4.1. Hasil 4.1.1. Kondisi Perairan Kondisi perairan pantai memliki pengaruh terhadap kualitas ekosistem perairan. Kondisi perairan ini juga berpengaruh terhadap nilai keindahan pariwisata yang terdapat pada pantai tersebut karena keindahannya dapat dilihat di sekitar daratan pantai hingga perairan pantai. Maka dari itu kondisi perairan memiliki pengaruh terhadap kesesuaian wisata pantai. Vegetasi pantai juga memberi keindahan pada suatu pantai. Beberapa vegetasi yang ditemukan di Pantai Parangtritis yaitu: Pandanus sp, Ipomea pescaprae, Anacardium occidentale, dan Casuarina sp. Pengukuran kondisi perairan dilakukan di lima stasiun di kawasan Pantai Parangtritis yang dibandingkan dengan baku mutu kualitas air laut Kementrian Lingkungan Hidup no 51 tahun 2004 untuk pariwisata. Berikut ini merupakan tabel hasil pengukuran : Tabel 7. Nilai rata-rata hasil pengukuran kondisi perairan pada masing-masing stasiun pengamatan di Pantai Parangtritis Kabupaten Bantul Parameter Satuan Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 Baku Mutu (Kepmen LH No.51 tahun 2004) pH Suhu Salinitas Kecerahan DO Bau Sampah
C
m Mg/l
7,46 29,36 27,33 0,93 4,58 - Tidak ada 7,95 30,40 28,33 0,96 4,51 - Tidak ada 7,80 29,93 28,67 0,96 5,75 - Tidak ada 7,88 30,86 28 1,03 5,75 - Tidak ada 7,63 30,33 28,33 1,06 5,64 - Tidak ada 7-8,5 Alami Alami >6 >5 Tidak berbau Nihil
27
Hasil pengukuran kondisi perairan di stasiun 1 menunjukkan bahwa derajat keasaman (pH) rata-rata perairan adalah 7,46 dimana pH tertinggi 7,46 dan pH terendah 7,45. Suhu rata-rata perairan adalah 29,36C dimana suhu tertinggi 29,5C dan suhu terendah 29,2C. Salinitas rata-rata perairan adalah 27,33 dimana salinitas tertinggi 23 dan salinitas terendah 21 . Kecerahan rata-rata perairan adalah 0,93 m dimana kecerahan tertinggi 0,9 m dan kecerahan terendah 1. Kadar oksigen terlarut rata-rata adalah 4,58 Mg/l dimana kadar oksigen tertinggi 4,65 Mg/l dan kadar oksigen terendah 4,5 Mg/l. Kondisi perairan yang tidak berbau dan tidak ditemukan adanya sampah. Hasil pengukuran kondisi perairan di stasiun 2 menunjukkan bahwa derajat keasaman (pH) rata-rata perairan adalah 7,95 dimana pH tertinggi 7,96 dan pH terendah 7,94. Suhu rata-rata perairan adalah 30,40C dimana suhu tertinggi 30,2C dan suhu terendah 30,5C. Salinitas rata-rata perairan adalah 28,33 dimana salinitas tertinggi 24 dan salinitas terendah 23 . Kecerahan rata-rata perairan adalah 0,96 m dimana kecerahan tertinggi 0,9 m dan kecerahan terendah 1. Kadar oksigen terlarut rata-rata adalah 4,51 Mg/l dimana kadar oksigen tertinggi 3,96 Mg/l dan kadar oksigen terendah 5,58 Mg/l. Kondisi perairan yang tidak berbau dan tidak ditemukan adanya sampah. Hasil pengukuran kondisi perairan di stasiun 3 menunjukkan bahwa derajat keasaman (pH) rata-rata perairan adalah 7,80 dimana pH tertinggi 7,90 dan pH terendah 7,70. Suhu rata-rata perairan adalah 29,93C dimana suhu tertinggi 30,0C dan suhu terendah 29,9C. Salinitas rata-rata perairan adalah 28,67 dimana salinitas tertinggi 29 dan salinitas terendah 28 . Kecerahan rata-rata 28
