You are on page 1of 51

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Menyongsong Indonesia yang Lebih Baik dengan Niat dan Tekad yang Kuat ini dengan
lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan leh
dsen pengampu matakuliah !e"arganegaraan .
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis perleh dari
buku panduan yang berkaitan dengan !e"arganegaraan, serta in#masi dari media massa yang
berhubungan dengan Perkembangan Pemerintahan di $ndnesia dilihat dalam %spek
!e"arganegaraan, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah
!e"arganegaraan atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. &uga kepada rekan-
rekan mahasis"a yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi man#aat bagi kita semua,
dalam hal ini dapat menambah "a"asan kita mengenai %spek ' %spek penting dalam
!e"arganegaraan yang ditinjau dari sudut pemerintahan $ndnesia, khususnya bagi penulis.
Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Malang, (( &uli )*(*

Penulis
1 | P a g e
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................
Daftar Isi .........................
BAB I PENDAHULUAN
$. ( +atar ,elakang ------------------------....................
$. ) Tujuan..................................................................................................................................
BAB II ISI
$$.( Pemahaman Tentang ,angsa dan Negara-------------------
$$.) Negara .an /arga Negara .alam 0istem !enegaraan .i $ndnesia--------.
$$. 1 Pemahaman 2ak .an !e"ajiban /arga Negara----------------
$$.3 Pemahaman Tentang .emkrasi----------------------..
$$.4 Prinsip .asar Pemerintahan 5epublik $ndnesia----------------
$$.6 Pemahaman Tentang 2ak %sasi Manusia------------------..
$$.7 !erangka .asar !ehidupan Nasinal Meliputi !eterkaitan antara 8alsa#ah Pancasila,
99. (:34, /a"asan Nusantara, dan !etahanan Nasinal------------.
$$.; +andasan 2ubungan 99. (:34 dan Negara !esatuan 5epublik $ndnesia
$$.: Perkembangan Pendidikan Pendahuluan ,ela Negara--------------.
$$ .(* .emkrasi Membutuhkan Eknmi--------------------..
$$ .(( Teri 0istem Pemerintahan-----------------------.
$$.() Negara !ekeluargaan-------------------------..
$$ .(1 0istem Pemerintahan 0endiri----------------------.
$$ .(3 Mbilisasi tuntutan untuk pemurnian 99. (:34---------------
BAB III KESIMPULAN ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..
Bab I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Bea!ang
2 | P a g e
.Perjalanan panjang sejarah bangsa $ndnesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama
penjajahan, kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan mempertahankan kemerdekaan
sampai hingga era pengisian kemerdekaan menimbulkan kndisi dan tuntutan yang berbeda
sesuai dengan jamannya. !ndisi dan tuntutan yang berbeda tersebut ditanggapi leh ,angsa
$ndnesia berdasarkan kesamaan nilai'nilai perjuangan bangsa yang senantiasa tumbuh dan
berkembang. !esamaan nilai'nilai ini dilandasi leh ji"a, tekad, dan semangat kebangsaan.
!esemuanya itu tumbuh menjadi kekuatan yang mampu mendrng prses ter"ujudnya Negara
!esatuan 5epublik $ndnesia dalam "adah Nusantara. 0emangat perjuangan bangsa yang telah
ditunjukkan pada kemerdekaan (7 %gustus (:34 tersebut dilandasi leh keimanan serta
ketak"aan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan keikhlasan untuk berkrban. +andasan perjuangan
tersebut merupakan nilai' nilai perjuangan ,angsa $ndnesia. 0emangat inilah yang harus
dimiliki leh setiap "arga negara 5epublik $ndnesia. 0elain itu nilai'nilai perjuangan
bangsa masih rele<an dalam memecahkan setiap permasalahan dalam bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara serta terbukti keandalannya. Tetapi nilai'nilai perjuangan itu kini telah mengalami
pasang surut sesuai dengan dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
0emangat perjuangan bangsa telah mengalami penurunan pada titik yang kritis. 2al ini
disebabkan antara lain leh pengaruh glbalisasi.
=lbalisasi ditandai leh kuatnya pengaruh lembaga'lembaga kemasyarakatan
internasinal, negara'negara maju yang ikut mengatur percaturan plitik, eknmi, ssial
budaya, serta pertahanan dan keamanan glbal. .isamping itu, isu glbal yang meliputi
demkratisasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup turut pula mempengaruhi keadaan
nasinal. =lbalisasi juga ditandai leh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknlgi,
khususnya dibidang in#rmasi, kmunikasi, dan transprtasi. 2ingga membuat dunia menjadi
3 | P a g e
transparan selah'lah menjadi sebuah kampung tanpa mengenal batas negara. 0emangat
perjuangan bangsa ynag merupakan kekuatan mental spiritual telah melahirkan kekuatan yang
luar biasa dalam masa perjuangan #isik. 0edangkan dalam era glbalisasi dan masa yang akan
datang kita memerlukan perjuangan nn #isik sesuai dengan bidang pr#esi masing'masing.
Perjuangan nn #isik ini memerlukan sarana kegiatan pendidikan bagi setiap "arga Negara
$ndnesia pada umumnya dan mahasis"a sebagai caln cendikia"an pada khususnya, yaitu
melalui Pendidikan !e"arganegaraan.
I. " T#$#an
Masyarakat dan pemerintah suatu negara berupaya untuk menjamin kelangsungan hidup
serta kehidupan generasi penerusnya secara berguna >berkaitan dengan kemampuan spiritual?
dan bermakna >berkaitan dengan kemampuan kgnti# dan psikmtrik?. =enerasi penerus
melalui pendidikan ke"arganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang
senantiasa berubah dan selalu terkait dengan knteks dinamika budaya, bangsa, negara, dan
hubungan internasinal serta memiliki "a"asan kesadaran bernegara untuk bela Negara dan
memiliki pla pikir, pla sikap dan perilaku sebagai pla tindak yang cinta tanah air berdasarkan
Pancasila. 0emua itu diperlakukan demi tetap utuh dan tegaknya Negara !esatuan
5epublik $ndnesia. Tujuan utama pendidikan ke"arganegaraan adalah untuk
menumbuhkan "a"asan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air dan
bersendikan kebudayaan bangsa, "a"asan nusantara, serta ketahanan nasinal dalam diri para
mahasis"a caln sarjana@ilmu"an "arga negara 5epublik $ndnesia yang sedang
mengkaji dan akan menguasai ilmu pengetahuan dan teknlgi serta seni. ,erkaitan dengan
pengembangan nilai, sikap, dan kepribadian diperlukan pembekalan kepada peserta didik di
$ndnesia yang dilakukan melalui Pendidikan Pancasila, Pendidikan %gama, $lmu 0sial .asar,
4 | P a g e
$lmu ,udaya .asar, dan $lmu %lamiah .asar >sebagai aplikasi nilai dalam kehidupan? yang
disebut kelmpk Mata !uliah Pengembangan !epribadian >M!P!? dalam kmpnen
kurikulum perguruan tinggi. 0etiap "arga negara 5epublik $ndnesia harus menguasai ilmu
pengetahuan dan teknlgi serta seni yang merupakan misi atau tanggung ja"ab Pendidikan
!e"arganegaraan untuk menumbuhkan "a"asan "arga negara dalam hal persahabatan,
pengertian antar bangsa, perdamaian dunia, kesadaran bela negara, dan sikap serta perilaku yang
bersendikan nilai'nilai
budaya bangsa . 2ak dan ke"ajiban "arga negara, terutama kesadaran bela negara akan
ter"ujud dalam sikap dan perilakunya bila ia dapat merasakan bah"a knsepsi demkrasi dan
hak asasi manusia sungguh'sungguh merupakan sesuatu yang paling sesuai dengan
kehidupannya sehari'hari. 5akyat $ndnesia, melalui MP5 menyatakan bah"a A
Pendidikan Nasinal yang berakar pada kebudayaan bangsa $ndnesia diarahkan untuk
meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, me"ujudkan manusia serta
masyarakat $ndnesia yang beriman dan bertak"a terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas
mandiri, sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat
memenuhi kebutuhan pembangunan nasinal dan bertanggung ja"ab atas pembangunan
bangsa . 0elain itu juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia $ndnesia yang
berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreati#. Terampil, berdisiplin,
berets kerja, pr#esinal, bertanggung ja"ab, dan prdukti# serta sehat jasmani dan rhani.
9ndang'9ndang Nmr ) tahun (:;: tentang 0istem Pendidikan Nasinal menyebutkan bah"a
kurikulum dan isi pendidikan yang memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan %gama, dan
Pendidikan !e"arganegaraan terus ditingkatkan dan dikembangkan di semua jalur, jenis, dan
jenjang pendidikan. !mpetensi diartikan sebagai perangkat tindakan cerdas, penuh rasa
5 | P a g e
tanggung ja"ab yang harus dimiliki leh seserang agar ia mampu melaksanakan tugas'tugas
dalam bidang pekerjaan tertentu. !mpetensi lulusan Pendidikan !e"arganegaraan adalah
seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung ja"ab dari serang "arga negara dalam
berhubungan dengan negara, dan memecahkan berbagai masalah hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara dengan menerapkan knsepsi #alsa#ah bangsa, "a"asan nusantara dan
ketahanan nasinal.
Pendidikan !e"arganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap mental yang cerdas,
penuh rasa tanggung ja"ab dari peserta didik. 0ikap ini disertai dengan perilaku yang A
(. ,eriman dan bertak"a kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
menghayati nilai'nilai #alsa#ah bangsa
). ,erbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
1. 5asinal, dinamis, dan sadar akan hak dan ke"ajiban sebagai
"arga negara.
3. ,ersi#at pr#esinal yang diji"ai leh kesadaran bela negara.
4. %kti# meman#aatkan ilmu pengetahuan teknlgi dan seni untuk
kepentingan kemanusiaan, bangsa dan negara.
Melalui Pendidikan !e"arganegaraan, "arga Negara 5epublik $ndnesia diharapkan
mampu memahami, menganalisa, dan menja"ab masalah'masalah yang dihadapi leh
masyarakat,
bangsa dan negaranya secara knsisten dan berkesinambungan dengan cita'cita dan
tujuan nasinal seperti yang digariskan dalam Pembukaan 99. (:34 . .alam perjuangan nn
#isik, harus tetap memegang teguh nilai'nilai ini disemua aspek kehidupan, khususnya untuk
6 | P a g e
memerangi keterbelakangan, kemiskinan, kesenjangan ssial, krupsi, klusi, dan neptismeB
menguasai $PTE!, meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki daya saingB
memelihara serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsaB dan berpikir byekti# rasinal serta
mandiri.
BAB II
ISI
$$.( Pemahaman Tentang ,angsa dan Negara
.i dalam !amus ,esar ,ahasa $ndnesia Edisi !edua, ,angsa adalah rang'rang yang
memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa dan sejarah serta berpemerintahan sendiri. %tau
7 | P a g e
bisa diartikan sebagai kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan
"ilayah tertentu dimuka bumi. &adi ,angsa $ndnesia adalah sekelmpk manusia yang
mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berprses
di dalam satu "ilayah Nusantara@$ndnesia. Negara adalah suatu rganisasi dari sekelmpk atau
beberapa kelmpk manusia yang sama'sama mendiami satu "ilayah tertentu dan mengetahui
adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelmpk atau
beberapa kelmpk manusia tersebut. %tau bisa diartikan sebagai satu perserikatan yang
melaksanakan satu pemerintahan melalui hukum yang mengikat masyarakat dengan kekuasaan
untuk memaksa bagi ketertiban ssial.
(. Teri terbentuknya negara
a. Teri 2ukum %lam >Plat dan %ristteles?.
!ndisi %lam CD ,erkembang Manusia CD Tumbuh Negara.
b. Teri !etuhanan
0egala sesuatu adalah ciptaan Tuhan, termasuk adanya negara.E
c. Teri Perjanjian >Thmas 2bbes?
Manusia menghadapi kndisi alam dan timbullah kekerasan, manusia akan musnah bila
ia tidak mengubah cara'caranya. Manusia pun bersatu >membentuk negara? untuk mengatasi
tantangan dan menggunakan persatuan dalam gerak tunggal untuk kebutuhan bersama.
.i dalam prakteknya, terbentuknya negara dapat pula disebabkan karena A
a. Penaklukan.
8 | P a g e
b. Peleburan.
c. Pemisahan diri
d. Pendudukan atas negara@"ilayah yang belum ada pemerintahannya.
). 9nsur Negara
a. !nstituti#.
