Professional Documents
Culture Documents
Proposal Penelitian
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah sebuah usaha di mana
peserta didik diharapkan bisa menyelesaikan persoalan-persoalan dalam
kehidupannya. 1 Tentu dengan harapan agar peserta didik dapat menjadi lebih baik,
bisa mengembangkan potensi dirinya dan bermanfaat untuk lingkungannya. Dalam al-
Qur’an dengan jelas Allah berfirman:
1
2
pendidikan,
dengan
harapan
pendidikan
tersebut
dapat
mengantarkan negeri ini menjadi negeri yang maju dan sejahatera. Hal ini dapat
dilihat pada undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional bab II pasal 3 sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.5 Oleh karena tanggung jawab tersebut, pemerintah dalam undang-undang no
20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab IV pasal 10-11 menetapkan
bahwa: Pemerintah dan pemerintah daerah berhak mengarahkan, membimbing,
membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. (Pasal 10) Pemerintah dan pemerintah daerah
wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya
pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. (Pasal 11 ayat
1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna
terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai
dengan lima belas tahun. (Pasal 11 ayat 2)6 Dengan demikian menjadi jelas bahwa
pemerintah mempunyai tugas untuk menjamin terpenuhinya hak setiap warga negara
untuk mendapatkan pendidikan yang layak, seperti termaktub dalam UUD 1945.
Bahkan hingga pada hal-hal yang bersifat teknis, sepeti dana.
Khususnya dalam hal dana, campur tangan pemerintah tentu sangat penting bagi
terselenggaranya pendidikan layak di negeri ini. Mengapa? Karena angka kemiskinan
dan rendahnya akses masayarakat terhadap pendidikan yang disebabkan oleh
persoalan ekonomi masih sangat tinggi. Kebijakan pemerintah merealisasikan
program Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) sebagai upaya untuk mengurangi beban
masyarakat miskin adalah langkah yang perlu mendapat apresiasi yang layak, sebab
program ini adalah salah satu dari empat program yang sengaja direalisasikan untuk
mengurangi beban masyarakat miskin akibat naiknya harga BBM. Kebijakan yang
direalisasikan sejak awal tahun ajaran 2005-2006, tapatnya bulan Juli 2005 ini, di satu
sisi disambut antusias oleh seluruh lapisan di masyarakat, terutama lapisan terbawah
yang tingkat partisipasinya dalam pendidikan memang sangat minim. Akan tetapi
rupanya tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa realisasi BOS akan mengurangi
keswadayaan yang selama ini ada.7 Padahal, swadaya adalah salah satu pilar utama
keberlangsungan sebuah lembaga pendidikan, utamanya lembaga pendidikan swasta
seperti Madrasah. Hal ini persis seperti ditegaskan dalam GBHN (Ketetapan MPR
No. IV/MPR/1978) berkenaan dengan pendidikan seperti dikutip Zakiyah Daradjat.
