You are on page 1of 11

26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil
4.1.1. Kondisi Perairan
Kondisi perairan pantai memliki pengaruh terhadap kualitas ekosistem
perairan. Kondisi perairan ini juga berpengaruh terhadap nilai keindahan
pariwisata yang terdapat pada pantai tersebut karena keindahannya dapat dilihat di
sekitar daratan pantai hingga perairan pantai. Maka dari itu kondisi perairan
memiliki pengaruh terhadap kesesuaian wisata pantai. Vegetasi pantai juga
memberi keindahan pada suatu pantai. Beberapa vegetasi yang ditemukan di
Pantai Parangtritis yaitu: Pandanus sp, Ipomea pescaprae, Anacardium
occidentale, dan Casuarina sp.
Pengukuran kondisi perairan dilakukan di lima stasiun di kawasan Pantai
Parangtritis yang dibandingkan dengan baku mutu kualitas air laut Kementrian
Lingkungan Hidup no 51 tahun 2004 untuk pariwisata. Berikut ini merupakan
tabel hasil pengukuran :
Tabel 7. Nilai rata-rata hasil pengukuran kondisi perairan pada masing-masing
stasiun pengamatan di Pantai Parangtritis Kabupaten Bantul
Parameter Satuan Stasiun
1
Stasiun
2
Stasiun
3
Stasiun
4
Stasiun
5
Baku Mutu
(Kepmen LH
No.51 tahun
2004)
pH
Suhu
Salinitas
Kecerahan
DO
Bau
Sampah

C

m
Mg/l


7,46
29,36
27,33
0,93
4,58
-
Tidak
ada
7,95
30,40
28,33
0,96
4,51
-
Tidak
ada
7,80
29,93
28,67
0,96
5,75
-
Tidak
ada
7,88
30,86
28
1,03
5,75
-
Tidak
ada
7,63
30,33
28,33
1,06
5,64
-
Tidak
ada
7-8,5
Alami
Alami
>6
>5
Tidak berbau
Nihil

27

Hasil pengukuran kondisi perairan di stasiun 1 menunjukkan bahwa
derajat keasaman (pH) rata-rata perairan adalah 7,46 dimana pH tertinggi 7,46 dan
pH terendah 7,45. Suhu rata-rata perairan adalah 29,36C dimana suhu tertinggi
29,5C dan suhu terendah 29,2C. Salinitas rata-rata perairan adalah 27,33
dimana salinitas tertinggi 23 dan salinitas terendah 21 . Kecerahan rata-rata
perairan adalah 0,93 m dimana kecerahan tertinggi 0,9 m dan kecerahan terendah
1. Kadar oksigen terlarut rata-rata adalah 4,58 Mg/l dimana kadar oksigen
tertinggi 4,65 Mg/l dan kadar oksigen terendah 4,5 Mg/l. Kondisi perairan yang
tidak berbau dan tidak ditemukan adanya sampah.
Hasil pengukuran kondisi perairan di stasiun 2 menunjukkan bahwa
derajat keasaman (pH) rata-rata perairan adalah 7,95 dimana pH tertinggi 7,96 dan
pH terendah 7,94. Suhu rata-rata perairan adalah 30,40C dimana suhu tertinggi
30,2C dan suhu terendah 30,5C. Salinitas rata-rata perairan adalah 28,33
dimana salinitas tertinggi 24 dan salinitas terendah 23 . Kecerahan rata-rata
perairan adalah 0,96 m dimana kecerahan tertinggi 0,9 m dan kecerahan terendah
1. Kadar oksigen terlarut rata-rata adalah 4,51 Mg/l dimana kadar oksigen
tertinggi 3,96 Mg/l dan kadar oksigen terendah 5,58 Mg/l. Kondisi perairan yang
tidak berbau dan tidak ditemukan adanya sampah.
Hasil pengukuran kondisi perairan di stasiun 3 menunjukkan bahwa
derajat keasaman (pH) rata-rata perairan adalah 7,80 dimana pH tertinggi 7,90 dan
pH terendah 7,70. Suhu rata-rata perairan adalah 29,93C dimana suhu tertinggi
30,0C dan suhu terendah 29,9C. Salinitas rata-rata perairan adalah 28,67
dimana salinitas tertinggi 29 dan salinitas terendah 28 . Kecerahan rata-rata
28

