FASILITATOR KABUPATEN PERGULIRAN DAN PENGEMBANGAN USAHA (FASKAB PPU)
TAHUN ANGGARAN 2013
No LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI METODE DURASI PB SPB DAN MEDIA 1 Tupoksi dan Kompetensi Faskab PPU 1.1 Tugas, Peran, dan Fungsi Faskab PPU
1. Perlunya Faskab PPU memahami akibat yang ditimbulkan ketika tidak ada Faskab PPU 3. Apa saja ruanglingkup tugas Faskab PPU 4. Strategi apa saja yang perlu dilakukan untuk menjalankan tugas-tugas dan fungsi Faskab PPU Fasilitator Kabupaten PPU atau disingkat Faskab PPU (perguliran dan pengembangan usaha) adalah salah satu pelaku baru (dalam kebijakan PNPM-MPd T.A. 2013); di tempatkan pada level kabupaten, yang meiliki tugas pokok dan fungsi secara lebih khusus focus pada fasilitasi KDB (Kegiatan Pengelolaan Perguliran dan Pengembangan Usaha) dengan wilayah dampingannya adalah semua lokasi kecamatan PNPM- MPd atau para pengurus UPK; baik yang telah memiliki dan mengelola dana perguliran di atas 2 Milyar maupun UPK yang kurang atau dibawahnya; Agar Faskab PPU terampil dalam memberikan fasilitasi pengelolaan KDB (kegiatan dana bergulir); Faskab PPU berkepentingan untuk mengetahui dan memahami tugas- tugas pokok dan fungsi (tupoksi) serta target capaian dan lingkup tugas sesuai dengan ketentuan SOP yang ada (SOP Faskab PPU). Pokok bahasan ini secara umum memberikan pengantar untuk memahami secara utuh berkaitan dengan lingkup tugas, peran, dan fungsi Faskab PPU serta memberikan pemahaman terhadap target-target capaian apa saja yang harus dipersiapkan oleh seorang Faskab PPU di lapangan. 1. Peserta dapat menjelaskan tugas pokok dan fungsi Faskab PPU 2. Peserta dapat menjelaskan ruang lingkup tugas Faskab PPU. 3. Peserta dapat mengidentifikasi rumusan stratgi apa saja yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan tugas-tugas lapangan. 1. Menjelaskan tentang tugas pokok dan fungsi. 2. Bedah PTO tentang tupoksi Faskab PPU dan Mekanisme perguliran 3. Menampilkan gambaran umum dalam bentuk visual kegiatan dana bergulir. Metode: 1. Ceramah 2. Curah pendapat
Media: 1. PTO 2. Media tayang 90 Menit No LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI METODE DURASI PB SPB DAN MEDIA 1.2 Supervisi dan Monitoring Kegiatan Dana Bergulir
1. Pengertian Supervisi dan Monitoring 2. Mekanisme melakukan Supervisi dan Monitoring 3. Cara cara melakukan supervisi dan monitoring dan waktu untuk melakukan supervisi dan monitoring, pelaku supervisi dan monitoring 4. Instrumen supervisi dan monitoring, membuat analisa dan review serta rekomendasi hasil supervisi dan monitoring 5. Pengertian pemeriksaan laporan keuangan dan dana bergulir UPK Dalam menjalankan tugasnya sebagai Fasilitator Kabupaten Perguliran dan Pengembangan Usaha, maka dipandang perlu Faskab PPU untuk mengetahui, menghayati dan melaksanakan tugas-tugas tersebut sesuai dengan SOP Fasilitator. Dari keseluruhan tupoksi yang ada, pada kesempatan ini akan dibahas Pengetahuan Supervisi dan Monitoring secara lebih spesifik. 1. Peserta dapat menjelaskan apa yang dimaksud supervisi dan monitoring 2. Peserta dapat menjelaskan tentang mekanisme supervisi dan monitoring yang efektif 3. Peserta dapat menjelaskan cara melakukan supervisi dan monitoring serta pihak-pihak yang terlibat 4. Peserta dapat menjelaskan cara membuat laporan supervisi dan monitoring, melakukan analisa serta membuat rekomendasi hasil supervisi dan monitoring. 5. Peserta dapat menjelaskan manfaat/tujuan dilakukannya pemeriksaan laporan keuangan dan dana bergulir 6. Peserta dapat menjelaskan instrumen pemeriksaan laporan keuangan dan dana bergulir 7. Peserta dapat menjelaskan meknisme rekomendasi atas laporan hasil pemeriksaan keuangan dan dana bergulir yang akan digunakan oleh semua stakeholder program untuk mengambil suatu keputusan. 1. Menjelaskan tentang pegertian supervisi dan monitoring. 2. Penjelasan tentang lemahnya proses supervisi dan monitoring yang mengakibatkan kelembagaan dana bergulir yang bermasalah dan lemah 3. Studi kasus kelembagaan dana bergulir Metode: 1. Ceramah 2. Tanya jawab
Media: 1. Lembar studi kasus
120 Menit 2 Kebijakan Pengelolaan Dana Bergulir 2.1 Kebijakan Pengelolaan Dana Bergulir
1. Hubungan dan peran pengelolaan kegiatan dana bergulir dalam kegiatan PNPM MPd. 2. Arah / tujuan pengelolaan kegiatan dana bergulir. 3. Peserta belum mempunyai pemahaman yang dibutuhkan dalam memfasilitasi pengelolaan kegiatan dana bergulir. Pengelolaan kegiatan dana bergulir merupakan salah satu kegiatan dalam program PNPM Mandiri Perdesaan. Keberhasilan pengelolaan dilapangan sangat ditentukan dengan pendampingan oleh fasilitator secara benar dan tepat. Agar Fasililtator dapat memberikan pendampingan pengelolaan kegiatan dana bergulir dengan 1. Peserta dapat menjelaskan peran kegiatan dana bergulir dalam PNPM MPd. 2. Peserta dapat menjelaskan kebijakan umum pengelolaan dana bergulir yang meliputi pengertian, tujuan, sasaran, dan ketentuan dasar. 3. Peserta dapat menjelaskan mekanisme pengelolaan dana bergulir yang meliputi kelembagaan pengelola, 1. Penugasan individu speed reading. 2. Diskusi kelompok. 3. Game quiz Metode: 1. Diskusi kelompok 2. Speed reading
Media: 1. Bahan bacaan 2. Game quiz 60 Menit No LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI METODE DURASI PB SPB DAN MEDIA baik; maka perlu memahami panduan kegiatan dana bergulir sebagaimana diatur dalam PTO Penjelasan X. Untuk menanamkan pemahaman tersebut dilakukan dengan metode pembelajaran orang dewasa yaitu melalui diskusi kelas, penugasan kelompok, bisa juga dengan melalui quiz dengan pertanyaan pertanyaannya digali dari peserta latih. ketentuan pendanaan, tahapan pengelolaan, penetapan persyaratan. 4. Peserta dapat menjelaskan efektivitas perguliran yang meliputi anggaran biaya, estimasi pendapatan, tingkat pengembalian dan cakupan wilayah. 5. Peserta dapat menjelaskan penentuan wilayah perguliran yang meliputi perguliran wilayah kecamatan, perguliran wilayah desa, dan perguliran wilayah pemekaran. 2.2 Sistem dan Prosedur Perguliran
1. Implementasi sistem perguliran yang beragam di lapangan. 2. Munculnya masalah iddle money, in efisiensi, daftar tunggu kelompok peminjam, dll. 3. Pemahaman sistem dan prosedur kegiatan dana bergulir oleh pelaku di lapangan masih lemah dan belum standard. Permasalahan-permasalahan perguliran yang muncul di lapangan antara lain terjadinya iddle money, in efisien (biaya tinggi), daftar tunggu pencairan, timing pencairan tidak tepat, dll. Salah satu faktor penting terjadinya hal-hal tersebut di atas adalah berkaitan dengan sistem perguliran yang tidak tepat. Oleh karena itu diperlukan satu sistem perguliran yang kuat dan terstandarisasi guna menjamin peningkatan kinerja pengelolaan dana bergulir.