Negara meliputi "ilayah udara, darat, dan perairan >unsure perairan tidak mutlak?, rakyat
atau masyarakat, dan pemerintahan yang berdaulat
b. .eklarati#.
Negara mempunyai tujuan, undang'undang dasar, pengakuan dari negara lain baik secara
de jure dan de #act dan ikut dalam perhimpunan bangsa'bangsa, misalnya P,,.
1. ,entuk Negara
a. Negara kesatuan
(. Negara !esatuan dengan sistem sentralisasi
). Negara !esatuan dengan sistem desentralisasi
b. Negara serikat, di dalam negara ada negara yaitu Negara bagian.
$$.) Negara .an /arga Negara .alam 0istem !enegaraan .i $ndnesia
Negara !esatuan 5epublik $ndnesia adalah Negara berdaulat yang mendapatkan
pengakuan dari dunia internasinal dan menjadi anggta P,,. .an mempunyai kedudukan dan
ke"ajiban yang sama dengan negara'negara lain di dunia, yaitu ikut serta memelihara dan
menjaga perdamaian dunia. .alam 99. (:34 telah diatur tentang ke"ajiban negara terhadap
"arga negaranya, juga tentang hak dan ke"ajiban "arga negara kepada negaranya. Negara "ajib
9 | P a g e
memberikan kesejahteraan hidup dan keamanan lahir batin sesuai dengan sistem demkrasi yang
dianutnya serta melindungi hak asasi "arganya sebagai manusia secara indi<idual berdasarkan
ketentuan yang berlaku yang dibatasi leh ketentuan agama, etika mral, dan budaya yang
berlaku di $ndnesia dan leh sistem kenegaraan yang digunakan.
(. Prses ,angsa Yang Menegara
Prses bangsa yang menegara memberikan gambaran tentang bagimana terbentuknya
bangsa dimana sekelmpk manusia yang berada didalamnya merasa sebagai bagian dari bangsa.
,angsa yang berbudaya, artinya bangsa yang mau melaksanakan hubungan dengan penciptanya
>Tuhan? disebut agama B bangsa yang mau berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
disebut eknmiB bangsa yang mau berhubungan dengan lingkungan sesama dan alam sekitarnya
disebut ssialB bangsa yang mau berhubungan dengan kekuasaan disebut plitikB bangsa yang
mau hidup aman tenteram dan sejahtera dalam Negara disebut pertahanan dan keamanan. .i
$ndnesia prses menegara telah dimulai sejak Prklamasi (7 %gustus (:34, dan terjadinya
Negara $ndnesia merupakan suatu prses atau rangkaian tahap'tahap nya yang
berkesinambungan. 0ecara ringkas, prses tersebut adalah sebagai berikut A
a. Perjuangan pergerakan !emerdekaan $ndnesia.
b. Prklamasi atau pintu gerbang kemerdekaan.
c. !eadaan bernegara yang nilai'nilai dasarnya ialah merdeka, bersatu, berdaulat, adil,
dan makmur. ,angsa $ndnesia menerjemahkan secara terperinci perkembangan teri
kenegaraan tentang terjadinya Negara !esatuan 5epublik $ndnesia sebagai berikut A
a. Perjuangan kemerdekaan.
b. Prklamasi
c. %danya pemerintahan, "ilayah dan bangsa
10 | P a g e
d. Pembangunan Negara $ndnesia
e. Negara $ndnesia berdasarkan !etuhanan Yang Maha Esa.
Prses bangsa yang menegara di $ndnesia dia"ali adanya pengakuan yang sama atas
kebenaran hakiki kesejarahan. !ebenaran hakiki dan kesejarahan yang dimaksud adalah A
a. !ebenaran yang berasal dari Tuhan pencipta alam semesta yakniB !e-Esa-an TuhanB
Manusia harus beradabB Manusia harus bersatuB Manusia harus memiliki hubungan ssial dengan
lainnya serta mempunyai nilai keadilanB !ekuasaan didunia adalah kekuasaan manusia.
b. !esejarahan. 0ejarah adalah salah satu dasar yang tidak dapat ditinggalkan karena
merupakan bukti tentik sehingga kita akan mengetahui dan memahami prses terbentuknya
Negara !esatuan 5epublik $ndnesia sebagai hasil perjuangan bangsa. Pendidikan pendahuluan
bela negara adalah kesamaan pandangan bagi landasan <isinal >"a"asan nusantara? dan
landasan knsepsinal >ketahanan nasinal? yang disampaikan melalui pendidikan,
lingkungan pekerjaan dan lingkungan masyarakat.
$$. 1 Pemahaman 2ak .an !e"ajiban /arga Negara
a. 2ak "arga negara.
2ak'hak asasi manusia dan "arga negara menurut 99. (:34 mencakup A
- 2ak untuk menjadi "arga negara >pasal )6?
- 2ak atas kedudukan yang sama dalam hukum >pasal )7 ayat (?
- 2ak atas persamaan kedudukan dalam pemerintahan >pasal )7 ayat (?
- 2ak atas penghidupan yang layak >pasal )7 ayat )?
- 2ak bela negara >pasal )7 ayat 1?
- 2ak untuk hidup >pasal ); %?
- 2ak membentuk keluarga >pasal ); , ayat (?
11 | P a g e
- 2ak atas kelangsungan hidup dan perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi bagi anak >pasal ); , ayat )?
- 2ak pemenuhan kebutuhan dasar >pasal ); F ayat (?
- 2ak untuk memajukan diri >pasal ); F ayat )?
- 2ak memperleh keadilan hukum >pasal ); d ayat (?
- 2ak untuk bekerja dan imbalan yang adil >pasal ); . ayat )?
- 2ak memperleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan >pasal ); . ayat 1?
- 2ak atas status ke"arganegaraan >pasal ); . ayat 3?
- !ebebasan memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan
pengajaran, memilih pekerjaan, memilih ke"arganegaraan, memilih tempat tinggal di "ilayah
negara dan meninggalkannya serta berhak kembali >pasal ); E ayat (?
- 2ak atas kebebasan menyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai denga
hati nuraninya >pasal ); E ayat )?
- 2ak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan
pendapat >pasal ); E ayat 1?
- 2ak untuk berkmunikasi dan memperleh in#rmasi >pasal ); 8?
- 2ak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehrmatan, martabat dan harta benda
>pasal ); = ayat (?
- 2ak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat dan
martabat manusia >pasal ); = ayat )?
- 2ak memperleh suaka plitik dari negara lain >pasal ); = ayat )?
- 2ak hidup sejahtera lahir dan batin >pasal ); 2 ayat (?
12 | P a g e
- 2ak mendapat kemudahan dan memperleh kesempatan dan man#aat yang sama >pasal
); 2 ayat )?
- 2ak atas jaminan ssial >pasal ); 2 ayat 1?
- 2ak milik pribadi >pasal ); 2 ayat 3?
- 2ak untuk tidak diperbudak >pasal ); $ ayat (?
- 2ak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
>pasal ); $ ayat (?
- 2ak bebas dari perlakuan diskriminati# >pasal ); $ ayat )?
- 2ak atas identitas budaya >pasal ); $ ayat 1?
- 2ak kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pendapat
baik lisan maupun tulisan >pasal );?
- 2ak atas kebebasan beragama >pasal ):?
- 2ak pertahanan dan keamanan negara >pasal 1* ayat (?
- 2ak mendapat pendidikan >pasal 1( ayat (?
b. !e"ajiban "arga negara antara lain A
- Melaksanakan aturan hukum.
- Menghargai hak rang lain.
- Memiliki in#rmasi dan perhatian terhadap kebutuhan'kebutuhan masyarakatnya.
- Melakukan kntrl terhadap para pemimpin dalam melakukan tugas'tugasnya
- Melakukan kmuniksai dengan para "akil di seklah, pemerintah lkal dan pemerintah
nasinal.
- Membayar pajak
- Menjadi saksi di pengadilan
13 | P a g e
- ,ersedia untuk mengikuti "ajib militer dan lain'lain.
c. Tanggung ja"ab "arga negara
Tanggung ja"ab "arga negara merupakan pelaksanaan hak >right? dan ke"ajiban >duty?
sebagai "arga negara dan bersedia menanggung akibat atas pelaksanaannya tersebut. ,entuk
tanggung ja"ab "arga negara A
- Me"ujudkan kepentingan nasinal
- $kut terlibat dalam memecahkan masalah'masalah bangsa
- Mengembangkan kehidupan masyarakat ke depan >lingkungan kelembagaan?
- Memelihara dan memperbaiki demkrasi
d. Peran "arga negara
- $kut berpartisipasi untuk mempengaruhi setiap prses pembuatan dan pelaksanaan
kebijaksanaan publik leh para pejabat atau lembaga'lembaga negara.
- Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
- ,erpartisipasi akti# dalam pembangunan nasinal.
- Memberikan bantuan ssial, memberikan rehabilitasi ssial, melakukan pembinaan
kepada #akir miskin.
- Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar.
- Mengembangkan $PTE! yang dilandasi iman dan tak"a.
- Menciptakan kerukunan umat beragama.
- $kut serta memajukan pendidikan nasinal.
- Merubah budaya negati# yang dapat menghambat kemajuan
bangsa.
- Memelihara nilai'nilai psiti# >hidup rukun, gtng ryng, dll?.
14 | P a g e
- Mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara.
- Menjaga keselamatan bangsa dari segala macam ancaman.
$$. 3 Pemahaman Tentang .emkrasi
(. !nsep .emkrasi
.emkrasi adalah sebuah bentuk kekuasaan >kratein? dari, leh, dan untuk rakyat
>dems?. Menurut knsep demkrasi, kekuasaan menyiratkan arti plitik dan pemerintahan,
sedangkan rakyat beserta "arga masyarakat dide#inisikan sebagai "arga negara. .ems
menyiratkan makna diskriminati# atau bukan rakyat keseluruhan, tetapi hanya ppulus tertentu,
yaitu mereka yang berdasarkan tradisi atau kesepakatan #rmal mengntrl akses ke sumber'
sumber kekuasaan dan bisa mengklaim kepemilikan atas hak'hak prergrati# dalam prses
pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan urusan publik atau pemerintahan.
). ,entuk .emkrasi .alam Pengertian 0istem Pemerintahan Negara
%da dua bentuk demkrasi dalam pemerintahan negara,
antara lain A
a. Pemerintahan Mnarki >mnarki mutlak, mnarki knstitusinal, dan mnarki
parlementer?
b. Pemerintahan 5epublik A berasal dari bahasa latin, 5E0 yang artinya pemerintahan dan
P9,+$F% yang berarti rakyat. .engan demikian dapat diartikan sebagai
pemerintahan yang dijalankan leh dan untuk kepentingan rang banyak. Menurut &hn
+cke kekuasaan pemerintahan Negara dipisahkan menjadi tiga yaitu A
a. !ekuasaan +egislati# >kekuasaan untuk membuat undang'undang yang dijalankan leh
parlemen?
15 | P a g e
b. !ekuasaan Eksekuti# >kekuasaan untuk menjalankan undang-undang yang dijalankan
leh pemerintahan?
c. !ekuasaan 8ederati# >kekuasaan untuk menyatakan perang dan damai dan tindakan-
tindakan lainnya dengan luar negeri?. 0edangkan kekuasaan Yudikati# >mengadili? merupakan
bagian dari kekuasaan eksekuti#. !emudian MntesGue >teri Trias Plitica? menyatakan bah"a
kekuasaan negara harus dibagi dan dilaksanakan leh tiga rang atau badan yang berbeda-beda
dan terpisah satu sama lainnya >berdiri sendiri@independent? yaitu A
a. ,adan +egislati# >kekuasaan membuat undang'undang?
b. ,adan Eksekuti# >kekuasaan menjalankan undang'undang?
c. ,adan Yudikati# >kekuasaan untuk mengadili jalannya pelaksanaan undang-undang?
1. !lasi#ikasi sistem pemerintahan
- .alam sistem kepartaian dikenal adanya tiga sistem kepartaian, yaitu sistem multi partai
>pliparty system?, sistem dua partai >biparty system?, dan sistem satu partai >mnparty
system?.
- 0istem pengisian jabatan pemegang kekuasaan negara.
- 2ubungan antar pemegang kekuasaan negara, terutama antara eksekuti# dan legislati#.
Mengenai mdel sistem pemerintahan negara, ada empat macam, yaitu A
- 0istem pemerintahan diktatr >brjuis dan prletar?
