You are on page 1of 33

Keratitis

Latifahni
1102009156
Anatomi kornea
Kornea adalah jaringan transparan yang
disisipkan ke dalam sklera pada limbus, lekukan
melingkar pada sambungan ini disebut sulcus scleralis.
Kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal 550m
dipusatnya, horizontal 11,75mm, vertikal
10,5mm.
Kornea mempunyai 5 lapisan :
1. Lapisan epitel
- Tebalnya 50 m, terdiri atas 5 sel epitel tidak
bertanduk
- Terdapat barrier untuk menghambat pengaliran air,
elektolit dan glukosa.

2. Membran Bowmen
- Merupakan lapisan jernih aseluler, berasal dari bagian
depan stroma.
- Tidak mempunyai daya regenerasi.
3. Stroma
- Menyusun sekitar 90% ketebalan kornea
- Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen
yang sejajar satu dengan yang lainnya, terbentuknya
kembali serat kolagen memakan waktu lama, 15 bulan.

4. Membran Descement
- Membran aseluler
- Elastik dan berkembang terus seumur hidup,
mempunyai ketebalan 40 m.

5. Endotel
- Berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40 m
- Cukup rentan terhadap trauma dan kehilangan sel-
selnya seiring dengan penuaan.
- Tidak mempunyai daya regenerasi.
Fisiologi Kornea
Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan
jendela yang dilalui berkas cahaya menuju retina. Sifat
tembus cahayanya disebabkan strukturnya yang uniform,
avaskuler dan deturgenes.

Deturgenes, atau keadaan dehidrasi relative jaringan
kornea dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada
endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel.
Endotel lebih penting daripada epitel dalam mekanisme
dehidrasi dan cidera kimiawi atau fisik pada endotel jauh
lebih berat daripada cedera pada epitel.
Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edema kornea dan
hilangnya sifat transparan. Sebaliknya cedera pada epitel hanya
menyebabkan edema lokal stroma kornea sesaat yang akan
menghilang bila sel-sel epitel itu telah beregenerasi.

Penguapan air dari film air mata prakornea akan mengkibatkan
film air mata akan menjadi hipertonik; proses itu dan
penguapan langsung adalah faktor-faktor yang yang menarik air
dari stroma kornea superfisialis untuk mempertahankan
keadaan dehidrasi .

Penetrasi kornea utuh oleh obat bersifat bifasik. Substansi larut
lemak dapat melalui epitel utuh, dan substansi larut air dapat
melalui stroma yang utuh. Karenanya agar dapat melalui kornea,
obat harus larut lemak dan larut air sekaligus


Kelainan kornea yang paling sering ditemukan
adalah keratitis
Keratitis merupakan suatu proses peradangan
kornea yang dapat bersifat akut maupun
kronis yang disebabkan oleh berbagai faktor
antara lain bakteri, jamur, virus atau karena
alergi. Keratitis dapat dibagi menjadi beberapa
golongan berdasarkan kedalaman lesi pada
kornea (tempatnya), penyebab dan bentuk
klinisnya
DEFINISI
Keratitis adalah radang pada kornea atau
infiltrasi sel radang pada kornea yang
akan mengakibatkan kornea menjadi
keruh sehingga tajam penglihatan
menurun

ETIOLOGI
Virus
Bakteri
Jamur
Mata kering
Benda asing
Iritasi
Sinar ultraviolet
Alergi

Perjalanan Penyakit
Keratitis
Sembuh
Berlanjut
menjadi ulkus
Sembuh
dengan parut
kornea
Nebula
Makula
Lekoma
Berlanjut dengan perforasi
kornea disertai penonjolan keluar
dari kornea dan prolaps iris
Sembuh dengan parut :
Lekoma adheren
stafiloma kornea
Buta kornea
Berlanjut dengan
terjadi
-endoftalmitis
-panoftalmitis
sembuh Operasi /
angkat bola
mata
Abulbi
Phtysis bulbi
Buta permanen
Klasifikasi
1.Berdasarkan lapisan korne yang terkena ;
-Keratitis punctata
-Keratitis Marginal
-Keratitis intertisial
2.Berdasarkan penyebabnya :
-Keratitis bakterial
-Keratitis Jamur
-Keratitis Virus
-kertaitis Alergi

3.Berdasarkan Bentuk klinisnya
-keratitis sicca
-keratitis flikten
-Keratitis numular
-Keratitis neuroparalitik
A. KERATITIS PUNGTATA

- Keratitis pungtata subepitel adalah keratitis yang
terkumpul di daerah membran bowmen dengan infitrat
berbentuk bercak-bercak halus
Biasanya terdapat bilateral dan berjalan kronis.



