Definisi Operasional 1. Prevalensi adalah jumlah suatu penyakit pada periode waktu tertentu dibandingkan dengan populasi. Perhitungan prevalensi pada penelitian ini adalah jumlah kasus pasti hemoroid periode Januari 2009 Juli 2011 dibandingkan seluruh kasus dengan diagnose banding hemoroid. 2. Hemoroid adalah penyakit yang diderita pasien dan terdiagnosa oleh dokter dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan disertai maupun tidak disertai pemeriksaan anuskopi atau kolonoskopi. 3. Keluhan utama adalah keluhan yang membuat pasien hemoroid untuk mengunjungi dokter. Cara pengukuran adalah observasi. Alat ukur adalah rekam medis. Hasil ukur adalah: a. Nyeri b. Perdarahan c. Massa pada anorektal d. Gatal pada anorektal (Pigot dkk, 2005). 4. Umur adalah umur pasien hemoroid yang tercantum didalam data rekam medis dan dinyatakan dalam tahun. Cara pengukuran adalah dengan observasi. Alat ukur adalah rekam medis. Hasil ukur adalah:
Universitas Sumatera Utara
a. < 15 tahun b. 15 44 tahun c. 45 64 tahun d. 65 tahun ( Everheart, 2004). Skala ukur: ordinal. 5. Jenis kelamin adalah jenis kelamin pasien hemoroid yang tercantum dalam data rekam medis. Cara pengukuran adalah observasi. Alat ukur adalah rekam medis. Hasil ukur adalah: a. Pria b. Wanita Skala: Nominal. 6. Jenis hemoroid adalah jenis hemoroid yang diderita pasien dan tercantum dalam data rekam medis. Cara pengukuran adalah dengan observasi pada data rekam medis dan keluhan yang bersangkutan dengan jenis hemoroid. Hemoroid eksternal ditandai dengan keluhan adanya rasa terbakar, nyeri, gatal. Sedangkan hemoroid internal ditandai dengan prolapsus dan pengeluaran mukosa, perdarahan, rasa tak nyaman, gatal (Villalba dan Abbas, 2007). Alat ukur adalah rekam medis. Hasil ukur adalah: a. Hemoroid eksternal b. Hemoroid internal. Skala: Nominal 7. Derajat hemoroid adalah derajat hemoroid internal yang tercantum dalam data rekam medis. Derajat hemoroid internal dibagi atas empat derajat yaitu derajat I, II, III, dan IV. Cara ukur yang digunakan adalah observasi data rekam hemoroid internal yaitu: medis dengan tanda dan gejala tiap derajat
Derajat I ditandai dengan adanya perdarahan tanpa tanpa nyeri. Darah tampak segar dan dapat terlihat pada feses dan tidak tercampur feses. Perdarahan terjadi saat defekasi, terdapat tetesan darah.
Universitas Sumatera Utara
Derajat II ditandai dengan perdarahan tanpa nyeri, massa pada anus saat defekasi, rasa terbakar atau gatal pada anus.
Derajat III ditandai dengan perdarahan tanpa nyeri, massa pada anus saat defekasi, mucous leakage, rasa terbakar atau gatal pada anus, hemoroid yang prolapsus dapat dimasukkan secara manual.
Derajat IV ditandai dengan hemoroid yang prolapsus dan tidak dapat dimasukkan secara manual, mukosa pada perianal, perdarahan dapat disertai nyeri (Cintron dan Abcarian, 2008). Alat ukur yang digunakan adalah rekam medis. Hasil pengukuran adalah: a. b. c. d. Derajat I Derajat II Derajat III Derajat IV Skala: ordinal.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1.
Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Desain cross sectional adalah suatu desain penelitian dimana pengumpulan data telah dilakukan secara bersamaan dengan melihat data rekam medik penderita hemoroid yang tercatat selama periode 2009-2011.
4.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di bagian rekam medik RSUP Haji Adam Malik Medan dan telah dilakukan selama bulan Juli Agustus 2011.
4.3.
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah seluruh pasien hemoroid. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh bagian dari populasi yang didapat dari rekam medis. Adapun besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sama dengan jumlah populasi (total sampling). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non randomized accidental sampling yaitu mengambil sampel yang kebetulan ada atau tersedia ditempat penelitian yang didapat melalui rekam medis pasien.
