You are on page 1of 61

MODUL 9

PENDAHULUAN
Besi merupakan bahan baku utama untuk membuat Baja
dan Besi Tuang. Perolehan besi kasar melalui reduksi dari
bijih besi yang mengandung besi oksida, besi sulfida atau
besi carbonat.
Untuk memperoleh besi cair maka bijih besi harus
dilelehkan melalui tungku yang dikenal dengan nama
Blast Furnace atau tungku tanur tinggi.
Selanjutnya besi kasar yang merupakan hasil produk dari
blast furnace kemudian diproses kembali dengan
menggunakan jenis furnace/converter yang lain untuk
memperoleh baja dan besi tuang
Baja merupakan salah satu material ferrous yang
sangat luas penggunaannya. Hal ini disebabkan oleh
karena baja dapat diproduksi dengan harga yang
relatif murah dalam jumlah besar dan dalam
spesifikasi yan tepat
Baja memiliki hampir semua sifat-sifat yang
dipersyaratkan dalam suatu aplikasi teknik, seperti
kekuatan, ketangguhan, keuletan, kekerasan,
kemampuan dibentuk, kemampuan dicor, kemampuan
dilas, kemampuan dimesin, kemampuan dikeraskan
dan sebagainya.
Baja juga dapat diubah sifat mekaniknya sesuai
dengan keinginan disain melalui penambahan unsur-
unsur paduan, kombinasi dengan material lainnya
sebagai komposit, dengan perlakuan panas ataupun
dengan pengerjaan panas dan pengerjaan dingin

BAJA
Setelah mengikuti bahasan ini diharapkan
anda dapat :
Menjelaskan proses perolehan besi kasar
Menjelaskan mengapa baja masih menjadi
bahan logam yang utama
Menjelaskan teknologi proses perolehan baja
Menjelaskan jenis-jenis furnace yang
digunakan dalam perolehan baja
Menjelaskan klasifikasi baja.
Menjelaskan tentang baja tahan karat
(Stainless Steel)
Menjelaskan tentang baja perkakas (Tool
Steel)
Menjelaskan tentang baja kekuatan tinggi
Menjelaskan tentang baja tahan panas
(Heat Resistant Steel)
Proses perolehan besi kasar dari bijih besi dikenal
dengan proses reduksi dengan karbon, karbon
monoksida dan hidrogen
Oksida Besi + C Besi + CO
2
+ H
2
O
CO
H
Bijih besi seperti hematit atau batu besi magnet
sesudah dipisahkan dari batuannya, misalnya dengan
proses pemisahan magnetik atau flotasi dicampur
dengan kokas dan bahan aditif lainnya kemudian
dilembabkan, diaduk dan dijadikan briket dan
dikeringkan. Bahan ini kemudian dimasukkan kedalam
tanur tinggi (blast furnace)
Gambar Skematik dari Blast Furnace
Blast furnace adalah tungku yg umumnya
berbentuk mirip kerucut dengan tinggi 25-30
meter, dengan konstruksi yang kokoh dimana
dinding tungku diselimuti oleh batu tahan api.
Ketebalan dinding 0,5-1 m dan bagian yang
paling tebal adalah bagian yang paling panas
dengan diameter sekitar 9 m.
Tungku beroperasi secara kontinu, bahan baku
berupa bijih besi, kokas, batu kapur
dimasukkan pada bagian atas furnace dan
sejumlah udara dihembuskan dengan tekanan
tinggi berkisar 240 kPa
Blast furnace terdiri atas 4 daerah pemanasan
seperti terlihat pada gambar.
Sebuah tungku blast dalam sehari
membutuhkan 1850 ton bijih besi, 410 ton batu
kapur, 1020 ton kokas dan 3500 ton udara
permenit.
Untuk memperoleh sekitar 1 ton besi mentah
diperlukan 2,5 ton bijih besi, 1 ton kokas dan 5
ton udara.
Perolehan besi kasar dari proses ini kemudian
diproses kembali untuk dijadikan besi tuang
dan baja
Jenis-jenis tungku yang digunakan dalam
pembuatan baja adalah :
Basic oxygen furnace,
Electric furnaces,
Open-hearth furnace
Bessemer Converter
The Basic Oxygen Process (BOP)

