You are on page 1of 41

ETIKA BISNIS

Pemahaman tentang etika


Etika merupakan ajaran kesusilaan dan
menciptakan akal.
Etika merupakan refleksi dari ajaran moral
Usaha sistematis dengan menggunakan rasio
untuk menafsirkan pengalaman moral individu
dan moral sosial sehingga dapat menetapkan
aturan untuk mengendalikan perilaku manusia.
Bab I
Pendahuluan
Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan
standar (standard of conduct) yang memimpin
individu dalam membuat keputusan.

Etik adalah suatu studi mengenai yang benar dan
yang salah dan pilihan moral yang dilakukan
seseorang

Keputusan etik ialah suatu hal yang benar
mengenai perilaku standar. Etika bisnis kadang-
kadang disebut pula etika manajemen,yaitu
penerapan standar moral dalam kegiatan bisnis.
PENGERTIAN ETIKA

Beberapa pengertian tentang etika adalah sebagai berikut:
Etika adalah perbuatan standar yang memimpin individu
dalam membuat keputusan
Etika adalah suatu studi mengenai yang benar dan yang
salah serta pilihan moral yang dilakukan seseorang
Keputusan etis adalah suatu hal yang benar mengenai
perilaku standar

Etika bisnis adalah keseluruhan dari aturan-aturan etika, baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur hak-
hak dan kewajiban produsen dan konsumen serta etika yang
harus dipraktekkan dalam bisnis.
ETIKA BISNIS MENCAKUP

Etika bisnis mencakup hubungan antara perusahaan dengan
orang yang menginvestasi uangnya dalam perusahaan,
dengan konsumen, pegawai, kreditur dan pesaing.

Orang yang menanam uang atau investor menginginkan
manajemen dapat mengelola perusahaan secara berhasil,
sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi mereka.

Konsumen menginginkan agar perusahaan menghasilkan
produk bermutu yang dapat dipercaya dan dengan harga
yang layak

Para karyawan menginginkan agar perusahaan mampu
membayar balas jasa yang layak bagi kehidupan mereka,
memberi kesempatan naik pangkat atau promosi jabatan.



Pihak kreditur mengharapkan agar semua hutang perusahaan
dapat dibayar tepat pada waktunya dan membuat laporan
keuangan yang dapat dipercaya dan dibuat secara teratur.

Pihak pesaing mengharapkan agar dalam persaingan dilakukan
secara baik, tidak merugikan dan menghancurkan pihak lain.

Orang-orang bisnis diharapkan bertindak secara etis dalam berbagai
aktivitasnya di masyarakat. Harus ada etik dalam menggunakan
sumber daya yang terbatas di masyarakat, apa akibat dari
pemakaian sumber daya tersebut dan apa akibat dari proses
produksi yang dilakukan.

Etika bisnis menyangkut usaha membangun kepercayaan antara
masyarakat dengan perusahaan,dan ini merupakan elemen sangat
penting buat suksesnya suatu bisnis dalam jangka panjang.

Jadi prinsipnya seorang wirausaha lebih baik merugi daripada
melakukan perbuatan tidak terpuji.
Menjaga etika adalah suatu hal yang sangat penting untuk
melindungi reputasi perusahaan. Masalah etika ini selalu
dihadapi oleh para manajer dalam keseharian kegiatan bisnis,
namun harus dijaga terus menerus, sebab reputasi sebuah
perusahaan yang etis tidak dibentuk dalam waktu pendek tapi
akan terbentuk dalam jangka panjang. Dan ini merupakan
aset tak ternilai sebagai good will bagi sebuah perusahaan.
Suatu trademark istimewa dalam competitive advantage.
BAB II
KOMPONEN ETIKA

1. Komponen Sumber
- kemauan individu
seseorang tidak suka KKN
- konsensus sosial
ada kesepakatan tidak saling menjatuhkan
- nilai pribadi
seseorang memiliki pribadi jujur.

