You are on page 1of 14

Supervisi Pendidikan

Disusun oleh :
TAHUN AJARAN 2013/201
UN!"#RS!TAS N#$#R! S#%ARAN$
&A& 1 P#NDAHU'UAN
1.1. Latar belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Salah satu usahanya ialah melalui proses pembelajaran di
sekolah. Guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan
dikembangkan.
Potensi sumber daya guru perlu terus menerus ditumbuhkan dan dikembangkan agar
dapat melakukan fungsinya secara profesional. Guru terus menerus belajar menyesuaikan diri
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dalam dunia
pendidikan menuntut guru untuk mampu menyesuaikan kompetensi dalam proses
pembelajaran. Namun tidak semua guru yang dididik di lembaga pendidikan terlatih dengan
baik dan kualified mengakibatkan kemampuan profesional dan kinerja mereka beragam.
Ditambah lagi tuntutan dari orang tua dan peserta didik mengharuskan guru untuk mengubah
strategi dan teknik pembelajaran sekaligus meningkatkan pengetahuan dan keterampilanya
dalam proses pembelajaran, dengan begitu kompetensi guru perlu diealuasi dan dia!asi agar
teknik tersebut mengikuti perkembangan yang ada.
"elihat bagian mana dari kegiatan di sekolah yang masih negatif untuk diupayakan
menjadi positif, dan melihat mana yang sudah positif untuk dapat ditingkatkan menjadi lebih
positif lagi atau kegiatan itu sering disebut superisi. Superisi mempunyai peran
mengoptimalkan tanggung ja!ab dari semua program. Di dalam kegiatan superisi,
pelaksanaan bukan mencari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinaan agar
kondisi pekerjaan yang sedang di superisi dapat diketahui kekurangannya untuk dapat
diberitahu bagian mana yang perlu diperbaiki. Dari latar belakang di atas kami membuat
makalah ini untuk mengetahui Superisi dalam dunia pendidikan.
1.#. $umusan "asalah
1.#.1. %pa perbedaan antara Superisi dan &'nspeksi()
1.#.#. %pa fungsi dan peranan superisi pendidikan)
1.#.*. %pa peranan Superisi dalam Pembaharuan Pendidikan)
1.#.+. %pa saja peranan Superisior pendidikan)
1.#.,. Prinsip-prinsip apa yang dilakukan dalam perencanaan program superisi)
1.*. .ujuan "asalah
1.*.1. "enjelaskan perbedaan antara Superisi dan &'nspeksi(.
1.*.#. "emaparkan fungsi dan peranan superisi pendidikan.
1.*.*. "enjelaskan peranan dari Superisi dalam Pembaharuan Pendidikan.
1.*.+. "emaparkan peranan Superisior pendidikan.
1.*.,. "emaparkan prinsip-prinsip yang dilakukan dalam perencanaan program
superisi.
&A& 2 !S!
2(1( Per)edaan Supervisi dan *!nspeksi+
Dalam perkembangan konsep dan praktek superisi pendidikan terdapat dua
kecenderungan yang menonjol sehubungan dengan tuntutan tugas pendidikan. Pada
satu sisi terdapat kecenderungan untuk menjalankan superisi secara otokrasi,
sedangkan pada sisi lain terdapat kecenderungan demokratis.
Superisi yang otokratis, seringkali disebut dengan nama &inspeksi( atau superisi
tradisional, sedangkan superisi yang demokratis disebut superisi modern,
disebabkan pengaruh-pengaruh aliran-aliran berpikir modern mengenai kemanusiaan,
misalnya aliran &human relation( dari /lton "ayo, seorang filosuf sosial 0niersitas
1arard, perkembangan &behaioral seciences, seperti sosiologi, psikologi,
anthropologi, dan terakhir, perkembangan dari &human resources management(, salah
satu perkembangan dari &scientific management( modern. Dalam hubungan ini,
disebut nama 2 nama Douglas "c Grogor, dkk.
3ames $. "arks et al. mengutip pendapat 4urton dan 4rueckner tentang
perbedaan corak &inspeksi( atau superisi tradisional dan superisi modern sebagai
berikut 5
Supervisi Tradisional Supervisi %odern
1. 'nspeksi 16 Studi Pragmatis dan analisis
#. 4erfokus pada guru #6 Difokuskan pada tujuan,
material,teknik, metode, guru,
sis!a dan lingkungan
*. 7unjungan dan pertemuan 3) 4ermacam-macam fungsi yang
berbeda-beda
+. Perencanaan yang jelek dan
rencana formal sedikit sekali
4) .erorganisasi dan terencana tegas
,. "enghukum dan otoriter ,6 "enemukan asal kelemahan dan
kooperatif
Sampai sekarang perkembangan konsep dan praktek superisi cukup panjang
dan memegang peranan penting, namun kedua kecenderungan tersebut belum dapat
dipertemukan dan berperanan sebagai sumber kelemahan dalam perkembangan
tersebut.
