You are on page 1of 12

MAKALAH

MIKROBIOLOGI
PERANAN MIKROBA PADA BIDANG INDUSTRI TEKSTIL



Disusun oleh
Kelompok 4

Fitri Boru Naibaho F1D012026
Ummayyah F1D012004
Fenny Oktavia F1D012045


Dosen pengampu:
Drs.Welly Darwis,M.S




JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2014


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME,karena berkat Rahmat dan
Karunianya kami dapat menyelesaikan Tugas Mikrobiologi Yang berjudul Peran
Mikroorganisme pada bidang Industri tekstil.Tujuan Pembuatan Makalah ini antara lain
dapat mengenal Jenis Mikroorganisme yang berperan dalam bidang Industri.
Dalam pembuatan makalah ini kami sebagai penulis menyadari banyak kesalahan
yang kami perbuat sehingga kami memerlukan kritik dan saran yang membangun untuk
pembuatan makalah selanjutnya.

Bengkulu,5 agustus 2014

Penulis




















i


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan.. ....................................................................................................... 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 2
2.1 Pengertian Mikrobiologi ............................................................................. 3
2.1.1 Tabel Contoh aplikasi mikroba dalam industri .................................... 3
2.2 Berbagai Proses Industri Penghasil Produk Mikrobiologi.......................... 4
BAB 3. PEMBAHASAN ................................................................................................ 5
3.1 Peranan Mikroba Dalam Industri ................................................................ 5
3.2 Mikroba Yang Berperan Dalam Industri Tekstil ......................................... 5
3.3 Salah Satu Bahan Pembuat Plastik............................................................... 6
3.4 Metodelogi Fermentasi Pada Pembuatan Plastik ......................................... 6
3.5 Pengolahan Limbah tekstil ........................................................................... 7
BAB 4. PENUTUP ......................................................................................................... 8
4.1 Kesimpulan ................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 9





ii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Mikroba dengan ukuran mikroskopis, jenis dan sifat fisiologis yang bervariasi,
menem-pati habitat di alam tanpa batas ruang. Dengan kata lain mikroba dapat
ditemukan dimana saja, yakni di tanaman, hewan, manusia, air, tanah, udara, limbah
dan sebagai-nya. Dalam biologi industri mikroba merupakan pabrik molekuler, yang
mampu memproduksi ribuan macam produk yang dapat dimanfaatkan manusia. Dewasa
ini, aplikasi mikroba dalam industri terus berkembang baik di bidang kimia, pangan,
tekstil, kertas, pertanian
Mikroorganisme memiliki banyak peranan dalam kehidupan, baik peranan yang
menguntungkan maupun peranan yang merugikan. Salah satu peranannya yang
merugikan adalah karena beberapa jenis mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit
dan menimbulkan pencemaran. Sedangkan peranan yang menguntungkan adalah
peranannya dalam meningkatkan kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen,
bioremediasi, produksi antibodi, dan lain-lain.
Dalam biologi industri, mikroba mempunyai peranan yang sangat besar dalam
menghasilkan berbagai macam produk. Jenis dan jumlah mikroba yang bersifat
menguntungkan ini juga tersedia secara melimpah di alam, yang masih perlu digali dan
dikembangkan dalam industri. Mikroba tersebut dapat ditemukan mulai dari dasar
samudra sampai kepuncak gunung dan dapat hidup pada berbagai macam habitat,
termasuk pada lingkungan yang ekstrim.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui peranan mikroba dalam bidang industri tekstil.







1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mikrobiologi
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil
(biasanya kurang dari 1 mm) sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan.
(Kusnadi, dkk, 2003). Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota,
protista dan alga renik. Fungi (jamur), terutama yang berukuran kecil dan tidak membentuk
hifa, dapat pula dianggap sebagai bagiannya meskipun banyak yang tidak menyepakatinya.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa yang dapat dianggap mikroorganisme adalah semua
organisme sangat kecil yang dapat dibiakkan dalam cawan petri atau inkubator di dalam
laboratorium dan mampu memperbanyak diri secara mitosis. Setiap sel tunggal
mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain
dapat dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan
sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena
mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga
apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat
yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk
menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak
diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan. Enzim-enzim tertentu yang
diperlukan untuk pengolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut
sudah ada. Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tembat yang besar, mudah
ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni,
2001).
Mikroorganisme industri merupakan organisme yang dipilih secara hati-hati
sehingga dapat membuat satu atau banyak produk khusus. Bahkan jika mikroorganisme
2

industri merupakan salah satu yang sudah diisolasi dengan teknik tradisional,
mikroorganisme tersebut menjadi organisme yang sangat termodifikasi sebelum memasuki
industri berskala besar. Sebagian besar mikroorganisme industri merupakan spesialis
metabolik yang secara spesifik mampu menghasilkan metabolit tertentu dalam jumlah yang
sangat besar pula. Untuk mencapai spesialisasi metabolik tinggi tersebut, strain industri
diubah secara genetika melalui mutasi dan rekombinasi (Kusnadi dkk,2003).
2.1.1 Tabel Contoh aplikasi mikroba dalam industri
Industri Mikroba produk
Kimia -Clostridium

