You are on page 1of 21

MATRIK KURIKULUM PELATIHAN PRATUGAS

FASILITATOR KABUPATEN PERGULIRAN DAN PENGEMBANGAN USAHA (FASKAB PPU)


TAHUN ANGGARAN 2013

No
LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI
METODE
DURASI
PB SPB DAN MEDIA
1 Tupoksi dan Kompetensi Faskab PPU
1.1 Tugas, Peran, dan Fungsi Faskab PPU

1. Perlunya Faskab PPU
memahami akibat yang
ditimbulkan ketika tidak ada
Faskab PPU
3. Apa saja ruanglingkup tugas
Faskab PPU
4. Strategi apa saja yang perlu
dilakukan untuk menjalankan
tugas-tugas dan fungsi
Faskab PPU
Fasilitator Kabupaten PPU atau
disingkat Faskab PPU (perguliran
dan pengembangan usaha) adalah
salah satu pelaku baru (dalam
kebijakan PNPM-MPd T.A. 2013);
di tempatkan pada level kabupaten,
yang meiliki tugas pokok dan fungsi
secara lebih khusus focus pada
fasilitasi KDB (Kegiatan
Pengelolaan Perguliran dan
Pengembangan Usaha) dengan
wilayah dampingannya adalah
semua lokasi kecamatan PNPM-
MPd atau para pengurus UPK; baik
yang telah memiliki dan mengelola
dana perguliran di atas 2 Milyar
maupun UPK yang kurang atau
dibawahnya;
Agar Faskab PPU terampil dalam
memberikan fasilitasi pengelolaan
KDB (kegiatan dana bergulir);
Faskab PPU berkepentingan untuk
mengetahui dan memahami tugas-
tugas pokok dan fungsi (tupoksi)
serta target capaian dan lingkup
tugas sesuai dengan ketentuan
SOP yang ada (SOP Faskab PPU).
Pokok bahasan ini secara umum
memberikan pengantar untuk
memahami secara utuh berkaitan
dengan lingkup tugas, peran, dan
fungsi Faskab PPU serta
memberikan pemahaman terhadap
target-target capaian apa saja yang
harus dipersiapkan oleh seorang
Faskab PPU di lapangan.
1. Peserta dapat menjelaskan
tugas pokok dan fungsi Faskab
PPU
2. Peserta dapat menjelaskan
ruang lingkup tugas Faskab
PPU.
3. Peserta dapat mengidentifikasi
rumusan stratgi apa saja yang
perlu dilakukan dalam
pelaksanaan tugas-tugas
lapangan.
1. Menjelaskan tentang tugas
pokok dan fungsi.
2. Bedah PTO tentang tupoksi
Faskab PPU dan Mekanisme
perguliran
3. Menampilkan gambaran umum
dalam bentuk visual kegiatan
dana bergulir.
Metode:
1. Ceramah
2. Curah pendapat

Media:
1. PTO
2. Media tayang
90
Menit
No
LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI
METODE
DURASI
PB SPB DAN MEDIA
1.2 Supervisi dan Monitoring Kegiatan Dana Bergulir

1. Pengertian Supervisi dan
Monitoring
2. Mekanisme melakukan
Supervisi dan Monitoring
3. Cara cara melakukan
supervisi dan monitoring dan
waktu untuk melakukan
supervisi dan monitoring,
pelaku supervisi dan
monitoring
4. Instrumen supervisi dan
monitoring, membuat analisa
dan review serta
rekomendasi hasil supervisi
dan monitoring
5. Pengertian pemeriksaan
laporan keuangan dan dana
bergulir UPK
Dalam menjalankan tugasnya
sebagai Fasilitator Kabupaten
Perguliran dan Pengembangan
Usaha, maka dipandang perlu
Faskab PPU untuk mengetahui,
menghayati dan melaksanakan
tugas-tugas tersebut sesuai
dengan SOP Fasilitator.
Dari keseluruhan tupoksi yang ada,
pada kesempatan ini akan dibahas
Pengetahuan Supervisi dan
Monitoring secara lebih spesifik.
1. Peserta dapat menjelaskan apa
yang dimaksud supervisi dan
monitoring
2. Peserta dapat menjelaskan
tentang mekanisme supervisi dan
monitoring yang efektif
3. Peserta dapat menjelaskan cara
melakukan supervisi dan
monitoring serta pihak-pihak yang
terlibat
4. Peserta dapat menjelaskan cara
membuat laporan supervisi dan
monitoring, melakukan analisa
serta membuat rekomendasi hasil
supervisi dan monitoring.
5. Peserta dapat menjelaskan
manfaat/tujuan dilakukannya
pemeriksaan laporan keuangan
dan dana bergulir
6. Peserta dapat menjelaskan
instrumen pemeriksaan laporan
keuangan dan dana bergulir
7. Peserta dapat menjelaskan
meknisme rekomendasi atas
laporan hasil pemeriksaan
keuangan dan dana bergulir yang
akan digunakan oleh semua
stakeholder program untuk
mengambil suatu keputusan.
1. Menjelaskan tentang pegertian
supervisi dan monitoring.
2. Penjelasan tentang lemahnya
proses supervisi dan monitoring
yang mengakibatkan
kelembagaan dana bergulir
yang bermasalah dan lemah
3. Studi kasus kelembagaan dana
bergulir
Metode:
1. Ceramah
2. Tanya jawab

Media:
1. Lembar studi kasus

120
Menit
2 Kebijakan Pengelolaan Dana Bergulir
2.1 Kebijakan Pengelolaan Dana Bergulir

1. Hubungan dan peran
pengelolaan kegiatan dana
bergulir dalam kegiatan
PNPM MPd.
2. Arah / tujuan pengelolaan
kegiatan dana bergulir.
3. Peserta belum mempunyai
pemahaman yang dibutuhkan
dalam memfasilitasi
pengelolaan kegiatan dana
bergulir.
Pengelolaan kegiatan dana bergulir
merupakan salah satu kegiatan
dalam program PNPM Mandiri
Perdesaan.
Keberhasilan pengelolaan
dilapangan sangat ditentukan
dengan pendampingan oleh
fasilitator secara benar dan tepat.
Agar Fasililtator dapat memberikan
pendampingan pengelolaan
kegiatan dana bergulir dengan
1. Peserta dapat menjelaskan peran
kegiatan dana bergulir dalam
PNPM MPd.
2. Peserta dapat menjelaskan
kebijakan umum pengelolaan
dana bergulir yang meliputi
pengertian, tujuan, sasaran, dan
ketentuan dasar.
3. Peserta dapat menjelaskan
mekanisme pengelolaan dana
bergulir yang meliputi
kelembagaan pengelola,
1. Penugasan individu speed
reading.
2. Diskusi kelompok.
3. Game quiz
Metode:
1. Diskusi kelompok
2. Speed reading

Media:
1. Bahan bacaan
2. Game quiz
60
Menit
No
LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI
METODE
DURASI
PB SPB DAN MEDIA
baik; maka perlu memahami
panduan kegiatan dana bergulir
sebagaimana diatur dalam PTO
Penjelasan X.
Untuk menanamkan pemahaman
tersebut dilakukan dengan metode
pembelajaran orang dewasa yaitu
melalui diskusi kelas, penugasan
kelompok, bisa juga dengan
melalui quiz dengan pertanyaan
pertanyaannya digali dari peserta
latih.
ketentuan pendanaan, tahapan
pengelolaan, penetapan
persyaratan.
4. Peserta dapat menjelaskan
efektivitas perguliran yang
meliputi anggaran biaya, estimasi
pendapatan, tingkat
pengembalian dan cakupan
wilayah.
5. Peserta dapat menjelaskan
penentuan wilayah perguliran
yang meliputi perguliran wilayah
kecamatan, perguliran wilayah
desa, dan perguliran wilayah
pemekaran.
2.2 Sistem dan Prosedur Perguliran

1. Implementasi sistem
perguliran yang beragam di
lapangan.
2. Munculnya masalah iddle
money, in efisiensi, daftar
tunggu kelompok peminjam,
dll.
3. Pemahaman sistem dan
prosedur kegiatan dana
bergulir oleh pelaku di
lapangan masih lemah dan
belum standard.
Permasalahan-permasalahan
perguliran yang muncul di
lapangan antara lain terjadinya
iddle money, in efisien (biaya
tinggi), daftar tunggu pencairan,
timing pencairan tidak tepat, dll.
Salah satu faktor penting terjadinya
hal-hal tersebut di atas adalah
berkaitan dengan sistem perguliran
yang tidak tepat.
Oleh karena itu diperlukan satu
sistem perguliran yang kuat dan
terstandarisasi guna menjamin
peningkatan kinerja pengelolaan
dana bergulir.

