Soal cerita Diketahui sebuah persegipanjang memiliki panjang (5x + 3) cm dan lebar (6x 2) cm. Tentukan luas persegipanjang tersebut. Jawab: Diketahui : p = (5x + 3) cm dan l = (6x 2) cm Ditanyakan : luas persegipanjang Luas = p l = (5x + 3)(6x 2) = (5x + 3)6x + (5x + 3)(2) = 30x^2 + 18x 10x 6 = 30x^2 + 8x 6 Jadi, luas persegipanjang tersebut adalah (30x^2 + 8x 6) cm2
Selesaikan perkalian-perkalian berikut dengan menggunakan cara skema. a. (x + 1)(x + 2) c. (x 2)(x + 5) b. (x + 8)(2x + 4) d. (3x + 4)(x 8)
Latihan Soal Tentukan hasil perkalian suku dua berikut ini, kemudian sederhanakan. a. (x + 2)(x + 4) b. (2p + 5)(2p 5) c. (4 + 2m)(m 8) d. (10x 3)(2x 1) e. (7 x)(7x 1)
B. Kunci jawaban tes potensi bilangan dan pemabahasanya.
1. 63 48 D Pola : Untuk posisi ganjil dikurangi 9, posisi genap dikurangi 8 81-9 = 72 , 72- 9 = 63 bgitu seterusnya 64 - 8= 56, 56- 8 = 48 bgitu seterusnya 2. 31 63 C Pola : ditambah kelipatan 2 pangkat 1,2,3,4,5 dan seterusnya 1 + 2 pangkat 1 = 1 + 2 = 3 3 + 2 pangkat 2 = 3 + 4 = 7 7 + 2 pangkat 3 = 7 + 8 = 15 15 + 2 pangkat 4 = 15 + 16 = 31, begitu seterusnya 3. 9 0 C Pola : posisi ganjil tetap, posisi genap dikurangi 3 untuk posisi genap : 9-3 = 6, 6- 3 = 3 , 3- 3 = 0 4. 15 18 B pola : penambahan 1 dan kelipatanya 12 + 1 = 13 13 + 2 = 15 15 + 3 = 18 18 + 4 = 22, begitu seterusnya 5. 6 6 E Pola : Posisi ganjil ditambah 2, posisi genap dikurangi 2 posisi ganjil 2 + 2 = 4 , 4 + 2 = 6, bgtu seterusnya posisi genap 10 - 2 = 8 , 8 - 2 = 6 , begitu seterusnya 6. 30 C Pola : bilangan ditambah 4 dan gantian ditambah 1 terus gantian lagi ditambah 4 30 + 4 = 34 34 + 1 = 35 35 + 4 = 39 , begitu seterusnya 7. 33 D Pola : Posisi ganjil kelipatan angka yang sama, posisi genap 2 bilangan ditambah 10 dan kelipatanya. Posisi ganjil : 11,22,33,44, dan seterusnya Posisi genap : 4 + 10 = 14 9 + 10 = 19, begitu seterusnya 8. 6 C Pola: untuk yang pertama dikali 1 selanjutnya masing - masing bilangan dikali 2 3 x 2 = 6 6 x 2 = 12 , begitu seterusnya 9. 19 38 B Pola : angka awal ditambah 3 kemudian dikali 2 terus ditambah 3 lagi terus bergantian 5 + 3 = 8 8 x 2 = 16 16 + 3 = 19 , begitu seterusnya 10. 30 31 D pola : ditambah 1 dan kemudian dikali 2 secara bergantian 2 + 1 = 3 3 x 2 = 6 6 + 1 = 7 7 x 2 = 14 , begitu seterusnya
A. Tes Potensi Akademik Aritmatika Petunjuk : Pilihlah jawaban yang paling tepat berdasarkan cara berhitung biasa!
1. 2,20 x 0,75 + 3/5 : 1/8 = ......
a. 1,89 b. 10,5 c. 15,5 d. 9,8 e. 5,9
2. 7,5 : 2,5 - (2/4 x 3/4) = ....
a. 5,050 b. 4,252 c. 3,605 d. 2,625 e. 1,850
3. 4/5 + 3/5 + 3/8 + 6/8 + 1 1/2 =......
a. 4,20 b. 14,80 c. 22,00 d. 16,20 e. 4,025
4. (1/4 x 164) x 1/2 = .......
a. 20,50 b. 08,48 c. 14,09 d. 34, 59 e. 15,09
5. 2 1/4 x 7,5 - 7,5 : 1 1/2 = .......
a. 51,87 b. 23,69 c. 21,48 d. 11,875 e. 15,09
6. 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + ..........+ 29 =
a. 435 b. 280 c. 465 d. 300 e. 290
7. 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + .............+ 9 =
a. 275 b. 285 c. 385 d. 485 e. 400
8. Jika a=5 dan b=2, maka nilai dari a - 3a b + 3ab - b =....
a. -81 b. -27 c. 27 d. 81 e. 343
9. (882 + 115) =.....
a. 994.003 b. 994.004 c. 994.009 d. 894.003 e. 894.009
10. Jika Y% dari 80 adalah 32, maka nilai Y =
a. 40 b. 50 c. 60 d. 25,6 e. 25
11. (1/36 -1/100) =
a. 2/5 b. 1/4 c. 3/10 d. 5/6 e. Tidak ada jawaban
12. Nilai yang paling dekat dengan 61 adalah...
a. 2,5 b. 7,3 c. 7,8 d. 9,2 e. 8,1
13. Jika x + y = 100 dan x/y = 1/4, maka nilai y-x ...
a. 30 b. 50 c. 60 d. 75 e. -100
14. 12 adalah 150% dari.....