Dalam ketetapan tersebut dikemukakan antara lain sebagai berikut:
Ibid. hlm 8
5
penyelenggaraan pendidikan menjadi besar. Ketika partisipasi ini makin besar maka
secara otomatis makin besar pula rasa memiliki masyarakat terhadap lembaga
pendidikan. Dan dalam kondisi seperti itu masyarakat akan dengan sendirinya ikut
memantau, memberikan masukan dan bahkan menjaga keberlangsungannya. Dari hal-
hal yang bersifat kebijakan dan program hingga hal yang bersifat sangat fisik seperti
bangunan, alat peraga dan semua bahan penunjang pendidikan akan dijaga dan
dirawat oleh masyarakat dengan sepenuh hati. Ketika peneliti mengamati Madrasah
Ibtidaiyah Swasta di lokasi penelitian masyarakat ikut menyumbangkan dana untuk
pembangunan dan pengadaan alat-alat peraga serta media pembelajaran secara
sukarela. Bahkan untuk pengerjaan pembangunan gedung madrasah mereka gotong
royong dan bergantian untuk turut menyelesaikan pembangunan tersebut. Akan tetapi
kini, setelah adanya program BOS, perhatian yang besar dari masyarakat terhadap
madrasah sudah mulai berkurang. Penyelenggaraan pendidikan di Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Huda Ging-Ging, Bluto, Sumenep yang peneliti jumpai ternyata
sudah jauh berbeda dengan sebelum direalisasikannya BOS. Keberperanan
masyarakat yang dulu diantaranya ditunjukkan dengan
Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara & Depag,
2000), hlm. 34
6
pendanaan yang bersifat swadaya rupanya sudah mulai berkurang. Hal ini
menyebabkan sulitnya pengembangan dalam bidang sarana, seperti bangunan, akibat
masyarakat kini telah mempunyai anggapan bahwa pengadaan sarana dan seluruh
pembiayaan di MI Nurul Huda Ging-Ging, Bluto, Sumenep bisa didapatkan dari
bantuan pemerintah. Akibatnya, hingga kini di Madrasah ini, ada dua kelas yang tidak
dilengkapi dengan bangku dan meja tulis. Murid kelas empat dan kelas lima setiap
hari belajar sambil lesehan di atas tikar seadanya. Dengan demikian, kehadiran BOS
sejak tahun 2005 lalu, Peneliti rasa, di satu sisi bukanlah langkah maju buat masa
depan pendidikan kita. Secara verbal mungkin akan terlihat semakin banyak anak bisa
masuk sekolah dan menikmati pendidikan. Akan tetapi di sisi yang lain kebijakan ini
justru tidak mendidik mental bangsa secara umum agar menjadi bangsa yang mandiri
dan tidak manja. Satu dua orang sudah peneliti dengar berkomentar bahwa saat ini
lebih baik mendirikan sekolah dari pada mendirikan CV: lebih menguntungkan dalam
hal finansial dan akan meningkatkan strata sosial di tengah-tengah masyarkat. Ironi-
ironi semacam inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti tentang korelasi antara
partisipasi masyarakat dengan penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Huda di Desa Ging-Ging tahun pelajaran 2008-2009.
B. Rumusan Masalah Rumusan Masalah merupakan salah satu pokok yang cukup
penting dalam kegiatan penelitian sehinga peneliti merasa perlu dan penting sekali
untuk
7
C. Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah yang peneliti paparkan di atas,
maka menjadi jelas bahwa penelitian ini mempunyai tujuan: 1. Untuk mengetahui ada
tidaknya korelasi antara partisipasi masyarakat dengan penyelenggaraan pendidikan di
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Desa GingGing Kecamatan Bluto Kabupaten
Sumenep Tahun Pelajaran 2008-2009 2. Untuk mengetahui seberapa besar korelasi
antara partisipasi masyarakat dengan penyelenggaraan pendidikan di Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Huda Desa Ging-Ging Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep Tahun
Pelajaran 2008-2009
E. Alasan Pemilihan Judul Ada beberapa alasan yang menjadi titik berangkat peneliti
dalam menentukan judul skripsi ini (Korelasi antara partisipasi masyarakat dengan
penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Bluto Sumenep
Tahun Pelajaran 2008-2009) antara lain: 1. Alasan Objektif Ging Ging
9
F. Asumsi dan Hipotesa 1. Asumsi/Postulat Asumsi atau postulat adalah sebuah titik
tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Dengan kata lain ia
merupakan anggapan dasar yang kebenarannya sudah dapat diyakini. Asumsi ini
berfungsi sebagai tempat pijakan penelitian. Adapun asumsi yang akan peneliti
jadikan tempat berpijak dalam penelitian ini adalah: a. Partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan sebuah pendidikan mempunyai beberapa bentuk yang berbeda. b.