1. Peserta dapat membuat struktur
kelembagaan BKAD (bagan
statuta).
2. Peserta dapat menjelaskan
lembaga-lembaga dan fungsinya
dalam pengelolaan dana bergulir.
3. Peserta dapat menyusun bagan
dan menjelaskan sistem
perguliran.
4. Peserta dapat merencanaan dan
melakukan simulasi musyawarah
pendanaan perguliran.
1. Diskusi kelompok
2. Simulasi/Praktek
Metode:
1. Diskusi kelompok
2. Simulasi/Praktek

Media:
1. Bahan bacaan
2. Media tayang

60
Menit
3 Aspek Legal Kelembagaan
3.1 Legalitas, Payung Hukum, dan Badan Hukum

1. Payung hukum dan
pelanggaran pelaku
(pengambilan sepihak
kepemilikan asset/inventaris,
miss-alokasi anggaran
kegiatan UPK, pelanggaran
mekanisme keputusan
partisipasif, kegagalan
menterjemahkan mandat dan
Saat ini masih ada pemahaman
dari beberapa pihak untuk
mewacanakan payung hukum
UPK. Latar belakang perlunya
payung hukum UPK agar
terlindungi secara kelembagaan.
Selain itu, SKB Menteri Keuangan,
Menteri Dalam Negeri, Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil
1. Peserta dapat memahami statuta
kelembagaan dana bergulir di
dalam ranah program
2. Peserta dapat memahami strategi
dalam memperkuat struktur
kelembagaan dana bergulir
3. Peserta dapat dan mampu
mamahami atas tujuan dari
kelembagaan dana bergulir
1. Curah pengalaman
2. Pemberian informasi dan
presentasi
3. Praktek penugasan
Metode:
1. Curah pengalaman
2. Ceramah
3. Praktek penugasan

Media:
1. Lembar kerja
individu
2. Bahan Bacaan
90
Menit
No
LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI
METODE
DURASI
PB SPB DAN MEDIA
kewenangan pengurus)
2. Motif dampak pertukaran
program dan kondisi phase
out sebagai dorongan
kebutuhan adanya
penguatan payung hukum.
Menengah, dan Gubernur Bank
Indonesia tanggal 7-09-2009
Tentang Strategi Pengembangan
Lembaga Keuangan Mikro
menempatkan UPK sebagai LKM
(Lembaga Keuangan Mikro) yang
akan dikembangkan sebagai
BUMDES (Badan Usaha Milik
Desa).
Akan tetapi kebijakan ini berbeda
dengan kebijakan pemerintah
melalui PNPM-MPd yang
menempatkan UPK sebagai
lembaga pengelola kegiatan antar
desa.
Hal ini berbeda dengan kebijakan
yang telah dikeluarkan dan sampai
sekarang masih dijalankan di
lapangan dimana posisi UPK
adalah sebagai Unit Kerja
pelaksana mandat BKAD.
Oleh karena itu analisis masalah ini
dibatasi pada respon terhadap
wacana payung hukum UPK
dikaitkan dengan capaian kinerja
dan pengembangan kelembagaan.
Juga disampaikan mengenai
capaian hasil yang telah diperoleh
melalui implementasi kebijakan
yang telah dikeluarkan (SE
Mandagri No.414.2/140/PMD
Tahun 2006 Tentang Pelestarian
dan pengembangan hasil-hasil
PPK dan perlunya membentuk
BKAD).
dalam program adalah untuk
penguatan dan pengembangan
ekonomi di tingkat
masyarakat/kelompok.
4. Peserta dapat dan mampu
memberikan dorongan dan
pendampingan untuk Penguatan
payung hukum kelembagaan
dana bergulir melalui fasilitasi
produk hukum daerah.
3.2 AD/ART dan Standar Operasional Prosedur (SOP)

1. Standar operasional prosedur
(SOP) yang ada belum
mampu menjadi acuan dasar
pelaksanaan kegiatan di
dalam kelembagaan.
2. Standar operasional prosedur
(SOP) yang ada belum
disosialisasikan secara
optimal kepada pihak-pihak
yang terkait
AD/ART dan Standar Operasional
Prosedur (SOP) adalah dokumen
yang terdiri dari standar organisasi,
standar pengelolaan, standar
penanganan, standar pembinaan
kelembagaan UPK dan lembaga
pendukung UPK sesuai uraian
tugas yang dapat diukur dan dapat
dipertanggungjawabkan.
1. Peserta dapat memahami latar
belakang dan pentingnya dalam
menyusun SOP.
2. Peserta dapat memahami
pengertian AD/ART dan SOP
sebagai standar kinerja
organisasi.
3. Peserta dapat memahami proses,
orientasi dan teknis dalam
penyusunan SOP.
1. Curah pengalaman
2. Pemberian informasi dan
presentasi
3. Praktek penugasan
Metode:
1. Curah pengalaman
2. Ceramah
3. Praktek penugasan

Media:
1. Bahan Bacaan:
- AD/ART
- SOP

90
Menit
No
LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI
METODE
DURASI
PB SPB DAN MEDIA
3. Lemahnya fasilitasi atau
pendampingan dalam
memberikan kontribusi
terhadap penyusunan SOP.
Standar Operasional Prosedur
disusun oleh UPK dan lembaga
pendukung UPK, mengacu pada
PTO PNPM Mandiri Perdesaan,
disetujui oleh BKAD/MAD serta
ditetapkan melalui Musyawarah
Antar Desa.
Terhadap keseluruhan proses ini,
akan difasilitasi oleh Fasilitator
Kecamatan. Standar Operasional
Prosedur digunakan sebagai
dokumen yang menjadi pedoman
bagi pihakpihak yang akan
melakukan kegiatan-kegiatan
pembinaan, pengawasan dan kerja
sama.
4. Peserta dapat memahami materi-
materi pokok yang harus ada
dalam penyusunan SOP.
5. Peserta dapat dan mampu
memahami metode-metode
dalam menyusun SOP.
4 Penilaian Kesehatan UPK

1. Adanya UPK / lembaga
pengelola perguliran yang
tidak sehat.
2. Cash Flow perguliran belum
dijadikan dasar pencapaian
target.
3. Rencana Kerja
pendampingan KDB di
lapangan belum memberikan
hasil yang siginifikan
terhadap kinerja UPK /
pengelola dana bergulir.
Esensi kegiatan dana bergulir
PNPM-MPd salah satunya adalah
memberikan kemudahan akses
permodalan bagi masyarakat
/kelompok sasaran dengan cara
mendekatkan modal kepada
masyarakat.
Untuk itu diperlukan adanya
lembaga pengelola dana bergulir
yang sehat dan berkelanjutan
sehingga keberadaan dana bergulir
tersebut secara optimal
dimanfaatkan oleh masyarakat.

Kegiatan dana bergulir yang lestari
dan berkelanjutan dapat dilakukan
jika lembaga yang mengelolanya
sehat dan mampu mengoptimalkan
keberadaan dana tersebut untuk
menjawab tujuan program,
pembinaan kelompok dilakukan
dengan baik, sistem perguliran
yang tepat, dan lain-lain.