- 0istem pemerintahan parlementer
- 0istem pemrintahan presidential
- 0istem pemerintahan campuran
$$. 4 Prinsip .asar Pemerintahan 5epublik $ndnesia
16 | P a g e
Pancasila merupakan pandangan hidup dan ji"a bangsa, kepribadian bangsa, tujuan dan
cita'cita hukum bangsa dan negara, serta cita'cita mral bangsa $ndnesia. Pancasila sebagai
dasar negara mempunyai kedudukan yang pasti dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara
$ndnesia.
,eberapa prinsip dasar sistem pemerintahan $ndnesia yang terdapat dalam 99. (:34
adalah bah"a $ndnesia ialah Negara yang berdasar atas hukum >rechtstaat?, sistem knstitusi,
kekuasaan negara yang tertinggi di tangan MP5, Presiden adalah penyelenggara
pemerintah negara yang tertinggi diba"ah Majelis, Presiden tidak bertanggungja"ab kepada
.P5, menteri Negara ialah pembantu Presiden, menteri negara tidak bertanggungja"ab kepada
.P5, dan kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas. .alam menjalankan tugasnya, Presiden
dibantu leh badan pelaksana Pemerintahan yang berdasarkan tugas dan #ungsi dibagi menjadi A
a. .epartemen beserta aparat diba"ahnya.
b. +embaga pemerintahan bukan departemen.
c. ,adan 9saha Milik Negara >,9MN?
0edangkan pembagian berdasarkan ke"ilayahannya dan tingkat pemerintahan adalah A
a. Pemerintah Pusat, tugas pkk pemerintahan 5$ adalah melindungi segenap bangsa
$ndnesia dan seluruh tumpah darah $ndnesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasar kemerdekaan,
perdamaian
abadi dan keadilan ssial.
b. Pemerintah /ilayah, >prpinsi, daerah khusus ibukta@daerah
istime"a, kabupaten, ktamadya, kta administrati#, kecamatan,
17 | P a g e
desa@kelurahan?. /ilayah dibentuk berdasarkan asas deknsentrasi. /ilayah'"ilayah
disusun secara <ertikal dan merupakan lingkungan kerja perangkat pemerintahan umum
didaerah. 9rusan pemerintahan umum meliputi bidang ketentraman dan ketertiban, plitik
krdinasi penga"asan dan urusan pemerintahan lainnya yang tidak termasuk urusan rumah
tangga daerah.
c. Pemerintah .aerah >Pemda $ dan Pemda $$?, daerah dibentuk berdasar asas
desentralisasi yang selanjutnya disebut daerah tnmi. .aerah tnmi bertujuan untuk
memungkinkan
daerah yang bersangkutan mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri agar dapat
meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka
pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Pemerintahan daerah
adalah kepala daerah dan .P5.. .emkrasi $ndnesia adalah pemerintahan rakyat yang
berdasarkan nilai'nilai #alsa#ah Pancasila atau pemerintahan dari,leh dan untuk rakyat
berdasarkan sila'sila Pancasila. $ni berarti A
(. 0istem pemerintahan rakyat diji"ai dan dituntun leh nilai'nilai pandangan hidup
bangsa $ndnesia >Pancasila?.
). .emkrasi $ndnesia adalah trans#rmasi Pancasila menjadi suatu bentuk dan sistem
pemerintahan khas Pancasila.
1. Merupakan knsekuensi dari kmitmen pelaksanaan Pancasila dan 99. (:34 secara
murni dan knsekuen di bidang pemerintahan atau plitik.
3. Pelaksanaan demkrasi telah dapat dipahami dan dihayati sesuai dengan nilai'nilai
#alsa#ah Pancasila.
18 | P a g e
4. Pelaksanaan demkrasi merupakan pengamalan Pancasila melalaui plitik
pemerintahan.
0elain pengertian diatas, ada beberapa rumusan mengenai demkrasi, antara lainA
(. .emkrasi $ndnesia adalah sekaligus demkrasi plitik, eknmi, dan ssial budaya.
%rtinya demkrasi $ndnesia merupakan satu sistem pemerintahan rakyat yang mengandung
nilai'nilai plitik, eknmi, ssial budaya dan religius.
). Menurut Pr#. .r. 2aHarin, 02, .emkrasi Pancasila adalah demkrasi sebagaimana
telah dipraktekkan leh bangsa $ndnesia sejak dulu kala dan masih dijumpai sekarang ini dalam
kehidupan masyarakat hukum adat seperti desa, kerja bakti, marga, nagari dan "anua yang telah
ditingkatkan ke tara# urusan negara di mana kini disebut .emkrasi Pancasila.
1. 5umusan 0ri 0emantri adalah sebagai berikut A .emkrasi $ndnesia adalah
kerakyatan yang dipimpin leh hikmat kebijaksanaan dalam permusya"aratan@per"akilan yang
mengandung semagat !etuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
$ndnesia dan keadilan ssial .
3. 5umusan Pramudji menyatakan A .emkrasi $ndnesia adalah kerakyatan yang
dipimpin leh hikmat kebijaksanaan dalam permusya"aratan@per"akilan yang ber !etuhanan
Yang Maha
Esa, yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan $ndnesia, dan
yang berkeadilan ssial bagi seluruh rakyat $ndnesia .
4. 5umusan 0adely menyatakan bah"a A .emkrasi $ndnesia ialah demkrasi
berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang' bidang plitik, ssial, dan eknmi, serta yang
dalam penyelesaian masalah'masalah nasinal berusaha sejauh mungkin menempuh jalan
permusya"aratan untuk mencapai mu#akat . 0ehingga .emkrasi $ndnesia adalah satu system
19 | P a g e
pemerintahan berdasarkan kedaulatan rakyat dalam bentuk musya"arah untuk mu#akat dalam
menyelesaikan dan memecahkan masalah'masalah kehidupan berbangsa dan bernegara demi
ter"ujudnya suatu kehidupan masyarakat yang adil dan makmur merata secara material dan
spiritual.
Paham yang dianut dalam sistem kenegaraan 5epublik $ndnesia adalah Negara !esatuan
>9nited 0tates 5epublic # $ndnesia?. Penyelenggara kekuasaan adalah rakyat yang
membagi kekuasaan menjadi lima yaitu A
(. !ekuasaan tertinggi diberikan leh rakyat kepada MP5 >+embaga !nstituti#?
). .P5 sebagai pembuat undang'undang >+embaga +egislati#?
1. Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan >+embaga Eksekuti#?
3. Mahkamah %gung sebagai lembaga peradilan dan penguji undang'undang >+embaga
Yudikati#?
4. ,adan Pemeriksa !euangan sebagai lembaga yang mengaudit keuangan negara
>+embaga %uditati#?
.alam sistem tnmi daerah di Negara !esatuan 5epublik $ndnesia, penyelenggara
pemerintahan didasarkan atas luasnya "ilayah dan asas ke"ilayahannya, yaitu daerah
merupakan daerahnya pusat dan pusat merupakan pusatnya daerah. Titik tnmi berada di
daerah tingkat $$, kecuali urusan luar negeri, mneter, pertahanan, dan keamanan.
$$. 6 Pemahaman Tentang 2ak %sasi Manusia
.idalam mukadimah .eklarasi 9ni<ersal tentang 2ak %sasi Manusia yang telah disetujui leh
5eslusi Majelis 9mum Perserikatan ,angsa ,angsa Nmr )(7 % >$$$? tanggal (* .esember
(:3; terdapat pertimbangan'pertimbangan berikut A
20 | P a g e
(. Menimbang bah"a pengakuan atas martabat yang melekat dan hak'hak yang sama dan tidak
terasingkan dari semua anggta keluarga kemanusiaan, keadilan, dan perdamaian di dunia.
). Menimbang bah"a mengabaikan dan memandang rendah pada hak'hak asasi manusia telah
mengakibatkan perbuatan' perbuatan bengis yang menimbulkan rasa kemarahan dalam hati
nurani umat manusia dan bah"a kebebasan berbicara dan agama serta kebebasan dari rasa takut
dan kekurangan telah dinyatakan sebagai aspirasi tertinggi dari rakyat jelata.
1. Menimbang bah"a hak'hak manusia perlu dilindungi leh peraturan hukum supaya tercipta
perdamaian.
3. Menimbang bah"a persahabatan antara negara'negara perlu dianjurkan
4. Menimbang bah"a negara'negara anggta P,, telah menyatakan penghargaan terhadap hak'
hak asasi manusia, martabat penghargaan serang manusia baik laki'laki dan
perempuan serta meningkatkan kemajuan-ssial dan tingkat kehidupan yang lebih baik dalam
kemerdekaan yang lebih luas.
6. Menimbang bah"a negara'negara anggta telah berjanji akan mencapai perbaikan
penghargaan umum terhadap pelaksanaan hak'hak manusia dan kebebasan asas dalam kerja
sama dengan P,,.
7. Menimbang bah"a pengertian umum terhadap hak'hak dan kebebasan ini adalah penting
sekali untuk pelaksanaan janji ini secara benar.
II. 7 !erangka .asar !ehidupan Nasinal Meliputi !eterkaitan antara
8alsa#ah Pancasila, 99. (:34, /a"asan Nusantara, dan !etahanan
Nasinal
21 | P a g e
a. Konsepsi Hubungan antara Pancasila dan Bangsa Manusia Indonesia yang sudah menjadi
bangsa $ndnesia saat itu yaitu sejak tanggal ); Iktber (:); >0umpah Pemuda?
telah mengakui bah"a diatasnya ada 0ang Pencipta, yang akhirnya menimbulkan rasa
kemanusiaan yang tinggi baik dengan bangsa sendiri ataupun dengan bangsa lain. !emudian
timbullah segala tindakan yang selalu berdasarkan pertimbangan rasa kemanusiaan yang adil dan
beradab, sehingga hal tersebut menumbuhkan persatuan yang kkh. 0edangkan agar ji"a'ji"a
itu terpelihara maka perlu kebijaksanaan untuk me"ujudkan cita' cita yang dimusya"arahkan
dan dimu#akati leh seluruh bangsa $ndnesia melalui per"akilan. &adi uraian diatas
menunjukkan secara tegas bah"a sila'sila dalam Pancasila menjadi #alsa#ah dan cita'cita bagi
bangsa $ndnesia.
b. Pancasila sebagai Landasan Ideal Negara
Fita'cita bangsa $ndnesia yang luhur kemudian menjadi cita'cita negara karena Pancasila
merupakan landasan idealism Negara !esatuan 5epublik $ndnesia, karena sila'sila yang ada
didalamnya merupakan kebenaran hakiki yang perlu di"ujudkan.
$$. ; +andasan 2ubungan 99. (:34 dan Negara !esatuan 5epublik $ndnesia
(. Pancasila sebagai idelgi negara
Telah disebutkan bah"a Pancasila merupakan #alsa#ah bangsa sehingga ketika $ndnesia menjadi
negara, #alsa#ah Pancasila ikut masuk dalam negara. Fita'cita bangsa tercermin dalam
Pembukaan 99. (:34, sehingga dengan demikian Pancasila merupakan $delgi Negara.
). 99. (:34 sebagai landasan knstitusi
!emerdekaan $ndnesia merupakan mmentum yang sangat berharga dimana bangsa kita bisa
terlepas dari penjajahan. Tetapi kemerdekaan ini bukan kemerdekaan Negara !esatuan
5epublik $ndnesia karena A
22 | P a g e
a. Teks Prklamasi secara tegas menyatakan bah"a yang merdeka adalah bangsa $ndnesia,
bukan negara >karena tidak memenuhi syarat adanya negara dalam hal ini tidak adanya
pemerintahan?.
b. Mengingat kndisi seperti ini, maka dengan segera dibentuk PP!$ yang bertugas untuk
membuat undang' undang. 0ehingga pada tanggal (; %gustus (:34 telah terbentuk 99. (:34
sehingga secara resmi berdirilah Negara !esatuan 5epublik $ndnesia. &adi 99. (:34
merupakan landasan knstitusi N!5$.
1. $mplementasi knsepsi 99. (:34 sebagai landasan knstitusi
- Pancasila A cita'cita dan idelgi negara
- Penataan A supra dan in#rastruktur plitik negara
- Eknmi A peningkatan tara# hidup melalui penguasaan bumi dan air leh negara untuk
kemakmuran bangsa.
- !ualitas bangsa A mencerdaskan bangsa agar sejajar dengan bangsa'bangsa lain.
- %gar bangsa dan negara ini tetap berdiri dengan kkh, diperlukan kekuatan pertahanan dan
keamanan melalui pla plitik strategi pertahanan dan kemanan.