a. 4 b. 8 c. 16 d. 20 e. 10
15. (175 x 12) : (21,4 - 7/5) =....
a. 405 b. 210 c. 105 d. 325 e. 120
16. 85% - 25% + 1,25 - 3 1/4 =....
a. 1,00 b. 2,50 c. 4,7 d. 2,05 e. 5,1
17. 44/20 : 3/6 - 2/8 =....
a. 1,95 b. 9,9 c. 4,7 d. 4,15 e. 12,05
18. 37% - 18% x 0,22=.....
a. 0,3304 b. 6,280 c. 2,202 d. 0,418 e. 1,20
19. 56 - 12 x 32%=.....
a. 72,50 b. 14,08 c. 13,09 d. 24,02 e. 52,16
20. 24,054 : 0,06 = ....
a. 4009 b. 400,9 c. 40,09 d. 49,09 e. 490,9
B. Jawaban tes potensi akademik aritmatika dan pembahasannya
1. 2,20 x 0,75 + 3/5 : 1/8 = .....
Cari nilai pendekatan 2 x 0,75 = 1,5 Ingat bahwa pembagian dengan pecahan sama dengan perkalian dengan pembilang dan penyebut dibalik, sehingga menjadi: 3/5 x 8/1 = 24/5 = 4,... Maka 1,5 + 4,....= 5,5 lebih. Sehingga jawaban yang paling mendekati adalah (E) 5,9
2. 7,5 : 2,5-(2/4 x 3/4)=...
75 : 2,5 = 3 1/2 x 3/4 = 3/8 3-3/8 adalah 3 kurang atau mendekati 3. Jadi jawabanya adalah (D) 2,625
164 : 4 = 40 lebih 40 lebih : 2=20 lebih Maka jawaban yang benar adalah 20,50. (A)
5. 2 1/4 x 7,5 - 7,5 : 1 1/2 = 2 x 7,5 = 15, maka 2 1/4 x 7,5 = 15 lebih. 1 1/2 = 3/2 maka 7,5 : 3/2 = 7,5 x 2/3 =5 Sehingga 15 lebih - 5 = 10 lebih. Maka jawaban yang paling mendekati adalah 11,875 (D)
6. 1+2+3+4+5+ ....+29=
1/2N x (N+1) Pada soal di atas N=29, maka (29/2) x (29+1) =29/2 x 30 =29 x 15 =435 (A)
a - 3a b + 3ab - b =.... Bila belum mengenal rumus (a-b) , maka soal tersebut bisa diselesaikan dengan cara memasukan langsung masing - masing niali a dan nilai b, sehingga diperoleh: = 5 - 3.5 .2 + 3.5.2 - 2 = 125 -150 + 60 - 8 = 185 - 158 = 27 Bagi yang sudah tahu bahwa persamaan tersebut ternyata sama dengan (a-b) , maka dengan mudah menghitung (5-2) = 3 = 27 (C) 9. (882 + 115) =.....
=(997) mendekati (1.000), karena paling belakang angka 7 maka 7 x 7 =49 = 1.000.000 kurang sedikit dan angka belakang 9, maka = 994.009 (C)
bilangan kuadrat yang mendekati antara 7 dan 8 49<61<64, maka yang paling mendekati 7,8 (C) karena 61 mendekati 64
13. Jika x + y = 100 dan x/y = 1/4, maka nilai y-x ...
y=4x x + y = 100, maka x+ 4x = 100 5x = 100 x=20 y=4x, maka y= 80 sehingga y-x=80-20=60 (C)
14. 12 adalah 150% dari.....
Karena 150% berarti 1 1/2 kali, maka soal ini dapat dibaca sebagai: 12 adalah 1 1/2 kali dari 8 (B)
15 sampai 20 caranya seperti di atas hitung menggunakan pendekatan ..agar lebih cepat pengerjaannya, selamat mencoba untuk latihan tes potensi akademik aritmatika (jawabannya C,E,D,A,E) Untuk kritik saran dan pertannyaan silakan komen di bawah, Insya Allah saya jawab klo tau jawabannya he..he.. klo gk kita bahas bareng - bareng ...
A. Materi penjumlahan pada bilangan bulat Penjumlahan pada bilangan yang bernilai kecil dapat dilakukan dengan bantuan garis bilangan. Namun, untuk bilangan - bilangan yang bernilai besar; hal itu tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu, kita harus dapat menjumlahkan bilangan bulat tersebut tanpa alat bantu.
a. Kedua bilangan bulat bertanda sama Jika kedua bilangan bertanda sama (kedua bilangan positif atau keduannya bilangan negatif). Jumlahkan kedua bilangan tersebut. Hasilnya bernilai sama dengan tanda bilangan tersebut.