Kondisi penyelenggaraan pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. 2. Hipotesis
Sebelum peneliti kemukakan hoptesis penelitian ini, terlebih dahulu peneliti
kemukakan tentang pengertian hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap permasalahan yang dipertanyakan. Hipotesis dimaksud, mestilah menjadi
landasan logis dan pemberi arah bagi proses pengumpulan data serta proses
penyelidikan tersebut.9 Pendapat senada juga dikemukakan Sutrisno Hadi,
menurutnya hipotesis adalah pendapat yang kebenarannya masih rendah atau kadar
kebenarannya masih belum meyakinkan/jawaban sementara dari masalah
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.11 Dilihat dari
katagori rumusannya, hipotesis dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama, hipotesis
nihil (null hypothesess) yang biasa disingkat dengan Ho. Hipotesis ini adalah
hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan atau pengaruh antara satu variabel
dengan variabel lainnya. Kedua, hipotesis alternatif yang biasa disingkat dengan Ha.
Hipotesis ini adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh
antara satu variabel dengan variabel lainnya.12 Dengan berpijak pada pengertian
hipotesis di atas, maka hipotesis nihil yang peneliti rumuskan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: ”Tidak ada korelasi antara partisipasi masyarakat dengan
penyelenggaraan
G. Ruang Lingkup Penelitian Agar penelitian ini dapat lebih terfokus dan terarah
sesuai dengan yang peneliti maksud, maka sangat penting dijelaskan terlebih dahulu
batasan-batasan atau ruang lingkup peenelitian, baik dari segi materi, lokasi atau
subjek penelitian mupun dari segi waktu. Pertama, dari segi materi. Pada segi materi
ini peneliti akan memaparkan batasan variabel atau penjabaran variabel menjadi sub
variabel beserta indikatorindikatornya. 1. Partisipasi Masyarakat ”Partisipasi
masyarakat” dalam penelitian ini berposisi sebagai variabel X. Adapun masyarakat
yang peneliti maksud adalah seluruh anggota anggota komite sekolah dan wali murid
di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Ging-Ging Bluto Sumenep. Adapun indikator-
indikator yang akan diukur pada variabel ini adalah sebagai berikut. a. Pemberian
masukan oleh masyarakat tentang penyelenggaraan pendidikan. b. Pemberian
sumbangan dana oleh masyarakat. c. Pemberian sumbangan tenaga oleh masyarakat.
d. Pemberian sumbangan alat-alat atau barang penunjang penyelenggaraan pendidikan
oleh masyarakat.
13
Ketiga dari segi lokasi. Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Huda yang bernaung di bawah Yayasan Nurul Huda. Madrasah ini berada di Desa
Ging-Ging Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, tepatnya di Dusun Bringin.
Keempat dari segi waktu. Penelitian ini dilaksanakan pada awal tahun pelajaran baru
(2008-2009), tepatnya pada bulan juli tahun 2008.
I. Kajian Pustaka Pemerintah seharusnya tidak menjadi sosok paling tahu terhadap
semua persoalan yang muncul di tengah-tengah masyarakat, termasuk dalam lingkup
pendidikan. Untuk menjamin adanya keselarasan antara kebutuhan dan cita-cita
memajukan sektor pendidikan, rakyat sebagai komponen yang akan menjadi sasaran
seluruh kebijakan di dalamnya semestinya dilibatkan. Kartono dalam bukunya
berjudul Tujuan Pendidikan Harus Singkron dengan Tujuan Manusia menyatakan
sebagai berikut: Urusan pendidikan adalah urusan kita bersama yaitu: urusan seluruh
bangsa Indonesia, jelas bukan eksklusif menjadi urusan pemimpin dan pakar-pakar
pendidikan saja. Oleh karena itu kebijakan pendidikan ditingkat nasional baru bisa
berjalan lancar atau mantap hanya berkat dukungan rakyat banyak yaitu berupa
partisipasi aktif segenap warga masyarakat.14
14
maka
penelitiannya
merupakan
penelitian
populasi.