Proses ini dikenal dengan nama proses
hembus oksigen dimana oksigen dihembuskan
diatas atau melalui besi cair. Hembusan
oksigen ini membuat besi bereaksi membentuk
besi oksida dan besi oksida ini kemudian
bereaksi dengan sejumlah besar unsur-unsur
pengotor seperti Si, Mn, C, P, dan S
Tungku ini terdiri atas bagian utama yaitu
vessel line dengan basic refractory material dan
accessory equipment.
Oksigen bereaksi dengan carbon dan
unsur impurities lainnya dalam baja dan
larut membentuk slag dan gas yang
keluar melalui bagian atas dari vessel.
Pemanasan baja dapat berlangsung
selama 1 jam.
Proses ini memiliki dua jenis tungku
yang berbeda yaitu jenis rotor converter
dan L-D converter

The Basic Oxygen Process (BOP)

Diagram Skematik dari dua jenis converter Basic
Oxygen Process
Electric Furnace
Sebagian besar produk-produk baja perkakas dan
baja tahan karat diproduksi dengan tungku elektrik.
Salah satu kelebihan mendasar dari jenis tungku ini
adalah sumber panas yang tidak terkontaminasi
oleh unsur lain karena bersumber dari listrik.
Dalam proses ini besi mentah dan campurannya
dilelehkan dengan pijaran atau busur listrik baik
dengan pemanasan induksi ataupun dengan
frekuensi tinggi dalam suatu bejana atau wadah
peleleh.
Diagram skematik elektric furnace
The principal refining and remelting
process used in production of special alloy
are argon oxygen decarburization (AOD),
electroslag refining (ESR), vacuum arc
remelting (VAR), and vacuum induction
melting (VIM)
Liquid metal produced in an electric
furnace is refined in a pear-shape,
refractory-lined vessel. The large space is
needed to contain the metal and slag
during rapid injection of argon-oxygen
mixtures into the bath
DIAGRAM SKEMATIK DARI ARGON-OXYGEN DECARBURISATION
Electroslage Remelting (ESR)
Removal of oxide and sulfide inclusions
Control of solidification rate and thus
elimination of shrinkage porosity and
minimization or elimination of segregation
Improvement of surface quality
DIAGRAM SKEMATIK DARI ELEKTROSLAG REMELTING (ESR)
Vacuum Arc Remelting (VAR)
VAR is a casting process carried out in a
vacuum with the objective of remelting
the consumable electrode to produce an
ingot that has improve chemical and
physical homogenity
DIAGRAM SKEMATIK DARI VACUM ARC REMELTING (VAR)
Effects of Alloying Elements
1. Alloying elements are added to steels to effect
changes in the properties of the steels.
2. A distinction can be made between alloying
elements and residual elements which are not
intentionally added to the steel, but result from
the raw materials and steelmaking practice
used to produce the steel.
3. Both alloying and residual elements can
profoundly affect steel production,
manufactures into end product, and service
performance of the end product.
General effect of the various
alloying and residual elements
commonly found in steels are
summarized bellow :

Carbon
Silicon
Cooper
Chromium
Nickel
Molybdenum


Niobium
Aluminum
Titanium
Boron
Tungsten
Zirconium
Calcium
Lead
Nitrogen

phosphorus
Sulfur
Oxygen
Hydrogen
Tin
Arsenic
Antimony

Steel Classifications and
Designations


The composition
The manufacturing methods
The finishing methods
The product form
Steel can be classified by a variety of
different system depending on :

The deoxidation practice
The microstructure
The required strength level
The heat treatment
Quality descriptors
MIKROSTRUKTUR DARI NORMALIZED, QUENCHED AND TEMPERED STEEL
Baja Karbon
Baja karbon adalah baja dengan unsur karbon
merupakan unsur paduan utama.
Baja karbon dapat dibagi berdasarkan
komposisi carbon :
1. Baja karbon rendah (0,07-0,25 %C)
2. Baja karbon menengah ( 0,25-0,55 % C)
3. Baja karbon tinggi (0,55-1,6 % C)
Berdasarkan diagram kesetimbangan fasa
besi-karbon dapat dibagi atas :
1. Baja Hipoeutektoid ( < 0,8 % C)
2. Baja Eutektoid ( = 0,8 % C)
3. Baja Hipereutektoid ( > 0,8 % C)