perairan adalah 0,96 m dimana kecerahan tertinggi 0,9 m dan kecerahan terendah 1. Kadar oksigen terlarut rata-rata adalah 5,75 Mg/l dimana kadar oksigen tertinggi 5,80 Mg/l dan kadar oksigen terendah 5,71 Mg/l. Kondisi perairan yang tidak berbau dan tidak ditemukan adanya sampah. Hasil pengukuran kondisi perairan di stasiun 4 menunjukkan bahwa derajat keasaman (pH) rata-rata perairan adalah 7,88 dimana pH tertinggi 7,92 dan pH terendah 7,83. Suhu rata-rata perairan adalah 30,86C dimana suhu tertinggi 31C dan suhu terendah 30,8C. Salinitas rata-rata perairan adalah 28 dimana salinitas tertinggi 29 dan salinitas terendah 27 . Kecerahan rata-rata perairan adalah 1,03 m dimana kecerahan tertinggi 1,1 m dan kecerahan terendah 1. Kadar oksigen terlarut rata-rata adalah 5,75 Mg/l dimana kadar oksigen tertinggi 5,86 Mg/l dan kadar oksigen terendah 5,62 Mg/l. Kondisi perairan yang tidak berbau dan tidak ditemukan adanya sampah. Hasil pengukuran kondisi perairan di stasiun 5 menunjukkan bahwa derajat keasaman (pH) rata-rata perairan adalah 7,63 dimana pH tertinggi 7,65 dan pH terendah 7,61. Suhu rata-rata perairan adalah 30,33C dimana suhu tertinggi 30,4C dan suhu terendah 30,2C. Salinitas rata-rata perairan adalah 28,33 dimana salinitas tertinggi 30 dan salinitas terendah 27 . Kecerahan rata-rata perairan adalah 1,06 m dimana kecerahan tertinggi 1,1 m dan kecerahan terendah 1. Kadar oksigen terlarut rata-rata adalah 5,64 Mg/l dimana kadar oksigen tertinggi 5,70 Mg/l dan kadar oksigen terendah 5,58 Mg/l. Kondisi perairan yang tidak berbau dan tidak ditemukan adanya sampah. 29
Sebaran pH perairan Pantai Parangtritis terdiri atas 5 stasiun pengamatan memiliki nilai rata-rata 7,74. Nilai pH tersebut berkisar antara 7,46 7,95. pH tertinggi terdapat pada stasiun 2 dengan nilai 7,95, sedangkan yang terendah terdapat pada stasiun 1 dengan nilai 7,46. Sebaran suhu perairan Pantai Parangtritis memiliki nilai ratarata 30,18 C. Suhu perairan Pantai Parangtritis berkisar antara 29,36 C 30,86 C. Nilai suhu tertinggi terdapat pada stasiun 4 dengan nilai 30,86 C, sedangkan yang terendah terdapat pada stasiun 1 dengan nilai 29,36 C. Sebaran salinitas perairan Pantai Parangtritis memiliki nilai rata-rata 28,13 . Nilai salinitas perairan Pantai Parangtritis berkisar antara 27,33 28,67 . Nilai salinitas tertinggi terdapat pada stasiun 3 dengan nilai 28,67 , sedangkan yang terendah terdapat pada stasiun 1 dengan nilai 27,33 . Sebaran kecerahan perairan Pantai Parangtritis memiliki nilai rata-rata 0,98 meter. Nilai kecerahan tersebut berkisar antara 0,8 meter 1,2 meter. Nilai kecerahan tertinggti terdapat pada stasiun 2 dengan nilai 1,2 meter, sedangkan yang terendah terdapat pada stasiun 3 dengan nilai 0,8 meter. Sebaran DO rata-rata perairan Pantai Parangtritis memiliki nilai rata-rata 5,25 mg/l. Nilai DO rata-rata perairan Pantai Parangtritis berkisar antara 4,51 mg/l 5,75 mg/l. Nilai kecerahan tertinggi terdapat pada stasiun 3 dan 4 dengan nilai 5,75 mg/l, sedangkan yang terendah terdapat pada stasiun 2 dengan nilai 4,51 mg/l.