Agar hal-hal tersebut diatas dapat
dicapai maka sebagai tahap awal
diperlukan informasi awal tentang
bagaimana kondisi kesehatan
1. Peserta dapat menyebutkan
indikator-indikator penilaian
kesehatan UPK.
2. Peserta dapat melakukan
Penilaian Kinerja kelembagaan,
pengelolaan keuangan, dan
pengelolaan pinjaman
3. Peserta dapat menyebutkan
jumlah UPK sehat dan tidak
sehat berdasarkan penilaian.
4. Peserta dapat menyebutkan KPI
Program bidang pengelolaan
kegiatan dana bergulir tentang
UPK sehat.
5. Peserta dapat menyusun
rencana kegiatan, menentukan
prioritas program dan lokasi
untuk mencapai KPI program
yang telah ditentukan dalam
RKTL.
1. Curah pengalaman
2. Pemberian informasi dan
presentasi
3. Praktek penugasan
Metode:
1. Curah pengalaman
2. Ceramah
3. Praktek penugasan

Media:
1. Bahan tayang
2. RKTL fasilitasi
pendampingan KDB
90
Menit
No
LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI
METODE
DURASI
PB SPB DAN MEDIA
lembaga pengelolanya.
Berdasarkan indikator penilaian
yang ada; sehingga hasil dan
kategori kesehatan UPK dapat
ditentukan.

Setelah mengetahui kondisi
kesehatan pengelola maka tahap
selanjutnya adalah melakukan
identifikasi sebab-sebab terjadinya
pengelola dana bergulir tidak
sehat.

Tahap akhir adalah menyusun
rencana kegiatan yang dibutuhkan
untuk meningkatkan kinerja
kesehatan pengelola dana bergulir.

5 Fasilitasi Kelompok
5.1 Penguatan Kegiatan dan Pengembangan Kelembagaan Kelompok

1. Diketahuinya kategori
kelompok sasaran kegiatan
dana bergulir berdasarkan
faktor pembersatu kelompok,
jenis kelompok,
perkembangan kelompok
dan fungsi kelompok.
2. Mengetahui langkah-langkah
penguatan kelompok
berdasarkan jenis kelompok,
perkembangan kelompok
dan Fungsi kelompok
Fasilitasi kelompok merupakan
kegiatan rutin yang dilakukan oleh
Fasilitator Kecamatan dalam kaitan
dengan:
1. penguatan kelompok,
2. penguatan kelembagaan dan
3. penguatan kegiatan/usaha.
Kegiatan fasilitasi kelompok dapat
dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung:
1. secara langsung (misalnya:
menghubungkan pembeli
produk yang dihasilkan,
memberikan pelatihan
administrasi, dsb)
2. secara tidak langsung (dengan
memberikan informasi-
informasi yang berkaitan
dengan penguatan kelompok)
misalnya: memberikan
informasi lembaga pelatihan
yang berhubungan dengan
usaha atau memberikan
informasi penyedia modal, dan
sebagainya.
1. Peserta dapat mengidentifikasi
kategori kelompok sasaran
kegiatan dana bergulir
berdasarkan beberapa faktor
berikut:
a) pemersatu kelompok,
b) jenis kelompok,
c) perkembangan kelompok,
d) fungsi kelompok.
2. Peserta dapat mengidentifikasi
penguatan kelembagaan
kelompok berdasarkan:
a) jenis kelompok,
b) perkembangan kelompok, dan
c) fungsi kelompok.
3. Peserta dapat menjelaskan
pengembangan kegiatan
kelompok berdasarkan pada jenis
kelompok yaitu (1) Kelompok
Simpan Pinjam sebagai
pengelola pinjaman (executing)
dan (2)Kelompok Usaha
Bersama.
1. Curah pengalaman
2. Pemberian informasi dan
presentasi
3. Praktek penugasan
Metode:
1. Curah pengalaman
2. ceramah
3. Praktek penugasan

Media:
1. Bahan tayang
2. Bahan Bacaan
120
Menit
No
LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI
METODE
DURASI
PB SPB DAN MEDIA
Penguatan lainnya yang
diharapkan dalam kelembagaan
kelompok diantaranya:
1. menguatkan kelembagaan
melalui administrasi dan
pembukuan,
2. penguatan struktur
kelembagaan kelompok,
3. penguatan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga
kelompok,
4. penguatan pengembangan
modal dan usaha.
5.2 Pengembangan Jaringan Kemitraan Kelompok

1. Mengetahui pengembangan
kegiatan atau usaha
kelompok dengan
penekanan pada penyediaan
informasi-informasi kepada
kelompok yang mendukung
kegiatan/usaha yang
mencakup informasi tentang
bantuan teknis, permodalan
dan keberlanjutan usaha
kelompok.
2. Mengetahui langkah-langkah
dalam menfasilitasi kelompok
dalam pengembangan
jaringan dan kemitraan
dengan pihak lainnya
Fasilitasi pengembangan jaringan
dan kemitraan dengan pihak
lannya diarahkan pada
pengembangan kegiatan atau
usaha kelompok dengan
penekanan pada penyediaan
informasi-informasi kepada
kelompok yang mendukung
kegiatan/usaha yang mencakup
informasi tentang:
1. Bantuan teknis misalnya:
lembaga-lembaga pelatihan,
instansi terkait penyedia
pelatihan, lembaga swadaya
masyarakat;
2. Permodalan misalnya: bank,
lembaga keuangan, program-
program bantuan;
3. Usaha misalnya: penyediaan
bahan baku, jaringan
pemasaran, diversifikasi usaha.
1. Peserta dapat menyebutkan
bentuk kerjasama dalam bentuk
bantuan teknis, permodalan dan
pengembangan usaha kelompok.
2. Peserta dapat memfasilitasi
kelembagaan kelompok dalam
mengembangkan jaringan dan
membangunan kemitraan dengan
pihak lainnya.
3. Peserta dapat menyebutkan
beberapa contoh kerjasama
dalam pengembangan jaringan
dan kemitraan dengan pihak lain
seperti Bank, BUMdes, Pasar
Desa, CSR dan pemerintah
1. Curah pengalaman
2. Pemberian informasi dan
presentasi
3. Praktek penugasan
Metode:
1. Curah pengalaman
2. Ceramah
3. Praktek penugasan

Media:
1. Bahan tayang
2. Lembar penugasan
60
Menit
5.3 Perubahan dan Ketentuan Khusus Kelompok

1. Mengetahui beberapa proses
yang menyebabkan tejadinya
perubahan kelompok.
2. Mengetahui ketentuan
khusus dalam
menindentifkasi kelompok
yang telah layak masuk
dalam kategori kelompok
executing
Dalam menjalankan tugasnya
sebagai Fasilitator Kabupaten
perguliran dan Pengembangan
Usaha, maka dipandang perlu
Faskab PPU untuk mengetahui,
menghayati dan melaksanakan
tugas-tugas tersebut sesuai
dengan SOP Fasilitator.
Dari keseluruhan tupoksi yang ada,
1. Peserta dapat menyebutkan
beberapa hal yang menyebabkan
terjadinya perubahan kelompok.
2. Peserta dapat menyebutkan
ketentuan khusus dalam
mengkategorikan kelompok
executing.
3. Peserta dapat menganalisa
terhadap perubahan kelompok
1. Curah pengalaman
2. Pemberian informasi dan
presentasi
3. Praktek penugasan
Metode:
1. Curah pengalaman
2. Ceramah
3. Praktek penugasan