3. !nsepsi pertama tentang Pancasila sebagai cita'cita dan idelgi negara
a. !emerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan bertentangan dengan hak asasi
manusia.
b. !ehidupan berbangsa dan bernegara ini harus mendapatkan ridh %llah 0/T karena
merupakan mti<asi
spiritual yang harus diraih jika negara dan bangsa ini ingin berdiri dengan kkh.
c. %danya masa depan yang harus diraih.
23 | P a g e
d. Fita'cita harus dicapai leh bangsa $ndnesia melalui "adah Negara !esatuan 5epublik
$ndnesia.
4. !nsepsi 99. (:34 dalam me"adahi perbedaan pendapat dalam masyarakat Paham Negara
5$ adalah demkratis, karena itu idealism Pancasila yang mengakui adanya perbedaan pendapat
dalam kelmpk bangsa $ndnesia. 2al ini telah diatur dalam undang' undang pelaksanaan
tentang rganisasi kemasyarakatan yang tentunya berdasarkan #alsa#ah Pancasila.
6. !nsepsi 99. (:34 dalam in#rastruktur plitik $n#rastruktur plitik adalah "adah masyarakat
yang menggambarkan bah"a masyarakat ikut menentukan keputusan plitik dalam me"ujudkan
cita'cita nasinal berdasarkan #alsa#ah bangsa. Pernyataan bah"a tata cara penyampaian pikiran
"arga negara diatur dengan undang'undang.
$$. : Perkembangan Pendidikan Pendahuluan ,ela Negara
(. 0ituasi N!5$ terbagi dalam peride'peride Tahun (:34 sejak N!5$ diprklamasikan sampai
(:64 disebut peride lama atau Irde +ama. %ncaman yang dihadapi datangnya dari dalam
maupun dari luar, langsung maupun tidak langsung, menumbuhkan pemikiran mengenai cara
menghadapinya. Pada tahun (:43, terbitlah prduk 9ndang' 9ndang tentang Pkk'Pkk
Perla"anan 5akyat >PPP5? dengan Nmr ): Tahun (:43. 0ehingga terbentuklah rganisasi'
rganisasi perla"anan rakyat pada tingkat desa >I!.? dan seklah-seklah >I!0?. Tahun (:64
sampai (::; disebut peride baru atau Irde ,aru. %ncaman yang dihadapi dalam peride ini
adalah tantangan nn #isik. Pada tahun (:71 keluarlah !etetapan MP5 dengan Nmr
$J@MP5@(:71 tentang =,2N, dimana terdapat penjelasan tentang /a"asan Nusantara dan
!etahanan Nasinal. +alu pada tahun (:;) keluarlah 99 N. )* Tahun (:;) tentang !etentuan'
!etentuan Pkk Pertahanan !eamanan Negara 5epublik $ndnesia, dengan adanya
penyelenggaraan Pendidikan Pendahuluan ,ela Negara dari Taman !anak'!anak hingga
24 | P a g e
Perguruan Tinggi. Tahun (::; sampai sekarang disebut peride 5e#rmasi, untuk menghadapi
perkembangan jaman glbalisasi maka diperlukan undang'undang yang sesuai maka keluarlah
9ndang'9ndang Nmr ) Tahun (:;: tentang 0istem Pendidikan Nasinal yang mengatur
kurikulum Pendidikan ke"arganegaraan, yang kemudian pasal ini menjelaskan bah"a yang
dimaksud dengan Pendidikan !e"arganegaraan adalah hubungan negara dengan"arga negara,
antara "arga negara serta Pendidikan Pendahuluan ,ela Negara. Pendidikan !e"arganegaraan
di Perguruan Tinggiharus terus ditingkatkan guna menja"ab tantangan masa depan,sehingga
keluaran peserta didik memiliki semangat juang yangtinggi dan kesadaran bela negara sesuai
bidang pr#esi masingmasingdemi tetap tegak dan utuhnya N!5$.Perguruan Tinggi perlu
mendapatkan Pendidikan!e"arganegaraan karena Perguruan Tinggi sebagai institusi
ilmiahbertugas secara terus menerus mengembangkan ilmupengetahuan dan Perguruan Tinggi
sebagai instrumen nasinal bertugas sebagai pencetak kader-kader pemimpin bangsa.
Pendidikan !e"arganegaraan di Perguruan Tinggi diberikan emahaman #ils#i secara ilmiah
meliputi pkk-pkk bahasan,yaitu A /a"asan Nusantara, !etahanan Nasinal, Plitik dan
0trategi Nasinal.
$$ . (* .emkrasi Membutuhkan Eknmi
Pendapat yang umum berlaku adalah bah"a negara miskin tidak akan berhasil
mengembangkan demkrasi >$ndia dapat dikatakan sebagai kekecualian?. Tentu saja beberapa
negara miskin berupaya untuk mengembangkan demkrasi, namun suatu negara yang
mengembangkan demkrasi pada saat tingkat pembangunannya rendah hampir dapat dipastikan
akan mengalami kegagalan.
.emkrasi untuk berkembang membutuhkan dukungan eknmi. ,agi negara
berkembang, seperti $ndnesia, melakukan knslidasi demkrasi yang sebenarnya >genuine
25 | P a g e
demcracy? merupakan tantangan terpenting dan sekaligus tersulit. Penjelasan sederhana dari
keberhasilan knslidasi di banyak negara adalah dicirikan leh dukungan dari keberhasilan
dalam pembangunan eknmi. ,agi $ndnesia yang sedang dalam tahapan knslidasi
demkrasi maka perkembangan eknmi yang lebih baik dan lebih cepat akan mengarahkan
kepada keberhasilan berjalannya demkrasi. Namun, sebaliknya, stagnasi eknmi memastikan
akan gagalnya demkrasi.
0tudi yang kmprehensi# mengenai kaitan demkrasi dan perkembangan eknmi
dilakukan leh %dam PrHe"rski dan 8ernand +imngi. Mereka mempelajari perilaku setiap
negara berkaitan dengan penerapan demkrasi dan tingkat perkembangan eknminya >lebih
tepatnya pendapatan per kapita? pada kurun "aktu tahun (:4*-(::*. .ari perhitungan mereka,
negara yang pendapatan per kapitanya di ba"ah (.4** dllar %0, eksperimen demkrasinya
hanya bertahan selama delapan tahun untuk kemudian mengalami kegagalan.
Pendapatan per kapita di sini dihitung menurut PPP >Purchasing P"er Parity? yang disesuaikan
dengan tingkat biaya hidup di negara yang bersangkutan. Pendapatan per kapita PPP ini lebih
tinggi daripada pendapatan per kapita secara riil yang tidak memperhitungkan perbedaan tingkat
harga dan daya beli di masing-masing negara. 9ntuk negara dengan pendapatan per kapita antara
(.4**-1.*** dllar %0, eksperimen demkrasi bertahan rata-rata sekitar (; tahun. Pendapatan per
kapita di atas 6.*** dllar %0 membuat prses demkrasi dapat bertahan. 0ekali suatu negara
menjadi negara kaya, maka demkrasi menjadi berkesinambungan.
Pendapatan per kapita $ndnesia secara riil sekarang ini adalah sekitar ;** dllar %0 dan
menurut PPP sekitar 1.*** dllar %0. .i lihat dari sisi perkembangan eknmi, $ndnesia
mempunyai peluang yang cukup baik, sekalipun masih cukup besar kemungkinan gagalnya,
untuk terus dapat mengembangkan demkrasi. Prses perkembangan demkrasi di $ndnesia
26 | P a g e
telah berlangsung selama sekitar lima tahun. &ika perkembangan eknmi lambat dengan
pengangguran yang relati# tinggi dan cenderung meningkat seperti yang kita alami sekarang ini,
maka menurut studi tersebut demkrasi di $ndnesia kemungkinan hanya akan dapat bertahan
sekitar dua sampai dengan tiga pemilihan umum lagi. &ika perkembangan eknmi dapat lebih
baik, sehingga pendapatan per kapita dapat menjadi dua kali lipatnya dalam satu dekade ke
depan, maka kemungkinan demkrasi di $ndnesia akan dapat berkembang secara
berkesinambungan.
.alam lima tahun pertama masa demkrasi di $ndnesia, pereknmian $ndnesia baru
dalam tahap stabilitas belum dapat tumbuh tinggi, bahkan tingkat pendapatan per kapita belum
kembali ke tingkat masa sebelum krisis. Prses pemulihan eknmi yang lambat dan
pengangguran yang meningkat membuat sebagian pemilih kece"a sebagaimana ditunjukkan
leh penurunan perlehan suara P.$-P dalam pemilihan umum legislati# %pril yang lalu, dan
Presiden Mega"ati hanya menduduki urutan kedua dalam pemilihan presiden putaran pertama,
serta adanya keinginan bagi munculnya pemimpin baru sebagaimana ditunjukkan leh cukup
tingginya ppularitas 0usil ,ambang Yudhyn. Namun, jika pemerintahan baru nantinya
tidak dapat memperbaiki pereknmian secara berarti dalam masa lima tahun ke depan, maka
kekece"aan masyarakat bukan saja terhadap pemerintah, tetapi juga terhadap demkrasi akan
meningkat dan akan mengancam keberlanjutan demkrasi. 0tagnasi eknmi dalam lima tahun
ke depan bukan saja akan mengarahkan pemilih untuk mendapatkan pemimpin baru tetapi juga
semakin menurunkan kepercayaan mereka terhadap prses demkrasi.
9ntuk membuat pendapatan per kapita dua kali lipat dalam satu dekade ke depan tentu saja tidak
mudah. Namun, jika presiden terpilih dapat membentuk kabinet >eknmi? yang andal, yang
27 | P a g e
dapat menstimulasi dan menciptakan iklim yang kndusi# bagi in<estasi, maka perkembangan
eknmi akan dapat berjalan jauh lebih cepat. Perkembangan eknmi sekarang ini di beberapa
sektr, seperti bangunan, transprtasi-telekmunikasi, perdagangan, keuangan, dan bahkan
industri manu#aktur sudah memperlihatkan peningkatan yang menggembirakan, sekalipun belum
ptimal, terutama untuk sektr manu#aktur. 0ayang sekali pertumbuhan sektr pertambangan
yang semestinya diuntungkan leh tingginya harga minyak dan kmditas pertambangan justru
mengalami pertumbuhan negati#. ,egitu pula perkembangan sektr pertanian masih
mengece"akan. .ari sisi pengeluaran, dalam kegiatan in<estasi dan ekspr masih harus
dilakukan upaya ekstra untuk meningkatkan kinerjanya. 9ntuk menciptakan iklim in<estasi yang
kndusi# tidak saja membutuhkan langkah-langkah di bidang eknmi, tetapi juga hukum dan
kerja sama yang lebih baik dan prbisnis antara pemerintah pusat dan daerah.
!ebijaksanaan mneter sudah berada di tangan ,ank $ndnesia yang independen,
sehingga tidak terlalu mendapatkan tekanan plitis baik dari eksekuti# maupun legislati# untuk
kepentingan tertentu yang dapat mengganggu stabilitas eknmi. Tinggal pilihan kebijaksanaan
pemerintahan baru apakah akan mengarahkan kebijaksanaan #iskal yang lebih stimulati#, tentu
saja dengan tetap memperhatikan kehati-hatian #iskal >#iscal prudentiality?, atau tetap knser<ati#
seperti sekarang ini.
Mempertahankan kebijaksanaan #iskal yang knser<ati# berarti membutuhkan
kmpensasi dalam langkah-langkah berani dan tegas untuk mengatasi permasalahan struktural
yang menghambat in<estasi, seperti hukum, ketenagakerjaan, dan kerja pemerintah daerah. &ika
tidak, maka kebijaksanaan mneter dan #iskal yang netral seperti sekarang ini hanya akan
menghasilkan pertumbuhan rendah dan pengangguran yang tinggi.
28 | P a g e
.i tangan pemerintahan baru tidak saja pemulihan dan perkembangan eknmi dipertaruhkan,
tetapi juga keberlanjutan demkrasi.
$$ . (( Teri 0istem Pemerintahan
0ejak abad pertengahan para ahli plitik sudah telah berusaha menyusun klasi#ikasi
bentuk-bentuk pemerintahan demkratis, tapi baru sebatas diskursus tentang sistem parlementer
dan sistem presidensial. .alam bukunya yang amat berpengaruh KThe %nalysis # Plitical
0ystems, Jerney >5utledge L !egan Paul, (:7:?, menguraikan dua sistem pemerintahan yang
paling ppular dan paling banyak digunakan di negaranegara knstusinal demkratis. .alam
diskursus ilmiah tentang sistem pemerintahan $nggris selalu dipandang sebagai cnth
pemerintahan parlementer, dan %merika 0erikat sebagai mdel pemerintahan presidensial.
