You are on page 1of 8

KAJIAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN KOTA DEPOK

(RINGKASAN EKSEKUTIF)
Sumber: http://bappeda.depok.go.id/
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. MAKSUD DAN TUJUAN PEKERJAAN
Maksud kegiatan ini adalah :
1. Memudahkan Pemerintah Kota Depok dalam mengelola persampahan
di wilayah Kota Depok.
2. Membantu perencanaan dan pelaksanaan dalam pembangunan nit!
nit Pengolahan Sampah di Kota Depok.
"u#uan yang hendak dicapai dari kegiatan ini adalah membuat analisa dan
rencana pengelolaan sampah di Kota Depok terkait dengan upaya!upaya
untuk menciptakan kondisi yang ditandai dengan :
1. Meningkatnya kebersihan lingkungan yang sehat dan bersih.
2. $erkurangnya kon%lik sosial masyarakat dalam operasional
pengelolaan sampah& terutama di "P'.
(. "erbentuk pengolahan sampah dengan sistem () di sumber sampah.
*. $erkurangnya beban operasional truk sampah dan "P' +ipayung.
1.2. RUANG LINGKUP
)uang lingkup peker#aan untuk melakukan kegiatan ini adalah : pembuatan
analisa dan rencana Pengelolaan Sampah di kota Depok dilihat dari aspek /
sudut bidang antara lain lingkungan hidup& e%isiensi ekonomi& dampak sosial&
dan pemberdayaan masyarakat. )uang lingkup kegiatan ini meliputi :
a. Peker#aan persiapan yang meliputi perencanaan kegiatan& pentahapan
kegiatan dan penyusunan #adual ker#a yang rinci.
b. Pengumpulan data yang meliputi data primer dan data sekunder
c. ,bser-asi lapangan.
d. Kun#ungan ke instansi terkait.
e. Pembahasan substansi pengolahan dan pengelolaan sampah dalam
rangka pengggalian opini dan pencapaian kesepakatan stakeholders
%. 'nalisa sistem pengolahan sampah berdasarkan data/in%ormasi yang
telah diperoleh dari aspek!aspek teknis& ekonomi& sosial dan budaya&
lingkungkan hidup& legal dan kelembagaan& serta keuangan dan
in-estasi
g. 'nalisa kelayakan& penyusunan kesimpulan& usulan dan rekomendasi
yang merupakan hasil kegiatan ka#ian yang diharapkan dapat men#adi
masukan bagi kegiatan merancang dan membangun in%rastruktur unit
pengolahan sampah . PS / beserta analisa dampak sosial dan
ekonomi.
1.3. KELUARAN
Sedangkan keluaran yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :
a. 'lternati%!alternati% pengelolaan sampah di Kota Depok yang
dianggap paling sesuai dengan kondisi geogra%is& ekonomi& sosial!
budaya dan kemampuan pendanaan Pemerintah Kota Depok selain
nit Pengolahan Sampah dan pengelolaan kon-ensional yang sedang
dilaksanakan serta bentuk integrasi yang dapat ter#adi dan dilakukan
oleh alternati%!alternati% pengelolaan sampah tersebut.
b. 'nalisa perbandingan biaya .cost constraint/ dan e%isien antara
pembangunan nit Pengolahan Sampah dibandingkan dengan
penanganan sampah kon-ensional yang sedang dilakukan saat ini
serta analisa #ika kedua langkah tersebut diatas dilakukan secara
terintegrasi.
c. 0asil sur-ey atau #e#ak pendapat dari masyarakat Kota Depok dalam
pembangunan dan pelaksanaan operasional nit Pengolahan Sampah
dan pengelolaan persampahan di Kota Depok.
d. 'lternati%!alternati% lokasi yang dimungkinkan dilihat dari semua
%aktor dalam pembangunan nit Pengolahan Sampah di Kota Depok &
direncanakan akan dibangun sebanyak 1( unit.
e. Studi Kelayakan 2okasi nit Pengolahan Sampah yang akan
dibangun oleh Pemerintah Kota Depok dianalisa dari semua %aktor
yang memungkinkan.
%. 'lternati%!alternati% sumber dana yang dapat di#aring selain 'P$D
Kota Depok dalam pembangunan unit!unit penngolahan sampah yang
akan dilaksanakan& baik itu sumber!sumber pendanaan dari 2uar
3egeri& Pemerintah Pusat& Pemerintah Propinsi atau daerah lainnya
serta pihak swasta.