- Keratitis Pungtata superfisial , memberikan gambaran
seperti infiltrat halus bertitik-titik pada permukaan
kornea.

Pemeriksaan : fluoresein, memberikan warna hijau.
Pasein akan mengeluh mata sakit, silau, mata merah dan
rasa kelilipan.
Terapi : pasien diberi air mata buatan, tobramisin tetes
mata dan siklopegik.

B.KERATITIS MARGINAL

- Infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan
limbus.
- Bila tidak dionati akan mengakibatkan tukak kornea.
- biasanya bersifat rekuren
- Infiltrat dan tukak yang terlihat diduga merupakan
timbunan kompleks antigen-antibodi.
- Gejala : Penderita akan mengeluh sakit, kelilipan,
lakrimasi, fotofobia berat.
- Dapat tunggal atau multiple, sering disertai
neovaskularisasi.

Keratitis Marginal
C. KERATITIS INTERSTISIAL

- Keratitis yang ditemukan pada jaringan kornea yang
lebih dalam
- Merupakan keratitis nonsupuratif profunda disertai
dengan neovaskularisasi
- Seluruh kornea keruh sehingga iris sukar dilihat.
- Dapat terjadi akibat alergi, atau infeksi ke dalam stroma
kornea.
- Gejala : fotofobia, lakrimasi, menurunnya visus.
Keratitis Interstisial
D.KERATITIS BAKTERIAL

- Bakteri yang berperan dalam menyebabkan keratitis adalah
: Staphylococcus, Pseudomonas dan Enterobacteria.

- Faktor yang mempermudah invasi bakteri : penggunaan
lensa kontak, trauma, riwayat keratitissebelumnya, dan
riwayat operasi sebelumnya.

- Gejala : mata merah, berair, nyeri pada mata yang
terinfeksi, penglihatan silau, adamya sekret dan penglihatam
menjadi kabur.
Pada bola mata eksterna ditemukan : hiperemis prikornea,
blefarospasme, edema kornea.
Pengobatan antibiotika yang dapat diberikan
Untuk Gram (-) Untuk Gram (+)
Tobramisin Cefazolin
Gentamisin Vancomycin
Polimiksin Basitrasin
E.KERATITIS JAMUR

- Biasanya dimulai oleh suatu rudapaksa pada kornea oleh
ranting pohon, daun.

- Jamur yang dapat menyebabka keratitis adalah : Fusarium,
Cephaloceparium, dan Curvularia.

- Gejala : sakit mata yang hebat, berair dan silau.

- akan terliahat infiltrat yang berhifa dan satelit bila terletak
didalam stroma. Disertai cincin endotel dengan plaque
tampak bercabanh-cabang.

- Pemeriksaan : KOH 10% terhadap kerokan kornea yang
menunjukkan adanya hifa.

- Sebaiknya pasien dirawat dan diberi
pengobatan nitamisin 5% setiap 1-2
jam, dan antijamur lain seperti :
miconazole,amfoterisin, nistatin.

F. KERATITIS VIRUS
Keratitis Herpes Simplek
- Penyebab ulkus kornea paling umum dan penyebeb
kebutaan kornea paling umum di Amerika.

- Dibagi dalam 2 kelompok : epitelial dan stromal.

- Epitelial : kerusakan terjadi akibat pembelahan virus di
dalam sel epitel dan membentuk tukak kornea superfisial.