Contoh: a.) 125 + 234 = 359 b) -58 + (-72) = -(58+72 )= -130
b. Kedua bilangan bulat berlawanan tanda Jika kedua bilangan berlawanan tanda (bilangan positif dan bilangan negatif). Kurangi bilangan yang bernilai lebih besar dengan bilangan yang bernilai lebih kecil tanpa memperhatikan tanda. Hasilnya, bernilai tanda sesuai bilangan yang bernilai lebih besar. Contoh: a) 75 + (-90) = -(90-75) = -15 b. (-63) + 125 = 125 - 63 = 62
B. Soal latihan bilangan bulat
1. Hitunglah hasil penjumlahan bilangan bulat berikut ini: a. 23 + 19 b. (-42) + 27 c. 38 + (-53) d. (-46) + (-35) e. (-56) + 47 f. 32 + (-18) g. (-15) + 62 h. (-27) + (-14) -75 i. (-34) + 46 + (-28) j. 68 - (-29) + (-45)
2. Tentukan nilai p yang memenuhi sehingga kalimat matematika berikut ini menjadi benar. a. 8 + p = 15 b. p + (-4) = 1 c. (-12) + p = -3 d. -p - 6 = 4 e. 9 + (-p) = -5
C. Jawaban soal latihan bilangan bulat
1. Hitunglah hasil penjumlahan bilangan bulat berikut ini: a. 23 + 19 = 42 b. (-42) + 27 = -15 c. 38 + (-53) = -15 d. (-46) + (-35) = -81 e. (-56) + 47 = -9 f. 32 + (-18) = 14 g. (-15) + 62 = 47 h. (-27) + ( -14) -75 = -27 - 14 - 75 = -116 i. (-34) + 46 + (-28) = -16 j. 68 - (-29) + (-45) = 68 + 29 - 45 = 52
2. Tentukan nilai p yang memenuhi sehingga kalimat matematika berikut ini menjadi benar. a. 8+ p = 15 p = 15-8 p = 7 b. p + (-4) = 1 p = 1 + 4 p = 5 c. (-12) + p = -3 p = -3 + 12 p = 9 d. -p - 6 = 4 -p = 4 + 6 -p = 10 p = -10 e. 9 + ( -p) = -5 -p = -5 +-9 -p =-13 p = 13
Setiap negara memiliki sistem untuk menjalankan kehidupan permerintahannya. Sistem tersebut adalah sistem pemerintahan. Ada beberapa macam sistem pemerintahan di dunia ini seperti presidensial dan parlementer. Setiap sistem pemerintahan memiliki kelebihan dan kekurangan, karakteristik, dan perbedaan masing-masing. Sejak tahun 1945 Indonesia pernah berganti sistem pemerintahan. Indonesia pernah menerapkan kedua sistem pemerintahan ini. Selain itu terjadi juga perubahan pokok-pokok sistem pemerintahan sejak dilakukan amandemen UUD 1945. Berdasarkan Undang-undang Dasar 1945 Indonesia adalah negara yang menerapkan sistem pemerintahan presidensial. Namun dalam perjalannannya, Indonesia pernah menerapkan sistem pemerintahan parlementer karena kondisi dan alasan yang ada pada waktu itu. Berikut adalah sistem pemerintahan Indonesia dari 1945-sekarang. Sistem Pemerintahan Indonesia 1. Tahun 1945-1949 Sistem Pemerintahan : Presidensial Semula sistem pemerintahan yang digunakan adalah presidensial tetapi sebab kedatangan sekutu(agresi militer) dan berdasarkan Maklumat Presiden no X tanggal 16 November 1945 terjadi pembagian kekusaaan dimana kekuasaan eksekutif dipegang oleh Perdana Menteri maka sistem pemerintahan indonesia menjadi Sistem Pemerintahan Parlementer. 2. Tahun 1949-1950 Sistem Pemerintahan : Quasy Parlementer Bentuk pemerintahan Indonesia saat itu adalah serikat dengan konstitusi RIS sehingga sistem pemerintahan yang digunakan adalah parlementer. Namun karena tidak seluruhnya diterapkan maka Sistem Pemerintahan saat itu disebut Quasy Parlementer 3. Tahun 1950-1959 Sistem Pemerintahan: Parlementer 4. Tahun 1959-1966 Sistem Pemerintahan: Presidensial Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 1959 yang isinya 1. Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945. 2. Pembubaran Badan Konstitusional 3. Membentuk DPR sementara dan DPA sementara
5. Tahun 1966-1998 Sistem Pemerintahan: Presidensial POKOK-POKOK SISTEM PEMERINTAHAN (Sebelum dan Setelah Amandemen UUD 1945) Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara tersebut sebagai berikut.
Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat). Sistem Konstitusional. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis Permusyawaratan Rakyat. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas Pemerintahan orde baru dengan tujuh kunci pokok diatas berjalan sangat stabil dan kuat. Pemerintah memiliki kekuasaan yang besar. Sistem Pemerintahan Presidensial yang dijalankan pada era ini memiliki kelemahan pengawasan yang lemah dari DPR namun juga memiliki kelebihan kondisi pemerintahan lebih stabil. Di akhir era orde baru muncul pergerakan untuk mereformasi sistem yang ada menuju pemerintahan yang lebih demokratis. Untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan sebuah pemerintahan yang konstitusional(berdasarkan konstitusi). Pemerintahan yang konstitusional adalah yang didalamnya terdapat pembatasan kekusaaan dan jaminan hak asasi. Kemudian dilakukanlah amandemen Undang-undang Dasar 1945 sebanyak 4 kali, tahun: 1999,2000,2001,2002. Berdasarkan Konstitusi yang telah diamandemen ini diharapkan sebuah sistem pemerintahan yang lebih demokratis akan terwujud.
Pokok-pokok Sistem Pemerintahan Setelah Amandemen
Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara terbagi dalam beberapa provinsi. Bentuk pemerintahan adalah republik konstitusional, sedangkan sistem pemerintahan presidensial. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR. DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan dibawahnya. Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah sebagai berikut; Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari DPR. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan dari DPR. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang dan hak budget (anggaran)
Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia. Hal itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama. Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem bikameral, mekanisme cheks and balance, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran.
Sistem Pemerintahan Negara Indonesia semenjak 1945 Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika suatu pemerintahan mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes hal tersebut. Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut. Secara sempit, sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri Perkembangan ketatanegaraan Indonesia dapat dibagi menkadi beberapa periode, sejak masa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai sekarang. Walaupun sebenarnya tonggak ketatanegaraan Indonesia telah ada jauh sebelum proklamasi.