perairan adalah 0,96 m dimana kecerahan tertinggi 0,9 m dan kecerahan terendah
1. Kadar oksigen terlarut rata-rata adalah 5,75 Mg/l dimana kadar oksigen
tertinggi 5,80 Mg/l dan kadar oksigen terendah 5,71 Mg/l. Kondisi perairan yang
tidak berbau dan tidak ditemukan adanya sampah.
Hasil pengukuran kondisi perairan di stasiun 4 menunjukkan bahwa
derajat keasaman (pH) rata-rata perairan adalah 7,88 dimana pH tertinggi 7,92 dan
pH terendah 7,83. Suhu rata-rata perairan adalah 30,86C dimana suhu tertinggi
31C dan suhu terendah 30,8C. Salinitas rata-rata perairan adalah 28 dimana
salinitas tertinggi 29 dan salinitas terendah 27 . Kecerahan rata-rata perairan
adalah 1,03 m dimana kecerahan tertinggi 1,1 m dan kecerahan terendah 1. Kadar
oksigen terlarut rata-rata adalah 5,75 Mg/l dimana kadar oksigen tertinggi 5,86
Mg/l dan kadar oksigen terendah 5,62 Mg/l. Kondisi perairan yang tidak berbau
dan tidak ditemukan adanya sampah.
Hasil pengukuran kondisi perairan di stasiun 5 menunjukkan bahwa
derajat keasaman (pH) rata-rata perairan adalah 7,63 dimana pH tertinggi 7,65 dan
pH terendah 7,61. Suhu rata-rata perairan adalah 30,33C dimana suhu tertinggi
30,4C dan suhu terendah 30,2C. Salinitas rata-rata perairan adalah 28,33
dimana salinitas tertinggi 30 dan salinitas terendah 27 . Kecerahan rata-rata
perairan adalah 1,06 m dimana kecerahan tertinggi 1,1 m dan kecerahan terendah
1. Kadar oksigen terlarut rata-rata adalah 5,64 Mg/l dimana kadar oksigen
tertinggi 5,70 Mg/l dan kadar oksigen terendah 5,58 Mg/l. Kondisi perairan yang
tidak berbau dan tidak ditemukan adanya sampah.
29

Sebaran pH perairan Pantai Parangtritis terdiri atas 5 stasiun pengamatan
memiliki nilai rata-rata 7,74. Nilai pH tersebut berkisar antara 7,46 7,95. pH
tertinggi terdapat pada stasiun 2 dengan nilai 7,95, sedangkan yang terendah
terdapat pada stasiun 1 dengan nilai 7,46.
Sebaran suhu perairan Pantai Parangtritis memiliki nilai ratarata 30,18
C. Suhu perairan Pantai Parangtritis berkisar antara 29,36 C 30,86 C. Nilai
suhu tertinggi terdapat pada stasiun 4 dengan nilai 30,86 C, sedangkan yang
terendah terdapat pada stasiun 1 dengan nilai 29,36 C.
Sebaran salinitas perairan Pantai Parangtritis memiliki nilai rata-rata 28,13
. Nilai salinitas perairan Pantai Parangtritis berkisar antara 27,33 28,67 .
Nilai salinitas tertinggi terdapat pada stasiun 3 dengan nilai 28,67 , sedangkan
yang terendah terdapat pada stasiun 1 dengan nilai 27,33 .
Sebaran kecerahan perairan Pantai Parangtritis memiliki nilai rata-rata
0,98 meter. Nilai kecerahan tersebut berkisar antara 0,8 meter 1,2 meter. Nilai
kecerahan tertinggti terdapat pada stasiun 2 dengan nilai 1,2 meter, sedangkan
yang terendah terdapat pada stasiun 3 dengan nilai 0,8 meter.
Sebaran DO rata-rata perairan Pantai Parangtritis memiliki nilai rata-rata
5,25 mg/l. Nilai DO rata-rata perairan Pantai Parangtritis berkisar antara 4,51 mg/l
5,75 mg/l. Nilai kecerahan tertinggi terdapat pada stasiun 3 dan 4 dengan nilai
5,75 mg/l, sedangkan yang terendah terdapat pada stasiun 2 dengan nilai 4,51
mg/l.

30


4.1.2. Parameter Kesesuaian Wisata Rekreasi Pantai
Dalam mengkaji tingkat kesesuaian wisata digunakan beberapa parameter.
Hasil pengukuran parameter di lapangan dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :
Tabel 8. Hasil Pengukuran Parameter di Stasiun 1
No. Parameter Stasiun 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tipe Pantai
Lebar Pantai
Kemiringan Pantai
Material Pantai
Kecepatan Arus
Kecerahan Perairan
Penutupan Lahan Pantai
Biota berbahaya
Ketersediaan Air Tawar
Pasir putih
78 m
5,240
Pasir
0,25 m/s
0,93 m
Pemukiman, warung
-
< 0,5 km