4.4.
Metode Pengambilan Data Metode pengambilan data adalah dengan menggunakan seluruh rekam medis pasien penderita hemoroid selama periode 2009-2011 yang didapat di bagian rekam medis RSUP H. Adam Malik Medan.
4.5.
Metode Analisis Data Data yang telah dikumpulkan diolah dengan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution) dan kemudian telah dianalisa secara deskriptif dengan menggunakan tabel distributif.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. 5.1.1
Hasil Penelitian Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di bagian rekam medik RSUP Haji Adam Malik Medan. Lokasi penelitian terletak di jalan Bunga Lau nomor 17, Kelurahan Kemenangan, Kecamatan Medan Tuntungan, Medan. Sesuai dengan SK Menkes no. 355/Menkes/SK/VII/1990 RSUP Haji Adam Malik merupakan rumah sakit dengan predikat A. Dengan predikat tersebut, RSUP Haji Adam Malik berarti telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu RSUP Haji Adam Malik adalah rumah sakit rujukan di wilayah pembangunan A yaitu Sumatera Utara, Aceh, Sumatera barat, dan Riau.
5.1.2
Deskripsi Karakteristik Sampel Populasi penelitian merupakan kasus yang memiliki diagnosa banding hemoroid sebanyak 240 orang. Sedangkan sampel merupakan kasus dengan diagnosa hemoroid berjumlah 166 orang. Dalam penelitian ini karakteristik sampel yang diamati adalah jenis kelamin, umur, keluhan utama, jenis hemoroid dan derajat hemoroid. Data diperoleh dengan melihat rekam medis yang tersimpan di Instalasi Rekam Medis RSUP Haji Adam Malik Medan. Pada tabel 5.1. digambarkan karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin, ditemukan sebanyak 95 orang (57,2%) penderita hemoroid dengan jenis kelamin lelaki dan sebanyak 71 orang (42,8%) penderita hemoroid dengan jenis kelamin perempuan.
Tabel 5.1. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Lelaki Perempuan Total
Frekuensi
95 71 166
Persen (%) 57,2 42,8 100,0
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ditemukan penderita hemoroid dengan kelompok umur <15 tahun sebanyak 1 orang (0,6%). Kelompok umur 15-44 tahun dengan frekuensi tertinggi yaitu 77 orang (46,4%) diikuti dengan kelompak umur 45-64 tahun sebanyak 60 orang (36,1%) serta kelompok umur >65 tahun sebanyak 28 orang (16,9%).
Tabel 5.2. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur
Usia < 15 tahun 15-44 tahun 45-64 tahun >65 tahun Total
Frekuensi
1 77 60 28 166
Persen(%)
0,6 46,4 36,1 16,9 100
Selain itu keluhan utama yang paling sering dialami pasien adalah perdarahan dari anus yang tercatat sebanyak 82 orang (49,4%), diikuti dengan benjolan sebanyak 51 orang (30,7%), nyeri sebanyak 12 orang (7,2 %). Selain itu terdapat keluhan lain yang tidak spesifik yaitu konstipasi, nyeri perut, dan mencret. Keluhan tidak spesifik tersebut didapati pada 15 orang (9,0%) penderita. Perdarahan dari anus yang disertai dengan gejala lain sebanyak 6 orang (3,6 %)
Tabel 5.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Keluhan Utama
Keluhan utama Berdarah Benjolan Nyeri Lainnya Berdarah disertai gejala lainnya Total
Frekuensi
82 51 12 15 6
166
Persen(%)
49,4 30,7 7,2 9,0 3,6
100,0
Jenis hemoroid yang paling sering ditemukan adalah hemoroid internal dengan frekuensi 102 orang (61,4%), hemoroid eksternal sebanyak 43 orang
Universitas Sumatera Utara
(25,9%). Penderita dengan hemoroid internal dan eksternal yang terjadi bersamaan tercatat sebanyak 21 orang (12,7%).