Media:
1. SOP Fasilitator
2. Lembar penugasan
120
Menit
No
LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI
METODE
DURASI
PB SPB DAN MEDIA
pada kesempatan ini akan dibahas
secara lebih spesifik dalam sesi ini.
Tujuan perubahan kelompok
adalah untuk peningkatan kualitas
kelompok melalui proses sebagai
berikut :
a. Penggabungan Kelompok
adalah pembentukan kelompok
baru berdasarkan
penggabungan lebih dari satu
kelompok peminjam. Tujuan
penggabungan kelompok baru
agar kelompok menjadi lebih
sehat dan lebih baik. Jika
penggabungan kelompok ini
dilakukan sesama kelompok
peminjam maka harus
mendapatkan persetujuan
BKAD/MAD atau telah diatur
dalam ketentuan perguliran
yang disetujui oleh
BKAD/MAD.
b. Pemekaran Kelompok adalah
pemecahan satu kelompok
peminjam menjadi lebih dari
satu. Tujuan pemekaran agar
kelompok lebih sehat dan lebih
baik. Pemecahan kelompok ini
biasanya terjadi karena wilayah
pelayanan.
c. Penambahan Anggota
Kelompok adalah penambahan
jumlah anggota kelompok dari
yang sudah ada dengan tujuan
membentuk kelompok yang
lebih sehat dan menambah
jumlah pemanfaat.
d. Pengurangan Anggota
Kelompok adalah pengurangan
jumlah anggota kelompok dari
yang sudah ada dengan tujuan
membentuk kelompok yang
sehat dan berdasarkan
ketentuan kesepakatan
kelompok.
Terdapat beberapa ketentuan
khusus dalam mengkategorikan
kelompok untuk menjadi kelompok
executing .
dalam meningkatkan kualitas
kelompok melalui proses
penggabungan,
pemekaran,penambahan dan
pengurangan anggota kelompok .
4. Peserta dapat melakukan
identifikasi terhadap kelompok
yang telah memenuhi ketentuan
khusus sebagai kelompok
executing
No
LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI
METODE
DURASI
PB SPB DAN MEDIA
6 Pengelolaan dan Identifikasi Pinjaman Bermasalah
6.1 Pengelolaan Pinjaman Bermasalah

1. Pemahaman dasar-dasar
(tujuan, prinsip, pengertian,
penggolongan dan
mekanisme pengelolaan
pinjaman bermasalah) masih
sangat lemah.
2. Pengelolaan pinjaman
bermasalah di lapangan
belum menghasilkan
penentuan kategori dan pola
penyelesaian pinjaman
bermasalah.
Penanganan pinjaman bermasalah
seringkali dilakukan dengan cara-
cara yang bisa dilakukan oleh
pengelola dana bergulir tanpa
mendasarkan pada langkah-
langkah Panduan PTO Penjelasan
X.
Penanganan tersebut kurang
signifikan menghasilkan perbaikan
kualitas pengelolaan dana bergulir.
Untuk menanamkan dasar-dasar
pengelolaan pinjaman bermasalah
menjadi sangat penting untuk
memberikan landasan pijak
pengelolaan pinjaman bermasalah.

Selanjutnya tindakan-tindakan
nyata melalui identifikasi dan hasil
identifikasi pinjaman bermasalah
berupa penentuan kategori dan
pola pinjaman bermasalah mutlak
diperlukan sebagai dasar
pengambilan keputusan
menentukan tindakan yang tepat
terhadap setiap pinjaman
bermasalah.

Setiap keputusan tindakan
dilakukan melalui sistem
pengambilan keputusan
kelembagaan PNPM Mandiri
Perdesaan yaitu melalui forum
MAD.
1. Peserta dapat menggunakan
laporan form 84c dan laporan
kolektibilitas pinjaman sebagai
sumber informasi pinjaman
bermasalah.
2. Peserta dapat mengidentifikasi
penyebab permasalahan
pinjaman.
3. Peserta dapat menjelaskan
tujuan, prinsip, pengertian,
penggolongan dan mekanisme
pinjaman bermasalah.
4. Peserta dapat menentukan
aspek penilaian, bobot hasil
penilaian serta kategori dan pola
pinjaman bermasalah.
1. Curah pendapat.
2. Diskusi kelompok.
3. Simulasi cerita kondisi
pinjaman bermasalah
Metode:
1. Curah pendapat
2. Diskusi kelompok
3. Simulasi

Media:
1. Bahan tayang
2. PTO Penjelasan X
120
Menit
6.2 Identifikasi dan Pengelolaan Pinjaman Bermasalah


Metode:
Curah pendapat
Diskusi kelompok
Simulasi

Media:
Bahan tayang
PTO Penjelasan X
90
Menit
No
LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI
METODE
DURASI
PB SPB DAN MEDIA
7 Manajemen Kegiatan Dana Bergulir
7.1 Perencanaan Keuangan

1. Tingginya idle capital yang
ada di UPK.
2. Rasio biaya operasional
yang tinggi dibanding
pendapatan jasa.
3. Inefisiensi Pengelolaan
Dana Bergulir dan Intensitas
perguliran yang tinggi.
4. Pengelolaan dana bergulir
tidak didukung dengan
Perencanaan kegiatan
Tingginya intensitas perguliran
UPK saat ini, menuntut
pengawalan yang lebih intens, baik
dari sisi administrasi maupun
operasional dilapangan, terkadang
tingkat perguliran yang tinggi, juga
tidak berbanding dengan surplus
yang diharapkan diakhir tahun, hal
ini disebabkan tidak adanya arus
kas perguliran dan rencana
pendapatan dan biaya yang
dijadikan pedoman kerja
pengelolaan dana bergulir yang
dilakukan UPK.
Oleh sebab itu Perencanaan
Keuangan yang meliputi: Arus Kas
Perguliran, Rencana Anggaran
Pendapatan dan Biaya (RAPB)
UPK, Rencana Arus Kas
Operasional untuk periode satu
tahun yang selanjutnya dijadikan
dasar penyusunan Rencana Kerja
untuk mendukung pencapaian
target kinerja keuangan dana
bergulir.

Selain itu Kinerja Kegiatan Dana
Bergulir dinilai berdasarkan metode
penilaian rasio, baik rasio
pendapatan, rasio Biaya, rasio
laba, pengelolaan dana dan resiko
pinjaman. Dimana semua aspek
tadi juga dapat direncanakan
diawal tahun, berdasarkan kondisi
riil yang ada dan berdasarkan
Kegiatan Dana Bergulir tahun
sebelumnya.

Oleh sebab itu penyusunan
Perencanaan keuangan
merupakan langkah awal dalam
sebuah manajemen keuangan
Kegiatan Dana Bergulir, dan dapat
dijadikan tolak ukur pencapaian
target sekaligus sebagai sarana
pengendalian pengelolaan
1. Peserta mengerti pentingnya
perencanaan keuangan.
2. Peserta tahu dan memahami
alur dan komponen perencanaan
keuangan
3. Peserta mampu menyusun
rencana arus kas perguliran.
4. Peserta mampu menyusun
Rencana Anggaran Pendapatan
dan Biaya (RAPB) UPK.
5. Peserta mampu menyusun
rencana arus kas operasional
UPK.
6. Peserta dapat menyebutkan KPI
Program bidang pengelolaan
kegiatan dana bergulir tentang
idle capital.
1. Curah pengalaman
2. Pemberian informasi dan
presentasi
3. Praktek penyusunan format
Metode:
1. Curah pengalaman
2. Ceramah
3. Praktek

Media:
1. Media tayang
2. Lembar kerja
60
Menit
No
LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI
METODE
DURASI
PB SPB DAN MEDIA
keuangan satu tahun mendatang.

