I nstitutional Framework For Financial Reporting (Kerangka Institusional untuk Pelaporan Keuangan) Secara tipikal terdapat pemisahan antara kepemilikan dan manajemen di dalam perusahaan publik. Laporan keuangan berfungsi sebagai alat pemilik melacak situasi keuangan perusahaannya. Dengan dasar periodik, perusahaan secara tipikal menghasilkan tiga laporan keuangan; (1) Sebuah laporan keuangan yang menjelaskan kinerja operasi selama periode waktu tertentu, (2) Neraca yang menyatakan aset perusahaan dan bagaimana mereka didanai, (3) Laporan arus kas (atau dibeberapa negara, laporan arus dana) yang meringkas arus kas dari suatu perusahaan. Laporan ini disertai catatan kaki yang menyediakan detail tambahan pada item laporan keuangan, sebagaimana juga dengan narasi diskusi atas kinerja perusahaan oleh manajemen pada Bagian Diskusi Manajemen dan Analisa. Untuk mengevaluasi secara efektif dari kualitas data laporan keuangan suatu perusahaan, analis pertama perlu untuk memahami fitur dasar dari pelaporan keuangan dan kerangka kerja institusi yang mengatur mereka, sebagaimana didiskusikan pada bagian selanjutnya.
Akuntansi Akrual Salah satu dari fitur fundamental yang membentuk laporan keuangan adalah bahwa laporan keuangan disiapkan dengan akuntansi akrual bukan akuntansi dengan dasar kas. Tidak seperti akuntansi dengan dasar kas, akuntansi akrual membedakan antara pencatatan antara biaya dan manfaat yang berhubungan dengan aktivitas ekonomi dengan pembayaran aktual dan penerimaan dari kas. Laba bersih adalah indeks kinerja utama periodik dibawah akuntansi akrual. Untuk menghitung laba bersih, dampak dari transaksi ekonomi dicatat dengan dasar harapan (expected) bukan benar benar yang telah direalisasikan, penerimaan dan pembayaran kas. Penerimaan kas yang diharapkan dari penyerahan produk atau jasa diakui sebagai pendapatan, dan pengeluaran kas yang diharapkan sehubungan dengan pendapatan diatas akan diakui sebagai beban. Sementara banyak aturan dan konvensi yang mengatur penyajian laporan keuangan dari suatu perusahaan, hanya ada beberapa blok pembangun konseptual yang membentuk fondasi dari akuntansi akrual. Definisi dibawah adalah penting pada laporan laba rugi yang meringkas pendapatan dan beban perusahaan. 2 Pendapatan adalah sumber daya ekonomi yang diperoleh selama suatu periode waktu. Pengakuan pendapatan diatur dengan prinsip realisasi, yang mengusulkan bahwa pendapatan harus diakui ketika suatu perusahaan telah menyediakan semuanya, atau secara substantial semuanya, barang atau jasa yang akan diserahkan kepada konsumen kepada konsumen dan konsumen telah membayar kas atau diharapkan untuk membayar kas dengan derajat kepastian yang masuk akal. Beban adalah sumber daya ekonomi yang digunakan selama suatu periode waktu. Pengakuan beban diatur dengan prinsip pencocokan dan prinsip konservatisme. Dibawah prinsip ini, beban adalah biaya yang berhubungan dengan pendapatan yang diakui di dalam periode yang sama, atau biaya yang berhubungan dengan manfaat yang dikonsumsi di dalam periode ini, atau sumber daya yang manfaat masa depannya tidak terlalu pasti secara rasional. Laba adalah perbedaan antara pendapatan perusahaan dan beban di dalam suatu periode waktu.
Hubungan fundamental dibawah ini kemudian direfleksikan dalam laporan keuangan suatu perusahaan : Profit = Revenue Expenses
Sebagai perbandingan, neraca adalah ringkasan pada suatu titik dalam suatu waktu. Prinsip yang mendefinisikan aset sebuah perusahaan, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban adalah sebagai berikut : Asset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang kemungkinan besar akan memproduksi manfaat ekonomi dan dapat diukur derajat kepastian yang masuk akal. Liabilities adalah kewajiban ekonomi dari suatu perusahaan yang timbul dari manfaat yang diterima di masa lalu yang akan dipersyaratkan untuk dipenuhi pada derajat kepastian dan penempatan waktunya didefinisikan dengan baik. Ekuitas adalah perbedaan antara aset suatu perusahaan dan kewajibannya.