2(2( ,un-si dan Peranan Supervisi Pendidikan
Peranan penga!as sekolah8madrasah menurut 9iles : 4ondi ;#<<=6, The
role of the supervisor is to help teachers and other education leaders understand
issues and make wise decisions affecting student education. 4ertitik tolak dari
pendapat 9iles : 4ondi tersebut, maka peranan penga!as sekolah8madrasah adalah
membantu guru-guru dan pemimpin-pemimpin pendidikan untuk memahami isu-isu
dan membuat keputusan yang bijak yang mempengaruhi pendidikan sis!a. 0ntuk
membantu guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta meningkatkan
prestasi belajar sis!a.
>ungsi dari superisi pendidikan adalah sebagai layanan atau bantuan kepada
guru untuk mengembangkan situasi belajar mengajar. 7onsep superisi sebenarnya
diarahkan kepada pembinaan. %rtinya kepala sekolah, guru dan para personel lainnya
di sekolah diberi fasilitas untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya.
"enurut %n!ar dan Sagala Superisor mempunyai fungsi-fungsi utama,
antara lain5
a. "enetapkan masalah yang betul-betul mendesak untuk ditanggulangi.
b. "enyelenggarakan inspeksi, yaitu sebelum memberikan pelayanan kepada
guru, superisor lebih dulu perlu mengadakan inspeksi sebagai usaha
mensurai seluruh sistem yang ada.
c. "emberikan solusi terhadap hasil inspeksi yang telah di surai
d. Penilaian
e. Latihan, dan
f. Pembinaan atau pengembangan.
2(3( Peranan Supervisi dala. Pe.)aharuan Pendidikan
Peranan guru dalam pembaharuan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari
peranan sekolah, karena guru lah yang berfungsi dalam proses belajar-mengajar
secara langsung. Pembaharuan pada dasarnya adalah serangkaian usaha perbaikan
untuk meningkatkan efektiitas dan kualitas pendidikan dan pengajaran.
.anggung ja!ab terhadap perbaikan efektiitas dan kualitas pengajaran, jadi
juga terhadap pembaharuan pendidikan, berada pula pada tanggung ja!ab
kepemimpinan pendidikan di sekolah yang bersangkutan, yaitu kepala sekolah.
Superisi adalah kepemimpinan pendidikan yang esensi tugasnya ialah mengadakan
usaha-usaha untuk perbaikan pengajaran. 1al ini sejalan dengan pendapat Daniel
.anner dan Laurel .anner dalam buku &Superision in /ducation, Problems and
Practices( sebagai berikut 5...tanggung ja!ab kepemimpinan pendidikan diterus
kepada kepala sekolah ;bahkan kepada guru-guru, melalui &superisi seja!at?6.
Penekanan di bidang tugas superisi berada pada sekolah indiidual, peranan kepala-
sekolah tampaknya adalah kunci untuk perbaikan pengajaran6.
Pembaharuan membutuhkan sikap dan pandangan yang luas dari superisior,
karena tidak semua hal yang lama harus ditinggalkan atau dibuang dan diganti dengan
yang baru.
Sebagai orang profesional, superisior juga perlu mengerti bah!a banyak
pembaharuan-pembaharuan bukan baru, melainkan penemuan-kembali model-model
pendidikan lama yang masalahnya terletak dalam dan fundamental.
2(( Peranan supervisior
Superisi berfungsi membantu ;assisting 6 memberi suport ;suporting 6 dan
mengajak mengikutsertakan ;sharing 6 7imball 9iles ;1@,, 6,dilihat dari fungsinya,tampak
dengan jelas peranan superisi itu yakni tampak pada dalam kinerja superisor yang
melaksanakan tugasnya .ada beberapa pendapat para ahli mengenai peranan superisi.seorang
superisor dapat berperan sebagai 5
1. koordinator, ia dapat mengkoordinasi program belajar mengajar ,tugas 2tugas anggota
staf sebagai kegaiatan yang berbeda-beda diantara guru.contohnya konkret mengkoordinasi
tugas belajar suatu mata pelajaran oleh berbagai guru.
#. sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan, bersama mengkonsultasikan masalah yang
dialami guru baik secara indiidual maupun kelompok.misalnya kesulitan dalam mengatasi
anak yang sulit belajar,yang menyebabkan guru sendiri sulit mengatasi dalam tahap belajar.
*. sebagai pemimpi kelompok ia dapat memimpin sejumlah staf guru dalm mengembangkan
potensi kelompok ,pada saat mengembangkan kurikulum,materi pelajaran dan kebutuhan
profesional guru-guru secara bersama .sebagai pemimpin kelompok ia dapat
mengembangkan keterampilan dan kiat 2kiat dalam bekerja untuk kelompok ; !orking for
the group 6 bekerja dengan kelompok ;!orking !ith the group 6 dan bekerja melalui
kelompok ;!orking through the group 6.
+. sebagai ealuator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan proses belajar
,dapat menilai kurikulum yang sedang di kembangkan .ia juga belajar menatap dirinya
sendiri ia di bantu dalam merefleksikan dirinya, yaitu konsep dirinya ;self concept 6 ide 8
cita-cita dirinya ,;self idea 6, realitas dirinya ;self reality 6.P.9iggens 1@A, misalnya, di akhir
semester ia dapat mengadakan ealuasi diri sendiri dengan memperoleh umpan balik dari
setiap peserta didik yang dapat dipakai sebagai bahan untuk memperbaiki dan meningkat
kan diri.
Bang harus di ubah ialah unjuk kerja para pembina pendidikan ;superisor 6 yang
memakai pola lama dan kebiasaan memberi pengarahan .dala iklim demokrasi ,harus ada
reformasi unjuk kerja para pembina pendidikan seperti yang diungkap kan oleh 7imball
9iles ;1@,, 6.ia menegaskan peranan seerisor ialah menbantu memberi support dan
mengikut serta kan ,bukan mengarahkan terus 2menerus .kalau mengarahkan terus-menerus
maka tidak demokratis ,juga tidak memberi kesempatan untuk guru-guru belajar berdiri
sendiri ;otonom 6 dalam arti profesional .guru tidak diberi kesempatan untuk berdiri sendiri
atas tanggung ja!ab nya sendiri .pada hal ciri-ciri dari guru profesional ialah guru yang
memiliki otonomi dalam arti bebas mengembangkan diri sendiri atas kesadaranya sendiri.
2(/( Prinsip0prinsip Peren1anaan Pro-ra. Supervisi
a. Perencanaan adalah prinsip utama dalam menyusun program Supervisi
7egiatan yang direncanakan adalah kegiatan yang dilakukan dengan penuh
kesadaran terhadap alasan, tujuan serta cara melakukannya. Perencanaan menuntut
kemampuan melihat ke depan berdasarkan pengalaman dan kondisi aktual yang ada
sekarang, maupun yang sudah lampau.
7egiatan superisi pendidikan meliputi berbagai faktor antara lain masalah
dan kebutuhan, apa tujuan yang harus dicapai dan bagaimana cara mencapainya.
Sis!a yang belajar dengan kelompok usia tertentu, kondisi mental, minat,
latarbelakang dan tingkat intelegensinya. 4erbagai hasil yang diharapkan dengan mata
pelajaran, bahan, serta kegiatan yang berbeda-beda, kondisi fasilitas yang digunakan.
.erdapat sejumlah guru-guru dengan tingkat pengalaman dan usia yang berbeda-beda,
latar belakang kepribadian. 4erbagai perkembangan dan kemajuan serta nilai-nilai
yang berubah dengan cepat. Semua hal ini harus diintegrasikan di dalam proses
perencanaan, sehingga hasilnya yang dicapai kemudian dapat diukur. Superisi yang
tidak dipersiapkan, opportunis, diadakan secara random, tidak menentu tidak akan
memberikan hasil yang diharapkan.
b. Perencanaan supervisi harus meningkatkan pengakuan dan pemahaman
terhadap peranannya.