1. Sistem Pemerintahan Periode 1945-1949 Lama periode : 18 Agustus 1945 27 Desember 1949 Bentuk Negara : Kesatuan Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Presidensial Konstitusi : UUD 1945 Presiden & Wapres : Ir. Soekarno & Mohammad Hatta (18 Agustus 1945 - 19 Desember 1948) Syafruddin Prawiranegara (ketua PDRI) (19 Desember 1948 - 13 Juli 1949) Ir. Soekarno & Mohammad Hatta (13 Juli 1949 27 - Desember 1949) Pernyataan van Mook untuk tidak berunding dengan Soekarno adalah salah satu faktor yang memicu perubahan sistem pemerintahan dari presidensiil menjadi parlementer. Gelagat ini sudah terbaca oleh pihak Republik Indonesia, karena itu sehari sebelum kedatangan Sekutu, tanggal 14 November 1945, Soekarno sebagai kepala pemerintahan republik diganti oleh Sutan Sjahrir yang seorang sosialis dianggap sebagai figur yang tepat untuk dijadikan ujung tombak diplomatik, bertepatan dengan naik daunnya partai sosialis di Belanda. Setelah munculnya Maklumat Wakil Presiden No.X tanggal 16 November 1945, terjadi pembagian kekuasaan dalam dua badan, yaitu kekuasaan legislatif dijalankan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan kekuasaan-kekuasaan lainnya masih tetap dipegang oleh presiden sampai tanggal 14 November 1945. Dengan keluarnya Maklumat Pemerintah 14 November 1945, kekuasaan eksekutif yang semula dijalankan oleh presiden beralih ke tangan menteri sebagai konsekuensi dari dibentuknya sistem pemerintahan parlementer.
2. Sistem Pemerintahan Periode 1949-1950 Lama periode : 27 Desember 1949 15 Agustus 1950 Bentuk Negara : Serikat (Federasi) Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Parlementer Semu (Quasi Parlementer) Konstitusi : Konstitusi RIS Presiden & Wapres : Ir.Soekarno = presiden RIS (27 Desember 1949 - 15 Agustus 1950) Assaat = pemangku sementara jabatan presiden RI (27 Desember 1949 - 15 Agustus 1950)
Pada tanggal 23 Agustus sampai dengan 2 september 1949 dikota Den Hagg (Netherland) diadakan konferensi Meja Bundar (KMB). Delegasi RI dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta, Delegasi BFO (Bijeenkomst voor Federale Overleg) dipimpin oleh Sultan Hamid Alkadrie dan delegasi Belanda dipimpin olah Van Harseveen. Adapun tujuan diadakannya KMB tersebut itu ialah untuk meyelesaikan persengketaan Indonesia dan Belanda selekas-lekasnya dengan cara yang adil dan pengakuan kedaulatan yang nyata, penuh dan tanpa syarat kepada Republik Indonesia Serikat (RIS). Salah satu keputusan pokok KMB ialah bahwa kerajaan Balanda mengakui kedaulatan Indonesia sepenuhnya tanpa syarat dam tidak dapat dicabut kembali kepada RIS selambat-lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949. Demikianlah pada tanggal 27 Desember 1949 Ratu Juliana menandatangani Piagam Pengakuan Kedaulatan RIS di Amesterdam. Bila kita tinjau isinya konstitusi itu jauh menyimpang dari cita-cita Indonesia yang berideologi pancasila dan ber UUD 1945 karena : 1. Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federalisme) yang terbagi dalam 16 negara bagian, yaitu 7 negara bagian dan 9 buah satuan kenegaraan (pasal 1 dan 2, Konstitusi RIS). 2. Konstitusi RIS menentukan suatu bentuk negara yang leberalistis atau pemerintahan berdasarkan demokrasi parlementer, dimana menteri-menterinya bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah kepada parlemen (pasal 118, ayat 2 Konstitusi RIS) 3. Mukadimah Konstitusi RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa atau semangat pembukaan UUD proklamasi sebagai penjelasan resmi proklamasi kemerdekaan negara Indonesia (Pembukaan UUD 1945 merupakan Decleration of independence bangsa Indonesia, kata tap MPR no. XX/MPRS/1996).Termasuk pula dalam pemyimpangan mukadimah ini adalah perubahan kata- kata dari kelima sila pancasila. Inilah yang kemudian yang membuka jalan bagi penafsiran pancasila secara bebas dan sesuka hati hingga menjadi sumber segala penyelewengan didalam sejarah ketatanegaraan Indonesia.