Definisi dari aset, kewajiban, dan ekuitas membawa ke hubungan yang fundamental yang mengatur neraca suatu perusahaan : 3 Asset = Liabilities + Equity
Pendelegasian Pelaporan kepada Manajemen Sementara dasar dari definisi dari suatu elemen laporan keuangan suatu perusahaan adalah sederhana, aplikasinya dalam praktek seringkali melibatkan penilaian yang kompleks. Sebagai contoh, bagaimana seharusnya pendapatan diakui ketika sebuah perusahaan menjual tanah ke konsumen dan juga menyediakan pendanaan konsumen? Jika pendapatan diakui sebelum kas dikumpulkan, bagaimana seharusnya kegagalan yang potensial diestimasikan? Apakah investasi yang dihubungkan dengan aktivitas riset dan pengembangan, dimana titik impasnya tidak tentu, aset atau beban ketika terjadi? Apakah komitmen kontraktual dibawah pengaturan lease, atau kewajiban rencana pensiun? Atau jika demikian, bagaimana mereka akan dinilai? Karena manajer perusahaan telah memiliki pengetahuan yang dalam dari suatu bisnis perusahaan, mereka dipercaya dengan tugas utama dengan membuat penilaian yang layak dalam memotret transaksi bisnis dalam jumlah yang besar dengan menggunakan kerangka kerja akrual akuntansi dasar. Diskresi akuntansi yang diberikan kepada manajer secara potensial bernilai karena memberikan kesempatan untuk merefleksikan informasi dalam perusahan pada laporan keuangan. Bagaimanapun juga karena investor memandang laba sebagai ukuran dari kinerja manajer, manajer memiliki insentif untuk menggunakan diskresi akuntansi untuk mendistrosi laba yang dilaporkan, dengan membuat asumsi yang bias. Lebih jauh lagi penggunaan angka akuntansi dalam kontrak antara perusahaan dan pihak luar memberikan motivasi untuk manajemen memanipulasi jumlah angka akuntansi. Manajemen laba mendistorsi data akuntansi finansial, sehingga menghasilkan informasi tidak baik kepada pengguna eksternal dari laporan keuangan. Karenanya keputusan pendelegasian dari pelaporan keuangan kepada manajer memiliki biaya dan manfaatnya. Aturan akuntansi dan auditing adalah mekanisme yang didesain untuk mengurangi biaya dan memelihara manfaat dengan mendelegasikan laporan keuangan kepada manajer. Aturan legal digunakan untuk menyelesaikan perselisihan antara manajer, auditor, dan investor.
4 Factors I nfluencing Accounting Quality (Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Akuntansi) Sistem akuntansi memungkinkan ruang bagi manajer untuk mempengaruhi data laporan keuangan. Hasilnya adalah bahwa informasi dalam laporan keuangan perusahaan menjadi terganggu dan bias, meskipun sudah ada peraturan akuntansi dan auditing eksternal. Tujuan dari analisis akuntansi adalah untuk mengevaluasi tingkat akuntansi perusahaan apakah sudah mencerminkan realitas bisnis yang terjadi dan untuk memperbaiki semua distorsi akuntansi. Terdapat tiga sumber potensial dari adanya gangguan dan bias dalam data akuntansi, yaitu 1. Gangguan dan bias yang disebabkan oleh kekakuan dalam peraturan akuntansi. 2. Kesalahan peramalan yang acak. 3. Sistem pelaporan yang dipilih oleh manajer perusahaan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Gangguan dari Peraturan Akuntansi Peraturan akuntansi menghasilkan gangguan dan bias karena terkadang sulit untuk membatasi diskresi manajemen tanpa mengurangi isi informasi dari data akuntansi. Sebagai contoh, IAS 38 yang dikeluarkan oleh IASB mensyaratkan perusahaan untuk mengakui biaya asset dalam pengembangan saat diperkirakan akan menghasilkan manfaat ekonomi di masa depan, tetapi juga mensyaratkan perusahaan untuk membebankan biaya riset pendahuluan. Biaya pengembangan sangat terkait dengan produk yang sudah jadi. Namun sebaliknya, biaya riset tidak berhubungan secara langsung dengan produk. Karena IAS 38 tidak mengizinkan perusahaan untuk membedakan dua tipe biaya tersebut dalam tahap awal riset, itu akan memungkinkan terjadinya distorsi sistematik dalam pelaporan keuangan.
Kesalahan Peramalan Sumber lain dari gangguan dalam data akuntansi muncul dari murni kesalahan peramalan, karena manajer tidak mampu memprediksi keadaan ekonomi yang akan terjadi di masa depan akibat transaksi ekonomi yang dilakukan saat ini. Kesalahan peramalan ini tergantung dari beberapa variabel, yaitu kompleksitas dari transaksi bisnis, prediksi dari lingkungan perusahaan, dan perubahan ekonomi secara keseluruhan.
5 Pilihan Kebijakan Akuntansi oleh Manajer Gangguan dan bias dalam data akuntansi juga disebabkan oleh pilihan akuntansi manajer itu sendiri. Manajer memiliki variasi insentif untuk melaksanakan pilihan kebijakan akuntansi untuk mendapatkan tujuan tertentu, yaitu Pilihan akuntansi yang didasarkan pada kontrak hutang. Manajer yang memiliki kontrak hutang tentu akan berusaha menjaga rasio keuangan perusahaan agar sesuai dengan harapan kreditur. Oleh karena itu, manajer akan memilih pilihan kebijakan akuntansi agar tidak melanggar perjanjian dalam kontrak hutang. Kompensasi manajer. Motivasi lain dari pemilihan kebijakan akuntansi manajer adalah terkait dengan kompensasi dan jabatan mereka. Sebagai contoh, beberapa top manajer akan mendapatkan kompensasi bonus jika mereka mencapai target laba tertentu. Persaingan mengontrol perusahaan. Dalam persaingan kontrol perusahaan, seperti takeover, manajemen akan mencoba atau berusahan untuk mendapatkan dukungan dari pemegang saham. Sehingga, manajer mungkin membuat keputusan akuntansi yang bertujuan untuk mempengaruhi persepsi investor dalam persaingan mengontrol perusahaan. Pertimbangan pajak. Manajer mungkin juga membuat pelaporan dengan didasarkan pada tujuan untuk pelaporan keuangan dan pertimbangan pajak. Sebagai contoh, perusahaan di US mensyaratkan penggunaan metode LIFO untuk pelaporan kepada pemegang saham dalam tujuannya untuk pelaporan pajak. Dengan menggunakan LIFO, saat harga naik, perusahaan melaporkan laba yang turun, sehingga mengurangi pajak yang harus dibayar. Pertimbangan peraturan. Sejak angka akuntansi digunakan oleh regulator untuk konteks atau hal yang bervariasi, manajer dari beberapa perusahaan mungkin membuat keputusan akuntansi untuk mempengaruhi keputusan regulator. Pertimbangan pasar modal. Manajer mungkin membuat keputusan akuntansi untuk mempengaruhi persepsi dari pasar modal. Saat terjadi asimetri informasi antara manajer dan pihak di luar perusahaan, strategi ini mungkin sukses untuk mempengaruhi persepsi investor. Pertimbangan stakeholder. Manajer mungkin juga membuat keputusan akuntansi untuk mempengaruhi persepsi dari stakeholder yang penting di dalam perusahaan. Misalnya terkait hubungan antara serikat pekerja dengan manajemen. Stakeholder 6 lain yang mungkin dapat dipengaruhi oleh pelaporan keuangan perusahaan yang dibuat oleh manajemen adalah supplier dan pelanggan. Pertimbangan kompetisi. Dinamika dari kompetisi dalam sebuah industri mungkin juga mempengaruhi pilihan pelaporan perusahaan. Manajer perusahaan tidak akan mengungkapkan informasi yang mungkin dapat menguntungkan pesaing.