%pabila superisi tidak direncanakan, maka terdapat kecenderungan bah!a
kegiatan hanya menunjukkan sifat rutin, terbatas dengan obserasi sepintas lalu,
dengan teknik yang terbatas dan terasa otoriter. Sebaliknya superisi yang
direncanakan dengan baik disertai pertimbangan yang sehat aka meningkatkan
kepercayaan, pengakuan serta penerimaan yang tulus dari semua pihak.
c. Perencanaan harus meliputi rencana jangka panjang dan jangka pendek
Sebagaimana tujuan pendidikan dibedakan atas tujuan yang hanya dapat
dicapai dalam jangka !aktu yang panjang dan tujuan-tujuan khusus yang dapat
dicapai dalam program yang lebih operasional dan langsung, maka program superisi
juga demikian halnya. Program jangka panjang mempunyai jangkauan terhadap
tujuan-tujuan yang lebih bersifat umum, sedangkan program jangka pendek adalah
penjabaran program jangka panjang ke dalam program-program operasional, dengan
tujuan-tujuan bagian yang lebih khusus sifatnya.
Program jangka panjang lebih dititik-beratkan pada perhatian terhadap
keseluruhan aspek tugas sekolah, dalam garis-garis besarnya, sedangkan program
jangka pendek terfokus pada masalah-masalah khusus yang lebih terperinci.
Pokok-pokok seperti berikut lebih menunjukkan corak program jangka panjang5
1. "engoordinasikan seluruh program pengajaranC
#. "engadakan pengembangan in-serise bagi guru-guru dan staf secara kontinyuC
Pokok-pokok berikut lebih menunjukkan corak sebagai program jangka pendek 5
1. "engadakan material pelajaran yang memadai dan layakC
#. "enolong guru-guru dengan masalah-masalah yang mereka hadapi secara
indiidual.
d. Program supervisi harus dirumuskan secara kooperatif
Baitu merupakan pernyataan tentang gabungan pemikiran guru-guru,
superisor dan administrator bahkan sis!a dan masyarakat, berkenaan dengan
kebutuhan situasi.
Dalam arti ini program superisi menunjukkan arah usaha untuk sekalian
orang yang terlibat dengan program pengajaran. Semuanya mendukung program dan
pelaksanaannya menurut caranya sendiri-sendiri, namun guru tidak akan bertentangan
dengan superisor, demikian juga masyarakat dan orang a!am.
e. Program supervisi harus diambil dari tata-susunan belajar
Didasarkan pada fakta menyangkut kebutuhan orang yang belajar dan tata-
susunan material-belajar. 'ni adalah akibat !ajar dari hal-hal yang sudah disebutkan
sebelumnya. Superisi bersama-sama dengan banyak tahapan lain dalam pendidikan
dirugikan oleh kekurangan pelaporan fakta yang teliti, kekurangan penelitian cermat
tentang fakta, kekurangan kemampuan bahasa dalam mengkomunikasikan dan
mengealuasi fakta-fakta. %pabila perencanaan superisi terus diadakan, maka fakta
yang lengkap dan lebih tepat dapat terhimpun. Ditambahkan lagi apabila yang
dimaksudkan dengan perencanaan adalah mendangkal dan kurang cermat. Bang
dibutuhkan bukan peringatan, nasihat serta khotbah, yang pada akhirnya diganti
dengan bentuk-bentuk lain. Bang dibutuhkan adalah 5
1. 7egiatan dan bukan situasi yang sukar dirabaC
#. Suatu proses yang terus-menerus berubah dan bukan suatu perulangan rutin,
dan
*. Suatu kegiatan dan proses dengan tingkat kompleksitas yang belum terbiasa
; menantang6.
f. Program supervisi harus fleksibel
Setiap bentuk rencana membutuhkan fleksibelitas, karena setiap pandangan ke
depan tentu mengandung risiko ketidakpastian oleh adanya faktor-faktor yang
terletak di luar batas jangkauan peramalan kecerdasan manusia. 7arena itu suatu
program yang direncanakan harus terus menerus disesuaikan, direncanakan kembali
sesuai dengan perubahan situasi. >leksibilitas mungkin dijalankan apabila didukung
oleh semua pihak, komunikasi dipermudah, jumlah sasaran tidak terlalu luas dan
cukurp beralasan, serta tidak menunjukkan perumusan yang kaku.
g. Perencanaan harus memiliki kontinyuitas
Dalam arti ini, aDas fleksibilitas sudah membayangkan suatu kemungkinan
untuk kontinyuitas perencanaan dalam menemukan program yang dinamis. %pabila
kontinyuitas tidak terjadi maka terdapat kemungkinan program akan ketinggalan
Daman dan apa yang dilakukan sekarang tidak berkembang dan dikembangkan serasi
dengan nilai-nilai fundamental yang telah dikembangkan sebagai kerangka dasar
perkembangan secara menyeluruh.
h. Perencanaan program supervisi harus mencakup kemungkinan untuk
mengadakan evaluasi dan pengujian keberhasilannya.