2. Komponen mekanik
usaha melalui berbagai metode untuk mencapai
konsensus. Misalnya: hasl negosiasi disepakati tidak boleh
membanting harga
3. Produk
kesepakatan individu dalam masyarakat.
misalnya :
- barang dibeli dapat garansi selama 6 bulan
- kecap yang terbaik itu memiliki syarat-syarat
tertentu

4. Aliran Etika
- Aliran DEANTOLOGI
kewajiban moral dapat diketahui secara intuitif.
misalnya: rasanya tak pantas kalau kita
turunkan harga

- Aliran TEOLOGI
Menilai perbuatan orang dari tujuannya.
Misalnya: saya turunkan harga untuk jatuhkan
lawan.

Kesimpulan:
a. Etika bisnis perlu dimiliki individu dan
perusahaan
b. Etika bisnis sangat bermanfaat dalam
menyelesaikan masalah-masalah bisnis
c. Etika bisnis memiliki sanksi moral
d. Tanpa etika bisnis, ekonomi akan kacau
BAB III
KONSEP ETIKA BISNIS
Konsep etika bisnis tercermin pada corporate culture (budaya
perusahaan).
Menurut Kotler (1997) budaya perusahaan merupakan karakter
suatu perusahaan yang mencakup pengalaman, cerita,
kepercayaan dan norma bersama yang dianut oleh jajaran
perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari cara karyawannya
berpakaian, berbicara, melayani tamu dan pengaturan kantor

Dasar pemikiran:
Suatu perusahaan akan memiliki hak hidup apabila perusahaan
tersebut memiliki pasar, dan dikelola oleh orang-orang yang ahli
dan menyenangi pekerjaannya.
Agar perusahaan tersebut mampu melangsungkan hidupnya, ia
dihadapkan pada masalah:
a. intern,misalnya masalah perburuhan
b. Ekstern,misalnya konsumen dan persaingan
c. Lingkungan, misalnya gangguan keamanan

pada dasarnya ada 3 hal yang dapat membantu
perusahaan mengatasi masalah di atas yaitu:
1. Perusahaan tersebut harus dapat menemukan
sesuatu yang baru.
2. Mampu menemukan yang terbaik dan berbeda
3. Tidak lebih jelek dari yang lain
Untuk mewujudkan hal tersebut perlu memiliki
nilai-nilai yang tercermin pada:
-Visi
-Misi
-Tujuan
-Budaya organisasi

Budaya Organisasi
Pada budaya organisasi terdapat unsur
1. Memecahkan masalah baik internal maupun
eksternal organisasi
2. Budaya tersebut dapat ditafsirkan secara
mendalam
3. Mempunyai persepsi yang sama
4. Pemikiran yang sama
5. Perasaan yang sama
Fungsi dan Manfaat Budaya Perusahaan
1. Fungsi
menentukan maksud dan tujuan organisasi
dengan fungsi tersebut organisasi akan
mengikat anggotanya.

2. Manfaat
a. mampu memecahkan masalah intern
b. mampu memecahkan masalah ekstern
c. mampu memiliki daya saing
d. mampu hidup jangka panjang
Kunci Membangun Budaya Perusahaan
I. Memahami proses terbentuknya budaya
perusahaan
1. Alamiah
2. Konseptual
sumber budaya perusahaan adalah
a. karakteristik pemimpin
b. jenis pekerjaan
c. cara memecahkan masalah
II. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi budaya
perusahaan.
a. Nilai
b. Ideologi
c. Norma

III. Langkah-langkah membangun budaya perusahaan:
1. menemukan masalah dalam organisasi
2. menemukan opini yang berkembang
3. menganalisis opini dari:
- lingkup
- pemunculan
- kompetensi
- mutu
- kadar
4. Menentukan strategi
5. Membuat program
6. Merumuskan pesan yang dapat mengubah
- opini negatif menjadi positif
- opini positif menjadi lebih positif
7. menciptakan opini baru yang positif
tercermin pada:
(1) individul image
(2) unit image
(3)coorporate

IV. Budaya perusahaan dapat dibagi menjadi:
a. Pertama : Produk
b. Kedua : Organisasi
- Perhatian pada karyawan (suasana, keejahteraan)
- Perhatian pada tata kerja
- Menyangkut pada sistem dan prosedur aturan-aturan
kerja
- Perhatian pada sarana/peralatan

INDIVIDUAL OPINION
NO. OPINI KEGIATA/UPAYA

1.