Penyusunan dan penerapan
perencanaan keuangan juga
penting sebagai sarana
pencapaian target KPI bidang
Kegiatan Dana Bergulir, yaitu
berkaitan dengan Idle Capital.
7.2 Mekanisme Pengelolaan Administrasi Keuangan

1. Mekanisme pengelolaan
administrasi keuangan dana
bergulir.
2. Mekanisme pencatatan buku
harian kas dan buku harian
Bank.
3. Penyusunan laporan
keuangan, Neraca, laporan
laba rugi dan perubahan
modal, bersumber pada nilai
yang andal, relevan dan
akuntable
Pengelolaan dana bergulir yang
dilakukan oleh lembaga pengelola
dana bergulir tingkat kecamatan
saat ini tidak terlepas dari
mekanisme pengelolaan keuangan
dana bergulir yang dilakukan oleh
UPK, mekanisme dari proses
perencanaan keuangan, yang
didalamnya ada rencana perguliran
dan rencana anggaran pendapatan
dan biaya (RAPB), proses
penyaluran BLM kegiatan
SPP/UEP ataupun perguliran,
proses penerimaan pengembalian
pokok dan jasa yang semuanya
menjadi bagian administrasi
keuangan, proses penyusunan
laporan sampai dengan proses
pemeriksaan.

Mekanisme pengelolaan keuangan
dana bergulir ini sangat
mempengaruhi validitas dan
akuntabilitas laporan yang
dihasilkan, karena laporan
keuangan menjadi ukuran capaian
kinerja dana bergulir apabila nilai
yang disajikan sesuai dengan
kondisi riil saat ini.
1. Peserta mengetahui alur dan
mekanisme pendanaan BLM
SPP/UEP
2. Peserta mengetahui alur dan
mekanisme penyaluran kegiatan
perguliran SPP/UEP.
3. Peserta memahami sistem
administrasi penerimaan dan
pengeluaran kas dana bergulir.
4. Peserta mengenal dan
memahami sistem pencatatan
pada buku harian kas dan bank
5. Peserta mampu
mengadministasikan penerimaan
dan pengeluaran kas.
6. Peserta mengenal dan
memahami laporan keuangan
dana bergulir PNPM MPd
1. Curah pengalaman
2. Pemberian informasi dan
presentasi
3. Praktek penugasan
Metode:
1. Curah pengalaman
2. Ceramah
3. Praktek penugasan

Media:
1. Media tayang
2. Lembar penugasan
60
Menit
8 Laporan Dana Bergulir
8.1 Administrasi dan Laporan Keuangan Dana Bergulir

Sesuai dengan kompetensi yang
harus dikuasai oleh seorang
Faskab PPU dalam menjalankan
salah satu Tupoksinya yaitu
melakukan review dan bantuan
teknis kepada Pengurus UPK
dan Kelompok Peminjam dalam
Administrasi dan pelaporan
keuangan UPK adalah kegiatan
untuk mencatat/merekam semua
kejadian/transaksi terkait dengan
pengelolaan keuangan di UPK
mulai tahap penyusunan rencana
anggaran, pembukuan sampai
1. Peserta dapat membedakan
antara Administrasi Keuangan
dengan Administrasi Non
Keuangan Kegiatan Dana
Bergulir.
2. Peserta dapat menyebutkan
jenis-jenis Administrasi
1. Penjelasan singkat
2. Tanya Jawab
3. Diskusi Kelompok
4. Tugas individu (simulasi soal)
Metode:
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi Kelompok
4. Penugasan Individu

Media:
120
Menit
No
LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI
METODE
DURASI
PB SPB DAN MEDIA
pengelolaan keuangan dan
pengelolaan kegiatan dana
bergulir (yang mencakup
administrasi, pelaporan,
pengelolaan dokumen
administrasi, pelaporan dana
bergulir) dan fasilitasi penguatan
kelompok, maka Faskab PPU
wajib mengetahui jenis-jenis
Administrasi Dana Bergulir
beserta fungsi dan tata cara
melakukannya dengan benar.
penyusunan laporan keuangan.
Pengadministrasian dan pelaporan
keuangan di tingkat kecamatan
merupakan salah satu tugas utama
UPK. Kegiatan ini dilakukan dalam
rangka mendorong transparansi
dan akuntabilitas khususnya dalam
pengelolaan keuangan. Oleh sebab
itu, dibutuhkan pencatatan yang
jelas, cermat dan akurat serta
didukung oleh bukti-bukti yang
dapat dipertanggung-jawabkan.
Informasi kegiatan dan keuangan
yang lengkap dan benar dapat
digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan suatu keputusan
strategis, pemantauan dan evaluasi
serta pengendalian kinerja.
Secara eksternal, penggunaan
sistem akuntasi keuangan yang
standar dan dapat diperiksa
kebenarannya akan menjadi
instrumen dalam mendorong dan
membangun kepercayaan (trust)
masyarakat dan bukti bahwa UPK
dan kelompok telah mengelola
keuangan secara tertib dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Keuangan dan Administrasi Non
Keuangan Dana Bergulir
ditingkat Kelompok.
3. Peserta dapat menyebutkan
jenis-jenis Administrasi
Keuangan dan Administrasi Non
Keuangan Kegiatan Dana
Bergulir ditingkat UPK
4. Peserta dapat melakukan
pencatatan pada Kartu Kredit,
Buku Kas Harian dan Buku Bank
Harian Pengembalian SPP
dengan baik dan benar.
1. Bahan Tayang
2. Lembar kerja
(simulasi soal)
8.2 Akuntansi Dasar Kegiatan Dana Bergulir

1. Pencatatan transaksi selama
ini mengunakan metode
single entries.
2. Kesulitan dalam hal
penyusunan dan validitas
laporan keuangan.
3. Transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas yang
semakin banyak.
Produk dari ilmu akuntansi adalah
laporan keuangan, laporan
keuangan Kegiatan Dana Bergulir
memegang peran yang sangat
penting sebagai informasi dasar
atas prestasi pengelolaan kegiatan
dana bergulir. Lebih dari itu laporan
keuangan dapat digunakan
sebagai pijakan pengembilan
keputusan, penentuan program-
program dan prioritas kegiatan
pendampingan. Oleh karena itu
laporan keuangan mutlak harus
lengkap dan valid.
Review terhadap laporan keuangan
diperlukan untuk mengetahui
apakah laporan keuangan di suatu
1. Peserta mengetahui prinsip
akuntansi keuangan dasar
(prinsip Neraca dan laporan laba-
rugi).
2. Peserta mengetahui prinsip
dasar jurnal penerimaan dan
pengeluaran kas.
3. Peserta mampu mencatat
transaksi dengan metode jurnal
entries
4. Peserta mampu menyusun
laporan keuangan (neraca, laba-
rugi, laporan perubahan modal
1. Curah pengalaman
2. Pemberian informasi dan
presentasi
3. Praktek penugasan
Metode:
1. Curah pengalaman
2. Ceramah &
presentasi
3. Praktek penugasan

Media:
1. Bahan Tayang
2. Bahan Bacaan
60
Menit
No
LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI
METODE
DURASI
PB SPB DAN MEDIA
wilayah sudah lengkap dan
datanya valid. Validasi laporan
digunakan untuk mengukur tingkat
akuntabilitas dari sebuah laporan
keuangan.
Laporan keuangan dihasilkan dari
pencatatan, pengelompokkan dan
pengikhtisaran transaksi keuangan
suatu unit usaha.
Umumnya laporan keuangan terdiri
dari neraca (balance sheet),
laporan laba-rugi (profit and loss
statement), laporan perubahan
modal, arus kas (cash flow
statement) dan catatan atas
laporan keuangan (notes of
financial statement).
Pemahaman dasar tentang ilmu
akuntansi keuangan dasar mutlak
diperlukan, baik dalam hal
penyusunan laporan maupun
dalam hal review dan validasi
laporan keuangan.
9 Pengembangan Ekonomi Perdesaan
9.1 Memperkuat Kelembagaan Ekonomi Desa