.u<erger >E&P5, ;@), &uni (:;*? kemudian memperkenalkan bentuk pemerintahan ketiga, 0istem
semipresidensial, dan ,lndel >!a<anagh dan Peele, Eds., +ndn, 2einemann, ,ulder, (:;3?
memperkenalkan system semipresidensial ganda >semi-presidential dualist system?.
>(? Sistem parlementer.
0istem parlementer sebagaimana diterapkan di $nggeris tidak mengenal pemisahan
kekuasaan antara cabang eksekuti# dan legislati#. Pada abad MJ$ sebagai reaksi terhadap
kekuasaan 5aja &ames $ yang hampir abslut, terbentuklah pemerintahan parlementer dia"ali
dengan berdirinya lembaga per"akilan rakyat >assembly? yang secara bertahap mengambil alih
kekuasaan legislati# dari tangan 5aja. Tetapi, kekuasaan eksekuti# tetap berada pada 5aja. .alam
perkembangan selanjutnya, kekuasaan eksekuti# 5aja mulai diserahkan kepada menteri-menteri
yang diangkat
dari antara anggta-anggta badan per"akilan. !arena para menteri harus betanggunja"ab
kepada badan per"akilan, lambat laun kekuasaan badan per"akilan bertambah besar dan
29 | P a g e
ditetapkan sebagai pemegang kedaulatan negara. Para menteri secara klekti#, atau !abinet,
harus betanggungja"ab kepada badan legislati# dan adalah bagian dari badan tersebut. !arena itu
dalam system parlementer tidak ada seperatin # p"er, tetapi yang ada adalah usion o po!er
antara kekuasaan eksekuti# dan kekuasaan eksekuti#. .engan kata lain, system parlementer
adalah sistem plitik yang menggabungkan kekuasaan eksekuti# dan kekuasaan legislati# dalam
suatu lembaga pemengang kedaulatan rakyat yang bernama Parlemen. Pada sistem parlementer
cabang eksekuti# dipimpin leh !epala Negara, serang 5aja dalam negara mnarki
knstitusinal atau serang Presiden dalam republik, dan Perdana Menteri sebagai !epala
Pemerintahan. !epala Pemerintahan ditunjuk leh !epala Negara dan para menteri diangkat leh
!epala Negara atas usul !epala Pemerintahan, !abinet, yang terdiri dari Perdana Menteri dan
para menteri, adalah lembaga klekti#, karena perdana menteri adalah rang yang pertama dari
sesama >primus inter pares? sehingga tidak dapat memberhentikan serang menteri. Tapi dalam
kenyataannya perdana menteri selalu memilki kekuasaan yang lebih besar dari para menteri.
Perdana menteri dan para menteri biasanya adalah anggta parlemen dan secara klekti#
bertanggungja"ab kepada badan legislati#. Pemerintah atau cabinet secara plitis
bertanggungja"ab kepada parlemen. 9ntuk menghindarkan kekuasaan legislati# yang terlalu
besar atau diktatrial partai karena mayritas partai yang terlalu besar, kepala pemerintahan
dapat mengajukan usul kepada kepala negara untuk membubarkan parlemen. 0alah satu
karakteristik utama system parlementer yang tidak dimiliki leh sistem presidensial adalah
kedudukan parlemen sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di atas badan per"akilan dan
pemerintah >supremacy o parliament?. .alam sistem parlementer pemerintah tidak berada diatas
badan per"akilan, dan sebaliknya badan per"akilan tidak lebih tinggi dari pemerintah.
30 | P a g e
!arena perdana menteri dan para anggta kabinet tidak dipilih langsung leh rakyat,
pemerintah parlementer hanya bertanggungja"ab secara tidak langsung kepada pemilih. !arena
itu, dalam pemerintahan parlementer tidak dikenal hubungan langsung antara rakyat dengan
pemerintah. 2ubungan itu hanya dilakukan melalui "akil-"akil yang dipilih leh rakyat.
Parlemen sebagaipemegang kekuasaan tertinggi yang merupakan pusat kekuasaan dalam sistem
plitik harus selalu mengusahakan agar tercapai dinamika hubungan plitik yang seimbang
antara badan legislati# dan badan eksekuti#. .alam parlemen ini lah kader-kader pimpinan
bangsa digembleng sebelum suatu hari mendapat kesempatan menjadi pemimpin negara.
"#$ Sistem presidensial
.iskusi tentang pemerintahan presidensial biasanya tidak selalu dikaitkan dengan teri
pemisahan keuasaan >seperation o po!ers? yang amat ppuler pada abad MJ$$$ ketika
!nstitusi %merika 0erikat disusun. .ua ahli plitik yang amat berpengaruh pada masa itu
adalah &hn +cke yang terkenal dengan pandangannya bah"a kn#lik berkepanjangan antara
raja $nggeris dengan parlemen adalah dengan memisahkan secara tegas raja sebagai kekuasaan
eksekuti# dengan badan per"akilan sebagai kekuasaan legislati#. !edua kekuasaan itu harus
dipisahkan dengan tegas dan masing-masing mempunyai bidang kekuasaan masing-masing.
MntesGuieu, serang pengamat sistem pemerintahan $nggeris asal Prancis, ternyata
membuat kesimpulan yang salah, dan menyimpulkan bah"a sistem parlementer $nggris adalah
amat baik karena memisahkan kekuasaan negara menjadi kekuasaan legislati#, eksekuti# dan
yudikati#. Pemisahan seperti itulah yang disebutnya trias plitica, yang selama ) abad masih
dipandang sebagai bentuk pemisahan kekuasaan yang paling baik dan benar. Trias plitica ini
digunakan leh Panja %mandemen 99. (:34 yang dibentuk MP5 sebagai landasan teritis
ketika melakukan perubahan terhadap sistem pemerntahan negara $ndnesia sebagaimana
31 | P a g e
ditetapkan pada Pasal ( ayat >)?. .ilandasi leh teri pemisahan kekuasaan dan didrng leh
keinginan yang kuat untuk menentang sistem parlementer yang dipandang sebagai budaya
negara klnial $nggris, sistem presidensial %merika memisahkan secara tegas tiga cabang
kekuasaan. !arena itu karakteristik pertama sistem presidensial adalah badan per"akilan tidak
memiliki supremacy o parliament karena lem baga tersebut bukan lembaga pemegang
kekuasaan Negara. 9ntuk menjamin stabilitas sistem presidensial, presiden dipilih, baik secara
langsung atau melalui per"akilan, untuk masa kerja tertentu, dan presiden memengang sekaligus
jabatan !epala Negara dan !epala Pemerintahan. 0ebagai kepala pemerintahan dan satu-satunya
kepala eksekuti#, presiden mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara, yang
ber#ungsi sebagai pembantu presiden dan memegang kekuasaan eksekuti# dalam bidang masing-
masing. .alam sistem presidensial, kabinet tidak bertanggungja"ab secara klekti#, tetapi tiap-
tiap menteri bertanggungja"ab secara indi<idual kepada presiden.
.alam sistem presidensial, anggta badan legislati# tidak bleh merangkap jabatan cabang
eksekuti#, dan sebaliknya, pejabat eksekuti# tidak bleh merangkap menjadi anggta badan
legislati#. Namun, pemisahan persnala cabang eksekuti# dan legislati# tidak selalu diterapkan
disemua negara yang menggunakan system presidensial. .i beberapa negara menteri diangkat
sebagai anggta parlemen. Pada pemerintahan Irde ,aru, para anggta !abinet juga adalah
anggta MP5, lembaga pemegang kedaulatan negara yang lebih kurang sama dengan parlemen
dalam sistem parlementer. Presiden bertanggungja"ab bukan kepada pemilih, tetapi kepada
!nstitusi. .ia dapat di-impeach apabila melangar knstitusi, tetapi tidak dapat diturunkan
karena tidak dapat memenuhi janjinya pada kampanye pemilu. Presiden dan ,adan
per"akilan rakyat mempunyai kedudukan yang setara, karena itu tidak dapat saling
menjatuhkan. .alam bahasa 99. (:34, Presiden adalah neben bukan gerdenet dari .P5,
32 | P a g e
sehingga tidak dapat saling menjatuhkan. .alam teri, sistem presidensial tidak mengenal
adanya supremasi satu cabang kekuasaan terhadap cabang kekuasaan lainnya. Masing-masing
kekuasaan, legislati#, eksekuti# dan yudikati# melakukan penga"asan terhadap cabang lainnya
sesuai dengan ketentuan 99.. !arena itu yang berlaku adalah supremacy o the constitution.
Fuma, dalam praktek, legislati#lah yang nyatanya memegang kekuasaan lebih tinggi.
"%$ Sistem semipresidensial
0istem semi-presidensial adalah bentuk pemrintahan negara yang mencba mengatasi
kelemahan-kelemahan sistem parlementer mau pun sistem presidensial. !elemahan pkk sistem
parlementer ialah si#atnya yang sangat tidak stabil karena setiap saat pemerintah, baik seluruh
kabinet mau pun setiap menteri, dapat menerima msi tidak percaya dari parlemen. %kibatnya
pemerintah jatuh dan terjadi pergantian pemerintah. 0elama 3 tahun menggunakan sistem
parlementer, $ndnesia mengalami pergantian pemerintah sebanyak 11 kali >8eith, (:6)?.
0istem presidensial mengandung kecenderungan kn#lik permanen antara cabang legislati#
dan cabang eksekuti#, terutama bila presiden terpilih tidak didukung leh partai mayritas yang
berkuasa di parlemen. Padahal negara-negara baru yang tradisi demkrasinya belum
terknslidasi dengan mantap selalu menghadapi kndisi seperti ini. 0elain itu, kekuasaan yang
besar ditangan presiden sebagai pemegang kekuasaan eksekuti# tunggal, selalu menggda
presiden untuk memperpajang masa jabatannya, yang kemudian berkembang menjadi kekuasaan
triter. Ekses seperti itu dialami leh banyak negara di %merika +atin, %#rika dan %sia termasuk
$ndnesia yang menggunakan sistem presidensial. 9ntuk mengatasi kelemahan-kelemahan kedua
sistem tersebut, pada a"al %bad )* berkembang mdel ketiga sistem pemerintahan yang leh
.u<erger disebut sistem semi-presidensial. 0istem plitik ketiga ini memiliki beberapa
karakteristik sistem parlementer dan sistem presidensial. Firi utama sistem semipresidensial
33 | P a g e
adalah sebagai berikutA >a? pusat kekuasaan berada pada suatu majelis per"akilan sebagai
pemegang kekuasaan tertinggiB >b? penyelenggara kekuasaan legislati<e adalah suatu badan
per"akilan yang merupakan bagian dari majjelis per"akilanB >c? presiden dipilih secara langsung
atau tidak langsung untuk masa jabatan tertentu dan bertanggungja"ab kepada majlelis
per"akilanB >d? para menteri adalah pembantu presiden yang diangkat dan diberhentikan leh
presiden. !alau kita perhatikan uraian yang diberikan leh .r. 0ukiman pada rapat ,P9P! pada
tanggal (4 &uli (:34 dan keteranga Pr#. 0epm pada rapat PP!$ tanggal (; %gustus (:34
beberapa saat menjelang pengesahan 99. (:34, jelas sekali sistem pemerintahan negara
$ndnesia yang diikuti leh 99. pertama $ndnesia tersebut adalah sistem semipresidensial.
Menurut ,lndel, pada pertengahan (:3*-an, hanya ada 6 negara baru merdeka yang
menggunakan system semipresidensial ganda ' yang memiliki presiden sebagai kepala negara
dan perdana menteri atau menteri pertama sebagai kepala pemerintahan ' yakni 8inlandia,
+ebann, 0iria, Peru, $ndnesia, dan !rea 0elatan. 0ekarang mdel tersebut semakin ppuler
dan digunakan di banyak negara, karena dipandang sebagai bentuk pemerintahan demkratis
yang lebih stabil dan lebih e#ekti# di negara yang memiliki multi partai plitik. .i negara-negara
%merika +atin, diterapkan mdel semipresidensial yang mempunyai lebih banyak karakteristik
sistem parlementer sepertiA >a? para menteri dapat menghadiri siding parlemenB >b? parlemen
melakukan impeachment atau memberi msi tidak percaya kepada menteri atau kabinetB atau >c?
perdana menteri diangkat dari dan leh parlemen. !antr >.alam .i,acc, ed., Ne" Yrk,
Praeger, (:77? memperkenalkan <arian sistem pemerintahan keempat, yang lebih banyak
mengandung ciri-ciri sistem parlementer, kecuali ada pemisahan kekuasaan dankepala negara
yang terpilih untuk masa bakti tertentu, dan menamakannya sistemsemi-parlementer atau Guasi
parlementer.