Bacillus

Bacillus subtilis
Xanthomonas
campestris
Methanobacterium
Micrococcus luteus
Magnetospirilium
magneticum

-Isopropanol, aseton, butanol(pelarut)
- As. akrilat (bahan pembuat
plastk)Subtilisin (bahan
detergen)Xantan (pengental)Metan
Hidrokarbon (petroleum)
Mineral (biomineralisasi)
Pangan Acetobacter aceti
Brevibacterium
Propionobacterim
B. amyuloliquifaciens
Asam cuka
As.amino(Alanin,triptofan,as.glutamat)
Vitamin ( Cyanocobalamin)
Enzim ( amilase dan glukosidase)
Pertanian Gibberella fujikuroi
Bacillus thuringiensis
Rhizobium
leguminosorum
Hormon tumbuhan (Giberelin)
Insektisida
Biofertilizer
Kesehatan Bacillus brevis
Bacillus polimyxa
Antibiotik ( Gramisidin, Tirosidin)
\ Antibiotik (Polimiksin B)
3


Pseudomonas sp Dospatin ( menurunkan tekanan
darah)
Pertambangan Thiobacillus
ferrooxidans
Leptospirilium
ferrooxidans
Tembaga, uranium, seng, timah
hitam, emas, cobalt, nickel
Enzim Trichoderma viride,
Penicillium funiculosum
Aspergilus ochraceus,
B. subtilis
B. subtilis, B.
licheniformis
Selulase

Xylanase
Protease
(Yulneriwarni,2008:3)
2.2 Berbagai Proses Industri Penghasil Produk Mikrobiologi
Berbagai proses industri digunakan untuk menghasilkan produk mikrobiologi
tersebut dan dipisahkan menjadi beberapa kategori, berdasarkan kecenderungan
penggunaan produk akhir, yaitu:
a. Produksi bahan kimia farmasi. Produk yang paling terkenal dari kelompok
ini adalah antibiotika dan obat-obat steroid. Produk farmasi lain yang sering
digunakan adalah insulin dan interferon, yang sekarang dihasilkan melalui bakteri
rekayasa genetika, juga sejumlah produk baru dari hasil rekayasa genetika.
b. Produksi bahan kimia bernilai komersial. Produk dalam kelompok ini termasuk
pelarut dan enzim, juga berbagai senyawa yang digunakan untuk bahan pemula
(starting) untuk industri sintesis senyawa lain.
c. Produksi makanan tambahan. Produksi massa ragi, bakteri dan alga, dari media
yang murah mengandung garam nitrogen anorganik dan yang lainnya, cepat saji, dan
menyediakan sumber protein dan senyawa lain yang sering digunakan sebagai
makanan tambahan untuk manusia dan hewan.
d. Produksi minuman alkohol. Pembuatan beer dan wine, dan produksi
minuman alkohol lain yang merupakan proses bioteknologi berskala-besar paling tua.
e. Produksi vaksin. Sel mikroorganisme maupun bagiannya, atau produkny
dihasilkan dalam jumlah besar dan digunakan untuk produksi vaksin.)

4


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Peranan Mikroba Dalam Industri

Tidak semua mikroorganisme yang ada dapat digunakan dalam industri.
Mikroorganisme yang diisolasi dari alam memperlihatkan pertumbuhan sel seperti
komponen fisiologi utamanya, sedangkan mikroorganisme industri merupakan organisme
yang dipilih secara hati-hati sehingga dapat membuat satu atau banyak produk khusus.
Bahkan jika mikroorganisme industri merupakan salah satu yang sudah diisolasi dengan
teknik tradisional, mikroorganisme tersebut menjadi organisme yang sangat termodifikasi
sebelum memasuki industri berskala-besar. Sebagian besar mikroorganisme industri,
merupakan spesialis metabolik, yang secara spesifik mampu menghasilkan metabolit
tertentu dan dalam jumlah yang sangat banyak.