1. Perkembangan dan
pemanfaaan BUMDes dalam
posisi stagnan, dan tidak
berkembang sebagai wadah
pengembangan ekonomi
kerakyatan di desa.
2. Intervensi pemerintah
terhadap BUMDes hanya
sebatas pemberian payung
hukum dan kedudukan legal
formal, namun belum
memberikan penguatan
modal awal/block-grand
untuk pengembangan.
3. Pemanfaatan hasil-hasil
kegiatan program PNPM
Mandiri Perdesaan di desa
belum ada sinergi dengan
institusi BUMDes sebagai
payung aset masyarakat.
Dengan diterbitkannya
Kepmendagri No. 39/2010 tentang
BUMDes, tampaknya merupakan
"pintu masuk" bagi perlunya
dilakukan Revitalisasi dan
Optimalisasi BUMDes Sebagai
Sarana Pemberdayaan Ekonomi
(Pro) Rakyat.
Jika kita telaah Kemendagri
tersebut; maka setidaknya ada 2
(dua) hal yang perlu digaris-
bawahi:
1. Perlunya segera diterbitkan
Perda oleh setiap Pemerintah
Kabupaten agar keberadaan
BUMDes memiliki aspek
legalitas yang kuat (sesuai
dengan mandat Kemendagri
tsb).
2. Diperlukan pemisahan
1. Peserta dapat memahami
kebijakan perundangana terkait
dengan BUMDes.
2. Peserta dapat memahami
pemisahan kegiatan-kegiatan
dalam kelembagaan BUMDes.
3. Peserta dapat memahami
sinergitas pemanfaatan hasil-
hasil kegiatan program PNPM
Mandiri Perdesaan di desa ke
dalam institusi BUMDes sebagai
sarana pelestarian aset
masyarakat.
1. Curah pengalaman
2. Pemberian informasi dan
presentasi
3. Praktek penugasan
Metode:
1. Curah pengalaman
2. Pemberian informasi
dan presentasi
3. Praktek penugasan

Media:
1. Bahan bacaan
Kepmendagri No.
39/2010 tentang
BUMDes
2. Bahan tayang
90
Menit
No
LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI
METODE
DURASI
PB SPB DAN MEDIA
manajemen BUMDes antara
kegiatan yang menangani
sektor Keuangan Mikro
(Lembaga Keuangan Mikro)
BUMDes dengan kegiatan yang
menangani sektor riel (produksi,
jasa, dan perdagangan).

Pemisahan ini penting karena
manajemen LKM memiliki ciri
tersendiri dibandingkan dengan
manajemen sektor riel.
Sehingga dana amanah
masyarakat yang disimpan dan
dikelola oleh LKM BUMDes
dapat dikelola sedemikian rupa
sesuai dengan prinsip-prinsip
manajemen lembaga keuangan
mikro.
Dari pengamatan lapangan
diketahui bahwa Instansi yang
berwenang menangani dan
membina BUMDes selama ini;
katakanlah Kantor Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa (BPMPD)
sebagian besar belum banyak yang
memahami bahwa pembagian
manajemen kedua aktivitas itu
harus terpisah.
Pemahaman ini memiliki
konsekuensi perlunya dilakukan
kegiatan dan disediakan anggaran
khusus setidaknya untuk 3 (tiga)
macam pelatihan, yaitu
1. Pelatihan Manajemen
Lembaga Keuangan Mikro
BUMDes, dan
2. Pelatihan Pengembangan
Sektor Riel BUMDes
(produksi, jasa, dan
perdagangan).
3. Selain itu, bahwa di level
Kecamatan yang membawahi
beberapa BUMDes perlu
No
LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI
METODE
DURASI
PB SPB DAN MEDIA
ditempatkan seorang Tenaga
Pendamping yang bertugas
sebagai fasilitator BUMDes di
wilayah binaannya (dalam hal
ini diperlukan Pelatihan
Fasilitator Pendamping
BUMDes).
Setelah ketiga hal tadi disiapkan,
barulah perlunya penguatan modal
(awal) bagi BUMDes melalui
mekanisme "Block Grant" baik
yang bersumber dari Pusat,
Provinsi, dan Kabupaten/Kota.
Pemberian "Block Grant" ini
hendaknya dilakukan secara
berkesinambungan agar BUMDes
semakin lebih kuat dan mampu
sebagai pendorong ekonomi
perdesaan yang tangguh.

Kegiatan Revitalisasi dan
Optimalisasi Peran BUMDes
hendaknya mendapat dukungan
dan dorongan yang kuat dari para
pemangku kepentingan: BPMD
Pusat, Provinsi Kabupaten/Kota
dan asosiasi-asosiasi terkait seperti
APDESI.
Sudah saatnya masyarakat desa
memikirkan, merencanakan, dan
melaksanakan kegiatan ekonomi
secara sinerjik melalui BUMDes.
Terkait dengan pemanfaatan hasil-
hasil program PNPM Mandiri
Perdesaan, nampaknya belum ada
sinergitas dalam pengembangan
BUMDes dengan hasil kegiatan
program di desa, baik kegiatan
fisik maupun dana bergulir.
9.2 Kerjasama dengan Pihak Ketiga dan CSR 4.

1. Diketahuinya apa yang
dimaksudkan dengan
tanggung jawab sosial
Corporate Social Responsibility
atau dikenal juga sebagai tanggung
jawab sosial perusahaan adalah
1. Peserta mendapat pelajaran dari
pengalaman pengembangan
jaringan kerjasama.
1. Curah pengalaman
2. Pemberian informasi dan
presentasi
Metode:
1. Curah pengalaman
2. Ceramah dan
120
Menit
No
LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI
METODE
DURASI
PB SPB DAN MEDIA
perusahaan sebagai
tanggung jawab yang
melekat pada setiap
perusahaan penanam modal
untuk tetap menciptakan
hubungan yang serasi,
seimbang, dan sesuai
dengan lingkungan, nilai,
norma, dan budaya
masyarakat setempat.
2. Memahami kemauan
pemerintah untuk melibatkan
dunia usaha/swasta (CSR)
dalam mendukung
keberhasilan PNPM.
3. Mengetahui indikator dan
capaian keberhasilan
program tersebut terlihat
jelas tentang pentingnya
percepatan penanggulangan
kemiskinan dalam dimensi
sosial, ekonomi dan sarana
prasarana dasar masyarakat
bentuk perwujudan tanggungjawab
perusahan dalam mengembangkan
masyarakat.
Bentuk-bentuk CSR bervariasi
tergantung pada pemahaman
perusahaan dan kepentingan
perusahaan sendiri. CSR itu sendiri
secara konsepsi mengalami
perkembangan seiring dengan
dinamika relasi fungsional antara
masyarakat, pemerintah dan
perusahaan.
Konsep CSR pada awalnya
berkembang karena kritik terhadap
postulasi tujuan perusahaan yang
hanya berupa maksimalisasi
keuntungan bagi pemilik semata.
Kritik ini menyatu dengan realitas
keberlanjutan perusahaan sendiri
yang ternyata sangat tergantung
pada relasi positif dengan
masyarakat.
Titik temu ini melahirkan konsep
perubahan dari maksimalisasi profit
bagi pemilik perusahaan menjadi
peningkatan kesejahteraan
pemegang saham. Dalam
perkembangannya kemudian
preferensi pemegang saham
sangat ditentukan oleh persepsi
masyarakat. Persepsi masyarakat
diantaranya sangat ditentukan oleh
sejauh mana perusahaan nyata-
nyata menyumbangkan sebagian
keuntungannya bagi usaha-usaha
pengembangan sosial.
Dengan gambaran tentang
konsepsi dan kebijakan mengenai
CSR dan PNPM-MPd di atas,
maka cukup jelas tentang kemauan
pemerintah untuk melibatkan dunia
usaha/swasta dalam mendukung
keberhasilan PNPM-MPd.
2. Peserta mengetahui konsep
dasar CSR serta prospek
pengembangannya.
3. Peserta mengetahui bentuk-
bentuk pola dan proses
kerjasama.
4. Peserta dapat merumuskan
startegi dan langkah fasilitasi
sederhana pengembangan
kerjasama dengan PNPM MPd.
3. Praktek penugasan presentasi
3. Praktek Penugasan