34 | P a g e
$$. () Negara !ekeluargaan
Pembentukan negara-negara mderen tidak dapat dilepaskan dari berkembangnya dua
#aham atau maHhab pemikiran tentang hubungan negara dengan "arga negara. Penindasan para
raja ' yang seringkali mempersn#ikasikan diri sebagai negara, lNetat cNest mi -- selama
berabad-abad di Erpah telah mendrng kelahiran =erakan 5enaissance, yang memberikan
pengakuan hak indi<idu dari setiap "arganegara. 8aham indi<idualisme yang dikembangkan
leh Thmas 2bbes, &hn +cke. &ean &acGues 5usseau, 2erbert 0pencer, dan 2.&. +aski,
telah me"arnai seluruh aspek kehidupan bangsa-bangsa ,arat dan menjadi nilai dasar dari sistem
plitik demkrasi yang berkembang, setelah bangsa-bangsa tersebut mengalami penindasan leh
para penguasa abslut dalam negara mnarki abslut. Menurut #aham indi<idualisme, negara
ialah masyarakat hukum yang disusun atas dasar kntrak antara seluruh indi<idu dalam
masyarakat >social contract?.
%liran kedua adalah #aham klekti<isme, yang tidak mengakui hak-hak dan kebebasan
indi<idu, beranggapan persatuan yang dilandaskan pada ikatan kesamaan idelgi atau
keunggulan ras sebagai dasar dalam penyusunan negara yang terdiri atas pimpinan atau partai
sebagai suprastruktur dan masyarakat madani sebagai struktur. 8aham klekti<isma kemudian
cenderung berkembang menjadi pemerintah dictatr ttaliter seperti dialami bangsa &erman di
ba"ah 2itler, 9ni 0<iet di ba"ah pemerintahan kmunis, $talia di ba"ah Musslini, dan 55F
di ba"ah pimpinan Ma Oedng. 8aham klekti<isme mempunyai beberapa cabang pemikiran,
diantaranya yang dikenal sebagai teri kelas >class theory? yang dikembangkan leh MarP,
Engels dan +enin. Negara dianggap sebagai alat leh suatu kelas untuk menindas kelas yang lain.
Negara ialah alat glngan yang mempunyai kedudukan eknmi kuat untuk menindas
glngan atau kelas eknmi lemah. Negara kapitalistik adalah alat glngan bourgeoisi untuk
35 | P a g e
menindas kaum buruh, leh karena itu para MarPis menganjurkan re<lusi plitik kaum buruh
dan kelmpk tertindas lainnya untuk merebut kekuasaan negara dan menggantikan kaum
burgeisi. Fabang yang lain adalah seperti yang diajarkan leh 0pinHa, %dam Mueller, 2egel
dan =ramschi yang dikenal sebagai teri integralistik. Menurut pandangan teri ini, negara
didirikan buknalaah untuk menjamin kepentingan indi<idu atau glngan, akan tetapi menjamin
masyarakat seluruhnya sebagai satu kesatuan. Negara adalah suatu masyarkat yang integral,
segala glngan, bagian dan anggtanya satu dengan lainnya dan merupakan kesatuan
masyarakat yang rganis Yang terpenting dalam kehidupan bernegara menurut teri integral
adalah kehidupan dan kesejahteraan bangsa seluruhnya. 2arus kita #ahami, gerakan kemerdekaan
$ndnesia memandang #aham indi<idualisme yang dipeluk leh bangsa-bangsa ,arat adalah
sumber dari kapitalisme, klnialisme@imprealisme yang mereka tentang habis-habisan. Para
ounding athers nampaknya mempunyai interpretasi yang berbeda tentang #aham kekeluargaan.
,ung !arn yang menangkap kekeluargaan bangsa $ndnesia lebih dari dinamika dan ( 9raian
lengkap tentang knsep Negara !ekeluargaan dapat dibaca dalam tulisan .r. ,ur 5suant,
Negara !ekeluargaanA 0epm <s 2atta dalam !mpas, (:::. semangatnya. 2atta memaknai
kekeluargaan secara etis. 0edangkan Pr#. 0epm mena#sirkan kekeluargaan lebih sebagai
knsep rganis-bilgis. 2ampiran metateretikal yang berbeda tersebut menghasilkan
interpretasi yang berbeda pula tentang knsep kekeluargaan. ,ung !arn menginterpretasikan
kekeluargaan sebagai semangat gtng ryng, ,ung 2atta memandang kekeluargaan secara etis
sebagai interaksi scial dan kegiatan prduksi dalam kehidupan desa, yang bersi#at tlng
menlng antar sesama.
.asar dan bentuk susunan susunan suatu negara secara teritis berhubungan erat dengan
ri"ayat hukum dan stuktur ssial dari suatu bangsa. !arena itulah setiap negara membangun
36 | P a g e
susunan negaranya selalu dengan memperhatikan kedua kn#igurasi plitik, hukum dan struktur
ssialnya. %tas dasar pemikiran tersebut, 0epm dalam rapat ,P9P! tanggal 1( Mei (:34
mengusulkan agar sistem pemerintahan negara $ndnesia yang akan dibentuk - harus berdasar
atas aliran #ikiran negara yang integralistik, negara yang bersatu dengan seluruh rakyatnya, yang
mengatasi seluruh glnganglngannya dalam lapangan apapun >0etneg, (::;A 44?. .alam
negara yang integralistik tersebut, yang merupakan si#at tata pemerintahan yang asli $ndnesia,
menurut 0epm, para pemimpin bersatu-ji"a dengan rakyat dan pemimpin "ajib memegang
teguh persatuan dan menjaga keseimbangan dalam masyarakatnya. $nilah interpretasi 0epm
tentang knsep manunggaling &a!ulo lan gusti. Persatuan antara pemimpin dan rakyat, antara
glngan-glngan rakyat, diikat leh semangat yang dianut leh masyarakat $ndnesia, yaitu
semangat kekeluargaan dan semangat gtng-ryng.
.alam pemikiran rganis-bilgis 0epm, kedudukan pemimpin dalam negara
$ndnesia dapat disamakan dengan kedudukan serang ,apak dalam keluarga. 2atta, berbeda
dengan 0ukarn dan 0epm, menerjemahkan #aham klekti<isme sebagai interaksi ssial dan
prses prduksi di pedesaan $ndnesia. $ntinya adalah semangat tlng menlng atau gtng
ryng. !arena itu dalam pemikiran 2atta, klekti<isme dalam knteks $ndnesia mengandung
dua elemen pkk yaitu milik bersama dan usaha bersama. .alam masyarakat desa tradisinal,
si#at klekti<isme a la $ndnesia tersebut nampak dari kepemilikan tanah bersama yang
dikerjakan bersama. &adi, klekti<isme leh 2atta diterjemahkan menjadi kepemilikan klekti#
atas alat-alat prduksi, yang diusahakan bersama untuk memenuhi kebutuhan bersama >2atta,
,ulan ,intang, (1;-(33?. 'emo&rasi asli $ndnesia yang merupakan kaidah dasar penyusunan
negara $ndnesia masih mengandung dua unsur lain, yakni rapat atau syura, suatu #rum untuk
musya!arah, tempat mencapai kesepakatan yang ditaati leh semua, dan massa protest( suatu
37 | P a g e
cara rakyat untuk menlak tindakan tidak adil leh penguasa. Negara kekeluargaan dalam <ersi
2atta, yang disebutnya Negara Pengurus, adalah prses suatu "adah knstitusinal untuk
mentrans#rmasikan demkrasi asli tersebut ke knteks mdern >5asuant, !mpas, (:::?. Pada
negara mderen, lembaga syura ditrans#rmasikan menjadi majelis permusya"aratan rakyat dan
badan per"akilan rakyat, tradisi massa prtest merupakan landasan bagi kebebasan hak
berserikat, hak berkumpul, dan hak menyatakan pendapat, dan klekti<isme di"ujudkan dalam
bentuk eknmi nasinal yang berasaskan kekeluargaan, dalam bentuk kperasi serta
tanggungja"ab pemerintah dalam menciptakan keadilan dalam kegiatan eknmi rakyat.
.alam perkembangan negara kekeluargaan tersebut, 2atta telah memprediksikan akan
terjadinya tarikan kearah semangat indi<idualisme yang semakin kuat dalam segala kehidupan
rakyat, khususnya dalam eknmi. $ndi<idualisme, menurut 2atta, jangan dila"an dengan
kembali ke klekti<isma tua, melainkan dengan mendudukkan cita-cita klekti<isma itu pada
tingkat yang lebih tinggi dan mderen, yang lebih e#ekti# dari indi<idualisme >2atta, .emkrasi
Eknmi, 9$ Press, (:), (37?. .ari ntulen rapat-rapat ,adan Penyelidik 9saha-usaha Persiapan
!emerdekaan >,P9P!? ketika membahas dasar negara pada ); Mei - ( &uli dan dari (* - (7 &uli
(:34, dan rapat-rapat Panitia Persiapan !emerdekaan $ndnesia >PP!$? pada (;-)) %gusutus
(:34, dapat kita ikuti perkembangan pemikiran para pemimpin bangsa tentang dasar negara
>0etneg, (::;A 7-(37?. ,ung !arn, bung 2atta dan Pr#. 0epm adalah tiga tkh yang
menyatakan pembentukan negara 5epbulik $ndnesia didasarkan atas crak hidup bangsa
$ndnesia yaitu kekeluargaan, yang dalam "acana gerakan pr-prklamasi kemerdekaan
diartikan sama dengan klekte<isme.
$$ . (1 0istem Pemerintahan 0endiri
38 | P a g e
0etelah MP5 mengesahkan amandemen ketiga dan keempat 99. (:34, system
pemerintahan negara $ndnesia berubah menjadi sistem presidensial. Perubahan tersebut
ditetapkan dengan Pasal ( ayat >)? 99. baru. MP5 tidak lagi merupakan per"ujudan dari
rakyat dan bukan locus o po!er( lembaga pemegang kedaulatan negara tertinggi. Pasal 6% ayat
>(? menetapkan Presiden dan /akil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung leh
rakyat. .ua pasal tersebut menunjukkan karakteristik system presidensial yang jelas berbeda
dengan staats undamental norm yang tercantum dalam Pembukaan dan diuraikan lebih lanjut
dalam Penjelasan 99. (:34. 0istem presidensial tidak mengenal adanya lembaga pemegang
supremasi
tertinggi. !edaulatan negara dipisahkan >separation o po!er$ ke 1 cabang yakni
legislati#, eksekuti# dan yudikati#, yang secara ideal di#rmulasikan sebagai trias plitica leh
MntesGuieu. Presiden dan "akil presiden dipilih langsung leh rakyat untuk masa kerja yang
lamanya ditentukan leh knstitusi. !nsentrasi kekuasaan berada pada Presiden sebagai !epala
Negara dan !epala Pemerintahan. .alam sistem presidensial para menteri adalah pembantu-
pembantu presiden yang diangkat dan bertanggungja"ab kepada Presiden. %pakah amandemen
pasal ( ayat >)? dan pasal 6%, yang merupakan kaidah dasar baru sistem pemerintahan negara
$ndnesia, akan memba"a bangsa ini semakin dekat dengan cita-cita para perumus &onstitusi(
suatu pemerintahan knstitusinal yang demkratis, stabil dan e#ekti# untuk mencapai tujuan
negaraQ %pakah system pemerintahan negara yang tidak knsisten dengan harapan para
perancang knstitusi seperti tercantum dalam Pembukaan 99. (:34 akan menjamin
kelangsungan kehidupan bernegara bangsa $ndnesiaQ Ternyata ta#siran Panja %mandemen 99.