1. Peserta dapat membuat struktur kelembagaan BKAD (bagan statuta). 2. Peserta dapat menjelaskan lembaga-lembaga dan fungsinya dalam pengelolaan dana bergulir. 3. Peserta dapat menyusun bagan dan menjelaskan sistem perguliran. 4. Peserta dapat merencanaan dan melakukan simulasi musyawarah pendanaan perguliran. 1. Diskusi kelompok 2. Simulasi/Praktek Metode: 1. Diskusi kelompok 2. Simulasi/Praktek
Media: 1. Bahan bacaan 2. Media tayang
60 Menit 3 Aspek Legal Kelembagaan 3.1 Legalitas, Payung Hukum, dan Badan Hukum
1. Payung hukum dan pelanggaran pelaku (pengambilan sepihak kepemilikan asset/inventaris, miss-alokasi anggaran kegiatan UPK, pelanggaran mekanisme keputusan partisipasif, kegagalan menterjemahkan mandat dan Saat ini masih ada pemahaman dari beberapa pihak untuk mewacanakan payung hukum UPK. Latar belakang perlunya payung hukum UPK agar terlindungi secara kelembagaan. Selain itu, SKB Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil 1. Peserta dapat memahami statuta kelembagaan dana bergulir di dalam ranah program 2. Peserta dapat memahami strategi dalam memperkuat struktur kelembagaan dana bergulir 3. Peserta dapat dan mampu mamahami atas tujuan dari kelembagaan dana bergulir 1. Curah pengalaman 2. Pemberian informasi dan presentasi 3. Praktek penugasan Metode: 1. Curah pengalaman 2. Ceramah 3. Praktek penugasan
Media: 1. Lembar kerja individu 2. Bahan Bacaan 90 Menit No LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI METODE DURASI PB SPB DAN MEDIA kewenangan pengurus) 2. Motif dampak pertukaran program dan kondisi phase out sebagai dorongan kebutuhan adanya penguatan payung hukum. Menengah, dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 7-09-2009 Tentang Strategi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro menempatkan UPK sebagai LKM (Lembaga Keuangan Mikro) yang akan dikembangkan sebagai BUMDES (Badan Usaha Milik Desa). Akan tetapi kebijakan ini berbeda dengan kebijakan pemerintah melalui PNPM-MPd yang menempatkan UPK sebagai lembaga pengelola kegiatan antar desa. Hal ini berbeda dengan kebijakan yang telah dikeluarkan dan sampai sekarang masih dijalankan di lapangan dimana posisi UPK adalah sebagai Unit Kerja pelaksana mandat BKAD. Oleh karena itu analisis masalah ini dibatasi pada respon terhadap wacana payung hukum UPK dikaitkan dengan capaian kinerja dan pengembangan kelembagaan. Juga disampaikan mengenai capaian hasil yang telah diperoleh melalui implementasi kebijakan yang telah dikeluarkan (SE Mandagri No.414.2/140/PMD Tahun 2006 Tentang Pelestarian dan pengembangan hasil-hasil PPK dan perlunya membentuk BKAD). dalam program adalah untuk penguatan dan pengembangan ekonomi di tingkat masyarakat/kelompok. 4. Peserta dapat dan mampu memberikan dorongan dan pendampingan untuk Penguatan payung hukum kelembagaan dana bergulir melalui fasilitasi produk hukum daerah. 3.2 AD/ART dan Standar Operasional Prosedur (SOP)
1. Standar operasional prosedur (SOP) yang ada belum mampu menjadi acuan dasar pelaksanaan kegiatan di dalam kelembagaan. 2. Standar operasional prosedur (SOP) yang ada belum disosialisasikan secara optimal kepada pihak-pihak yang terkait AD/ART dan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang terdiri dari standar organisasi, standar pengelolaan, standar penanganan, standar pembinaan kelembagaan UPK dan lembaga pendukung UPK sesuai uraian tugas yang dapat diukur dan dapat dipertanggungjawabkan. 1. Peserta dapat memahami latar belakang dan pentingnya dalam menyusun SOP. 2. Peserta dapat memahami pengertian AD/ART dan SOP sebagai standar kinerja organisasi. 3. Peserta dapat memahami proses, orientasi dan teknis dalam penyusunan SOP. 1. Curah pengalaman 2. Pemberian informasi dan presentasi 3. Praktek penugasan Metode: 1. Curah pengalaman 2. Ceramah 3. Praktek penugasan
Media: 1. Bahan Bacaan: - AD/ART - SOP
90 Menit No LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI METODE DURASI PB SPB DAN MEDIA 3. Lemahnya fasilitasi atau pendampingan dalam memberikan kontribusi terhadap penyusunan SOP. Standar Operasional Prosedur disusun oleh UPK dan lembaga pendukung UPK, mengacu pada PTO PNPM Mandiri Perdesaan, disetujui oleh BKAD/MAD serta ditetapkan melalui Musyawarah Antar Desa. Terhadap keseluruhan proses ini, akan difasilitasi oleh Fasilitator Kecamatan. Standar Operasional Prosedur digunakan sebagai dokumen yang menjadi pedoman bagi pihakpihak yang akan melakukan kegiatan-kegiatan pembinaan, pengawasan dan kerja sama. 4. Peserta dapat memahami materi- materi pokok yang harus ada dalam penyusunan SOP. 5. Peserta dapat dan mampu memahami metode-metode dalam menyusun SOP. 4 Penilaian Kesehatan UPK
1. Adanya UPK / lembaga pengelola perguliran yang tidak sehat. 2. Cash Flow perguliran belum dijadikan dasar pencapaian target. 3. Rencana Kerja pendampingan KDB di lapangan belum memberikan hasil yang siginifikan terhadap kinerja UPK / pengelola dana bergulir. Esensi kegiatan dana bergulir PNPM-MPd salah satunya adalah memberikan kemudahan akses permodalan bagi masyarakat /kelompok sasaran dengan cara mendekatkan modal kepada masyarakat. Untuk itu diperlukan adanya lembaga pengelola dana bergulir yang sehat dan berkelanjutan sehingga keberadaan dana bergulir tersebut secara optimal dimanfaatkan oleh masyarakat.
Kegiatan dana bergulir yang lestari dan berkelanjutan dapat dilakukan jika lembaga yang mengelolanya sehat dan mampu mengoptimalkan keberadaan dana tersebut untuk menjawab tujuan program, pembinaan kelompok dilakukan dengan baik, sistem perguliran yang tepat, dan lain-lain.