Studi
atau
Arikunto, Prsedur Penelitian..., hlm. 108. Ibid, hlm. 109. 18 Ibid, hlm. 112
17
16
19
3. Teknik Pengumpulan Data Setiap teknik pengumpulan data, baik itu angket,
wawacara, observasi maupun dokumentasi, sama-sama mempunyai kekurangan dan
kelebihan. Oleh karenanya dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik
sekaligus dengan harapan antara satu dengan yang lainnya dapat saling melengkapi.
Teknik yang peneliti gunakan antara lain adalah: a. Observasi Dalam sebuah
penelitian, observasi manjadi bagian hal terpenting yang harus dilakukan oleh
peneliti. Sebab dengan observasi keadaan subjek
20
maupun objek penelitian dapat dilihat dan diraskan langsung oleh seorang peneliti.
Menurut Suharsimi Arikunto, dalam tinjauan psikologis, observasi adalah kegiatan
pemuatan terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh panca indera, baik
menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Teknik
ini dapat dilakukan dengan dua cara yang kemudian digunakan untuk menyebut jenis
observasi. Pertama, observasi non-sistematis. Dilakukan oleh pengamat dengan tidak
menggunakan instrumen pengamatan. Kedua, observasi sistematis. Dilakukan dengan
menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. 19 Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan teknik ini pada fase studi pendahuluan untuk memperoleh
iformasi umum tentang objek dan subjek penelitian. Hasil studi pendahuluan ini
peneliti gunakan sebagai pijakan dalam memilih masalah dan merumuskannya. Di
samping itu hasil observasi ini juga peneliti gunakan untuk menyusun latar belakang
penelitian ini. b. Angket Angket adalah kumpulan pertanyaan yang diajukan secara
tertulis kepada seseorang, dalam hal ini disebut dengan responden. Adapun cara
menjawab dilakukan dengan cara tertulis pula.20 Dengan kata lain, angket adalah alat
untuk mengumpulkan data yan berupa daftar pertanyaan yang disampaikan kepada
responden untuk dijawab secara tertulis.
19 20
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik ini untuk memperolah data
primer berupa komponen-komponen penyelenggaraan pendidikan dan bentuk-bentuk
serta kadar kepedulian masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan . Dilihat dari
cara menjawabnya, teknik ini termasuk teknik angket tertutup. Artinya, jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti sudah disediakan.
Sehingga responden tinggal memilih di antara alternatif jawaban yang teleh
disediakan. c. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan porses tanya jawab secara langsung antara pewawancara dengan
informan atau responden. Menurut Donald Ary dkk seperti dikutip Yatim Riyanto,
wawancara itu bisa dibagi menjadi dua jenis. Pertama, jenis wawancara berstruktur,
yaitu wawancara yang pertanyaan dan alternatif jawabannya sudah disediakan oleh
pewawancara. Kedua, wawancara tak berstruktur, yaitu wawancara yang lebih bersifat
informal. Dalam wawancara yang
pertanyaannya tidak dipersiapkan dengan kaku ini informan atau responden diberi
kebebasan menguraikan jawabannya serta mengungkapkan
sosial, budaya dan kecendrungan di sekitar subjek, atau bahkan terkadang digunakan
untu memperoleh jenis data primer seperti peneliti maksudkan di atas. Hal ini sangat
penting untuk dijadikan bahan perbandingan dengan data yang diperoleh dengan
taknik-teknik lain oleh peneliti. Atau dengan kata lain, sebagai bahan untuk
mengadakan verifikasi. Lain dari itu, data pelengkap ini akan memudahkan peneliti.
d. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari dokumen yang berarti barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi ini, peneliti menyelidiki benda-
benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturanperaturan, notulen
rapat, catatan harian dan sebagainya. 22 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik ini dengan maksud dapat mengumpulkan data yang berkaitan dengan
administrasi sekolah, daftar guru, daftar murid dan wali murid, serta data-data lain
berbentuk dokumen yang sekiranya akan dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan
dan kelengkapan penelitian ini. 4. Teknik Analisis Data Untuk membuktikan hipotesis
yang telah peneliti kemukakan dalam bagian terdahulu proposal ini, terlebih dahulu
peneliti harus menganalisa data yang telah penelti peroleh dari lapangan. Karena
penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat korelasi, maka
peneliti menggunakan
22
metode product moment untuk kepentingan menganalisa data tersebut. Dalam hal ini
rumus yang dipakai adalah sebagai berikut:
∑ xy √ (∑x²) ( ∑y²)
23 24
penyelenggaraan pendidikan di negeri ini. Lain dari itu pada bagian ini peneliti
menjelaskan tentang perhatian masyarakat yang mulai menurun terhadap
penyelenggaraan pendidikan di MI Nurul Huda Ging-Ging Bluto Sumenep seiring
dengan dilakasanakannya program Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) oleh
pemerintah sejak beberapa tahun yang lalu. Ini menjadi persoalan penting karena
sebenarnya peran serta masyarakat sangatlah penting dalam sebuah
penyelenggaraan pendidikan seperti tersirat dalam UU No. 2 tahun 1989 pasal 1 ayat
2 yang menegaskan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada
kebudayaan Bangsa Indonesia. Ini apa artinya? Penyelenggaraan pendidikan
seharusnya diselenggarakan untuk menjawab persoalan-persoalan yang terjadi di
tengah-tengah masyarakat. Oleh karenya, tidak mungkin sebuah pendidikan akan
betul-betul terselenggara sesuai dengan kebutuhan masyarakat tanpa adanya peran
serta masyarakat di dalamnya. Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan
penelitian, maka peneliti membuat rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, alasan memilih judul, asumsi dan hipotesis, ruang
25
lingkup penelitian, batasan istilah dalam judul dan sistematika pembahasan, yang
kesemuanya itu peneliti cantumkan dalam bagian ini. BAB II tentang adalah kajian
pustaka. Pada bagian ini peneliti memaparkan partisipasi masyarakat terhadap sekolah
dan
bentuk-bentuk
melaporkan kegiatan penelitian ini sejak dari persiapan, pelaksanaan, penyajian dan
analisis data, pembuktian hipotesis hingga pambahasan. BAB V adalah Penutup. Bab
ini berisi kesimpulan peneliti dan saran-
DAFTAR PUSTAKA Dr. Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:
Bumi Aksara & Depag, 2000. Prof. Dr. Made Pidarta, Landasan Kependidikan,
Jakarta: PT. Rineka Cipta,1997. Maimun Syamsudin, Hermeniutika Cangkolang
dalam Proses Pendidikan Berbasis Moral, Edukasi, 2 (05), 2006. Kartono, Kartini,
Tujuan Pendidikan Harus Singkron dengan Tujuan Manusia, Bandung: Mandar Maju,
1991. Poerwadarminta, WJ.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 1984. Suprapto, Peran Masyarakat dalam Pendidikan; Suatu Bahasan
Kebijakan Pendidikan, Jakarta: Pelita Pustaka, 2003 Isdijoso, Widjayanti, Kajian
Cepat PKPS-BBM Bidang Pendidikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 2005,
Jakarta: Lembaga Penelitian SEMERU, 2006.
www.bappenas.go.id/.../&view=443/SMERU_BOS_PKPS_BBM.pdf Sanapiah
Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,1982. Prof. Drs.
Sutrisno Hadi, MA. Metodologi Research, Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGN
Yogyakarta, 1976. Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu
Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1993. Dr. Yatim Riyanto, M.pd.
Metodologi Penelitian Pendidikan, Kualitatif dan Kuantitatif, Unesa University Press,
2007.