Pembimbing : dr Risman Fadjar Sp. B Bedah RSUD Subang Agustus- oktober 2014
LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. S Usia : 55 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Belanakan, Subang Agama : Islam Pekerjaan : Nelayan Pendidikan : SD/sederajat Status : Menikah Masuk RS : Selasa , 26 Agustus 2014 pukul 18.00 WIB
ANAMNESIS Keluhan utama Wajah, kedua lengan, pergelangan kaki kiri dan kaki kanan terbakar Riwayat penyakit sekarang Tiga puluh lima jam SMRS, pasien sedang memasang gas elpiji di dapur rumahnya. Tiba-tiba kompor gas itu meledak dan pasien spontan menutup mulut gas elpiji dengan kedua tangannya dan menyuruh keluarga yang ada di rumah untuk berlari menyelamatkan diri. Pada saat api mulai menjalar di dapur, pasien berusaha memadamkan api dengan menggunakan karung goni basah
Pasien tidak menyadari kalau dirinya tersambar api pada wajah, tangan dan kaki walaupun sangat sebentar. Ketika tangan pasien tersentuh daun pintu rumah terasa nyeri, pasien kemudian berusaha keluar dan meminta pertolongan tetangga. Tetangga kemudian menyiramkan air ke tubuh pasien. Pasien mengaku tidak terkurung dalam ruangan , menghirup asap , tidak sesak nafas, tidak ada batuk, tidak terbentur di kepala, tidak pingsan, tidak pusing, ada mual, tidak ada muntah. Pasien sudah bisa buang air kecil dan tidak ada keluhan dalam buang air besar.Pasien mengaku mata sulit dibuka dan luka terasa panas dan pedih, suara tidak serak. Pasien kemudian dibawa ke Puskesmas, di infus dan diberi perawatan luka dengan menggunakan salep selama satu hari, kemudian dirujuk ke UGD RSUD Subang pada malam hari dan diberikan resusitasi cairan, perawatan iuka dan obat anti nyeri. Riwayat penyakit dahulu Alergi obat, hipertensi, DM, dan asma disangkal. Ada riwayat penyakit gastritis atau maag
Riwayat penyakit keluarga Alergi obat, hipertensi, DM, dan asma disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Primary survey A : Bebas, bulu hidung terbakar sedikit B : Spontan, frekuensi nafas 20x/menit, reguler, kedalaman cukup C : Akral hangat, tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, suhu afebris D : Tidak dinilai karena tidak ada cedera kepala
Secondary survey
Kepala&wajah : Deformitas (-), bibir edema (+) Mata : Kelopak atas mata kiri dan kanan edema (+) dan tidak dapat dibuka Leher : Pembesaran KGB (-) THT : sekret (-) Dada : simetris dalam diam dan pergerakan Jantung : BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-) Paru : vesikuler, ronki -/-, wheezing -/- Abdomen : datar, lemas, NT (-), tdk teraba massa, BU (+) normal, H/L ttb Ekstremitas : lihat status lokalis
RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG - Laboratorium : 1. Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah 2. Urinalisis 3. Pemeriksaan keseimbangan elektrolit 4. Analisis gas darah 5. Pemeriksaan factor pembekuan darah ( BT, CT) - Radiologi : untuk lihat ada trauma atau cedera inhalasi.