Agar hal-hal tersebut diatas dapat dicapai maka sebagai tahap awal diperlukan informasi awal tentang bagaimana kondisi kesehatan 1. Peserta dapat menyebutkan indikator-indikator penilaian kesehatan UPK. 2. Peserta dapat melakukan Penilaian Kinerja kelembagaan, pengelolaan keuangan, dan pengelolaan pinjaman 3. Peserta dapat menyebutkan jumlah UPK sehat dan tidak sehat berdasarkan penilaian. 4. Peserta dapat menyebutkan KPI Program bidang pengelolaan kegiatan dana bergulir tentang UPK sehat. 5. Peserta dapat menyusun rencana kegiatan, menentukan prioritas program dan lokasi untuk mencapai KPI program yang telah ditentukan dalam RKTL. 1. Curah pengalaman 2. Pemberian informasi dan presentasi 3. Praktek penugasan Metode: 1. Curah pengalaman 2. Ceramah 3. Praktek penugasan
Media: 1. Bahan tayang 2. RKTL fasilitasi pendampingan KDB 90 Menit No LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI METODE DURASI PB SPB DAN MEDIA lembaga pengelolanya. Berdasarkan indikator penilaian yang ada; sehingga hasil dan kategori kesehatan UPK dapat ditentukan.
Setelah mengetahui kondisi kesehatan pengelola maka tahap selanjutnya adalah melakukan identifikasi sebab-sebab terjadinya pengelola dana bergulir tidak sehat.
Tahap akhir adalah menyusun rencana kegiatan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja kesehatan pengelola dana bergulir.
5 Fasilitasi Kelompok 5.1 Penguatan Kegiatan dan Pengembangan Kelembagaan Kelompok
1. Diketahuinya kategori kelompok sasaran kegiatan dana bergulir berdasarkan faktor pembersatu kelompok, jenis kelompok, perkembangan kelompok dan fungsi kelompok. 2. Mengetahui langkah-langkah penguatan kelompok berdasarkan jenis kelompok, perkembangan kelompok dan Fungsi kelompok Fasilitasi kelompok merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh Fasilitator Kecamatan dalam kaitan dengan: 1. penguatan kelompok, 2. penguatan kelembagaan dan 3. penguatan kegiatan/usaha. Kegiatan fasilitasi kelompok dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung: 1. secara langsung (misalnya: menghubungkan pembeli produk yang dihasilkan, memberikan pelatihan administrasi, dsb) 2. secara tidak langsung (dengan memberikan informasi- informasi yang berkaitan dengan penguatan kelompok) misalnya: memberikan informasi lembaga pelatihan yang berhubungan dengan usaha atau memberikan informasi penyedia modal, dan sebagainya. 1. Peserta dapat mengidentifikasi kategori kelompok sasaran kegiatan dana bergulir berdasarkan beberapa faktor berikut: a) pemersatu kelompok, b) jenis kelompok, c) perkembangan kelompok, d) fungsi kelompok. 2. Peserta dapat mengidentifikasi penguatan kelembagaan kelompok berdasarkan: a) jenis kelompok, b) perkembangan kelompok, dan c) fungsi kelompok. 3. Peserta dapat menjelaskan pengembangan kegiatan kelompok berdasarkan pada jenis kelompok yaitu (1) Kelompok Simpan Pinjam sebagai pengelola pinjaman (executing) dan (2)Kelompok Usaha Bersama. 1. Curah pengalaman 2. Pemberian informasi dan presentasi 3. Praktek penugasan Metode: 1. Curah pengalaman 2. ceramah 3. Praktek penugasan
Media: 1. Bahan tayang 2. Bahan Bacaan 120 Menit No LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI METODE DURASI PB SPB DAN MEDIA Penguatan lainnya yang diharapkan dalam kelembagaan kelompok diantaranya: 1. menguatkan kelembagaan melalui administrasi dan pembukuan, 2. penguatan struktur kelembagaan kelompok, 3. penguatan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga kelompok, 4. penguatan pengembangan modal dan usaha. 5.2 Pengembangan Jaringan Kemitraan Kelompok
1. Mengetahui pengembangan kegiatan atau usaha kelompok dengan penekanan pada penyediaan informasi-informasi kepada kelompok yang mendukung kegiatan/usaha yang mencakup informasi tentang bantuan teknis, permodalan dan keberlanjutan usaha kelompok. 2. Mengetahui langkah-langkah dalam menfasilitasi kelompok dalam pengembangan jaringan dan kemitraan dengan pihak lainnya Fasilitasi pengembangan jaringan dan kemitraan dengan pihak lannya diarahkan pada pengembangan kegiatan atau usaha kelompok dengan penekanan pada penyediaan informasi-informasi kepada kelompok yang mendukung kegiatan/usaha yang mencakup informasi tentang: 1. Bantuan teknis misalnya: lembaga-lembaga pelatihan, instansi terkait penyedia pelatihan, lembaga swadaya masyarakat; 2. Permodalan misalnya: bank, lembaga keuangan, program- program bantuan; 3. Usaha misalnya: penyediaan bahan baku, jaringan pemasaran, diversifikasi usaha. 1. Peserta dapat menyebutkan bentuk kerjasama dalam bentuk bantuan teknis, permodalan dan pengembangan usaha kelompok. 2. Peserta dapat memfasilitasi kelembagaan kelompok dalam mengembangkan jaringan dan membangunan kemitraan dengan pihak lainnya. 3. Peserta dapat menyebutkan beberapa contoh kerjasama dalam pengembangan jaringan dan kemitraan dengan pihak lain seperti Bank, BUMdes, Pasar Desa, CSR dan pemerintah 1. Curah pengalaman 2. Pemberian informasi dan presentasi 3. Praktek penugasan Metode: 1. Curah pengalaman 2. Ceramah 3. Praktek penugasan
Media: 1. Bahan tayang 2. Lembar penugasan 60 Menit 5.3 Perubahan dan Ketentuan Khusus Kelompok
1. Mengetahui beberapa proses yang menyebabkan tejadinya perubahan kelompok. 2. Mengetahui ketentuan khusus dalam menindentifkasi kelompok yang telah layak masuk dalam kategori kelompok executing Dalam menjalankan tugasnya sebagai Fasilitator Kabupaten perguliran dan Pengembangan Usaha, maka dipandang perlu Faskab PPU untuk mengetahui, menghayati dan melaksanakan tugas-tugas tersebut sesuai dengan SOP Fasilitator. Dari keseluruhan tupoksi yang ada, 1. Peserta dapat menyebutkan beberapa hal yang menyebabkan terjadinya perubahan kelompok. 2. Peserta dapat menyebutkan ketentuan khusus dalam mengkategorikan kelompok executing. 3. Peserta dapat menganalisa terhadap perubahan kelompok 1. Curah pengalaman 2. Pemberian informasi dan presentasi 3. Praktek penugasan Metode: 1. Curah pengalaman 2. Ceramah 3. Praktek penugasan