Media:
1. Bahan Tayang
2. Bahan Bacaan
No
LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI
METODE
DURASI
PB SPB DAN MEDIA
Dari indikator dan capaian
keberhasilan program di atas
terlihat jelas tentang pentingnya
percepatan penanggulangan
kemiskinan dalam dimensi sosial,
ekonomi dan sarana prasarana
dasar masyarakat. Makna penting
penanggulangan ini tidak semata-
mata berguna bagi kepentingan
masyarakat dan pemerintah, akan
tetapi ternyata juga penting dan
bermanfaat bagi kelangsungan
perusahaan.
9.3 Akses Pasar Desa dan Pengembangan Kawasan

1. Pasar desa-pasar desa dan
hasil-hasil kegiatan lain
PNPM Mandiri Perdesaan
belum di-Perdeskan dan
masuk dalam institusi
BUMDes.
2. Fasilitator belum melakukan
pemetaan terhadap potensi
hasil-hasil kegiatan PNPM
Mandiri Perdesaan untuk
dikembangkan menjadi desa
wisata.
3. Lemahnya fasilitasi atau
pendampingan dalam
memberikan penguatan
kepada TP3 di desa.
Beberapa kriteria terkait dengan
pengembangan pasar desa adalah;
pasar desa hasil kegiatan PNPM-
MPd, telah diperdeskan dan
dinaungi BUMDes, didukung data
tentang volume penjualan/bulan,
minimal 60% penjual berasal dari
desa setempat, Minimal 60%
produk yang dijual berasal dari
desa setempat (sekitarnya),
penjual merupakan kelompok
peminjam dana bergulir (minimal
terdapat satu kelompok), didukung
data pembukuan operasional
pasar.
Sedangkan pengembangan desa
wisata berbasis pemberdayaan
masyarakat harus memiliki kriteria
sesuai dengan rancangan
RPJMDes, kemampuan
kelembagaan relevan, kondisi alam
dan budaya lokal yang sesuai,
pengalaman serta praktik
pemberdayaan masyarakat
terpelihara baik, memiliki nilai
kepariwisataan kuat (tradisi kuliner,
seni, ritual, tempat keramat),
lokasi secara geo strategis
memenuhi syarat/keterkaitan antar
wilayah, pemukiman yang
mencirikan tradisi serta arsitektur
local.
1. Peserta dapat memahami latar
belakang dan pentingnya
pelestarian hasil kegiatan PNPM
Mandiri Perdesaan terkait pasar
desa.
2. Peserta dapat memahami latar
belakang dan pentingnya
pengembangan hasil kegiatan
PNPM Mandiri Perdesaan terkait
dengan desa wisata berbasis
pemberdayaan masyarakat.
3. Peserta dapat memahami cara
mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan hasil-hasil
kegiatan PNPM Mandiri
Perdesaan yang berpotensi
dapat dikembangakan sebagai
desa wisata berbasis
pemberdayaan masyarakat.
4. Peserta dapat memahami cara
mengidentifikasi berdasarkan
kriteria-kriteria dalam
pengembangan pasar desa.
1. Curah pengalaman
2. Pemberian informasi dan
presentasi
3. Praktek penugasan
Metode:
1. Curah pengalaman
2. Ceramah &
presentasi
3. Praktek penugasan

Media:
1. Bahan tayang
2. Bahan bacaan

90
Menit
No
LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI
METODE
DURASI
PB SPB DAN MEDIA
9.4 KUBE dan Kewira Usahaan Desa

1. Pemahaman lembaga
keuangan diantara para
pelaku seringkali masih
rancu diantara lembaga
keuangan bank, lembaga
keuangan non bank dan
lembaga keuangan mikro.
2. Tidak sedikit yang
memahami kegiatan dana
bergulir PNPM MPd
disamakan dengan lembaga
keuangan lainnya.
Pendampingan pengelolaan
kegiatan dana bergulir agar tetap
focus sesuai dengan tujuan yang
diamanatkan program maka sangat
dibutuhan adanya satu landasan
pemahaman yang kuat terhadap
pengertian lembaga keuangan,
lembaga keuangan bank, lembaga
keuangan non bank, lembaga
keuangan mikro dan pemahaman
terhadap kegiatan dana bergulir
PNPM MPd itu sendiri.
Memahami positioning pengelolaan
kegiatan dana bergulir terhadap
lembaga keuangan yang ada akan
dapat memberikan arah yang jelas
dalam memberikan pendampingan
pengelolaan kegiatan dana bergulir
di lapangan sehingga dapat
memberikan manfaat bagi
masyarakat sebagaimana
diamanatkan program.
1. Peserta dapat menjelaskan
pengertian lembaga keuangan.
2. Peserta dapat menjelaskan
perbedaan lembaga keuangan
dan lembaga keuangan non
bank.
3. Peserta dapat menjelaskan
pengertian micro finance dalam
program PNPM MPd.
4. Peserta dapat melakukan
identifikasi macam-macam
lembaga keuangan mikro di
lingkungannya / indonesia.
5. Peserta dapat menjelaskan
positioning kegiatan dana
bergulir PNPM MPd terhalap
lembaga keuangan.
1. Ceramah.
2. Diskusi kelompok.
3. Curah pendapat.
Metode:
1. Ceramah
2. Diskusi kelompok
3. Curah pendapat

Media:
1. Bahan tayang
2. Bahan bacaan
90
Menit
10 Praktek Lapangan (Supervisi dan Monitoring)
10.1 Supervisi dan Monitoring KDB (SPB: 1.2, 4, dan 5)

1. Pengertian Supervisi dan
Monitoring
2. Mekanisme melakukan
Supervisi dan Monitoring
3. Cara cara melakukan
supervisi dan monitoring dan
waktu untuk melakukan
supervisi dan monitoring,
pelaku supervisi dan
monitoring
4. Instrumen supervisi dan
monitoring, membuat analisa
dan review serta
rekomendasi hasil supervisi
dan monitoring
5. Pengertian pemeriksaan
laporan keuangan dan dana
bergulir UPK
Dalam menjalankan tugasnya
sebagai Fasilitator Kabupaten
Perguliran dan Pengembangan
Usaha, maka dipandang perlu
Faskab PPU untuk mengetahui,
menghayati dan melaksanakan
tugas-tugas tersebut sesuai
dengan SOP Fasilitator.
Dari keseluruhan tupoksi yang ada,
pada kesempatan ini akan dibahas
Pengetahuan Supervisi dan
Monitoring secara lebih spesifik.
1. Peserta dapat menjelaskan apa
yang dimaksud supervisi dan
monitoring
2. Peserta dapat menjelaskan
tentang mekanisme supervisi dan
monitoring yang efektif
3. Peserta dapat menjelaskan cara
melakukan supervisi dan
monitoring serta pihak-pihak yang
terlibat
4. Peserta dapat menjelaskan cara
membuat laporan supervisi dan
monitoring, melakukan analisa
serta membuat rekomendasi hasil
supervisi dan monitoring.
5. Peserta dapat menjelaskan
manfaat/tujuan dilakukannya
pemeriksaan laporan keuangan
dan dana bergulir
1. Menjelaskan tentang pegertian
supervisi dan monitoring.
2. Penjelasan tentang lemahnya
proses supervisi dan monitoring
yang mengakibatkan
kelembagaan dana bergulir
yang bermasalah dan lemah
3. Studi kasus kelembagaan dana
bergulir
Metode:
Ceramah
Tanya jawab

Media:
Lembar studi kasus

90
Menit
No
LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI
METODE
DURASI
PB SPB DAN MEDIA
6. Peserta dapat menjelaskan
instrumen pemeriksaan laporan
keuangan dan dana bergulir
7. Peserta dapat menjelaskan
meknisme rekomendasi atas
laporan hasil pemeriksaan
keuangan dan dana bergulir yang
akan digunakan oleh semua
stakeholder program untuk
mengambil suatu keputusan.
10.2 Penilaian Kesehatan UPK (PB. 4)

1. Adanya UPK / lembaga
pengelola perguliran yang
tidak sehat.
2. Cash Flow perguliran belum
dijadikan dasar pencapaian
target.
3. Rencana Kerja
pendampingan KDB di
lapangan belum memberikan
hasil yang siginifikan
terhadap kinerja UPK /
pengelola dana bergulir.
Esensi kegiatan dana bergulir
PNPM-MPd salah satunya adalah
memberikan kemudahan akses
permodalan bagi masyarakat
/kelompok sasaran dengan cara
mendekatkan modal kepada
masyarakat.
Untuk itu diperlukan adanya
lembaga pengelola dana bergulir
yang sehat dan berkelanjutan
sehingga keberadaan dana bergulir
tersebut secara optimal
dimanfaatkan oleh masyarakat.