30
4.1.2. Parameter Kesesuaian Wisata Rekreasi Pantai Dalam mengkaji tingkat kesesuaian wisata digunakan beberapa parameter. Hasil pengukuran parameter di lapangan dapat dilihat pada tabel-tabel berikut : Tabel 8. Hasil Pengukuran Parameter di Stasiun 1 No. Parameter Stasiun 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tipe Pantai Lebar Pantai Kemiringan Pantai Material Pantai Kecepatan Arus Kecerahan Perairan Penutupan Lahan Pantai Biota berbahaya Ketersediaan Air Tawar Pasir putih 78 m 5,240 Pasir 0,25 m/s 0,93 m Pemukiman, warung - < 0,5 km
Tabel di atas menunjukkan hasil pengukuran parameter kesesuaian wisata pantai pada stasiun 1. Tipe pantai berupa pasir putih dengan lebar pantai sekitar 78 m. Tingkat kemiringan pantai sekitar 5,240. Material pantai berupa pasir. Kecepatan arus senilai 0,25 m/s. Kecerahan perairan pantai kurang lebih 0,93 m. Penutupan lahan pantai berupa pemukiman serta warung. Tidak ditemukan adanya biota berbahaya. Ketersediaan air tawar kurang dari 0,5 km. Tabel 9. Hasil Pengukuran Parameter di Stasiun 2 No. Parameter Stasiun 2 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tipe Pantai Lebar Pantai Kemiringan Pantai Material Pantai Kecepatan Arus Kecerahan Perairan Pasir putih 118 m 4,449 Pasir 0,25 m/s 0,96 m 31
7. 8. 9. Penutupan Lahan Pantai Biota berbahaya Ketersediaan Air Tawar Lahan terbuka, warung, vegetasi hijau - < 0,5 km
Tabel di atas menunjukkan hasil pengukuran parameter kesesuaian wisata pantai pada stasiun 2. Tipe pantai berupa pasir putih dengan lebar pantai sekitar 118 m. Tingkat kemiringan pantai sekitar 4,449. Material pantai berupa pasir. Kecepatan arus senilai 0,25 m/s. Kecerahan perairan pantai kurang lebih 0,96 m. Penutupan lahan pantai berupa lahan terbuka, warung, dan vegetasi hijau. Tidak ditemukan adanya biota berbahaya. Ketersediaan air tawar kurang dari 0,5 km. Tabel 10. Hasil Pengukuran Parameter di Stasiun 3 No. Parameter Stasiun 3 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tipe Pantai Lebar Pantai Kemiringan Pantai Material Pantai Kecepatan Arus Kecerahan Perairan Penutupan Lahan Pantai Biota berbahaya Ketersediaan Air Tawar Pasir putih 105 m 6,903 Pasir 0,25 m/s 0,96 m Lahan terbuka, warung, vegetasi hijau - < 0,5 km
Tabel di atas menunjukkan hasil pengukuran parameter kesesuaian wisata pantai pada stasiun 3. Tipe pantai berupa pasir putih dengan lebar pantai sekitar 105 m. Tingkat kemiringan pantai sekitar 6,903. Material pantai berupa pasir. Kecepatan arus senilai 0,25 m/s. Kecerahan perairan pantai kurang lebih 0,96 m. Penutupan lahan pantai berupa lahan terbuka, warung, dan vegetasi hijau. Tidak ditemukan adanya biota berbahaya. Ketersediaan air tawar kurang dari 0,5 km.
32
Tabel 11. Hasil Pengukuran Parameter di Stasiun 4 No. Parameter Stasiun 4 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tipe Pantai Lebar Pantai Kemiringan Pantai Material Pantai Kecepatan Arus Kecerahan Perairan Penutupan Lahan Pantai Biota berbahaya Ketersediaan Air Tawar Pasir putih 110 m 2,078 Pasir 0,25 m/s 1,03 m Lahan terbuka, vegetasi hijau - < 0,5 km
Tabel di atas menunjukkan hasil pengukuran parameter kesesuaian wisata pantai pada stasiun 4. Tipe pantai berupa pasir putih dengan lebar pantai sekitar 110 m. Tingkat kemiringan pantai sekitar 2,078. Material pantai berupa pasir. Kecepatan arus senilai 0,25 m/s. Kecerahan perairan pantai kurang lebih 1,03 m. Penutupan lahan pantai berupalahan terbuka, dan vegetasi hijau. Tidak ditemukan adanya biota berbahaya. Ketersediaan air tawar kurang dari 0,5 km. Tabel 12. Hasil Pengukuran Parameter di Stasiun 5 No. Parameter Stasiun 5 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tipe Pantai Lebar Pantai Kemiringan Pantai Material Pantai Kecepatan Arus Kecerahan Perairan Penutupan Lahan Pantai Biota berbahaya Ketersediaan Air Tawar Pasir putih 140 m 2,780 Pasir 0,25 m/s 1,06 m Lahan terbuka, vegetasi hijau - < 0,5 km
33