Sebagai tambahan dalam estimasi dan pilihan kebijakan akuntansi, tingkat dari pengungkapan juga salah satu faktor yang menentukan kualitas akuntansi sebuah perusahaan. Manajer perusahaan dapat memilih kebijakan pengungkapan yang menghasilkan lebih banyak biaya atau lebih sedikit biaya untuk pengguna eksternal laporan keuangan agar lebih memahami gambaran ekonomi sebenarnya dari bisnis mereka.
Steps in Accounting Analysis (Langkah-Langkah dalam Analisis Akuntansi) a. Mengidentifikasi kebijakan akuntansi yang penting Karakteristik industri dan strategi kompetitif perusahaan menentukan faktor kunci sukses dan risiko. Salah satu tujuan dari analisis laporan keuangan adalah untuk mengevaluasi seberapa baik faktor sukses dan risiko tersebut dikelola oleh perusahaan. Dalam analisis akuntansi, analis harus mengidentifikasi dan mengevaluasi kebijakan dan estimasi perusahaan untuk menentukan faktor kritis dan risiko. Setiap industri memiliki faktor kunci sukses yang berbeda-beda. Industri bank kunci suksesnya adalah pengelolaan manajemen risiko kredit dan bunga, sedangkan untuk industri retail kunci suksesnya adalah pengelolaan manajemen persediaan. Untuk hal ini analis harus mampu mengidentifikasi pengukuran akuntansi yang dilakukan oleh manajemen sehingga menggambarkan kondisi bisnis perusahaan sebenarnya. b. Menaksir fleksibilitas akuntansi Tidak semua perusahaan memiliki fleksibilitas yang sama dalam memilih kebijakan dan estimasi akuntansi. Beberapa perusahaan pemilihan metode akuntansinya didasarkan pada standar dan konvensi akuntansi, misalnya saja perusahaan bioteknologi yang kunci suksesnya didasarkan pada tahap penelitian dan pengembangan. Dalam hal ini, akibat standar akuntansi, perusahaan sulit memisahkan tahap penelitian dan pengembangan karena manfaat masa depan dari biaya pengembangan sangat sulit untuk ditaksir. Jika manajer memiliki fleksibilitas yang rendah dalam memilih estimasi dan 7 kebijakan akuntansi, data akuntansi yang dihasilkan akan memiliki informasi yang kurang untuk memahami ekonomi perusahaan. c. Mengevaluasi strategi akuntansi Saat manajer memiliki fleksibilitas akuntansi, mereka dapat menggunakan itu untuk mengkomunikasikan situasi ekonomi perusahaan mereka atau menyembunyikan informasi tersebut. Beberapa strategi pertanyaan dapat digunakan untuk memeriksa bagaimana manajer menggunakan fleksibilitasnya dalam memilih kebijakan akuntansi, yaitu Bagaimana kebijakan akuntansi perusahaan jika dibandingkan dengan praktek pada industri? Apakah manajer memiliki insentif yang kuat untuk menggunakan diskresi akuntansi dalam pengelolaan laba? Apakah perusahaan melakukan perubahan dalam estimasi dan kebijakan akuntansi perusahaan? Apakah estimasi dan kebijakan perusahaan dapat diterapkan dengan baik pada masa lalu? Apakah struktur transaksi bisnis signifikan yang dilakukan perusahaan bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu? d. Mengevaluasi kualitas dari pengungkapan Manajer dapat membuat analis lebih sulit atau lebih mudah untuk menaksir kualitas akuntansi perusahaan dan menggunakan laporan keuangan untuk memahami realita bisnis. Saat aturan akuntansi mensyaratkan jumlah minimum dari pengungkapan yang harus dilakukan, manajer harus mengikuti pilihan tersebut. Kualitas pengungkapan merupakan bagian yang penting dari kualitas akuntansi perusahaan. Dalam menaksir kualitas pengungkapan perusahaan, analis harus mengikuti beberapa pertanyaan barikut, yaitu Apakah perusahaan memberikan pengungkapan yang cukup untuk menaksir strategi bisnis perusahaan dan konsekuensi ekonominya? Apakah catatan dalam laporan keuangan dapat menjelaskan dengan baik asumsi dan kebijakan akuntansi perusahaan? Apakah perusahaan menjelaskan dengan baik kinerja perusahaan saat ini? Apakah perusahaan melakukan pengungkapan tambahan untuk membantu pihak di luar manajemen memahami kinerja perusahaan? 8 Jika perusahaan memiliki segmen bisnis yang beragam, apa kualitas dari pengungkapan segmen? Bagaimana reaksi manajemen terhadap adanya bad news mengenai perusahaan? Apakah perusahaan memberikan buku fakta yang berisi data mendetail mengenai kinerja dan bisnis perusahaan? e. Mengidentifikasi red flags yang potensial Sebagai tambahan untuk langkah sebelumnya, pendekatan untuk analisis kualitas akuntansi adalah untuk melihat adanya red flags. Indikator ini menyarankan bahwa analis harus memeriksa beberapa item secara mendetail atau mendapatkan lebih banyak informasi mengenai item tersebut. Beberapa tanda adanya red flags, yaitu Adanya perubahan dalam kebijakan akuntansi yang tidak dapat dijelaskan, terutama saat kinerja perusahaan turun. Adanya transaksi yang tidak dapat dijelaskan untuk meningkatkan laba. Adanya perbedaan antara laba yang dilaporkan oleh perusahaan dengan arus kas dari aktivitas operasi. Adanya keinginan untuk menggunakan mekanisme keuangan seperti kerjasama penelitian dan pengembangan dan entitas dengan tujuan yang khusus. Opini auditor eksternal terkait dengan laporan keuangan perusahaan. Mekanisme pengelolaan perusahaan yang lemah. Adanya transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa. Saat analisis red flags ini mengindikasikan adanya kualitas akuntansi yang rendah, adalah sangat penting untuk melakukan analisis lebih lanjut sebelum menentukan keputusan final. f. Memperbaiki distorsi akuntansi Jika analisis akuntansi menyarankan bahwa angka akuntansi yang dilaporkan oleh perusahaan memiliki kesalahan, analis harus berusaha untuk menyatakan kembali atau mengulangi angka yang dilaporkan untuk mengurangi distorsi yang ada. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menganalisis laporan arus kas dan catatan dalam laporan keuangan. Laporan arus kas sebuah perusahaan memberikan sebuah rekonsiliasi dari kinerja berdasarkan akuntansi akrual dan akuntansi berbasis kas. Jika analis ragu terhadap kualitas dari akuntansi akrual perusahaan, laporan arus kas memberikan alternatif pengukuran kinerja. 9 Catatan dalam laporan keuangan juga dapat memberikan informasi yang berguna untuk memperbaiki distorsi akuntansi. Sebagai contoh, saat sebuah perusahaan merubah kebijakan akuntansi, hal ini memberikan catatan indikasi efek dari perubahan tersebut jika bersifat material.
10 KASUS PT. KRAKATAU STEEL, Tbk
1. Pendahuluan Analisis akuntansi dalam tugas ini akan mencoba untuk menganalisis laporan keuangan dan laporan tahunan (annual report) PT. Krakatau Steel, Tbk. Pertama akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai bagaimana kondisi bisnis baja dan risiko bisnis yang mungkin dihadapi. Setelah itu akan dilakukan analisis akuntansi terhadap laporan keuangan dan annual report PT. Krakatau Steel, Tbk.
2. Kondisi bisnis dan risiko bisnis PT. Krakatau Steel, Tbk Bisnis industri baja di Indonesia umumnya mencakup produksi baja lembaran panas, baja lembaran dingin, dan batang kawat sebagai produk utama, seperti yang diungkapkan dalam annual report tahun 2012. Hal ini dijelaskan juga pada laporan keuangan tahun 2012 dimana berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi industri baja terpadu (termasuk perdagangan dan kegiatan usaha penunjang. Pada tanggal 31 Desember 2012, PT. Krakatau Steel, Tbk memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 10,096 triliun di Bursa Efek Indonesia. Kinerja perusahan pada tahun 2012 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2011. Pendapatan dari penjualan Perusahaan pada tahun 2012 mencapai US$ 2.287,45 Juta atau naik sebesar 12,5% dibanding tahun 2011 yang mencapai US$ 2.032,85 Juta. Meningkatnya nilai penjualan produk baja terutama disebabkan oleh meningkatnya volume penjualan produk baja domestik. Penjualan untuk tahun 2012 diprioritaskan untuk memenuhi pasar domestik yang harganya lebih baik dibandingkan dengan harga ekspor. Namun, karena harga jual dalam negeri dinyatakan dalam denominasi Rupiah, maka dengan penerapan PSAK 10, jumlah pendapatan Perusahaan dalam US dollar menjadi semakin mengecil pada saat nilai tukar rupiah melemah, dan akan semakin tinggi dalam kondisi penguatan. Mengingat bahwa operasional PT. Krakatau Steel, Tbk pada bisnis industri baja, maka terdapat beberapa risiko bisnis yang mungkin dihadapi oleh Perusahaan, yaitu Risiko ekonomi Industri baja adalah industri penghasil bahan baku untuk memenuhi kebutuhan baja dasar untuk industri hilir, terutama industri infrastruktur, properti, otomotif, 11 aneka mesin dan peralatan. Karena itu, kinerja bisnis Perusahaan sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi secara umum. Risiko kelangkaan bahan baku Sebagian besar bahan baku utama Perusahaan, yaitu bijih besi dan scrap, masih berasal dari impor sehingga terdapat risiko kelangkaan bahan baku produksi. Risiko fluktuasi kurs Sistem nilai tukar mengambang yang diperlakukan pemerintah sejak Agustus 1997 membuat pergerakan kurs rupiah terhadap mata uang asing, termasuk dolar Amerika Serikat, sulit diperkirakan. Risiko persaingan usaha Industri baja Indonesia relatif terbuka. Permintaan tak mengakibatkan pembatasan yang signifikan terhadap impor produk baja sehingga pasar baja nasional sangat terbuka bagi pasok baja internasional. Risiko peraturan internasional Pasang surut globalisasi, yang antara lain ditandai oleh peningkatan peran World Trade Organization (WTO), melahirkan berbagai peraturan baru yang membuat persaingan bisnis terhadap seluruh rantai produksi, dari pengadaan bahan baku sampai distribusi dan penjualan produk menjadi semakin ketat. Risiko Operasi Pabrik Semua perusaan pasti mengalami risiko kemungkinan gangguan operasi pabrik Risiko Dampak Lingkungan Isu kerusakan lingkungan yang disebabkan limbah Perusahaan, yang akan berdampak pada gangguan sosial kemasyarakatan dan reputasi Perusahaan