3.2 Mikroba Yang Berperan Dalam Industri Tekstil

Mikrobiologi industri biasa digunakan pada industri pangan, industri tekstil,dan lain lain.
Salah satu yang berkembang pesat adalah industri tekstil, yang selain memberikan manfaat
seperti tersediaanya kebutuhan sandang juga menimbulkan adanya pencemaran terutama yang
berasal dari limbah air buangan industri. Air buangan yang dihasilkan dari industri tekstil pada
umumnya memiliki karakteristik warna dan kekeruhan yang tinggi, bersifat alkalin, memiliki
kandungan organik dan anorganik tinggi serta mengandung bahan-bahan sintetik seperti zat
warna yang sulit diuraikan secara mikrobiologis.
Pencemaran air dari industri tekstil dapat berasal dari buangan air proses produksi, sisa-
sisa pelumas dan miyak, bahan-bahan kimia sisa proses produksi, sampah potongan kain dan
lainya. Limbah cair industri tekstil dapat diaamati dengan mudah, karena limbah cairnya
memiliki warna yang pekat. Warna ini berasal dari sisa-sisa zat warna yang merupakan suatu
senyawa kompleks aromatik yang sukar diuraikan oleh mikroba. Perombakan zat warna secara
biologi menggunakan proses anaerobik dan aerobik yang berfungsi untuk menurunkan zat
warna dan zat organik. Limbah cair tekstil dapat diolah secara biologis dengan memanfaatkan
mikroorganisme, dalam keaadaan aerob dan anaerob. Mikroorganisme yang bermanfaat untuk
mengolah atau mendegradasikan warna limbah cair antara lain :
5


Enterobacter agglomerans
Streptococcus viridans
Pseudomonas rudinensis
Pseudomonas diminutah

3.3 Salah Satu Bahan Pembuat Plastik
Asam laktat merupakan asam organik multifungsi yang potensial diproduksi dalam
sklala besar.Asam laktat pertama kali ditemukan pada 1780 oleh kimiawan berkebangsaan
swedia Scheele.Asam laktat diproduksi dengan dua cara yaitu sintesa kimia dan fermentasi
karbohidrat.Sintesis kimia dari bahan petrokimia,selalu menghasilkan senyawa resemik atau
campuran DL-asam laktat,senyawa murni D -) atau L +) asam laktat dapat dihasilkan
melalui fermentasi mikrobial dari sumber daya terbarukan jika dipilih mikroorganisme tepat
yang mempu menghasilkan satu jenis isomer saja.Beberapa jenis mikrooorganisme yang
dapat mebghasilkan asam laktat adalah bakteri dan jamur.Jenis bakteri asam laktat dapat
digolongkan sebagai Homofermentative lactid acid bacteria karena mampu menghasilkan
asam laktat dalam jumlah besar,sel,sedikit produk samping melalui embden-meyerhof
pathway.
Konsentrasi asama laktat yang lebih tinggi dapat dihasilkan dari kultur batch dan Fed
Batch,dibandingkan dengan kultur continious ,sedangkan produktivitas yang lebih tinggi
dihasilkan dari kultur conytinious.
Bakteri asam lakatat BAL) terdiri dari dari beberapa genus bakteri gram positif
Carnobacterium,enterococcus,Lactobacilus,Lactococus,Leuconoctoc,oenococus,Pediococus
,sterptococus,Tetragenococus,vagococus dan Weisella.Sebagian besar BAL merupkan
Bakteri Naerobic fakultatif ,Catalase Negatif non motile Idan tidak membentuk spora.BAL
memiliki toleransi asam tinggi dan bertahan hidup pada Ph 5 atau bahkan lebih rendah.Hal
ini membuat BAL memiliki kelebihan kompetitive dibanding dengan bakteri
lain.Temperatur optimal untuk pertumbuhan genus-genus bal adalah 20-45 0c.

3.4 Metodelogi Fermentasi Pada Pembuatan Plastik

Bakteri diinokulasikan kedalam hidrolisat dengan volume sesuai variabel ditentukan
30 ML Lb.Acidophilus ,10 Ml St.Thermophilus.Fermentasi asam laktat pada suhu 40 0c dan
Ph 5-5,5.dengan waktu sesuai variabel yang ditentukan .
(Listianingrum dkk,2013)
6