Tabel di atas menunjukkan hasil pengukuran parameter kesesuaian wisata
pantai pada stasiun 1. Tipe pantai berupa pasir putih dengan lebar pantai sekitar
78 m. Tingkat kemiringan pantai sekitar 5,240. Material pantai berupa pasir.
Kecepatan arus senilai 0,25 m/s. Kecerahan perairan pantai kurang lebih 0,93 m.
Penutupan lahan pantai berupa pemukiman serta warung. Tidak ditemukan adanya
biota berbahaya. Ketersediaan air tawar kurang dari 0,5 km.
Tabel 9. Hasil Pengukuran Parameter di Stasiun 2
No. Parameter Stasiun 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tipe Pantai
Lebar Pantai
Kemiringan Pantai
Material Pantai
Kecepatan Arus
Kecerahan Perairan
Pasir putih
118 m
4,449
Pasir
0,25 m/s
0,96 m
31

7.
8.
9.
Penutupan Lahan Pantai
Biota berbahaya
Ketersediaan Air Tawar
Lahan terbuka, warung, vegetasi hijau
-
< 0,5 km

Tabel di atas menunjukkan hasil pengukuran parameter kesesuaian wisata
pantai pada stasiun 2. Tipe pantai berupa pasir putih dengan lebar pantai sekitar
118 m. Tingkat kemiringan pantai sekitar 4,449. Material pantai berupa pasir.
Kecepatan arus senilai 0,25 m/s. Kecerahan perairan pantai kurang lebih 0,96 m.
Penutupan lahan pantai berupa lahan terbuka, warung, dan vegetasi hijau. Tidak
ditemukan adanya biota berbahaya. Ketersediaan air tawar kurang dari 0,5 km.
Tabel 10. Hasil Pengukuran Parameter di Stasiun 3
No. Parameter Stasiun 3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tipe Pantai
Lebar Pantai
Kemiringan Pantai
Material Pantai
Kecepatan Arus
Kecerahan Perairan
Penutupan Lahan Pantai
Biota berbahaya
Ketersediaan Air Tawar
Pasir putih
105 m
6,903
Pasir
0,25 m/s
0,96 m
Lahan terbuka, warung, vegetasi hijau
-
< 0,5 km

Tabel di atas menunjukkan hasil pengukuran parameter kesesuaian wisata
pantai pada stasiun 3. Tipe pantai berupa pasir putih dengan lebar pantai sekitar
105 m. Tingkat kemiringan pantai sekitar 6,903. Material pantai berupa pasir.
Kecepatan arus senilai 0,25 m/s. Kecerahan perairan pantai kurang lebih 0,96 m.
Penutupan lahan pantai berupa lahan terbuka, warung, dan vegetasi hijau. Tidak
ditemukan adanya biota berbahaya. Ketersediaan air tawar kurang dari 0,5 km.

32



Tabel 11. Hasil Pengukuran Parameter di Stasiun 4
No. Parameter Stasiun 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tipe Pantai
Lebar Pantai
Kemiringan Pantai
Material Pantai
Kecepatan Arus
Kecerahan Perairan
Penutupan Lahan Pantai
Biota berbahaya
Ketersediaan Air Tawar
Pasir putih
110 m
2,078
Pasir
0,25 m/s
1,03 m
Lahan terbuka, vegetasi hijau
-
< 0,5 km

Tabel di atas menunjukkan hasil pengukuran parameter kesesuaian wisata
pantai pada stasiun 4. Tipe pantai berupa pasir putih dengan lebar pantai sekitar
110 m. Tingkat kemiringan pantai sekitar 2,078. Material pantai berupa pasir.
Kecepatan arus senilai 0,25 m/s. Kecerahan perairan pantai kurang lebih 1,03 m.
Penutupan lahan pantai berupalahan terbuka, dan vegetasi hijau. Tidak ditemukan
adanya biota berbahaya. Ketersediaan air tawar kurang dari 0,5 km.
Tabel 12. Hasil Pengukuran Parameter di Stasiun 5
No. Parameter Stasiun 5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tipe Pantai
Lebar Pantai
Kemiringan Pantai
Material Pantai
Kecepatan Arus
Kecerahan Perairan
Penutupan Lahan Pantai
Biota berbahaya
Ketersediaan Air Tawar
Pasir putih
140 m
2,780
Pasir
0,25 m/s
1,06 m
Lahan terbuka, vegetasi hijau
-
< 0,5 km

