Professional Documents
Culture Documents
I
EVALUASI PENDIDIKAN
Pendahuluan
A. Keadaan Ideal
Seperti yang telah dikemukakan oleh Dr. Muchtar Buchori tujuan dan
fungsi evaluasi adalah :
1. untuk mengetahui kemajuan peserta didik setelah ia
mengalami pendidikan selama jangka waktu tertentu
2. untuk mengetahui tingkat efisiensi metode-metode
pendidikan yang dipergunakan pendidik selam jangka
waktu tertentu tadi.
Maka untuk memperoleh hasil evaluasi yang sebaik-baiknya, para
evaluator dalam hal ini para guru dituntut untuk memiliki hal hal
sebagai berikut :
1. Mampu melaksanakan, persyaratan pertama yang harus dipenuhi
oleh evaluator adalah bahwa mereka harus memiliki kemampuan
untuk melaksanakan evaluasi yang didukung oleh teori dan
keterampilan praktik.
2. Cermat, dapat melihat celah-celah dan detail dari program serta
bagian program yang akan dievaluasi.
3. Objektif, tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi, atau juga
keinginan/tekanan dari pihak lain agar dapat mengumpulkan data
sesuai dengan keadaannya, selanjutnya dapat mengambil
kesimpulan sebagaimana diatur oleh ketentuan yang harus diikuti.
4. Sabar dan tekun, agar di dalam melaksanakan tugas dimulai dari
membuat rancangan kegiatan dalam bentuk menyusun proposal,
Tugas Mata Kuliah Manajemen Kebijakan Pendidikan
3
menyusun instrumen, mengumpulkan data dan menyusun laporan,
tidak gegabah dan tergesa-gesa.
5. Hati-hati dan bertanggung jawab, yaitu melakukan pekerjaan
evaluasi dengan penuh pertimbangan, namun apabila masih ada
kekeliruan yang diperbuat, berani menanggung resiko atas segala
kesalahannya.
B. Keadaan Nyata
PELUANG/OPPORTUNI ANCAMAN/THRE
TY AT
Tugas Mata Kuliah Manajemen Kebijakan Pendidikan
5
1. Peningkatan prestasi 1. Akuntabilitas
sekolah sekolah rendah
2. Kepercayaan publik 2. Sulit
yang besar terhadap mengadakan
sekolah kerjasama dengan
3. Bantuan dana yang pihak lain
melimpah 3. Bantuan dana
semakin kurang
Konteks perundangan
PEMBAHASAN MASALAH
1. Pengertian Evaluasi
2. Tujuan Evaluasi
3. Prinsip-Prinsip Evaluasi
4. Teknik Evaluasi
Tugas Mata Kuliah Manajemen Kebijakan Pendidikan
19
Teknik evaluasi digolongkan menjadi 2 yaitu teknik tes dan teknik
non Tes.
2. Teknik Tes
Dalam evaluasi pendidikan terdapat 3 macam tes yaitu :
a. formatif
b. sumatif
c. diagnostik
a. Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada
setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan / topik, dan
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah suatu proses
pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang direncanakan.
Winkel menyatakan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi
formatif adalah penggunaan tes-tes selama proses
pembelajaran yang masih berlangsung, agar siswa dan guru
memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang
telah dicapai. Sementara Tesmer menyatakan formative
evaluation is a judgement of the strengths and weakness of
instruction in its developing stages, for purpose of revising the
instruction to improve its effectiveness and appeal. Evaluasi ini
dimaksudkan untuk mengontrol sampai seberapa jauh siswa
telah menguasai materi yang diajarkan pada pokok bahasan
tersebut. Wiersma menyatakan formative testing is done to
monitor student progress over period of time. Ukuran
Tugas Mata Kuliah Manajemen Kebijakan Pendidikan
22
keberhasilan atau kemajuan siswa dalam evaluasi ini adalah
penguasaan kemampuan yang telah dirumuskan dalam
rumusan tujuan (TIK) yang telah ditetapkan sebelumnya. TIK
yang akan dicapai pada setiap pembahasan suatu pokok
bahasan, dirumuskan dengan mengacu pada tingkat
kematangan siswa. Artinya TIK dirumuskan dengan
memperhatikan kemampuan awal anak dan tingkat kesulitan
yang wajar yang diperkiran masih sangat mungkin dijangkau/
dikuasai dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Dengan kata
lain evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengetahui seberapa
jauh tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai. Dari hasil
evaluasi ini akan diperoleh gambaran siapa saja yang telah
berhasil dan siapa yang dianggap belum berhasil untuk
selanjutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat. Tindak
lanjut dari evaluasi ini adalah bagi para siswa yang belum
berhasil maka akan diberikan remedial, yaitu bantuan khusus
yang diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan
memahami suatu pokok bahasan tertentu. Sementara bagi
siswa yang telah berhasil akan melanjutkan pada topik
berikutnya, bahkan bagi mereka yang memiliki kemampuan
yang lebih akan diberikan pengayaan, yaitu materi tambahan
yang sifatnya perluasan dan pendalaman dari topik yang telah
dibahas.
b. Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada
setiap akhir satu satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih
dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui
sejauhmana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit
ke unit berikutnya. Winkel mendefinisikan evaluasi sumatif
Tugas Mata Kuliah Manajemen Kebijakan Pendidikan
23
sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode
pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit
pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah
selesai pembahasan suatu bidang studi.
c. Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang digunakan
untuk mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan-
kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat diberikan
perlakuan yang tepat. Evaluasi diagnostik dapat dilakukan
dalam beberapa tahapan, baik pada tahap awal, selama proses,
maupun akhir pembelajaran. Pada tahap awal dilakukan
terhadap calon siswa sebagai input. Dalam hal ini evaluasi
diagnostik dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal atau
pengetahuan prasyarat yang harus dikuasai oleh siswa. Pada
tahap proses evaluasi ini diperlukan untuk mengetahui bahan-
bahan pelajaran mana yang masih belum dikuasai dengan baik,
sehingga guru dapat memberi bantuan secara dini agar siswa
tidak tertinggal terlalu jauh. Sementara pada tahap akhir
evaluasi diagnostik ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
siswa atas seluruh materi yang telah dipelajarinya.
memilih yang
berhubungan dengan
tingkah laku fisik,
mental dan perasaan
Skoring menggunakan standar menggunakan menggunakan
(cara mutlak dan relatif standar mutlak standar relatif
menyekor)
2. Penyusunan Kisi-Kisi
Kisi-kisi tes merupakan deskripsi mengenai ruang lingkup dan isi
dari apa yang akan diujikan, serta memberikan perincian mengenai
soal-soal yang diperlukan oleh tes tersebut.
3. Penulisan Soal
5. Ujicoba Soal
Ujicoba soal pada prinsipnya adalah upaya untuk mendapatkan
informasi empirik mengenai sejauh mana sebuah soal dapat
mengukur apa yang hendak diukur. Informasi empirik tersebut
pada umumnya menyangkut segala hal yang dapat
mempengaruhi validitas soal seperti aspek-aspek "keterbacaan"
soal, tingkat kesukaran soal, pola jawaban, tingkat daya
pembeda soal, pengaruh budaya, dan sebagainya.
6. Perakitan Soal
Agar skor tes yang diperoleh dapat dipercaya, diperlukan
banyak butir soal. Sebab itu, dalam penyajiannya butir-butir soal
Tugas Mata Kuliah Manajemen Kebijakan Pendidikan
27
perlu dirakit menjadi suatu alat ukur yang terpadu. Hal- hal
yang dapat mempengaruhi validitas skor tes seperti urutan
nomor soal, pengelompokan bentuk-bentuk soal, kalau dalam
satu perangkat tes terdapat lebih dari satu bentuk soal, tata "lay-
out" soal, dan sebagainya haruslah diperhatikan dalam perakitan
soal menjadi sebuah tes.
7. Penyajian Tes
Setelah tes tersusun, naskah (tes) siap diberikan atau disajikan
kepada peserta didik' Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penyajian tes ini adalah waktu penyajian, petunjuk yang jelas
mengenai cara menjawab atau mengerjakan tes, ruangan dan
tempat duduk peserta didik. Pada prinsipnya, hal-hal yang
menyangkut segi administratif penyajian tes harus diperhatikan
sehingga pengetesan dapat terselenggara dengan lancar dan
baik.
8. Skoring atau pemeriksaan terhadap jawaban peserta didik dan
pemberian angka merupakan langkah untuk mendapatkan
informasi kuantitatif dari masing-masing siswa. Pada
prinsipnya, skoring ini harus diusahakan agar dapat dilakukan
secara obyektif. Artinya, apabila skoring dilakukan oleh dua
orang atau lebih, yang sama tingkat kompetensinya, akan
menghasilkan skor atau angka yang sama. Atau jika orang yang
sama mengulangi proses penskoran, akan dihasilkan skor yang
sama.
9. Pelaporan Hasil Tes
Setelah tes dilaksanakan dan dilakukan skoring, hasil
pengetesan tersebut perlu dilaporankan. Laporan tersebut dapat
diberikan kepada peserta didik yang bersangkutan, kepada orang
tua peserta didik, kepada Kepala Sekolah, dsb. Laporan kepada
Tugas Mata Kuliah Manajemen Kebijakan Pendidikan
28
masing-masing yang berkepentingan dengan hasil tes ini sangat
penting karena dapat memberikan informasi yang sangat
berguna dalam rangka penentuan kebijakan atau kebijaksanaan
selanjutnya.
10. Pemanfaatan Hasil Tes
Hasil pengukuran yang diperoleh melalui pengetesan sangat
berguna sesuai dengan tujuan pengetesan. Informasi atau data
hasil pengukuran dapat dimanfaatkan untuk perbaikan atau
penyempurnaan sistem, proses atau kegiatan belajar mengajar,
maupun sebagai data untuk mengambil keputusan atau
menentukan kebijakan. Contoh, hasil tes formatif (yang
bertujuan untuk memantau/memperbaiki kegiatan belajar mengajar)
dapat digunakan untuk mengulangi pelajaran, memperbaiki metode
mengajar, atau melanjutkan pelajaran.
Hal-hal seperti di atas itulah yang seharusnya dilakukan oleh seorang
evaluator agar dapat menciptakan evaluasi pendidikan yang
komprehensif dan akuntabel.