Media: 1. SOP Fasilitator 2. Lembar penugasan 120 Menit No LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI METODE DURASI PB SPB DAN MEDIA pada kesempatan ini akan dibahas secara lebih spesifik dalam sesi ini. Tujuan perubahan kelompok adalah untuk peningkatan kualitas kelompok melalui proses sebagai berikut : a. Penggabungan Kelompok adalah pembentukan kelompok baru berdasarkan penggabungan lebih dari satu kelompok peminjam. Tujuan penggabungan kelompok baru agar kelompok menjadi lebih sehat dan lebih baik. Jika penggabungan kelompok ini dilakukan sesama kelompok peminjam maka harus mendapatkan persetujuan BKAD/MAD atau telah diatur dalam ketentuan perguliran yang disetujui oleh BKAD/MAD. b. Pemekaran Kelompok adalah pemecahan satu kelompok peminjam menjadi lebih dari satu. Tujuan pemekaran agar kelompok lebih sehat dan lebih baik. Pemecahan kelompok ini biasanya terjadi karena wilayah pelayanan. c. Penambahan Anggota Kelompok adalah penambahan jumlah anggota kelompok dari yang sudah ada dengan tujuan membentuk kelompok yang lebih sehat dan menambah jumlah pemanfaat. d. Pengurangan Anggota Kelompok adalah pengurangan jumlah anggota kelompok dari yang sudah ada dengan tujuan membentuk kelompok yang sehat dan berdasarkan ketentuan kesepakatan kelompok. Terdapat beberapa ketentuan khusus dalam mengkategorikan kelompok untuk menjadi kelompok executing . dalam meningkatkan kualitas kelompok melalui proses penggabungan, pemekaran,penambahan dan pengurangan anggota kelompok . 4. Peserta dapat melakukan identifikasi terhadap kelompok yang telah memenuhi ketentuan khusus sebagai kelompok executing No LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI METODE DURASI PB SPB DAN MEDIA 6 Pengelolaan dan Identifikasi Pinjaman Bermasalah 6.1 Pengelolaan Pinjaman Bermasalah
1. Pemahaman dasar-dasar (tujuan, prinsip, pengertian, penggolongan dan mekanisme pengelolaan pinjaman bermasalah) masih sangat lemah. 2. Pengelolaan pinjaman bermasalah di lapangan belum menghasilkan penentuan kategori dan pola penyelesaian pinjaman bermasalah. Penanganan pinjaman bermasalah seringkali dilakukan dengan cara- cara yang bisa dilakukan oleh pengelola dana bergulir tanpa mendasarkan pada langkah- langkah Panduan PTO Penjelasan X. Penanganan tersebut kurang signifikan menghasilkan perbaikan kualitas pengelolaan dana bergulir. Untuk menanamkan dasar-dasar pengelolaan pinjaman bermasalah menjadi sangat penting untuk memberikan landasan pijak pengelolaan pinjaman bermasalah.
Selanjutnya tindakan-tindakan nyata melalui identifikasi dan hasil identifikasi pinjaman bermasalah berupa penentuan kategori dan pola pinjaman bermasalah mutlak diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan menentukan tindakan yang tepat terhadap setiap pinjaman bermasalah.
Setiap keputusan tindakan dilakukan melalui sistem pengambilan keputusan kelembagaan PNPM Mandiri Perdesaan yaitu melalui forum MAD. 1. Peserta dapat menggunakan laporan form 84c dan laporan kolektibilitas pinjaman sebagai sumber informasi pinjaman bermasalah. 2. Peserta dapat mengidentifikasi penyebab permasalahan pinjaman. 3. Peserta dapat menjelaskan tujuan, prinsip, pengertian, penggolongan dan mekanisme pinjaman bermasalah. 4. Peserta dapat menentukan aspek penilaian, bobot hasil penilaian serta kategori dan pola pinjaman bermasalah. 1. Curah pendapat. 2. Diskusi kelompok. 3. Simulasi cerita kondisi pinjaman bermasalah Metode: 1. Curah pendapat 2. Diskusi kelompok 3. Simulasi
Media: 1. Bahan tayang 2. PTO Penjelasan X 120 Menit 6.2 Identifikasi dan Pengelolaan Pinjaman Bermasalah
Metode: Curah pendapat Diskusi kelompok Simulasi
Media: Bahan tayang PTO Penjelasan X 90 Menit No LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI METODE DURASI PB SPB DAN MEDIA 7 Manajemen Kegiatan Dana Bergulir 7.1 Perencanaan Keuangan
1. Tingginya idle capital yang ada di UPK. 2. Rasio biaya operasional yang tinggi dibanding pendapatan jasa. 3. Inefisiensi Pengelolaan Dana Bergulir dan Intensitas perguliran yang tinggi. 4. Pengelolaan dana bergulir tidak didukung dengan Perencanaan kegiatan Tingginya intensitas perguliran UPK saat ini, menuntut pengawalan yang lebih intens, baik dari sisi administrasi maupun operasional dilapangan, terkadang tingkat perguliran yang tinggi, juga tidak berbanding dengan surplus yang diharapkan diakhir tahun, hal ini disebabkan tidak adanya arus kas perguliran dan rencana pendapatan dan biaya yang dijadikan pedoman kerja pengelolaan dana bergulir yang dilakukan UPK. Oleh sebab itu Perencanaan Keuangan yang meliputi: Arus Kas Perguliran, Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya (RAPB) UPK, Rencana Arus Kas Operasional untuk periode satu tahun yang selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Rencana Kerja untuk mendukung pencapaian target kinerja keuangan dana bergulir.
Selain itu Kinerja Kegiatan Dana Bergulir dinilai berdasarkan metode penilaian rasio, baik rasio pendapatan, rasio Biaya, rasio laba, pengelolaan dana dan resiko pinjaman. Dimana semua aspek tadi juga dapat direncanakan diawal tahun, berdasarkan kondisi riil yang ada dan berdasarkan Kegiatan Dana Bergulir tahun sebelumnya.
Oleh sebab itu penyusunan Perencanaan keuangan merupakan langkah awal dalam sebuah manajemen keuangan Kegiatan Dana Bergulir, dan dapat dijadikan tolak ukur pencapaian target sekaligus sebagai sarana pengendalian pengelolaan 1. Peserta mengerti pentingnya perencanaan keuangan. 2. Peserta tahu dan memahami alur dan komponen perencanaan keuangan 3. Peserta mampu menyusun rencana arus kas perguliran. 4. Peserta mampu menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya (RAPB) UPK. 5. Peserta mampu menyusun rencana arus kas operasional UPK. 6. Peserta dapat menyebutkan KPI Program bidang pengelolaan kegiatan dana bergulir tentang idle capital. 1. Curah pengalaman 2. Pemberian informasi dan presentasi 3. Praktek penyusunan format Metode: 1. Curah pengalaman 2. Ceramah 3. Praktek
Media: 1. Media tayang 2. Lembar kerja 60 Menit No LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI METODE DURASI PB SPB DAN MEDIA keuangan satu tahun mendatang.