3. Sistem Pemerintahan Periode 1950-1959 Lama periode : 15 Agustus 1950 5 Juli 1959 Bentuk Negara : Kesatuan Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Parlementer Konstitusi : UUDS 1950 Presiden & Wapres : Ir.Soekarno & Mohammad Hatta
UUDS 1950 adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. UUDS 1950 ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1950 tentang Perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, dalam Sidang Pertama Babak ke-3 Rapat ke-71 DPR RIS tanggal 14 Agustus 1950 di Jakarta. Konstitusi ini dinamakan "sementara", karena hanya bersifat sementara, menunggu terpilihnya Konstituante hasil pemilihan umum yang akan menyusun konstitusi baru. Pemilihan Umum 1955 berhasil memilih Konstituante secara demokratis, namun Konstituante gagal membentuk konstitusi baru hingga berlarut-larut. Dekrit Presiden 1959 dilatarbelakangi oleh kegagalan Badan Konstituante untuk menetapkan UUD baru sebagai pengganti UUDS 1950. Anggota konstituante mulai bersidang pada 10 November 1956. Namun pada kenyataannya sampai tahun 1958 belum berhasil merumuskan UUD yang diharapkan. Sementara, di kalangan masyarakat pendapat-pendapat untuk kembali kepada UUD '45 semakin kuat. Dalam menanggapi hal itu, Presiden Soekarno lantas menyampaikan amanat di depan sidang Konstituante pada 22 April 1959 yang isinya menganjurkan untuk kembali ke UUD '45. Pada 30 Mei 1959 Konstituante melaksanakan pemungutan suara. Hasilnya 269 suara menyetujui UUD 1945 dan 199 suara tidak setuju. Meskipun yang menyatakan setuju lebih banyak tetapi pemungutan suara ini harus diulang, karena jumlah suara tidak memenuhi kuorum. Pemungutan suara kembali dilakukan pada tanggal 1 dan 2 Juni 1959. Dari pemungutan suara ini Konstituante juga gagal mencapai kuorum. Untuk meredam kemacetan, Konstituante memutuskan reses yang ternyata merupkan akhir dari upaya penyusunan UUD. Pada 5 Juli 1959 pukul 17.00, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang diumumkan dalam upacara resmi di Istana Merdeka. Isi dekrit presiden 5 Juli 1959 antara lain : 1. Kembali berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950 2. Pembubaran Konstituante 3. Pembentukan MPRS dan DPAS
4. Sistem Pemerintahan Periode 1959-1966 (Orde Lama) Lama periode : 5 Juli 1959 22 Februari 1966 Bentuk Negara : Kesatuan Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Presidensial Konstitusi : UUD 1945 Presiden & Wapres : Ir.Soekarno & Mohammad Hatta
Karena situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 dimana banyak saling tarik ulur kepentingan partai politik sehingga gagal menghasilkan UUD baru, maka pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah satu isinya memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai undang-undang dasar, menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 yang berlaku pada waktu itu. Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, diantaranya: Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua DPA menjadi Menteri Negara MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia
5. Sistem Pemerintahan Periode 1966-1998 (Orde Baru) Lama periode : 22 Februari 1966 21 Mei 1998 Bentuk Negara : Kesatuan Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Presidensial Konstitusi : UUD 1945 Presiden & Wapres : Soeharto (22 Februari 1966 27 Maret 1968) Soeharto (27 Maret 1968 24 Maret 1973) Soeharto & Adam Malik (24 Maret 1973 23 Maret 1978) Soeharto & Hamengkubuwono IX (23 Maret 1978 11 Maret 1983) Soeharto & Try Sutrisno (11 Maret 1983 11 Maret 1988) Soeharto & Umar Wirahadikusumah (11 Maret 1988 11 Maret 1993) Soeharto & Soedharmono (11 Maret 1993 10 Maret 1998) Soeharto & BJ Habiebie (10 Maret 1998 21 Mei 1998)
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen. Namun pelaksanaannya ternyata menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945 yang murni,terutama pelanggaran pasal 23 (hutang Konglomerat/private debt dijadikan beban rakyat Indonesia/public debt) dan 33 UUD 1945 yang memberi kekuasaan pada fihak swasta untuk menghancur hutan dan sumberalam kita. Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", diantara melalui sejumlah peraturan: Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat melalui referendum. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.
6. Sistem Pemerintahan Periode 1998 - sekarang Lama periode : 21 Mei 1998 - sekarang Bentuk Negara : Kesatuan Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Presidensial Konstitusi : UUD 1945 Presiden & Wapres : B.J Habiebie (21 Mei 1998 20 Oktober 1999) Abdurrahman Wahid & Megawati Soekarnoputri (20 Oktober 1999 23 Juli 2001) Megawati Soekarnoputri & Hamzah Haz (23 Juli 2001 20 Oktober 2004) Susilo Bambang Yudhoyono & Muhammad Jusuf Kalla (20 Oktober 2004 20 Oktober 2009) Susilo Bambang Yudhoyono & Boediono (20 Oktober 2009 2014)
Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (sehingga dapat menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi. Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan presidensiil.
Rumus Lingkaran Posted On June 21, 2013 | Under Category: Bangun Datar advertisements
Lingkaran, yaitu bangun datar yang terbentuk dari himpunan semua titik persekitaran yang mengelilingi suatu titik asal dengan jarak yang sama. jarak tersebut biasanya dinamakan r, atau radius, atau jari-jari. Sifat lingkaran yaitu memiliki simetri lipat dan simetri putar yang tak terhingga jumlahnya. Berikut ini gambar lingkaran :
Rumus Luas lingkaran
Rumus Keliling Lingkaran
Rumus mencari Diameter Lingkaran
Rumus Lingkaran menjadi salah satu referensi rumus dalam bidang datar, bagi yang sedang mencari rumus trigonometri dapat anda baca pada artikel Fungsi
Persegi panjang merupakan bangun datar dua dimensi yang dibentuk dari dua pasang rusuk yang masing masing sama panjang serta sejajar dengan pasangannya dan juga memiliki empat buah sudut yang semuanya merupakan sudut siku-siku. Berdasarkan gambar persegi panjang diatas p merupakan panjang dan l merupakan lebar serta d adalah diameter. Berikut ini rumus luas dan keliling persegi panjang. Luas = p.l Keliling = 2 (p+l) panjang diagonal =
Segitiga merupakan sebuah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi dam memiliki tiga titik sudut.
Dimana jumlah ketiga titik sudut tersebut adalah 180 derajat yang ditemukan oleh Matematikawan Euclid. Hal ini memungkinkan untuk kita menghitung salah satu dusut jika keduanya diketahui. Berdasarkan panjang sisinya, segitiga dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu : 1. Segitiga sama sisi, yaitu segitiga yang ketiga sisinya sama panjang, maka masing-masing sudutnya sama besar yaitu 60 derajat. 2. Segitiga sama kaki, yaitu segitiga yang dua dari tiga sisinya sama panjang, maka dua sudut dari tiga sudutnya sama besar. 3. Segitiga sembarang, yaitu segitiga yang ketiga sisinya memiliki panjang yang berbeda, sehingga besar setiap sudutnya berbeda.