(:34, yang dibentuk MP5, tentang sistem pemerintahan negara berbeda dengan pemikiran dan
cita-cita para perancang !nstitusi Pertama $ndnesia. ,ila dipelajari secara mendalam ntulen
39 | P a g e
lengkap rapat rapat ,P9P! sekitar (( ' (4 &uli (:34 dan PP!$ pada (; %gustus (:34 yang
terdapat pada %rsip %.=. Pringgdigd dan %rsip %.!. Pringgdigd >%rsip %=-%!-P?, kita
dapat menyelami kedalaman pandangan para ounding athers tentang sistem
pemerintahan negara. %rsip %=-%!-P yang selama hampir 46 tahun hilang baru-baru ini
diungkapkan kembali leh 5.M. %nanda ,. !usuma, dsen 0ejarah !etatanegaraan 8akultas
2ukum 9.$., dalam sebuah mngra# berjudul +ahirnya 9ndang-9ndang .asar (:34 terbitan
8akultas 2ukum 9.$. >)**3?. !umpulan ntulen tentik tersebut memberikan gambaran
bagaimana sesungguhnya sistem pemerintahan demkratis yang dicita-citakan para
perancang !nstitusi $ndnesia. Ntulen rapat-rapat ,P9P!$ dan PP!$ mulai
pertengahan Mei sampai &uli (:34 memberikan gambaran betapa mendalam dan tinggi mutu
diskusi para ,apak ,angsa tentang sistem pemerintahan. Pada sidang-sidang tersebut, Pr#.
0epm, Mr. Maramis, ,ung !arn dan ,ung 2atta mengajukan pertimbangan-pertimbangan
#ils#is dan hasil kajian empiris untuk mendukung keyakinan mereka bah"a Trias Plitica a la
MntesGieue bukanlah sistem pembagian kekuasaan yang paling cck untuk melaksanakan
kedaulatan rakyat. ,ahkan, 0upm-$in dan 0ukarn-$in, $in artinya %nggta yang Terhrmat,
menganggap trias plitica sudah klt dan tidak dipraktekkan lagi di negara Erpah ,arat.
Pada rapat Panitia 2ukum .asar, bentukan ,P9P!$, tanggal (( &uli (:34 dicapai
kesepakatan bah"a 5epublik $ndnesia tidak akan menggunakan sistem parlementer seperti di
$nggris karena merupakan penerapan dari pandangan indi<idualisme. 0istem
tersebut dipandang tidak mengenal pemisahan kekuasaan secara tegas. %ntara cabang
legisltati# dan eksekuti# terdapat usion o po!er karena kekuasaan eksekuti# sebenarnya adalah
Kbagian dari kekuasaan legislati#. Perdana Menteri dan para menteri sebagai kabinet yang
klekti# adalah anggta parlemen. 0ebaliknya, sistem Presidensial dipandang tidak cck untuk
40 | P a g e
$ndnesia yang baru merdeka karena sistem tersebut mempunyai tiga kelemahan. Pertama,
sistem presidensial
mengandung resik kn#lik berkepanjangan antara legislati# ' eksekuti#. !edua, sangat
kaku karena presiden tidak dapat diturunkan sebelum masa jabatannya berahir. !etiga, cara
pemilihan !inner ta&es all seperti dipraktekkan di %merika 0erikat bertentangan dengan
semangat dbemkrasi.
$ndnesia yang baru merdeka akan menggunakan Ksistem sendiri sesuai usulan .r.
0ekiman, anggta ,P9P! dari Ygyakarta, dan Pr#. 0epm, !etua Panitia !ecil ,P9P!.
Para ahli $ndnesia menggunakan terminlgi yang berbeda untuk menamakan sistem khas
$ndnesia tersebut. $smail 0uny menyebutnya 0istem Ruasi-presidensial, Padm /ahn
menamakannya 0istem Mandataris, dan %Hhary menamakannya 0istem MP5. .alam klasi#ikasi
Jerney, sistem yang mengandung karakteristik system presidensial dan parlementer disebut
sistem semi-presidensial. 0istim pemerintahan demkratis yang dirumuskan leh para perancang
99.
(:34 mengandung beberapa ciri sistem presidensial dan sistem parlementer. 0istem
sendiri tersebut mengenal pemisahan kekuasaan yang jelas antara cabang legislati# dan
eksekuti#, yang masing-masing tidak bleh saling menjatuhkan, Presiden adalah eksekuti#
tunggal yang memegang jabatan selama lima tahun dan dapat diperpanjang kembali, serta para
menteri adalah pembantu yang diangkat dan bertanggungja"ab kepada Presiden, adalah ciri dari
sistem presidensial. 0istem pemerintahan khas $ndnesia juga mengandung karakteristik sistem
parlementer, diantaranya MP5 ditetapkan sebagai locus o po!er yang memegang supremasi
kedaulatan negara tertinggi, seperti halnya Parlemen dalam sistem parlementer. !edaulatan
negara ada pada rakyat dan dipegang leh MP5 sebagai per"ujudan seluruh rakyat. Pada masa-
41 | P a g e
masa a"al negara $ndnesia, para perancang memandang pemilihan Presiden dan /akil Presiden
secara langsung masih belum dapat dilakukan mengingat tingkat pendidikan masih rendah serta
in#rastruktur pemerintahan belum tersedia. !arena itu ditetapkan Presiden dan /akil Presiden
dipilih secara tidak langsung leh lembaga per"ujudan seluruh rakyat yaitu MP5 Presiden yang
menjalankan kekuasaan eksekuti# adalah mandataris MP5, sedangkan .P5 adalah unsur dari
MP5 yang menjalankan kekuasaan legislati<e >legislati)e councils?. Presiden tidak dapat
menjatuhkan .P5, sebaliknya .P5 tidak dapat menjatuhkan Presiden. ,ersama-sama Presiden
dan .P5 menyusun undang undang.
Pada ntulen rapat tanggal ((-(4 &uli ,P9P!$ dan rapat PP!$ tanggal (; %gustus (:34
dapat kita ikuti perkembangan pemikiran tentang kedaulatan rakyat yang dilaksanakan leh
Majelis Permusya"artan 5akyat sebagai penjelmaaan dari seluruh rakyat $ndnesia yang
memiliki kn#igurasi scial, eknmi dan gegra#is yang amat kmpleks. !arena itu MP5 harus
mencakup "akil-"akil rakyat yang dipilih, .P5, "akil-"akil daerah, serta utusan-utusan
glngan dalam masyarakat. .engan kata lain, MP5 harus merupakan "adah multi-unsur, bukan
lembga bi-kameral. ,entuk MP5 sebagai majelis permusya"aratan-per"akilan dipandang lebih
sesuai dengan crak hidup kekeluargaan bangsa $ndnesia dan lebih menjamin
pelaksanaan demkrasi plitik dan eknmi untuk terciptanya keadilan ssial, ,ung 2atta
menyebutnya sebagai ciri demkrasi $ndnesia. .alam struktur pemerintahan negara, MP5
berkedudukan sebagai supreme po!er dan penyelenggara negara yang tertinggi. .P5 adalah
bagian dari MP5 yang ber#ungsi sebagai legislati)e councils atau assembly. Presiden adalah
yang menjalankan tugas MP5 sebagai kekuasaan eksekuti# tertinggi, sebagai mandataris MP5.
!n#igurasi MP5 sebagai pemegang kekuasaan tertinggi tersebut dipandang para ,apak ,angsa
sebagai ciri khas $ndnesia dan dirumuskan setelah mempelajari keunggulan dan kelemahan dari
42 | P a g e
sistem-sistem yang ada. 0istem majelis yang tidak bicameral dipilih karena dipandang lebih
sesuai dengan budaya bangsa dan lebih me"adahi #ungsinya sebaga l"mbaga permusya"aratan
per"akilan. !arena %rsip %=-%!-P yang merupakan sumber tentik tentang system
pemerintahan negara baru saja terungkap, mungkin saja Panja MP5, ketika mengadakan
amandemen 99. (:34, tidak memiliki re#erensi yang jelas tentang sistem pemerintahan
sebagaimana ditetapkan dalam 99. (:34. !alau pemikiran para perancang knstitusi tentang
kaidah dasar dan sistem pemerintahan negara sebagaimana tercatat pada ntulen tentik tersebut
dijadikan re#erensi, saya yakin bangsa $ndnesia tidak akan melakukan penyimpangan
knstitusinal untuk ketiga kalinya. 0usunan pemerintahan negara yang me"ujudkan kedaulatan
rakyat pada suatu Majelis Permusya"aratan 5akyat dalam pandangan ,ung !arn adalah satu-
satunya sistem yang dapat menjamin terlaksananya politie& economische democratie yang
mampu mendatangkan kesejahteraan ssial. 0ebagai penjelmaan rakyat dan merupakan
pemegaang supremasi kedaulatan( MP5 adalah penyelenggara pemerintahan negara tertinggi,
pemegang kekuasaan
eksekuti# dan legislati#. .P5 adalah bagian dari MP5 yang menjalankan kekuasaan
legislati# sedangkan Presiden adalah mandataris yang bertugas menjalankan kekuasaan eksekuti#.
,ersama-sama, .P5 dan Presiden menyusun undang-undang. .P5 dan Presiden tidak dapat
saling menjatuhkan seperti pada sistem parlementer maupun presidensial. 0istem semi-
presidensial tersebut yang mengandung keunggulan system parlementer dan sistem presidensial
dipandang mampu menciptakan pemerintahan negara berasaskan kekeluargaan dengan stabilitas
dan e#ekti#itas yang tinggi. ,erbeda dengan pemikiran ,P9P! dan PP!$ sebagai perancang
knstitusi, para perumus amandemen 99. (:34, karena tidak menggunakan sumber-sumber
tentik, serta merta menetapkan pemerintahan negara $ndnesia sebagai sistem presidensial.
43 | P a g e
Padahal pilihan para ounding athers tidak dilakukan secara gegabah, tetapi didukung secara
empiris leh penelitian 5iggs di 76 negara .unia !etiga, yang menyimpulkan bah"a
pelaksanaan sistem presidensial sering gagal karena kn#lik eksekuti# ' legislati<e kemudian
berkembang menjadi constitutional deadloc&. !arenanya sistem presidensial kurang dianjurkan
untuk negara baru. Ntulen tentik rapat ,P9P! dan PP!$ menunjukkan betapa teliti
pertimbangan para Pendiri Negara dalam menetapkan system pemerintahan negara. Pemahaman
mereka terhadap berbagai sistem pemerintahan ternyata sangat mendalam dan didukung leh
re#erensi yang luas, mencakup sebagian besar negara-negara di dunia. Mungkin penjelasan Pr#.
.r. 0epm pada rapat PP!$ tanggal (; %gustus (:34, beberapa saat sebelum 99. (:34
disahkan, dapat memberi kita gambaran tentang sistem pemerintahan khas $ndnesia yang
dirumuskan leh para perancang knstitusiA Pkk pikiran untuk 9ndang 9ndang .asar, untuk
susunan negara, ialah begini. !edaulatan negara ada ditangan rakyat, sebagai penjelmaan rakyat,
di dalam suatu badan yang dinamakan di siniA Majelis Permusya"aratan 5akyat. &adi Majelis
Permusya"aratan 5akyat adalah suatu badan negara yang memegang kedaulatan rakyat, ialah
suatu badan yang paling tinggi, yang tidak terbatas kekuasaannya. Maka Majelis
Permusya"aratan 5akyat yang memegang kedaulatan rakyat itulah yang menetapkan 9ndang
9ndang .asar, dan Majelis Permusya"aratan itu yang mengangkat Presiden dan /akil Presiden.
Maka Majelis Permusya"aratan 5akyat menetapkan garis-garis besar haluan negara . Presiden
tidak mempunyai plitik sendiri, tetapi mesti menjalankan haluan negara yang telah
ditetapkan, diperintahkan leh Majelis Permusya"aratan 5akyat. .isamping Presiden
adalah .e"an Per"akilan 5akyat merupakan badan yang bersama-sama dengan Presiden,
bersetujuan dengan Presiden, membentuk 9ndang-9ndang, jadi suatu badan legislati# .
44 | P a g e
.emikianlah pkk-pkk #ikiran para perancang 99. (:34 tentang susunan
pemerintahan negara yang dipandang mampu mengatasi ancaman diktarrial partai pada sistem
parlementer atau bahaya Kpolitical paralysis pada sistem presidensial, apabila presiden terpilih
tidak didukung leh partai mayritas yang menguasai .P5. Para penyusun knstitusi
menamakannya K0istem 0endiri. %hli plitik menamakannya system semi-presidensial. ,ahkan
$ndnesia, menurut ,lndel, pernah menerapkan system semipresidensial eksekuti# ganda >semi-
presidential dualist model? pada masa-masa a"al dengan adanya Presiden sebagai !epala
Negara dan Perdana Menteri sebagai !epala Pemerintahan. Para perancang knstitusi seperti
Pr#. 0epm sudah mengingatkan kita semua, untuk memahami knsitusi tidak cukup hanya
dibaca dari yang tertulis pada pasalpasalnya, tapi harus diselami dan di#ahami jalan #ikiran para
perancangnya serta knteks sejarah yang melingkunginya. 0ejalan dengan itu Ed"in Meese $$$
mengingatkan, satusatunya cara yang legitimate untuk mena#sirkan knstitusi adalah dengan
memahami keinginan yang sesungguhnya dari mereka yang merancang dan mengesahkan hkum
dasar tersebut. Nampaknya peringatan-peringatan tersebut diabaikan ketika amandemen 99.