Tabel di atas menunjukkan hasil pengukuran parameter kesesuaian wisata pantai pada stasiun 5. Tipe pantai berupa pasir putih dengan lebar pantai sekitar 140 m. Tingkat kemiringan pantai sekitar 2,780. Material pantai berupa pasir. Kecepatan arus senilai 0,25 m/s. Kecerahan perairan pantai kurang lebih 1,06 m. Penutupan lahan pantai berupa lahan terbuka, dan vegetasi hijau. Tidak ditemukan adanya biota berbahaya. Ketersediaan air tawar kurang dari 0,5 km. 4.1.3. Gelombang Data gelombang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Cilacap dikarenakan instansi tersebut merupakan instansi yang memiliki data kemaritiman untuk wilayah Parangtritis. Berdasarkan data yang diperoleh dari BMKG Cilacap diketahui bahwa gelombang terendah di Pesisir Parangtritis terjadi pada bulan Januari dengan tinggi gelombang yaitu 1,04 m dan tinggi gelombang maksimun 1,74 m. Gelombang tertinggi terjadi pada bulan September dengan tinggi gelombang 2,57 m dan tinggi gelombang maksimum 4,14 m. Untuk lebih jelasnya dapat melihat pada Tabel 13. Tabel 13. Data Tinggi Gelombang Bulanan Perairan Pantai Parangtritis Tahun 2013 No Bulan Tinggi Gelombang (m) Tinggi Gelombang Maksimum (m) 1. Januari 1,04 1,74 2. Februari 1,67 2,78 3. Maret 1,54 2,57 4. April 1,30 2,17 5. Mei 1,72 2,87 6. Juni 2,18 3,65 7. Juli 2,56 4,05 8. Agustus 2,48 4,04 9. September 2,57 4,14 10. Oktober 2,41 3,98 11. November 2,06 3,45 12. Desember 1,80 3,01 34
Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Cilacap (2013)
4.1.4. Klimatologi Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta diketahui bahwa iklim di Desa Parangtritis tergolong sebagai daerah beriklim tropis basa karena termasuk tipe Af dan Am berdasarkan klasifikasi iklim Koppen. Kondisi iklim Desa Parangtritis memiliki suhu udara terendah yaitu 30,1C pada bulan Desember dan suhu udara maksimum yaitu 32,5 pada bulan Oktober. Rata-rata kelembaban udara berkisar antara 80% 90%. Seperti di daerah lain di Indonesia, daerah ini juga memiliki musim hujan dan musim kemarau. Jumlah bulan basah sebanyak 8 bulan yaitu pada bulan Januari, Februari, Maret, Mei, Juni, Juli, November dan Desember. Curah hujan bulanan berada diantara 0 611 mm. Tabel 14. Data Suhu Udara, Kelembaban dan Curah Hujan Bulanan di Desa Parangtritis tahun 2013 No Bulan Suhu Udara (C) Kelembaban (%) Curah Hujan (mm) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 31,5 31,8 31,8 32,3 31,6 30,5 30,5 30,7 31,1 32,5 31 30,1 88 89 87 87 89 90 86 83 81 80 84 88 611 335 276 59 128 145 143 0 0 49 295 543 Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta (2013)
4.1.5. Kondisi Air Tanah 35
Ketersediaan air tanah memiliki pengaruh terhadap nilai wisata suatu tempat. Hal ini dikarenakan wisatawan akan membutuhkan air tanah untuk membersihkan diri setelah melakukan aktivitas wisata. Sujatmiko (2009) menyatakan potensi air tanah kawasan Pantai Parangtritis termasuk cukup besar yaitu 4,863 l/detik. Tetapi dengan berkembangnya kawasan wisata ini maka kebutuhan air akan semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Ditinjau dari kualitas air tanah, Sujatmiko (2009) menyatakan bahwa air tanah di kawasan Parangtritis tergolong kurang baik. Hal ini disebabkan oleh pengaruh aktivitas penduduk dan kegiatan pariwisata yang membiarkan air buangan langsung meresap ke dalam tanah. 4.1.6. Persentase Rerata Indeks Kesesuaian Wisata Rekreasi Pantai Berdasarkan hasil perhitungan nilai parameter kesesuaian wisata di Pantai Parangtritis menunjukkan nilai di atas 80 %. Hal ini menggambarkan bahwa Pantai Parangtritis termasuk kategori Sangat Sesuai (S1) yang dapat dilihat pada Tabel 15 dan Gambar 3. Perhitungan nilai dari setiap parameter dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2. Tabel 15. Indeks Kesesuaian Wisata Pantai Parangtritis No. Stasiun Pengamatan Total Skor IKW (%) Tingkat Kesesuaian 1. Stasiun 1 60 86,95 S1 2. Stasiun 2 62 89,85 S1 3. Stasiun 3 62 89,85 S1 4. Stasiun 4 63 91,30 S1 5. Stasiun 5 63 91,30 S1 Sumber : Data Primer (2013) 36
Tabel di atas menunjukkan nilai skor yang tidak begitu signifikan. Hal ini menggambar bahwa secara keseluruhan Pantai Parangtritis termasuk kategori Sangat Sesuai untuk pengembangan kegiatan wisata pantai.