- Stromal : reaksi imunologi oleh tubuh pasien sendiri
terhadap virus, beraksi di dalam stroma dan menarik leukosit
dan sel radang lainnya. Sel ini akan mengeluarkan bahan
proteolitik untuk merusak antigen dan merusak jaringan
stroma.
- Lesi yang paling khas adalah ulkus dendritik. Terajdi pd
epitel kornea, memiliki pola percabangan linier khas
dengan tepian kabur dan memiliki bulbus terminalis pada
ujungnya.

- Penularan dapat terjadi melalui kontak dengan cairan dan
jaringan mata, hidung, mulut dan alat kelamin yang
mengandung virus.

- Gejala : mata berair, fotofobia. Bila terkena bagian sentral
kornea akan terjadi sedikit gangguan penglihatan.


Keratitis Virus Varicella Zoster
- Mengenai stroma dan uvea anterior sejak
awal terjadinya lesi, epitelnya amorf dan
bebercak, sesekali terdapat lesi
psuedodendritik linear.

- Kekeruhan stroma diakibatkan oleh edema
dan infiltrasi sel ringan yang pada awalnya
hanya subepitelia.

- Gejala : rasa sakit pada mata yang terrkena,
mata merah dam penglihatan berkurang.
- Pemeriksaan penunjang : usapan epitel
dengan giemsa multinuklear, menunjukkan
sel raksasa yang dihasilkan dari perpaduan
antara sel-sel epitel kornea yang terinfeksi
dengan virus intranuklear inklusi.

Terapi
-Debridement
-Terapi obat : IDU, vibrarin, TFT, asiklovir
- Terapi bedah : keratoplasti
KERATITIS ALERGI
Etiologi

Reaksi hipersensitivitas tipe I yang mengenai kedua
mata,
biasanya penderita sering menunjukkan gejala alergi
terhadap tepung sari rumput-rumputan




TERAPI
Biasanya sembuh sendiri tanpa diobati
Steroid topikal dan sistemik
Kompres dingin
Obat vasokonstriktor
Cromolyn sodium topikal
Koagulasi cryo CO2.
Pembedahan kecil (eksisi).
Antihistamin umumnya tidak efektif
Kontraindikasi untuk pemasangan lensa kontak
H.KERATITIS FLIKTEN

- Merupakan benjolan berdiameter 1-3mm berwarna abu-abu
pada lapisan superfisial kornea.

- Epitel diatasnya mudah pecah dan membentuk ulkus.

- Ulkus yang mengjalar dari pinggir ke tengah, dengan
pinggiran meninggalkan sikatriks sedangkan bagian
tengahnya masih aktif disebut, Wender phlyctaen.

I. KERATITIS SIKA

- Merupakan peradangan konjungtiva dan kornea akibat
keringnya permukaan kornea dan konjungtiva.

- Gejala klinis : mata terasa gatal, terasa seeperti ada
pasir, visus menurun, fotofobia, sekret lengket, mata
terasa kering.

- hasil pemeriksaan didapatkan : infiltrat-infiltrat kecil,
fluoresent test (+).

- Terdapat benang-benang filamen yang sebenarnya
sekret yang menempel.
J. KERATITIS NUMULARIS

- Diduga dari visus, pada klinis tanda-tanda radang
tidak jelas, terdapat infiltrat di subepitel kornea,
dimana tengahnya lebih jernih, disebut halo.

- keratitis ini sembuh meninggalkan sikatriks yang
ringan.

Komplikasi
Komplikasi yang paling ditakuti dari keratitis adalah
penipisan kornea dan akhirnya perforasi kornea
yang dapat mengakibatkan endophtalmitis sampai
hilangnya penglihatan(kebutaan).Beberapa
komplikasi yang lain diantaranya :
-gangguan refraksi
-Jaringan parut permanent
-ulkus kornea
-perforasi kornea
-glaukoma sekunder
Prognosis
Keratitis dapat sembuh dengan baik bila ditangani
dengan tepat dan jika tidak diobati dengan baik
dapat menimbulkan ulkus yang akan menjadi
sikatrik dan dapat mengakibatkan hilangnya
penglihatan selamannya
Prognosis visus tergantung :
-virulensi organisme
-luas dan lokasi keratitis
-hasil vaskularisasi dan atau deposisi kolagen

You might also like