Segitiga sama sisi Segitiga sama kaki Segitiga sembarang Menurut besar sudut terbesarnya, segitiga dapat dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Segitiga siku-siku merupakan segitiga yang salah satu besar sudutnya 90 . Sisi yang berada didepan sudut 90 disebut hipotenusa atau sisi miring. 2. Segitiga lancip merupakan segitiga yang besar semua sudutnya < 90. 3. Segitiga tumpul merupakan segitiga yang besar salah satu sudutnya >90.
Segitiga siku-siku Segitiga tumpul Segitiga lancip Rumus untuk menghitung luas segitiga yaitu L = .alas.tinggi Sedangkan rumus keliling lingkaran yaitu : K = sisi1 + sisi2 + sisi3 Teorema Heron Teorema ini biasanya digunakan untuk mencari luas segitiga sembarang, misal a, b dan c adalah sisi-sisinya maka
dimana
Dalam kasus segitiga sama sisi yang bersisikan a maka untuk mencari luas dan kelilingnya dapat juga menggunakan rumus sebagai berikut :
Dalil Phytagoras Dalil ini hanya berlaku untuk segitiga siku siku.
Phytagoras menyatakan bahwa c=a+b Jika terdapat tiga buah bilangan yang memenuhi pernyataan diatas maka ketiga bilangan tersebut disebut triple phytagoras. Triple phytagoras dapat dibangun dengan menggunakan rumus diatas dengan memasukan sebuah nilai n diman n adalah bilangan bulat positif.
Lingkaran dalam dan luar segitiga Lingkaran dalam segitiga merupakan suatu lingkaran yang berada didalam segitiga serta menyinggung ketiga sisi segitiga, dimana jari-jarinya dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut
dimana : r = jari-jari lingkaran dalamsegitiga L= luas segitiga s= setengah keliling segitiga Lingkaran luar segitiga merupakan suatu lingkaran yang berada diluar segitiga dan keliling lingkaran tersebut menyinggung perpotongan tiga garis segitiga ( titik sudut ). Jari-jari lingkaran luar segitiga dapat dicari menggunakan rumus sebagai berikut
dimana : R = jari-jari lingkatan luar segitiga a,b,c = sisi segitiga L = luas segitiga Persegi merupakan bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh empat buah sisi (rusuk) yang sama panjang serta memiliki empat buah sudut dimana semuanya merupakan sudut siku-siku. Dahulu bangun datar ini disebut sebagai bujur sangkar.
Gambar diatas menunjukan gambar persegi dimansa a merupakan sisi dan d merupakan diagonal. Rumus menghitung luas persegi yaitu L = s atau L = a Rumus menghitung keliling lingkaran yaitu K = 4.s atau K = 4.a Sehingga untuk mencari sisi s = K/4 s = s Jajar genjang atau jajaran genjang merupakan bangun datar dua dimensi yang terbentuk dari dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya dan memiliki 2 pasang sudut dimana sudut tersebut bukan sudut siku-siku dan masing-masing memiliki besar sudut sama dengan sudut yang ada dihadapannya. Wah terlalu panjang ya teman-teman, untuk lebih jelasnya perhatikan gambar jajar genjang berikut. Berdasarkan gambar maka kita akn lebih paham bagaiman jajar genjang itu. Sebenarnya sangat sederhana bukan, pastinya kita telah memahami definisi jajar genjang tadi. Jajar genjang dengan empat rusuk yang sama panjang disebut belah ketupat. Rumus untuk menghitung luas jajar genjang adalaah sebagai berikut : Luas = alas tinggi Sedangkan untuk menghitung keliling jajar genjang kita gunakan rumus : Keliling = 2.alas + 2. sisi miring Keliling = 2 ( alas + sisi miring ) Perhatikan gambar dibawah ini. Jika kita perhatikan gambar disamping maka kita akan mengerti kenapa terdapat ketentuan yang sama antara jajar genjang dengan persegi panjang. Persamaan tersebut tidak hanya saat kita menghitung luas tetapi juga keliling. Coba perhatikan tanda panah, jika kita pindahan segitiga yang merupakan bagian dari jajar genjang ke sebelah kiri maka bangun yang akan terbentuk adalah persegi panjang sehingga terbuktilah mengapa prinsip yang dipakai dalam menghitung luas dan keliling jajar genjang sama dengan prinsip yang dipakai dalam menghitung luas dan keliling persegi panjang karena bentuknyapun sebenarnya sama.
Layang-layang merupakan salah satu bangun datar dua dimensi yang terbentuk dari dua pasang rusuk dimana setiap pasang rusuk memilki panjang yang sama dan saling membentuk sudut. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar layang-layang dibawah ini. Tidak asing lagi bukan, karena anak-anak sering sekali memainkan layang-layang ditanah lapang. Salah satunya dengan bentuk bangun layang-layang disamping, walaupun juga terkadang mereka membuat bentuk yang lain seperti burung, kupu-kupu, dll. Layang-layang yang memiliki empat rusuk yang sama panjang disebut belah ketupat. Berdasarkan gambar disamping, yang dimaksud dengan sisi layang-layang adalah s1 dan s2. Dimana s1 dan s2 masing-masing mempunyai pasangan dengan panjang yang sama. Dan d1, d2 merupakan diagonal layang-layang, dimana d1 merupakan diagonal vertikal dan d2 merupakan diagonal horisontal. Untuk menghitung luas dan keliling layang-layang kita gunakan rumus sebagai berikut : Luas = .d1.d2 Keliling = 2.s1 + 2.s2 keliling = 2 ( s1 + s2 ).