DIAGNOSIS KERJA Luka bakar grade II A 25% ec. Api / flame
RENCANA TERAPI 1.Umum : - Pasien dirawat inap untuk luka bakar - Pertahankan ABCD dan observasi tanda tanda vital
2. Resusitasi cairan
Untuk 24-36 jam pasca trauma dengan menggunakan plasma expander. untuk 25 % luka bakar dengan berat badan 60 kg dberikan cairan plasa sebanyak 500 cc 3. Resusitasi nutrisi : diberikan makanan tinggi karbohdrat dan tinggi protein dengan perbandingan 50-60% karbohidrat, 10-15 % protein dan 25-30% lemak 4. Perawatan luka bakar : 1. Pakaian dilepaskan 2. Dibersihkan dengan antiseptik seperti savlon atau iodium 3. Pembalutan : dengan metode terbuka atau tertutup. Diberikan salep sulfadiazin atau MEBO (moist exposure burn ointment)
4. Debridement : dengan eksisi tangensial bila keadaan pasien telah stabil pada hari 3-7 (luka bakar ringan-sedang) dan hari ke 15 (luka bakar berat) 5. Skin grafting sebelum hari ke 10 untuk mencegah keloid. 6. Konsultasi dengan bedah kosmetik untuk perawatan luka pada wajah 7. Konsultasi dengan psikiater untuk rehabilitasi psikologis dan family support group
EDUKASI Pasien diminta jangan berpuasa dan banyak minum air Anggota gerak diistirahatkan dengan cara diekstensikan Pasien sebaiknya dirawat diruangan yang steril dan ber ac, sebaiknya pasien dihindarkan dari kontaminasi udara luar dan orang yang berkunjung. Pembalut perban sebaiknya diganti setiap hari Untuk menghindarkan pasien dari kekakuan sendi, sebaiknya pasien menjalani fisioterapi intensif.
PROGNOSIS Quo ad Vitam : Ad Bonam Quo ad Functionam : Ad Bonam Quo ad Sanactionam : Ad Bonam
Tinjauan Pustaka Anatomi kulit - Organ terbesar dan terberat dari tubuh - Beratnya sekitar 16 % tubuh orang dewasa - Kulit terdiri atas : 1. lapisan epidermis 2. lapisan dermis 3. lapisan subkutis
Fase- Fase penyembuhan luka Komponen utama fase penyembuhan luka adalah kolagen yang dihasilkan fibroblas dan sel epitel
Terdiri atas 3 fase : 1. Fase inflamasi : 24 jam- 5 hari 2. Fase proliferasi atau fibroplasi : 5 hari- 21 hari 3. Fase remodelling dan maturasi : 3 minggu- 2 tahun
Definisi Luka Bakar - Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. - Secara garis besar, penyebab terjadinya luka bakar dapat dibagi menjadi: 1. Paparan api : flame atau kontak dengan benda panas 2. Scalds (air panas) 3. Uap panas 4. Gas panas 5. Aliran listrik 6. Zat kimia 7. Radiasi 8. Sunburn
Klasifikasi Luka bakar Berat dan luas luka bakar Rumus 9 atau rule of nine untuk orang dewasa Estimasi luas luka bakar menggunakan luas permukaan palmar pasien. Luas telapak tangan individu mewakili 1% luas permukaan tubuh. Luas luka bakar hanya dihitung pada pasien dengan derajat luka II atau III.
Rumus 10 untuk bayi, dan rumus 10-15-20 untuk anak.
Metode Lund dan Browder
PEMBAGIAN LUKA BAKAR 1. Luka bakar berat (major burn)
a. Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10 tahun atau di atas usia 50 tahun b. Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain disebutkan pada butir pertama c. Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineum d. Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa memperhitungkan luas luka bakar e. Luka bakar listrik tegangan tinggi f. Disertai trauma lainnya g. Pasien-pasien dengan resiko tinggi
2. Luka bakar sedang (moderate burn) a. Luka bakar dengan luas 15 25 % pada dewasa, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 % b. Luka bakar dengan luas 10 20 % pada anak usia < 10 tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 % c. Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum
3. Luka bakar ringan a. Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa b. Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut c. Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum) FASE PADA LUKA BAKAR
Fase awal, fase akut, fase syok Fase setelah syok berakhir, fase sub akut Fase lanjut
Cedera Inhalasi Kerusakan mukosa saluran napas akibat paparan terhadap iritan yang menimbulkan manisfestasi klinis distress pernapasan. Menyebabkan 5-8 % insiden mortalitas pada kasus luka bakar Terjadi 4-5 jam pasca cedera dan 5-7 hari pasca cedera