Penyusunan dan penerapan perencanaan keuangan juga penting sebagai sarana pencapaian target KPI bidang Kegiatan Dana Bergulir, yaitu berkaitan dengan Idle Capital. 7.2 Mekanisme Pengelolaan Administrasi Keuangan
1. Mekanisme pengelolaan administrasi keuangan dana bergulir. 2. Mekanisme pencatatan buku harian kas dan buku harian Bank. 3. Penyusunan laporan keuangan, Neraca, laporan laba rugi dan perubahan modal, bersumber pada nilai yang andal, relevan dan akuntable Pengelolaan dana bergulir yang dilakukan oleh lembaga pengelola dana bergulir tingkat kecamatan saat ini tidak terlepas dari mekanisme pengelolaan keuangan dana bergulir yang dilakukan oleh UPK, mekanisme dari proses perencanaan keuangan, yang didalamnya ada rencana perguliran dan rencana anggaran pendapatan dan biaya (RAPB), proses penyaluran BLM kegiatan SPP/UEP ataupun perguliran, proses penerimaan pengembalian pokok dan jasa yang semuanya menjadi bagian administrasi keuangan, proses penyusunan laporan sampai dengan proses pemeriksaan.
Mekanisme pengelolaan keuangan dana bergulir ini sangat mempengaruhi validitas dan akuntabilitas laporan yang dihasilkan, karena laporan keuangan menjadi ukuran capaian kinerja dana bergulir apabila nilai yang disajikan sesuai dengan kondisi riil saat ini. 1. Peserta mengetahui alur dan mekanisme pendanaan BLM SPP/UEP 2. Peserta mengetahui alur dan mekanisme penyaluran kegiatan perguliran SPP/UEP. 3. Peserta memahami sistem administrasi penerimaan dan pengeluaran kas dana bergulir. 4. Peserta mengenal dan memahami sistem pencatatan pada buku harian kas dan bank 5. Peserta mampu mengadministasikan penerimaan dan pengeluaran kas. 6. Peserta mengenal dan memahami laporan keuangan dana bergulir PNPM MPd 1. Curah pengalaman 2. Pemberian informasi dan presentasi 3. Praktek penugasan Metode: 1. Curah pengalaman 2. Ceramah 3. Praktek penugasan
Media: 1. Media tayang 2. Lembar penugasan 60 Menit 8 Laporan Dana Bergulir 8.1 Administrasi dan Laporan Keuangan Dana Bergulir
Sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang Faskab PPU dalam menjalankan salah satu Tupoksinya yaitu melakukan review dan bantuan teknis kepada Pengurus UPK dan Kelompok Peminjam dalam Administrasi dan pelaporan keuangan UPK adalah kegiatan untuk mencatat/merekam semua kejadian/transaksi terkait dengan pengelolaan keuangan di UPK mulai tahap penyusunan rencana anggaran, pembukuan sampai 1. Peserta dapat membedakan antara Administrasi Keuangan dengan Administrasi Non Keuangan Kegiatan Dana Bergulir. 2. Peserta dapat menyebutkan jenis-jenis Administrasi 1. Penjelasan singkat 2. Tanya Jawab 3. Diskusi Kelompok 4. Tugas individu (simulasi soal) Metode: 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi Kelompok 4. Penugasan Individu
Media: 120 Menit No LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI METODE DURASI PB SPB DAN MEDIA pengelolaan keuangan dan pengelolaan kegiatan dana bergulir (yang mencakup administrasi, pelaporan, pengelolaan dokumen administrasi, pelaporan dana bergulir) dan fasilitasi penguatan kelompok, maka Faskab PPU wajib mengetahui jenis-jenis Administrasi Dana Bergulir beserta fungsi dan tata cara melakukannya dengan benar. penyusunan laporan keuangan. Pengadministrasian dan pelaporan keuangan di tingkat kecamatan merupakan salah satu tugas utama UPK. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mendorong transparansi dan akuntabilitas khususnya dalam pengelolaan keuangan. Oleh sebab itu, dibutuhkan pencatatan yang jelas, cermat dan akurat serta didukung oleh bukti-bukti yang dapat dipertanggung-jawabkan. Informasi kegiatan dan keuangan yang lengkap dan benar dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan suatu keputusan strategis, pemantauan dan evaluasi serta pengendalian kinerja. Secara eksternal, penggunaan sistem akuntasi keuangan yang standar dan dapat diperiksa kebenarannya akan menjadi instrumen dalam mendorong dan membangun kepercayaan (trust) masyarakat dan bukti bahwa UPK dan kelompok telah mengelola keuangan secara tertib dan dapat dipertanggungjawabkan. Keuangan dan Administrasi Non Keuangan Dana Bergulir ditingkat Kelompok. 3. Peserta dapat menyebutkan jenis-jenis Administrasi Keuangan dan Administrasi Non Keuangan Kegiatan Dana Bergulir ditingkat UPK 4. Peserta dapat melakukan pencatatan pada Kartu Kredit, Buku Kas Harian dan Buku Bank Harian Pengembalian SPP dengan baik dan benar. 1. Bahan Tayang 2. Lembar kerja (simulasi soal) 8.2 Akuntansi Dasar Kegiatan Dana Bergulir
1. Pencatatan transaksi selama ini mengunakan metode single entries. 2. Kesulitan dalam hal penyusunan dan validitas laporan keuangan. 3. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang semakin banyak. Produk dari ilmu akuntansi adalah laporan keuangan, laporan keuangan Kegiatan Dana Bergulir memegang peran yang sangat penting sebagai informasi dasar atas prestasi pengelolaan kegiatan dana bergulir. Lebih dari itu laporan keuangan dapat digunakan sebagai pijakan pengembilan keputusan, penentuan program- program dan prioritas kegiatan pendampingan. Oleh karena itu laporan keuangan mutlak harus lengkap dan valid. Review terhadap laporan keuangan diperlukan untuk mengetahui apakah laporan keuangan di suatu 1. Peserta mengetahui prinsip akuntansi keuangan dasar (prinsip Neraca dan laporan laba- rugi). 2. Peserta mengetahui prinsip dasar jurnal penerimaan dan pengeluaran kas. 3. Peserta mampu mencatat transaksi dengan metode jurnal entries 4. Peserta mampu menyusun laporan keuangan (neraca, laba- rugi, laporan perubahan modal 1. Curah pengalaman 2. Pemberian informasi dan presentasi 3. Praktek penugasan Metode: 1. Curah pengalaman 2. Ceramah & presentasi 3. Praktek penugasan
Media: 1. Bahan Tayang 2. Bahan Bacaan 60 Menit No LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI METODE DURASI PB SPB DAN MEDIA wilayah sudah lengkap dan datanya valid. Validasi laporan digunakan untuk mengukur tingkat akuntabilitas dari sebuah laporan keuangan. Laporan keuangan dihasilkan dari pencatatan, pengelompokkan dan pengikhtisaran transaksi keuangan suatu unit usaha. Umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca (balance sheet), laporan laba-rugi (profit and loss statement), laporan perubahan modal, arus kas (cash flow statement) dan catatan atas laporan keuangan (notes of financial statement). Pemahaman dasar tentang ilmu akuntansi keuangan dasar mutlak diperlukan, baik dalam hal penyusunan laporan maupun dalam hal review dan validasi laporan keuangan. 9 Pengembangan Ekonomi Perdesaan 9.1 Memperkuat Kelembagaan Ekonomi Desa
1. Perkembangan dan pemanfaaan BUMDes dalam posisi stagnan, dan tidak berkembang sebagai wadah pengembangan ekonomi kerakyatan di desa. 2. Intervensi pemerintah terhadap BUMDes hanya sebatas pemberian payung hukum dan kedudukan legal formal, namun belum memberikan penguatan modal awal/block-grand untuk pengembangan. 3. Pemanfaatan hasil-hasil kegiatan program PNPM Mandiri Perdesaan di desa belum ada sinergi dengan institusi BUMDes sebagai payung aset masyarakat. Dengan diterbitkannya Kepmendagri No. 39/2010 tentang BUMDes, tampaknya merupakan "pintu masuk" bagi perlunya dilakukan Revitalisasi dan Optimalisasi BUMDes Sebagai Sarana Pemberdayaan Ekonomi (Pro) Rakyat. Jika kita telaah Kemendagri tersebut; maka setidaknya ada 2 (dua) hal yang perlu digaris- bawahi: 1. Perlunya segera diterbitkan Perda oleh setiap Pemerintah Kabupaten agar keberadaan BUMDes memiliki aspek legalitas yang kuat (sesuai dengan mandat Kemendagri tsb). 2. Diperlukan pemisahan 1. Peserta dapat memahami kebijakan perundangana terkait dengan BUMDes. 2. Peserta dapat memahami pemisahan kegiatan-kegiatan dalam kelembagaan BUMDes. 3. Peserta dapat memahami sinergitas pemanfaatan hasil- hasil kegiatan program PNPM Mandiri Perdesaan di desa ke dalam institusi BUMDes sebagai sarana pelestarian aset masyarakat. 1. Curah pengalaman 2. Pemberian informasi dan presentasi 3. Praktek penugasan Metode: 1. Curah pengalaman 2. Pemberian informasi dan presentasi 3. Praktek penugasan
Media: 1. Bahan bacaan Kepmendagri No. 39/2010 tentang BUMDes 2. Bahan tayang 90 Menit No LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI METODE DURASI PB SPB DAN MEDIA manajemen BUMDes antara kegiatan yang menangani sektor Keuangan Mikro (Lembaga Keuangan Mikro) BUMDes dengan kegiatan yang menangani sektor riel (produksi, jasa, dan perdagangan).