Mikrostruktur Baja Karbon
Baja Tahan Karat
Baja tahan karat adalah baja paduan yang
memanfaatkan keefektifan unsur paduan Cr
dan Ni dalam membentuk lapisan pada
permukaan yang stabil dan bersifat pasif
terhadap korosi.
Baja tahan karat diperoleh dengan
memadukan besi dengan unsur crom diatas 12
%.
Akan tetapi pada pengelasan baja tahan karat
sering terjadi perkaratan yang disebabkan
presipitasi karbida crom pada batas butir dan
oksidasi crom pada permukaan.
Klasifikasi Baja tahan Karat
Baja tahan karat dapat digolongkan dalam 5
kelompok yaitu :
1. Baja tahan karat austenitik
(18 % Cr 8 % Ni)
2. Baja tahan karat feritik
(16%-18% Cr)
3. Baja tahan karat martensit
(12-13% Cr)
4. Baja tahan karat Fasa ganda
(25 % Cr-5% Ni-1,5% Mo dan 0,03 % C)
5. Baja tahan karat presipitat
Mikrostruktur dari : Austenitik (A), Martensitik (B) dan Feritik (C)
Stainless Steel
A
B C
BAJA PERKAKAS
Baja perkakas adalah kelompok baja
paduan yang dibuat untuk melakukan
pengerjaan-pengerjaan permesinan.
Proses-proses permesinan yang dapat
dilakukan antara lain : Cutting Process,
Forming Process dan Shaping Process.
Baja perkakas merupakan baja paduan
kompleks biasanya terdiri dari : Tungsten
(W), Molybdenum (Mo), Vanadium (Va),
Mangan (Mn) dan Chrom (Cr)
Klasifikasi Baja Perkakas
Berdasarkan Media Quenching
1. Water hardening steel
2. Oil hardening steel.
3. Air hardening steel.
Berdasarkan Kandungan paduan
1. Carbon tool steel
2. Low alloy tool steel
3. Medium alloy tool steel
Berdasarkan pemakaian :
1. Hot work steel
2. Cold work steel
3. High speed steel
4. Shock resisting steel.
Pemilihan Baja Perkakas
Faktor penentu pemilihan baja perkakas
antara lain :
1. Hardness
2. Toughness
3. Wear resistant
4. Red-hardness
5. Hardenability.
6. Heat crack resistant
Jenis-jenis baja perkakas
Baja Kekuatan Tinggi
Baja kekuatan tinggi atau ultra high strength steel
adalah baja struktur yang memiliki kekuatan luluh
hinggga 1380 Mpa dan kekuatan tarik diatas 2000
Mpa banyak digunkan untuk konstruksi pesawat
terbang, pesawat ruang angkasa, konstruksi kedap
tekanan dll.
Yang tergolong baja kekuatan tinggi antara lain
1. Baja martensit (Baja yang mengalami peningkatan
kekuatan melalui penemperan pada suhu rendah)
2. Baja maraging (Baja yang mempunyai struktur
martensit dan diperkuat dengan presipitasi senyawa
antar logam seperti Mo, Co, Ti dan Al.)
3. Baja mangan (Baja yang memiliki kadar unsur
mangan yang tinggi, memiliki sifat yang semakin
keras bila mengalami pembebanan tiba-tiba)

BESI TUANG (CAST IRON)
PENDAHULUAN
Besi tuang mempunyai sifat yang sama dengan baja,
dasar paduannya terdiri atas besi dan karbon.
Besi tuang berisi antara 2-5,57 % carbon. Oleh karena
adanya kadar karbon yang tinggi dalam besi tuang
menyebabkan sifatnya menjadi rapuh. Batasan carbon
untuk keperluan produksi adalah 2,5-4 % Carbon.
Keuletan besi tuang sangat rendah oleh karena itu tidak
bisa ditarik, diroll atau dikerjakan pada tempeartur kamar
atau tidak mampu bentuk disembarang temperatur. Akan
tetapi sangat mudah dituang, walaupun besi tuang rapuh
dan tegangan tariknya rendah namun dapat digunakan
untuk keperluan lain.
Peningkatan kekuatan besi tuang dapat dilakukan
dengan mengontrol perlakuan panasnya.