Untuk menghadapi risiko-risiko yang mungkin dihadapi, maka Perusahaan harus melakukan antisipasi terhadap dampak negatif yang mungkin timbul, antara lain Bekerja sama dengan lembaga riset universitas dan pihak swasta dalam penelitian untuk memaksimalkan pemanfaatan potensi bahan baku lokal. Menetapkan kebijakan lindung nilai khususnya untuk transaksi perdagangan. Meningkatkan cost competitiveness di segala bidang dan memenuhi on time delivery dan kualitas yang sesuai dengan permintaan. Selain itu, Perusahaan juga dapat mengadakan customer gathering yang dilaksanakan setiap tahun untuk 12 mempererat hubungan Perusahaan dengan para konsumen, sekaligus meningkatkan loyalitas para konsumen. Secara reguler melakukan kajian dampak peraturan internasional terhadap kegiatan Perusahaan Melaksanakan program preventive maintenance secara konsisten dan melakukan kajian harian, mingguan dan bulanan terhadap kinerja operasi fasilitas produksi. Menerapkan sistem manajemen lingkungan serta melakukan penghijauan di sekitar wilayah Perusahaan dengan melibatkan seluruh karyawan Perusahaan dan penduduk sekitar.
3. Langkah-langkah dalam proses akuntansi a. Mengidentifikasi kebijakan akuntansi yang penting Karakteristik industri dan strategi kompetitif Perusahaan menentukan faktor kunci sukses dan risiko. Salah satu tujuan dari analisis laporan keuangan adalah untuk mengevaluasi seberapa baik faktor sukses dan risiko tersebut dikelola oleh Perusahaan. Dalam analisis akuntansi, harus diidentifikasi dan dievaluasi kebijakan dan estimasi Perusahaan untuk menentukan faktor kritis dan risiko. Setiap industri memiliki faktor kunci sukses yang berbeda-beda. Kebijakan akuntansi yang dibuat oleh manajemen PT. Krakatau Steel, Tbk dapat dilihat pada laporan keuangan, misalnya pada laporan keuangan tahun 2012. Kebijakan akuntansi tersebut sebagai berikut, yaitu 1. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian dan pernyataan kepatuhan. Laporan keuangan konsolidasian, kecuali laporan arus kas konsolidasian, telah disusun secara akrual dengan menggunakan konsep biaya perolehan (historical cost). Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah Dolar Amerika Serikat. 2. Prinsip-prinsip konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan Perusahaan dan semua entitas anak yang dikendalikan oleh Perusahaan. 13 Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Entitas yang dikendalikan bersama dengan entitas lain dalam rangka suatu perjanjian kontraktual dikonsolidasi dengan menggunakan metode konsolidasian proporsional sesuai dengan PSAK No. 12 (Revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama. 3. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing, yang menggambarkan bagaimana memasukkan transaksi mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri dalam laporan keuangan entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian. Masing-masing Entitas mempertimbangkan indikator utama dan indikator lainnya dalam menentukan mata uang fungsionalnya. Perusahaan dan anak Perusahaan menentukan mata uang fungsional adalah Dolar AS sejak tahun 2000 dan memutuskan mata uang penyajian laporan keuangan konsolidasian menggunakan Dolar AS. Sehubungan dengan perubahan mata uang penyajian tersebut, laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2011 dan 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 dan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, laporan perubahan ekuitas konsolidasian dan laporan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 disajikan kembali dengan menggunakan mata uang penyajian Dolar AS. 4. Instrumen keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan entitas anak menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), PSAK No. 55 (Revisi 2011), PSAK No. 60, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Perusahaan juga menerapkan ISAK No. 26. Instrumen derivatif dicatat pada pengakuan awal sebesar nilai wajar melalui laba atau rugi pada tanggal perjanjian derivatif ditandatangani dan diukur 14 kembali setiap tanggal pelaporan. Derivatif dicatat sebagai aset keuangan saat nilai wajar positif dan liabilitas keuangan saat nilai wajar negatif. Nilai wajar dari instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan merujuk pada harga yang ditentukan. Untuk instrumen keuangan dimana tidak ada pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. 5. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang kecuali biaya perolehan persediaan Entitas Anak tertentu yang ditentukan dengan metode identifikasi khusus. 6. Biaya dibayar di muka Biaya dibayar di muka diamortisasi sesuai dengan masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus. 7. Penyertaan saham Penyertaan saham pada entitas dimana Perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan dicatat sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011). 8. Aset tetap Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011) dan PSAK No. 47. Perusahaan memilih menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi untuk pengukuran aset tetap. Aset tetap dicatat sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak diamortisasi karena manajemen berpendapat bahwa besar kemungkinan hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo. Bunga, biaya komitmen dan biaya pinjaman lainnya yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan, pengembangan dan konstruksi proyek-proyek dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset dalam penyelesaian. Kapitalisasi biaya pinjaman akan dihentikan apabila konstruksi sudah selesai dan aset siap untuk digunakan sesuai dengan tujuannya.
