yang beranekaragam serta memiliki potensi yang sangat baik untuk
dikembangkan menjadi obat (Gholib, 2008). Sulawesi tenggara merupakan salah
satu provinsi yang mempunyai keanekaragaman flora dan dapat dimanfaatkan
sebagai tanaman obat.
Tanaman obat tradisional tersebut ada beberapa jenis yang dapat
dimanfaatkan dimasyarakat seperti Sambiloto (Andrographis paniculata Ness),
Belimbing manis (Averrhoa carambola Linn), Ciplukan (Physalis angulata Linn),
Asoka (Saraca indica), Brotowali (Tinospora tuberculata). Namun, bagian
tanaman-tanaman (akar, batang dan daun) tersebut belum mempunyai data ilmiah
mengenai kandungan kimia serta aktivitasnya terhadap bakteri penyebab demam
tifoid.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka di perlukan penelitian untuk
mengetahui kandungan kimia dan aktivitas antibakteri bagian tanaman obat
tersebut. Penelitian ini menggunakan bakteri hasil kultur Yogyakarta Collection
Type Culture (YCTC) yaitu bakteri Salmonella thypi YCTC. Uji aktivitas
antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar, serta menentukan kesetaraan zat
uji dengan menggunakan antibiotik pembanding.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Golongan senyawa apa saja yang terkandung dalam bagian tanaman (akar,
batang dan daun) Sambiloto (Andrographis paniculata Ness), Belimbing
manis (Averrhoa carambola Linn), Ciplukan (Physalis angulata Linn), Asoka
(Saraca indica), Brotowali (Tinospora tuberculata) ?
2. Bagaimana aktivitas tanaman obat tersebut terhadap bakteri Salmonella thypi
YCTC ?




C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui golongan-golongan senyawa yang terkandung dalam bagian
tanaman (akar, batang dan daun) Sambiloto (Andrographis paniculata Ness),
Belimbing manis (Averrhoa carambola Linn), Ciplukan (Physalis angulata
Linn), Asoka (Saraca indica), Brotowali (Tinospora tuberculata).
2. Mengetahui aktivitas antibakteri tanaman obat tersebut terhadap bakteri
Salmonella thypi YCTC.

D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
1. Meningkatkan keterampilan dalam melakukan skrining fitokimia dan uji
aktivitas antibakteri dari tanaman obat.
2. Memberikan informasi ilmiah tentang kandungan senyawa metabolit
sekunder dan data mengenai aktivitas antibakteri dari tanaman obat.
3. Memberikan informasi dan tambahan pustaka bagi mahasiswa Fakultas
Farmasi Universitas Halu Oleo sebagai referensi dalam menyelesaikan tugas
akhir.
4. Memberikan informasi tambahan kepada masyarakat tentang etnobotani dari
tanaman obat tradisional.

You might also like