Menurut Clarks tahun 1986 Prognosis cedera inhalasi akan buruk bila terdapat lebih dari 2 gejala seperti dibawah ini. 1.Riwayat terperangkap dalam ruang tertutup 2.Produksi sputum mengandung karbon 3. Luka bakar di daerah orofasial 4.Penurunan tingkat kesadaran 5.Gejala distress pernapasan 6.Tanda distress pernapasan 7. Suara parau atau hilang
SIRS DAN MODS SIRS adalah suatu bentuk respon klinik yang bersifat sistemik terhadap berbagai stimulus klinik berat akibat infeksi ataupun noninfeksi seperti trauma, luka bakar, reaksi autoimun, sirosis, pankreatitis, dll. MODS adalah kumpulan gejala dengan adanya gangguan fungsi organ pada pasien akut sedemikian rupa, sehingga homeostasis tidak dapat dipertahankan tanpa intervensi. 81 % penyebab kematian pasca trauma
Ada 5 hal yang bisa menjadi aktivator timbulnya SIRS, yaitu 1. infection 2. injury 3. inflamation 4. inadequate blood flow 5. ischemia-reperfusion injury. Kontraktur Kontraksi merupakan suatu proses yang normal pada proses penyembuhan luka, sedangkan kontraktur merupakan suatu keadaan patologis tingkat akhir dari suatu kontraksi. Umumnya kontraktur terjadi apabila pembentukan sikatrik berlebihan dari proses penyembuhan luka. Penyebab utama kontraktur adalah tidak ada atau kurangnya mobilisasi sendi akibat suatu keadaan antara lain imbalance kekuatan otot, penyakit neuromuskular, penyakit degenerasi, luka bakar, luka trauma yang luas, inflamasi, penyakit kongenital, ankilosis dan nyeri
Definisi kontraktur adalah hilangnya atau kurang penuhnya lingkup gerak sendi secara pasif maupun aktif karena keterbatasan sendi, fibrosis jaringan penyokong, otot dan kulit. Ulkus Marjolin Ulkus Marjolin adalah istilah untuk menggambarkan terjadinya degenerasi maligna pada jaringan parut atau peradangan kronis pada kulitPada luka bakar, keganasan muncul dalam waktu kurang lebih 19 tahun setelah terjadinya trauma [1]. Ulkus Marjolin paling sering ditemukan pada ekstremitas bawah [2] dan keganasan paling sering terjadi pada lesi ini adalah karsinoma sel skuamosa Penatalaksanaan luka bakar Tatalaksana resusitasi jalan nafas: Intubasi Krikotiroidotomi Pemberian oksigen 100% Perawatan jalan nafas Penghisapan sekret (secara berkala) Pemberian terapi inhalasi Bilasan bronkoalveolar Perawatan rehabilitatif untuk respirasi Eskarotomi pada dinding torak yang bertujuan untuk memperbaiki kompliansi paru
Resusitasi cairan Resusitasi cairan dilakukan dengan memberikan cairan pengganti. Ada beberapa cara untuk menghitung kebutuhan cairan ini: Cara Evans Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jam Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam 2.000 cc glukosa 5% per 24 jam Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.
Cara Baxter Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.
Resusitasi nutrisi Pada pasien luka bakar, pemberian nutrisi secara enteral sebaiknya dilakukan sejak dini dan pasien tidak perlu dipuasakan. Bila pasien tidak sadar, maka pemberian nutrisi dapat melalui naso-gastric tube (NGT). Nutrisi yang diberikan sebaiknya mengandung 10-15% protein, 50-60% karbohidrat dan 25-30% lemak
Perawatan luka bakar
Umumnya untuk menghilangkan rasa nyeri dari luka bakar digunakan morfin dalam dosis kecil secara intravena (dosis dewasa awal : 0,1-0,2 mg/kg dan maintenance 5-20 mg/70 kg setiap 4 jam, sedangkan dosis anak-anak 0,05-0,2 mg/kg setiap 4 jam). Tetapi ada juga yang menyatakan pemberian methadone (5- 10 mg dosis dewasa) setiap 8 jam merupakan terapi penghilang nyeri kronik yang bagus Eksisi dini Skin grafting
TERIMAKASIH DAFTAR PUSTAKA
Ahmadsyah I, Prasetyono TOH. Luka. Dalam: Sjamsuhidajat R, de Jong W, editor. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011. h. 105-111.
Moenadjat Y. Luka bakar. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003.
Heimbach DM, Holmes JH. Burns. In: Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, Pollock RE, editors. Schwartzs principal surgery. 8 th ed. USA: The McGraw-Hill Companies; 2007.