Tabel 5.4. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Hemoroid
Jenis Hemoroid Internal Eksternal Internal dan eksternal Total
Frekuensi
102 43 21 166
Persen(%)
61,4 25,9 12,7 100,0
Terdapat 123 pasien dengan hemoroid internal, baik yang hemoroid internal saja ataupun hemoroid internal yang timbul bersamaan dengan hemoroid eksternal. Sebanyak 45 orang dengan hemoroid internal derajat I. Hemoroid internal derajat II sebanyak 33 orang (26,8%), dan derajat III sebanyak 28 orang (22,8%). Pasien dengan diagnosa hemoroid derajat IV sebanyak 17 orang (13,8%).
Tabel 5.5 Distribusi Sampel Berdasarkan Derajat Hemoroid Internal
5.2. Derajat hemoroid I II III IV Total
Pembahasan Frekuensi
45 33 28 17 123 Persen(%)
36,6 26,8 22,8 13,8 100,0 5.2.1. Perhitungan Prevalensi Hemoroid di RSUP Haji Adam Malik periode Januari 2009 Juli 2011 Diketahui dari 240 kasus yang memiliki diagnosa banding hemoroid ditemukan sebanyak 166 kasus dengan diagnose hemoroid. Dari hasil penelitian dilakukan perhitungan sebagai berikut:
= (166/240) x 100% = 69,17 %
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan perhitungan di atas, maka prevalensi hemoroid di RSUP Haji Adam Malik Medan Periode Januari 2009 Juli 2011 adalah 69,17 %.
5.2.2. Distribusi Hemoroid berdasarkan Jenis Kelamin Dari hasil penelitian didapati jumlah penderita hemoroid dengan jenis kelamin lelaki sebanyak 95 orang sedangkan perempuan sebanyak 71 orang. Hal ini menunjukkan perbedaan yang tidak terlalu signifikan antara kedua gender. Jadi meskipun lelaki lebih banyak yang terkena hemoroid tapi perempuan juga memiliki peluang yang sama besar.
5.2.3. Distribusi Hemoroid Berdasarkan Umur Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua kelompok umur yang terbanyak menderita hemoroid yaitu kelompok umur 15-44 tahun dan kelompok umur 45-64 tahun. Kedua kelompok tersebut mendominasi angka kejadian hemoroid dibandingkan dengan kelompok umur <15 tahun dan > 65 tahun. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan hemoroid sering terjadi pada dewasa dengan umur 45 sampai dengan 65 tahun (Chong dkk, 2008). Penuaan berhubungan dengan diverse effect pada usus besar diantaranya termasuk gangguan dalam pembelahan mukosa, diferensiasi, metabolism, dan imunitas. Penyakit yang umum sering ditemukan pada orangtua termasuk kanker kolon, divertikulosis, dan pola BAB yang terganggu. Ketiga-tiganya akan mengarah kepada konstipasi dan diare kronik ( Hall, 2009). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Villalba dan Abbas (2007) yang menyatakan bahwa konstipasi dan diare kronik merupakan faktor-faktor yang dapat mendukung terjadinya hemoroid. Selain itu pada orang-orang dengan usia lanjut, permasalahan utama yang sering terjadi adalah imobilitas dan polifarmasi (World Gastroenterology Organisation, 2007). Kedua hal ini berpengaruh pada pola BAB dan menjadikan orang dengan usia yang lebih tua cenderung terkena konstipasi lima kali lebih sering daripada yang lebih muda. Dan konstipasi tersebut dapat berlanjut menjadi hemoroid.
Universitas Sumatera Utara
Efek degenerasi akibat penuaan dapat memperlemah jaringan penyokong dan bersamaan dengan usaha pengeluaran feses yang keras secara berulang serta mengedan akan meningkatkan tekanan terhadap bantalan tersebut yang akan mengakibatkan prolapsusn(Acheson dan Schofield, 2006).