33

Tabel di atas menunjukkan hasil pengukuran parameter kesesuaian wisata
pantai pada stasiun 5. Tipe pantai berupa pasir putih dengan lebar pantai sekitar
140 m. Tingkat kemiringan pantai sekitar 2,780. Material pantai berupa pasir.
Kecepatan arus senilai 0,25 m/s. Kecerahan perairan pantai kurang lebih 1,06 m.
Penutupan lahan pantai berupa lahan terbuka, dan vegetasi hijau. Tidak ditemukan
adanya biota berbahaya. Ketersediaan air tawar kurang dari 0,5 km.
4.1.3. Gelombang
Data gelombang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika Cilacap dikarenakan instansi tersebut merupakan instansi yang
memiliki data kemaritiman untuk wilayah Parangtritis. Berdasarkan data yang
diperoleh dari BMKG Cilacap diketahui bahwa gelombang terendah di Pesisir
Parangtritis terjadi pada bulan Januari dengan tinggi gelombang yaitu 1,04 m dan
tinggi gelombang maksimun 1,74 m. Gelombang tertinggi terjadi pada bulan
September dengan tinggi gelombang 2,57 m dan tinggi gelombang maksimum
4,14 m. Untuk lebih jelasnya dapat melihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Data Tinggi Gelombang Bulanan Perairan Pantai Parangtritis Tahun
2013
No Bulan Tinggi Gelombang
(m)
Tinggi Gelombang Maksimum
(m)
1. Januari 1,04 1,74
2. Februari 1,67 2,78
3. Maret 1,54 2,57
4. April 1,30 2,17
5. Mei 1,72 2,87
6. Juni 2,18 3,65
7. Juli 2,56 4,05
8. Agustus 2,48 4,04
9. September 2,57 4,14
10. Oktober 2,41 3,98
11. November 2,06 3,45
12. Desember 1,80 3,01
34

Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Cilacap (2013)


4.1.4. Klimatologi
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Meterologi, Klimatologi dan
Geofisika Yogyakarta diketahui bahwa iklim di Desa Parangtritis tergolong
sebagai daerah beriklim tropis basa karena termasuk tipe Af dan Am berdasarkan
klasifikasi iklim Koppen. Kondisi iklim Desa Parangtritis memiliki suhu udara
terendah yaitu 30,1C pada bulan Desember dan suhu udara maksimum yaitu 32,5
pada bulan Oktober. Rata-rata kelembaban udara berkisar antara 80% 90%.
Seperti di daerah lain di Indonesia, daerah ini juga memiliki musim hujan dan
musim kemarau. Jumlah bulan basah sebanyak 8 bulan yaitu pada bulan Januari,
Februari, Maret, Mei, Juni, Juli, November dan Desember. Curah hujan bulanan
berada diantara 0 611 mm.
Tabel 14. Data Suhu Udara, Kelembaban dan Curah Hujan Bulanan di Desa
Parangtritis tahun 2013
No Bulan Suhu Udara (C) Kelembaban (%) Curah Hujan (mm)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
31,5
31,8
31,8
32,3
31,6
30,5
30,5
30,7
31,1
32,5
31
30,1
88
89
87
87
89
90
86
83
81
80
84
88
611
335
276
59
128
145
143
0
0
49
295
543
Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta (2013)

4.1.5. Kondisi Air Tanah
35

Ketersediaan air tanah memiliki pengaruh terhadap nilai wisata suatu
tempat. Hal ini dikarenakan wisatawan akan membutuhkan air tanah untuk
membersihkan diri setelah melakukan aktivitas wisata. Sujatmiko (2009)
menyatakan potensi air tanah kawasan Pantai Parangtritis termasuk cukup besar
yaitu 4,863 l/detik. Tetapi dengan berkembangnya kawasan wisata ini maka
kebutuhan air akan semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Ditinjau dari
kualitas air tanah, Sujatmiko (2009) menyatakan bahwa air tanah di kawasan
Parangtritis tergolong kurang baik. Hal ini disebabkan oleh pengaruh aktivitas
penduduk dan kegiatan pariwisata yang membiarkan air buangan langsung
meresap ke dalam tanah.
4.1.6. Persentase Rerata Indeks Kesesuaian Wisata Rekreasi Pantai
Berdasarkan hasil perhitungan nilai parameter kesesuaian wisata di Pantai
Parangtritis menunjukkan nilai di atas 80 %. Hal ini menggambarkan bahwa
Pantai Parangtritis termasuk kategori Sangat Sesuai (S1) yang dapat dilihat pada
Tabel 15 dan Gambar 3. Perhitungan nilai dari setiap parameter dapat dilihat
pada Lampiran 1 dan 2.
Tabel 15. Indeks Kesesuaian Wisata Pantai Parangtritis
No.
Stasiun
Pengamatan
Total Skor
IKW
(%)
Tingkat
Kesesuaian
1. Stasiun 1 60 86,95 S1
2. Stasiun 2 62 89,85 S1
3. Stasiun 3 62 89,85 S1
4. Stasiun 4 63 91,30 S1
5. Stasiun 5 63 91,30 S1
Sumber : Data Primer (2013)
36

Tabel di atas menunjukkan nilai skor yang tidak begitu signifikan. Hal ini
menggambar bahwa secara keseluruhan Pantai Parangtritis termasuk kategori
Sangat Sesuai untuk pengembangan kegiatan wisata pantai.

You might also like