Trapesium merupakan bangun datar dua dimensi yang terbentuk dari empat buah rusuk yang dua diantaranya sejajar tetapi tidak sama panjang. Trapesium termasuk dalam salah satu jenis bangun datar segi empat. Trapesium dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : 1. Trapesium sembarang merupakan trapesium yang keempat rusuknya tidak sama panjang. Trapesium jenis ini tidak memiliki simetri lipat dan memiliki hanya satu simetri putar. 2. Trapesium sama kaki merupakan trapesium yang memiliki sepasang rusuk yang sama panjang dan sepasang rusuk yang sejajar. Trapesium jenis ini memiliki satu buah simetri lipat dan dua buah simetri putar. 3. Trapesium siku-siku merupakan trapesium dimana dua dari keempat sudutnya merupakan sudut siku-siku. Rusuk-rusuk sejajar yang dimiliki trapesium ini tegak lurus dengan tinggi trapesium. Untuk menghitung luas dan keliling trapesium kita gunakan rumus sebagai berikut. Luas Trapesium = Jumlah sisi sejajar x tinggi 2 dimana jumlah sisi sejajar = AB + CD ( perhatikan gambar ) tinggi = t ( perhatikan gambar ) Keliling Trapesium = AB + BC + CD +DA ( perhatikan gambar )
Belah Ketupat merupakan bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh empat rusuk yang sama panjang serta dua pasang sudut bukan siku-siku yang amsing-masing sama besar dengan sudut yang berada dihadapannya. Belah ketupat juga dapat dibangun dari dua buah segitiga sama kaki yang identik dan simetri pada alas-alasnya. Gambar belah ketupat memang hampir mirip dengan layang- layang, pernedaannya terletak pada sisi. Jika pada belah ketupat keempat sisinya sama panjang, sedangkan pada layang-layang dari empat sisinya 2pasang setiap sisinya sama panjang. Berdasarkan gambar disamping, s merupakan sisi dan d1,d2 merupakan diagonal vertikal dan diagonal horisontal yang masing-masing berpotongan tegak lurus, walaupun tidak sama panjang. Masing-masing sudut yang berhadapan pada belah ketupat sama besarnyaa, terlihat pada gambar disamping. Untuk menghitung luas dan keliling belah ketupat kita gunakan rumus : Luas = .d1.d2 Keliling = s + s + s +s Keliling = 4.s Kubus merupakan bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi enam bidang sisi berbentuk bujur sangkar. Perhatikan gambar kubus berikut ini.
Berdasarkan gambar diatas kita dapat mengetahui jumlah sisi =6 jumlah titik sudut = 8 jumlah rusuk = 12 Rumus Luas Kubus = 6.S Rumus Volume Kubus = S Rumus Diagonal Sisi/Diagonal bidang kubus=S2 Sehingga rumus diagonal sisi selutuhnya=12.S2 Rumus Diagonal Ruang Kubus= S3 Sehingga rumus diagonal ruang seluruhnya= 4.S3 Luas Bidang Diagonal =S2 Sehingga Luas Bidang Diagonal Seluruhnya = 6.S2
Balok merupakan sebuah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk dari tiga pasang persegi atau persegi panjang dimana satu pasang diantaranya berukuran berbeda. Bangun berbentuk balok dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperri lemari es, pintu, lemari pakaian, dll. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar balok dibawah inj.
Berdasarkan gambar diatas kita dapat mengetahui jumlah sisi balok = 6 , dimana sisi alas kongruen dengan sisi atas sisi depan kongruen dengan sisi belakang sisi kanan kongruen dengan sisi kiri jumlah rusuk balok = 12 jumlah titik sudut balok = 8 Balok yang dibentuk oleh enam persegi yang sama dan sebangun disebut kubus. Rumus Luas permukaan balok = 2.(p.l+l.t+p.t) Rumus Volume balok = p.l.t Panjang diagonal ruang balok = Panjang diagonal sisi balok =
Sehingga luas bidang diagonal balok =
dari gambar disamping yang dimaksud dengan diagonal ruang yaitu b-h, untuk diagonal ruang yang lain dapat anda tentukan sendiri dengan melihat gambar disamping. Yang dimaksud dengan diagonal bidang / diagonal sisi yaitu b-g. Untuk diagonal bidang yang lain dapat anda tentukan dengan melihat gambar disamping sebagai latihan.
Gambar balok disamping akan menunjukan bidang diagonal. Salah satu contoh bidang diagonal yang ditunjukan pada gambar disamping yaitu a-b-g-h. Untuk bidang diagonal yang lain dapat anda tentukan sendiri berdasarkan gambar sebagai latihan. Karena matematika itu perlu banyak latihan, bisa karena biasa.
Prisma merupakan bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh dua sisi segi banyak yang sejajar dan kongruen. Perhatikan gambar prisma segitiga dibawah ini. Prisma segitiga diatas memiliki 5 buah sisi, 9 buah rusuk dan 6 buah titik sudut. Limas dengan alas dan tutup disebut Balok dan prisma dengan alas dan tutup berbentuk lingkaran disebut dengan tabung. Prisma memiliki ciri terdapat sisi-sisi yang saling berpotongan menurut rusuk-tusuknya yang sejajar. Berikut ini rumus luas dan volume prisma. Rumus Luas Prisma Luas Prisma = (2.luas alas )+ luas selubung Sehingga luas prisma = jumlah luas sisi-sisinya Jadi untuk menghitung luas prisma pertama kita harus menghitung luas masing-masing sisinya kemudian kita jumlahkan luas sisi-sisi prisma tersebut. Rumus Volume Prisma Volume Prisma =luas alas tinggi Misalnya untuk prisma segitiga maka rumusnya menjadi Volume Prisma segitiga =(.alas segitiga.tinggi segitiga)tinggi prisma Sedangkan untuk prisma segiempat maka Volume Prisma Segiempat = (panjang.lebar)tinggi prisma.n Begitupun untuk prisma segi-segi yang lain.