Pemisahan ini penting karena manajemen LKM memiliki ciri tersendiri dibandingkan dengan manajemen sektor riel. Sehingga dana amanah masyarakat yang disimpan dan dikelola oleh LKM BUMDes dapat dikelola sedemikian rupa sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen lembaga keuangan mikro. Dari pengamatan lapangan diketahui bahwa Instansi yang berwenang menangani dan membina BUMDes selama ini; katakanlah Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) sebagian besar belum banyak yang memahami bahwa pembagian manajemen kedua aktivitas itu harus terpisah. Pemahaman ini memiliki konsekuensi perlunya dilakukan kegiatan dan disediakan anggaran khusus setidaknya untuk 3 (tiga) macam pelatihan, yaitu 1. Pelatihan Manajemen Lembaga Keuangan Mikro BUMDes, dan 2. Pelatihan Pengembangan Sektor Riel BUMDes (produksi, jasa, dan perdagangan). 3. Selain itu, bahwa di level Kecamatan yang membawahi beberapa BUMDes perlu No LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI METODE DURASI PB SPB DAN MEDIA ditempatkan seorang Tenaga Pendamping yang bertugas sebagai fasilitator BUMDes di wilayah binaannya (dalam hal ini diperlukan Pelatihan Fasilitator Pendamping BUMDes). Setelah ketiga hal tadi disiapkan, barulah perlunya penguatan modal (awal) bagi BUMDes melalui mekanisme "Block Grant" baik yang bersumber dari Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota. Pemberian "Block Grant" ini hendaknya dilakukan secara berkesinambungan agar BUMDes semakin lebih kuat dan mampu sebagai pendorong ekonomi perdesaan yang tangguh.
Kegiatan Revitalisasi dan Optimalisasi Peran BUMDes hendaknya mendapat dukungan dan dorongan yang kuat dari para pemangku kepentingan: BPMD Pusat, Provinsi Kabupaten/Kota dan asosiasi-asosiasi terkait seperti APDESI. Sudah saatnya masyarakat desa memikirkan, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan ekonomi secara sinerjik melalui BUMDes. Terkait dengan pemanfaatan hasil- hasil program PNPM Mandiri Perdesaan, nampaknya belum ada sinergitas dalam pengembangan BUMDes dengan hasil kegiatan program di desa, baik kegiatan fisik maupun dana bergulir. 9.2 Kerjasama dengan Pihak Ketiga dan CSR 4.
1. Diketahuinya apa yang dimaksudkan dengan tanggung jawab sosial Corporate Social Responsibility atau dikenal juga sebagai tanggung jawab sosial perusahaan adalah 1. Peserta mendapat pelajaran dari pengalaman pengembangan jaringan kerjasama. 1. Curah pengalaman 2. Pemberian informasi dan presentasi Metode: 1. Curah pengalaman 2. Ceramah dan 120 Menit No LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI METODE DURASI PB SPB DAN MEDIA perusahaan sebagai tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanam modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. 2. Memahami kemauan pemerintah untuk melibatkan dunia usaha/swasta (CSR) dalam mendukung keberhasilan PNPM. 3. Mengetahui indikator dan capaian keberhasilan program tersebut terlihat jelas tentang pentingnya percepatan penanggulangan kemiskinan dalam dimensi sosial, ekonomi dan sarana prasarana dasar masyarakat bentuk perwujudan tanggungjawab perusahan dalam mengembangkan masyarakat. Bentuk-bentuk CSR bervariasi tergantung pada pemahaman perusahaan dan kepentingan perusahaan sendiri. CSR itu sendiri secara konsepsi mengalami perkembangan seiring dengan dinamika relasi fungsional antara masyarakat, pemerintah dan perusahaan. Konsep CSR pada awalnya berkembang karena kritik terhadap postulasi tujuan perusahaan yang hanya berupa maksimalisasi keuntungan bagi pemilik semata. Kritik ini menyatu dengan realitas keberlanjutan perusahaan sendiri yang ternyata sangat tergantung pada relasi positif dengan masyarakat. Titik temu ini melahirkan konsep perubahan dari maksimalisasi profit bagi pemilik perusahaan menjadi peningkatan kesejahteraan pemegang saham. Dalam perkembangannya kemudian preferensi pemegang saham sangat ditentukan oleh persepsi masyarakat. Persepsi masyarakat diantaranya sangat ditentukan oleh sejauh mana perusahaan nyata- nyata menyumbangkan sebagian keuntungannya bagi usaha-usaha pengembangan sosial. Dengan gambaran tentang konsepsi dan kebijakan mengenai CSR dan PNPM-MPd di atas, maka cukup jelas tentang kemauan pemerintah untuk melibatkan dunia usaha/swasta dalam mendukung keberhasilan PNPM-MPd. 2. Peserta mengetahui konsep dasar CSR serta prospek pengembangannya. 3. Peserta mengetahui bentuk- bentuk pola dan proses kerjasama. 4. Peserta dapat merumuskan startegi dan langkah fasilitasi sederhana pengembangan kerjasama dengan PNPM MPd. 3. Praktek penugasan presentasi 3. Praktek Penugasan
Media: 1. Bahan Tayang 2. Bahan Bacaan No LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI METODE DURASI PB SPB DAN MEDIA Dari indikator dan capaian keberhasilan program di atas terlihat jelas tentang pentingnya percepatan penanggulangan kemiskinan dalam dimensi sosial, ekonomi dan sarana prasarana dasar masyarakat. Makna penting penanggulangan ini tidak semata- mata berguna bagi kepentingan masyarakat dan pemerintah, akan tetapi ternyata juga penting dan bermanfaat bagi kelangsungan perusahaan. 9.3 Akses Pasar Desa dan Pengembangan Kawasan