BAB II. GAMBARAN UMUM KOTA DEPOK
Kota Depok sebagai salah satu wilayah termuda di 4awa $arat& mempunyai luas
wilayah sekitar 25.526 ha. Peta administrasi kota Depok dapat dilihat pada
gambar 2.1.
7ilayah Kota Depok berbatasan dengan tiga Kabupaten dan satu Propinsi. Secara
lengkap wilayah ini mempunyai batas!batas sebagai berikut :
a. Sebelah tara berbatasan dengan Kecamatan +iputat Kabupaten
"angerang dan 7ilayah Daerah Khusus 8bukota 4akarta.
b. Sebelah "imur berbatasan dengan Kecamatan Pondok 9ede Kota $ekasi
dan Kecamatan 9unung Putri Kabupaten $ogor.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan +ibinong dan Kecamatan
$o#onggede Kabupaten $ogor.
d. Sebelah $arat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan
9unungsindur Kabupaten $ogor.
2etak Kota Depok sangat strategis& diapit oleh Kota 4akarta dan Kota $ogor. 0al
ini menyebabkan Kota Depok semakin tumbuh dengan pesat seiring dengan
meningkatnya perkembangan #aringan transportasi yang tersinkronisasi secara
regional dengan kota!kota lainnya
4umlah penduduk Kota Depok pada tahun 2551 mencapai 1.*25.*:5 #iwa& yang
terdiri dari laki!laki ;16.616 #iwa dan penduduk perempuan ;55.<11 #iwa.
Dengan demikian & sedangkan rasio #enis kelamin di Kota Depok adalah 152.
Kecamatan +imanggis paling banyak penduduknya dibandingkan kecamatan lain
di Kota Depok& yaitu (62.<12 #iwa& kemudian Kecamatan Sukma#aya dengan
penduduk (1*.1*; #iwa. Sedangkan Kecamatan $e#i& penduduknya paling sedikit
yaitu 1*(.<62 #iwa. lihat tabel 2.1/.
Selama kurun waktu 2555 = 2551& la#u pertumbuhan penduduk Kota Depok per
tahun rata! rata adalah (&** persen. Meningkatnya #umlah penduduk di Kota
Depok ini ter#adi akibat tingginya migrasi penduduk ke Kota Depok akibat
pesatnya pengembangan kota dan meningkatnya pengembangan kawasan
perumahan.Di tahun 2551& kepadatan penduduk Kota Depok mencapai ;.562&12
orang per kilo meter persegi. Kecamatan $e#i merupakan Kecamatan terpadat di
Kota Depok& yaitu sebesar 15.5*1&*5 orang per kilo meter persegi& sedangkan
Kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Sawangan
yaitu sebesar (.1(6&22 orang per kilo meter persegi.
BAB III. KONDISI EKSISTING PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
KOTA DEPOK
3.1. UMUM
Kondisi pengelolaan persampahan di Kota Depok akan di#elaskan secara rinci di
bawah ini dengan melihat komponen!komponen/subsistem pada masingmasing
sistem& yaitu:
1. Subsistem kelembagaan dan organisasi
2. Sub sistem teknik operasional
(. Sub sistem pembiayaan
*. Sub sistem peraturan
<. Komponen peran serta masyarakat
3.2. SUBSISTEM KELEMBAGAAN dan ORGANISASI
$erdasarkan Peraturan Daerah Kota Depok 3o. 11 "ahun 255( tentang
Pembentukan dan Susunan ,rganisasi Perangkat Daerah& instansi yang
berwenang dalam pengelolaan kebersihan adalah Dinas Kebersihan dan
2ingkungan 0idup .K20/. Struktur organisasi Dinas K20 ini terdiri dari Kepala
Dinas dengan dibantu empat Kepala $idang& satu $agian "ata saha dan dua
Kepala nit Pelaksana "eknis Dinas .P"D/.
Dinas K20 Kota Depok merupakan unsur pelaksana pemerintah kota yang
berada di bawah dan bertanggung #awab kepada 7alikota melalui Sekretaris
Daerah dan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang
kebersihan dan lingkungan hidup. ntuk menyelenggarakan tugas tersebut& Dinas
K20 mempunyai %ungsi:
1. Perumusan kebi#akan teknis di bidang kebersihan dan lingkungan hidup.
2. Pemberian peri>inan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang
kebersihan dan lingkungn hidup.
(. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas .P"D/ di bidang
kebersihan dan lingkungan hidup.
*. Pengelolaan urusan ketatausahaan
Se#ak tahun 255(& Dinas K20 Kota Depok telah menerapkan pola pelayanan
dengan sistem pembagian wilayah kecamatan. Dalam sistem pembagian wilayah
berdasarkan kecamatan ini& di tiap!tiap kecamatan telah dibentuk koordinator
lapangan .Korcam/. Korcam!korcam ini bertugas melaksanakan kegiatan teknis
operasional pengelolaan persampahan di tingkat kecamatan.
3.3. SUBSISTEM TEKNIS OPERASIONAL
$erdasarkan timbulan sampah 2&1< lt/org/hari& maka #umlah timbulan sampah
yang dihasilkan (.;1* m(/hari dengan #umlah penduduk 1.*25.*:5 #iwa&
sedangkan sampah yang terangkut 12:1 m(/hari& sampah yang tidak terangkut
2.*:( m(/hari. "ingkat pelayanan persampahan saatini tahun 2551 sebesar
(*.5(? .
Pada saat ini& ada tiga pola pelayanan persampahan yang diberlakukan untuk
melayani daerah permukiman& komersil& perkantoran& #alan dan pasar yaitu pola
indi-idual langsung& pola komunal langsung dan pola penyapuan. Siklus/pola
pelayanan pengelolaan sampah dapat dilihat pada gambar (.1.
3.4. SUBSISTEM PERATURAN
"erdapat dua produk hukum terkait dengan pengelolaan persampahan di Kota
Depok yang dihasilkan oleh Pemda Kota Depok& yaitu:
1. Produk hukum yang mendasari kewenangan institusi %ormal pengelola
persampahan di Kota Depok adalah Peraturan Daerah Kota Depok 3o. 11
"ahun 255( Pembentukan dan Susunan ,rganisasi Perangkat Daerah dan
Keputusan 7alikota Depok 3o. (5 "ahun 255< tentang raian "ugas
4abatan Struktural di 2ingkungan Dinas Kebersihan dan 2ingkungan
0idup Kota Depok.
2. Produk hukum yang terkait dengan retribusi persampahan di kota Depok
adalah Peraturan Daerah Kota Depok 3o. *1 "ahun 2555 tentang )etribusi
Pelayanan Persampahan/Kebersihan.
3.5. SUBSISTEM PEMBIAAAN
Sumber utama pembiayaan pengelolaan kebersihan/persampahan kota Depok
adalah 'P$D kota Depok& sebagai berikut :
'nggaran pengelolaan kebersihan kota Depok tahun 2551 sebesar )p.
;.2(2.(26.555.! sedangkan pada tahun 255; sebesar )p. :.551.6*:.<55.!
"ari% retribusi persampahan di kota Depok telah diatur dalam Peraturan Daerah
Kota Depok nomor 22 tahun 255* tentang retribusi pelayanan persampahan& besar
tari% retribusi sampah antara lain sebagai berikut :
a. Pengambilan& pengangkutan& pengelolaan dan pemusnahan sampah rumah
non real estate berdasarkan luas bangunan :)p. 2.555&!s/d )p.
:.<55&!/bulan
b. Pengambilan& pengangkutan& pengelolaan dan pemusnahan sampah rumah
)eal @state ditetapkan berdasarkan luas bangunan : )p. ;555&! s/d )p.
1;.<55&!/bulan.
c. Pengambilan& pengangkutan& pengelolaan dan pemusnahan sampah di
pasar& berdasarkan kegiatan usaha pedagang& ditetapkan dengan system
pengambilan harian : )p. 1.555&!/hari s/d )p. 2.<55&!/hari.
d. $ilamana pengambilan& pengangkutan tidak dapat memberlakukan tari%%
seperti pada point!point tersebut diatas& maka untuk menentukan )etribusi
pelayanan dimaksud dapat ditaksir dengan perhitungan rit& yang ditetapkan
sebesar )p. :<.555&!/rit.