5.2.4. Distribusi Hemoroid berdasarkan Keluhan Utama Pada penelitian ini didapati bahwa keluhan yang paling sering membawa pasien ke dokter adalah perdarahan. Pada hasil didapati sebanyak 82 orang dengan keluhan perdarahan. Pasien yang mengeluhkan adanya benjolan pada daerah anorektal sebanyak 51 orang sedangkan nyeri sebanyak 12 orang. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya dimana Pigot dkk (2005) menyatakan terdapat empat gejala utama yang membuat pasien datang ke praktek dokter diantaranya adalah nyeri, perdarahan, massa, dan pruritus pada anal. Perdarahan, benjolan, dan nyeri dapat terjadi bersamaan. Pada hasil penelitian didapatkan kejadian keluhan perdarahan anorektal yang disertai gejala lain sebanyak 6 orang. Hal ini sesuai dengan penggambaran karakteristik dari penelitian Osborn dkk (2009) yang mengemukakan bahwa sebanyak 45% pasien mengeluhkan perdarahan disertai dengan gejala lain seperti nyeri, konstipasi dan lain-lain. Selain itu juga terdapat gejala lainnya yaitu konstipasi, nyeri perut, dan mencret. Adanya konstipasi menunjukkan kesesuaian dengan penelitian yang dilakukan oleh Villalba dan Abbas (2007) yang menyatakan faktor yang berperan dalam perkembangan hemoroid adalah kehamilan, hereditas, konstipasi, dan lamanya waktu yang dihabiskan di toilet saat buang air besar.
5.2.5. Distribusi Hemoroid berdasarkan Jenis Hemoroid Pada penelitian ini diketahui bahwa dari 166 pasien, sebanyak 102 orang menderita hemoroid internal. Jenis hemoroid tersebut merupakan jenis yang paling banyak ditemukan di RSUP Haji Adam Malik. Sedangkan hemoroid ekternal sebanyak 43 orang. Pada penelitian ini juga ditemukan kejadian hemoroid internal dan eksternal ditemukan bersamaan, angka kejadian tersebut sebanyak 21 orang.
Universitas Sumatera Utara
5.2.6. Distribusi Hemoroid berdasarkan Derajat Hemoroid Internal Pada penelitian ini ditemukan bahwa sebagian besar pasien menderita hemoroid derajat I sebanyak 45 orang (36,6%) namun jumlah ini tidak telalu signifikan bila dibandingkan dengan pasien hemoroid derajat II yang berjumlah sebanyak 33 orang (26,8%). Perbandingan ini cukup berbeda dengan karakteristik yang ditemukan oleh Osborn dkk (2009) dimana pasien dengan hemoroid internal derajat I sebanyak 7 % sedangkan hemoroid internal derajat II sebanyak 74 %.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: 1. Prevalensi hemoroid di RSUP Haji Adam Malik Medan periode januari 2009 Juli 2011 adalah 166 kasus (69,17%). 2. Dalam penelitian ini lelaki lebih sering menderita hemoroid dengan frekuensi sebesar 95 orang (57,2%) bila dibandingkan dengan perempuan yang memiliki frekuensi sebesar 71 orang (42,8 %), namun perbedaan itu tidak terlalu signifikan. 3. Kelompok umur yang terbanyak menderita hemoroid adalah 15-44 tahun dengan frekuensi sebanyak 77 orang (46,4%), sedangkan kelompok umur <15 tahun merupakan kelompok usia yang paling jarang menderita hemoroid dengan pasien sebanyak 1 orang (0,6%). 4. Keluhan utama yang paling sering ditemukan pada pasien hemoroid adalah perdarahan yaitu sebanyak 82 orang (49,4%) 5. Jenis hemoroid yang paling sering ditemukan pada pasien hemoroid adalah hemoroid internal dengan frekuensi sebanyak 102 orang (61,4%). Namun hemoroid internal dan eksternal dapat terjadi persamaan dimana ditemukan sekitar 21 orang (12,7%) pada data rekam medis. 6. Derajat hemoroid interna yang paling banyak diderita pasien hemoroid adalah derajat I frekuensi 45 orang (36,6%) sedangkan derajat IV adalah derajat hemoroid yang paling sedikit ditemukan pada pasien hemoroid di RSUP Haji Adam Malik dengan frekuensi sebesar 17 orang (13,8%).
Universitas Sumatera Utara
6.2.
Saran 1. Peningkatan kualitas pencatatan dari rekam medis baik dari kejelasan tulisan maupun kelengkapannya. 2. Sebaiknya ditingkatkan penyuluhan penyuluhan pola makanan sehat dan kaya serat pada masyrakat untuk mengurangi kejadian hemoroid.