1. Pasar desa-pasar desa dan hasil-hasil kegiatan lain PNPM Mandiri Perdesaan belum di-Perdeskan dan masuk dalam institusi BUMDes. 2. Fasilitator belum melakukan pemetaan terhadap potensi hasil-hasil kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan untuk dikembangkan menjadi desa wisata. 3. Lemahnya fasilitasi atau pendampingan dalam memberikan penguatan kepada TP3 di desa. Beberapa kriteria terkait dengan pengembangan pasar desa adalah; pasar desa hasil kegiatan PNPM- MPd, telah diperdeskan dan dinaungi BUMDes, didukung data tentang volume penjualan/bulan, minimal 60% penjual berasal dari desa setempat, Minimal 60% produk yang dijual berasal dari desa setempat (sekitarnya), penjual merupakan kelompok peminjam dana bergulir (minimal terdapat satu kelompok), didukung data pembukuan operasional pasar. Sedangkan pengembangan desa wisata berbasis pemberdayaan masyarakat harus memiliki kriteria sesuai dengan rancangan RPJMDes, kemampuan kelembagaan relevan, kondisi alam dan budaya lokal yang sesuai, pengalaman serta praktik pemberdayaan masyarakat terpelihara baik, memiliki nilai kepariwisataan kuat (tradisi kuliner, seni, ritual, tempat keramat), lokasi secara geo strategis memenuhi syarat/keterkaitan antar wilayah, pemukiman yang mencirikan tradisi serta arsitektur local. 1. Peserta dapat memahami latar belakang dan pentingnya pelestarian hasil kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan terkait pasar desa. 2. Peserta dapat memahami latar belakang dan pentingnya pengembangan hasil kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan terkait dengan desa wisata berbasis pemberdayaan masyarakat. 3. Peserta dapat memahami cara mengidentifikasi dan mengklasifikasikan hasil-hasil kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan yang berpotensi dapat dikembangakan sebagai desa wisata berbasis pemberdayaan masyarakat. 4. Peserta dapat memahami cara mengidentifikasi berdasarkan kriteria-kriteria dalam pengembangan pasar desa. 1. Curah pengalaman 2. Pemberian informasi dan presentasi 3. Praktek penugasan Metode: 1. Curah pengalaman 2. Ceramah & presentasi 3. Praktek penugasan
Media: 1. Bahan tayang 2. Bahan bacaan
90 Menit No LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI METODE DURASI PB SPB DAN MEDIA 9.4 KUBE dan Kewira Usahaan Desa
1. Pemahaman lembaga keuangan diantara para pelaku seringkali masih rancu diantara lembaga keuangan bank, lembaga keuangan non bank dan lembaga keuangan mikro. 2. Tidak sedikit yang memahami kegiatan dana bergulir PNPM MPd disamakan dengan lembaga keuangan lainnya. Pendampingan pengelolaan kegiatan dana bergulir agar tetap focus sesuai dengan tujuan yang diamanatkan program maka sangat dibutuhan adanya satu landasan pemahaman yang kuat terhadap pengertian lembaga keuangan, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan non bank, lembaga keuangan mikro dan pemahaman terhadap kegiatan dana bergulir PNPM MPd itu sendiri. Memahami positioning pengelolaan kegiatan dana bergulir terhadap lembaga keuangan yang ada akan dapat memberikan arah yang jelas dalam memberikan pendampingan pengelolaan kegiatan dana bergulir di lapangan sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sebagaimana diamanatkan program. 1. Peserta dapat menjelaskan pengertian lembaga keuangan. 2. Peserta dapat menjelaskan perbedaan lembaga keuangan dan lembaga keuangan non bank. 3. Peserta dapat menjelaskan pengertian micro finance dalam program PNPM MPd. 4. Peserta dapat melakukan identifikasi macam-macam lembaga keuangan mikro di lingkungannya / indonesia. 5. Peserta dapat menjelaskan positioning kegiatan dana bergulir PNPM MPd terhalap lembaga keuangan. 1. Ceramah. 2. Diskusi kelompok. 3. Curah pendapat. Metode: 1. Ceramah 2. Diskusi kelompok 3. Curah pendapat
Media: 1. Bahan tayang 2. Bahan bacaan 90 Menit 10 Praktek Lapangan (Supervisi dan Monitoring) 10.1 Supervisi dan Monitoring KDB (SPB: 1.2, 4, dan 5)
1. Pengertian Supervisi dan Monitoring 2. Mekanisme melakukan Supervisi dan Monitoring 3. Cara cara melakukan supervisi dan monitoring dan waktu untuk melakukan supervisi dan monitoring, pelaku supervisi dan monitoring 4. Instrumen supervisi dan monitoring, membuat analisa dan review serta rekomendasi hasil supervisi dan monitoring 5. Pengertian pemeriksaan laporan keuangan dan dana bergulir UPK Dalam menjalankan tugasnya sebagai Fasilitator Kabupaten Perguliran dan Pengembangan Usaha, maka dipandang perlu Faskab PPU untuk mengetahui, menghayati dan melaksanakan tugas-tugas tersebut sesuai dengan SOP Fasilitator. Dari keseluruhan tupoksi yang ada, pada kesempatan ini akan dibahas Pengetahuan Supervisi dan Monitoring secara lebih spesifik. 1. Peserta dapat menjelaskan apa yang dimaksud supervisi dan monitoring 2. Peserta dapat menjelaskan tentang mekanisme supervisi dan monitoring yang efektif 3. Peserta dapat menjelaskan cara melakukan supervisi dan monitoring serta pihak-pihak yang terlibat 4. Peserta dapat menjelaskan cara membuat laporan supervisi dan monitoring, melakukan analisa serta membuat rekomendasi hasil supervisi dan monitoring. 5. Peserta dapat menjelaskan manfaat/tujuan dilakukannya pemeriksaan laporan keuangan dan dana bergulir 1. Menjelaskan tentang pegertian supervisi dan monitoring. 2. Penjelasan tentang lemahnya proses supervisi dan monitoring yang mengakibatkan kelembagaan dana bergulir yang bermasalah dan lemah 3. Studi kasus kelembagaan dana bergulir Metode: Ceramah Tanya jawab
Media: Lembar studi kasus
90 Menit No LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI METODE DURASI PB SPB DAN MEDIA 6. Peserta dapat menjelaskan instrumen pemeriksaan laporan keuangan dan dana bergulir 7. Peserta dapat menjelaskan meknisme rekomendasi atas laporan hasil pemeriksaan keuangan dan dana bergulir yang akan digunakan oleh semua stakeholder program untuk mengambil suatu keputusan. 10.2 Penilaian Kesehatan UPK (PB. 4)
1. Adanya UPK / lembaga pengelola perguliran yang tidak sehat. 2. Cash Flow perguliran belum dijadikan dasar pencapaian target. 3. Rencana Kerja pendampingan KDB di lapangan belum memberikan hasil yang siginifikan terhadap kinerja UPK / pengelola dana bergulir. Esensi kegiatan dana bergulir PNPM-MPd salah satunya adalah memberikan kemudahan akses permodalan bagi masyarakat /kelompok sasaran dengan cara mendekatkan modal kepada masyarakat. Untuk itu diperlukan adanya lembaga pengelola dana bergulir yang sehat dan berkelanjutan sehingga keberadaan dana bergulir tersebut secara optimal dimanfaatkan oleh masyarakat.