2.



3.


4.


5.


6.

7.
Pendapat orang saya harus
ULET


TELITI



JUJUR


TEGAS


AHLI


HUMAN RELATION

TAQWA

Tunjukkan anda selalu sibuk
tak suka diam

Menunjukkan anda
memperhatikan hal yang
kecil

Jangan suka bohong
Jangan suka main uang

Cepat mengambil keputusan
Tak pernah ragu

Menambah pengetahuan
Sering diskusi

Kalau bicara menyenangkan

Ibadahnya baik
OPINI BAGIAN
NO OPINI UPAYA


1.

2.


3.


4.
Pendapat orang tentang
bagian kami
KOMPAK

PELAYANAN CEPAT


PELAYANAN BAIK


TELITI



Tidak memperuncing masalah

Tidak mengulur waktu
Memberikan jaminan waktu

Memperhatikan kepentingan
konsumen/pelanggan

Waspada terhadap kesalahan
Zero Mistake

OPINI PERUSAHAAN
(Corporate Image)
No. OPINI UPAYA
A.

1.
2.

3.
4.

5.
6.
7.

8.
PRODUK

ENAK DIBACA DAN PERLU
MENYELESAIKAN MASALAH
TANPA MASALAH
CEPAT DAN TERPERCAYA
FASILITAS SEMPURNA
HARGA TERJANGKAU
CARA KERJA OBAT TUNTAS
SELERA PEMBERANI
INI BARU BIR
INI BIR BARU
MEMANG MAHAL TAPI
BERMUTU


MUTU SESUAI
BERI KEMUDAHAN
BUKTIKAN
DENGAN NYATA
BUKTIKAN
9.
10.
11.


B.

1.

2.
MURAH BERMUTU
MASAKAN SELALU BARU
PELAYANAN CEPAT, TERPERCAYA
DAN RAMAH

ORGANISASI

KESEJAHTERAAN TERJAMIN

KARYAWAN
-JUJUR DAN RELIGIUS
-ANTUSIAS
-KOMPAK
-BERWIBAWA
-TAK BISA DIAJAK BERBUAT
JAHAT







GAJI DAN INTENSIF
MEMADAI

SEMUANYA DIJADIKAN
KEBIASAAN
3.



4.


5.


6.
PANTANG TOLAK TUGAS
PANTANG KERJA TAK
SELESAI

TANGGUNG JAWAB SOSIAL
TINGGI

MASA DEPAN CERAH


KARIR TERJAMIN

BUKTIKAN



SERING MEMBANTU


PROGRAM PERUMAHAN,
ASURANSI,DLL

KENAIKAN
PANGKAT/JABATAN
OBJEKTIF
BAB IV
Hak dan Kewajiban Konsumen dan Produsen
Hak dan Kewajiban Konsumen
- Hak Konsumen
1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang dan/atau jasa..
2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta
mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan
nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai
kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang
dan/atau jasa yang digunakan.
5. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan
konsumen, dan upaya penyelesaian sengketa
perlindungan konsumen secara patut.
6. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan
konsumen.
7. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara
benar dan jujur serta tidak diskriminatif
8. hak untuk mendapat kompensasi, ganti rugi,
dan/atau penggantian jika barang dan/atau jasa
yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian dan
tidak sebagaimana mestinya
- Kewajiban Konsumen
1. membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan
prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang
dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan.
2. beritikad baik dalam melakukan transaksi
pembelian barang dan/atau jasa.
3. membayar sesuai dengan nilai tukar yang
disepakati.
4. mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa
perlindungan konsumen secara patut
Hak dan Kewajiban Produsen
- Hak Produsen (pelaku usaha/wirausahawan)
1. hak menerima pembayaran yang sesuai dengan
kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar
barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
2. hak untuk mendapat perlindungan hukum dari
tindakan konsumen yang beritikad tidak baik.
3. hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya
di dalam penyelesaian hukum sengketa
konsumen
4. hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti
secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak
diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan

- Kewajiban produsen
1. Beritikad baik dalam kegiatan usahanya
2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta
memberikan penjelasan, penggunaan, perbaikan dan
pemeliharaan
3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar
dan jujur serta tidak diskriminatif
4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi
dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar
mutu dan/atau jasa yang berlaku
5. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji
dan/atau mencoba barang dan/atau jasa yang dibuat
dan/atau yang diperdagangkan
6. Memberi kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian
atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan
pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
7. Memberi kompensasi ganti rugi dan/atau penggantian bila
barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan
tidak sesuai dengan perjanjian
Bab V
Perbuatan yang dilarang bagi produsen
Undang-undang no.8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen telah mengatur larangan kepada produsen
dalam menjalankan kegiatannya, sebagai berikut:
1. tidak memenuhi atau tidak sesuai standar yang
disyaratkan dari ketentuan perundang-undangan.
2. tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih dan jumlah
dalam hitungan sebagaimana dinyatakan dalam label atau
etiket barang tersebut.
3. tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan
jumlah dalam hitungan menurut ukuran yang sebenarnya.
4. tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau
kemanjuran sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket
atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut.
5. tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses
pengelolaan, gaya, mode atau penggunaan tertentu
sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket atau
keterangan barang dan/atau jasa tersebut.
6. tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label,
etiket, keterangan, iklan atau promosi barang dan/atau
jasa tersebut.
7. tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa atau jangka
waktu penggunaan yang paling baik atas barang tertentu.
8. tidak mengikuti ketentuan produksi secara halal,
sebagaimana dinyatakan halal yang dicantumkan dalam
label.
9. tidak memasang label atau membuat penjelasan barang
yang memuat nama barang, ukuran, berat bersih atau isi
bersih, komposisi, aturan pakai, tanggal pembuatan, efek
samping, nama dan alamat produsen, serta keterangan lain
untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang
atau dibuat
10. tidak mencantumkan informasi dan/atau
petunjuk penggunaan barang dalam bahasa
Indonesia sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku.
11. memperdagangkan barang yang rusak, cacat
atau bekas, dan tercemar tanpa memberikan
informasi yang lengkap.
12. memperdagangkan sediaan farmasi dan
pangan yang rusak, cacat atau bekas, dan
tercemar, dan/atau tanpa memberikan informasi
secara lengkap.
Fundamental Etika yang Berlaku Pada Semua Etnis.
Fundamental etika yang berlaku pada semua etnis menurut
Zimmerer (1996) terdiri atas:
1. Sopan santun, yaitu selalu bicara benar, terus terang, tidak
menipu dan tidak mencuri.
2. Integritas, yaitu memiliki prinsip, hormat dan tidak bermuka
dua.
3. Manjaga janji, yaitu dapat dipercaya bila berjanji, tidak mau
menang sendiri
4. Kesetiaan, ketaatan, yaitu benar dan loyal pada keluarga dan
teman, tidak menyembunyikan informasi yang tidak perlu
dirahasiakan
5. Kejujuran, kewajaran (fairness), yaitu berlaku fair dan terbuka,
berkomitmen pada kedamaian, jika bersalah cepat mengakui
kesalahan, perlakuan yang sama terhadap setiap orang dan
memiliki toleransi yang tinggi