3.5 Pengolahan Limbah tekstil
Pengkajian biodegradasi zat warna tekstil secara biologi lebih banyak diarahkan dengan
menggunakan bakteri dan jamur. Beberapa bakteri pada kondisi anaerob dilaporkan mampu
untuk mendegradasi zat warna azo di antaranya Aeromonas sp., Pseudomonas sp., dan
Flavobacterium sp. Sebaliknya, ada beberapa bakteri yang dilaporkan mampu mendegradasi zat
warna azo pada kondisi aerob diantaranya adalah Plesiomonas sp. dan Vibrio sp. (Sastrawidana,
2009).
Pada kondisi anaerob degradasi zat warna tekstil menggunakan bakteri lebih cepat
dibandingkan dengan kondisi aerob, namun kelemahannya yaitu menghasilkan amina aromatik
yang bersifat lebih toksik dibandingkan dengan zat warna azo itu sendiri (Van der Zee, 2002).
Hasil uji toksisitas menunjukkan degradasi limbah tekstil pada kondisi anaerob lebih toksik
dibandingkan dengan limbah awal (Sastrawidana, 2009).
Jamur yang dilaporkan mampu untuk mendegradasi zat warna merupakan jenis jamur
pendegradasi kayu diantaranya adalah Phanerocheate chrysosporuim (Sharma et al., 2009),
Trametes versicolor , Fusarium solani, Irpex lacteus (Tavcar et al., 2006), dan Polyporus
rubidus (Dayaram dan Dasgupta, 2008). Jamur pendegradasi kayu memiliki kelebihan
dibandingkan bakteri dalam merombak zat warna yaitu produk yang dihasilkan memiliki
toksisitas yang lebih rendah daripada produk yang dihasilkan dari proses biodegradasi
menggunakan bakteri (Hakala, 2007).















8


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Limbah cair tekstil dapat diolah secara biologis dengan memanfaatkan mikroorganisme,
dalam keaadaan aerob dan anaerob.Mikroorganisme yang bermanfaat untuk mengolah atau
mendegradasikan warna limbah cair antara lain :
Enterobacter agglomerans
Streptococcus viridans
Pseudomonas rudinensis
Pseudomonas diminutah
2. Beberapa bakteri pada kondisi anaerob dilaporkan mampu untuk mendegradasi zat warna
azo di antaranya Aeromonas sp., Pseudomonas sp., dan Flavobacterium sp. Sebaliknya, ada
beberapa bakteri yang dilaporkan mampu mendegradasi zat warna azo pada kondisi aerob
diantaranya adalah Plesiomonas sp. dan Vibrio sp.
3. Jamur yang dilaporkan mampu untuk mendegradasi zat warna merupakan jenis jamur
pendegradasi kayu diantaranya adalah Phanerocheate chrysosporuim ,Trametes versicolor ,
Fusarium solani, Irpex lacteus, dan Polyporus rubidu.
















9


DAFTAR PUSTAKA

Dayaram, Poonam and Debjani Dasgupta. 2008. Decolorisation of synthetic dyes and textile
wastewater using Polyporus rubidus. J. Environ. Bio,Volume 29 (hlm. 831-
836).
Hakala, T.K. 2007. Caracterization 0f The Lignin-Modifying Enzymes of The Selective
White-Rot Fungus Physisporinus Rivulosus. Disertasi.Department of Applied
Chemistry and Microbiology. University of Helsinki.
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. JICA:Malang.
Listianingrum dkk,2013.Kajian pemanfaatan kulit dan singkong dalam sintesa plastik
biodegradable polylatic acid (PLA) dengan variasi plasticizer.Universitas
Muhammadiyah Purwokerto:Purwokerto.
Sastrawidana, I D. K. 2009. Isolasi bakteri dari Lumpur Limbah Tekstil dan Aplikasinya
untuk Pengolahan Limbah Tekstil Menggunakan System Kombinasi Anaerob-
Aerob. Disertasi Doktor Ilmu Lingkungan(Spesialisasi Pencemaran
Lingkungan). IPB: Bogor.
Sharma, D.K., Saini, H.S., Singh, M., Chimini, S.S., and Chadha, B.S. 2004.Isolation and
Characterization of Microorganisms Capable of Decolorizing Various
Triphenylmethane Dyes. Basic Microbiol,Volume 44 (hlm. 59-65).
Tavcar, M., Svobadora, K., Kupleks, J., Novonty, C. 2006. Biodegradation of Organic Azo
Dye RO16 in Various Type Of Reactor with Immobilized Irpex lacteus. Acta
Chim, (hlm 338-343)
Van der Zee. 2002. Anaerobic Azo Dye Reduction. Thesis_(tidak diterbitkan).Wageningen
University. Netherlands.
Yulneriwarni.2008. Mikroba, Dari Habitat Ke Industri, Vol. 01 No. 2






10

You might also like