You are on page 1of 1

JAKARTA, KOMPAS.

com - Berhubung mata uang yang sah yang digunakan di Indonesia adalah rupiah,
Bank Indonesia mengategorikan bitcoin sebagai sebuah komoditas maya (virtual) yang bisa dijadikan
alat barter. Sementara itu, setiap badan penyelenggara transaksi bitcoin harus mendaftarkan diri ke
Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk memudahkan pengawasan transaksi bitcoin.

Sebelumnya, Kamis (6/2/2014), Bank Indonesia mengeluarkan pernyataan bahwa bitcoin ataupun mata
uang digital lainnya tidak bisa digunakan sebagai alat pembayaran sah. Risiko terkait kepemilikan atau
penggunaan bitcoin ditanggung sendiri oleh pengguna bitcoin (Kompas, 7/2/2014).

Apa yang disampaikan Bank Indonesia itu berarti bahwa bitcoin tidak dilarang oleh pemerintah.
Pemerintah hanya mengatakan bahwa risiko ditanggung setiap pengguna. Bitcoin pada dasarnya legal
beredar di Indonesia. Kalau tidak dianggap sebagai mata uang, maka pengaturan bitcoin jatuh dalam
kategori komoditas virtual, kata Chief Executive Officer (CEO) Bitcoin Indonesia Oscar Darmawan, Sabtu
(15/2/2014), di Jakarta.

Menurut Oscar, bitcoin pada dasarnya hampir sama dengan emas. Bitcoin dapat digunakan sebagai alat
investasi serta alat barter sebagaimana halnya emas. Bahkan, Oscar mengimbau agar pemerintah
mengenakan pajak atas bitcoin sebagai sebuah barang/komoditas untuk meningkatkan pendapatan
negara.

Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) yang ada di bawah BI akan terus fokus mengawasi potensi
pergeseran sistem pembayaran dari model konvensional ke model baru. Ke depan, sistem pembayaran
model virtual ini akan berkembang dan masyarakat perlu tahu bagaimana menggunakannya secara
benar. Kami terus berdiskusi dengan komunitas pengguna sistem pembayaran virtual untuk tahu
peredaran bitcoin dan alat tukar maya lainnya agar sedini mungkin dikontrol, kata Ketua Komite ASPI
Ery Punta. (A06)

You might also like