6. Menjaga satu sama lain (caring for others), yaitu penuh
perhatian, baik budi, ikut andil, menolong siapa saja yang
memerlukan bantuan.
7. Saling menghargai satu sama lain (respect for others),
yaitu menghormati hak-hak orang lain, menghormati
kebebasan dan rahasia pribadi (privasi),
mempertimbangkan orang lain yang dianggap bermanfaat
dan tidak berprasangka buruk.
8. Bertanggung jawab (responsible), yaitu patuh terhadap
undang-undang dan peraturan yang berlaku, jika menjadi
seseorang pimpinan maka harus bersikap terbuka dan
menolong.
9. Pengejaran keunggulan (pursuit of excellence), yaitu
berbuat yang terbaik di segala kegiatan, bertanggung
jawab, rajin, berkomitmen, bersedia untuk meningkatkan
kompetensi dalam segala bidang.
10. Dapat dipertanggungjawabkan (accountability), yaitu
bertanggungjawab dalam segala perbuatan terutama dalam
mengambil keputusan
Bab VI
Prinsip Etika
Prinsip etika adalah sebagai berikut:
1. Usaha membangun kepercayaan antara anggota
masyarakat dengan perusahaan atau
pengusaha.
2. Hal tersebut merupakan elemen penting buat
suksesnya bisnis jangka panjang
3. Menjaga etika adalah hal penting untuk
melindungi reputasi perusahaan.
4. Kejujuran merupakan barang langka dan mata
uang yang berlaku di mana-mana
5. Etika adalah standar perilaku dan nilai-nilai
moral menyangkut tindakan yang benar dan
salah yang terjadi di dalam lingkungan kerja
Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
bentuk tanggung jawab dari setiap perusahaan
terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi
masyarakat.

Pelanggaran etika akan mengakibatkan:
1. Masalah citra publik
2. Tuntutan hukum yang mahal
3. Tingginya tingkat pencurian oleh karyawan.

Pengambilan keputusan etis dapat
menumbuhkan kepercayaan bagi hubungan
antara para pelanggan, karyawan dan
perusahaan lain
Perilaku etis sangat penting bagi wirausahawan
karena dapat memberikan efek positif sebagai
berikut :
a. Staf akan meniru perilaku pimpinannya
b. Standar etis akan membentuk kerangka kerja
yang positif

Perilaku tidak etis dalam berwirausaha akan
menimbulkan hal-hal sebagai berikut:
a. Mengganggu pengambilan keputusan usaha
b. Dapat dituntut dengan Undang-undang
perlindungan konsumen
c. Bisnis tidak akan mampu bertahan dalam jangka
panjang
Perilaku Saling Menipu Para Wirausahawan
1. Pelaku bisnis dengan pelaku bisnis
a. mengirim barang dengan jumlah yang tidak
sama (kurang)
b. mempengaruhi pihak lain untuk saling
menjatuhkan
c. salah satu dapat bangkrut bahkan kedua-
duanya.
2. Pelaku bisnis dengan konsumen
a. pemakaian formalin untuk pengawetan
makanan
b. menutupi kualitas barang yang rusak
c. ingkar janji
3. Konsumen dengan pelaku bisnis
a. membayar dengan menggunakan cek kosong
b. membayar tagihan lewat rekening yang sudah
ditutup.

Keuntungan Menjaga Etika
1. Jika jujur dalam berbisnis, maka bisnisnya akan
maju
2. Timbulnya kepercayaan
3. Kemajuan terjaga, jika perilaku etis terjaga
4. Perolehan laba akan meningkat
5. Bisnis akan terjaga eksistensi dan
kesinambungannya
Cara Pria dan Wanita dalam Penyelesaian
Masalah Etika
PRIA WANITA
1. Lebih memperhatikan masalah
hak
1. Lebih memperhatikan perasaan
2. Menanyakan siapa yang benar 2. Menanyakan siapa yang akan
tersinggung
3. Membuat keputusan
berdasarkan nilai
3. Menghindari keputusan
4. Keputusan bersifat tidak
mendua
4. Memilih untuk berkompromi
5. Mencari solusi yang obyektif dan
adil
5. Mencari solusi untuk
meminimalkan yang tersinggung
6. Berpegang pada peraturan 6. Berpegang pada komunikasi
7. Dituntun oleh logika 7. Dituntun oleh emosi
8. Menerima otoritas 8. Menentang otoritas
Perbedaan Konsumerisme dengan Hedonisme
KONSUMERISME HEDONISME
1. Menghamburkan uang
untuk membeli segala
macam barang
1. Suka membeli barang-
barang yang mewah

2. Paham berhasrat
konsumsi yang lebih tinggi
2. Paham untuk mencari
kesenangan semata-mata

You might also like