$encana atau program meletakkan kerangka untuk mengadakan ealuasi dan
penjabaran kriteria untuk menentukan kelancaran proses dan tingkat kemajuan proses
mencapai hasil yang diharapkan sebagaimana dirumuskan di dalam tujuan 2 tujuan
pada berbagai tahap kegiatan.
/aluasi akan menunjukkan segi-segi kekuatan dan segi-segi kelemahan.
Segi-segi kekuatan ditentukan oleh adanya faktor-faktor positif tertentu yag harus
dipupuk lebih lanjut perkembangannya, sedangkan segi-segi kelemahan program
harus direisi. /aluasi memberikan infomasi yang berguna untuk mengadakan
umpan balik ;feed-back6. Dalam ealuasi berlaku pokok pikiran &post hoc ergo
propter hoc(, artinya hasil yang tampak sekarang ditentukan oleh kejadian
sebelumnya.
2(2( Pen-aruh Supervisi 3erhadap .en-a4ar dan )ela4ar di sekolah(
Suatu sumber keraguan yang melemahkan eksistensi superisi pendidikan
ialah tentang pengaruhnya terhadap mengajar dan belajar di sekolah. 4ersumber dari
gaya superisi menciptakan hubungan guru dan superisor yang tidak serasi, bahkan
ditakuti oleh guru-guru, maka terdapat kesan bah!a superisi sangat kecil
kemungkinannya untuk meningkatkan efektiitas mengajar pada guru dan belajar
pada sis!a.
Eorak superisi sebagai inspeksi, tidak banyak mempengaruhi kegiatan
belajar-mengajar secara langsung di kelas. Sesudah diadakan inspeksi, maka seolah-
olah terdapat peluang untuk melupakan kembali instruksi-instruksi yang sifatnya tidak
bersahabat. Guru hanya mempersiapkan diri tentang bagaimana ia menghadapi
inspeksi yang diadakan, dan ini kalaupun guru tahu bah!a diadakan inspeksi ke
sekolahnya. 7alau guru tidak mengetahuinya ia hanya memberikan reaksi mendadak
dengan berbagai cara pada !aktu diadakan inspeksi belaka. Gejala seperti ini sudah
banyak diketahui dari buku-buku supeisi pendidikan maupun dari pengalaman di
dalam kehidupan sekolah. Superisi menjadi suatu panggung sandi!ara yang kurang
mendukung tugas sekolah. .idaklah mengherankan apabila superisi hanyalah suatu
label untuk sejenis tugas yang kurang dipahami peranannya, baik bagi kalangan
pendidik sendiri, maupun bagi masyarakat secara keseluruhannya.
Fleh karena itu, superisi sebagai kepemimpinan pendidikan dalam
melaksanakan tugasnya untuk mengadakan perbaikan mengajar di kelas khususnya,
tidak mendasarkan peranannya pada kekuasaan atau otoritas struktural, tetapi
berdasarkan pendekatan kepemimpinan yang manusia!i, yaitu menempatkan guru
sebagai suatu kepribadian yang utuh, yang memiliki potensi dan kemampuan tertentu,
di samping kelemahan-kelemahannya, sebagaimana juga superisorpun memiliki
kelemahan. Di dalam melaksanakan tugasnya, superisor hendaknya konsultatif dan
komunikatif, tidak mendominasi guru. Di dalam proses kegiatan superisi harus
diadakan musya!arah untuk menentukan cara-cara memecahkannya secara efektif
berdasarkan kesepakatan yang bulat. Di dalam hubungan dimaksud, diterapkan nilai-
nilai Pancasila sebagaimana dituntut dari setiap !arga negara 'ndonesia. Sikap ini
akan menjadi bagian dari kepribadian guru di dalam melaksanakan tugasnya, yang
pada gilirannya akan ditumbuh-suburkannya di dalam tugasnya menciptakan situasi
belajar yang efektif bagi sis!a-sis!a yang dipimpinnya di sekolah, di mana ia
ditugaskan. Di dalam suasana dimaksud, maka aspek intelektual diusahakan tumbuh
secara sehat sesuai dengan tuntutan kemajuan ilmu dan teknologi modern. .entu
gambaran ini akan diterima oleh semua pihak dan tidak perlu diperdebatkan,
meskipun masih dibutuhkan serangkaian usaha secara terlembaga.