Limas merupakan salah satu bangun ruang yang tidak lepas dalam kehidupan matematika, sebelumnya telah kita bahas salah satu bangun ruang yaitu Tabung dalam artikel Rumus Menghitung Luas dan Volume Tabung Serta Aplikasinya. Dan kali ini kita akan membahas rumus-rumus dalam Limas. Berikut ini gambar bangun ruang limas
Limas Segitiga Gambar untuk limas segitiga sebagai berikut
Limas segitiga disamping memiliki jumlah sisi : 4 jumlah rusuk : 6 titik sudut :4 hal diatas tidak perlu dihafalkan, kita cukup melihat gambarnya maka kita dapat menghitungnya, yang penting kita tahu mana sisi, mana rusuk, dan mana titik sudut. Rumus Luas Limas Segitiga = jumlah luas keempat sisinya Rumus Volume limas segitiga yaitu V = 1/3 x {1/2 x Panjang x Lebar } x Tinggi Limas Segi Empat Berikut ini gambar limas segempat Limas disamping memiliki : Jumlah sisi : 5 Jumlah rusuk : 8 Jumlah titik sudut : 5 Sama halnya dengan limas segitiga, untuk limas segiempat dalam menentukan jumlah sisi, rusuk ataupun titik sudut kita tidak perlu menghafalkannya. Kita cukup melihat bagaimana gambarnya dan menghitung jumlah masing-masing. Luas limas segi empat = luas alas + luas selubung dimana : luas alas = sisisisi luas selubung = (alastinggi)4 Volume limas segiempat =1/3 x Panjang x Lebar x Tinggi
Rumus Matematika akan memaparkan tentang tabung baik dari bentuk, ciri-ciri, luas dan volume yang pastinya sudah tidak asing lagi bagi kita. Sebelumnya kita lihat dulu gambar bentuk tabung berikut ini. dimana tabung tersebut mempunyai ciri-ciri terdapat 2 rusuk, alas dan tutupnya berupa lingkaran ser ta mempunyai 3 bidang sisi yaitu alas, selimut dan tutup. Berikut ini rumus luas permukaan tabung yang harus kita ingat agar jika kita menemukan soal tentang luas permukaan tabung kita langsung dapat menjawabnya.
r pada rumus disamping merupakan jari-jari dari alas tabung yang berupa lingkaran. Jadi rumus luas permukaan tabung sama saja dengan rumus luas lingkaran karena permukaan tabung adalah lingkaran. Untuk selimut tabung, jika kita ingin menghitung luas selimut tabung kita dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Dan jika kita ingin menghitung volume atau isi tabung kita dapat menggunakan rumus sebagai berikut. Rumus volume disamping merupakan rumus kuas alas dikali tinggi. Karena alas tabung berupa lingkaran maka rumus volume merupakan rumus luas lingkaran dikalikan tinggi tabung. Agar lebih mudah mengingatnya kita ingat saja bentuk tabung, dari situ kita akan lebih mudah mengingat baik rumus luas ataupun rumus volume tabung. Contoh soal : Diketahui sebuah tabung mempunyai jari-jari 14 dan mempunyai tinggi 10, berapakah luas permukaan tabung serta hitung volume dari tabung tersebut ? jawab : permukaan tabung merupakan sebuah lingkaran sehingga kita akan menghitung luas lingkaran.
selanjutnya untuk menghitung volume tabung hasil luas permukaan diatas kita kalikan dengan tinggi tabung. volume tabung = 616 x 10 = 6.160
Kerucut merupakan sebuah limas istimewa yang beralaskan sebuah lingkaran dan bercirikan memiliki 2 sisi dan 1 rusuk. Sisi tegak dari kerucut bukalah segitiga tapi merupakan bidang lengkung yang disebut sebagai selimut kerucut. Pada kehidupan sehari-hari kita juga sering menemukan benda yang menyerupai kerucut misalnya menara dan nasi tumpeng. Untuk le bih jelasnya perhatikan gambar kerucut dibawah ini. Juka gambar diatas dipisahkan antara selubung dan alas maka akan tampak seperti berikut ini. Berdasarkan gambar maka Rumus Alas Luas Kerucut =
Rumus Luas Selimut Kerucut =
Sehingga luas permukaan kerucut = luas alas + luas selimut
Dan volume kerucut =
dimana = 3,14 atau 22/7
Bola pastinya sudah tidak asing lagi bagi kita, sering kita jumpai dalam sehari-hari baik bola sepak, bola bekel, bola tenis, dll. Kali ini kita akan membahas rumus bola, baik dari luas atau volumenya. Secara matematika bola merupakan sebuah bangun ruang yang dibatasi oleh sisi lengkung atau disebut juga sebagai kulit bola. Sedang unsur dari bola yaitu memiliki satu sisi saja. Perhatikan gambar bola dibawah ini Dari gambar diatas r merupakan jari-jari bola. Berikut ini rumus- rumus pada bola Rumus Luas Bola L=4 x luas lingkaran =4 x r = 4 r Rumus Volume Bola V= 4 x volume kerucut = 4 x 1/3 r t pada bola t=r sehingga V = 4 x 1/3 r r = 4 x 1/3 r = 4/3 r dimana = 3,14 atau 22/7 Jika kita perhatikan rumus luas dan volume diatas, rumus dari luas bola adalah turunan dari rumus volume bola.