(:34 dilakukan.
$$ . (3 Mbilisasi tuntutan untuk pemurnian 99. (:34
0ekarang semakin jelas bukti-bukti yang menujukkan bah"a amandemen system
pemrintahan negara $ndnesia yang dilakukan leh MP5 telah meyimpang dari rancangan asli
para perumus knstitusi yang berlandaskan pada kaidah dasar negara kekeluargaan, negara yang
berkedaulatan rakyat, serta penyelenggaraan demkrasi ssialeknmi untuk mencapai
kesejahteraan scial, sebagaimana dicantumkan pada Pembukaan 99. (:34.
45 | P a g e
!arena itu tujuan re#rmasi untuk meluruskan dan memurnikan pelaksanaan 99. (:34
dapat dipastikan tidak akan tercapai bila tidak dilakukan upayaupaya pemurnian kembali 99.
sesuai dengan staats undamental norm nya yang semula. !arena itu salah satu agenda pkk
yang perlu dilakukan leh Presiden terpilih setelah pelantikan adalah mengambil langkah-
langkah untuk mengembalikan kemurnian 99. (:34 sesuai dengan kaidah #undamentilnya.
Pemurnian 99. (:34 agaknya tidak mungkin dilakukan leh MP5 hasil Pemilu )**3 karena
MP5 yang bi-kameral tersebut bukan lembaga pemegang kedaulatan rakyat. 0alah satu langkah
knstitusinal yang dapat ditempuh adalah meminta persetujuan rakyat untuk memurnikan 99.
(:34 melalui re#erendum.
$$ . (4 Permasalahan Pemerintahan
$ndnesia merupakan negara yang bukan hanya plural, tetapi hyperplural. Negara ini punya
kadar kmpleksitas yang luar biasa. %gaknya lumrah bila masalah demi masalah sering
muncul di negara ini. Tentu yang menjadi knsen saat ini adalah masalah pemerintahan yang
belum bersih. .engan "ilayah sekitar dua juta hektar, jumlah pulau mencapai hampir (3.***,
dan jumlah penduduk mencapai sekitar )4* juta ji"a, $ndnesia, setidaknya, telah mempunyai
persyaratan untuk tumbuh dalam suasana ru"et. %kan tetapi tentu keru"etan ini bukan
menjadi sudut pandang dalam menghadapi masalah yang muncul. %palagi masalah buruknya
penyelenggaraan negara ini. .engan kmpleksitas yang begitu tinggi, arus kepentingan yang
masuk ke celah-celah prses penyelenggaraan negara sangatlah terbuka. Ya, sekurang-
kurangnya, inilah dasar teri mengapa krupsi seperti membumi di $ndnesia.
Masalah tentang krupsi yang paling menyedt perhatian adalah munculnya sentimen >negati#?
antarpenegak keadilan. Tentu sebagian besar sudah ma#hum tentang sengketa yang terjadi antara
keplisisan dengan !P! >!misi Pemberantasan !rupsi?. Memang ini merupakan hal baru.
0elama !P! berdiri, baru kali ini keplisian ca"e-ca"e terhadap >internal? !P!. 0ebelumnya,
46 | P a g e
krdinasi yang kuat telah terjalin antara keduanya. Namun demikian, negara ini tidak butuh
sengketa ituStentunya. Masalah-masalah yang muncul >terutama krupsi? harus dicari
slusinya.
Masaa% P#raitas Bangsa
.alam bukunya $slamA !emderan dan !eindnesiaan >)**;?, Nurchlish Madjid
menyampaikan bah"a ja"aban yang memuaskan atas masalah penyelenggaraan
pemerintah yang bersih >termasuk krupsi? harus memuat tiga hal. Pertama, suatu
pengertian yang baik tentang masalah-masalah dasar pemerintah. !edua, analisis tentang
cara-cara utama mengatasi masalah. Terakhir, pem#kusan pada cara yang paling
memberi harapan. ,erbicara masalah dasar pemerintah, ini tentu tidak lepas dari ke
hyperpluralitas-an yang dimiliki negara ini. 8akta ini, pada akhirnya meminta sebuah
knsekuensi hadirnya sebuah alat pemersatu. $ndnesia sebenarnya sudah memiliki alat
pemersatu yang cukup ampuh, yakni bahasa $ndnesia. %papun etnisnya, semua "arga
negara ini mau tidak mau harus meamakai bahasa $ndnesia dalam mengekspresikan ide-
idenya. ,agi yang menlaknya, tentu negara ini tidak punya tempat baginya.
%kan tetapi, terlalu hyperplural-nya kultur dan etnis yang ada, kans kemunculan masalah
tetaplah besar. 2yperpluralitas menyebabkan pendekatan yang dilakukan harus kmpleks.
Pendekatan-pendekatan yang sederhana tidak akan mampu memperbarui administrasi dan
menciptakan pemerintahan yang bersih >Madjid, )**;A 7(?.
%palagi, sekarang ,ahasa $ndnesia telah mengenal istilah 0%5% >suku, agama, ras, dan
antar glngan?. $stilah ini di satu sisi telah menjadi "ujud upaya penghargaan terhadap
keempat elemen itu, tetapi di sisi lain, apabila terjadi benturan antar elemen tersebut,
47 | P a g e
masalah yang muncul adalah bukan main-main. !n#lik yang berdasar pada keragaman
>pluralitas?telah menjadi sejarah kelabu bangsa ini >seperti kasus 0ampit dan %mbn?.
&ara Mengatasi
Nurchlish Madjid menambahkan, salah satu jalan keluar yang baik adalah
mengakumulasi pengalaman-pengalaman teknikal dan mengumpulkan in#rmasi melalui
akti<itas kerisetan. $denti#ikasi-identi#ikasi tentang dinamika pertumbuhan negara ini
sudah seharusnya digiatkan kembali. Yang perlu diingat adalah arus perubahan bangsa ini
tidaklah mudah diidenti#ikasi. !embali lagi kmpleksitas bangsa ini menjadi dasarnya.
%kibatnya, perubahan ssial budaya yang terjadi sangat masi# sehingga tidak bisa
dihadapi dengan main-main, dan hanya berpijak pada rientasi hasil yang berjangka
pendek. 8akta diatas, agaknya, berknsekuensi pada akumulasi "aktu yang dibutuhkan
untuk berbenah. Tentu ini bukan upaya yang cepat memberi hasil. 9paya-upaya ini
membutuhkan pertimbangan dimensi in<estasi "aktu dan kerja keras, serta didukung
leh semua pihak >semua 0%5%?. 2arus ada knsistensi pengrbanan terhadap hasil-
hasil >terutama yang bersi#at plitis? jangka pendek. 0elain itu, knum-knum 0%5%
sudah seharusnya mengesampingkan penggalangan slidaritas-etnis yang bersi#at
sektral. Negara ini butuh akti<itas-akti<itas pemecahan masalah yang berparadigma
hlistik, yakni untuk sekup negara. Fara lain untuk menciptakan pemerintahan yang
bersih >yang mungkin? adalah memperkuat rientasi-rientasi etika dalam
penyelenggaraan negara berdasarkan agama >Madjid, )**;A 7)?. %gaknya pernyataan ini
kntradiki# dengan pluralitas agama yang dimiliki negara ini.
48 | P a g e
0ecara umum agama pasti berbeda satu sama lain. %kan tetapi, perlu diingat bah"a
semua agama mengajarkan sebuah ajakan kepada kesalehan ssial. %gama-agama
memiliki ajaran uni<ersal yangSpastiSsama antara satu dengan yang lain. !alau ingin
mengangkat perbedaannya pasti banyak. Namun, untuk membentuk slusi bersama,
perbedaan itu tidak dibutuhkan. Yang perlu dilakukan adalah penegasan nilai-nilai
uni<ersal agama-agama dan lalu menjadikannya sebagai dasar segala upaya pemersatuan
dan pembersihan segala hal menyangkut kepemerintahanSyang belum bersih.
Men#$# Pe'erinta%an (ang Bersi%
Tentu yang akan menjadi pertanyaan adalah seperti apa nilai-nilai uni<ersal itu. &a"abnya
ada satu, Pancasila. Pendiri bangsa ini telah meletakkan dasar etika penyelenggaraan
negara sejak terbentuknya negara ini. Tentu bukan usaha yang mudah dalam
merumuskannya. 0ebagai apresiasi >dan memang demikian seharusnya?, kini tinggal
bagaimana upaya generasi penerus bangsa untuk terus menjadikan Pancasila sebagai
landasan berpikir sluti# yang berdasar etika uni<ersal. Yang terakhir, dalam upaya
pembenahan pemerintahan, tentu harus ada sikap ptimis. Iptimisme bangsa ini harus
dibentangkan lebar-lebar. 0egala permasalahan tidak hanya dilihat sebagai hal yang
destrukti#, tetapi menjadi sebuah turning pint bagai semua pihak untuk secara bersama-
sama merumuskan langkah-langkah sluti# bagi negeara ini.
Perlu di mengerti, Pancasila dan ,ahasa $ndnesia harus dipandang sebagai mdal dasar
segala upaya tersebut. .engan kedua mdal dasar ini, $ndnesia telah memiliki
persyaratan untuk menjadi negara yang bersih. ,ahasa $ndnesia berperan menetralisasi
kn#lik dalam kmunikasi >ditengah tingginya pluralitas?. 0ementara, Pancasila menjadi
49 | P a g e
mtr kesatuan ide-ide pembangunan negara. .engan ini, pembenahan pemerintahan,
sepertinya, dengan ptimis, bisa dilakukan dan tentu bukan hanya mimpi.
BAB III
KESIMPULAN
,angsa adalah rang'rang yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa dan
sejarah serta berpemerintahan sendiri. %tau bisa diartikan sebagai kumpulan manusia yang
biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan "ilayah tertentu dimuka bumi. &adi ,angsa
$ndnesia adalah sekelmpk manusia yang mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan
dirinya sebagai satu bangsa serta berprses di dalam satu "ilayah Nusantara@$ndnesia.
$ndnesia yang menggunakan sistem presidensial yang mana anggta badan legislati# tidak bleh
merangkap jabatan cabang eksekuti#, dan sebaliknya, pejabat eksekuti# tidak bleh merangkap
menjadi anggta badan legislati#. Namun, pemisahan persnala cabang eksekuti# dan legislati#
50 | P a g e
tidak selalu diterapkan disemua negara yang menggunakan system presidensial. .i beberapa
negara menteri diangkat sebagai anggta parlemen.
$ndnesia merupakan negara yang bukan hanya plural, tetapi hyperplural. Negara ini punya
kadar kmpleksitas yang luar biasa. %gaknya lumrah bila masalah demi masalah sering
muncul di negara ini. Tentu yang menjadi knsen saat ini adalah masalah pemerintahan yang
belum bersih. Masalah tentang krupsi yang paling menyedt perhatian adalah munculnya
sentimen >negati#? antarpenegak keadilan. Perlu di mengerti, Pancasila dan ,ahasa $ndnesia
harus dipandang sebagai mdal dasar segala upaya tersebut. .engan kedua mdal dasar ini,
$ndnesia telah memiliki persyaratan untuk menjadi negara yang bersih. ,ahasa $ndnesia
berperan menetralisasi kn#lik dalam kmunikasi >ditengah tingginya pluralitas?.
DAFTAR PUSTAKA
Oubaidi, 2. %chmad, dkk.)**).P*N'I'IK+N K*,+-.+N*.+-++N. YgyakartaA
Paradigma.
,udiardj, Miriam, (:;6, 'asar-'asar Ilmu Politi&, =ramediaA &akarta.
/inataputra, 9din, (:::, +pa dan Bagaimana Pendidi&an Ke!arganegaran menuju
Suatu Paradigma Baru, Makalah, .irjen .ikdasmen, .epdiknas A &akarta.
51 | P a g e

You might also like