&A& 3 P#NUTUP
2(5( Simpulan
Dari penjelasan di atas diperoleh simpulan 5
1. Perbedaan Superisi .radisional dan Superisi "odern terletak pada sifat,
cara pelaksanaannya, objek yang dikaji, metode yang digunakan serta cara
menindaklanjuti permasalahan yang ada pada lapangan. Superisi
.radisional lebih bersifat otoriter, menekankan pada penerapan inspeksi,
objek yang dikaji hanya seputar pada guru, dan metode yang dipakai
adalah kunjungan dan pertemuan, serta penanganan terhadap masalah yang
ada melalui hukuman. Dengan begitu objek yang dikaji hanya
memperbaiki kesalahan mereka untuk menghindari kesalahan dan
sementara. 3ika dari penjelasan di atas, Superisi "odern cakupannya
lebih luas dibandingkan dengan Superisi .radisional.
#. Peranan Superisi dalam Dunia Pendidikan dari penjelasan di atas lebih
menekankan pada perbaikan pengajaran. Perbaikan yang dilakukan tidak
harus memperbaharui semua yang ada namun hanya mengubah hal yang
negatif supaya bersifat positif. Pembaharuan membutuhkan sikap dan
pandangan yang luas dari superisior, karena tidak semua hal yang lama
harus ditinggalkan atau dibuang dan diganti dengan yang baru.
Sebagai orang profesional, superisior juga perlu mengerti bah!a banyak
pembaharuan-pembaharuan bukan baru, melainkan penemuan-kembali
model-model pendidikan lama yang masalahnya terletak dalam dan
fundamental.
*. Prinsip-prinsip dalam perencanaan program Superisi 5
a. Perencanaan
b. 1arus meningkatkan pengakuan dan pemahaman terhadap
peranannya.
c. "eliputi rencana jangka panjang dan jangka pendek
d. 7ooperatif
e. 4erasal dari tata-susunan belajar
f. >leksibel
g. 4ersifat kontinyuitas
h. "encakup kemungkinan untuk mengadakan ealuasi dan
pengujian keberhasilannya.
+. >ungsi-fungsi Superisi, antara lain5
a. "enetapkan masalah yang betul-betul mendesak untuk
ditanggulangi.
b. "enyelenggarakan inspeksi, yaitu sebelum memberikan pelayanan
kepada guru, superisor lebih dulu perlu mengadakan inspeksi
sebagai usaha mensurai seluruh sistem yang ada.
c. "emberikan solusi terhadap hasil inspeksi yang telah di surai
d. Penilaian
e. Latihan, dan
f. Pembinaan atau pengembangan.
,. Superisor dapat berperan sebagai 5
a. koordinator
b. konsultan
c. pemimpi kelompok8Leader
d. ealuator
A. Pengaruh Superisi terhadap mengajar dan belajar di sekolah
Dengan adanya Superisi di sekolah-sekolah maka akan menciptakan
situasi belajar yang efektif bagi sis!a-sis!a sehingga dengan kondisi
belajar yang seperti itu aspek intelektual diusahakan tumbuh secara sehat
sesuai dengan tuntutan kemajuan ilmu dan teknologi modern.
2(6( Saran
#.G.1. Superisor harus mampu memahami metode, teknik, guru, tdan
lingkugan untuk menciptakan suasana belajar yang baik.
#.G.#. Guru harus mengealuasi diri sendiri mencakup kompetensi belajar
baik ada superisor ataupun tidak.
#.G.*. Superisior harus memberikan motiasi-motiasi ataupun perbaikan
cara mengajar kepada guru dengan cara yang baik.
Daftar Pustaka
%rikunto, Suharsimi. #<<+. asar-dasar Supervisi. $ineka Eipta5 3akarta.
1ari!ung, %.3. 1@G@. Supervisi Pendidikan. Departemen Pendidikan dan 7ebudayaan Dirjen
Pendidikan .inggi P#LP.75 3akarta.
Pidarta, "ade. #<<+. !anajemen Pendidikan "ndonesia #disi $evisi. $ineka Eipta5 3akarta.
Sahertian, Piet %. #<<<. %onsep asar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam $angka
Pengembangan Sumber aya !anusia #disi $evisi. $ineka Eipta5 3akarta.
smpn&'samarinda.wordpress.com(...(peranan-dan-fungsi-pengawas-sekolahmadrasah(
;diakses pada tanggal 1, Fktober #<<@6

You might also like