Klasifikasi
Besi tuang biasanya diklasifikasikan berdasarkan struktur
metalurginya, dalam hal ini karbon dalam besi tuang sangat
menentukan.
Karbon dalam besi tuang dapat berupa senyawa intertisial yaitu
sementit (karbida besi) atau berupa grafit (karbon bebas)
Pengelompokan besi tuang dimulai dari kondisi karbonnya apakah
sebagai sementit atau grafit.
Bila seluruh karbon adalah sementit maka dia adalah besi tuang
putih akan tetapi bila sebagian atau seluruhnya berupa grafit maka
selanjutnya pengelompokan berdasarkan bentuk fisik grafitnya.
Bentuk fisik grafit dapat berbentuk flake, spheroid (nodule) atau
temper karbon.
Selanjutnya dilihat matriknya, yaitu struktur tempat tersebarnya grafit
ada yang perlitik atau feritik atau campuran keduanya.
Terjadinya struktur yang berbeda-beda
tersebut disebabkan oleh kadar karbon,
kadar paduan dan pengotor, laju
pendinginan selama pembekuan dan
laku panas sesudah penuangan.
Besi tuang dapat dibagi atas :
1. Besi tuang putih
2. Besi tuang mampu tempa
3. Besi tuang kelabu.
4. Besi tuang nodular
5. Besi tuang paduan
Besi Tuang Putih (White Cast Iron)
Besi tuang putih diberi nama demikian karena
sesuai dengan warna permukaan penampang
patahannya.
Besi tuang putih merupakan hasil dari
pendingianan cepat mempunyai struktur
sementit dan perlit.
Apabila seluruh carbon berbentuk sementit
maka sifat besi tuang putih tersebut ekstrim
keras dan sangat sulit untuk dimesin. Ini
disebabkan oleh struktur sementit (besi
karbida) yang keras.
Besi Tuang Putih (White Cast Iron)
Gambar struktur Sementit
Besi Tuang Kelabu (Grey Cast Iron)
Besi tuang kelabu adalah jenis besi tuang yang
paling banyak digunakan.
Grafit pada besi tuang terbentuk pada saat
pembekuan, proses grafitisasi ini didorong oleh
tingginya kadar karbon, adanya unsur grafit
stabiliser terutama silikon, temperatur yang
tinggi dan pendinginan yang lambat.
Banyaknya grafit dalam besi tuang ini
menyebabkan penampang patahannya
berwarna kelabu. Oleh sebab itu diberi nama
besi tuang kelabu.

Besi Tuang Kelabu (Grey Cast Iron)
Grafit besi tuang kelabu berbentuk flake (serpih),
berupa lempeng-lempeng kecil kecil yang melengkung.
Ujung-ujung dari grafit ini mengecil/meruncing dapat
dianggap sebagai takikan yang menyebabkan
ketangguhan besi tuang ini rendah
Grafit merupakan bagian terlemah dalam besi tuang,
kekuatan besi tuang sangat tergantung pada
matriksnya.
Bila komposisi dan laju pendinginan diatur sedemikian
rupa sehingga sementit pada eutektoid juga akan
menjadi grafit maka struktur dari matrik adalah
sepenuhnya feritik.
Sebaliknya bila grafitisasi dari sementit pada eutektoid
dapat dicegah, maka struktur dari matriknya
sepenuhnya adalah perlitik
Matriks feritik pada besi tuang adalah yang paling
lunak dan lemah.