0asil retribusi pelayanan kebersihan kota Depok yang dapat ditagih pada tahun
2551 sebesar )p. 1.1;;.51(.555&! memenuhi target tetapi hanya 2(&1: ? dari
anggaran rutin persampahan/biaya operasional sebesar )p.;.2(2.(26.555&!
Perhitungan biaya satuan pengelolaan sampah tahun 2551 sebagai berikut :
a. 4umlah sampah yang terangkut khusus permukimanan per hari A 15:< m(
b. $iaya total pengelolaan tahun 2551 A )p. ;.2(2.(26.555&!
c. Sampah yang di kelola 1 tahun A ((:.<25 m(
d. $iaya satuan sampah per m( A )p 21.(1<&!
3.!. SUBSISTEM PERAN SERTA MASARAKAT
1. Peran serta pada pembiayaaan
Peran serta masyarakat pada pembiayaan yang diwu#udkan dengan membayar
retribusi kebersihan. tampaknya cukup baik. 0al ini dapat dilihat dari realisasi
pemungutan retribusi dari tahun 2551 sampai 255< yang ratarata hampir
mencapai 155?.
2. Peran serta pada teknis operasional
Peran serta masyarakat pada teknis operasional pengelolaan persampahan
diwu#udkan dalam beberapa bentuk kegiatan seperti keikutsertaan pada
sebagian tahap pengelolaan persampahan& seperti pengumpulan sampah di
kontainer/bak sampah dan menyediakan sendiri pewadahan& serta kegiatan
pengolahan sampah skala rumah tangga.
0asil sur-ey rumah tangga yang dilaksanakan pada bulan 3o-ember 255;
memperlihatkan bahwa se#umlah sampel rumah tangga yang mendapatkan
pelayanan pengangkutan sampah di Kota Depok& hampir seluruhnya .6:?/
tidak menerapkan pola ( )& 2:? di antaranya masih membuang sampah ke
#alan atau ke sungai/selokan. 1:? membuangnya ke tanah/lahan kosong.
3.". UNIT PENGOLAHAN SAMPAH ( UPS)
Pada tahun 2551& Pemerintah Kota Depok mencanangkan penerapan sistem
pengolahan dan pengelolaan sampah terapdu yang dikenal dengan
S8P@S'"/PS. 8nti dari S8P@S'"/PS adalah pendekatan pengelolaan sampah
dengan skala kawasan melalui pembangunan dan pengoperasian unit pengolahan
sampah .PS/ yang menerapkan prinsip!prinsip *)!P yaitu reduce .mengurangi/&
reuse .menggunakan kembali/& recycle .mendaur ulang/& replace .mengganti/&
participation .pelibatan masyarakat/.
Saat ini pelaksanaan sistem tersebut masih merupakan pilot pro#ect yang
berlokasi di Perumahan 9riya "ugu 'sri& Kecamatan +imanggis& yang beroperasi
dari #am 5;.55 s/d 11.55 setiap hari. Pada tahun 255:& sistem ini direncanakan
akan dilaksanakan di 25 kelurahan atau 25 PS.
3.#. PERMASALAHAN
1. Subsistem "eknis ,perasional
Pewadahan& seperti bak sampah . "PS / dari batubata perlu diperbanyak
ketersediaannya dengan lokasi yang layak .
$elum optimalnya peman%aatan sarana dan prasarana persampahan.
Sarana dan prasarana yang dimiliki tidak memadai dengan #umlah penduduk
kota Depok yang mencapai 1&* #uta #iwa.
2. Susbsistem Kelembagaan dan ,rganisasi
)asio antara #umlah petugas pengumpul dan pengangkut dan penduduk yang
dilayani adalah 1:1.;<; berarti masih dapat meningkatkan cakupan
pelayanan.
(. Subsistem Pembiayaan
Sumber pembiayaan dari 'P$D Kota Depok sudah cukup baik& tetapi perlu
ditingkatkan saat ini baru mencapai 1&( ? dari 'P$D kota Depok&
*. Subsistem Peran Serta Masyarakat
Kebiasaan untuk menerapkan prinsip () dalam pengolahan sampah se#ak
dari rumah tangga belum terbangun.
Kebiasaan untuk membuang sampah sembarangan .bukan ke "PS atau ke
"rans%er Depo #uga masih tinggi.

You might also like