15 9. Biaya penerbitan emisi efek ekuitas Biaya emisi efek ekuitas disajikan sebagai pengurang Tambahan Modal Disetor sebagai bagian dari ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian. 10. Pengakuan pendapatan dan beban Penjualan barang diakui pada saat terjadinya perpindahan kepemilikan atas barang kepada pelanggan, yaitu pada saat penyerahan barang Pendapatan dari jasa rekayasa dan konstruksi dan jasa instalasi komputer diakui berdasarkan pada tingkat penyelesaian aktivitas pekerjaan (metode persentase penyelesaian pekerjaan). Kemungkinan kerugian diakui pada saat kerugian tersebut dapat ditentukan. Pendapatan dari penjualan real estat anak Perusahaan diakui dengan menggunakan metode akrual penuh (full accrual method), sesuai dengan PSAK No. 44, Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate. Pendapatan atau biaya bunga dicatat dengan menggunakan metode Suku Bunga Efektif (SBE), yaitu suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis). 11. Imbalan kerja Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja. Revisi SAK ini antara lain memperbolehkan entitas untuk menerapkan metode sistematis atas pengakuan yang lebih cepat dari keuntungan/kerugian aktuaria yang timbul dari imbalan pasti, antara lain pengakuan langsung keuntungan/kerugian yang terjadi pada tahun berjalan ke dalam pendapatan komprehensif lain.
Pada tahun 2012 terdapat banyak perubahan kebijakan akuntasi, termasuk perhitungan dan laporan yang harus didasarkan pada PSAK, antara lain penyajian laporan keuangan sesuai dengan mata uang penyajian, pencatatan imbalan kerja dan instrument derivativ. Perubahan kebijakan akuntansi ini lebih dikarenakan adanya revisi kebijakan PSAK, sehingga mengharuskan laporan keuangan dilakukan penyajian ulang bahkan sampai pada tahun 2011. 16
b. Menaksir fleksibilitas akuntansi Tidak semua Perusahaan memiliki fleksibilitas yang sama dalam memilih kebijakan dan estimasi akuntansi. Beberapa Perusahaan pemilihan metode akuntansinya didasarkan pada standar akuntansi yang berlaku. Jika dilihat dari keharusan manajemen Perusahaan untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang sesuai dengan PSAK yang berlaku, maka manajemen dalam hal ini memiliki fleksibilitas yang rendah dalam memilih kebijakan akuntansi. Kebijakan akuntansi yang dipilih oleh manajemen harus bisa mencerminkan kondisi sebenarnya dari bisnis yang dihadapi oleh Perusahaan dalam bisnis industri baja.
c. Mengevaluasi strategi akuntansi Saat manajer memiliki fleksibilitas akuntansi, mereka dapat menggunakan itu untuk mengkomunikasikan situasi ekonomi Perusahaan mereka atau menyembunyikan informasi tersebut. Beberapa hal yang menurut kami penting dalam mengevaluasi strategi akuntansi manajemen Perusahaan, yaitu Insentif manajer dalam menggunakan diskresi akuntansi. Jika dilihat pada annual report tahun 2012, manajemen telah mengakui adanya rugi bersih yang terjadi. Dalam hal ini, menurut kami, manajemen tidak memiliki insentif untuk menggunakan diskresi akuntansi dalam pengelolaan laba. Tapi harus dicermati estimasi manajemen dalam hal efisiensi biaya. Bisa jadi rugi bersih yang terjadi sebenarnya lebih besar, namun karena adanya estimasi manajemen dalam pos-pos lainnya dalam laporan keuangan, nilai rugi bersih tersebut dapat ditekan agar tidak terlalu besar. Perubahan dalam estimasi dan kebijakan akuntansi Perusahaan. Jika dilihat pada annual report tahun 2011 dan 2012, tidak ada perubahan dalam estimasi dan kebijakan akuntansi Perusahaan. Perubahan hanya terjadi dari tahun 2011 ke 2012 mengingat ada beberapa PSAK yang mengalami revisi. Kebijakan akuntansi Perusahaan untuk tahun 2012 dan 2013 tetap sama termasuk juga estimasi manajemen untuk umur manfaat aset pun tetap sama.