Kegiatan dana bergulir yang lestari dan berkelanjutan dapat dilakukan jika lembaga yang mengelolanya sehat dan mampu mengoptimalkan keberadaan dana tersebut untuk menjawab tujuan program, pembinaan kelompok dilakukan dengan baik, sistem perguliran yang tepat, dan lain-lain.
Agar hal-hal tersebut diatas dapat dicapai maka sebagai tahap awal diperlukan informasi awal tentang bagaimana kondisi kesehatan lembaga pengelolanya. Berdasarkan indikator penilaian yang ada; sehingga hasil dan kategori kesehatan UPK dapat ditentukan.
1. Peserta dapat menyebutkan indikator-indikator penilaian kesehatan UPK. 2. Peserta dapat melakukan Penilaian Kinerja kelembagaan, pengelolaan keuangan, dan pengelolaan pinjaman 3. Peserta dapat menyebutkan jumlah UPK sehat dan tidak sehat berdasarkan penilaian. 4. Peserta dapat menyebutkan KPI Program bidang pengelolaan kegiatan dana bergulir tentang UPK sehat. 5. Peserta dapat menyusun rencana kegiatan, menentukan prioritas program dan lokasi untuk mencapai KPI program yang telah ditentukan dalam RKTL. 1. Curah pengalaman 2. Pemberian informasi dan presentasi 3. Praktek penugasan Metode: Curah pengalaman Ceramah Praktek penugasan
Media: Bahan tayang RKTL fasilitasi pendampingan KDB 90 Menit No LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI METODE DURASI PB SPB DAN MEDIA Setelah mengetahui kondisi kesehatan pengelola maka tahap selanjutnya adalah melakukan identifikasi sebab-sebab terjadinya pengelola dana bergulir tidak sehat.
Tahap akhir adalah menyusun rencana kegiatan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja kesehatan pengelola dana bergulir.
10.3 Fasilitasi Kelompok (PB. 5)
10.4 Identifikasi Potensi PEP (SPB: 9.1, 9.2, 9.3, dan 9.4)
11 Finalisasi dan Presentasi Hasil Praktek Lapangan 11.1 Finalisasi Laporan Hasil Praktek Lapangan
1. Peserta dapat menyusun laporan hasil praktek lapangan 2. Metode: Ceramah Penugasan klompok Diskusi
Media: Bahan tayang Format-format pendukung 120 Menit 11.2 Presentasi Hasil Praktek Lapangan
1. Peserta dapat mempresentasikan hasil praktek lapangan 2. Metode: Ceramah Penugasan klompok Diskusi dan presentasi klompok
Media: Bahan tayang Format-format pendukung 120 Menit 12 Peningkatan Kapasitas Dana Bergulir 12.1 Merancang Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Dana Bergulir
1. Pentingnya rancangan pelatihan 2. Pentingnya kemampuan Pelatihan peningkatan kapasitas pengelolaan dana bergulir sangat penting dilakukan. Namun 1. Peserta dapat menjelaskan perlunya rancangan pelatihan 2. Peserta dapat melakukan 1. Berpikir kritis serta dapat melakukan oto kritik secara proporsional. Metode: 1. Refleksi 2. Ceramah singkat 90 Menit No LATAR BELAKANG DESKRIPSI POKOK BAHASAN TUJUAN LANGKAH FASILITASI METODE DURASI PB SPB DAN MEDIA menidentifikasi pelaku dan proses penyusunan TNA penguatan kapasitas pengelolaan keuangan dan dana bergulir 3. Perlunya peningkatan kualitas pelatihan pengelolaan keuangan dan dana bergulir 4. Cara merancang pelatihan peningkatan kapasitas pengelolaan dana bergulir demikian pelatihan yang dilakukan harus berdasarkan analisa yang mendalam, yang sesuai dengan kebutuhan pelaku dalam menjalankan tugasnya mengelola kegiatan dana bergulir. Identifikasi pelaku inti dan materi pelatihan harus menyesuaikan dengan kondisi dilapangan. Rancangan pelatihan sangat penting dilakukan agar pelatihan berkualitas. identifikasi pelaku-pelaku penguatan kapasitas pengelolaan keuangan dan dana bergulir 3. Peserta dapat menjelaskan cara menyusun TNA (Training Need Assessment) 4. Peserta dapat menyebutkan cara merancang pelatihan peningkatan kapasitas pengelolaan dana bergulir 2. PTO tentang tupoksi Faskab PPU dan Mekanisme perguliran 3. PTO Penjelasan II 4. DOK PNPM-MP, kegiatan pelatihan masyarakat
Media: 1. Bahan bacaan: PTO ttg tupoksi faskab PPU Mekanisme perguliran PTO Penjelasan II DOK PNPM-MPd, kegiatan pelatihan masyarakat 2. Bahan tayang 12.2 Mengelola dan Mengevaluasi Kegiatan Pelatihan Dana Bergulir
1. Siapa saja pelaku pengelolaan pelatihan dana bergulir, dan siapa saja calon peserta pelatihan dana bergulir..? 2. Kenapa perlu koordinasi dengan pelaku dan kelembagaan yang ada..? 3. Sistem pengelolaan dan pengendalian pelatihan dana bergulir Dalam menjalankan tugasnya sebagai Fasilitator Kabupaten Perguliran dan Pengembangan Usaha, maka dipandang perlu Faskab PPU untuk mengetahui, menghayati dan melaksanakan tugas-tugas tersebut sesuai dengan SOP Fasilitator. Salah satu tugas yang sangat pentinga adalah pengelolaan pelatihan peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan dan dana bergulir. Pengelolaan pelatihan ini bukan saja menyiapkan modul pelatihan, akan tetapi melakukan koordinasi dengan kelembagaan yang ada. 1. Peserta dapat mengidentifikasi pelaku-pelaku yang mengelola pelatihan dana bergulir 2. Peserta dapat menjelaskan fungsi koordinasi dengan pelaku dan kelembagaan yang ada dalam mengelola pelatihan dana bergulir 3. Peserta dapat menjelaskan proses pengelolaan dan pengendalian pelatihan dana bergulir 4. Peserta dapat menjelaskan sumber-sumber biaya pelatihan dana bergulir 1. Sistem pengeloaan pelatihan 2. Pengendalian pelatihan dana bergulir 3. Kualitas pelatihan dana bergulir 4. Fungsi koordinasi dalam pengelolaan dan pengendalian pelatihan dana bergulir 5. Supervisi dan monitoring pelaksanaan dan pertanggungjawaban pelatihan dana bergulir Metode: 1. Ceramah 2. .Tanya Jawab
Media: 1. Bahan tayang 2. Bahan bacaan 120 Menit 13 Rencana Aksi (Pembelajaran Mandiri) dan RKTL 13.1 Rencana Aksi (Pembelajaran Mandiri)