Besi Tuang Kelabu (Grey Cast Iron)
Berikut ini adalah gambar mikrostruktur dari besi cor kelabu
Besi Cor Mampu Tempa (Malleable Cast Iron)
Grafit yang berbentuk serpih tidak
menguntungkan ditinjau dari segi
kekuatan. Untuk memperbaiki
keuletannya maka grafit tersebut diubah
menjadi bentuk grafit bongkahan.
Besi tuang mampu tempa dibuat dari
besi tuang putih dengan proses yang
disebut malleableisasi.
Proses ini dilakukan dengan dua tahap
anil
Besi Cor Mampu Tempa (Malleable Cast Iron)
Pada anil tahap pertama besi tuang
dipanaskan hingga temperatur 950
o
C selama
kurang lebih 5 jam sehingga seluruh struktur
menjadi austenit yang stabil.
Karbon yang ada dalam austenit keluar
sebagai grafit stabil.
Inti grafit yang terbentuk tumbuh dengan laju
yang hampir sama kesegala arah, sehingga
akhirnya berbentuk grafit bongkahan yang
dinamakan temper karbon.

Besi Cor Mampu Tempa (Malleable Cast Iron)
Setelah munculnya grafit maka kemudian
didinginkan dengan cepat ke temperatur 750
oC untuk melakukan anil tahap kedua.
Pada tahap kedua ini sisa-sisa karbon yang
masih larut dalam austenit keluar membentuk
grafit dan ikut bergabung pada inti grafit yang
sudah terbentuk pada anil tahap pertama.
Dengan proses grafitisasi secara sempurna
diatas, semua karbida habis berdekomposisi
menjadi grafit berupa temper karbon.
Besi Cor Mampu Tempa (Malleable Cast Iron)
Struktur Grafit berbentuk temper karbon
Besi Cor Mampu Tempa (Malleable Cast Iron)
Diagram Proses Malleableisasi
Besi Cor Mampu Tempa (Malleable Cast Iron)
Diagram Proses Malleableisasi
Besi Tuang Nodular (Nodular Cast Iron)
Besi tuang nodular dikenal juga dengan nama
ductile cast iron, mempunyai bentuk grafit
sepenuhnya spheroid atau nodule (bola-bola
kecil).
Karena bentuk grafitnya berbentuk spheroid
yang padat maka kekuatan dan
ketangguhannya lebih tinggi dari besi tuang
dengan grafit flake dan temper carbon.
Berbeda dengan besi tuang mampu tempa,
grafit yang berbentuk spheroid ini diperoleh
langsung dari pembekuan bukan dari laku
panas. Disamping itu spheroid yang terbentuk
lebih bulat dan lebih kompak.
Besi Tuang Nodular (Nodular Cast Iron)
Kandungan karbon total pada besi tuang ini
sama dengan besi tuang kelabu. Grafit yang
berbentuk nodul ini dihasilkan oleh adanya
sejumlah kecil unsur pembentuk nodul,
biasanya magnesium, cerium, kalsium
karbida, calsium fluorida, lithium dsb yang
dimasukkan kedalam ladle sesaat sebelum
penuangan kedalam cetakan.
Akan tetapi unsur-unsur ini mempunyai afinitas
yang besar terhadap sulfur oleh karena itu
kadar sulfur harus dijaga sedikit mungkin tidak
lebih dari 0,015 %.
Sedangkan untuk matriksnya adalah feritik,
perlitik dan martensitik.
Besi Tuang Nodular (Nodular Cast Iron)
Gambar grafit nodular pada besi tuang nodular.
Grafit nodular pada besi tuang nodular dgn matrik perlit.
IKTISAR MIKROSTRUKTUR DARI BESI TUANG
Kekuatan Tarik Besi Tuang
Seperti dijelaskan diatas grafit terdistribusi
dalam matriks dan bila ada tegangan yang
bekerja maka konsentrasi tegangan disekitar
grafit akan menyebabkan retak.
Jadi kekuatannya sangat dipengaruhi oleh
jumlah, bentuk dan distribusi grafitnya.
Kekuatan tarik = 100-80 Sc (kgf/mm2) untuk
batang bulat 30 mm
Sc = %C / {4,3-1/3(%Si+%P)}
Sc = derajat eutektik
Besi tuang banyak digunakan sebagai
crusher utamanya besi tuang putih,
sebagai rangka mesin perkakas dan
produk-produk tuangan lainnya yang
umumnya berukuran besar.

You might also like