17 d. Mengevaluasi kualitas dari pengungkapan Manajer dapat membuat analis lebih sulit atau lebih mudah untuk menaksir kualitas akuntansi Perusahaan dan menggunakan laporan keuangan untuk memahami realita bisnis. Saat aturan akuntansi mensyaratkan jumlah minimum dari pengungkapan yang harus dilakukan, manajer harus mengikuti pilihan tersebut. Kualitas pengungkapan merupakan bagian yang penting dari kualitas akuntansi Perusahaan. Beberapa hal yang menurut kami penting dalam mengevaluasi kualitas dari pengungkapan yang dilakukan manajemen, yaitu Pengungkapan manajemen dalam menaksir strategi bisnis Perusahaan dan konsekuensi ekonominya. Pengungkapan manajemen tentang kinerja Perusahaan saat ini. Pada bagian Ulasan & Analisis Manajemen (tinjuan keuangan) di annual report tahun 2012, manajemen sudah menjelaskan bahwa Perusahaan mengalami kerugian karena meningkatnya harga pokok penjualan harga pokok penjualan dimana faktor dominannya adalah kenaikan biaya jasa rekayasa dan konstruksi sepanjang tahun 2012.. Pada bagian tersebut juga dijelaskan tentang proses akuisisi yang dilakukan oleh Perusahaan dan rasio-rasio keuangan Perusahaan. Sehubungan dengan rugi bersih yang dinyatakan pada tahun 2012, manajemen juga mengakui bahwa ekuitas Perusahaan mengalami penurunan sebesar 4,7%. Reaksi manajemen terhadap adanya bad news mengenai Perusahaan. Reaksi manajemen terkait dengan adanya bad news dapat dilihat pada annual report tahun 2012. Manajemen sangat memperhatikan perkembangan kasus hukum yang dihadapi Perusahaan. Namun, manajemen tetap berkeyakinan bahwa perselisihan tersebut tidak akan mengganggu kinerja manajemen. Pengungkapan segmen Pada annual report tahun 2012, manajemen menjelaskan bahwa Perusahaan memiliki 5 segmen, yakni segmen produk baja, segmen real estate dan perhotelan, segmen rekayasa dan konstruksi, segmen jasa pengelolaan pelabuhan, dan segmen jasa lainnya. Manajemen telah menetapkan strategi untuk masing-masing segmen dan penjelasan yang memadai pada laporan keuangan terkait 5 segmen tersebut.
18 e. Mengidentifikasi red flags yang potensial Sebagai tambahan untuk langkah sebelumnya, pendekatan untuk analisis kualitas akuntansi adalah untuk melihat adanya red flags. Indikator ini menyarankan bahwa analis harus memeriksa beberapa item secara mendetail atau mendapatkan lebih banyak informasi mengenai item tersebut. Beberapa red flags menurut kami yang harus dicermati pada annual report PT. Krakatau Steel, Tbk, yaitu Isu utama pada tahun 2012 adalah penurunan laba yang cukup signifikan dikarenakan meningkatnya harga pokok penjualan dimana faktor dominannya adalah kenaikan biaya jasa rekayasa dan konstruksi sepanjang tahun 2012. Adanya pergantian komisaris dan dewan direksi. Manajemen merasa bahwa perubahan ini sangat substansial, namun manajemen yakin bahwa hal ini tidak akan menggangu kinerja Perusahaan ke depan. Manajemen tidak melakukan perubahan dalam kebijakan, perhitungan, dan pelaporan akuntansi berdasarkan kebijakan akuntansi yang telah dilakukan pada tahun 2011. Selain itu, manajemen berpendapat bahwa beberapa perubahan yang akan datang tidak memiliki dampak material terhadap perhitungan atau penyajian laporan keuangan Perusahaan. Perusahaan melakukan bisnis dengan sejumlah pihak berelasi, yang terdiri dari entitas yang dikendalikan secara bersama, afiliasi, dan entitas asosiasi. Walaupun kegiatan dengan pihak terkait meningkat, manajemen berpendapat bahwa jumlahnya relatif tetap dan tidak material di masing-masing area secara keseluruhan.
f. Memperbaiki distorsi akuntansi Jika analisis akuntansi menyarankan bahwa angka akuntansi yang dilaporkan oleh Perusahaan memiliki kesalahan, analis harus berusaha untuk menyatakan kembali atau mengulangi angka yang dilaporkan untuk mengurangi distorsi yang ada. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menganalisis laporan arus kas dan catatan dalam laporan keuangan. Secara keseluruhan, posisi arus kas konsolidasian Perusahaan relatif stabil dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2011 dengan penurunan sebesar kurang dari US$ 115 miliar.
19 1. Arus kas dari aktivitas operasional Kas netto yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk tahun 2012 adalah sebesar US$ 20,45 juta, atau turun 67,2% dibanding tahun 2011. Penurunan kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi terutama disebabkan oleh peningkatan pada pengeluaran operasi. Kontribusi terbesar meningkatnya pengeluaran operasi berasal dari pembayaran ke pemasok dan pembayaran pajak yang masing-masing meningkat sebesar 23,3% dan 109,2% menjadi US$ 1.915,27 juta dan US$ 246,89 juta. Penerimaan operasional tahun ini mencapai US$ 2.364,49 juta atau naik sebesar 9,6% dibanding tahun 2011, sejalan dengan meningkatnya penjualan Perusahaan. Penerimaan tersebut sebagian besar disumbangkan oleh penerimaan dari pelanggan yang naik 11,0% menjadi US$ 2.349,06 juta. Walaupun demikian, kenaikan ini tidak dapat mengimbangi kenaikan dalam pengeluaran operasionalnya.