Kegiatan dana bergulir yang lestari
dan berkelanjutan dapat dilakukan
jika lembaga yang mengelolanya
sehat dan mampu mengoptimalkan
keberadaan dana tersebut untuk
menjawab tujuan program,
pembinaan kelompok dilakukan
dengan baik, sistem perguliran
yang tepat, dan lain-lain.

Agar hal-hal tersebut diatas dapat
dicapai maka sebagai tahap awal
diperlukan informasi awal tentang
bagaimana kondisi kesehatan
lembaga pengelolanya.
Berdasarkan indikator penilaian
yang ada; sehingga hasil dan
kategori kesehatan UPK dapat
ditentukan.

1. Peserta dapat menyebutkan
indikator-indikator penilaian
kesehatan UPK.
2. Peserta dapat melakukan
Penilaian Kinerja kelembagaan,
pengelolaan keuangan, dan
pengelolaan pinjaman
3. Peserta dapat menyebutkan
jumlah UPK sehat dan tidak
sehat berdasarkan penilaian.
4. Peserta dapat menyebutkan KPI
Program bidang pengelolaan
kegiatan dana bergulir tentang
UPK sehat.
5. Peserta dapat menyusun
rencana kegiatan, menentukan
prioritas program dan lokasi
untuk mencapai KPI program
yang telah ditentukan dalam
RKTL.
1. Curah pengalaman
2. Pemberian informasi dan
presentasi
3. Praktek penugasan
Metode:
Curah pengalaman
Ceramah
Praktek penugasan

Media:
Bahan tayang
RKTL fasilitasi
pendampingan KDB
90
Menit
No
LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI
METODE
DURASI
PB SPB DAN MEDIA
Setelah mengetahui kondisi
kesehatan pengelola maka tahap
selanjutnya adalah melakukan
identifikasi sebab-sebab terjadinya
pengelola dana bergulir tidak
sehat.

Tahap akhir adalah menyusun
rencana kegiatan yang dibutuhkan
untuk meningkatkan kinerja
kesehatan pengelola dana bergulir.

10.3 Fasilitasi Kelompok (PB. 5)

10.4 Identifikasi Potensi PEP (SPB: 9.1, 9.2, 9.3, dan 9.4)

11 Finalisasi dan Presentasi Hasil Praktek Lapangan
11.1 Finalisasi Laporan Hasil Praktek Lapangan

1. Peserta dapat menyusun
laporan hasil praktek lapangan
2.
Metode:
Ceramah
Penugasan klompok
Diskusi

Media:
Bahan tayang
Format-format
pendukung
120
Menit
11.2 Presentasi Hasil Praktek Lapangan

1. Peserta dapat
mempresentasikan hasil praktek
lapangan
2.
Metode:
Ceramah
Penugasan klompok
Diskusi dan
presentasi klompok

Media:
Bahan tayang
Format-format
pendukung
120
Menit
12 Peningkatan Kapasitas Dana Bergulir
12.1 Merancang Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Dana Bergulir

1. Pentingnya rancangan
pelatihan
2. Pentingnya kemampuan
Pelatihan peningkatan kapasitas
pengelolaan dana bergulir sangat
penting dilakukan. Namun
1. Peserta dapat menjelaskan
perlunya rancangan pelatihan
2. Peserta dapat melakukan
1. Berpikir kritis serta dapat
melakukan oto kritik secara
proporsional.
Metode:
1. Refleksi
2. Ceramah singkat
90
Menit
No
LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI
METODE
DURASI
PB SPB DAN MEDIA
menidentifikasi pelaku dan
proses penyusunan TNA
penguatan kapasitas
pengelolaan keuangan dan
dana bergulir
3. Perlunya peningkatan
kualitas pelatihan
pengelolaan keuangan dan
dana bergulir
4. Cara merancang pelatihan
peningkatan kapasitas
pengelolaan dana bergulir
demikian pelatihan yang dilakukan
harus berdasarkan analisa yang
mendalam, yang sesuai dengan
kebutuhan pelaku dalam
menjalankan tugasnya mengelola
kegiatan dana bergulir.
Identifikasi pelaku inti dan materi
pelatihan harus menyesuaikan
dengan kondisi dilapangan.
Rancangan pelatihan sangat
penting dilakukan agar pelatihan
berkualitas.
identifikasi pelaku-pelaku
penguatan kapasitas
pengelolaan keuangan dan dana
bergulir
3. Peserta dapat menjelaskan cara
menyusun TNA (Training Need
Assessment)
4. Peserta dapat menyebutkan cara
merancang pelatihan
peningkatan kapasitas
pengelolaan dana bergulir
2. PTO tentang tupoksi Faskab
PPU dan Mekanisme perguliran
3. PTO Penjelasan II
4. DOK PNPM-MP, kegiatan
pelatihan masyarakat

Media:
1. Bahan bacaan:
PTO ttg tupoksi
faskab PPU
Mekanisme
perguliran
PTO Penjelasan II
DOK PNPM-MPd,
kegiatan pelatihan
masyarakat
2. Bahan tayang
12.2 Mengelola dan Mengevaluasi Kegiatan Pelatihan Dana Bergulir

1. Siapa saja pelaku
pengelolaan pelatihan dana
bergulir, dan siapa saja
calon peserta pelatihan dana
bergulir..?
2. Kenapa perlu koordinasi
dengan pelaku dan
kelembagaan yang ada..?
3. Sistem pengelolaan dan
pengendalian pelatihan dana
bergulir
Dalam menjalankan tugasnya
sebagai Fasilitator Kabupaten
Perguliran dan Pengembangan
Usaha, maka dipandang perlu
Faskab PPU untuk mengetahui,
menghayati dan melaksanakan
tugas-tugas tersebut sesuai
dengan SOP Fasilitator.
Salah satu tugas yang sangat
pentinga adalah pengelolaan
pelatihan peningkatan kapasitas
pengelolaan keuangan dan dana
bergulir.
Pengelolaan pelatihan ini bukan
saja menyiapkan modul pelatihan,
akan tetapi melakukan koordinasi
dengan kelembagaan yang ada.
1. Peserta dapat mengidentifikasi
pelaku-pelaku yang mengelola
pelatihan dana bergulir
2. Peserta dapat menjelaskan
fungsi koordinasi dengan pelaku
dan kelembagaan yang ada
dalam mengelola pelatihan dana
bergulir
3. Peserta dapat menjelaskan
proses pengelolaan dan
pengendalian pelatihan dana
bergulir
4. Peserta dapat menjelaskan
sumber-sumber biaya pelatihan
dana bergulir
1. Sistem pengeloaan pelatihan
2. Pengendalian pelatihan dana
bergulir
3. Kualitas pelatihan dana bergulir
4. Fungsi koordinasi dalam
pengelolaan dan pengendalian
pelatihan dana bergulir
5. Supervisi dan monitoring
pelaksanaan dan
pertanggungjawaban pelatihan
dana bergulir
Metode:
1. Ceramah
2. .Tanya Jawab

Media:
1. Bahan tayang
2. Bahan bacaan
120
Menit
13 Rencana Aksi (Pembelajaran Mandiri) dan RKTL
13.1 Rencana Aksi (Pembelajaran Mandiri)

13.2 RKTL

You might also like