2. Arus kas dari aktivitas pendanaan Kas bersih aktivitas pendanaan memperoleh surplus sebesar US$ 56,69 juta atau naik sebesar 21,3% dibanding tahun lalu disebabkan oleh meningkatnya penerimaan pendanaan sebesar 20,9%. Meningkatnya penerimaan pendanaan terutama berasal dari naiknya penerimaan pinjaman jangka pendek sebesar 107,3% menjadi US$ 100,32 juta. Sedangkan penerimaan pinjaman jangka panjang mencapai US$ 25,26 juta.
3. Analisis aktivitas investasi Pada bagian ini, kami akan mencoba untuk menganalisis aset tetap yang dimiliki oleh Perusahaan. Analisis ini terdiri dari analisis mengenai penilaian properti, pabrik, dan peralatan (PPE) serta menilai sumber daya alam milik Perusahaan. Menilai properti, pabrik, dan peralatan Prinsip biaya historis digunakan saat menilai properti, pabrik, dan peralatan. Penilaian biaya historis mengharuskan suatu Perusahaan pertama kali mencatat aset sebesar harga belinya. Biaya ini mencakup beban apa pun yang diperlukan agar aset tersebut siap untuk digunakan oleh Perusahaan. Seluruh biaya akuisisi dan persiapan dikapitalisasi pada saldo akun aset. Alasan digunakannya biaya historis terutama sehubungan dengan objektivitasnya. Penilaian aset tetap dengan biaya historis, jika diterapkan secara konsisten, biasanya tidak menghasilkan distorsi yang serius. 20 Penyusutan Tingkat penyusutan bergantung pada dua faktor, yaitu masa manfaat dan metode alokasi. Umur (masa) manfaat Asumsi yang terkait masa manfaat aset dibuat berdasarkan kondisi ekonomi, pemahaman teknik, pengalaman, dan informasi mengenai fisik dan sifat produktif suatu aset. Frekuensi dan kualitas pemeliharaan memengaruhi kerusakan fisik. Pemeliharaan dapat memperpanjang masa manfaat namun tidak dapat membuat masa manfaat menjadi tak terbatas. Metode alokasi Ketika manfaat aset ditetapkan, beban penyusutan periodik dihitung berdasarkan metode alokasi. Dalam hal ini akan dibahas metode penyusutan garis lurus. Metode ini mengalokasi biaya aset pada masa manfaat berdasarkan beban periodik yang sama. Alasan penyusutan garis lurus adalah asumsi bahwa kerusakan fisik terjadi seragam sepanjang waktu. Asumsi ini biasanya terbukti untuk struktur tetap seperti bangunan dibandingkan untuk mesin di mana penggunaannya merupakan faktor yang lebih penting. Kita harus mewaspadai kelemahan konseptual penyusutan garis lurus. Metode ini secara implisit mengasumsikan bahwa penyusutan pada tahun-tahun awal sama dengan tahun berikutnya saat aset mungkin telah kurang efisien dan membutuhkan pemeliharaan yang makin tinggi. Kelemahan lain dalam metode ini adalah distorsi terhadap tingkat pengembalian. Dengan kata lain, penyusutan garis lurus menghasilkan bias yang makin besar pada pola tingkat pengembalian aset sepanjang waktu. Menganalisis aset tetap Valuasi aset tetap menekankan objektivitas biaya historis. Namun, biaya historis sangat tidak relevan dalam penilaian nilai pengganti atau dalam menentukan kebutuhan aset operasi pada masa depan. Pada periode tingkat harga meningkat, biaya historis mencerminkan gabungan pengeluaran yang mencerminkan daya beli yang beda. Peningkatan nilai aset tetap menjadi sebesar nilai pasar tidak diperbolehkan dalam akuntansi. Namun, konservatisme mengizinkan adanya penghapusan nilai karena adanya 21 penurunan nilai yang permanen. Penurunan nilai menghilangkan beban yang terkait dengan aktivitas operasi pada periode di masa depan. Menganalisis penyusutan membutuhkan evaluasi kelayakannya. Untuk tujuan ini kita dapat menggunakan pengukuran seperti rasio penyusutan terhadap aset total atau rasio penyusutan terhadap faktor yang terkait dengan ukuran lainnya. Pengukuran mengenai rata-rata jangkauan waktu total, umur rata-rata, dan umur sisa rata-rata memberikan estimasi yang layak untuk Perusahaan yang menggunakan penyusutan garis lurus tetapi tidak terlalu bermanfaat untuk Perusahaan yang menggunakan metode dipercepat. Untuk analisis penurunan nilai, beberapa hal yang harus dipertimbangkan adalah pertama, identifikasi aset yang diklasifikasikan akan diturunkan (write down) atau dihapuskan (write off). Kemudian, ukur persentase aset yang dihapuskan dan evaluasi apakah nilai penghapusan layak atau tidak untuk kelas aset yang bersangkutan. Dalam hal ini, catatan atas laporan keuangan berisi informasi detail mengenai alasan melakukan penurunan dan penghapusan.
Berdasarkan annual report tahun 2012, perusahan menjelaskan bahwa biaya perolehan asset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis asset tetap antara 2 sampai 50. Hal ini merupakan umur yang secara umum diterapkan dalam industri dimana Perusahaan dan entitas anak menjalankan bisnisnya. Menurut manajemen, perubahan pada tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa asset, dan oleh sebab itu biaya penyusutan masa depan dapat direvisi (sesuai dengan catatan 3 dalam laporan keuangan).